Anda di halaman 1dari 10

FUEL CELL: SUMBER ENERGI LISTRIK YANG RAMAH

LINGKUNGAN

Category: Listrik & Elektronika


Last Updated on Thursday, 27 February 2014 Published DateWritten by Sudaryono
FUEL CELL: SUMBER ENERGI LISTRIK YANG RAMAH LINGKUNGAN
Sudaryono – Widyaiswara PPPPTK BOE Malang
email : sudaryono_2000@yahoo.com

Abstrak
Fuel Cell adalah perangkat elektrokimia yang mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Fuel Cell sebagai sumber tenaga listrik di masa mendatang mempunyai
keistimewaan dibandingkan dengan sumber tenaga yang lain. Fuel Cell jenis Polymer
Electrolyte Membranememiliki energi spesifik yang relatif tinggi 508Wh/kg dan ramah
terhadap lingkungan dengan limbah berupa air. Kekurangannya pada saat ini adalah
harganya yang mahal dan insfrastruktur yang masih minim. Fuel cell bisa digunakan
sebagai sumber energi bagi berbagai keperluan mulai dari peralatan yang dapat
dipindahkan (portabel), peralatan yang bergerak (transportasi) dan pembangkit tetap
(stationer). Sebagai sumber yang portabel dapat menyimpan daya yang besar
dibandingkan dengan batere. Untuk pemakaian transportasi fuel cell mempunyai
efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan mesin konvensional. Sebagai sumber tenaga
stationer mempunyai emisi yang rendah, energi spesifik yang tinggi dan tidak berisik.
Kata kunci: fuel cell, ramah lingkungan, sumber tenaga listrik.

1. Apakah Fuel Cell itu ?


Fuel cell merupakan suatu pembangkit listrik yang mengubah energi kimia
langsung menjadi listrik dengan menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya dan
oksigen sebagai oksidannya. Fuel cellberfungsi seperti batere yaitu menghasilkan
tegangan listrik. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh fuel cell adalah tegangan
searah. Tegangan output berbeban dari satu sel fuel cell berkisar antara 0,7V, lebih kecil
dari tegangan yang dikeluarkan batere kering. Gambar 1 menunjukkan masukan dan
keluaran dari blok fuel cell.

Fuel cell akan terus menerus memberikan energi listrik selama hidrogen kontinyu
disalurkan kepadanya. Jadi tegangan yang dihasilkan oleh fuel cell tidak akan habis
selama bahan bakar hidrogen masih ada.
Hasil dari reaksi kimia tersebut adalah :
 Energi listrik
 Air
 Panas
Limbah yang dihasilkan oleh fuel cell adalah air. Oleh karena itu sumber energi listrik
ini ramah lingkungan dan secara alamiah hidrogen tersedia dalam jumlah besar hingga
bisa dimanfaatkan dari generasi ke generasi. Fuel cell juga berfungsi seperti batere, lalu
apa bedanya fuel cell dengan batere?
Fuel cell terdiri dari pelat anoda, pelat katoda dan lapisan elektrolit di tengahnya,
diperlihatkan pada bagan fuel cell gambar 2.

Batere adalah suatu alat penyimpan energi listrik yang dapat diisi kembali setelah energi
digunakan. Kapasitas atau kemampuan menyimpan energi ditentukan oleh semua
komponen didalam batere seperti jenis material yang digunakan dan jenis elektrolitnya
sehingga dikenal batere asam dan batere alkali. Batere mempunyai elektroda positif,
elektroda negatif dan larutan elektrolit.

