Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dewasa ini, informasi
hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan dan kegiatan. Teknologi
informasi merupakan sarana yang sangat penting dan menunjang bagi suatu instansi
dalam skala kecil, sedang ataupun besar, sehingga dengan informasi dapat diharapkan
mempermudah pekerjaan dan tujuan dapat tercapai secara maksimal. Infomasi
merupakan unsur yang mengkaitkan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian, tanpa informasi suatu instansi tidak
bisa menjalankan kegiatan operasional suatu instansi dengan baik. Manfaat
pengolahan data yang telah terkomputerisasi adalah di samping penggunaan ruang
dan waktu yang lebih kecil dan singkat, sudah tidak ditemukan lagi tumpukan arsiparsip, yang dengan komputer dapat disimpan dan dibuka secara cepat dan mudah bila
suatu saat diperlukan.
Sebuah perusahaan tidak terlepas dari persoalan Inventory (Persediaan Barang)
yang sering terjadi kesuliatan tidak hanya kesalahan manusia dalam pencatatan tapi
juga yang ditimbulkan karena tata letak yang diatur tidak baik, Peraturan tata letak
barang di gudang tidaklah mudah jika dilakukan secara manual selain banyak proses
keluar masuk barang, kesulitan juga ditimbulkan oleh proses pencarian barang yang
harus dikeluarkan dari gudang, Hal ini yang dapat menghambat proses kerja terutama
dalam proses manipulasi data, salah satu contoh perusahaan swasta yang bergerak
dalam di bidang distribusi barang Elektrikal yaitu:
PT. Citacontrac Jakarta adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
kontraktor, distributor, dan perdagangan umum. Seiring berkembangnya perusahaan
yang

sangat

pesat

sehingga

perusahaan

menambah

persediaan

barang

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan semakin bertambahnya jumlah

barang di gudang muncul permasalahan yaitu kesulitan untuk mendapatkan informasi


persediaan barang yang akurat dan tepat waktu karena sistem informasi persediaan
barang Elekrtikal yang sedang berjalan di PT. Citacontrac Jakarta masih
menggunakan sistem manual dengan cara menyimpan file dalam lembaran arsip dan
laporan masih terdapat catatan-catatan kecil.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Citacontrac Jakarta terutama
pada persediaan barang elektrikal antara lain mencakup :
1. Proses permintaan barang /material
masih manual karena masih
menggunakan lembar kartu/ bon.
2. Menyimpan filenya masih dalam lembaran arsip.
3. Pembuatan laporan persediaan barang, laporan barang masuk, dan laporan
barang keluar masih manual sehingga menyulitkan bagian DSM Bag. Logistik
dalam proses pembuatan laporan permintaan barang.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Mengevaluasi proses pengolahan data persediaan barang Elektrikal pada
PT.Citacontrac Jakarta yang masih manual menjadi sistem terkomputerisasi.
2. Merancang sistem basis data untuk mendukung kebutuhan informasi
mengenai persediaan barang/ material elektrikal.
3. Mengendalikan persediaan tetap efektif terhadap ketidakpastian tingkat
perubahan pada permintaan atau pengeluaran.
4. Mempermudah kinerja Deputi Site Manager dalam Mengontrol Persediaan
Barang/ Material elektrikal.
1.4. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam
pengumpulan data menggunakan teknik sebagai berikut :
A. Observasi
Penulis melakukan observasi atau pengamatan secara langsung untuk mengamati
bagaimana cara kerja dari proses persediaan barang pada PT. Cita Contrac
Jakarta.

B. Wawancara
Dalam teknik wawancara penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada
Deputy Site Manager bidang Logistik Bpk Hari Susanto, ST dan petugas gudang
Bpk Apri mengenai sistem persediaan barang yang berjalan pada PT. Cita
Contrac Jakarta untuk mendapatkan data-data yang akurat.
C. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan bantuan buku-buku, catatan, dokumen,
dan lain-lainnya yang bersangkutan dengan persediaan barang.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupaka uraian secara garis besar tentang susunan dari
penulisan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang
isi dari tugas akhir ini. Penulisan ini disajikan dalam lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang penulisan, identifikasi
masalah, tujuan dan manfaat penulisan,metode penelitian dan sistematika
BAB II

penulisan.
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan pengertian sistem, pengertian informasi, pengertian
sistem informasi, pengertian analisa sistem, Pengertian Persediaan Barang,
Pengertian Unified Modeling Language (UML).

BAB III GAMBARAN UMUM


Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat PT. CITACONTARAC
JAKARTA,Profil Perusahaan , Lokasi Perusahaan, Visi Misi, dan Struktur
Organisasi PT. CITACONTARAC.
BAB IV TINJAUAN TERHADAP SISTEM BERJALAN
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan terhadap sistem yang berjalan di PT.
CITACONTARAC menggunakan UML (Unified Modelling Language)
BAB V

yang terdiri dari use case, dan activity diagram.


PENUTUP

Bab ini adalah bab penutup berisikan kesimpulan serta saran-saran yang
bermanfaat bagi perusahaan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem


Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah
ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.Sistem adalah sekelompok
komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan
tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan
oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
Menurut Mustakini (2009:34), bahwa Sistem (system) dapat didefinisikan
dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang


mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini
adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedurprosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku besar.
Menurut Yakub (2012:1), Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau tujuan tertentu.
Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011:152), Sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152), Sistem adalah setiap sesuatu
terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata
kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

Syarat-syarat sistem :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

2.1.1. Karakteristik Sistem


Menurut Mustakini (2009:54), suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut:
1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau
2.
3.
4.
5.

subsistem- subsistem.
Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).
Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).
Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).

