Anda di halaman 1dari 15

KONSERVASI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pengampu :

Wiadnya, D.G.R., D. Setyohadi, D.O. Sutjipto,


Sukandar, T.D. Lelono, D.K. Saputra
Kontak
: dgr_wiadnya@ub.ac.id
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan UB. Jl. Veteran 65145, Malang

MODUL
A. Nama/Judul Pokok Bahasan: Laut fungsi dan manfaatnya bagi
kehidupan di darat
B. Deskripsi Singkat (pokok bahasan): menjelaskan berbagai sifat alami
laut, pembagian wilayah di laut, keterkaitan antara laut dengan
lingkungan di darat dan berbagai bentuk pemanfaatan laut oleh manusia
termasuk diantaranya ialah: definisi berbegai istilah di laut, laut
sebagai awal kehidupan, manfaat laut bagi kehidupan di darat, dan
interaksi antara laut dan darat.
C. Tujuan Instruksional Khusus :
1. Peserta mampu memberikan definisi (dengan kata sendiri) dari
istilah yang terkait dengan laut, termasuk: okeanos, samudera, laut,
teluk, pelagik neritik dan oseanik, demersal. Litoral, continental
shelf, abisal dan hadal;
2. Peserta mampu menjelaskan tekanan hidrostatik yang terjadi di laut
dan kemungkinan dampaknya bagi penyelam
3. Peserta mampu menjelaskan dengan singkat & padat awal mula
kehidupan yang terkait dengan laut;
4. Peserta mampu menjelaskan dengan padat berbagai manfaat laut
bagi kehidupan di darat.
D. Isi Pokok Bahasan
(disajikan mulai halaman berikut)

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

MODUL 2:

2012

LAUT: FUNGSI DAN MANFAATNYA BAGI


KEHIDUPAN DI DARAT

2.1 Planet Laut


Tidak bisa dipungkiri, hampir semua orang dewasa akan mengaku sudah
mengenal laut dengan baik, bisa membuat garis delineasi atau demarkasi antara yang
disebut dengan laut dan darat, dan memahami beberapa sifat dasar dari Laut. Mahasiswa
perikanan, bahkan sudah mendapatkan beberapa pelajaran lanjut tentang laut, kehidupan
di laut dan pengambilan sebagian sumber daya dari laut untuk kehidupan masyarakat di
darat. Teks ini tidak dimaksudkan untuk mengulangi sesuatu yang sudah sangat
dipahami oleh pembaca atau pengguna buku ini. Pembahasan tentang perikanan laut dan
Kawasan Konservasi Perairan akan selalu terkait dengan berbagai istilah yang
menjelaskan sifat dan karakteristik tentang laut. Untuk tujuan tersebut, Bab ini
diperlukan sebagai pengantar atau refresher, untuk mengingat kembali pemahaman kita
tentang laut. Bagi yang sudah mempunyai pengetahuan lanjut dan sering berkecimpung
dengan kehidupan di laut, bagian pengantar ini mungkin sudah tidak diperlukan lagi.
Penampakan fotografi planet bumi dari udara menunjukkan warna dominan biru.
Warna biru ini terjadi karena warna laut yang menutupi hampir 71% dari permukaan
planet bumi. Walaupun sangat luas, para ahli ternyata lebih tertarik untuk mempelajari
bulan dibanding laut. Mereka lebih memahami permukaan bulan dibandingkan dasar
laut. Permukaan bulan bisa terlihat dari bumi (dengan menggunakan paralatan bantu
khusus). Sedangkan dasar laut tertutupi oleh kegelapan dan menyimpan misteri bagi
manusia. Laut tidak mempunyai batas yang jelas. Pengembara di darat tidak pernah
kehilangan arah karena mengenal tanda-tanda darat (landmark). Mereka tidak akan
mengalami dis-orientasi. Di laut, tidak ada istilah landmark sehingga pelaut harus
mencari tanda-tanda alam agar tidak kehilangan arah. Kalau permukaan laut saja kita
tidak kenal, apalagi dasar laut. Sangat ironis kalau kita menyebut diri memahami laut
lebih dari pemahaman kita terhadap permukaan bulan.
Pada abad pertengahan, bangsa Yunani konon memperkenalkan istilah Okeanos,
yang selanjutnya secara global disebut Ocean. Kata ocean, pada beberapa teks di
Indonesia, umumnya diartikan sebagai Laut, dan pada teks ini kita akan selalu
menggunakan istilah tersebut. Pada bagian lain kita juga akan menemukan istilah Sea
dan Marine, yang juga diartikan sebagai laut. Istilah marine digunakan sebagai lawan
kata dari terrestrial, diterjemahkan sebagai daratan Marine Fisheries misalnya, ialah
20