Sebuah sel fuel cell dalam beberapa aspek mirip dengan batere. Memiliki elektrolit, dan
elektroda positif dan negatif, dan menghasilkan listrik searah melalui reaksi elektrokimia.
Namun, tidak seperti batere, sebuah sel fuel cell membutuhkan pasokan bahan bakar
berupa hidrogen dan pasokan oksigen konstan. Elektroda dalam batere akan mengalami
perubahan kimia, sedangkan elektroda dalam sel fuel celltidak mengalami perubahan
kimia. Batere yang menghasilkan listrik melalui reaksi elektrokimia melibatkan bahan-
bahan yang ada di batere. Karena itu, batere mungkin akan habis ketika bahan-bahan
yang berpartisipasi dalam reaksi elektrokimia habis, sedangkan tegangan fuel cell tidak
akan habis selama pasokan berlangsung terus menerus.
2. Sejarah Perkembangan
Sejarah pengembangan fuel cell dimulai tahun 1800 dan aplikasi pemakaian untuk mobil
telah dimulai sejak tahun 1987. Berikut ini adalah produk-produk yang menggunakan fuel
cell sebagai sumber energi listriknya.
a. Pada tahun 1800, ahli fisika berkebangsaan Inggris William Nicholson dan Anthony
Carlisle telah menjelaskan proses elektrolisa dengan menggunakan listrik untuk
menguraikan air menjadi gas hidrogen dan oksigen. Sir William Robert Grove,
seorang ahli hukum merangkap sebagai ahli fisika amatir, pada tahun 1839, telah
melakukan pembalikan elektrolisa air, elektroda yang digunakan adalah platina. Fuel
cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keping platina, tabung gas oksigen dan
hidrogen. Reaksinya menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air. Hidrogen
dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam yang menghasilkan air dan listrik. Sel
ini kemudian disebut sebagai Grove`s Battery atau batere Grove atau sel Grove (lihat
Gambar 4b).