2.1.2. Klasifikasi Sistem

Menurut Agus Mulyanto (2009 : 8) mengatakan bahwa sistem pun dapat


diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
a. Sistem Abstrak (abstact system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau
gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama/ teologi.
b. Sistem Fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat
dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem
transportasi.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan
a. Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam,
bukan buatan manusia. Misalnya, sistem tatasurya, sistem rotasi bumi.
b. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi
melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer,
sistem transportasi.
3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
a. Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat
diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi
berdasarkan program yang dijalankan.
b. Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.
4. Sistem Tertutup Dan Sistem Terbuka
a. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan
lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada
adalah relatif tertutup.
b. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan
lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang
lain.

2.1.3. Pengertian Informasi


Informasi adalah Sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah
dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerim. Data yang telah diolah
menjadi sesuatu yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat memberikan

keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi


adalah data. Informasi dapat juga di katakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Menurut Nova (2009:4), bahwa informasi dapat di produksi dan dipasarkan
sebagai sebuah produk, pada dasarnya informasi merupakan suatu yang diproduksi
dan didistribusikan, baik oleh sebuah lembaga pendidikan, radio, televisi, penerbit
buku, koran dan majalah. Ketidak akuratan informasi akan menyebabkan prusahaan
yangbergerak dibidang informasi dapat kehilangan reputasi dan kredibilitasnya.
Menurut Prasojo dan Riyanto (2011:3), bahwa pengertian informasi sering
disamakan dengan pengertian data. Data adalah sesuatu yang belum diolah dan
belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan.
Beberapa contoh data adalah data nama mahasiswa, jumlah kursi, jumlah siswa, dan
lain-lain. Data mahasiswa relatif belum berarti, jika digunakan untuk mengambil
keputusan tertentu. Data nama mahasiswa ditambah data IPK mahasiswa,dan
persentase nilai D dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa tersebut
dapat mengambil bebas teori atau tidak. Data bebas teori dan nilai skripsi dapat
digunakan untuk mengambil keputusan bahwa mahasiswa tersebut berhak lulus atau
tidak. Gabungan dari data nama mahasiswa, IPK, persentasi nilai D, nilai skripsi
merupakan sebuah informasi.
Menurut Kadir (2009:4), bahwa definisi informasi sebagai berikut:
a. Informasi bermuara pada data.
b. Memberikan suatu nilai tambah atau pengetahuan bagi yang menggunakannya.
c. Dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat

keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi


menurunkan ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan) Informasi menjadi
penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi
obyektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau
fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara cara tertentu.

2.1.4. Pengertian Sistem Informasi


Secara umum Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian
internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan.
Menurut Obrian dalam Yakub (2012:16), bahwa sistem informasi
(information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data
yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi.
Menurut Agus mulyanto (2009 : 29) mendefinisikan sistem informasi sebagai
suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja
yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan.
Menurut Alter dalam Kadir (2009:7), bahwa sistem informasi adalah
kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi

memiliki peranan yang sangat penting dalam media menyampaikan data yang
berguna bagi pemakainya.
2.2. Pengertian Analisa Sistem
Menurut Yakub (2012:142), Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian
tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan
(business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business
soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan). Menurut Mulyato
(2009:125), Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan
konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam
sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem
yang sedang berjalan, merancang/mennganti output yang sdang digunakan, untuk
mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih
sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses sistem yang secara umum
digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki
berbagai fungsi didalam suatu sistem tertentu.

2.2.1. Tahap-tahap Analisis Sistem


Menurut Mulyanto (2009:126), Tahap analisis sistem merupakan tahap yang
kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan
juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tahapan ini bisa merupakan tahap yang mudah
jika client sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahu
betul fungsionalitas dari sistem informasi yang akan dibuat. Tetapi tahap ini bisa
menjadi tahap yang paling sulit jika client tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya

atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses
bisnisnya.
Menurut Mulyanto (2009:129), Di dalam tahap analisis sistem terdapat
langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya
adalah:
1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam
kurun waktu tertentu.

2.2.2. Fungsi Analisis Sistem


Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalahmasalah kebutuhan pemakai (user).
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan
pemakai.
3. Memilih alternatifalternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi
terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah
disetujui oleh pemakai.

2.3. Pengertian Persediaan Barang


Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang
jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena

10

persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi


perusahaan. Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana keuntungan (laba) itu
bisa diharapkan melalui penjualan di kemudian hari. Oleh sebab itu pada kebanyakan
perusahaan sejumlah minimal persediaan harus dipertahankan untuk menjamin
kontinuitas dan stabilitas penjualannya.
Menurut Agus Ristono (2009:1) Persediaan dapat diartikan sebagai barangbarang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan
datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah
jadi, dan persediaan barang jadi.
Persediaan menurut Moh. Benny Alexandri (2009:135) menyatakan
Persediaan adalah suatu aktiva yang melipiti barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi.
2.3.1. Jenis Jenis Persedian
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang
dijalani dan berdasarkan tujuan. Maka persediaan dibagi dalam tiga kategori
yang
sebagaimana dijelaskn oleh Agus Ristono (2009:7) yaitu:
1) Persedian bahan baku dan penolong
2) Persedian bahan setengah jadi
3) Persediaan bahan jadi
2.3.2. Tipe - Tipe Persediaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2010:281), menerangkan bahwa ada tiga
bentuk utama dari persediaan perusahaan yaitu :
1. Persediaan Bahan Mentah
Bahan mentah adalah merupakan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan.
2. Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan Barang dalam proses terdiri dari keseluruhan barang barang yang
digunakan dalam proses produksi tetapi masih membutuhkan proses lebih
lanjut untuk menjadi barang yang siap untuk dijual (barang jadi).

