Anda di halaman 1dari 7

Analisis Vitamin C dalam Minuman Isotonik dengan

Metode FIA Siklik

PROPOSAL

Oleh
1. Ardine Kumalasari
2. Ratna Wahyu Noviasari
3. Bunga Prameswari

121810301017
121810301029
121810301047

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di
pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan
salah satu produk minuman ringan karbonasi atau nonkarbonasi untuk meningkatkan
kebugaran yang mengandung gula, asam sitrat, dan mineral. Minuman isotonik sering
dikonsumsi oleh atlet berbagai cabang olahraga yang dipercaya mampu
mengembalikan hidrasi tubuhnya secara cepat, menggantikan elektrolit yang hilang
bersama dengan keringat, selain itu sebagai suplai energi bagi aktifitas tubuh pada
saat berolahraga.
Minuman isotonik adalah minuman formulasi yang ditujukan
untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral
tubuh dengan cepat. Pada prinsipnya minuman isotonik ini untuk
mencegah

dehidrasi

serta

memberikan

energi

yang

dapat

digunakan dengan cepat (BPOM, 2006). Minuman ini mempunyai


sifat mengosongkan perut dengan cepat dan penyerapannya tinggi
dalam usus serta mempengaruhi fungsi jantung dan mengatur suhu
tubuh. Sifat tersebut ditentukan oleh jumlah dan jenis karbohidrat
yang terkandung dalam minuman isotonik serta faktor-faktor
lainnya (Winarti, 2006).Vitamin C diklasifikasikan sebagai antioksidan yang
bersumber dari makanan. Vitamin C berperan sebagai antioksidan dalam darah dan
cairan tubuh. Vitamin C dapat menetralkan superoxide radical dan radikal bebas
sebelum dapat merusak lipid dan DNA (Food and Nutrition Board, 2000).
Peningkatan konsumsi oksigen yang dapat memproduksi radikal bebas pada
saat melakukan aktifitas fisik menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan
metabolisme dan terjadi peningkatan konsumsi oksigen pada otot, jantung dan organ

lainnya. Produk minuman isotonikdiproduksi oleh industri sebagai minuman


penunjang recovery. Analisis kandungan antioksidan (vitamin C) dilakukan untuk
dapat memberikan nilai tambah bagi minuman tersebut, terutama saat dikonsumsi
atlet nantinya dalam hal menunda kelelahan akibat stress fisik yang tinggi dan
peningkatan

produksi

radikal

bebas.Minuman

isotonik

mengandung

berbagai mineral yang diperlukan tubuh seperti natrium, kalium,


kalsium, magnesium, karbohidrat, vitamin dan sebagainya. Kadar
isotoniknya hanya 26 kalori per kaleng dan diperkaya dengan
vitamin C. Minuman isotonik itu tidak lain adalah larutan garam
natrium (NaCl), setara dengan larutan garam dapur 0,9 % (Fardi,
2008).
Flow Injection Analysis adalah suatu teknik aliran secara langsung dan sesuai
untuk analisis otomatis secara cepat pada sampel cair (Skoog,1992). Prinsip
pelaksanan Flow Injection Analysis adalah pemasukan sampel, dispersi sampel
terkontrol, dan waktu yang reprodusibel dalam sistem. Sampel memasuki aliran
sebagai satu-kesatuan bersama reagen membentuk suatu zona, kemudian larutan ini
menuju detektor (Kennedy, 1990). Pencampuran sampel dengan reagen dalam aliran
terjadi terutama disebabkan oleh proses difusi terkontrol dan terjadi reaksi kimia.
Detektor secara kontinyu merekam parameter absorban, potensial elektrode, atau
parameter-parameter fisik lainnya sebagai hasil yang diterima dari perubahan sampel
setelah aliran terjadi (Christian,1994).
Metode injeksi alir telah diusulkan menggunakan pencampuran ruang atau
variasi laju aliran reagen, menggunakan spektrofotometri atau potensiometri sebagai
teknik deteksi. Imato dan Ishibashi (1986) melaporkan spektrofotometri Flow
Injection Analysis penentuan asam kuat dan basa menggunakan indikator pH dan
larutan penyangga. Metode ini sangat baik karena estimasi titik akhir tidak
diperlukan. Kalibrasi grafik dapat dibangun dari tinggi puncak (absorbansi) dari
larutan standar berbagai konsentrasi. Pengembangan metode ini menjadi Flow