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

istilah yang menjelaskan kegiatan penangkapan ikan di laut; sebagai antipodal dari
Inland Fisheries, ialah perikanan tangkap di perairan umum (air tawar). Jelasnya, kata
sea dan marine ialah sinonim dari ocean, artinya laut. Kata Ocean, pada bagian lain,
juga digunakan untuk menjelaskan pemisahan laut menjadi bagian lebih kecil,
menunjukkan karakteristik tertentu. Pada arti yang berbeda ini kita sudah menyiapkan
istilah Samudera (akan dijelaskan selanjutnya ketika membahas hal terkait).
Bangsa Yunani membayangkan laut sebagai sebuah sungai besar yang
mengelilingi bumi. Definisi ini tentu saja masih belum lengkap, dari pandangan
manusia modern saat ini. Namun, munculnya istilah okeanos, harus diakui sebagai
kemajuan besar untuk mulai melihat, mempelajari dan memahami peranan Laut pada
kehidupan manusia. Sebagai mahluk yang hidup di darat, pengetahuan kita pada Laut,
secara umum, harus kita akui masih sangat terbatas. Seorang ahli dan praktisi bidang
kelautan, Roberts Callum, memperkirakan kita baru memahami rahasia laut sekitar 2%
dari pengetahuan sesungguhnya. Jumlah spesies laut yang diketahui dalam catatan
ilmiah, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah temuan spesies yang ada di darat.
Sementara, teori yang cukup kuat menyatakan bahwa kehidupan di bumi dimulai dari
Laut.
Laut ialah seluruh badan air asin yang saling berhubungan dan menutupi 70%
(tepatnya 70,78%) dari permukaan bumi. Jumlah ini tidak termasuk Danau Asin (Salt
Lake) yang tidak dinyatakan sebagai laut, berdasarkan definisi di atas. Air pada
permukaan bumi, dengan demikian, bisa dibedakan berdasarkan tempatnya, ialah: air
laut dan badan air yang ada di darat, selain Laut. Dari total badan air yang menutupi
permukaan bumi, 97% ialah air laut. Hanya sekitar 3% air di bumi yang bukan air laut.
Citra (image) dari satelit terhadap planet bumi memperlihatkan warna dominan biru.
Laut lebih banyak menyerap spektrum cahaya selain biru; spektrum warna biru akan
dipantulkan dan tertangkap oleh citra satelit, yang menunjukkan identitas laut. Dari sisi
luas permukaan, laut jelas sangat dominan, namun kita tampaknya belum menghargai
laut sebagai mana mestinya. Kita mempergunakan istilah planet bumi, bukan planet
laut, dalam peradaban dan perkembangan pengetahuan manusia.
Secara geografis, manusia membagi wilayah laut menjadi empat bagian kecil,
masing-masing diberi identitas sebagai Ocean, kita terjemahkan sebagai samudera:
Samudera Atlantic(k), Samudera Hindia (menjelaskan istilah Indian Ocean), Samudera
Pasific(k) dan Samudera Artic(k). Samudera Pasifik, pada beberapa teks, juga
dipisahkan dengan Samudera Antartik sehingga total menjadi lima samudera. Samudera
Pasifik ialah yang paling luas (50,1% dari luas laut), diikuti oleh Samudera Atlantik
(26,0%), Samudera Hindia (20,5%) dan Samudera Artik (3,4%). Di darat, kita mengenal
istilah continent, diartikan sebagai benua, ialah daratan luas yang diskret dan idealnya,
masing-masing dipisahkan oleh laut. Berdasarkan kebiasaan atau konvensi (bukan
kriteria baku), kita mengenal tujuh benua, ialah: Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika
Selatan, Antartik(a), Eropa dan Australia. Pada catatan ini, kita bisa melihat bahwa
istilah benua dan samudera bisa saling dipertukarkan. Pada beberapa teks, istilah
21

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

continent (benua) dibuat untuk menunjukkan kondisi antipodal (berlawanan) Benua


Eropa ialah antipodal dari Benua Australia. FAO (Food and Agriculture Organization)
dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), membagi wilayah perikanan menjadi tiga
bagian besar, ialah: Perikanan Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Samudera
Atlantik. Masing-masing wilayah samudera dibagi lagi menjadi sub-wilayah yang lebih
kecil. Karena dibuat berdasarkan konvensi, dan dibuat untuk memudahkan pemahaman
masing-masing bidang kajian, perbedaan antara istilah samudera dan benua tidak perlu
diperdebatkan lebih lanjut.
Samudera sering digambarkan sebagai badan air asin yang kontinyu,
mengelilingi benua atau continent. Masing-masing samudera mempunyai wilayah yang
lebih dangkal, yang berbeda dengan wilayah di sekitarnya secara fisik, kimiawi maupun
biologis. Masing-masing wilayah bagian ini disebut sea atau laut. Ahli-ahli geografi
membuat definisi, laut (sea) ialah: pemisahan wilayah samudera menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, masing-masing, sebagian atau seluruhnya dipisahkan oleh daratan.
Berdasarkan definisi ini, paling tidak teridentifikasi terdapat 50 laut (seas) di dunia
Laut Arafura, Laut Flores, Laut Jawa atau Laut Timor ialah ekspresi dari penjelasan
istilah laut sebagai bagian dari samudera.
Bay dan Gulf, keduanya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan satu
kata,Teluk Bay dan Gulf, ialah laut yang hampir seluruh bagiannya tertutupi atau
terlindung oleh daratan Gulf of Thailand ialah sebuah contoh yang cukup baik untuk
memahami istilah Gulf, atau teluk. Tidak ada ketentuan internasional sampai saat ini,
yang menyatakan ukuran relatif dari Bay atau Gulf. Secara umum berlaku aturan tidak
baku, bahkan tidak mengikat, ialah bahwa Gulf mempunyai ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan Bay. Bay of Bengal sebenarnya mempunyai ukuran yang tidak
lebih kecil dari Gulf of Thailand. Namun karena suatu definisi yang bersifat arbitrari
(tidak baku), nama Bay of Bengal tidak akan dirubah menjadi Gulf of Bengal, dan di
Indonesia kita menyebut Teluk Bengali. Sebaliknya Gulf of Thailand juga kita sebut
Teluk Thailand. Tomini dan Cendrawasih mungkin merupakan dua teluk yang terbesar
di Indonesia. Sesuai definisi, keduanya terlindung oleh daratan. Teluk Pangpang
(Banyuwangi) dan Teluk Waworada (Sumbawa), sebaliknya, berukuran jauh lebih kecil
dari Teluk Tomini dan Cendrawasih. Namun, keduanya juga terlindung oleh daratan.
Berdasarkan kebiasaan, planet bumi (bukan planet laut) dibedakan menjadi dua
belahan bumi atau hemisphere, ialah: belahan bumi utara (northern hemisphere) dan
belahan bumi selatan (southern hemisphere). Jika planet bumi dibelah pada bagian
tengah, ialah equator, setengah bumi bagian atas disebut northern hemisphere, dan
sebaliknya, southern hemisphere. Melalui pembagian ini, ditunjukkan bahwa lebih dari
70% daratan terletak pada belahan bumi utara dan dihuni oleh sekitar 90% penduduk
dunia. Sebaliknya, lebih dari 80% belahan bumi selatan ditutupi oleh laut, dan dihuni
hanya oleh 10% penduduk dunia. Dengan cara yang sama, planet bumi juga bisa
dibedakan menjadi belahan timur (eastern hemisphere) dan barat (western hemisphere).

