Anda di halaman 1dari 9

Badan Usaha Berbentuk Koperasi

A. Masalah-Masalah Usaha dengan Non Koperasi


Masalah yang dihadapi di dalam dunia usaha dan dialami oleh pengusaha
menengah umumnya dan golongan ekonomi lemah pada khususnya berkisar pada masalah
permodalan, kemampuan dan ketrampilan beroperasi serta management, bentuk perusahaan
dan terbatasnya pasaran.
Masalah permodalan yang dihadapi pengusaha dalam negeri khususnya golongan
ekonomi lemah mencakup aspek sumber permodalan, masalah pembiayaan usaha, dan masalah
pengerahan modal.
Permodalan dan pembiayaan usaha dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
1.

Modal sendiri dari pemilik saham atau pemilik perusahaan,

2.

Modal sendiri berupa bagian laba yang ditanam kembali,

3.

Kredit investasi dari bank, dan

4.

Pinjaman dari pihak ketiga yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat
berharga, dari dalam maupun luar negeri.
Keempat sumber tersebut memang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk

meningkatkan kegiatannya, namun bagi pengusaha golongan ekonomi lemah dirasa sulit
untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena perusahaan
golongan ekonomi lemah umumnya adalah perusahaan perorangan atau perusahaan tertutup.
Masalah kekurangan keahlian, ketrampilan dan pengalaman mengurus dan memimpin
perusahaan merupakan masalah kedua yang dihadapi pengusaha swasta nasional umumnya dan
pengusaha pribumi khususnya. Pada umumnya timbulnya masalah tersebut berhubungan
dengan pemilikan perusahaan oleh perorangan atau kelompok keluarga sehingga
kemampuan mereka dalam mengelola perusahaannya sangat terbatas. Demikian juga
ketrampilan dalam teknik produksi serta keahlian dalam memasarkan hasil produksinya
sangat terbatas pula. Kelangsungan hidup perusahaan umumnya semata-mata berdasar pada
1

pertimbangan-pertimbangan jangka pendek dan tradisionil serta hanya berdasar pengalamanpengalaman yang ada.
Letak masalahnya yang demikian ada pada struktur usaha yang pada dirinya mempunyai
kelemahan di bidang permodalan dan keahlian management dan teknis. Kecilnya perusahaan
serta cara beroperasi secara tertutup sangat menghambat usaha untuk memperbesar
perusahaan, termasuk membatasi kemampuan mobilisasi dana dan kemampuan meningkatkan
pemasaran hasil produksinya. Volume usaha yang kurang efisien menyebabkan biaya usaha
rnenjadi tinggi.
Masalah pemasaran hasil produksi golongan ekonomi lemah berkisar pada hal-hal
sebagai berikut: terbatasnya pemasaran oleh karena terbatasnya modal dan sarana,
kekurangan pengetahuan para pengusaha mengenai prospek pemasaran, pola konsumsi
masyarakat dan pola ekspor, serta beratnya persaingan dari perusahaan-perusahaan besar
dalam dan luar negeri.

B. Alasan Menjadi Anggota Koperasi


Setiap orang memilih menjadi anggota koperasi, karena didasari kebutuhan yang dapat
diperoleh dari koperasi. Dari segi ekonomi, kebutuhan fisiologis yang harus utama dipenuhi,
misalnya makan dan minum. Sedangkan dari segi non ekonomi adalah kebutuhan cinta kasih,
penghargaan, keamanan dan aktualisasi diri. Setiap anggota mengharapkan sesuatu manfaat dari
koperasi, seperti :
1.

Keuntungan Ekonomis
Peningkatan Skala Usaha
Koperasi memberikan kepada anggota untuk menjual atau membeli barang atau jasa
secara bersama-sama, sehingga biaya yang timbul menjadi rendah.
Pemasaran
Koperasi menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke pasar sehingga biaya
yang dikeluarkan oleh setiap anggota menjadi lebih rendah dibanding menjual sendiri.
Pengadaan Barang dan Jasa

Koperasi menyediakan barang dan jasa kebutuhan anggota, sehingga memungkinkan


anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah yang baik dan harga yang
lebih murah.
Fasilitas Kredit
Koperasi memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan fasilitas kredit dalam
bentuk proses yang cepat, jaminan yang ringan dan bunga yang rendah. Hal ini dapat
dilakukan karena anggota adalah pemodal (pemilik) yang sekaligus pengguna.
Simpanan Anggota
Jika dibandingkan dengan menabung di bank, dana yang relatif kecil maka tabungan kita
akan mendapat potongan biaya administrasi. Bunga yang didapatkan pun tidak besar,
terutama jika jumlah tabungan kecil. Yang ada, uang kita akan terus digerogoti dan habis
hanya karena biaya administrasi.
Sementara, jika menabung di koperasi, kita bisa mendapatkan bunga 10%, bahkan jika
setoran dananya hanya sebesar Rp. 25.000,-. Dengan koperasi, anggota yang terlilit utang
pun akan bisa tertolong. Jika anggota yang dalam suatu koperasi banyak, ambil contoh
kurang lebih 1000 orang, maka dana yang terkumpul di koperasi pun akan banyak dan itu
bisa digunakan untuk mengembangkan usaha lainnya dan memutarkan uang. Koperasi
yang dikelola dengan baik akan mampu menyejahterakan anggotanya.
Pembagian Hasil Usaha
Sebagai anggota, pembagian SHU dihitung berdasarkan transaksi dan partisipasi modal
yang telah kita lakukan terhadap koperasi.
2.

