Tes antibodi/imunologik
1.Limfosit
jenis imunologis seluler yang terdiri dari
limfosit T dan limfosit B
Limfosit T berada dalam sirkulasi darah dan
jaringan RES (reticulo endotelial) didewasakan
pada kelenjar thymus merp 70% dari jumlah
seluruh limfosit. Limfosit ini mempunyai fungsi
yang sangat luas yaitu membentuk respon
imunologis humoral maupun seluler
2. Imunoglobulin
Protein yang dibentuk oleh limfosit B dan
mempunyai kemampuan untuk berikatan
dengan antigen spesifik. Berdasarkan susunan
asam aminonya, imunoglobulin dibagi menjadi 5
kelas utama yaitu IgA, IgD, IgE, IgE, IgM.
Peningkatan jumlah imunoglobulin menandakan
adanya peningkatan invasi antigen spesifik.
4. Makrophag
Sel yang berperan penting dalam sistem
pagosit mononuclear, yang terdiri dari
monoblast dan promonisit (dlm sumsum tulang)
serta monosit (dalam sirkulasi). Makrophag
berada dalam jaringan, mempunyai tugas
utama pagosit thd molekul atau partikel asing
6. RF(Rheumatoid Factor)
Imunoglobulin yang bereaksi dengan IgG. RF+
biasanya terdapat pada 80% penderita
arthritis rheumatoid dan kelainan sendi
dengan komplikasi sistemik yang yang
prognosisnya buruk.
c. Anti HBe
Antibodi terhadap antigen HBeAg yang
dibentuk oleh tubuh.
d. HBcAg
Antigen core (inti) virus hepatitis B yang
berupa protein dan dibuat dalam inti sel hati
yang terinfeksi.
e. Anti HBcAg
Antibodi terhadap HBcAg, biasanya muncul
lebih dini daripada HBsAg, dan cenderung
menetap selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.
f. DNA HVB+
Menunjukkan masih adanya pertikel virus B
yang utuh dalam tubuh manusia.
g. Anti HBsAg
Antibodi terhadap HBsAg, yang muncul
setelah secara klinis menderita hepatitis B.
H. Partikel Dane
Partiken yang tersusun dari core DNA dan
selubang protein dan virus hepatitis B yang
infeksius.
i. HCV/HVC
Hepatitis virus C yang beredar dalam sirkulasi.
j. Anti HVC
Antibodi terhadap virus hepatitis virus C.
K. Anti HAV IgM DAN anti HAV-IgG
Pemeriksaan terhadap hepatitits virus A,
HAV-IgM+menunjukkan adanya infeksi akut, dan
HAV-IgG menunjukkan keterkaitan dengan
pembentukan kekebalan.
Test)
14. Widal
Tes dengan menggunakan antigen Salmonela
jenis O (somatik) dan H (flagel) untuk
menentukan tinggi rendahnya titer antibodi.
Titer antibodi pada penderita infeksi tifus
akan meningkat pada minggu II. Titer antibodi
O, akan menurun setelah beberapa bulan, dan
titer antibodi H, akan menetap sampai
beberapa tahun.
20. Antitrombosit
Pemeriksaan untuk mengidentifikasi
keberadaan obat/zat/antibodi yg menekan
fungsi dan produksi trombosit. Keberadaan
antitrombosit potensial terjadi
perdarahan/hambatan proses pembekuan, misal
pada penyakit DIC (Disseminated intravascular
coagulation)
Anti TBC
TPI (Treponemal Immobilization Test)
HCV RNA/DNA
WR (Wassermann Reaction)