22

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

Namun kita sangat jarang menemukan pemisahan ini pada naskah ilmiah untuk tujuan
spesifik.
Luas total permukaan laut ialah 361 juta km2, dengan rata-rata kedalaman 3.730
m dan total volume sekitar 1,347 miliar km3. Setiap 1 km3 air laut setara dengan berat
1,12 miliar ton dan mengandung 40 juta ton bahan terlarut. Aspek paling unik dari
bahan terlarut pada air laut ialah kadar garam, disebut juga salinitas. Salinitas ialah
kandungan garam yang terlarut jumlah garam yang terlarut dalam satu kilogram air
laut dan dinyatakan dalam per seribu (). Salinitas air laut umumnya bervariasi antara
33 sampai 38, dengan rata-rata sekitar 35. Salinitas 35 setara dengan ukuran
sekitar 3,5%, atau 35 g garam pada total 1 kg air laut. Lebih dari 90% garam terlarut
pada air laut berasal dari enam (6) elemen utama, ialah: chlorin (Cl -), sodium (Na+),
magnesium (Mg2+), sulfur (SO42-), calcium (Ca2+) dan potassium (K+). Dua elemen
penting lainnya ialah: bikarbonat (HCO3-) dan bromin (Br-). Komposisi masing-masing
elemen atau ion utama pada air laut ialah sebagai berikut:
Jenis elemen/ion

Total % pada garam


(berdasarkan berat)

Chlorin (Cl-)

55,04

Sodium (Na+)

30,61

Magnesium (Mg2+)

3,69

Sulfur (SO42-)

7,68

Calcium (Ca2+)

1,16

Potassium (K+)

1,10

Bikarbonat (HCO3-)

0,41

Bromin (Br-)

0,19

Ketika seseorang menyelam ke dalam air laut, tekanan air laut di sekitar kita,
disebut tekanan hidrostatik, akan meningkat. Tekanan hidrostatik ditentukan oleh
pengaruh berat air yang ada di atas kita tekanan air laut biasanya diukur dalam satuan
atmosphere; 1 atmosphere (atm) ialah tekanan udara pada permukaan air laut. Tekanan
air laut meningkat 1 atm untuk setiap peningkatan kedalaman 10 m. Rata-rata
kedalaman air laut ialah 3.798 m (di bawah permukaan air laut). Tekanan hidrostatik
pada kedalaman tersebut ialah setara dengan 388 atm. Palung laut, terjemahan dari
istilah trench, ialah bagian terdalam dari laut, sempit dan panjang (bisa mencapai ribuan
km). Palung laut terdalam, terdapat di Samudera Pasifik, disebut Mariana Trench,
mencapai kedalaman 11.033 m. Tekanan hidrostatik pada kedalaman tersebut mencapai
1.070 atm. Tanpa alat bantu khusus, manusia tidak akan pernah mencapai dasar pada
palung laut Mariana. Sebagai pembanding, lembah terdalam di darat ialah Hell Canyon
23