Pada gambar 4a sebuah batere dihubungkan dengan elektroda platina. Arus listrik
menyebabkan proses elektrolisa yang mengubah air menjadi gas hidrogen dan
oksigen. Pada gambar 4b batere dilepas diganti dengan ampermeter. Elektron
mengalir dari elektroda yang terhubung dengan hidrogen ke elektroda oksigen.
b. Pada tahun 1889, Charles Langer dan Ludwig Mond pertama kali menggunakan
istilah fuel cell, pada saat mencoba membuat mesin generator dengan menggunakan
udara dan gas arang.
c. Pada tahun 1932 Francis Bacon berhasil mengembangkan fuel cell. Untuk
menerapkan fuel cell dalam penggunaan praktis baru dapat dilakukan 27 tahun
kemudian, yaitu sebagai penghasil tenaga listrik untuk alat las dengan kapasitas 5
kW. Fuel celltersebut akhirnya disebut sebagai Bacon Cell.
d. Sebuah produsen alat elektronik terkenal di Amerika, pada tahun 1960-an
memproduksi tenaga listrik berbasis fuel cell untuk NASA sebagai tenaga pesawat
ruang angkasanya yaitu Gemini dan Apollo. Sistem fuel cell yang dipakai dalam alat
ini berdasarkan pada sel Bacon. Sampai sekarang, tenaga yang dipakai dalam
pesawat ruang angkasa tetap memakai fuel cell karena dengan fuel cell energi yang
dipakai tidak terlalu rumit seperti batere atau tenaga nuklir yang cukup riskan.
e. Selama lebih dari 30 tahun, US Department of Technology telah melakukan banyak
penelitian dan pengembangan dan pada tahun 1987 mereka mulai menerapkannya
pada kendaraan. Bus yang memakai teknologi fuel cell pertama kali diluncurkan
pada tahun 1993 dan untuk mobil biasa di Eropa dan Amerika kini telah banyak
dipakai. Sejumlah produsen mobil mewah dan produsen mobil kelas menengah juga
mulai mengembangkan mobil yang memakai fuel cell ini, sejak tahun 1997.
f. Pada tahun 2002, Honda FCX ditetapkan sebagai mobil fuel cellyang pertama kali
meluncur di jalan-jalan di Amerika, Canada dan Jepang. Mobil ini telah memenangkan
seleksi ketat di Amerika dan merupakan mobil fuel cell pertama di dunia yang
mendapatkan ijin on-road setelah bersaing dengan Daimler Chrysler, Ford Motor,
Mazda, Toyota, Nissan, General Motor, dan Renault. Dengan tangki bahan bakar
hidrogen 156,6 liter bertekanan 350 atm, dan berkecepatan maksimum 150 km/jam,
Honda FCX dapat melaju 335 km. Tipe fuel cell yang dipakai adalah Polymer
Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) milik Ballard Co dengan suhu 60-80oC dan
bertenaga 85 kW.
3. Jenis Fuel Cell
Ada bermacam-macam jenis fuel cell. Jenis fuel cell tergantung dari
elektrolitnya. Berikut ini adalah macam-macam fuel cell yaitu:
a. Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC). Fuel cell jenis ini menggunakan
membran sebagai elektrolitnya dan bahan bakarnya adalah hidrogen. Daerah
kerjanya berkisar antara 30oC – 100oC.
b. Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Sama seperti PEMFC, DMFC mengguna kan
membran sebagai elektrolitnya tetapi menggunakan methanol sebagai bahan
bakarnya. Daerah kerjanya berkisar antara 20oC – 90oC.
c. Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC). Fuel cell jenis ini menggunakan phosphoric acid
cair sebagai elektrolitnya dan bahan bakarnya adalah hidrogen. Daerah kerjanya kira-
kira 200oC.
d. Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC). Fuel cell jenis ini menggunakan molten dengan
campuran lithium, sodium dan potassium carbonate sebagai elektrolitnya dan bahan
bakarnya adalah hidrogen. MCFC bekerja pada temperatur tinggi kira-kira 650oC.
e. Solid Oxide Fuel Cell (SOFC). Fuel cell jenis ini menggunakan bahan keramik sebagai
elektrolitnya dan bahan bakarnya adalah hidrogen. Daerah kerjanya berkisar antara
500oC – 1000oC.
4. Keuntungan & Kerugian Fuel Cell
Fuel cell mempunyai kelebihan yang membuatnya cocok untuk aplikasi otomotif
yaitu :
a. Memiliki potensi untuk efisiensi operasi yang tinggi.
Fuel cell mengubah secara langsung energi kimia menjadi listrik, sehingga hanya
sedikit kehilangan energi, untuk limbah panas, dan memiliki efisiensi yang tinggi.
b. Sederhana.
Sebuah sel fuel cell sangat sederhana, dengan sedikit bagian yang bergerak. Hal ini
dapat menyebabkan kehandalannya tinggi dan sistem tahan lama.
c. Operasinya tenang
Operasi fuel cell sangat tenang, karena tidak ada bagian yang bergerak.
d. Emisi rendah.
Hasil reaksi kimia dari proses pembakaran adalah air. Hal ini adalah keuntungan
utama ketika digunakan di kendaraan, karena ada persyaratan untuk mengurangi
emisi kendaraan. Namun, perlu dicatat bahwa pada saat ini, emisi CO2 hampir selalu
terlibat dalam produksi hidrogen yang diperlukan sebagai bahan bakar.
e. Kinerja kendaraan bagus.
Kinerja kendaraan fuel cell adalah sama dengan motor bakar konvensional. Berbeda
dengan kendaraan listrik tenaga batere, dengan jangkauan terbatas dan pengisian
waktu relatif lama, kendaraan fuel cell diharapkan mampu memberikan jarak tempuh
yang jauh, lebih dari 250 mil antara pengisian bahan bakar, dan harus dapat mengisi
bahan bakar dalam hitungan menit .
f. Keuntungan lain dari kendaraan fuel cell adalah bahwa ada banyak sumber hidrogen.
Hidrogen dapat diproduksi dari minyak, gas alam, dan batubara. Hidrogen juga dapat
dibuat dari biomassa seperti limbah dari ternak, air limbah lumpur, dan timbunan
sampah. Unsur alam seperti air, cahaya matahari, dan angin juga dapat digunakan
untuk menghasilkan hidrogen.
g. Fuel cell tidak perlu diisi ulang, dan mereka memberikan listrik secara langsung terus
menerus ketika pasokan bahan bakar tidak terputus.
h. Pemeliharaan rendah karena mereka tidak memiliki bagian yang bergerak.
Selain mempunyai kelebihan, fuel cell juga mempunyai kekurangan yaitu :
a. Biaya mahal.
Fuel cell saat ini mahal karena kebutuhan bahan-bahan dengan sifat-sifat tertentu.
Permasalahannya adalah mencari pengganti komponen tersebut dengan biaya
rendah. Ini termasuk kebutuhan bahan platina dan Nafion.
b. Sensitif pada kontaminasi zat-asing.
Jika bahan bakar lain selain hidrogen dimasukkan ke dalam fuel cell, performanya
secara bertahap menurun.
c . Pembekuan.
Jika fuel cell digunakan di daerah di mana suhu turun ke titik beku, mungkin memiliki
masalah dengan kendaraan fuel cell, karena kendaraan ini memiliki air yang berisiko
bisa membeku.
d. Teknologi baru
Teknologi untuk memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan daya hidrogen dengan
biaya yang efisien belum tersedia.
e. Ketiadaan Infrastruktur
Agar kendaraan fuel cell menjadi alternatif bagi konsumen, harus ada pem bangkitan
hidrogen dan infrastruktur pengiriman. Infrastruktur ini termasuk pipa, mobil
transportasi bahan bakar, stasiun pengisian bahan bakar dan pusat pembangkit
hidrogen. Pengembangan model kendaraan yang dipasarkan mudah-mudahan akan
mendorong pengembangan infrastruktur untuk mendukungnya.
f. Produksi Hidrogen
Salah satu kelemahan terbesar mobil fuel cell adalah cara menghasilkan hidrogen.
Saat ini, hidrogen diproduksi dengan menggunakan batu bara, tenaga nuklir, minyak,
atau gas alam. Metode ini menghasilkan sejumlah besar polusi seperti karbon
dioksida. Itu berarti bahwa produksi fuel cell untuk mobil akan menyebabkan polusi
setidaknya dalam jumlah yang sama. Meskipun ada cara lain untuk menghasilkan
hidrogen, ini menyebabkan kerugian berikutnya.
5. Mengapa Fuel Cell Dibutuhkan?
Daya secara tradisional bergantung pada bahan bakar fosil, yang memiliki beberapa
keterbatasan yaitu :
a. menghasilkan polutan dalam jumlah besar,
b. cadangan bahan terbatas,
c. penyebab konflik global antar wilayah.
Fuel cell bisa digunakan sebagai sumber energi bagi berbagai keperluan mulai dari
peralatan yang dapat dipindahkan (portabel), peralatan yang bergerak (transportasi) dan
pembangkit tetap (stationer). Fuel cell dapat digunakan dimana saja mulai dari peralatan
rumah tangga sampai ke telepon selular. Pasar masa depan fuel cellmencakup untuk
keperluan portabel, transportasi dan sektor stasioner.
5.1 Sektor Portabel
Salah satu pasar masa depan utama fuel cell adalah sektor portabel. Ada banyak
perangkat portabel yang akan menggunakan fuel cell untuk daya perangkat tersebut
dalam jangka waktu yang lama. Fuel cell akan menyediakan sumber daya listrik terus
menerus selama ada bahan bakar yang dipasokkan. Fuel cell dapat dengan mudah
diproduksi dengan daya besar dan ringan untuk keperluan tersebut. Keuntungan lainnya
adalah operasinya tenang, tidak berisik dan panas yang dihasilkan rendah. Fuel
cell dapat memberikan keluaran energi yang sama seperti batere dengan berat dan
volume yang jauh lebih kecil. Hal ini sangat menguntungkan untuk sistem tenaga
portabel. Tabel 1 membandingkan berat, energi, dan volume berbagai jenis batere
dengan PEMFC.

