Anda di halaman 1dari 14

MENULIS LAPORAN PERJALANAN

1. PENDAHULUAN
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keempat keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, selain keterampilan membaca,
keterampilan berbicara, dan keterampilan mendengar. Menulis sebagai bagian dari
keterampilan berbahasa merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan siswa
untuk mengungkapkan ide, atau gagasan, pikiran, atau perasaannya dengan bahasa
tulis sebagai medianya. Hal ini sejalan dengan fokus Kurikulum Berbasis kompetensi
(KBK), yang menyatakan bahwa fokus pembelajaran menulis adalah agar siswa
memiliki kemampuan menulis bentuk dan jenis tulisan sesuai dengan tujuan dan
ragam pembaca dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan
konteks serta menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat (Depdiknas, 2002:4).
Sebagai salah satu dari keempat keterampilan berbahasa, keterampilan
menulis agaknya perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan banyaknya
kendala yang dihadapi oleh guru ketika mengajarkan keterampilan menulis kepada
siswanya. Kendala tersebut ada yang berkaitan dengan metode, sarana pembelajaran,
maupun menyangkut dengan kemampuan menulis dan sikap siswa terhadap
pengajaran menulis.
Menyikapi berbagai kendala yang berkaitan dengan pembelajaran pengajaran
menulis, maka diperlukan berbagai upaya untuk menggairahkan kesenangan siswa
dalam menulis. Upaya tersebut di antaranya dengan memberikan berbagai modelmodel pembelajaran yang variatif dan menarik. Selain itu, guru juga perlu
memperkenalkan kepada siswa berbagai jenis tulisan, seperti menulis puisi, menulis
cerpen, menulis surat resmi/pribadi, menulis artikel, menulis laporan ilmiah, menulis
laporan perjalanan, dan lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut, berikut ini, akan diuraikan salah jenis
tulisan, yakni menulis laporan perjalanan beserta model pembelajarannya. Dengan
memilih salah salah satu jenis tulisan serta menggunakan salah satu model atau
vaariasi-variasi dalam mengajar, diharapkan siswa akan semakin tertarik dengan
keterampilan tersebut.

2. KONSEP DASAR
Laporan perjalanan merupakan salah satu jenis laporan teknik (tecnical
report). Sebagaimana bentuk laporan teknis lainnya, laporan perjalanan ini bertujuan
untuk menginfomasikan fakta-fakta secara jelas dan objektif tanpa merefleksikan
pendapat perseorangan. Fakta yang disajikan itu merupakan bahan atau keterangan
berdasarkan keadaan yang sebenamya yang dialami sendiri oloh penulis, baik yang
dilihat, didengar, maupun yang dirasakannya. Untuk mendukung fakta-fakta itu,
penulis biasanya melengkapi laporannya dengan gambar-gambar atau foto-foto objek
menarik yang dilihatnya.
Ditinjau dari gaya penulisannya, laporan perjalanan termasuk jenis tulisan
narasi ekspositoris. Hal itu dapat dipahmi karena dalam tulisan laporan perjalanan,
unsur naratif sangat menonjol. Maksudnya, seorang yang menulis laporan
perjalanana hendaknya dapat menceritakan secara "runtut" dan kronologis mengenai
rangkaian kegiatan perjalanannya dari awal hingga tiba di tempat tujuan.
Keruntutannya itu dapat didasarkan pada tempat atau lokasi, kegiatan, peristiwa, dan
waktu. Selain itu, penulis laporan peijalanan juga harus dapat mengungkapkan
(ekspositoris) fakta-fakta yang dilihat, didengar, dan dirasakannya secara jelas
sehingga seakan-akan pembaca dapat melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri
perjalanan tersebut.
Tujuan penulisan laporan pejalanan ada dua macam, yaitu tujuan informatif
dan persuasif Dalam tujuan informatif, penulis bermaksud menyampaikan
pengalaman pejalananan ke suatu tempat kepada pembaca secara objekfif. Yang
diinformasikan itu tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat positif saja, tetapi juga
yang bersifat negatif Pengalaman yang bersifat positif, yaitu pengalamanpengalaman yang berkenaan dengm fakta atau kejadian yang dianggapnya sangat
menarik, sangat penting, atau luar biasa. Sedangkan pengalaman negatif adalah
pengalaman yang berkenaan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti
kendala-kendala yang dihadapi selama perjalanan, fakta-fakta yang kurang menarik,
yang menggelikan, konyol, dan bahkan yang menjengkelkan.
Tujuan kedua penulisan laporan

