PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tentu membutuhkan sarana untuk berkomunikasi.
Bahasa merupakan salah satu sarana yang dalam keseharian digunakan berkomunikasi sehingga
terbentuklah suatu interaksi.
Dalam setiap bahasa tentunya mengandung beberapa struktur kalimat yang berbeda, akan tetapi
makna dan tujuannya sama.
Dalam uraian berikut, akan dijelaskan tentang salah satu struktur kalimat bahasa arab yaitu na’at
dan man’ut yang dalam bahasa Indonesia disebut kata sifat dan kata yang disifati.
B. Rumusan masalah
3. Apa yang disebut dengan kata sifat (adjektiva) dan bagaimana penerapannya?
BAB II
PEMBAHASAN
Shifat/na’at adalah kata yang menerangkan sifatnya kata sebelumnya, kata sebelumnya disebut
maushuf/man’ut.
Fungsi na’at adalah mengkhususkan man’ut bila man’ut nakiroh dan menjelaskannya bila
ma’rifat
- Na’at haqiqi : na’at yang merafa’kan isim dlomir yang kembali pada man’ut
= Zaid yang berakal telah datang. Berakal itu merupakan sifat zaid.
- Na’at sababi : na’at yang merafa’kan isim dlohir yang mudlof terhadap isim dlomir yang
kembali pada man’ut.
1
1
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52
=telah datang seorang laki-laki yang bagus tulisannya.
* النعت تابع للمنعوت فى واحد من عشرة وال تجتمع كلها فى وقت واحد األربعة األول من أوجه اإلعراب الثالثة وهو الرفع
والنصب والخفض والثانى فى اإلفراد أو التثنية أوالجمع والثالث فى التذكير اوالمؤنث والرابع فى التنكير آو المعرفة
2. Ma’rifat / nakirohnya
3. Mudzakkar/muannatsnya
4. Mufrod/mutsanna/jamaknya
Na’at atau sifat bisa dari isim musytaq (dapat diqiyas) atau yang syibih musytaq (menyerupai
isim yang diqiyas) yaitu isim yang ditemui ya’ nashab, bilangan,ذو , dan isim i2syaroh.
2
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52
Contoh:
عرب ّي: adalah menjadi sifat yang terbuat dari isim yang ditemui ya’ nashab (isim yang ditemui ya’
nashab, bilangan, dan ذو termasuk yang menyerupai musytaq) dan bisa dijadikan sifat atau na’at.
ّ وانعت بمشت
Dasar bait : وشبهه كذا وذى والمنتسب # ق كصعب وذرب
· Na’at atau sifat bisa dari masdar, syaratnya harus mufrod mudzakkar walaupun
man’utnya berupa muannats/tatsniah/jamak.
Contoh: عدل بالنساء مررت
عدل: adalah menjadi sifat, karena sifat terbuat dari masdar maka harus mufrod mudzakkar,
walaupun man’utnya selain mufrod mudzakkar.
· Apabila man’ut berupa isim jamak yang tak berakal (jamak ghoiru ‘aqil) maka
na’atnya boleh berbentuk mufrod muannats/jamak mu’annats.
Contoh; العالية الجبال إنفجرت
3
العاليات الجبال إنفجرت = Gunung2 yang tinggi itu meletus
· Ketika ada na’at tidak mufrod (na’atnya tidak hanya satu) dan beda-beda ma’nanya
maka na’at harus dipisah dengan menggunakan huruf ‘athaf.
· Setiap jumlah /kalimat yang terletak setelah isim nakiroh maka dia
d4ianggap sebagai naat (sifat)
Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus terhadap kata
benda. Contoh: kecil, bundar, indah.
4
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52
1. Bisa didahului atau diikuti kata keterangan yang menyatakan kualitas,
seperti sangat,sekali,lebih, kurang, cukup. Contoh : sangat cantik, kurang pandai, cukup merdu.
1. Adjektif Jati
C5ontoh : Ayah memiliki dua buah kereta, Saya membeli beberapa kuntum bunga.
3. Adjektif Tunjuk
5
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52
Ia menunjukkan “bagaimana” / “yang mana”
Ia menerangkan benda yang disifatkan itu dikira satu-satu atau selonggok-selonggok. Contoh :
Setiap pelajar mesti berdiplin , Ambil barang masing-masing.
B. Pangkat-pangkat Adjektif
1. Pangkat biasa
2. Pangkat perbandingan
6
3. Pangkat menyangat
Ia menerangkan adjektif yang keterlaluan seperti sangat, amat, benar-benar dan sebagainya.
Contoh : Cuaca hari ini sangat mendung, Buah rambutan ini terlalu masak.
4. Pangkat penghabisan
7
BAB III
PENUTUP
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat
memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan)
kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan
mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan
agama.
7
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52
Yang disayangkan di zaman sekarang ini, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain,
sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Maka kaum muslimin mempunyai andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan
segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan
yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada
ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah
Ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amin Fauzan, اإلختصار فى النحو والصرف ويحتوى على ألفية إبن مالك, CV. MABADI SEJAHTERA,
2005, hlm.51-52