Indek Ikgm
Indek Ikgm
1.
DMFT
1.1
Definisi
Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan
mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam
bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay Missing Filled-Teeth.
Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada
seseorang atau sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang berlubang karena
karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, angka F
(filled) adalah gigi yang ditambal atau di-tumpat karena karies dan dalam keadaan baik.
Nilai DMF-T adalah penjumlahan D + F + T. Indikator utama pengukuran DMF-T
menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan indeks DMF-T
yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena
karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3
gigi per anak.
1.2
Rumus
Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa
1.3
Kekurangan
1. Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya.
Karena jika pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies
dihitung tetap 1
2. Indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies,
misalnya karies superficialis, media, profunda
3. Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies
4. Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti
5. Tidak dapat digunakan untuk karies akar
2.
2.1
Definisi
Definisi dari Nyvad Caries Diagnostic Criteria dikemukakan oleh Nyvad
1999 yaitu merupakan manifestasi dari karies pada initial stage dari karies dan
sebelum karies itu terjadi. Kriteria Nyvad membedakan antara lesi karies aktif dan
inaktif pada level kavitas maupun non kavitas. Indeks ini juga menghitung
aktivitas lesi, memperhitungkan hubungan biaya ketika rencana perawatan dibuat.
Tabel 1. Nyvad Caries Diagnostic Criteria
2.2
Kelebihan
1. Dapat mengidetifikasi lesi karies insipient, sehingga dapat menentukan
rencana program pencegahan karies
2. Prelavensi dan keparahan karies dibawah estimasi dari indeks def dapat
dihilangkan karena hanya menghitung status kavitas
3. Dapat mengurangi keperluan perawatan yang lebih lanjur karena diagnosis
ditegakkan ketika terlihat initial lesions sehingga lesi progresif yang
berkelanjutan dapat dicegah
2.3
Kekurangan
Terdapat kesulitan untuk membuat diagnosis yang pasti dari lesi aktif
3.
3.1
Definisi
Penggunaan DMF dan SIC secara bersamaan membantu untuk menyoroti
kesenjangan kesehatan mulut pada populasi yang berbeda dalam suatu komunitas
dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus pencegahan gangguan
kesehatan gigi dan mulut. Perhitungan Sic dilakukan dengan cara mengurutkan
hasil skor DMFT, kemudian sepertiga populasi dari skor karies tinggi dipilih dan
rerata DMFT untuk kelompok ini dihitung. Hasil perhitungan adalah indeks SiC.
3.2
Rumus
Kelebihan
1. Memberi perhatian lebih pada individual dengan hasil skor karies tertinggi
2. Indeks ini mencoba mengatasi kekurangan dari hasil DMFT secara akurat
dengan memperhatikan distribusi karies pada suatu populasi khususnya di
Negara berkembang yang menyebabkan kesimpulan yang salah bahwa
karies pada populasi terkontrol padahal beberapa individu masih memiliki
karies.
3.4
Kekurangan
1. Indeks ini hanyalah kelanjutan dari indeks DMF dengan kriteria yang
sama dalam menghitung karies
2. Populasi signifikan dari karies yang terlihat rendah menunjukkan distribusi
yang tidak normal
4.
4.1
Definisi
menggambarkan jumlah gigi karies yang belum pernah di tangani sama sekali
dengan menggunakan indeks DMF-T. Indeks ini akan menyediakan informasi
tidak hanya prevalensi karies tapi juga lokasi dan tipe lesi karies pada individu.
Pengukurannya dilakukan khusus di daerah permukaan gigi jadi indeks ini masih
sangat jarang digunakan secara umum.
Tabel 2. Specific Caries Index
4.2
Rumus
Skor SCI untuk individu dihitung dengan menambahkan skor gigi individual.