11

3. Persediaan Barang Jadi


Persediaan barang jadi adalah merupakan persediaan barang barang yang
telah selesai diproses oleh perusahaan tetapi masih belum terjual.

2.4. Unified Modeling Language (UML)


2.4.1. Pengertian UML
Menurut Widodo dan Herlawati (2011:7) UML merupakan alat komunikasi
yang konsisten dalam mendukung para pengembang sistem. Para pengembang sistem
berorientasi objek menggunakan bahasa model untuk menggambarkan, membangun
dan mendokumentasikan sistem yang sedang dirancang. UML (Unified Modelling
Language) memungkinkan para anggota team untuk bekerja sama dengan model
yang sama dalam merancang suatu sistem yang akan dibuat, dikarenakan dapat
mempermudah bagi perancang dalam merancangnya.
UML (Unified Modelling Language) merupakan suatu alat yang telah menjadi
standart dalam merancang suatu sistem visualisasi dan mendokumentasikan sistem
piranti lunak. Serta menawarkan sebuah standart untuk merancang model sebuah
sistem.
Menurut Widodo dan Herlawati (2011:10) UML (Unified Modelling Language)
menyediakan sembilan jenis diagram yang dikelompokan berdasarkan sifatnya yaitu
statis atau dinamis, jenis diagram itu antara lain:
1. Diagram Aktifitas (Activity Diagram) bersifat dinamis, diagram aktifitas adalah
tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke
aktifitas lainya dalam suatu sistem. Diagram ini penting terutama dalam
pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberikan tekanan pada aliran
kendali suatu objek menurut Widodo dan Herlawati (2011:11).
2. Diagram Use Case bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case
dan aktor-aktor. Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan
memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

12

Komponen diagram use case adalah:


a. Aktor (actor), menggambarkan pihak yang berperan dalam sistem.
b. Use Case, aktivitas atau saran yang diisikan oleh bisnis atau sistem.
c. Hubungan (Link), aktor mana saja yang terlibat use case menurut
Widodo dan Herlawati (2011:10).
3. Diagram Kelas (Class Diagram) bersifat statis, diagram ini memperlihatkan
himpunan kelas-kelas, Antarmuka-Antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi
relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek
menurut Widodo dan Herlawati (2011:10).
4. Diagram Interaksi dan Sequence (urutan) bersifat dinamis, diagram urutan adalah
diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu
tertentu menurut Widodo dan Herlawati (2011:11).
5. Diagram Komponen (Component Diagram) bersifat statis, diagram komponen ini
memperlihatkan organisasi serta ketergantungan sistem atau perangkat lunak pada
komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram
kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan kedalam satu atau lebih kelas,
antarmuka serta kolaborasi. Hubungan antara Komponen (component) dengan
kelas adalah bahwa komponen merupakan subsistem berisi kelas-kelas yang
bekerja sama merealisasikan antarmuka yang diinstruksikan menurut Widodo dan
Herlawati (2011:11).
6. Diagram Deployment (Deployment Diagram) bersifat statis, diagram ini
memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi di jalankan (run-time), memuat simpulsimpul beserta komponen-komponen yang ada didalamnya. Diagram deployment
berhubungan erat dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu
atau lebih komponen-komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita
berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed
computing) menurut Widodo dan Herlawati (2011:12).
2.4.2. Simbol-simbol pada Use case

13

Simbol
Use case

Deskripsi
fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unitunit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor;
biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja

nama use case

Aktor / actor

di awal frase nama use case

orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi


dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar
sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi

nama aktor

aktor belum tentu merupakan orang; biasanya


dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase
nama aktor

Asosiasi / association

komunikasi

antara aktor dan

use case yang

berpartisipasi pada use case atau use case memiliki


interaksi dengan aktor

Ekstensi / extend

relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana


use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri
walau tanpa use case tambahan itu; mirip dengan

<<extend>>

prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi


objek; biasanya use case tambahan memiliki nama
depan yang sama dengan use case yang ditambahkan,
misal

14

validasi username

<<extend>>

validasi user

<<extend>>

validasi sidik jari

arah

panah

mengarah

pada

use

case

yang

ditambahkan
Generalisasi
generalization

/ Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang
satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya,
misalnya:

ubah data

mengelola data

hapus data

arah panah mengarah pada use case yang menjadi


generalisasinya (umum)
Menggunakan

/ relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana

include / uses

use case yang ditambahkan memerlukan use case ini


untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
dijalankan use case ini

15

<<include>>

ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai


include di use case:

include berarti use case yang ditambahkan


akan selalu dipanggil saat use case tambahan
dijalankan, misal pada kasus berikut:
validasi username

<<include>>

login

include berarti use case yang tambahan akan


selalu melakukan pengecekan apakah use
case yang ditambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan dijalankan, misal
pada kasus berikut:
validasi user

