Anakampun
Bako
Banurea
Angkat
Bancin
Berampu
Berasa
Kudadiri
Sambo
Beringin
Lingga
Saraan
Berutu
Maha
Sikettang
Bintang
Maharaja
Sinamo
Boang Manalu
Manik
Sitakar
Capah
Matanari
Solin
Cibro
Meka
Saing
Gajah Manik
Maibang
Tendang
Gajah
Padang
Tinambunan
Kabeaken
Tinendung
Kesogihen
Tumangger
Kaloko
Turutan
Ujung
Kombih
Padang
Batanghari (BTH)
Pasi
Penarik
Pinayungan
Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat
dengan sulang silima. Sulang silima terdiri dari lima unsur yakni:
1. Sinina tertua (Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua)
2. Sinina penengah (Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang di
tengah)
3. Sinina terbungsu (perekur-ekur = keturunan terbungsu)
4. Berru (kerabat penerima gadis)
5. Puang (kerabat pemberi gadis)
Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan
dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat
maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini
harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.
Upacara adat Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja.
Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi
atas dua bagian besar yakni:
1. Upacara yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja
baik;
2. Upacara dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.
1. BAJU MERAPI-API
Baju model melayu leher bulat berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi
dengan manik-manik (Api-api). Jenis kain yang umum digunakan sejenis
beludru namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain
terbaru. Ada beberapa variasi lain yang melekat dan pada leher dan ujung
lengan terdapat warna merah putih.
2. BULANG-BULANG
3. CELANA PANJANG
Celana panjang berwarna hitam, sama dengan kemeja pada ujungnya juga
terdapat variasi warna merah dan putih. Ukurannya umumnya tidak
sampai menyentuh ujung kaki melainkan berada pada posisi tanggung,
seperti celana yang biasa digunakan oleh atil silat atau karate.
5. BORGOT
Kalung yang terbuat dari emas, baik emas murni atau perak dilapisi emas.
Sangat tergantung pada kemampuan ekonomi pemilik atau penggunanya.
Rangkaian emas yang diikat dengan benang Sitellu rupa dan diujungnya
terdapat mata kalung bergambar kepala kerbau. Rangkaiannya terdiri dari
32 keping
6. SABE-SABE
7. REMPU RIAR
Sejenis pisau yang dibungkus dengan sarung yang diliti atau dilapisi emas
atau perak (riar=uang jaman dahulu). Diselipkan di pinggang melalui rante
abak.
8. RANTE ABAK
Ikat pinggang dan dahulu terbuat dari perak, tetapi lazim pula
menggunakan oles diikat untuk memperkuat posisi sarung oles sidosdos
dan memperindah penampilan, serta menggambarkan pula kewibawaan
dan keberadaan penggunanya.
9. UCANG
Anyaman daun pandan (legging) berbentuk tas dihiasi dengan manikmanik dengan tali terbuat dari kain berwarna merah. Bisa dilatakkan pada
bahu sebelah kiri namun sesekali juga dipegang oleh pemakai.
10. TONGKET
Tongkat yang sering juga dinamai tongket balekat, terbuat dari kayu
berkwalitas tinggi, pada kepala dan batangnya terukir dengan gerga
pakpak. Beberapa bukunya diikat dengan bahan emas, perak, atau loyang.
1. BAJU MERAPI-API
Hampir sama dengan Pria, oles perdabaitak dililit pada pinnggang secara
melingkar.
3. SAONG
Tutup kepala yang dibentuk sedemikian rupa dengan oles silima takal.
Pada wanita muda dibentuk lonjong dengan sudut runcing kebelakang,
dengan rambu yang terurai di dahi. Namun pada usia dewasa bentuknya
lebih sederhana dengan rambu terurai kebelakang.
4. LEPPA-LEPPA
Kalung wanita dengan bentuk dan bahan yang sama dengan pria. Bedanya
dengan pria barangkali karena tidak ata mata kalung sebagaimana yang
terdapat pada borgot. Jumlah rangkainnya juga berbeda dan cenderung
lebih pendek.
5. RANTE ABAK
Ikat pinggang dan dahulu terbuat dari perak, tetapi lazim pula
menggunakan oles diikat untuk memperkuat posisi sarung oles sidosdos
dan memperindah penampilan, serta menggambarkan pula kewibawaan
dan keberadaan penggunanya.
6. RABI MUNDUK
Sejenis Pisau yang terbuat dari besi dengan ujung pisau melingkar kecil
keatas, gagangnya (sukul) terbuat dari jenis kayu berkwalitas tinggi,
berukir dan ujungnya dililiti emas atau perak.
7. PAPUREN
Sejenis sumpit dari rajutan atau anyaman daun pandan dilapisi dengan apiapi (manik-manik). Sama dengan pria sumpit ini juga bertali berwarna
merah.
8. CULAPAH
Kotak kecil tempat tembakau dengan bahan yang terbuat bdari emas, perak
atau loyang berukir sesuai gerga atau ornamen Pakpak yang ada.
Ukurannya lebih kurang 6 x 8 cm.
9. KANCING EMMAS
Kancing bulat (berbentuk lingkaran) namun dengan lobang ditengah. Jarijari lebih kurang 3-4 cm. Terbuat dari emas, perak atau logam yang dilapisi
emas. Fungsinya sebagai hiasan, dan menutupi kancing sebenarnya.
Artinya umumnya tidak berfungi sebagai kancing dalam artian yang
sebenarnya, hanya merupakan assesories semata.
Selain drum chime, orang Pakpak juga memiliki alat musik sejenis
xylophone, yang mereka sebut kalondang. Ciri khas kalondang ini adalah
dimainkan dengan mengikuti melodi yang sama dengan vokal, tapi si pemain
selalu punya ruang untuk berimprovisasi.
Sordam juga digunakan sebagai medium untuk memasuki ruang
berdimensi lain agar bisa berkomunikasi dengan roh para leluhur. Orang pintar
yang sedang memanggil arwah misalnya, banyak yang menggunakan sordam saat
pembukaan upacara. Biasanya setelah memainkan alat tiup bersuara sangat pilu
ini mereka akan bisa memasuki dimensi lain. Jawaban dari alam lain pun bisa
didapat. Acara seperti ini sering diadakan saat mencari orang hilang.
Musik Populer
Belakangan musik tradisional Pakpak mulai tergerus oleh
kemajuan teknologi, Alhasil pada upacara kematian pun genderang sudah berganti
menjadi keyboard tunggal. Genderang dimainkan tanpa menghadirkan genderang
dan penabuhnya. Caranya? Ya suaranya yang sudah direkam diprogram ke
keyboard. Itu yang dibunyikan.