Anda di halaman 1dari 6

Rusa yang Ingin Meminjam Terigu

Suatu hari, seekor rusa jantan mengunjungi seekor domba dan


meminta agar domba tersebut meminjamkan segenggam
terigu. Sang Domba kurang yakin terhadap kejujuran sang
Rusa dan takut bahwa sang Rusa akan menjadi sulit untuk di
kejar apabila sang Rusa lari saat ditagih. Karena itu ia lalu
bertanya, apakah sang Rusa mengenal hewan lain yang bisa
menjamin kejujuran sang Rusa.
"Ya, ya," kata sang Rusa dengan yakinnya. "Sang Serigala bisa
menjamin kejujuran saya."
"Serigala!" kata sang Domba yang terkejut.
"Apakah kamu berpikir bahwa saya akan percaya dengan
jaminan seperti itu? Saya mengenal sang Serigala! Dia
mengambil semua yang dia mau dan kemudian lari tanpa
membayar. Kamu juga mungkin seperti dia, kamu dapat berlari
dengan kencang sehingga saya tidak memiliki kesempatan
untuk menagih hutangmu!"
Kata-kata dari orang jahat, tidak dapat dijadikan jaminan.

Pemburu dan Penebang Kayu

Seorang pemburu yang tidak terlalu berani, sedang mencari


jejak seekor singa. Dia lalu bertemu dengan seorang penebang
kayu di dalam hutan dan dia pun bertanya kepada penebang
itu jika saja ia melihat adanya tanda-tanda jejak sang Singa
atau tahu di mana singa tersebut bersarang.
"Saya tahu," kata penebang kayu itu, "sekaligus saya bisa
menunjukkan dan memperlihatkan kamu dimana Singa itu
berada sekarang."
Sang Pemburu berubah menjadi sangat pucat hingga giginya
berbunyi karena gemetaran akibat rasa takut. Ia pun
menjawab, "Tidak, terima kasih, saya tidak meminta semua
itu, saya hanya mencari jejak kakinya, dan bukan singanya."
Orang yang berani, dibuktikan dengan perbuatan.

Kuda dan Keledai yang Sarat dengan Beban

Pernah ada seorang pria yang memelihara seekor kuda dan


seekor keledai untuk mengangkat beban. Sudah menjadi
kebiasaan pria tersebut untuk memuati keledainya dengan
beban yang berat sampai keledai tersebut terhuyung-huyung
karena beban yang terlalu berat, sementara sang Kuda
diizinkan untuk berjingkrak sepanjang jalan dengan beban
yang ringan.
Saat mereka melakukan perjalan di suatu hari, sang Keledai
yang telah menderita sakit selama beberapa hari terakhir,
berkata kepada sang Kuda, "Maukah kamu mengangkut
sebagian dari beban saya untuk beberapa kilometer saja? Aku
merasa sangat tidak enak badan, tetapi jika kamu mau
membawa sebagian bebanku hari ini, mungkin saya akan cepat
sembuh kembali. Beban yang terlalu berat ini bisa
membunuhku."
Sang Kuda hanya menendang-nendangkan kakinya dan
berkata kepada sang Keledai agar tidak usah mengeluh dan
mengganggunya dengan kata-kata keluhan. Sang Keledai
menjadi terhuyung-huyung selama berjalan setengah kilometer
lagi dan tiba-tiba jatuh ke tanah dan mati.
Saat itulah, si Pemilik datang dan hanya bisa berpasrah dengan
apa yang telah terjadi. Ia lalu melepaskan beban dari keledai
yang telah mati, lalu ditempatkan di atas punggung kuda.
"Aduh," keluh sang Kuda saat dia merasakan beban berat di
punggungnya, di tambah dengan berat tubuh sang Keledai

yang telah mati, "Sekarang saya mendapatkan ganjaran karena


sifat saya yang jelek. Dengan menolak menanggung sebagian
beban sang Keledai, sekarang saya harus membawa seluruh
beban tersebut, ditambah dengan berat tubuh teman saya
yang malang ini."
Bantulah orang yang membutuhkan bantuan, maka kamu akan
terbantu
juga.
Sifat yang buruk akan mendapatkan ganjaran.

Murid Nakal, Kepala Sekolah dan Pemilik Kebun

Seorang murid sekolah


yang sangat nakal dan sering membolos dari sekolah, suatu
saat berencana untuk mengambil dan memetik buah-buahan
dari suatu kebun tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Pemilik kebun ini, di setiap musim panen, selalu
membanggakan hasil panennya yang sangat baik. Pada musim
semi, dia bisa menunjukkan bunga-bunga yang mekar pada
pohonnya dan di musim gugur dia bisa memetik apelnya yang
telah ranum.
Suatu hari, pemilik kebun ini melihat murid sekolah ini dengan
sembarangan memanjat pohon buah dan menjatuhkan buahbuahan yang telah masak maupun belum masak. Murid nakal
ini bahkan mematahkan dahan-dahan pohon, dan melakukan
begitu banyak kerusakan sehingga pemilik kebun ini
mengirimkan laporan berisikan keluhan kepada kepala sekolah
di mana anak tersebut bersekolah. Kepala sekolah ini datang
segera ke kebun tersebut dan membawa murid-murid yang lain
di belakangnya. Kepala sekolah ini ingin memarahi dan

menghukum murid nakal tersebut dan memberikan contoh


kepada murid lainnya bahwa setiap perbuatan yang nakal,
akan mendapatkan hukuman. Tetapi apa yang terjadi? rencana
kepala sekolah tersebut menjadi berantakan dan malah
memperparah keadaan, karena saat murid-murid yang lain
melihat pohon apel yang telah ranum, mereka langsung
menyerbu ke kebun dan memanjat pohon serta memetik buah
apel dari pohon.
Tindakan yang dianggap bijaksana, belum tentu bijak.

Anda mungkin juga menyukai