<<include>>

ubah data

Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah satu


atau keduanya tergantung pada pertimbangan dan
interpretasi yang dibutuhkan.
arah panah include mengarah pada use case yang
dipakai

16

2.4.3 Activity Diagram


Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis (Urutan pekerjaan). Yang
perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh
sistem. Diagram aktivitas mendukung perilaku paralel.
NO GAMBAR

NAMA

KETERANGAN
Memperlihatkan bagaimana

Actifity

masing-masing kelas antarmuka


saling berinteraksi satu sama lain
State dari sistem yang

Action

mencerminkan eksekusi dari suatu


aksi
Bagaimana objek dibentuk atau

Initial Node

Actifity Final Node

Fork Node

diawali.
Bagaimana objek dibentuk dan
dihancurkan
Satu aliran yang pada tahap tertentu
berubah menjadi beberapa aliran

Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:


rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan

merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan


urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana

setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan


rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
Gambar 2.4.3 Simbol Actifity Diagram

2.4.4 Class Diagram

17

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.Kelas memiliki
apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.

atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas


o atribut mendeskripsikan properti dengan sebaris teks di dalam kotak
kelas tersebut.

operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas
Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai

hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Diagram kelas juga menunjukkan
properti dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan yang terdapat dalam
hubungan-hubungan objek tersebut.
NO GAMBAR

NAMA

KETERANGAN
Hubungan
dimana

objek

Generalizatio

(descendent)

perilaku

struktur data dari objek yang ada di

berbagi

anak
dan

atasnya objek induk (ancestor).


Upaya untuk menghindari asosiasi

Nary

dengan lebih dari 2 objek.

Association

Himpunan

Class

dari

objek-objek

yang

berbagi atribut serta operasi yang sama.


Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

Collaboration

ditampilkan sistem yang menghasilkan


suatu hasil yang terukur bagi suatu
aktor
Operasi yang benar-benar dilakukan

Realization

oleh suatu objek.

18

Hubungan dimana perubahan yang


terjadi pada suatu elemen mandiri
6

Dependency

(independent)

akan

elemen

bergantung

yang

mempegaruhi
padanya

elemen yang tidak mandiri


Apa yang menghubungkan
7

Association

antara

objek satu dengan objek lainnya

Gambar 2.4.4 Simbol Class Diagram

BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1

Sejarah PT.CITACONTRAC
PT. Citacontrac adalah Perusahaan Swasta Nasional yang didirikan pada

tanggan 11 Oktober Tahun 1977, berdasarkan Akte No. 13 Tahun 1977 yang dibuat

19

dihadapan Notaris R. Soerojo Wongsowidjoyo SH di Jakarta beserta perubahanperubahannya, yang Anggaran Dasarnya telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 31 Oktober 1978 Nomor: 87 Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 632/1978. Sejak beroperasinya

pada tahun 1977,

PT. Citacontrac telah mampu membangun beberapa Gardu Induk dan Transmisi
Tegangan Tinggi 500 kV, 150 kV maupun 70 kV serta Jaringan Distribusi 20 KV
baik pekerjaan Konstruksi Sipil, Design Engineering, Mechanical, Elektrikal,
Erection termasuk Commisioning & Testing. Pelayanan Teknik dan seluruh aspek
manajemennya adalah merupakan keinginan Perusahaan untuk dapat memberikan
konstribusi dan berpartisipasi dalam pengembangan Kelistrikan & Telekomunikasi
Nasional pada umumnya dan bidang EPC, Pembangkit, Transmisi dan Substantion
serta pemeliharaan pada khususnya. Dengan selalu berusaha mengembangkan diri
dalam semua aspek teknis dan manajemen untuk memecahkan semua masalah dalam
bidang konstruksi serta menerapkan teknologi tepat guna yang ada dan menjalankan
usaha secara profesional dan mempunyai intregritas yang tinggi, Perusahaan
mengharapkan

dapat memberikan jasa dan pelayanan yang terbaik kepada para

pelanggan dan atau pengguna jasa dan pelayanan Perusahaan.


Bidang Pekerjaan.
1.
Bidang Pekerjaan Electrical Power Generation
- Pembangunan peralatan Elektromekanikal.
- Pembangunan Power House.
- Pembangunan pondasi & slab.
2.
Bidang Pekerjaan Power Transmisi dan Distribusi
- Pembangunan gedung kontrol.
- Pembangunan Power Tranformer & Switchgear.
- Pembangunan Steel Tower dan pekerjaan transmisi.
- Pembangunan dan atau pekerjaan distribusi.
- Pemeliharan jaringan Substantion & transmisi.
3.
Bidang Pekerjaan Computer Center
- Pembangunan gedung komputer Center
- Area kontrol Center
4.
Bidang Pekerjaan Industrial
- Pendirian peralatan Elektromikanical
- Pembangunan gedung utama dan pabrik.
- Pendirian pondasi dan Slab

20

5.

6.