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

yang terletak di Oregon, Amerika. Lembah tersebut mencapai kedalaman maksimum


2.400 m. Lembah terdalam di laut ialah 4,6x lebih dalam dibandingkan hal yang sama
terdapat di darat.
Dasar laut, pada beberapa tempat, mempunyai topografi yang bergelombang
seperti di darat. Laut juga mempunyai Sea Mount, atau Gunung Laut, sebagian
diantaranya tercatat masih aktif. Beberapa gunung laut tidak terlihat karena berada di
dalam laut. Sebagian lagi, gunung laut sudah muncul ke permukaan darat. Gunung
tertinggi, yang muncul dari dasar laut ialah Gunung Mauna Kea, ditemukan di Hawai.
Tinggi gunung Mauna Kea mencapai 10.200 m dari dasar laut. Gunung tertinggi di
darat ialah Mount Everest, mencapai 8.848 m dari atas permukaan laut. Lembah
terdalam, gunung tertinggi ternyata ada di laut, bukan di darat.
Suhu air laut berbeda dan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain, tergantung
pada kedalaman dan posisi lokasi (pada lintang bumi). Suhu air laguna dangkal yang
terisolasi bisa mencapai 37 C, pada siang hari. Suhu air laut akan berubah berdasarkan
jauhnya jarak dari equator. Suhu air laut di sekitar equator (diwakili oleh Indonesia)
ialah antara 24 29 C. Suhu air pada daerah kutub ialah antara 0 4 C. Sekitar 87%
air laut mempunyai rata-rata suhu 4,40 C. Thermocline ialah istilah untuk menjelaskan
suatu wilayah pada kedalaman air laut, dengan perbedaan suhu yang tinggi. Semakin
jauh ke dalam, suhu air laut menurun secara bertahap atau perlahan. Pada thermocline,
penurunan suhu terjadi secara drastis dibanding wilayah di atas maupun di bawahnya.
Thermocline bisa bersifat permanen atau musiman. Thermocline permanen terjadi ketika
air laut di kutub, yang dingin, bergerak ke arah equator dan berada di bagian bawah.
Thermocline musiman disebabkan oleh pengaruh sinar matahari. Ketika suhu air
permukaan cukup dingin, secara mendadak dia turun ke bawah dan kondisi thermocline
menghilang.

Gambar 2.1 Luas permukaan laut dibanding darat, pada permukaan bumi (A);
perbandingan luas permukaan diantara empat Samudera di Laut (B)
(Sumber: dimodifikasi dari Thurman & Trujilo, 2004. Introductory
oceanography)
24

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP


2.2 Berbagai wilayah di laut

FPIK/University of Brawijaya:

2012

Topografi dasar laut dan wilayah air di atasnya bisa dibayangkan melalui
ilustrasi penampang melintang dari garis pantai ke arah laut, dibuat secara imaginer.
Ilustrasi topografi imaginer tersebut disajikan pada Gambar (1.2)
Coast-line atau garis pantai, ialah batas air laut terakhir mencapai darat (pada
beberapa teks, digunakan istilah shore-line, yang artinya sama dengan coast-line). Garis
pantai secara praktis bersifat dinamis, tergantung kondisi pasang surut, tide. Setiap hari,
setiap garis pantai mengalami air naik ke arah darat dan turun ke arah laut. Pasang ialah
ketika air laut datang dan naik ke arah darat. Surut ialah sebaliknya, air turun ke arah
laut. Besarnya pasang atau surut ditentukan oleh umur bulan, ialah posisi bulan dan
matahari pada bumi. Ketika keduanya terletak dalam posisi satu garis pada bumi,
menyebabkan gaya gravitasi terbesar dan tercapai pasang tertinggi. Pasang tertinggi ini
disebut pasang purnama, terjemahan dari istilah spring tide. Pada hari yang sama juga
akan terjadi surut terendah. Perbedaan tinggi air antara pasang dan surut di Indonesia,
umumnya bervariasi antara 2 3 m. Ketika posisi bulan dan matahari membentuk sudut
terbesar pada bumi, gaya tarik bulan dan matahari pada bumi minimal, dan tercapai
pasang surut terendah, disebut neap tide atau pasang perbani (pada kebanyakan teks,
spring tide diterjemahkan sebagai pasang perbani).

Gambar 2.2 Struktur topografi dasar laut, kedalaman, kolom air di atasnya dan
efektifitas sinar matahari (Sumber: dimodifikasi dari Alaby, M., 2009. A
Scientific History of Oceans and Marine Life)
25

