JAMUR
JAMUR
dan
Hidayah-Nya.Sehingga
penuli
Wassalam
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
BAB II
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
PEMBAHASAN
DEFINISI JAMUR .........................................................................
STRUKTUR TUBUH .....................................................................
REPRODUKSI .................................................................................
GEJALA PENYAKIT ......................................................................
NUTRISI UNTUK JAMUR .............................................................
PERISTIWA INFEKSI ....................................................................
PENYEBAB ....................................................................................
PERANAN BERBAGAI AGEN PENYEBAR ...............................
CARA BERTAHAN HIDUP ...........................................................
KLASIFIKASI JAMUR .................................................................
PERANAN JAMUR .......................................................................
DAFTAR PUSTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang
berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan dari organisme
lain untuk kebutuhan hidupnya. Pada umumnya jamur hidup pada sisa makhluk
lain yang sudah mati, misalnya pada tumpukan sampah, serbuk gergaji kayu, atau
pada batang kayu yang sudah lapuk (Suriawiria, 2006).
Lebih dari 70.000 jenis jamur yang sudah dikenal sejak lama umumnya masih
hidup liar di hutan, kebun atau pekarangan rumah. Walaupun jenis jamur yang
memiliki nilai ekonomi masih sedikit, tetapi potensi jamur di bidang pertanian,
industri, lingkungan, bahan makanan dan bahan obat sangat tinggi. Beberapa jenis
jamur yang telah dibudidayakan dan memiliki nilai bisnis besar diantaranya
adalah jamur merang, jamur kuping, shitake, champingnon, lingzi dan jamur tiram
(Suriawiria, 2006).
Jamur merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena jamur ini banyak
tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Disebut atau oyster musroom karena
bentuk tudungnya membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram.
Batang atau tangkai tidak berada pada tengah tudung, tapi agak miring ke pinggir
(Cahyana, 2005).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI JAMUR
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi
(Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis,
tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia
bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun.
Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur
tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau
champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaringjaring di bawah
permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak
dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah
ditumbuhi kapang'.
B. CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membrane inti
(eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung
klorofil. Jamur memperoleh
makanan dari lingkungan disekitarnya.
Jamur ada yang bersel satu, tetapi umumnya bersel banyak.
Struktur tubuh jamur bersel banyak terdiri atas miselium dan spora .
Jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas benang-benang halus yang disebut
hifa. Pada jamur tempe dan jamur oncom, hifa-hifa ini terlihat seperti kapas.
Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen (hifa).
Hifa jamur ada yang bersekat dan tiap sekat mengandung satu sel, tetapi ada juga
yang tidak bersekat dengan banyak inti sel.
C. STRUKTUR TUBUH
Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan
lainnya jamur mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
1. fase vegetatif
2. fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benangbenang panjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada
yang sampai beberapa meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang
beruas hifanya terbagi dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu
nucleus atau banyak nucleus.Pada tipe yang tak beruas terdiri dari hifa yang
mempunyai banyak nucleus yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada tipe ini dapat
pula
dijumpai
dinding
sekat
terutama
pada
hifa
yang
tua.
Jamur parasit mempunyai hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang
ektofitik berada pada permukaan tanaman inang sedangkan miselium yang
endofitik berada didalam jaringan tanaman inang dan dapat tumbuh secara
interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk kedalam sel). Hifa yang
ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke dalarn sel untuk memperoleh
zat makanan. Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.
D. REPRODUKSI
Cara memperbanyak diri jamur terbagi dalam 3 macam
1. Setiap potongan talus mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi talus
baru jika berada dalam keadaan lingkungan yang memungkinkan.
2. Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara a seksual
3. Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara seksual.
Reproduksi spora a-seksual.
Dalam produksi a-seksual hifa jamur membentuk spora. Spora a-seksual jamur
terdiri dari berbagai bentuk dan cara pembentukannya ada berbagai macam:
Zoospora : (Spora mengembara). Bentuk dalam kantung spora (Sporangium)
Sporangiospora mempunyai flagela atau bulu cambuk sehingga mampu untuk
bergerak. Pembentukan sporangium ini terjadi pada ujung hifa dengan jalan
mengadakan pembengkakan. Jamur yang membentuk zoospora tergolong pada
Phycomycetes yang bersifat akuatik, Pada Phycomycetes yang tidak bersifat
akuatik tidak dibentuk spora yang dapat bergerak dan sporangiumnya kadangkadang hanya rnempunyai satu spora saja.