- Pemeliharaan & perbaikan peralatan mesin industri ( Rotor )


Bidang Pekerjaan Telecommunication
- Out Side Plant
- Kabel Fiber Optik dan peralatan terminal jalur Optik
- Tower Telekominikasi
- SCADA & PABX
Oursourcing.
- Pembacaan KwH Meter
- Pemeriksaan dan Penertiban Tenaga Listrik ( P2TL )

3.1.1. Profil Perusahaan


Data Perusahaan
Nama Perusahaan
Alamat
Telepon
Fax
Email
Website
Direktur Utama
Direktur

:
:
:
:
:
:
:
:

PT. Citacontrac
Jl. Pinang Ranti No. 5 Jakarta Timur
(021) 8090188 ( 3 lines), (021) 8002163
(+6221)8090623
citacontrac.citacontrac.co.id
citacontrac@yahoo.com
http://www.citacontrac.co.id
Ir. Masud, MSc, MM
Ir. Hardjoko, S.MT

3.1.2 Kantor
a. Kantor Pusat
Jl. Pinang Ranti No. 5 Jakarta Timut Indonesia
Tlp (021) 8090188 ( 3 Lines ); (021) 8002163 Fax (+62-021) 8090623
E-mail : citacontrac@citacontrac.co.id citacontrac@yahoo.com
b. Kantor Cabang Surabaya
Jl. Gayung Kebonsari IX No. 8 Surabaya (60231)
Telp (031) 8290685
3.1.3 Visi & Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam lingkungan global yang
kompetitif.
Misi :
1. Melakukan bisnis dengan cermat, cerdas dan cepat yang
mengutamakan kepuasan pelanggan, pemegang saham dan
karyawan.
2. Menggali potensi dan meningkatkan profesionalisme sumber

21

daya manusia dengan mengikuti perkembangan teknologi.


3.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi
yang didalamnya terdapat jabatan serta wewenang yang masing-masing mempunyai
peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Dalam menjalankan usahanya,
Perusahaan memerlukan suatu struktur organisasi untuk menggambarkan wewenang
dan pembagian tugas atau aktivitas utama dari masing-masing bagian yang ada dalam
suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, diharapkan dapat terciptanya
efektifitas dan kerja sama yang baik.
Struktur Organisasi PT. CITACONTRAC Unit P2TL
Direktur Utama
UTAMA

Direktur

Project Manager

Site Manager
Staff Ahli
Supervisor IT

Supervisor ADM, SDM


dan Keuangan

Pelaksana IT

Staff Logistik

Staff ADM, SDM

dan

dan keuangan

Penyelesaian
TS

Koordinator pelaksana

Koodinator pelaksana

Regu 1

Regu 2

Regu

22

Regu 1

Regu 2

Regu

Gambar 3.2 Stuktur Organisasi


BAB IV
TINJAUAN SISTEM BERJALAN

4.1. Tinjauan Sistem yang Berjalan


Proses

pengolahan

data

persediaan

barang

PT.Citacontrac

masih

menggunakan sistem manual. Dimana hal ini memiliki kekurangan dan keterbatasan
dibandingkan dengan penggunaan sistem komputer dalam melakukan pengolahan
data. Tujuan penggunaan komputer adalah untuk meminimalkan dan kesalahan yang
terjadi dalam pengolahan data, selain itu dapat juga membantu agar proses lebih
cepat, teliti dan tepat waktu.
4.1.1. Proses Bisnis
Prosedur persediaan barang yang sedang berjalan pada PT. Citacontrac Jakarta
adalah sebagai berikut:
1. Proses Pemberian Surat Perintah Kerja (SPK) dari PT PLN.
Proses pemberian surat perintah kerja (SPK) didapat dari PT.PLN (Persero)
dimana PT.CITACONTRAC melakukan kerjasama dengan PT.PLN (Persero) yang
kemudian ditindaklanjuti oleh PT.CITACONTRAC dari Site Manager lalu ke
Project Manager dan Project Manager membuat rekap laporan yang akan di
serahkan ke direktur untuk di tandatangani.
2. Proses Pemeriksaan Stok Peralatan / Material.
Proses Pemeriksaan Stok Peralatan dalam hal ini DSM (Deputy Site
Manager) bagian logistik mengecek persediaan stok peralatan di gudang, apabila

23

persediaan peralatan di gudang sudah mulai sedikit deputy site manager bagian
logistik berkordinasi dengan site manager agar melaporkan ke PT. PLN (Persero)
untuk pengebonan kembali.
3. Proses Permintaan Peralatan/ Material ke PT.PLN (Persero).
Setelah mendapatkan surat perinta kerja,kemudian DSM (Deputy Site
Manager) bagian logistik melakukan reservasi atau permintaan peralatan /material
seperti KWH,MCB sesuai dengan No Reservasi dari No SPK, dengan membuat
Surat Permohonan Barang ke PT.PLN (Persero). Apabila permintaan peralatan/
material disetujui oleh pihak PT.PLN (Persero) maka akan dibuatkan surat tanda
terima oleh PT.PLN (Persero) kemudian Deputy Site Manager (DSM) bagian
Logistik menerima material tersebut dan menyimpan material/berita acara (BA) di
gudang PT.Citacontac.
4. Proses Penyortiran Material/ Peralatan dari PT PLN (Persero).