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

Zona littoral ialah wilayah (dasar laut) antara pasang tertinggi dan surut
terendah. Pada saat surut terendah, seluruh wilayah littoral akan terbuka dan tidak
tergenangi air laut. Zona littoral merupakan wilayah dengan variasi faktor lingkungan
yang sangat bervariasi dalam waktu yang relatif singkat. Organisme yang mampu
tinggal pada wilayah littoral mempunyai mekanisme tertentu untuk beradaptasi
terhadap variasi lingkungan yang ekstrem. Beberapa jenis karang (coral colony akan
dijelaskan lebih lanjut pada bagian keragaman hayati) bisa bertahan hidup dan
menempati wilayah pada ujung zona littoral. Daerah ini sering disebut dengan istilah
reef-crest, ialah lokasi gelombang laut pecah di pantai.
Neritic(k) ialah kolom air paling atas pada laut, di atas paparan benua. Zona
neritic atau sublittoral, ialah wilayah dari batas littoral sampai batas atas paparan benua
(shelf), sampai kedalaman 20 50 m. Wilayah neritik dan littoral ialah lokasi yang
sangat penting sebagai pendukung kehidupan organisme di laut. Formasi bakau, padang
lamun, rumput laut dan pantai berpasir ialah habitat dominan yang terdapat pada
wilayah littoral. Semua jenis habitat tersebut diketahui sangat penting untuk ikan dan
avertebrata laut lainnya. Ikan kakap putih, Lates calcalifer (Bloch, 1790), Lutjanus
argentimaculatus (Forsskl, 1775); ukon atau kerapu lumpur, Epinephelus coioides
(Hamilton, 1822); lencam, Lethrinus nebulosus (Forsskl, 1775); beronang, Siganus
canaliculatus (Park, 1797) dan banyak lagi spesies ikan komersial untuk bisa
disebutkan di sini, sebagian atau seluruh hidupnya terkait dengan habitat littoral.
Zona neritic atau sublittoral juga merupakan wilayah yang sangat penting bagi
keragaman hayati dan sumber daya perikanan. Bagian atas dari zona neritic, sampai
kedalaman sekitar 20 m, ialah tempat untuk habitat terumbu karang. Tempat yang sama
juga dihuni oleh berbagai jenis ikan karang dan ikan-ikan lain yang sebagian hidupnya
tinggal pada terumbu karang. Hampir semua jenis ikan karang termasuk kategori sangat
komersial atau komersial, jika tidak untuk tujuan konsumsi, dia bermanfaat untuk tujuan
aquarium. Jenis ikan laut yang menjadi perhatian utama untuk komoditas budidaya,
hampir semuanya ialah ikan-ikan karang. Live-reef fish trade (perdagangan ikan karang
hidup) dengan tujuan akhir Hongkong dan Singapura sangat tergantung dari habitat
neritic ini. Hal yang sama juga berlaku untuk aquarium trade fishes. Kedua jenis
perdagangan ikan hidup ini mendapat perhatian sangat serius dari pemerintah dan
lembaga non-pemerintah terkait dengan kontribusi ekonominya kepada masyarakat dan
pemerintah, namun juga terkait masalah kelestarian sumber daya ikan.
Istilah contonental shelf, diterjemahkan sebagai paparan benua, ialah wilayah
dasar perairan dari zona neritik sampai kedalaman 200 m. Wilayah ini dicirikan dari
dasar lumpur, pasir atau berbatu (rock) dengan asumsi sinar matahari efektif hanya
sampai pada kedalaman 200 m. Paparan benua ialah dasar yang hampir datar, dengan
kemiringan < 1, menurun ke arah laut lepas. Dia menerima sedimen, nutrien dan
berbagai bentuk bahan organik lain dari daerah di sekitarnya. Sumber utama sedimen
umumnya berasal dari sungai atau pantai di atasnya. Paparan benua juga menjadi tempat

26

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

pembuangan limbah, lokasi penambangan atau pengeboran minyak. Dia ialah tempat
yang paling sibuk dan paling banyak mendapat tekanan oleh aktifitas manusia di darat.
Paparan benua ialah dasar laut yang relatif datar, menjadi perangkap bahan
organik dari pantai, kaya dengan nutrien dan sinar matahari relatif sampai di dasar.
Kombinasi dari empat faktor tersebut menyebabkan paparan benua menjadi tempat
berbagai jenis kehidupan di laut. Paparan benua, bersama wilayah di atasnya (littoral
dan neritik) merupakan tempat dari 80% flora dan fauna laut. Wilayah ini menghasilkan
90% dari total hasil tangkap perikanan (ikan dan komoditas perikanan lainnya) di dunia.
Pada beberapa wilayah tertentu, paparan benua ialah tempat untuk penambangan
minyak, gas alam dan deposit mineral semuanya berada pada wilayah sekitar 8% dari
dasar laut di dunia.
Di bawah paparan benua, ialah continental slope atau lereng benua, mulai dari
kedalaman 200 m sampai 700 1.000 m. Kemiringan pada lereng benua jauh lebih
tajam dibandingkan pada paparan benua, umumnya antara 3 6. Kedua wilayah,
paparan benua dan lereng benua sering disebut dengan landas kontinen. Lereng benua
umumnya relatif sempit dengan kemiringan tajam, lebarnya bervariasi antara 6 10 km.
Beberapa teks menyatakan bahwa landas kontinen di laut juga menjadi bagian dari
landas kontinen di darat. Namun pembahasan ini ialah bidang politik terkait garis batas
antar negara bertetangga. Wilayah di bawah lereng benua berturut turut, ialah: bathyal,
abyssal dan hadal (Gambar 1.2). Pada konteks perikanan laut dan kawasan konservasi
perairan, ketiga wilayah dasar laut ini tidak akan disinggung atau dibahas secara detail.
Dia ialah bidang kajian laut dalam, dasar laut atau geologi dasar laut.
Wilayah kolom air di atas dasar laut disebut pelagic(k). Seperti telah disebutkan,
neritik ialah kolom air paling atas pada laut, di atas paparan benua. Oseanic(k) ialah
wilayah kolom air paling atas pada bagian laut lepas (terbuka), dari batas neritik. Ikan
pelagik oseanik, dengan demikian, ialah jenis ikan yang bermigrasi luas, di luar wilayah
neritik. Sebaliknya, ikan neritik berada di dekat pantai. Secara vertikal, wilayah pelagik
(kondisi yang ekstrem) bisa dibedakan menjadi zona photic(k) dan zona aphotic(k).
Zona photik atau disebut juga euphotik, ialah wilayah pada air laut secara vertikal, dari
permukaan sampai pada kedalaman sekitar 200 m, mendapat sinar matahari secara
optimal untuk melakukan photosyntesis. Hampir semua organisme tergantung, secara
langsung atau tidak langsung, dari produksi tumbuhan dari wilayah ini. Kolom air pada
wilayah photik disebut juga dengan istilah epi-pelagik. Aphotic(k) ialah wilayah pada air
laut secara vertikal, berada di bawah zona euphotic, tidak mendapat penetrasi sinar
matahari secara optimal. Dia terbagi atas wilayah: meso-pelagik, bathy-pelagik, abyssalpelagik dan hadal-pelagik. Wilayah meso-pelagik, pada beberapa teks, juga disebut
dengan istilah twilight zone. Dia menerima sinar matahari, namun dalam jumlah yang
tidak optimal bagi tumbuhan untuk melakukan photosyntesis. Sebagian organisme laut
juga tinggal pada wilayah meso-pelagik. Ketika mencari makan, dia akan bergerak ke
atas, wilayah epi-pelagik. Dia juga bisa menerima jatuhan material atau organisme mati
yang tenggelam ke bawah.
27

