Kebutuhan untuk berprestasi, menurut McClelland, adalah suatu daya dalam mental
manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih
efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.
Ini disebabkan oleh virus mental. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam kehidupan psikis manusia, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan
yang hebat sehingga, dengan daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat.
Daya pedorong tersebut dinamakan virus mental, karena apabila berjangkit di dalam jiwa
manusia, daya tersebut akan berkembang biak dengan cepat, dengan kata lain, daya tersebut akan
meluas dan menimbulkan dampak dalam kehidupan.
Pada akhir 1940-an, David McClellan dan rekan rekan bereksperimen dengan Thematic
Apperception Test (TAT) sebagai salah satu cara untuk memeriksa kebutuhan manusia. TAT
meminta para karyawan untuk melihat lukisan dan menulis cerita tentang apa yang mereka lihat.
Cerita itu selanjutnya dianalisis isinya untuk mengetahui tema tema yang menunjukkan
kebutuhan individual.
Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan, bukan kesempatan,
menyukai suatu tantangan, dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil
yang dicapai.
mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya.
mempunyai ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuankemampuan organisasional.
karyawan yang melibatkan tanggung jawab individual untuk hasil yang diperoleh
karyawan yang melibatkan tujuan yang menantang namun dapat dicapai
karyawan yang memberikan umpan balik terhadap kinerja
Logikanya manajer efektif dapat diharapkan akan tinggi dalam kebutuhan berprestasi. Tetapi
McClelland menyimpulkan bahwa keberhasilan dalam manajemen puncak tidak didasarkan pada
suatu perhatian untuk berprestasi individual saja. Ia memerlukan keinginan yang lebih luas yang
juga berkaitan dengan kebutuhan akan kekuasaan dan afiliasi. Para karyawan yang tinggi
kebutuhan akan kekuasaan akan termotivasi untuk bertindak dengan cara cara yang berdampak
jelas pada orang lain dan peristiwanya. Mereka menikmati dalam mengendalikan situasi dan
diakui tanggung jawabnya. Seseorang yang lebih tinggi kebutuhan kekuasaannya lebih menyukai
karyawan yang melibatkan pengendalian atas orang lain, memiliki dampak pada orang dan
peristiwanya, dan menyebabkan pengakuan dan perhatian publik.
McClelland membedakan 2 bentuk kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan
personal adalah bersifat eksploitatif dan melibatkan manipulasi demi gratifikasi personal. Tipe
kebutuhan kekuasaan ini tidak akan berhasil dalam manajemen. Sebaliknya, kebutuhan akan
kekuasaan sosial merupakan sisi kekuasaan positif. Kebutuhan ini melibatkan penggunaan
kekuasaan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, kebutuhan yang diarahkan kepada
sasaran kelompok atau tujuan organisasional bukannya kepada tujuan personal
Orang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi akan mencari persahabatan, persetujuan sosial,
dan memuaskan hubungan antar personal. Acuan karyawan mereka melibatkan keinginan khusus
dalam karyawan yang melibatkan hubungan antar personal, karyawan yang memberikan
persahabatan, dan membawa persetujuan sosial. McClelland yakin bahwa karyawan yang tinggi
kebutuhan berafiliasinya saja tidak bisa manjadi karyawan yang baik. Keinginan untuk
persetujuan sosial dan persahabatan dapat menyulitkan pembuatan keputusan manajerial.
Eksekutif yang sukses, dalam pandangan McClelland, kemungkinan memiliki kebutuhan yang
tinggi akan kekuasaan sosial yang lebih besar daripada suatu kebutuhan berafiliasi yang kuat.