Sebagai sumber daya portabel yang berkapasitas beberapa watt sampai beberapa ratus
watt dapat dibawa kemana-mana untuk keperluan berkemah, kendaraan rekreasi,
peralatan elektronik seperti telepon seluler dan komputer, serta untuk keperluan tentara
di medan perang. Cocok digunakan untuk keperluan militer. Militer memiliki kebutuhan
daya besar dalam jangka panjang. Pengisiannya tidak diperlukan dan hanya membawa
tangki cadangan akan tidak mahal daripada tansportasi batere cadangan.
5.2 Sektor Transportasi
Pasar transportasi akan mendapatkan keuntungan dari pemakaian fuel cell karena
bahan bakar fosil akan terus menjadi langka, dan karena itu akan ada kenaikan harga
yang tak terelakkan. Kendaraan fuel cell memungkinkan mempunyai daya tarik baru
dengan rancangan kendaraan yang lebih kecil dan memiliki kemampuan lebih efisien
daripada kendaraan dengan bahan bakar lain. Beberapa industri otomotif telah
mengembangkan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
5.3 Sektor Stationer
Fuel cell stasioner besar dapat menghasilkan daya listrik untuk keperluan rumah
atau bisnis. Fuel cell ini dapat juga dihubungkan interkoneksi dengan jala-jala yang
sudah ada. Jenis fuel cell ini sangat menguntungkan untuk bisnis dan perumahan yang
tidak tersedia listrik. Sebagai sumber energi yang tepat guna dan energiyang dapat
diperbarui, fuel cell dapat mengambil fungsi jaringan listrik tempat tinggal, rumah sakit
dan industri. Beberapa fasilitas seperti pusat pemroses data atau peralatan
telekomunikasi membutuhkan daya yang berkualitas tinggi. Gangguan listrik dan
terputusnya pasokan daya listrik akan menghasilkan kerugian data yang berharga atau
terputusnya aktivitas produksi. Beberapa industri juga membutuhkan kualitas daya yang
sama. Rumah sakit harus mempunyai kemampuan mempertahankan pasokan daya
listrik pada saat melakukan kegiatan operasi.
Daftar Rujukan:
1. Colleen Spiegel, PEM Fuel Cell Modeling and Simulation Using MATLAB, Elsevier
Inc, 2008.
2. Matthew Mench, Fuel cell engines, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey,
2008
3. Frano Barbir, PEM Fuel Cells: Theory and Practice, Elsevier Inc, 2005
4. J. Larminie, Andrew Dicks, Fuel Cell Systems Explained Second Edition, John Wiley
& Sons Ltd, England 2003.
5. Michael W. Ellis, Michael R. Von Spakovsky, Douglas J. Nelson, Fuel Cell Systems:
Efficient, Flexible Energy Conversion for the 21st Century, Proceedings of IEEE, 2001,
89 (12).
6. ………., Fuel Cell Vehicles(From Auto Manufacturers),http://www.fuelcells.
org/info/charts/carchart.pdf
7. http://www.ultimatecarpage.com/car/1405/Honda-FCX.html
8. Sandeep Dhameja, Electric Vehicle Battery Systems, Newnes, Woburn 2002.