perjalanan adalah untuk mempersuasi

pembaca untuk mengetahui dan merasakan tentang sesuatu yang dilaporkannya.


Dengan laporan itu, diharapkaan pembaca memperoleh informasi baru, memperlus

pengetahuannya, serta terdorong

keinginannya

untuk membuktikan sendiri

kebenaran dan daaya tarik fakta-fakta tersebut dengan melakukan perjalanan yang
sama menuju tempat-tempat yang dilaporkannya.

3.

TAHAP-TAHAP PENULISAN LAPORAAN


Menurut Brown, A.C. (1984:218-562), tahap-tahap penulisan laporan

perjalanan secara umum terdiri atas tiga tahap, yakni tahap pramenulis,

tahap

penulisan, dan tahap revisi. Berikut ini, masing-masing tahap akan dijelaskan.

a) Pramenulis
1. Menemukan Gagasan
Ketika kita menulis, tugas pertama kita adalah menemukan sesuatu
untuk ditulis. Aktivitas pramenulis akan membantu kita menemukan gagasan
untuk menulis dan akan menyediakan berbagai sumber materi untuk dijadikan
referensi. Tugas kita dalam hal ini hanya mencatat hal-hal yang substansial yang
akan dituangkan dalam tulisan. Kemudiaan kita akan memilih beberapa topik
untuk dikembangkan.
Cara yang baik untuk merangkai gagasan ketika

menulis adalah

menyimpan buku catatan para penulis, di mana kita dapat memperoleh


informasi menarik yang sudah kita baca, lihat, atau dengar. Sebuah buku catatan
penulis merupakan suatu catatan pribadi, seringkali ditulis

secara spontan

berdasarkan gagasan, pemikiran, pengamatan, dan pengalaman saat itu. Kita


dapat mencatat hal-hal yang dapat membantu memperkaya tulisan kita: kata-kata
tunggal, ungkapan, daftar,dan berbagai simbol.Semua itu bisa kita tambahkan
dengan suatu pertanyaan, suatu gagasan terkait, atau suatu hal yaang mungkin
bisa ditulis.
Cara lain untuk menemukan gagasan dalam menulis adalah meneliti
dan menginterpretasikan apa yang kita baca, lihat, dan dengar. Mungkin kita
bisa memulai meneliti dan menginterpretasikan kata-kata, peristiwa, dan bunyi
dalam rangka memahami suatu hal.
Pertanyaan berikut akan membantu kita untuk mulai meneliti dan
menginterpretasikan informasi. Tidak setiap pertanyaan dapat berlaku untuk

segala macam materi, dan kita mungkin akan berpikir tentang pertanyaan yang
yang lain.
1) Statemen yang mana yang dapat dibuktikan, dan mana yang tidak.
2) Apakah tulisan itu menunjukkan bahwa pengarang itu (atau pelukis, penari,
dan lain-lain) mempunyai sudut pandang atau perasaan tertentu tentang suatu
masalah? Apa bukti di dalam tulisan/hasil karya yang menandai adanya
suatu pandangan?
3) Apakah tulisan itu dimaksudkan untuk menghibur,

membujuk, atau

menginformasikan?
4) Bagaimana gagasan yang diajukan itu berhubungan dengan satu sama lain
dan terkait dengan pengalaman kita sendiri?
5) Apa gagasan utama dan apa yang bisa dirasakan dari tulisan itu?
6) Dapatkah ide-ide dan perasaan tersebut dinyatakan dengan cara lain atau
melalui media lain?
7) Dapatkah kita membuat pernyataan umum berdasarkan informasi ini?
8) Contoh apa yang dapat kita pikirkan dari penggunaan informasi ini?
9) Prediksi apa yang dapat kita buat dari informasi ini?
10) Untuk apa kecenderungan di dalam peristiwa atau pola berpikir pekerjaan
ini?