Setelah proses permintaan material atau peralatan di setujui oleh PT PLN ,


Deputy Site Manager (DSM)

bagian logistik

barang/material sesuai dengan jenisnya seperti

melakukan penyortiran

KWH 1 PHASE,3PHASE,

MCB ,SEGEL PUNTIR,BERITA ACARA di PT. PLN Persero dan membuat


rekapan laporan barang tersebut. Apabila material/barang teserbut sudah sesuai
dengan yang di minta maka material tersebut sudah bisa di bawa dan disimpan di
gudang PT.CITACONTRAC.
5. Proses pengambilan Material/Peralatan.
Kemudian Petugas pelaksana lapangan

melakukan

pengambilan

material/peralatan ke Deputy Site Manager (DSM) bagian logistik dengan mengisi


form permintaan peralatan/material. Kemudian Deputy Site Manager (DSM)
bagian logistik akan memeriksa permintaan peralatan/ material yang dibutuhkan
oleh Petugas pelaksana. Apabila permintaan dalam pengisian form permintaan
material/Berita Acara (BA) di setujui oleh Deputy Site Manager (DSM) bagian
logistik maka material tersebut akan diberikan langsung kepada petugas pelaksana

24

lapangan. Lalu Deputy Site Manager (DSM) bagian logistik akan membuat
rekapan dengan mengisi form pengambilan barang/material yang sudah di setujui.
6. Retur Barang ke PT. PLN.
Dalam proses ini pelanggan yang terkena pelanggaran P2TL akan
dijelaskan oleh koordinator lapangan tentang temuan pelanggaran tersebut. Lalu
koordinator lapangan akan membuatkan SPH. Setelah itu barang hasil temuan
akan di data oleh koordinator lapangan contohnya KWH meter. Setelah di data
barang hasil temuan/ barang bukti,barang rusak maupun barang baik dibuatkan
Berita Acara (BA) Pengembalian barang dengan kode TUG 10 yaitu Surat
Permohonan Pengembalian barang baik/ rusak yang akan dikembalikan ke PT.
PLN dengan jumlah barang/ material yang sama pada saat mengajukan
permintaan material/barang agar dapat barang/material yang baru.
7. Proses pembuatan laporan.
Ini merupakan proses terakhir yaitu Deputy Site Manager (DSM) membuat
laporan secara berkala mengenai keluar masuknya material/barang yang diterima
dari PT.PLN dan membuat laporan berkala rekap peralatan berdasarkan jumlah
barang yang baik atau rusak melaporkan kepada PT. PLN Persero.

4.2. Desain Sistem


Berikut ini merupakan gambaran sistem yang berjalan dengan Unified
Modelling Language (UML) terdiri dari use case dan activity yang terjadi pada Pt.
Citacontrac mulai dari proses Pemberian Surat Perintah Kerja (SPK), Pemeriksaan
Barang/ Material, Permintaan barang/Material, Penyortiran Barang/ Material,
Pengambilan Barang, Retur Material, sampai dengam Membuat Laporan.

4.2.1. Use Case Diagram


Use Case Diagram menggambarkan siapa saja aktor yang melakukan prosedur
dalam sistem serta fungsi-fungsi (proses) yang terlibat dalam transformasi pada

25

sistem tersebut. Adapun use case diagram yang berjalan saat ini pada Sistem
Persedian Barang Elektrikal di Pt. Citacontrac yaitu:
Use Case Sistem Informasi Persediaan
Barang Elektrikal

Pemberian Surat
Perintah Kerja (SPK)

PT PLN (PERSERO)

Pemerikasaan Stok
Material/Barang

PT. CITACONTRAC

Permintaan
Barang/Material

Site Manager
Penyortiran
Material/Barang

DSM Bag. Logistic

Pengambilan
Material/Barang
Petugas Pelaksana

Retur Material ke
PT. PLN
Pelanggan

Koor. Lapangan

Laporan

Gambar 4.2.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Persediaan Barang


Elektrikal yang Berjalan

4.2.2. Skenario Use Case


Skenario use case mendeskripsikan aktor-aktor yang melakukan prosedur
dalam sistem, serta menjelaskan respon yang ditanggapi oleh sistem tersebut terhadap

26

prosedur yang dilakukan oleh aktor. Berikut adalah sekenario use case yang berjalan
saat ini di Pt. Citacontrac, yaitu :
Tabel 4.2.3 Skenario Use Case Proses Pemberian Surat Perintah Kerja
(SPK)

Aktor
:

Nama Use Case

: Surat Perintah Kerja

Aktor

: PT. PLN (Persero), PT. CITACONTRAC

PT.PLN (Persero)
1. PT.PLN (Persero)
memberikan Surat

PT. PLN

PT.Citacontrac

Perintah Kerja
2. PT.Citacontrac menerima Surat
Perintah Kerja. Yang kemudian

(Persero),
PT.

Site Manager (SM)


memberikan/memberitahu kepada
Project Manager (PM) lalu
Project Manager (PM) membuat
rekapan laporan untuk diberikan
kepada Direktur untuk meminta
persetujuan.
3. Persiapan untuk memulai
kegiatan Penertiban Pemakaian
Tenaga Listrik (P2TL).

CITACONTRAC

27

Tabel 4.2.4 Skenario Use Case Sistem Pemeriksaan Stok Material/Barang


Nama Use Case

: Pemeriksaan stok Material /Barang

Aktor

: Deputy Site Manager (DSM) Bag. Logistik ,


Site Manager

Deputy Site Manager (DSM) Bag.

Site Manager

Logistik
1. Mengecek Persediaan Stok
Material/ Barang
2. Membuat Laporan Persediaan
Stok Material yang sudah
sedikit
3. Menerina laporan stok
Persediaan Material/ Barang
4. Melaporkan ke PT. PLN
mengenai Stok Material/
Barang yang sudah mulai
habis/sedikit untuk
28

pengebonan kembali.