Sporangiospora : Spora dibentuk: didalam sporangium. Pembentukan sporangium
terjadi pada sporangiospora (tangkai sporangium) yang ujungnya rnasuk agak
kesebelah dalam sporangium dan disebut kolumela.
Konidium : Spora yang dibentuk dalam ujung hifa khusus yang disebut
konidiospore. Spora tersebut dibentuk oleh hifa dengan cara segmentasi. Jika
tidak terlihat banyak perbedaan antara bentuk spora dan struktur hifa, yang
membentuknya, disebut oidium. Konidium dapat pula terjadi pada sporangium
yang berspora tunggal. Bentuk dan warna konidium. beraneka ragam, ada yang
bersel satu ada pula yang bersel banyak, begitu pula ada yang berwarna gelap dan
ada pula yang berwarna bening.
Klamidospora : Bagian hifa yang membengkak berdinding tebal, bulat dan dapat
terpisah sebagai sel resisten yang dibentuk dari sel-sel tertentu dari hifa, atau
spora dan tidak mempunyai tangkai spora khusus. Klamidospora dibentuk diujung
atau ditengah hifa atau spora biasa.
Reproduksi seksual
Spora yang dibentuk secara seksual mempunyai nama yang berbeda antara lain:
Oospora
: merupakan hasil percampuran antara anteridiurn dan oogonium
dimana sel
jantan menyatu dengan inti oogonium.
Zigospora
: merupakan hasil percampuran menyeluruh antara dua
gametangium.
Askospora
: Terbentuk dalam askus sebagai hasil percampuran antara nuklei
dalam sel
induk askus yang masing-masing berasal dari askogonium
dan anteridium.
Basidiopore : Merupakan spora seksual pada Basidiomycetes yang terbentuk
dalam basidium melalui sterigma.
Teliospora
: Merupakan spora yang terdapat pada Uredinales
Aesiospora
: Ustilagenales hanya terdapat teliospora.
E. NUTRISI UNTUK JAMUR
Jamur tidak mempunyai perakaran maupun khlorofil, sehingga tidak mampu
membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisinya maka
jamur membutuhkan organisme lain. Kebanyakan jamur bersifat saprofit, parasit
obligat, parasit fakultatif. Kebanyakan jamur parasit hanya dapat hidup pada
tanaman dari genus, species atau kultivar tertentu saja, sehingga masing-masing
jamur parasit biasanya hanya menyerang tanaman tertentu saja.
F. PERISTIWA INFEKSI
Diperkirakan sejumlah lebih dari 100.000 macam penyakit tanaman yang
disebabkan oleh jamur.
Jamur penyebab penyakit tanaman dapat menyerap zat makanan yang diperlukan
jika sudah terjadi infeksi pada jaringan tanaman. Usaha patogen menyerang
tanaman hingga terjadinya penyakit pada tanaman dapat dibedakan 3 macam
stadium
yaitu,
pra-penetrasi,
penetrasi
dan
pasca-penetrasi.
Pada stadium pra-penetrasi hifa jamur atau spora mengadakan kontak pada
permukaan tanaman inang. Spora jamur akan berkecambah atau akan terjadi
pertumbuhan hifa jamur. Pada stadium ini tidak akan berlangsung sempurna, jika
keadaan lingkungan tidak menunjang terjadinya pertumbuhan hifa atau
perkecambahan
spora.
Seperti
kelembaban
yang
tinggi.
Pada stadium penetrasi maka hifa jamur patogen memasuki tanaman inang dengan
berbagai cara:
1. Melalui luka yang disebabkan oleh kerusakan mekanis atau serangga atau
binatang lainnya
serta oleh alat-alat pertanian yang digunakan petani saat perawatan tanaman.
4. Melalui lubang alami seperti stomata atau mulut daun dan sebagainya
membantu jamur untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan lingkungan yang
kurang baik.
Spora a-seksual dibentuk dalam jumlah yang banyak dan disebarkan dengan
mudah oleh angin, air atau serangga, tanah, alat pertanian, binatang dan
sebagainya.