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP


2.3 Laut Awal Kehidupan

FPIK/University of Brawijaya:

2012

Tanpa laut, tidak akan ada kehidupan di bumi pendapat beberapa ahli. Temuan
para peneliti menghasilkan beberapa teori tentang awal kehidupan di bumi. Beberapa
juta tahun lalu, kehidupan diduga dimulai dari bawah laut (air), dari wilayah laut
dangkal atau laut dalam (hydrothermal vent). Mahkluk hidup kemudian berkembang,
mencapai pinggir laut, dan mencari jalan sendiri ke arah darat. Jika teori ini benar, ialah
sangat menakjubkan bahwa semua mahkluk hidup di darat maupun di laut, yang ada
saat ini, berasal dari laut. Pandangan tersebut di atas tidak bermaksud untuk
mengundang debat diantara pembaca dan pengguna tentang awal kehidupan. Namun,
paling tidak, kita diajak untuk mulai melihat dan memahami laut secara lebih
mendalam. Bagi sebagian besar dari kita, laut ialah tempat yang indah, menakjubkan,
sekaligus menakutkan, dan pada saat yang sama tidak kita mengerti. Alasannya bisa kita
mengerti, atau bahkan sangat jelas kita tidak bisa melihat ke dalam laut sejauh yang
kita inginkan. Kita perlu menyelam ke dalam laut. Karena keterbatasan fisik, kita hanya
mampu menyelam sampai pada kedalaman tertentu dan dalam periode waktu tertentu.
Kita hanya tahu laut di bagian pinggir, sangat sedikit dari sebegitu luasnya lautan.
Itupun kita lakukan dengan resiko kecelakaan yang relatif tinggi keracunan nitrogen,
tekanan hidrostatik yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan
kelumpuhan, kalau tidak hati-hati atau melewati batas kemampuan fisik manusia.
Teori evolusi modern menyatakan bahwa kehidupan di bumi berkembang dari
materi non-hidup, sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Fosil yang diduga merupakan bentuk
kehidupan pertama di bumi berumur 3,6 miliar tahun dan diduga berasal dari laut. Ada
tiga alasan yang mendukung teori ini, ialah:

Hampir semua mahkluk hidup tersusun atas, paling tidak 70% air. Pada saat itu,
air di darat sangat terbatas, sebaliknya, sangat melimpah di laut

Air menyerap radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya. Hampir semua radiasi
UV diserap habis pada kedalaman beberapa meter pertama dari permukaan air
laut. Sedangkan lapisan di bawahnya memungkinkan untuk terbentuknya
kehidupan. Bahaya radiasi ozon menurun pada sekitar satu miliar tahun terakhir,
jauh setelah bentuk kehidupan berkembang;

Air tawar mengandung bahan terlarut yang relatif rendah atau sedikit. Air laut,
sebaliknya, mempunyai konsentrasi bahan terlarut tinggi, dan total konsentrasi
tersebut sama dengan kandungan pada berbagai bentuk kehidupan yang
sederhana, seperti mikroba, hewan atau tumbuhan lainnya.

Planet bumi diduga mulai terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Sejak 3,5
miliar tahun yang lalu, planet bumi mulai diisi oleh bentuk kehidupan. Mulai sekitar 3
miliar tahun yang lalu, mahkluk yang tinggal di laut mendominasi kehidupan di bumi.
Sejak 500 juta tahun yang lalu, kehidupan di darat (terestrial) mulai berkembang
dengan pesat.
28