Tabel 4.2.5 Skenario Use Case Sistem Permintaan Material/Barang


Nama Use Case

: Permintaan Material/Barang

Aktor

: Deputy Site Manager( DSM) bag Logistik ,


PT.PLN (Persero)

29

Deputy Site Manager (DSM) Bag

PT.PLN (Persero)

logistik
1. Membuat surat
permohonan permintaan
material/barang
2. Memeriksa dan Menyetujui
permintaan material/barang.
3. Mengirim Material/barang
sesuai dengan yang di minta ke
PT.CITACONTRAC.
4. Menerima Barang/
Material
5. Membuat Surat Tanda Terima
Permintaan Barang
6. Menerima Surat Tanda
Terima

Tabel 4.2.6 Skenario Use Case Sistem Penyortiran Material/Barang.


Nama Use Case

: Penyortiran Material/Barang.

Aktor

: Deputy Site Manager (DSM) Bag.Logistik.

30

Deputy Site Manager (DSM) Bag.Logistik


1. Menyortir Barang/ material yang
diminta,jika barang/ material tersebut
sesuai dengan permintaan maka barang
tersebut dapat dibawa dan disimpan di PT.
Citacontrac ,jika tidak sesuai barang
tersebut tidak akan dibawa.
2. Membuat Rekapan Laporan Barang dari
PT. PLN (Persero).

Tabel 4.2.7 Skenario Use Case Sistem pengambilan material/barang.


Nama Use Case

: Pengambilan Material/Bertia Acara (BA).

Aktor

: Pelaksana Lapangan, Deputy Site Manager


(DSM) Bag.Logistik.
Deputy Site Manager (DSM)

Petugas Lapangan

bag. logistik

1. Mengajukan permintaan
material/barang
2. Mengisi form
permintaan
material/barang.
3. Mengecek persedian
material/berita acara. jika
lengkap permintaan
disetujui
4. Menerima
barang/material
5. Membuat Rekapan dengan
mengisi form Pengambilan
31

Barang.

Tabel 4.2.8 Skenario Use Case Sistem Retur Material/Barang ke PT.PLN


Nama Use Case

: Retur Material / Barang

Aktor

: Pelanggan, Koordinator Lapangan,DSM Bag.


Logistic

32

Pelanggan

Koordinator Lapangan

Deputy Site Manager


(DSM) Bag. Logistik

1. Pelanggan
terkena
pelanggaran
P2TL
2. Menjelaskan hasil
temuan pelanggaran
kepada pelanggan
3. Melaporkan ke
DSM bag logistik
tentang hasil
temuan.
4. Membuatkan SPH
5. Mendata barang/
Material

hasil

temuan
pelanggaran,
barang
rusak,maupun baik.
6. Membuat Berita

Acara
Pengembalian
dengan

kode

TUG 10 yaitu
Surat
Permohonan
Pengembalian
Barang

baik/

rusak.
7. Barang

hasil

temuan,barang
baik,barang
rusak
dikembalikan ke
PT.PLN dengan
jumlah
33

barang

yang sama agar


dapat
barang/material

Tabel 4.2.9 Skenario Use Case Laporann


Nama Use Case

: Laporan

Aktor

: Deputy Site Manager (DSM) bag. logistic,


PT.PLN (Persero)

Deputy Site Manager (DSM) bag. Logistic


1. Membuat Laporan Berkala
1.3.

PT.PLN (Persero)

mengenai material/ barang masuk


maupun barang keluar.
2. Membuat laporan berkala rekap
peralatan berdasarkan jumlah barang
yang rusak maupun baik.
3. Mengecek laporan
4. Menerima Laporan
rekapan peralatn dan
barang masuk serta
barang keluar.

Activity Diagram
Pada bagian ini akan digambarkan dokumentasi alur kerja pada sistem yang
berjalan pada PT. CITACONTRAC yang bertujuan untuk melihat alur proses sistem
yang sedang berjalan.
1. Activity Diagram Pemberian Surat Perintah Kerja (SPK) yang berjalan
Pemberian surat perintah kerja kepada pt citacontrac yang selanjutnya
ditindak lanjuti dari site manager hingga direktur,agar staff maupun petugas
lapangan dapat melaksanakan/ mempersiapkan P2TL ataupun pekerjaan
lainnya.

34

Gambar 4.2.3 Activity Diagram Pemberian SPK (Surat Perintah


Kerja)
2. Activity Diagram Pemeriksaan Stok Barang/ Material Elektrikal yang
berjalan
Proses Pemeriksaan stok barang/ material digudang dilakukan agar
mengetahui jumlah stok barang/material eletrikal yang ada. Dalam hal ini
Deputi Site Manager bagian logistik mengecek dan mencatat persediaan stok
barang/material yang mulai sedikit,proses pencatatan masih manual
mengunakan lembar kertas. Kemudian deputi site manager bagian logistik
berkordinasi dengan site manager mengenai persediaan barang yang mulai
sedkit untuk selanjutnya melaporkan kepada PT.PLN agar dapat melakukan
pengebonan kembali.