Keuntungan Sosial
Keuntungan Berkelompok
Gerakan Koperasi memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pengambil keputusan.
Pendidikan dan Pelatihan
Dalam koperasi produksi khususnya, dpat memberikan pendidikan dan pelatihan
keterampilan anggota, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan berbisnis anggotanya.
Program Sosial Lainnya
Agar terpupuk rasa kesetiakawanan antar anggota, maka koperasi dapat
menyelenggarakan kegiatan asuransi, jasa kesehatan, tunjangan hari tua dan lain
sebagainya, jika koperasi sudah maju.
Namun, manfaat koperasi tidak secara instan dapat diperoleh, tetapi harus diperjuangkan

oleh setiap anggota.


3

C. Partisipasi Anggota pada Koperasi


Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga dilihat
sebagai suatu tatanan didalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai kebutuhan
yang dirasakan.sehubungan dengan pengertian bahwa suatu koperasi merupakan suatu organisasi
yang tempat kekuasaan tertinggi ada pada suara dalam rapat anggota, dan seiring dengan
pemekaran manajemen terbuka yang dianut berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh para
anggota.
Dipandang dari kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri, pengembangan, dan
pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi anggota-anggotanya. Oleh
karena itu, para anggota harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari organisasi,
misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji kenyataan dalam memecahkan
permasalahan dan perubahan-perubahan lingkungan.
Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk menempatkan para anggota menjadi
subyek dari pengembangan koperasi, anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi,
anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses pengambangan koperasi dari tingkat
penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan dan
pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota.
Partisipasi sebagaimana telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa memiliki
dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya pendapat bersama yang
dihasilkan oleh para anggota.
Faktor-Faktor Positif dan Negatif yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, dikemukakan bahwa beberapa koperasi yang berhasil
dalam mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan tersebut, yaitu :
1. Perasaan kelompok yang kuat.
2. Latihan bersinambungan bagi calon anggota dan anggota.
3. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang bersinambungan,
dialog informal dengan anggota setempat.
4

4. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan berhasil baik, membuat
kartu anggota dan pembukuan yang benar, menerbitkan laporan keuangan bulanan.
5. Menanamkan dan memepertahankan sikap-sikap mental yang baru/kebiasaan-kebiasaan
yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain
untuk bekerja sama dalam koperasi.
6. Para anggota membuat rencana koperasi
7. Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para anggota koperasi.
8. Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis koperasi-koperasi,
mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat permulaan.
Lalu kurangnya partisipasi anggota dalam beberapa koperasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor negatif, yaitu :
1.

Kurangnya anggota dan calon anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan
calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi lokal.

2.

Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koerasi dalam hubungan dengan para
anggota.

3.

Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana organisasi
yang telah disepakati bersama.

4.

Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabkan timbulnya erosi


rasa ikut serta memiliki dari para anggota terhadap koperasi mereka masing-masing.

5.

Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan ketidak jelasan transaksi antaranggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya.

6.

Kurangnya manajemen yang teratur dan keterampilan manajerial dari pengurus koperasi.

7.

Kurangnya rencana pengambangan professional untuk mengimbangi perkembangan


dinamika kebutuhan para anggota.

8.

Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti neraca, biaya,


manfaat, dan laporan statistik yang lain.

9.
10.

Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk dimasa lampau.


Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan.

D. Kegiatan Usaha Koperasi


Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk :

Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang
berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, yaitu sebagai berikut :
1.

Unit usaha simpan pinjam.

2.

Perdagangan umum.

3.

Penerbitan dan percetakan.

4.

Agrobisnis dan agroindustri.

5.

Jasa pendidikan.

6.

Jasa transportasi.

7.

Jasa pemasaran umum.

8.

Event organizer.

9.

Kerjasama dengan BUMN, BUMD, atau perusahaan swasta lainnya.

10.

Dan lain sebagainya.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di
tempat lain, baik didalam maupun diluar daerah, pembukaan cabang atau perwakilan harus
mendapat persetujuan Rapat Anggota.

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan


Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik didalam maupun diluar daerah.

Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana
Kerja Jangka Pendek serta Rrncana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan
disahkan oleh Rapat Anggota.

E. Tujuan dan Nilai Perusahaan

Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia
dalam bukunya strategy Manajemen And Busssines Policy, 2 nd ed, mendefinisikan tujuan
perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya.
Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan :

Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya

Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan

Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi

Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.


Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan

dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada
pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun efisiensi,
tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja, konsumen, pemasok
(supplier), lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Dalam banyak kasus perusahaan bisnis,
tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit)
2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)
3. Memaksimumkan biaya (minimize profit)
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented).
Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, nmanajemen koperasi tidak mengejar keuntungan
sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at cost).
Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini
dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat angggota
tahunan.

Daftar Pustaka

http://yosuaeb04.blogspot.com/2009/12/manfaat-menjadi-anggota-koperasi.html
www.wikipedia.com
http://cerita-bunyamin.blogspot.com/2009/03/kiat-meningkatkan-partisipasi-anggota.html
http://clickclockmaul.blogspot.com/
http://dewiseptianawati.blogspot.com/2012/01/dimensi-partisipasi-dalam-perkoperasian.html

http://ocacicuceco.blogspot.com/2010/12/tujuan-dan-nilai-koperasi.html

Anda mungkin juga menyukai