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

3,5 4,0 miliar tahun yang lalu: evolusi kimiawi selama periode ini menyusun berbagai
bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan, seperti protein, polysaccharida (gula
kompleks) dan asam nukleat (DNA dan RNA). Bentuk pertama kehidupan di bumi
diduga dimulai dari sejenis bakteri yang berkembang karena pengaruh gas oksigen;
2,0 2,5 miliar tahun yang lalu: mulai terjadi proses photosyntesis, sebuah kemampuan
mahkluk hidup untuk menyusun bahan organik dari energi sinar matahari. Sebagai hasil
samping proses photosyntesis, mahkluk hidup menghasilkan atau mengeluarkan
oksigen. Sejak 2,0 miliar tahun yang lalu, oksigen mulai terakumulasi pada atmosphere.
0,8 1,0 miliar tahun yang lalu: mulai berkembang mahkluk eukaryot (sel kompleks
yang mengandung sebuah nucleus dan organel yang terikat pada membran.
Penyelidikan fosil menunjukkan bahwa organisme multi-sel mulai berkembang sejak
850 juta tahun yang lalu
500 600 juta tahun yang lalu: lapisan ozon mulai menyelimuti bumi dan bumi menjadi
lebih dingin. Kondisi ini menyebabkan berkembangnya diversivikasi kehidupan. Sejak
500 juta tahun yang lalu berbagai bentuk makhluk hidup di laut mulai berkembang.
Sejak 500 juta tahun lalu: lapisan oksigen pada atmosphere membentuk lapisan
ozon yang cukup dan kuat dan menyerap sebagian besar sinar ultra-violet. Kondisi ini
mendorong berkembangnya berbagai bentuk kehidupan di darat. Alga, avertebrata
(hewan non-tulang belakang), kemudian vertebrata (hewan bertulang belakang) mulai
menempati daratan. Antara 65 500 juta tahun lalu, terjadi beberapa kali kepunahan
mahkluk hidup, sebelum kehidupan modern mulai berkembang.
2.4 Manfaat Laut Bagi Kehidupan di Darat
Laut, sejak dulu sudah menjadi sumber daya alam yang penting bagi manusia.
Air menjadi media yang cocok dan menyediakan kehidupan untuk dimanfaatkan oleh
manusia sejak berabad-abad lamanya. Pada saat yang sama, aktifitas manusia telah
merubah kehidupan di laut: pengambilan berlebih, pengambilan dengan cara yang tidak
ramah pada laut, kegiatan di darat yang menyebabkan erosi di pantai dan polusi
mengancam kehidupan dan habitat tempat hidup mahkluk di laut. Kita perlu menjaga
agar laut tetap berada pada kondisi seimbang karena manusia akan terus tergantung dari
laut, jika kita ingin tetap bertahan sebagai spesies.
Penangkapan ikan atau perikanan laut, ialah bentuk paling tradisional dari usaha
untuk memanfaatkan laut sebagai sumber daya, bagi kehidupan manusia di darat. FAO
menyajikan perkiraan bahwa ikan menyediakan sekitar 20% kebutuhan protein bagi
50% penduduk dunia. Permintaan atau kebutuhan akan terus meningkat dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk dunia. Permintaan atau demand yang mendesak telah
memaksa pengambilan ikan dari laut secara berlebihan, melebihi kemampuan alami
ikan untuk memulihkan populasi. Sebagian kebutuhan ikan, saat ini dipenuhi dari
budidaya (aquaculture), baik yang dilakukan di darat, wilayah pasang surut (tambak)
29

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

maupun budidaya laut. Permintaan yang mendesak, memaksa budidaya untuk


melakukan intensifikasi (melalui teknologi) maupun ekstensifikasi dengan memperluas
area budidaya. Intensifikasi dilakukan dengan menambah pemberian input dari luar
untuk mendapatkan output yang maksimal. Belakangan kita menyadari bahwa
penambahan faktor input menyebabkan in-efisiensi yang mengakibatkan polusi dan
akhirnya terakumulasi di laut. In-efisiensi yang berdampak negatif ini terjadi baik pada
budidaya air tawar di darat maupun usaha budidaya di laut. Kombinasi ekstensifikasi
dan intensifikasi yang dilakukan pada budidaya tambak berdampak ganda, double-blow
effect. Ekstensifikasi budidaya dilakukan melalui konversi lahan (hutan bakau) yang
secara alami sangat dibutuhkan, bahkan vital bagi kehidupan alami di laut. Intensifikasi
selalu menghasilkan limbah, yang terpaksa harus diterima oleh laut. Teknologi untuk
eksploitasi sumber daya dari laut tampaknya akan terus berkembang. Namun
sayangnya, secara kontinyu, teknologi menyebabkan penurunan kemampuan laut dalam
menyediakan sumber daya.
Laut mengandung sumber mineral yang penting bagi manusia sebanyak 73
jenis dari 93 mineral alam yang ada di laut sudah diketahui pada konsentrasi yang bisa
diukur. Natrium chlorida, magnesium dan bromine ialah tiga komponen mineral yang
umum diekstraksi dari laut. Laut mengandung iodium (iodine) dan merupakan
komponen esensial bagi kehidupan manusia. Iodium, tersedia atau terakumulasi pada
tumbuhan rumput laut (seaweed), selanjutnya secara mudah bisa diekstraksi oleh
manusia. Kebutuhan kita akan iodium juga bisa didapat dari garam alami laut.
Nodule Mangan ialah sumber mineral mangan, cobalt dan elemen lain dari laut
yang hampir tidak pernah habis. Mas, mutiara dan logam berat lainnya terkonsentrasi di
wilayah neritik melalui bantuan gelombang pantai. Besi sulfida terkumpul pada wilayah
antara paparan benua dan dasar laut yang lebih dalam. Bijih dan pasir besi terkumpul
pada wilayah dekat pantai (neritik). Penambangan pasir besi sudah sangat terbiasa kita
lihat, dilakukan oleh berbagai perusahaan swasta maupun pemerintah. Di bawah dasar
laut, terdapat deposit minyak dan gas yang persediaannya dipercaya lebih banyak
daripada yang tersedia di darat. Sebagian besar minyak dan gas alam cair yang kita
gunakan sehari-hari berasal dari pengeboran lepas pantai Laut ialah satu satunya
tempat pada planet bumi untuk mencari hampir semua kebutuhan manusia. Bahkan
pasirpun kita tambang dari laut kita telah mengambil faeces atau kotoran dari ikan
kakatua (famili: Scaridae) untuk dijadikan salah satu sumber bahan dan sumber mata
pencaharian masyarakat, bahkan sumber pendanaan pemerintah. Kita tentu saja ingat
dengan peristiwa pengambilan pasir laut dari wilayah Sumatera dan dijual ke Singapura.
Beberapa tempat di dunia, ialah wilayah dengan air tawar yang sangat terbatas.
Keterbatasan air tawar, sementara terdapat sumber bahan bakar yang cukup murah,
manusia melakukan proses desalinasi air laut menjadi air tawar, untuk memenuhi
kebutuhan akan air bagi tubuh manusia lebih dari 70% tubuh kita ialah air. Proses
desalinasi bertingkat ialah satu diantara berbagai cara yang dipilih untuk mendapat
persediaan air tawar, dari air laut air laut dialirkan ke dalam kondenser, pada tekanan
30