2. Mengembangkan Gagasan
Di dalam buku catatan penulis yang kita miliki, kita akan
mengumpulkan berbagai informasi untuk menulis. Masing-masing item di dalam
buku catatan penulis adalah suatu hal yang dapat kita kembangkan melalui suatu
proses perluasan. Dengan membuat daftar dan dengan menyelidiki gagasan dari
berbagai sudut pandang banyak orang, kita dapat memperluas catatan kita ke
dalam berbagai topik tulisan. Tujuan kita adalah untuk menghasilkan sejumlah
besar materi yang kemudian dapat kita spesifikkan menjadi sub topik.
a) Membuat Daftar
Untuk mulai memilih suatu pokok materi dan menjabarkannya, kita dapat
memasukkan opini, terminologi, pertanyaan, dan fakta yang sudah teruji melalui
riset. Berikutnya, biarkan pikiran kita mengembara, mencatat apapun fakta yang

terkait, pengalaman, atau kesan yang kita hubungkan dengan pokok materi.
Sebagian dari catatan itu mungkin akan tumpang-tindih, atau tidak relevan, dan
beberapa mungkin malah

membantah satu sama lain. Jangan terpengaruh

dengan semua ini. Teruslah menulis sebanyak-banyaknya.


b) Menyelidiki Materi pokok
Dengan pembuatan daftar, kita sudah mulai menyelidiki sub-sub gagasan
yang akan kita

tulis. Tugas kita sekarang adalah menghasilkan informasi

terperinci di dalam suatu cara yang sistematis.

3. Memusatkan Gagasan
Ketika kita mengembangkan topik, kita akan mengumpulkan sebanyak
mungkin materi tulisan. Bagaimanapun, waktu itu kita belum siap untuk
menulis. Pertama, kita harus memusatkan dan memilih materi ini untuk
digunakaan secara spesifik. Di dalam hal ini kita akan menentukan suatu topik
untuk ditulis dan mengidentifikasi tujuan dan pendengar kita.
a) Menemukan Topik
Topik adalah suatu hal yang spesifik daari suatu materi yang luas.
Prosedur berikut akan membantu kita untuk memusatkan pada suatu topik.
1. Prosedur
-

Meninjau ulang catatan pramenulis dari suatu pokok. Mencatat gagasan topik
yang muncul. Mempertimbangkan penafsiran dan analisa,daftar dan catatan
yang kita buat ketika menyelidiki topik tersebut.

Mengelompokkan informasi yang logis. Kita mungkin menemukan banyak


catatan atas latar belakang topik tersebut,

penyebab dan efek yang

melibatkan proses tertentu, atau pada suatu perbandingan atau kontras


spesifik.
-

Meninjau

ulang

catatan

kita

untuk

mengaitkan

dengan

berbagai

materi/informasi. Bertanyalah pada diri sendiri, apakah informasi yang kita


tulis sudah cukup atau justru masih terlalu sedikit.
2. Menentukan Tujuan
Tujuan kita di dalam menulis adalah apa yang kita inginkan guna
melengkapi paragraf, esei, surat, atau riset yang kita buat. Daftar berikut

memberi beberapa tujuan umum untuk menulis dan suatu topik yang akan cocok
untuk masing-masing.
3. Audiens
Kepada pendengar atau kelompok pembaca yang manaa atau bagaimana
tulisan kita itu dimaksudkaan. Mengidentifikasi pendengar atau membaca akan
membantu kita untuk memilih suatu topik yaang sesuai dan relevan , memilih
suatu tujuan penulisan, dan untuk menentukan gaya apa yang akan kita gunakan.

b. Penulisan
1) Mengembangkan Paragrap
a) Menyeleksi daan membatasi topik
Kita bebas untuk memilih suatu topik, memilih satu bahasan yang
sekiranya menarik buat audiens kita. Untuk menulis dengan baik kita harus
terbiasa dengan melakukan riset untuk belajar tentang hal yang akan diuraikan
itu. Setelah kita menentukaan suatu topik, perlu dibatasi agar permbahasannya
nanti tidak kabur.
b) Menulis Kalimat topik
Suatu kalimat topik menyatakan gagasan utama dalam suatu paragrap.
Di dalamnya kita dapat menceritakan pada pembaca tentang suatu informasi
yang detil. Topik juga membantu ke arah fokus pada gagasan utama, untuk
menghindari menambahkan gagasan yang tidak relevan dengan topik.
c) Mengembangkan tubuh Paragrap
Ketika kita menulis bagian isi dari suatu paragrap, statemen yang kita
sajikan akan membantu audiens

untuk memahami topik. Kita juga bisa

mengakhiri tulisan kita dengan statemen itu lagi.


Kalimat pendukung menyediakan penjabaraan yang detil dan spesifik
yang dapat membantu menjelaskan atau menggambarkan topik kita. Jenis yang
paling umum dari kalimat pendukung berisi fakta, contoh, dan pertimbangan.
Suatu fakta adalah sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Statemen fakta
meliputi statistik, historis, dan informasi teknis.
Di dalam kebanyakan paragrap, kita akan menggunakan lebih dari satu
macam kalimat pendukung.

Pada umumnya kita menempatkan topik di awal

dan mengikutinya

dengan kalimat pendukung. Kita bisa menempatkan topik di pertengahan atau di


ujung paragrap Dengan cara ini, kita dapat membangun topik dengan kalimat
yang jelas dan menarik.
Tidak

setiap paragrap memerlukan suatu kalimat topik. Topik

merupakan suatu gagasan yang dinyatakan secara langsung. Jika kalimat


pendukung dinyatakan secara jelas, kita tidak dapat memasukkan topik tersebut
dalam paragrap.
d) Menulis kesimpulan
Kalimat kesimpulan membantu pembaca untuk mengingat atau untuk
memahami dengan jelas poin utama suatu paragrap. Kesimpulaan akhir itu bisa
berisi suatu pernyataan logis, suatu kesan pribadi, suatu pertanyaan, atau suatu
pujian/rekomendasi untuk suatu tindakan.
Kadang-Kadang suatu paragrap tidak memerlukan suatu kalimat penutup
atau kesimpulan, karena detil pendukungnya terintegrasi dengan gagasan utama
paragrap yang menjadi bagian dari suatu komposisi besar seringkaali tanpa
suatu kalimat penutup.

2) Mengorganisir Paragraf
Untuk menyatakan gagasan

dengan jelas, kita harus menulis suatu

paragrap yang padu. Di dalam suatu paragrap padu, gagasan diorganisir dengan
cara yang logis. Masing-masing kalimat di dalam suatu paragrap perlu diarahkan
menjadi suatu teks yang padu,

dan kata-kata transisi ungkapan perlu

menekankan hubungan antarkalimat. Semua detil dalam kalimat pendukung


harus dihubungkan dengan topik.
Ketika kita mengorganisir suatu gagasan di dalam paragrap, sebaiknya
mengikuti petunjuk berikut.
1) Memperkenalkan topik sebelum membahasnya
2) Mendahului suatu contoh dengan laporan umum tentang gagasan yang mana
menggambarkaan contoh.
3) Mendiskusikan satu rangkaian materi

a) Urutan Kronologi
Ketika kita menggunakan kronologi dalam suatu paragrap, kita dapat
menggunakan cerita menurut urutan waktu, untuk menjelaskan proses, atau
untuk menceriterakan suatu sejarah.
b) Deskripsi ruang/tempat
Ketika kita mendeskripsikan

mengenai ruang/tempat di dalam suatu

paragrap. kita menyusun detil tentang suatu obyek atau suatu peristiwa;
pemandangan menurut penempatan mereka di dalam dengan penggunaan
transisi mengenai ruang seperti yang berikut: di atas, di belakang, di samping, di
dalam, dan di bawah.
c) Urutan Kepentingan
Ketika kita menggunakan urutan kepentingan di dalam suatu paragrap,
itu artinya kita menyusun detil menurut arti mereka. Hal ini bermanfaat untuk
mengatur satu rangkaian pertimbangan, penyebab, efek, atau pemenuhan. Kita
bisa mulai dengan detil yang paling utama dan mengakhirinya dengan item
yaang paling rendah sifat pentingnya. Kata-kata transisi yang digunakan adalah
seperti yang berikut: yang akhirnya, dulu, paling sedikit penting, yang lebih
penting, dan paling.
d) Urutan Keadaan umum
Menyusun detil menurut derajat tingkat atau lingkup ketegasan mereka.
Ini terutama bermanfaat ketika kita ingin memberi pembaca suatu pengenalan
umum tentang sesuatu, seperti halnya beberapa informasi spesifik tentang suatu
aspek/pengarah pokok materi. Kita dapat menyusun detilnya dari yang paling
spesifik atau dari paling dikhususkan ke paling umum. Kata-kata transisi yang
dapat digunakan seperti: sebagai contoh, biasanya, dan lebih secara rinci.
e) Perbandingan dan Kontras
Ketika kita mengembangkan suatu paragrap perbandingan, kita
menunjuk persamaan antara dua materi. Kita bisa mengkombinasikan kedua
metode itu dengan satu paragrap untuk menunjukkan kepada pembaca
bagaimana suatu item tidak sama. Kita juga dapat mengkombinasikan
perbandingan dan membandingkan

dengan informasi tentang dua objek.

Paragrap kita akan menjadi jelas jika kita menekankan perbandingan dan kontras

dengan penggunaan kata-kata transisi dan mengutarakan dengan cara yang sama,
komparatip dan dengan format kata sifat bentuk superlatif.
f) Analog
Membuat suatu perbandingan yaang luas antara suatu item yang dikenal
secara umum dan yang belum dikenal secara umum. Materi seharusnya tidak
serupa dalam semua cara. Dalam paragrap ini kita dapat menyajikan suatu
perbandingan yang hampir sama untuk masing-masing item.
g) Sebab daan akibat
Menjelaskan bagaimana satu peristiwa atau situasi

mengakibatkan

peristiwa yang lain. Penyebab menyempurnakan efek, dan efek adalah hasil
penyebab itu.
Di dalam mengembangkan suatu paragrap sebab dan akibat, satu
peristiwa menjadi suatu penyebab yang lain dan tidak selalu sesuatu yang
mendahuluinya pada waktunya. Suatu penyebab mungkin punya efek lebih dari
satu, dan suatu efek mungkin punya penyebab lebih dari satu. Oleh karena itu, di
dalam menulis suatu cause-and-effect dalam suatu paragrap, perlu didiskusikan
semua penyebab atau efek, atau sedikitnya menyebutkan bahwa ada berbagai
penyebab atau efek. Penyebab dan efek dapat bekerja seperti suatu reaksi
berantai: suatu efek dari satu penyebab bisa menjadi penyebab lain.
Ketika kita mengorganisir suatu paragrap sebab akibat, kita menyajikan
suatu penyebab yang pertama dan kemudian menguji efek nya, atau kita bisa
menyajikan suatu efek dan kemudian meneliti penyebabnya. satu arah. Kata-kata
yang dapat digunakan antara lain sebagai hasilnya, sebab, menyebabkan, sebagai
konsekwensi, menciptakan, mempengaruhi, menghasilkan, memberi alasan,
perihal, oleh karena itu, dan mengapa.

3) Mengkombinasikan Metoda Organisasi


Kadang-kadang suatu paragrap akan lebih jelas bagi pembaca jika kita
mengkombinasikan

berbagaai

metode

organisasi.

Sebagai

contoh,

menggabungkan antara suatu analogi, urutan kepentingan, sebab akibat, dan


lain-lain.

c. Revisi
1) Meninjau Ulang untuk Kekoherensian
Untuk dapat dimengerti, suatu paragrap harus padu. Di dalam suatu paragrap
padu, informasi pendukung dipersatukan oleh hubungan erat antara kalimat topik
yang satu dengan yang lain.
Suatu Kesatuan dan Urutan
a) Suatu Kesatuan
Suatu paragrap mempunyai kesatuan ketika semua informasi di
dalamnya secara langsung berhubungan dengan topik. Untuk mempersatukan
paragrap, kita harus menjelaskan tujuan kita di dalam menulis sekitar topik dan
mengembangkan paragrap secara penuh dengan informasi terkait.
Gunakan strategi yang berikut untuk menguji kepaduan tulisan kita.
Pastikan bahwa

paragraph kita mempunyai suatu kalimat topik yang

menjelaskan topik itu dan tujuan paragrap.


Pastikan bahwa kalimat pendukung hanya berisi

informasi yang secara

langsung berhubungan dengan topik itu.


Pastikan bahwa paragrap kita telah dikembangkan secaraa lengkap, dengan
dilengkapi fakta, contoh, dan pertimbangan sehingga pembaca mudah
memahaminya. Jika informasi dirasa kurang,, lakukan riset yang perlu untuk
temukan itu.
Jika kita menggunakan suatu kalimaat penutup, pastikan

bahwa

menawarkan suatu komentar akhir atas topik itu.


b) Urutan
Suatu urutan kalimat yang efektif akan membantu menjelaskan gagasan
kita ke pembaca dan untuk menunjukkan hubungan antar gagasan. Strategi
yang berikut akan membantu kita untuk menyajikan gagasan di dalam suatu
urutan yang efektif dan logis.
Memperkenalkan topik sebelum menjelaskannya secara detil
Menggambarkan kata-kata atau gagasan yang masih kabur.
Mendiskusikan satu rangkaian materi di dalam urutan
Memberi suatu contoh untuk menyatakan gagasan yang umum.

Mengorganisasi gagasan kita

menurut suatu urutan: kronologi, urutan

tempat, urutan arti penting, atau urutan keadaan umum.


Menggunakan suatu metoda pengembangan yang sesuai dengan tujuan kita:
perbandingan dan kontras, analogi, atau penyebab dan efek.
Konsistensi
Konsistensi di dalam penulisan adalah suatu kebutuhan lebih lanjut untuk
mencapai kepaduan. Strategi yang berikut akan membantu kita untuk meninjau
kembali kekonsistenan.
1) Menggunakan kata kerja yang sama, baik di dalam kalimat maupun antar
kalimat, kecuali jika ada suatu perubahan di dalam waktunya di mana tindakan
itu terjadi.
2) Tidak melakukan penggabungan antaaraa kalimat aktif dan pasif. Suaatu
perubahan di dalam kata kerja juga menyebabkan suatu perubahan di dalam
pokok materi. Bentuk yang aktif biasanya lebih baik.
3) Usahakan untuk tidak mengubah bentuk satu ke bentuk yang lain.Sebagai contoh,
dari bentuk pengandaian ke bentuk perintah.
4) Konsisten dengan penggunaan kataganti
5) Konsisten dalam nada penyampaian topik . Sebagai contoh, jangan berubah dari
kritis ke Simpatik

2) Meninjau Ulang: Mengkombinasikan Kalimat


Mengkombinasikaan beberapa kalimat untuk menetapkan hubungan yang
diinginkan antar gagasan sehingga akan membuat kalimat lebih efektif dan padu.
Strategi yang dapat digunakan adalah:
a) Kalimaat koordinat. Koordinat adalah menyambung dari bagian sama atau serupa
ke dalam pasangan atau rangkaian. Untuk mengkoordinir kalimat gabungan
dengan koordinasi kata penghubung atau kata keterangan konjunktif kita bisa
juga menggunakan suatu titik koma tanpa suatu kata penghubung. Ketika kita
mengkoordinir kalimat, kita membentuk suatu kalimat campuran
b) Subordinate beberapa kalimat dengan mengubahnya ke anak kalimat;subordinat
yang kurang penting ditempatkan di dalam kata sifat, kata keterangan, atau anak
kalimat/ketentuan kata benda. Gunakan kata ganti penghubung yang sesuai atau

kata penghubung yang menggabungkaan sebuah anak kalimat/ketentuan bawahan


(subordinat) dengan suatu anak kalimat nyang bebas.
c) Subordinat beberapa kalimat dengan mengubahnya ke dalam prase.

3) Meminjau Ulang Kalimat untuk Variasi


Variasi di dalam kalimat akan membantu menetapkan suatu gagasan dan
suatu irama sehingga

lebih menarik. Variasi itu meliputi unsur-unsur kalimat

berbeda ( anak kalimat;subordinat, ungkapan berkenaan partisip, appositives, dan


sebagainya) dari satu kalimat ke kaalimat yang berikutnya. Pastikan bahwa tulisan
kita terdiri dari hal yang sederhana dan kompleks, adakalanya untuk menyatakan
suatu deklaratif berbentuk kalimat tanya atau kalimat perintah.

4) Meninjau Ulang Kalimat untuk Struktur yang Pararel


Ketika kita meninjau kembali kalimat, yakinkan bahwa kita menggunakan
struktur paralel jika perlu. Suatu kalimat mempunyai struktur paralel ketika bagianbagian dari itu ditulis dalam format struktur yang sama, yaitu, kata penghubung
tidak hanya... tetapi (juga) dan juga... atau dan bukan/tidak... maupun harus
menggabungkan dengan dua atau lebih kata sifat, ungkapan, anak kalimat/ketentuan,
atau lain struktur jenis yang sama itu.

5) Meninjau ulang Kalimat untuk Menyingkat


Penulisan ringkas adalah penulisan efektif. Dengan penggunaan konstruksi
lebih pendek, kita dapat meningkatkan kejelasan suatu kalimat.
a.

Meninjau ulang Kalimat yang Kurang Padu. Kalimat yang

terlalu banyak

gagasan bisa jadi kurang padu. Oleh karena itu, lebih baik kita menggunakan
statemen ringkas dan langsung.
b.

Meninjau Ulang Kalimat yang Kurang Melekat. Kalimat yang terlalu banyak
memiliki gagasan boleh mengalami kekurangan seperti halnya singkatnya.
Dengan demikian, kalimat dengan gagasan yang penting menjadi tidak jelas dan
hubungan antara gagasannya belum jelas. Ketika kita akan meninjau ulang atau
menulis kembali kalimat yang panjang, dimuat berlebihan ketika statemen
ringkas langsung.

6) Meninjau ulang untuk Penekanan.


Penulisan efektif menyoroti gagasan yang penting. Pikirkan secara hati-hati
gagasan yang akan kita beri penekanan.

7) Melengkapi Revisi
Koreksi cetakan, langkah yang terakhir di dalam proses revisi adalah
pemeriksaan konsisten untuk tatabahasa , pemakaian, ejaan, dan pemberian tanda
baca. Setelah kita menyelesaikan revisi, kita dapat mengetiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Brown, A.C. dkk., Grammer and Compocition. Bosto: Houghton Mifflin Company
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum,
Balitbang, Depdiknas
Harahap, Naungan. 2003. Masjidil Haram Menimbulkan Ketenangan Hati. Pikiran
Rakyat (Online) http//www:pikiran-rakyat.com diakes 3 Mei 2003
Sorenson, Sharton. 1988. Webster New World Student Writing Handbook. Foster
City: An International Data Group Company
Suhendarto. 2003. Mengikuti Pengejaran OPM di Jayawijaya. Sinar Harapan.
Online http//www:sinarharapan.co.id. diakses 1 April 2003

Anda mungkin juga menyukai