Spora seksual seperti askospora harus dilepas dahulu dari askus dan tubuh
buahnya dan kemudian baru terbawa oleh aliran air atau udara.
I. PERANAN BERBAGAI AGEN PENYEBAR
Jamur patogen tanah dapat memperbanyak diri dalam tanah dan
penyebarannya juga dilakukan dalam tanah antara lain dengan kontak antara akar
tanaman, pada waktu pengolahan tanah, tanah yang mengandung patogen terbawa
oleh air, angin atau melekat pada umbi atau bahan tanaman lainnya. Dengan
terbawanya patogen oleh bahan tanaman, maka penyebaran patogen dapat terjadi
dalam jarak jauh.
Beberapa agen penyebar yang biasa menyebarkan patogen yaitu;
1. Biji
Biji yang dipakai untuk benih dapat mengandung patogen dan dapat terbawa
ketempat jauh.
2. Angin
Angin memegang peranan penting dalam menyebarkan spora dari satu tanaman
ke tanaman lain atau dari satu daerah kedaerah lain. Banyak patogen
mempertahankan diri di tempat-tempat terpencil dan dengan bantuan angin
dapat menginfeksi pertanaman secara luas di tempat lain.
3. Air
Dengan air yang mengalir dapat menyebarkan tanah yang mengandung
patogen jamur sehingga seluruh kebun atau dikebun yang berdekatan dapat
terkontaminasi. Percikan air hujan pada bagian tanaman yang mengandung
spora dapat menyebarkan spora kebagian tanaman sebelah atasnya atau
ketanaman yang berada disebelahnya.
4. Serangga.
Serangga yang merupakan hama bagi tanaman dapat sekaligus menjadi vektor
bagi jamur patogen yang kebetulan menyerang tanaman yang sama dan
disebarkan ke tempat lain.
5. Manusia
Manusia dengan tidak sadar dapat menyebarkan bagian jamur yang patogenik
dari satu tanaman ketanaman lain dengan alat-alat pertanian atau benih
tanaman yang terinfeksi.
6. Bagian tanaman
Bagian tanaman yang sudah terserang penyakit dapat menyebarkan atau
menularkan patogen ke tanaman lain yang masih sehat yang berdekatan atau
bersinggungan.
1. Oomycotina
Hifa pada jamur ini bersifat senositik, yaitu tidak bersekat-sekat sehingga inti sel
banyak tersebar di dalam protoplasma. Dinding selnya tersusun atas selulosa, hal
inilah yang membedakan dengan golongan jamur lainnya.
Pertumbuhan hifa jamur terjadi pada bagian ujungnya yang menghasilkan
beberapa percabangan. Pada akhir ujung percabangan itu terbentuk gelembung
sporangium yang dipisahkan oleh sekat. Hal ini merupakan awal
perkembangbiakan jamur secara tidak kawin (aseksual).
Dalam sporangium terdapat protoplasma yang banyak mengandung inti sel.
Protoplasma akan terbagi-bagi dan setiap bagian memperoleh satu inti sel yang
berkembang menjadi spora dengan dua flagel sebagai alat geraknya. Spora yang
mempunyai flagel disebut zoospora yang merupakan ciri khas Oomycotina.
Selanjutnya, zoospora akan keluar dari sporangium kemudian melepaskan
flagelnya sambil membentuk dinding selulosa. Jika zoospora ini sampai di tempat
yang sesuai, maka akan menjadi tumbuh hifa baru.
Ciri-ciri jamur yang termasuk golongan Oomycotina adalah sebagai berikut.
a. Hifa tidak bersekat.
b. Reproduksi aseksual dengan zoospora yang mempunyai dua flagel.
c. Reroduksi seksual dengan bersatunya gamet betina dan gamet jantan
membentuk oospora (sel telur yang telah dibuahi membentuk dinding yang
tebal) kemudian memasuki periode istirahat.
Jenis jamur yang termasuk Oomycotina adalah Saprolegnia sp, Phytophtora sp,
dan Phytium sp.
a. Saprolegnia sp
Jamur ini umumnya hidup saprofit. Miseliumnya berkembang di dalam substrat,
sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika
Anda amati jamur ini dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan
tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembang-biakkan dengan
meletakkan serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam.
