Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah
energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi listrik. Prinsip kerja Sel Bahan Bakar
serupa dengan prinsip kerja baterai. Perbedaan antara baterai dan Sel Bahan Bakar adalah letak
sumber energi kimianya. Pada baterai, sumber energinya terletak di dalam baterai, sedangkan
sumber energi kimia Sel Bahan Bakar dipasok dari luar. Selama selnya dipasok dengan bahan
bakar dan oksidan, daya listrik akan dihasilkan.
Sumber energi kimia Sel Bahan Bakar adalah segala macam bahan bakar gas dan oksidan
yang dapat dioksidasi dan direduksi secara elektrokimia. Namun, pada umumnya bahan bakar
digunakan adalah hidrogen, karena memiliki reaktivitas elektrokimia yang tinggi serta dapat
dihasilkan dari hidrokarbon, alkohol, atau batubara. Sedangan oksidan yang digunakan adalah
oksigen, baik yang murni maupun yang berasal dari udara bebas. [1]
Keuntungan utama dari sel bahan bakar adalah berpotensi untuk bekerja pada efisiensi
tinggi (50-70%) dan tidak menimbulkan emisi rumah kaca. Kedua, sel bahan bakar dapat bekerja
dengan baik dan tidak menimbulkan getaran saat beroperasi. Ketiga, sistem sel bahan bakar
memiliki desain yang fleksibel. Terakhir, sel bahan bakar juga memiliki banyak pilihan umpan
bahan bakar, dari etanol yang dapat diperbarui sampai biomassa hydrogen. Sel bahan bakar dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi.[2]
Sel Bahan Bakar memiliki jenis yang beragam dengan tingkat pengembangan dan
aplikasi yang berbeda pula. Jenis Sel Bahan Bakar dapat dibedakan berdasarkan beberapa
karakteristik, diantaranya adalah jenis elektrolit dan bahan bakar yang digunakan. Pemilihan tipe
elektolit mempengaruhi perbedaan temperatur kerja masing-masing Sel Bahan Bakar.
Temperatur kerja dari sel tersebut juga akan mempengaruhi tipe material lain yang digunakan
seperti elektroda, elektrolit, katalis dan lain-lain. Temperatur kerja juga mempengaruhi tingkat
pemrosesan bahan bakar sebelum masuk ke dalam unit cell. Dalam Sel Bahan Bakar
bertemperatur rendah, semua bahan bakar harus dikonversikan menjadi hidrogen. Sel Bahan
Bakar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan proses yang terjadi. Sel Bahan Bakar dibagi
menjadi langsung, tidak langsung, dan regeneratif. Sel Bahan Bakar langsung dapat diartikan
sebagai Sel Bahan Bakar yang langsung menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar yang akan
diproses, sedangkan Sel Bahan Bakar tidak langsung memakai bahan bakar hidrokarbon lain

yang terlebih dahulu diubah menjadi hidrogen. Sedangkan Sel Bahan Bakar regeneratif adalah
tipe Sel Bahan Bakar yang menggunakan kembali produk yang dihasilkan dalam proses
selanjutnya. [1]
Salah satu jenis fuel cell yang sedang dikembangkan adalah direct methanol fuel cell
(DMFC). Yang disebut dengan Direct methanol fuel cell (DMFC) adalah salah satu dari
beberapa jenis sel bahan bakar yang memakai membran penukar proton (proton exchange
membrane (PEM)) sebagai penghubung antara reaksi di katoda dan anoda. Sesuai namanya,
membran ini menggunakan metanol sebagai sumber energi. Tidak seperti sel bahan bakar
hidrogen cair, asam posfat, maupun larutan alkaline, sel bahan bakar ini langsung memanfaatkan
metanol untuk menghasilkan energi, sehingga metanol tidak perlu dirubah dahulu menjadi
bentuk lain sebelum dapat menghasilkan energi. Inilah yang dimaksud dengan kata-kata direct.
[3]
Sel Bahan Bakar Metanol / Direct Methanol Fuel Cell (DMFC)
Komponen dasar dari sel bahan bakar ini adalah dua buah elektroda (katoda dan anoda)
yang dipisahkan oleh sebuah membran. Uniknya, katoda langsung bertindak sebagai katalis
(elektrokatalis) yang mempercepat terjadinya reaksi perubahan metanol di anoda. Katalis yang
biasanya digunakan adalah Platina (Pt). [3] Bahan bakar yang digunakan adalah methanol dan
air, yang bertindak sebagai oksidan adalah oksigen dan udara. Pada DMFC, elektrolit berbentuk
sebuah membrane polimer yang terbuat dari Nafion.[1]
Nafion adalah pilihan membran yang dapat digunakan untuk sel bahan bakar dan dapat
dpakai sebagai suatu standar dalam industr. Nafion adalah hidrokarbon ter-perfluorinasi yang
dideskripsikan sebagai ionomer dari Teflon [poly(tetrafluoroethylene)] non polar dengan
kelompok asam sulfonat polar di akhir rantainya. Untuk mensintesis Nafion, tetrafloroetilen
direaksikan dengan SO3 untuk membentuk sulfon siklik. Gambar 1 menunjukkan struktur kimia
Nafion. Dapat dilihat bahwa Nafion terdiri dari polytetraflouroetilene (PTFE) pada rantai utama
yang menyebabkannya memiliki ketahanan kimia yang tinggi. Rantai cabangnya terdiri dari
perfluronated vinyl polieter yang ditangkap oleh rantai PTFE melalui suatu eter oksigen. Rantai
cabang kehilangan gugus asam sulfonat, -SO3H, yang memberi Nafion kemampuan pertukaran
proton. [2]

