Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tentu membutuhkan sarana untuk
berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu sarana yang dalam keseharian digunakan
berkomunikasi sehingga terbentuklah suatu interaksi.
Dalam setiap bahasa tentunya mengandung beberapa struktur kalimat yang berbeda,
akan tetapi makna dan tujuannya sama.
Dalam uraian berikut, akan dijelaskan tentang salah satu struktur kalimat bahasa arab
yaitu naat dan manut yang dalam bahasa Indonesia disebut kata sifat dan kata yang
disifati.
B. Rumusan masalah
1.

Apa definisi naat dan manut?

2.

Bagaimana penerapan naat maut dalam susunan kalimat?

3.

Apa yang disebut dengan kata sifat (adjektiva) dan bagaimana penerapannya?

BAB II
PEMBAHASAN
1.Definisi Naat Manut Dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik:

#
Shifat/naat adalah kata yang menerangkan sifatnya kata sebelumnya, kata sebelumnya
disebut maushuf/manut.
Shifat/naat tanda pemberian mana ( )barmana: kang....
Fungsi naat adalah mengkhususkan manut bila manut nakiroh dan menjelaskannya bila
marifat
2. Penerapan Naat Manut Dalam Susunan Kalimat
Naat ada 2 yaitu :
- Naat haqiqi : naat yang merafakan isim dlomir yang kembali pada manut
Contoh :
= Zaid yang berakal telah datang. Berakal itu merupakan sifat zaid.
- Naat sababi : naat yang merafakan isim dlohir yang mudlof terhadap isim dlomir
yang kembali pada manut.
Contoh ;
=telah datang seorang laki-laki yang bagus tulisannya.

Shifat/naat harus ikut/sama dengan maushuf/ manutnya di dalam :


1. Irobnya (yaitu rafa, nashab, dan jer)
2. Marifat / nakirohnya
3. Mudzakkar/muannatsnya
4. Mufrod/mutsanna/jamaknya
Berikut ini adalah contoh naat manut:
Irob (berubahnya akhir kalimah karena berbeda-bedanya amil yang masuk)
Rofa :
Nashab :
Jer :
Marifat :
Nakiroh :
Mudzakkar :
Muannats :
Mufrod :
Mutsanna :
Jamak :

Naat atau sifat bisa dari isim musytaq (dapat diqiyas) atau yang syibih musytaq

(menyerupai isim yang diqiyas) yaitu isim yang ditemui ya nashab, bilangan, , dan
isim isyaroh.

Contoh:

isim musytaq

, , dll

syibih musytaq

: adalah menjadi sifat yang terbuat dari isim yang ditemui ya nashab (isim yang
ditemui ya nashab, bilangan, dan termasuk yang menyerupai musytaq) dan bisa
dijadikan sifat atau naat.
Dasar bait :

Naat atau sifat bisa dari masdar, syaratnya harus mufrod mudzakkar walaupun

manutnya berupa muannats/tatsniah/jamak.


Contoh:

: adalah menjadi sifat, karena sifat terbuat dari masdar maka harus mufrod
mudzakkar, walaupun manutnya selain mufrod mudzakkar.
Dasar bait : #
Apabila manut berupa isim jamak yang tak berakal (jamak ghoiru aqil) maka
naatnya boleh berbentuk mufrod muannats/jamak muannats.
Contoh;

= Gunung2 yang tinggi itu meletus

Ketika ada naat tidak mufrod (naatnya tidak hanya satu) dan beda-beda mananya

maka naat harus dipisah dengan menggunakan huruf athaf.


Contoh : ,

Dasar bait: #

Setiap jumlah /kalimat yang terletak setelah isim nakiroh maka dia dianggap

sebagai naat (sifat)


Contoh:

Ini adalah amalan yang berfaidah

Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu. [1]

3. Penerapan Kata Sifat Dalam Berbahasa Indonesia.


Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus
terhadap kata benda. Contoh: kecil, bundar, indah.
Kata sifat dicirikan dengan
1.

Bisa didahului atau diikuti kata keterangan yang menyatakan kualitas, seperti

sangat,sekali,lebih, kurang, cukup. Contoh : sangat cantik, kurang pandai, cukup merdu.
2. Dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan se-nya. Contoh : sebesar-besarnya,
sejauh-jauhnya, sebaik-baiknya.

A. Jenis-jenis kata Adjektif


1. Adjektif Jati
Ia menerangkan sifat atau rupa yang jati.
Contoh: Buku itu berwarna biru, Budak kurus itu kawan saya.
2. Ajdektif Bilangan atau pecahan
Ia menunjukkan bilangan atau pecahan.

Contoh : Ayah memiliki dua buah kereta, Saya membeli beberapa kuntum bunga.
3. Adjektif Tunjuk
Ia menunjukkan bagaimana / yang mana
Contoh : Baju ini mahal harganya, Perkara demikian jangan diulangi lagi.
4. Adjektif pencerai / pengasingan
Ia menerangkan benda yang disifatkan itu dikira satu-satu atau selonggok-selonggok.
Contoh : Setiap pelajar mesti berdiplin ,

Ambil barang masing-masing.

B. Pangkat-pangkat Adjektif
1. Pangkat biasa
ia dinyatakan dengan menggunakan kata adjektif biasa.
Contoh :Baju dia cantik, Buah betik itu manis.
2. Pangkat perbandingan
Ia merupakan perbandingan sama, lebih atau kurang.
Contoh : Tenaganya sekuat Badang, Buah jambu itu semanis gula.
3. Pangkat menyangat
Ia menerangkan adjektif yang keterlaluan seperti sangat, amat, benar-benar dan
sebagainya.
Contoh : Cuaca hari ini sangat mendung, Buah rambutan ini terlalu masak.
4. Pangkat penghabisan
Ia menerangkan adjektif paling satau penghabisan.
Contoh : Gunung Kinabalu adalah gunung yang paling tinggi di Malaysia.
Menera KLCC bangunan yang tertinggi di Malaysia.

BAB III
PENUTUP
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Quran, seseorang tidak akan
dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan
Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh)
terhadap permasalahan agama.
Yang disayangkan di zaman sekarang ini, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasabahasa lain, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah
Taala dan Rasul-Nya. Maka kaum muslimin mempunyai andil dan peran dalam
memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa
Al Quran ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum
muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya
dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Taala. Segala puji hanyalah bagi
Allah Tuhan semesta alam.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Fauzan, , CV. MABADI
SEJAHTERA, 2005, hlm.51-52

Anda mungkin juga menyukai