Peran Cyber PR Dalam Pemerintah
Peran Cyber PR Dalam Pemerintah
Disusun Oleh :
Adi Kurniawan
L100090034
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet merupakan peralatan popular dari teknologi komputer, selain
kemampuannya untuk menghubungkan baik manusia maupun data basedi
seluruh dunia, internet juga memungkinkan untuk terjadinya interaksi tanpa
harus mengawalinya.
Pemanfaatan media web untuk kepentingan PR merupakan penghematan
besar atas biaya kertas, cetak dan pengirimannya. Hemat merupakan salah satu
manfaat dari penggunaan cyber-PR, seperti yang diungkapkan oleh Onggo
(2004 : 6):
PR dalam dunia fisik dianggap lebih dapat mempengaruhi tanggapan
dan respon pasar. Pengeluarannya pun lebih hemat dibandingkan pengeluaran
iklan. E-PR (cyber-PR) dapat membuat organisasi lebih hemat mengingat E-PR
tidak membutuhkan stastionery atau biaya cetak. Semakin murahnya biaya
internet akan membuat biaya E-PR menjadi semakin terjangkau.
Media online merupakan media yang terhubung melalui internet,
sehingga pada akhirnya muncul divisi baru yang dikatakan sebagai Cyber PR.
Singkatnya adalah inisiatif PR atau Public Relation yang menggunakan media
internet sebagai sarana publikasinya. Inisiatif PR ini di Indonesia lebih dikenal
dengan istilah Cyber Public Relations. Internet menuntut para pelaku PR untuk
memanfaatkan media online tersebut, karena hal itu memang tidak dapat
dihindari, apalagi jika perusahaan atau organisasi sudah memiliki situs web
(website) atau bahkan sudah menggunakan email.
Istilah Cyber PR atau Electronic PR (E-PR) digunakan untuk kegiatan
Public Relations (PR) yang menggunakan media internet sebagai media
publikasinya. Saat ini keberadaan media online tidak dapat dihindarkan lagi,
karena media online internet dan komunikasi teknologi merupakan media yang
membuat seluruh dunia tersambung, sehingga dapat mendatangkan dampak
sekaligus manfaat yang tidak bisa dibayangkan. Oleh karena itu PR memanfatkan
Banyaknya jejaring sosial itu membuat PR tak lagi hanya berkutat dengan
urusan press release yang mengedepankan kaidah bahasa formal. PR mesti
dituntut lebih luwes untuk bisa berkomunikasi dengan influencer atau
BAB II
METODE PENELITIAN
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data
primer
merupakan
data
yang
diperoleh
langsung
dari
Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi
(1986) mengemukakan bahwa : Observasi merupakan suatu proses ynag
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, dapat dibedakan menjadi
dua jenis (Sugiyono, 2010: 145), yakni:
a) Dalam observasi ini, peneliti langsung mengamati kegiatan orang yang
menjadi sumber data (Participant Observation).
b) Observasi tidak terlibat (Non Participant Observation) dimana peneliti
terlibat dan hanya sebagai pengamat yang independen. Yakni dengan
melakukan observasi kegiatan yang dilakukan PR Pemkot Surakarta
dalam media website atau internet.
2. Data Sekunder
Yakni memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia)
melaui publikasi atau informasi yang dikeluarkan, bisa berupa referensi yang
mendukung penelitian, catatan-catatan, arsip laporan, surat kabar, data
statistic, buku, jurnal, dan foto-foto (Ruslan, 2006: 30). Untuk itu dalam
melengkapi data primer, peneliti mengumpulkan data berupa:
a. Berbagai aktivitas PR Pemkot Surakarta melalui website
Surakarta.go.id
b. Interaksi PR Pemkot Surakarta dengan khalayak di website
ataupun jejaring sosial (facebook dan twitter).
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data digunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan
(Sugiyoono, 2010:145).
2. Wawancara
DAFTAR PUSTAKA
Beard, Mike. 2007. Manajemen Departemen Public Relations. Jakarta: Erlangga
Argenti, A. Paul. 2010. Komunikasi Korporat. Jakarta: Salemba Humanika
Prayudi. 2007. Penulisan Naskah Public Relations. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers
Rakmat, Jallaludin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja
Karya
http://www.surakarta.go.id/ (diakses tanggal 19 Juni 2012 Jam 12.30)
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm (diakses tanggal 17 Juni 2012 Jam
16.00)