Sumber : http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik-electro/1048-
daryono
Rabu, 29
November 2017

CARI

kembali ke depan »

Artikel-artikel populer :
» daftar artikel

Fuel Cell sebagai Pembangkit Hidrogen : Energi Alternatif yang


Dihantui Kendala
Merry Magdalena

Melambungnya harga BBM tak membuat penggunaan bahan bakar fosil berkurang. Memang sudah
saatnya dipikirkan mencari pengganti BBM. Teknologi fuel cell bisa menjadi salah satu alternatif.
Namun entah kapan realisasinya.

Sumber energi alternatif sudah lama didengungkan untuk segera dipakai. Bahkan Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada tahun 2020 mendatang penggunaan energi
alternatif sudah mencapai lima persen. Kebijakan ihwal energi alternatif pun tak kalah banyak. Dari
sisi teknologi dan ketersediaan bahan baku juga sudah tak diragukan lagi.

Salah satu teknologi yang ditawarkan adalah fuel cell yang berbahan bakar dasar hidrogen. "fuel
cell adalah perangkat elektronika yang mampu mengonversi perubahan energi bebas suatu rekasi
elektronikia menjadi energi listrik," jelas Isdiriyani Nurdin, peneliti sekaligus pengajar di Departemen
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam diskusi mengenai teknologi fuel cell di Balai
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, akhir pekan silam.

Prinsip kerja fuel cell adalah proses elektrokimia di mana hidrogen dan oksigen digunakan sebagai
bahan bakar. Komponen utama fuel cell terdiri dari elektrolit berupa lapisan khusus yang diletakkan di
antara dua buah elektroda. Proses kimia yang disebut pertukaran ion terjadi di dalam elektrolit ini dan
menghasilkan listrik serta air panas. fuel cell menghasilkan energi listrik tanpa adanya pembakaran
dari bahan bakarnya, sehingga tidak ada polusi.

Kendala

Berbeda dengan baterai, fuel cell tidak hanya menyimpan tetapi juga menghasilkan energi listrik
secara berkesinambungan selama masih ada pasokan bahan bakar. Kelebihan teknologi yang oleh
Isdiriyani ini diindonesiakan menjadi sel tunam adalah efisiensinya, tidak bising, hampir tak
menghasilkan bahan pencemar sama sekali, serta banyak pilihan bahan bakar.

Walau demikian, dari sisi teknis dianggap hidrogen merupakan bahan bakar paling ideal bagi sel
tunam. Menurut Isdiriyani ini disebabkan hidrogen mempunyai kandungan energi per satuan berat
tertinggi di antara berbagai jenis bahan akar. Yang menjadi masalah adalah proses menghasilkan
hidrogen. Walau hidrogen merupakan unsur yang paling banyak terdapat di alam semesta namun
keberadaannya terikat sebagai senyawa oksida. Maka untuk menghasilkan gas hidrogen diperlukan
tenaga listrik yang sebagian besar dihasilkan dari sumber energi penyebab polusi.

Masalah lain yang akan timbul jika hidrogen digunakan sebagai bahan bakar adalah kebutuhan
infrastruktur untuk pendistribusian hidrogen ke tempat penggunanya. "Alternatifnya adalah
membangun tempat pengisian ulang bahan bakar beserta dengan pembangkitnya sekaligus," papar
Isdiriyani. Inilah yang banyak dilakukan di sejumlah negara maju yang sudah mengaplikasikan sel
tunam sebagai bahan bakar kendaraan.