Gambar 1 : Struktur Nafion [2]


Pada operasi DMFC, PEM memiliki empat peran utama, yaitu:
i. Sebagai konduktor ion antara anoda dan katoda
ii. Sebagai pemisah antara bahan bakar (metanol) dan oksidan (oksigen atau air)
iii. Sebagai insulator antara katoda dan anoda sehingga elektron terkonduksi melalui sebuah sirkuit
elektronik tetapi tidak melalui membran.
iv. memegang fungsi utama dalam efisiensi energi sel [1,3]
Cara Kerja Sel Bahan Bakal DMFC

Gambar 2 : Skema Sel Bahan Bakar Metanol / Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) [3]
Reaksi yang terjadi adalah :

Pada Anoda : CH3OH(l) + H2O(l)CO2 (g) + 6H+ + 2ePada Katoda : 6H++ 3/2O2 (g) + 6e- 3H2O(l)
Keseluruhan : CH3OH(l) + O2(g)CO2(g) + 2H2O(l) [1]
Dari gambar 2 terlihat, di sisi anoda metanol dan air diinjeksikan ke dalam batch reaksi
dengan kecepatan konstan. Tumbukan dengan katalis membantu terjadi reaksi konversi metanol
secara katalitik menjadi proton, CO2 dan elektron. Gas CO2 di keluarkan dari sistem sementara
proton bergerak menyeberangi membran menuju katoda yang kemudian bereaksi dengan oksigen
menghasilkan air. Tumpukan elektron di anoda menghasilkan beda potensial yang memaksa
elektron dari reaksi konversi tersebut mengalir dalam sebuah sirkuit arus, dipakai sebagai arus
searah oleh peralatan elektronik, kemudian sampai di katoda sehingga menyempurnakan reaksi
pembentukan molekul air. Jelas terlihat di sini, limbah yang dihasilkan dari bahan bakar ini
adalah air dan gas CO2 dalam jumlah yang kecil.
Kelebihan lain dalam proses sel bahan bakar metanol ini adalah efisiensi energinya yang
cukup tinggi (melebihi 60%) serta panas yang dihasilkan akibat proses reaksi sangat kecil sekali.
Dua faktor ini sangat penting dalam pemakaian peralatan elektronik untuk jangka waktu yang
lama. Panas yang kecil menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna selama pemakaian.[3]
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Dari segi efisinesi energi dan daya tahan jelas sel ini memenuhi syarat dipakai sebagai
baterai alat-alat elektronik portable karena emisi panasnya yang kecil. DMFC juga memiliki
fleksibilitas karena densitas energi dari baterai juga dapat diatur sedemikian rupa sehingga daya
keluarannya sesuai dengan kebutuhan alat elektronik bersangkutan. Penggunaan metanol sebagai
sumber energi alternatif ikut membantu proses penghematan bahan bakar fosil yang semakin
menipis . Metoda Fisher Tropsch dapat digunakan untuk memproduksi Metanol secara massal.
Metoda Fischer Tropsch adalah metoda untuk mereaksikan campuran dari karbon monoksida dan
hydrogen menjadi hidrokarbon cair. Secara teoritis metanol juga memungkinkan untuk disintesis
secara langsung dari karbon dioksida dan air melalui proses elektrokimia.
Yang paling menarik tentu saja proses isi ulang baterai yang sangat singkat (hanya dalam
hitungan menit saja). Berbeda dengan baterai yang umum sekarang, baterai DMFC tidak
memerlukan arus listrik untuk pengisian ulang tetapi cukup mengisikan metanol ke dalam baterai

menggunakan sebuah filler khusus. Sekejap saja baterai dapat langsung digunakan kembali jadi
tidak perlu menunggu pengecasan berjam-jam, hemat listrik dan yang terpenting aman. Konon
baterai yang memakai 1 mL metanol 99,5% tersebut dapat bertahan selama 10 jam.

Gambar 3 : Baterai DMFC [3]

DAFTAR PUSTAKA
[1]http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/624/jbptitbpp-gdl-muhammadis-31176-3-2008ta-2.pdf
(diunduh pada tanggal 21 April 2015, pukul 09.09)
[2]http://eprints.undip.ac.id/11301/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdf (diunduh pada tanggal 21 April
2015, pukul 09.48)
[3]https://www.scribd.com/doc/95740337/Direct-Methanol-Fuel-Cell#download (diunduh pada
tanggal 21 April 2015, pukul 09.30)

DIRECT METHANOL FUEL CELL (DMFC)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Material Elektronik
Oleh :
DWIKA ANDJANI
20214048

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai