Anda di halaman 1dari 8

Financial Distress dan Restrukturisasi

By
Bernad M.S.

1. Penyebab dan akibat Financial Distress


a. Faktor Makro yang mempengaruhi financial distress
Likuiditas, Financial distress dan resesi
Baik untuk perusahaan maupun individu, resiko kebangkrutan memainkan peranan dalam proses
resesi dan hal ini dihindari dengan cara berhati-hati untuk mempertahankan asset likuid untuk
dapat memenuhi kewajiban tetap, sedangkan bagi bank / pemberi pinjaman, mereka bersifat
selektif dalam memilih peminjam dan membatasi pinjaman.
Kebijakan Moneter
Di pasar amerika, the Fed mempengaruhi likuiditas agregat melalui operasi pasar terbuka. The
Fed membeli atau menjual T Bills untuk melonggarkan atau mengetatkan likuiditas system
perbankan. Fed membeli T bills untuk ekspansi dan menjual untuk kontraksi. Suku bunga jangka
pendek akan turun ketika ekspansi dan akan meningkat ketika kebijakan kontraksi diambil. The
Fed beroperasi berdasarkan asumsi bahwa inflasi terkait secara positif terhadap pertumbuhan
ekonomi riil.
Dari Diversifikasi menjadi Fokus
Perubahan dari trend konglomerasi menjadi focus terjadi pada konglomerasi yang relative tidak
efisien dan berkesinambungan sehingga ketika banyak perusahaan yang mulai focus,
konglomerasi yang tidak efisien susah berkompetisi dan berada dalam kondisi distress.
Hutang tiding meningkat secara sistemik dengan diversifikasi dan perusahaan yang
terdiversifikasi tidak bergantung pada transaksi pasar modal eksternal namun perusahaan yang
terdiversifikasi biasanya menjadi target takeover.
Peningkatan focus melalui penjualan asset akan meningkatkan kinerja operasi dari asset yang
tersisa dari penjual.

b. Faktor Industri-Level yang menyebabkan financial distress


Kompetisi
Perusahaan pada industry yang berbeda akan menunjukan tingkat kompetisi yang berbeda
dengan keuntungan yang berbeda pula yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan makro dan
kondisi industry waktu kewaktu. Financial distress akan lebih hebat terjadi pada perusahaan kecil
dibandingkan perusahaan yang besar.
Industri shock
Pola Industri terhadap tingkat takeover dan restrukturisasi terkait secara langsung pada economic
shock . Pasar akan merendahkan nilai dari perusahaan lain apabila ada satu perusahaan dalam
industry yang sama mengalami kebangkrutan, dimana investor menilai skejadian pada satu
perusahaan ini merefleksikan keseluruhan perusahaan didalam satu industry. Di sisi lain, pasar
juga mungkin meningkatkan valuasi terhadap nilai perusahaan dalam satu industry tersebut
karena salah satu rival telah bangkrut. Namun secara umum efek negative dari market akan
signifikan pada perusahaan yang memiliki banyak hutang dan sebaliknya.
Deregulasi Industri
Deregulasi industry dapat menimbulkan financial distress bagi banyak perusahaan di dalam satu
industry karena adanya perubahan struktur ekonomi dan industry.
c. Faktor Firm-Level yang menyebabkan financial distress
factor spesifik perusahaan juga berkontribusi terhadap resiko suatu perusahaan mengalami
financial distress. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kemungkinan suatu perusahaan
mengalami financial distress yaitu :
a. Ownership dan struktur governance
b. Resiko Operasi
c. Leverage
Ada 2 macam distress yaitu :
1. Kegagalan Ekonomi

Lebih sulit untuk didefinisikan, namun secara umum berarti perusahaan sudah tidak
profitable

Bisa berupa perusahaan membukukan kerugian, return investasi lebih kecil daripada
cost of capital, actual earning lebih kecil dibandingkan forecasted earning, dll

2. Kegagalan Finansial
Perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, tidak memiliki likuiditas yang
cukup untuk hutang jangka pendeknya
c. Efek dari Financial Distress
Ada beberapa akibat dari financial distress yaitu

Hilangnya Tax benefit dari hutang dan depresiasi


Biaya transaksi meningkat
Agency cost bertambah karena manager tidak ingin mempertaruhkan pekerjaan dengan
mengambil projek beresiko
Efek Likuiditas negative : Perusahaan dapat kehilangan analis professional, volume
trading akan turun, dan bisa jadi akan didelisting. Karena hal ini perusahaan bisa
kehilangan potensi untuk meraih pendanaan melalui ekuitas sedangkan dalam kondisi
distress perusahaan juga akan kesulitan memperoleh pendanaan dalam bentuk hutang

D. Kinerja perusahaan dalam kondisi distress


Tingginya predistressed leverage akan meningkatkan kemungkinan terjadinya aksi operasional
seperti restrukturisasi asset dan pemberhentian karyawan serta meningkatkan aksi financial
berupa penghapusan atau pemotongan deviden
E. OPERATIONAL CUTBACK : EFEK DAN PENYEBAB
Bentuk cutback
1. Downsizing : downsizing memungkinakan terjadinya peningkatan kinerja operasi. Perusahaan
seperti ini dapat menurunkan cost of sales, biaya pekerja, belanja modal dan R&D
2. Penutupan pabrik : pengumuman penutupan pabrik akan direspon negative oleh pasar.
Theori mengenai penjualan aset
Berdasarkan penelitian, penjualan asset akan mendorong perusahaan untuk memberdayakan
asset yang tersisa lebih efektif dan efisien. Dalam kondisi distress, bila nilai asset menjadi
rendah, penjualan asset bukan menjadi pilihan sehingga penjualan asset akan direspon positif
oleh pasar
Asset Fire Sale
Dalam kondisi distress biasanya perusahaan harus menjual asetnya dalam kondisi diskon
signifikan untuk segera mendapatkan likuiditas

E. Restrukturisasi keuangan
1. Pemotongan deviden
Perusahaan dengan kerugian kronis akan dengan segera mengambil langkah pemotongan
deviden. Alas an utama dari pemotongan deviden selalu berasal dari pendapatan yang jelek.
2. Dual class recaps
Perusahaan menerbitkan common stock kelas dua dengan hak voting terbatas dan memberikan
kas secara cepat pada perusahaan.
3. Menerbitkan targeted stock
Targeted stock atau tracking stock adalah kelas saham dari perusahaan yang terdiversifikasi yang
terhubung secara kinerja bisnis unit atau divisi tertentu
4. Equity carve out
Merupakan variasi dari divestiture yang melibatkan penjualan dari equity perusahaan subsidiary
kepada orang luar. Penjualan ini dilakukan dengan proporsi yang memungkinkan parent
company untuk tetap melakukan kontrol terhadap perusahaan. Pada equity carve out, entitas baru
terbentuk dengan pemegang saham berbeda dengan parent company. Perusahaan yg terdivestasi
memiliki management yang berbeda.
5. Spin off
Sebuah perusahaan mendistribusikan semua saham perusahaan di dalam anak perusahaan kepada
pemegang saham dengan tujuan membuat 2 perusahaan publik yang terpisah dengan equity
ownership yang sama. Terkadang, sebuah divisi telah disiapkan untuk menjadi perusahaan yang
independent. Walaupun struktur kepemilikan pemegang saham sama dengan perusahaan induk,
perusahaan yang baru bersifat independent terhadap perusahaan induk dan tidak ada cash
infusion dr perusahaan induk
MERGER DAN AKUISISI
Dalam kondisi ekspansi, perusahaan biasanya mengambil langkah merger, tender offer, ataupun
joint venture.
Motivasi utama perusahaan untuk melakukan Merger adalah untuk beberapa alas an yaitu :
1. Growth
2. Sinergi
3. Diversifikasi

Definisi merger yang sederhana yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan
identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan
yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
GROWTH / PERTUMBUHAN
Merger adalah salah satu cara untuk memperluas bisnis secara instan. Pertumbuhan
internal merupakan pertumbuhan alami namun membutuhkan waktu yang lama dan terkadang
momen untuk memperluas bisnis akan terlewatkan. Growth merupakan tujuan utama merger
terutama bagi perusahaan yang ingin melakukan penetrasi secara internasional dan menggarap
market lintas batas. Jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

SINERGI
Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari dua kekuatan atau
lebih elemen elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas
tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas
aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri sendiri. Sinergi harus dipahami dalam konteks
bahwa hasil riil atau manfaat ekstra tersebut harus jelas dan terukur. Pemahaman tentang sinergi
harus dikaitkan dengan besarnya premium yang dibayarkan oleh perusahaan. Secara kuantitatif
merger dan akuisisi akan dinilai berhasil apabila nilai sinergi lebih besar dibandingkan dengan
premium sehingga memberikan NPV yang positif. Manfaat keberadaan sinergis untuk
mengantisipasi yang memungkinkan perusahaan untuk mengeluarkan biaya dari proses akuisisi
dan masih mampu untuk memberikan pemegang saham target premi untuk saham mereka.
Sinergi memungkinkan perusahaan gabungan untuk muncul dengan memiliki nilai akuisisi
bersih positif (NAV).

SINERGI OPERASI

Sinergi operasi (operating synergy) terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mampu mencapai
efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan cara pemanfaatan secara optimal sumberdaya
sumberdaya perusahaan. Operating synergy dapat dibedakan dalam economies of scale dan
economies of scope.
Economies of scale
Economies of scale atau skala ekonomis menunjukkan suatu keadaan dimana perusahaan mampu
mencapai biaya rata-rata per unit yang semakin rendah seiring dengan semakin besarnya jumlah
output yang diproduksi.
Economies of scope
Economies of scope atau lingkup ekonomis bisa diperoleh melalui merger dan akuisis ketika
perusahaa mampu memanfaatkan secara maksimal satu input sumber daya untuk menghasilkan
beberapa output/ produk atau jasa
SINERGI KEUANGAN
Sinergi keuangan (financial synergy) dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki struktur
modal yang kuat dan mampu mengakses sumber sumber dari luar secara lebih mudah dan lebih
murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun

DIVERSIFIKASI
Untuk menjadi perusahaan konglomerasi dan memulai unit bisnis baru maka merger dan akuisisi
dapat menjadi pilihan. Dengan merger dan akuisisi maka resiko pengembangan produk baru pada
unit bisnis baru akan berkurang karena yang dipilih paling tidak perusahaan yang sudah memiliki
track record yang sukses.
Perusahaan dikatakan telah melakukan merger dan akuisisi untuk tujuan diversifikasi adalah
ketika perusahaan yang di merger atau diakuisisi tersebut tidak berhubungan dengan bisnis
utama dari perusahaan ataupun diversifikasi yang berhubungan dengan bisnis utama perusahaan.
Diversifikasi ini memberikan keuntungan bagi perusahaan dimana sebuah perusahaan menjadi
tidak terlalu volatile apabila terjadi perubahan pada bisnis utama karena memili banyak unit
bisnis yang dapat menopang. Sedangkan diversifikasi bagi perusahaan yang masih berhubungan
dengan bisnis utama dapat member keuntungan berupa penguasaan bisnis dari hulu ke hilir

seperti mengurangi ketergantungan terhadap pemasok bahan dari perusahaan lain ataupun
efisiensi logistic untuk menurunkan biaya.
Motif Lain Perusahaan Melakukan Merger dan Akuisisi
a.

Meningkatkan dana

b.

Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

c.

Pertimbangan pajak

d.

Meningkatkan likuiditas pemilik

e.

Melindungi diri dari pengambilalihan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MERGER


Kelebihan Merger
Pengambilalihan

melalui

merger

lebih

sederhana

dan

lebih

murah

dibanding

pengambilalihan yang lain


Kekurangan Merger
Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan
untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.
Merger Berdasarkan Akivitas Ekonomi
Merger Horizontal
Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri
yang sama. Efek dari merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada
industri tersebut. Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah
pada bentuk oligopoli. Bahkan jika para oligopolis ini melakukan merger maka struktur pasar
akan mengarah pada monopoli.
Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger tipe ini dilakukan jika perusahaan yang

berada pada industri hulu memasukiindustri hilir atau sebaliknya dari industri hilir menuju
industri hulu. Mergervertikal ini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi ke belakang atau ke
bawah (backward/ downward integration) dan integrasi ke depan atau ke atas (forward/upward
integration).
Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak
dalam industri yang tidak terkait. Merger konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan
berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda sama
sekali dengan bidang bisnis semula. Apabila merger konglomerat ini dlakukan secara terus
menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi

Anda mungkin juga menyukai