Rentang Skor untuk individual dari 0-192 (untuk 32 gigi)
4.3
Kelebihan
1. Petugas dan material yang kompeten di masa depan serta pelatihan untuk
tenaga kerja dibutuhkan untuk mengatasi karies pada populasi tertentu
mungkin dinilai
2. Hasil dari penulis menunjukkan reproduksibilitas dan validitas dari indek
baru ini adalah baik
4.4
Kekurangan
1. Pada kasus dengan lesi yang luas yang meliputi lebih dari 1 permukaan
hanya bisa dibuat dari asal lesi
2. Kekurangan untuk menentukan rencana perawatan jika indeks ini
digunakan sendirian tanpa kombinasi dengan indeks lain
3. Kurangnya penyediaan untuk menilai karies akar
4. Jumlah dari lesi proksimal tidak diperhatikan karena tidak adanya foto
bitewing radiograph
5.
PUFA Index
5.1
Definisi
Sama seperti Specific Caries Index, PUFA juga masih termasuk indeks
yang baru digunakan untuk menghitung karies. Pembuatan PUFA ditujukan untuk
melengkapi indeks DMF-T
P = Pulpal, pertimbangan keterlibatan pulpa dalam proses karies dengan
hancurnya seluruh korona atau mahkota sehingga yang tersisa hanyalah akar
U= Ulserasi, yang disebabkan oleh potongan-potongan enamel yang pecah
ataupun karena inflamasi pulpa atau akar yang mengalami fragmentasi sehingga
timbul ulser
F= Fistula atau nanah yang muncul akibat adanya gangguan kesehatan gigi dan
mulut yang melibatkan pulpa
A= Abses yang terkait dengan pulpa
Tabel 3. PUFA Index
5.2
Kelebihan
1. Aplikatif pada Negara dengan pendapatan rendah dan menegah dimana
karies yang tidak ditangai menyebabkan komplikasi masalah pada gigi dan
jaringan sekitar
2. Sederhana
3. Dapat digunakan untuk gigi sulung dan permanen
4. Hasilnya dapat dipresentasikan bersama indeks DMF
5.3
Kekurangan
1. Stages dari lesi karies pada enamel tidak dinilai
2. Penilaian abses dan fistula dapat dikombinasi jadi 1 kode
3. Realibilitas dan validitas diperlukan pada diskusi dan penelitian
mendatang
4. Beberapa subjek dengan skor U (ulcer)
6.
6.1
Definisi
Dikembangkan oleh J. E. Frencken, Rodrigo G. de Amorim, Jorge Faber
dan Soraya C. Leal pada 2011. Mengkombinasikan elemen penilaian dari ICDAS
III dan PUFA dan komponen MF pada indeks DMF.
6.2
Kelebihan
1. Skor DMF dapat dengan mudah dikalkulasikan dari skor CAST
2. Digunakan hanya untuk survei epidemologi
3. Visual/ tactile hierachial one digit coding system
4. Meliputi spektrum total dari progresi lesi karies membuat kemudahan
komunikasi antara profesional
5. Digunakan untuk memperkuat dan melengkapi ICDAS, DMF, PUFA
6. Menyediakan sarana untuk penggunaan indeks DMF yang lebih luas
6.3
Kekurangan
1. Tidak menunjukkan hasil yang valid pada uji validitas dan realibilitas
2. Tidak disarankan untuk clinical trials
3. Tidak menyediakan data pada perhitugan perawatan dan pencegahan pada
setiap kode
7.