Hifa yang baru tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah
untuk mendapatkan makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar
membentuk sporangium penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan
anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual.
Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp yang hidup saprofit
seperti Saprolegnia sp.; Plasmopora sp hidup parasit pada tanaman anggur; serta
Sclerospora
maydis penyebab penyakit bulai pada jagung seperti pada gambar 1 berikut ini
Gambar 1. Sclerospora maydis
b. Phytophtora sp
Contoh jamur dari golongan Oomycotina ini antara lain: Phytophtora infestans
yang hidup parasit pada tanaman kentang.
Pada jamur ini, ujung-ujung hifa tidak membentuk zoosporangium melainkan
membentuk konidium. Konidium adalah spora yang dibentuk secara aseksual dan
terjadi akibat diferensiasi dari ujung hifa. Ujung hifa menyembul di permukaan
daun kentang melalui stoma (mulut daun) yang terkena infeksi. Untuk lebih
jelasnya dapat dipelajari pada gambar 2 berikut ini.
c. Pythium sp
Phytium sp hidup saprofit di tanah lembab, tetapi zoospora yang dihasilkannya
melalui
perkembangbiakan
aseksual
sedangkan
oospora
melalui
perkembangbiakan seksual. Jamur ini dapat menginfeksi tanaman seperti pada
persemaian tem-bakau yang dikenal dengan penyakit patah rebah semai. Jamur ini
juga dapat menyebabkan penyakit busuk pada kecambah tembakau, kina, bayam,
jahe, nenas, dan kemiri.
2. Zygomycotina
Jamur ini hidup sebagai saprofit atau parasit. Sebagai jamur parasit dapat
menyebabkan pembusukan tanaman ubi jalar dan buah arbei, sedangkan sebagai
jamur saprofit dapat hidup pada roti, nasi, dan wortel. Perlu diketahui bahwa
jamur saprofit ini sangat bermanfaat dalam fermentasi pembuatan tempe.
Hifa yang menyusun jamur ini bersifat senositik (tidak bersekat-sekat sehingga
inti sel banyak tersebar di dalam protoplasma), sedangkan dinding selnya tersusun
dari kitin (sejenis karbohidrat mengandung nitrogen).
Contoh jenis jamur Zygomycotina yang mudah diperoleh adalah jamur tempe dan
jamur roti. Hifa kedua jenis jamur ini pendek bercabang-cabang dan berfungsi
sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang
diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat
ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk
sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter
lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor).
Jenis jamur yang termasuk Zygomycotina adalah Rhizopus stolonifer yang dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop seperti pada gambar 3 berikut ini.
Basidiomycotina
Deuteromycotina
Deuteromycota atau Jamur tak sempurna adalah jamur yang belum di ketahui cara
reproduksi seksulanya. Deuteromycota bereproduksi aseksual dengan spora
vegetatif.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara
lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria.
Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M45 dan copper Sandoz.
6. Mycophycophyta.
L. PERANAN JAMUR
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi
berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai
peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jamur penyebab penyakit tanaman dapat menyerap zat makanan yang
diperlukan jika sudah terjadi infeksi pada jaringan tanaman. Usaha patogen
menyerang tanaman hingga terjadinya penyakit pada tanaman dapat dibedakan 3
macam stadium yaitu, pra-penetrasi, penetrasi dan pasca-penetrasi.
Pada stadium pra-penetrasi hifa jamur atau spora mengadakan kontak pada
permukaan tanaman inang. Spora jamur akan berkecambah atau akan terjadi
pertumbuhan hifa jamur. Pada stadium ini tidak akan berlangsung sempurna, jika
keadaan lingkungan tidak menunjang terjadinya pertumbuhan hifa atau
perkecambahan spora. Seperti kelembaban yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://idonkelor.blogspot.com/search/label/JAMUR.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990231-ciri-ciri-jamur.html
http://www.tanindo.com/abdi14/hal2201.html
http://thesinau.blogspot.com/2008/12/klasifikasi-jamur.html
http://saoskerupuk.co.cc/2010/03/klasifikasi-jamur.html
http://usahajamur.co.cc/tag/jamur-merang.html
http://organikganesha.wordpress.com/2010/04/12/genetika-jamur-tiram-pleurotusostreatusoyster-mushroom.html