BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam bidang farmasi, analisis suatu sediaan obat dilakukan
secara
kualitatif maupun
kualitatif
hipnotik-sedativ,
dimana
hipnotik
artinya
berkhasiat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Teori Umum
Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan
sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis
kuantitatif untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahanbahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam
jaringan tubuh dan sebagainya (Rohman, 2008).
Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat
yang ditetapkan tersebut, yang sering kali dinyatakan sebagai
konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian besar
sampel yang di analisis (Underwood, 2002).
Kimia analisis kuantitatif adalah metode dasar perbedaan
metode analisisi atau diklasifikasikan dengan dasar skala analisisinya
(Khopkar,1990).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi (Dirjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat
dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu
hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian
tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang paling banyak
digunakan. Sebagian besar tablet dibuat dengan metode kompresi
Hj. SHINTIA NURFHADILAH
150 2012 0149
Kadar
zat
berkhasiat
tertera
pada
masing-masing
pelarut
terutama
digunakan
bila
pemisahan
bahan
pengkelat.
Sayangnya
beberapa
bahan
[ S ] org
[ S ] aq
Pembentukan
kompleks
tidak
bermuatan
yang
merupakan
golongan ekstraksi.
b.
c.
kemih.
Papaverin
merelaksasi
otot
jantung
dengan
yang
banyak
: PHENOBARBITALUM
Nama lain
: Fenobarbital, luminal
RM/BM
: C12H12N2O3/ 232,24
Rumus struktur
Pemeriaan
Kelarutan
Penyimpanan
Persen Kadar
: 19,0 % - 21,0%
Kegunaan
: Sebagai sampel
b. Papaverin HCl (Dirjen POM, 1979: 472)
Nama Resmi
: PAPAVERINI HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
: Papaverina Hidroklorida
RM/BM
: C20H21NO4.HCl/375,86
Rumus Struktur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai sampel
: AETHANOLUM
Nama Lain
: Etanol
RM/BM
: C2H5OH/47,07
Rumus Struktur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
:Sebagai antiseptik.
b. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979: 53)
Nama Resmi
:ACIDUM HYRDOCHLORIDUM
Nama Lain
:Asam Klorida
RM/BM
:HCl/36,46
Rumus Struktur :H-Cl
Pemerian
:Cairan, tidak berwarna, berasap,
merangsang.
Jika
diencerkan
bau
dengan
:AQUA DESTILLATA
Nama Lain
:Air suling
RM/BM
:H2O/18,02
Rumus Struktur
:H-O-H
Pemerian
Penyimpanan
mempunyai rasa
Kegunaan
: Pelarut
d. Eter (Dirjen POM, 1979: 66)
Hj. SHINTIA NURFHADILAH
150 2012 0149
Nama Resmi
: AETHER ANAESTHETICUS
Nama Lain
: Eter
Rumus molekul
: C4H10O
Berat Molekul
: 74,12
Rumus Struktur
Pemerian
dengan
oksigen,
udara
atau
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai fase organik Fenobarbital
e. Kloroform (Dirjen POM, 1979: 151)
Nama resmi
: CHLOROFORM
Nama lain
: Kloroform
RM / BM
:CHCl3 / 119,38
Rumus Struktur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
:Sebagai fase organik Papaverin
f. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979: 412)
Nama Resmi
:NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain
:Natrium Hidroksida
RM/BM
:NaOH/40,00
Rumus Struktur
:Na-OH
Pemerian
kering,
keras,
rapuh,
dan
Penyimpanan
Kegunaan
:Sebagai bahan tambahan
g. Natrium Klorida (Dirjen POM, 1979: 403)
Nama Resmi
:NATRII CHLORIDUM
Nama Lain
:Natrium klorida
RM/BM
:NaCl/58,44
Rumus Struktur
:Na-Cl
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum tersebut adalah
batang pengaduk, botol semprot, corong pisah 250 mL, cawan
porselin, erlenmeyer, gegep kayu, gelas ukur 100 mL, gelas kimia
50, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 500 mL, lumpang dan alu,
timbangan analitik, penangas air, pinset dan sendok tanduk.
III.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum tersebut
adalah aquades, aluminium foil, dietileter, HCl, kloroform, NaOH 1 N,
NaCl, sediaan obat papaverin HCl, sediaan obat fenobarbital.
III.3 Cara Kerja
a. Penentuan Koefisien Distribusi Papaverin
Disiapkan alat dan bahan, dibuat fase air berisi campuran
(100 ml air, 50 ml NaOH 1 N dan 30 mg NaCl) dimasukkan ke
dalam corong pisah, ditambahkan 50 ml kloroform kemudian
dikocok sampai seimbang, dipisahkan kedua fasa tersebut.