ICDAS II
7.1
Definisi
Dikembangkan pada tahun 2001 oleh usaha kelompok penelitian,
ICDAS I
1. Penelitiannya menggunakan sistematik review.
2. Assessment atau pemeriksaan atau penaksiran khusus pada bagian corona
atau permukaan mahkota tapi lebih sempurna dari DMF-T
ICDAS II
1. Assessment lebih kompleks yaitu pada tiap permukaan korona, sealant,
restorasi, perubahan warna serta aktivitas kariesnya
2. Membentuk 2 digit , yaitu 1: CARS, 2:CORONAL
7.2
Kelebihan
1. Hasil lebih spesifik, lebih lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan
lainnya
2. Mampu menghitung karies dentin,
3. Mengikuti perjalanan karies
4. Etiologi karies lebih terarah
7.3
Kekurangan
1. Tidak meilai karies pulpa
2. Membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama
3. Analisisnya lebih kompleks
8.
paradigma baru antara sesama praktisi dokter gigi mengenai perubahan dari
restorative menjadi preventif dan model promosi kesehatan (penyuluhan).
Dikembangkan oleh komite FDI. Maksud dari sistem ini tidak untuk
mengklasifikasikan karies namun merupakan sistem yang terintegrasi yang dapat
digunakan praktisi, peneliti, edukator dan tenaga kesehatan.
KELAINAN PERIODONTAL
1.
CPITN
1.1
Definisi
Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah indeks resmi
yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta
perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu
WHO Periodontal Examining Probe.
Sonde khusus yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini memiliki
bentuk ujung bulat dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5 sampai 5,5
mm.
Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu
1. Umur 20 tahun atau lebih
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun
3. Umur kurang dari 15 tahun
Pembagian mengenai kelompok umur, gigi indax dan skornya adalah sebagai
berikut :
1. Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1,
2.1, 2.6, 2.7, 3.7, 3.6, 3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6, 1.1,
2.6, 3.6, 3.1, 4.6, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
3. Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama dengan
16-19 tahun, dengan skor 0,1, 2.
periodontal
1.2
Kelebihan
1. Sederhana
2. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.
3. Dapat merencanakan program penyuluhan.
4. Dapat menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja,
kebutuhan tenaga).
5. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.
1.3
Kekurangan
1. Kekurangan dalam menetapkan kebutuhan perawatan
2. keterbatasan-keterbatasan, dan data yang diperoleh dari penggunaan
indeks ini masih dapat disalah tafsirkan
3. Kriteria (skoring) CPITN untuk mengkategorikan status periodontal
valid, tetapi penggunaan gigi-gigi indeks dapat menghasilkan estimasi
yang rendah pada status periodontal
4. kalkulasi tiap sextan dan tiap individu dapat menimbulkan estimasi
yang berlebihan untuk kebutuhan perawatan, khususnya untuk kode 3
dan kode 4 (poket 4-5 mm, poket sama/lebih besar dari 6 mm)
2.
dari CPITN. Sederhana dan merupakan alat screening cepat untuk mengindikasi
level perawatan yang dibutuhkan dan menyediakan dasar panduan kebutuhan
perawatan. Bukan merupakan alat diagnostic.
3.
3.1
Definisi
Diperkenalkan oleh American Academy of Periodontology (AAP) dan
Perhitungan
Skor tertinggi pada sektan dipilih sebagai skor PSR untuk sekstan. Hanya 1
skor yang dipilih untuk tiap sekstan dalam rongga mulut. Untuk memeriksa gigi
secara individual digunakan A WHO/CPITN/PSR probe.
3.3
Kelebihan
1. Memperkenalkan metode screening yang sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan dental record
2. Deteksi dini dari penyakit periodontal dan menyediakan monitoring
status dari pasien
3. Metode cepat screening karena hanya menilai 6 skor
4. Dokumen ini membantu melengkapi riwayat periodontal pasien
5. Dapat digunakan pada populasi yang besar
3.4
Kekurangan
1. Tidak dimaksudkan untuk pemeriksaan lengkap rongga mulut. Pada
pasien yang telah menerima perawatan periodontal sebelumnya atau
dalam
fase
maintenance
harus
menerima
pemeriksaan
yang
komprehensif
2. Keterbatasan
penggunaan
system
PSR
pada
anak
karena
4.
4.1
Definisi
Etiologi dari periodontitis adalah multifactorial dan termasuk di dalamnya