35

Gambar 4.2.4 Activity Diagram Pemeriksaan Stok Barang/


Material Elektrikal

3. Activity Diagram Permintaan Barang/ Material ke PT. PLN yang berjalan


Apabila dalam proses pemeriksaan stok persedian barang/material
elektrikal sudah mulai sedikit. Proses selanjutnya yaitu proses permintaan
barang/ material ke PT.PLN (Persero) dalam hal ini DSM bagian Logistik
akan melakukan reservasi/pengebonan permintaan barang kepada PT.PLN
dengan membuat surat permohonan permintaan barang/material elektrikal
seperti kwh meter dan mcb. Kemudian selanjutnya PT.PLN akan mengecek
dan menyetujui permintaan barang tersebut dan akan memberikan kepada
DSM bagian logistik,dan membuat surat tanda terima yang akan diberikan ke
pada Deputy Site Manager (DSM) bagian logitik. Deputy Site Manager
(DSM) bagian Logistik menerima barang/material elektrikal tersebut.

36

Gambar 4.2.5 Activity Diagram Permintaan Barang/ Material ke


PT. PLN
4. Activity Diagram Penyortiran Barang/ Material yang berjalan.
Penyortiran barang/material elektrikal dilakukan di PT.PLN setelah
Permintaan barang disetujui oleh PT.PLN (Persero). DSM bagian logistik
menyortir barang/material tersebut jika barang/material elektrikal itu lengkap
maka akan dibawa langsung ke PT.Citaccontrac serta akan disimpan
digudang,selanjutkan akan dibuatkan laporan rekap barang/material elektrikal.
Jika barang/material tersebut tidak sesuai dengan permintaa makan barang
tersebut tidak akan dibawa.

37

Gambar 4.2.6 Activity Diagram Penyortiran Barang/ Material

5. Activity Diagram Pengambilan Barang/ Material yang berjalan


Pelaksana lapangan melakukan pengambilan material/peralatan ke
Deputy Site Manager (DSM) bagian logistik dengan mengisi form permintaan
peralatan/material. Deputy Site Manager (DSM) akan memeriksa permintaan
peralatan/ material yang dibutuhkan oleh Petugas pelaksana .Deputy Site
Manager (DSM) bagian logistik akan langsung memberikan kepada petugas
pelaksana lapangan. Lalu Deputy Site Manager (DSM) bagian logistik akan
membuat rekapan dengan mengisi form pengambilan barang/material yang
sudah di setujui. Pembuatan laporan masih manual dengan mengisi form yang
telah disediakan sehingga sewaktu-waktu dapat rusak atau hilang.

38

Gambar 4.2.7 Activity Diagram Pengambilan Barang/ Material

6. Activity Diagram Retur Barang ke PT.PLN yang berjalan


Dalam proses ini pelanggan yang terkena pelanggaran P2TL akan
dijelaskan oleh koordinator lapangan tentang temuan pelanggaran tersebut.
Lalu koordinator melapor kepada DSM bagian logistic dan akan di buatkan
SPH. Setelah itu barang hasil temuan akan di data oleh koordinator lapangan
contohnya KWH meter. Setelah di data barang hasil temuan/ barang
bukti,barang rusak maupun barang baik dibuatkan Berita Acara (BA)
Pengembalian barang dengan kode TUG 10 yaitu Surat Permohonan
Pengembalian Barang baik/ rusak yang akan dikembalikan ke PT.PLN
(Persero) harus dengan jumlah barang/ material yang sama pada saat
mengajukan permintaan material/barang

agar dapat barang/material yang

baru.

Gambar 4.2.8 Activity Diagram Retur Barang/ Material

39

7. Activity Diagram Laporan yang berjalan


Dalam diagram ini membahas tentang semua jenis laporan yang ada
didalam proses persediaan barang diantaranya mengenai keluar masuknya
material/barang yang diterima dari PT PLN dan membuat laporan berkala
rekap peralatan berdasarkan jumlah barang yang baik atau rusak.

Gambar 4.2.9 Activity Diagram Pembuatan Laporan

40

1.3 Pelaksanaan Observasi


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kuliah kerja praktek ini akan
dilaksanakan pada :
Tanggal

: 01 Juli 2014 sampai dengan 24 Juli 2014

Tempat: PT. CITACONTRAC


Jl. Pinang Ranti No 5 Jakarta Timur
Bagian

: Pelaksana

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada dasarnya Sistem persediaan stok barang/material elektrikal

yang

berjalan sudah cukup baik. Hanya saja dalam mekanisme proses pengendalian
persediaan stok material elektrikal masih banyak yang menggunakan sistem manual,
sehingga dalam menyajikan laporan membutuhkan waktu yang sedikit lama dan
kurang akurat. Dalam penyimpanan laporan barang masuk,barang keuar maupun
rekap material/barang pun masih berupa lembaran dokumen/arsip, sehingga sewaktuwaktu dapat rusak atau hilang. Serta dalam pencarian barang mmembutuhkan waktu
yang lama.

5.2 Saran
Setelah banyak mengamati dan menganalisa sistem dan mekanisme atau
prosedur

pengolahan data tentang sistem informasi persediaan barang/material

elektrikal di pt.citacontrac ulis mengusulkan beberapa saran yaiu :

41

1. Sistem Komputerisasi saat ini sangat berperan penting untuk pada PT. Cita
Contrac Jakarta utnuk

membantu mengatasi masalah yang masih

menggunakan manual.
2. Dengan menggunakan sarana komputerisasi yang lebih canggih sebagai alat
bantu dalam pengolahan data, pencarian data dan pembuatan laporan
diharapkan lebih cepat dan efesien.
3. Proses penyimpanan data dengan media komputer akan lebih menghemat
tempat, waktu serta aman dibandingkan dengan media kertas.

42

Anda mungkin juga menyukai