Injection Analysis siklik untuk penentuan asam kuat dan basa, di mana larutan
pembawa reagen beredar dan digunakan kembali berulang kali (Zenki et al., 2000).
Penemuan terbaru Flow Injection Analysis siklik ini berlaku untuk penentuan asam
sitrat, dimana dengan cara yang sama seperti atas maka dari itu metode ini diharapkan
dapat menentukan kadar vitamin C yang bersifat asam dalam minuman isotonik.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Berapa kandungan Vitamin C pada minuman isotonik dengan menggunakan
analisis Siklik FIA ?
1.3 BatasanMasalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel yang digunakan adalah minuman isotonik (You C1000, Mizone, dan
Pocari sweat)
2. Indikator yang digunakan adalah Bromphenol Blue
3. Detektor yang digunakan dalam sistem siklik FIA adalah spektrofotometer
Visible.
1.4 TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Menentukan menentukan kadar vitamin C yang bersifat asam dalam minuman


isotonik dengan metode siklik FIA yang efisien, sederhana dan cepat.

1.5 ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Memberikan informasi kadar vitamin C yang terkandung dalam minuman
isotonik yang di deteksi dengan menggunakan metode siklik FIA.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2016 sampai selesai di
Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi peralatan
gelas, bukan gelas, dan instrumen. Peralatan gelas seperti tabung reaksi, erlenmeyer,
gelas ukur, botol sampel, labu ukur, gelas beker, dan pipet tetes. Peralatan bukan
gelas antara lain l, kertas label dan alumunium foil. Peralatan instrumen meliputi satu
set alat Flow Injection Analysis spektrofotometer Visible.
3.2.2

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tiga jenis sampel

minuman isotonik, sukrosa (Merck), Aquades, Bromphenol Blue (Merck), Buffer


asam asetat pH 4,7 (Merck), dan Asam askorbat (Merck).

3.3 Rancangan Diagram Alir Penelitian


Larutan Standar
As. Askorbat

Minuman Isotonik

+ carier: bromphenol blue, buffer, sukrosa


Cyclic Flow Injection Analysis
Analisis Data

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1

Sampling
Minuman isotonik dengan 3 jenis yang beredar di pasaran. Sampel divalidasi

terlebih dahulu untuk menghasilkan hasil yang konsisten pada sampel yang
digunakan dalam penelitian ini.
3.4.2

Cyclic Flow Injection Analysis


Larutan standar yang digunakan adalah asam askorbat dengan lima

konsentrasi berbeda yaitu 10 ppm, 20 ppm 30 ppm 40 ppm, dan 50 ppm. Larutan
carier terdiri dari 100 ml mengandung konsentrasi optimum BB (Bromphenol Blue),
konsentrasi optimum sukrosa di konsentrasi optimum buffer asetat (pH optimum).
Larutan carrier dimasukan dalam sistem Cyclic Flow Injection Analysis sesuai skema
gambar di bawah ini:

Larutan yang terdapat dalam carier memiliki fungsi tersendiri seperti sukrosa sebagai
penjaga viskositas dalam aliran, Bromphenol Blue sebagai indicator pH dan Buffer
asetat sebagai penyeimbang pH. Larutan ini diaduk terus-menerus dengan bantuan
pengaduk magnetik. Larutan standar diinjeksikan ke dalam aliran larutan carier
dengan katup injeksi rotary, dan perubahan warna BB (Bromphenol Blue) diukur
segera menggunakan spektrofotometer Visible pada panjang gelombang maksimum
yang ditentukan secara kalibrasi. Konsentrasi asam askorbat yang dihitung dari
adanya puncak-tinggi. Kemudian aliran larutan carier dibawa kembali ke reservoir
melalui backpressure coil (diameter 0,5 mm dan panjang 5 m) untuk digunakan
kembali berulang kali. Tingkat aliran larutan yang beredar adalah 0,9 ml min -1.
Sebelum menggunakan karutan standar untuk mendapatkan grafik standar, dilakukan
optimasi untuk konsentrasi sukrosa (5%, 7%, 9 %, 11%, 13%), konsentrasi
bromphenol blue (1,0 10-4; 1,5 10-4; 2,0 10-4; 2,5 10-4; dan 3,0 10-4 M) ,
buffer asetat (0,001; 0,005; 0,01; 0,015; dan 0,02 M), pH ( 4,4; 4,7; 5,0; 5,3; dan 5,6),
volume sampel (2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0 L) panjang reaction coil (50; 55; 60; 65;
dan 70 cm), panjang backpressure coil (300; 400; 500; 600; 700 cm), dan laju alir
(0,3; 0,6; 0,9; 1,2; 1,5 mL/menit). Setelah mendapat grafik larutan standar, larutan
standar diganti dengan sampel.

Anda mungkin juga menyukai