Ditimbang rata-rata 10 tablet papaverin HCl digerus sampai halus,
kemudian ditimbang sebanyak 200 mg dan dimasukkan ke dalam
corong
pisah,
ditambahkan
25
ml
fasa
air,
selanjutnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Pengamatan
Kelompo
Sampel
k
I
II
Papaverin HCl
(Kloroform)
Fenobarbital
(Eter)
Papaverin-
III
Fenobarbital
(Eter)
Papaverin-
IV
Fenobarbital
(Kloroform)
Berat Sampel
Koefisien
Distribusi (KD)
Kadar Obat
200 mg
0,340
200 mg
0,152
31,168 %
537,374 %
40 mg
Papaverin +
20 mg
Fenobarbital
40 mg
Papaverin +
20 mg
Fenobarbital
IV.2 Perhitungan
Penentuan Koefisien Distribusi Papaverin HCl
Diketahui : sampel papaverin 200 mg
a = Berat capor kosong (31148,0 mg)
b = Berat capor + isi papaverin dalam kloroform
setelah
diuapkan (31206,4 mg)
Ditanyakan: c= Berat papaverin dalam kloroform
Jawab :
c
=ba
= 31206,4 mg 31148,0 mg
= 58,4 mg
menentukan
koefisien
distribusi
(K D)
digunakan
persamaan :
(KD) =
[ c ] org
[ c ] air
58,4
171,6
= 0,340
=ba
= 54346,6 mg 54320,1 mg
= 26,5 mg
Jadi, berat fenobarbital dalam fasa eter yaitu 26,5 mg. Untuk
menentukan berat fenobarbital dalam fasa air yaitu 200 mg 26,5
mg = 173,5 mg. Jadi berat fenobarbital dalam fasa air adalah 173,5
mg.
Untuk
menentukan
koefisien
distribusi
(K D)
digunakan
persamaan :
Hj. SHINTIA NURFHADILAH
150 2012 0149
(KD) =
[ c ] org
[ c ] air
26,5
173,5
= 0,152
126,36
5
etiket
% kadar obat
= 25,272 mg
20
25,272
7,4 mg
23,7416 mg
30 = 23,7416 mg
100 %
100 %
= 31,168 %
Penentuan Kadar Campuran Papaverin-Fenobarbital (Kloroform)
berat 5 tablet fenobarbital
Berat rata-rata tablet =
5
193,3
5
=
Berat sampel (BS)
etiket
% kadar obat
Hj. SHINTIA NURFHADILAH
150 2012 0149
= 38,66 mg
40
38,66
40 = 41,3864 mg
100 %
222,4 mg
41,3864 mg
100 %
= 537,374 %
IV.3 Pembahasan
Pada praktikum ini, penetapan kadar sediaan papaverin dan
fenobarbital dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair yaitu
pemisahan suatu zat dengan menggunakan dua pelarut yang tidak
saling bercampur, dalam hal ini digunakan air dan pelarut organik.
Papaverin Hidroklorida merupakan obat yang mempunyai
sedikit aksi analgesik. Selain itu, juga digunakan sebagai relaksasi
otot polos pada penyakit peripheral vascular, thromboangittis
obliterans dan terapi spasme koroner, usus, ureter, dan biliary colic,
dan dysmenorrhoea. Juga digunakan untuk pencegahan setelah
operatif pulmonary collapse dan sebagai bahan dari spray digunakan
untuk menyerang asma.
Fenobarbital adalah obat antikonvulsan turunan barbiturat
yang efektif dalam mengatasi epilepsi pada dosis subhipnotis,
senyawa turunan barbiturat memiliki aktivitas farmakologis yakni
sebagai
hipnotik-sedativ,
dimana
hipnotik
artinya
berkhasiat
cair
merupakan
metode
pemisahan
atau
Berat
papaverin
dalam
fasa
air,
diperoleh
dari
Untuk
cara
penentuan
koefisien
distribusi
fenobarbital,
tambahkan pelarut organik eter sebanyak 25 ml. kumpulkan masingmasing fase organik dan uapkan pelarutnya di atas penangas air
atau oven, lalu dihitung berat sampel yang diperoleh dan kadar
papaverin dan fenobarbital dari sediaan. Kemudian penetapan kadar
sediaan diulang dengan menggunakan pelarut organik yang berbeda
yaitu kloroform. Kadar sediaan yang diperoleh dengan pelarut eter
adalah 31,168%, berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III
papaverin HCl mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih
dari 100,5% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, sehingga
dapat dikatakan bahwa kadar papaverin HCl tidak memenuhi
persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam literatur. Kadar
sediaan
untuk
pelarut
organik
kloroform
adalah
537,374%,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh
KD papaverin 0,340 dan K D fenobarbital 0,152. Sedangkan untuk
kadar dari sediaan (campuran papaverin-fenobarbital) dengan pelarut
organik dietileter adalah 31,168% dan kadar sediaan dengan pelarut
organik kloroform adalah 537,374%, dari kadar sediaan papaverinfenobarbital yang diperoleh baik dengan pelarut organik eter maupun
kloroform tidak memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia Edisi III dengan kadar papaverin HCl adalah
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5%, sedangkan
kadar untuk fenobarbital adalah tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0%.
V.2 Saran
Sebaiknya prkatikan lebih berhati-hati dalam praktikum agar
mengurangi kecelakaan kerja dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel C, Howard. 2008. Pengantar Bentk Sediaan Farmasi. UIP: Jakarta.
Day, R. A. Dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Erlangga: Jakarta.
Dirjen POM. 1979 .Farmakope Indonesia Edisi III . Depkes RI: Jakarta.
Khopkar.S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . UI Press: Jakarta.
Lachman, Leon. 2008. Teori dan Praktek Industri. UI Press; Jakarta.
Sudjadi. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Tim Dosen Kimia Farmasi. 2015. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi
Kuantitatif. Fakultas Farmasi UMI: Makassar.
Yazid,. E,. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Yogyakarta.
LAMPIRAN
Gambar Hasil Praktikum Kelompok I
Fasa air
Fasa
kloroform
Hasil setelah
penguapan.
Fasa air
Fasa eter
Hasil setelah
penguapan.
Fasa air
Fasa eter
Hasil setelah
penguapan.
Fasa air
Fasa
kloroform
Hasil setelah
penguapan.