Di banyak negara maju, teknologi sel tunam sudah bukan barang baru lagi. Negara seperti Amerika
Serikat (AS), Jepang, Jerman atau Inggris telah mengembangkan teknologi ini sejak lama. Di negara
ini yang menjadi pemicu pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan adalah isu lingkungan
dan konservasi energi. Produsen kendaraan seperti General Motors (GM) misalnya sudah merilis
prototipe mobil berbahan bakar hidrogen. Mobil yang rencananya akan komersial pada tahun 2010 ini
menggunakan sel tunam berbentuk wafer yang berfungsi memisahkan atom hidrogen menjadi proton
dan elektron. Dengan memakai elektron sebagai arus listrik, digabungkan proton dengan oksigen dari
udara, sehingga hasil sampingnya hanya uap air.

Untuk menghasilkan tenaga penggerak mobil diperlukan rangkaian yang terdiri dari 372 sel wafer.
Kendati sudah mampu mengaplikasikan teknologi tersebut, bukan berarti semuanya berjalan mulus.
GM mengklaim bahwa berkendara di atas tangki hidrogen mampat amat tidak nyaman dibanding
dengan di atas tangki bensin. Mobil yang sempat dipamerkan dalam ajang North American
International Auto Show ini dapat menempuh jarak hampir 500 kilometer sebelum harus mengisi
ulang bahan bakar. Selain ada kendala di bidang kenyamanan, mobil hidrogen ini relatif mahal, yakni
sekitar 700.000 dolar AS.

Bulan lalu, perusahaan asal Kanada meluncurkan generator sel tunam model E8 Portable Power
yang berisi dua buah modul sel tunam Powerstack MC250. Pembangkit listrik portabel ini mempunyai
kapasitas 2,4 kW dengan tegangan 48 Vdc pada arus 50 A dan efisiensi listrik lebih dari 50 persen.
Pembangkit ini ditujukan bagi penerapan stasioner seperti back up untuk tanggap darurat bagi
pengguna komersial maupun militer.

Komputer Hidrogen

Bukan hanya kendaraan bermotor saja yang dianggap layak memanfaatkan sel tunam, melainkan
juga bidang teknologi informasi (TI). Produsen komputer jinjing (laptop) Jepang misalnya,
mengembangkan teknologi ini pada sejumlah produknya. Tidak semua sel tunam bisa dipakai untuk
alat elektronik portabel, hanya sel tunam metanol langsung (direct methanol fuel cell) yang termasuk
sel tunam alkalin saja yang bisa. Apabila diproduksi secara masal maka harga sel tunam bisa
bersaing dengan baterai Lithium-ion yang kini banyak digunakan. Densitas energinya bahkan bisa 5-
10 kali lebih besar baterai Lithium-ion.

Bagaimana di Indonesia" Achyar Umri, peneliti dari Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan sel tunam hanya sebagai konverter alias pembangkit saja.
Bahan bakar utamanya adalah hidrogen yang sumbernya sangat banyak di Indonesia. "Posisi
Indonesia di tingkat Asia dalam penghasilan energi per kapitanya masih sangat rendah. Padahal
sumber energi alternatif tersebar begitu banyak,? ujar Achyar. Hidrogen dianggap sebagai energi
alternatif paling ideal karena hidrogen merupakan bahan universal dengan jumlah tak terbatas dan
yang jelas ramah lingkungan.

Namun bagaimana dengan kebijakan pemerintah sendiri?

Kebijakan di bidang energi alternatif memang sudah cukup banyak. Evita Legowo, Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknik Minyak dan Gas ESDM menekankan pihaknya amat
mendukung pengembangan teknologi sel tunam berbahan dasar hidrogen. Ia bahkan mengajak
semua pihak yang berkepentingan untuk mendiskusikan langkah kebijakan apa yang perlu diambil
demi terealisasinya aplikasi teknologi tersebut. Masalah adalah: apabila di negara maju yang sudah
berhasil mengaplikasikannya saja teknologi tersebut masih berupa prototipe, berarti bagi Indonesia
masih dibutuhkan jalan panjang dan berliku.

Sumber : Sinar Harapan (9 Maret 2005)

» kirim ke teman revisi terakhir : 16 April 2005


» versi cetak

Dikelola oleh TGJ LIPI Hak Cipta © 2000-2017 LIPI

Anda mungkin juga menyukai