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

rendah dan suhu 60 C. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam kondeser kedua pada suhu
71 C, dilanjutkan dengan desalinasi ketiga pada suhu 82 C. Uap air yang dihasilkan
dialirkan pada pipa tersendiri dan suhunya diturunkan uap air segera menjadi air
tawar. Desalinasi juga bisa dilakukan pada suhu rendah, seperti kita ketahui dalam
bentuk bongkahan es di kutub, selalu tawar.
Proses desalinasi untuk mendapatkan sumber air tawar sudah dilakukan oleh
lebih dari 100 negara di dunia. Saudi Arabia tercatat menghasilkan sekitar 24% dari
seluruh kapasitas produksi air tawar yang dilakukan di dunia. Desalinasi, secara
ekologis, bisa dikatakan lebih bersifat ramah lingkungan. Bandingkan kalau kita
mengambil sumber air tawar dari air tanah di bawah lapisan aquifer. Lahan permukaan
akan turun ke bawah (walaupun secara bertahap), karena terdapat kekosongan lapisan
tanah di bawahnya. Semarang dan Jakarta ialah dua kota di Indonesia yang diduga
sudah berada di bawah permukaan laut. Desalinasi, jika dilakukan secara berlebihan,
juga potensial berdampak negatif. Hasil samping (by-product) dari desalinasi ialah air
yang mengandung kadar garam sangat tinggi, disebut hypersaline water. Membuang
hypersaline water langsung ke laut akan berdampak negatif bagi organisme laut.
Memisahkan garam dari air laut, konon sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu.
Pemisahan garam dari air laut dilakukan dengan cara menguapkan air laut melalui
proses pemanasan sinar matahari (sun drying). Pemisahan garam dari air laut juga bisa
dilakukan melalui proses pembekuan, namun proses ini memerlukan energi yang tidak
murah. Mangan ialah metal ringan yang banyak digunakan dalam proses anti-korosi dan
pembuatan mesiu. Bromine dipergunakan dalam proses pembuatan obat, photography,
bahan pemutih dan proses metalurgi tercatat lebih dari 70% kebutuhan dunia akan
bromine diekstrak dari laut. Kedua elemen ini diekstrak melalui proses kimia yang
relatif rumit, namun tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kita.
Setiap hari, air laut akan naik ke arah darat, selama beberapa lama dan kembali
ke laut. Seperti sudah kita ketahui, proses ini disebut pasang surut. Bersama pergerakan
air, pasang surut membawa energi alamiah, yang salah satunya digunakan untuk
menggerakkan turbin pembangkit listrik. Secara praktis, turbin listrik harus ditempatkan
pada wilayah diantara pasang surut dengan perbedaan pasang > 3 m. Perhitungan ahli
mendapatkan bahwa kekuatan energi pasang surut dunia (per hari), setara dengan energi
ledakan nuklir seberat 50 megaton. Laut bisa menyerap dan menyimpan energi
matahari, satu diantara simpanan energi matahari ialah panas. Tempat-tempat tertentu di
dunia, terutama di wilayah tropis seperti Asia Tenggara, perbedaan suhu antara
permukaan dan laut di bawahnya bisa mencapai 20 C. Air panas dekat permukaan bisa
digunakan untuk menguapkan amonia cair. Energi yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakkan turbin listrik. Amonia tersebut dipadatkan lagi melalui suhu rendah
dengan menggunakan air laut di bagian bawah yang dingin. Amonia cair tersebut
dialirkan kembali ke dalam pipa dengan suhu lebih panas, dan proses pergerakan turbin
bisa dilakukan secara terus menerus. Proses kondensasi amonia menjadi cair dilakukan
pada kedalaman sekitar 600 1.000 m dari permukaan laut tropis.
31

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

Teks ini akan menjadi sangat panjang untuk membahas berbagai jenis
pemanfaatan sumber daya laut yang sudah dan bisa dilakukan oleh manusia, untuk
memenuhi kebutuhan di darat. Kita tidak akan menelusuri masing-masing bentuk
pemanfaatan tersebut secara detail, pada bab selanjutnya. Fokus kita akan ditujukan
pada dampak aktifitas penangkapan ikan pada laut dan memperkenalkan konservasi
sebagai alat pengelolaan perikanan laut yang lebih efektif. Namun, paling tidak, teks ini
bisa menyegarkan ingatan kita secara lebih komprehensif tentang berbagai manfaat laut
untuk kehidupan.
2.5 Daftar Pustaka:
Allaby, M., 2009. Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York,
USA, Facts on File.
Lee, G., & J. Stokes, 2006. Marine Science: An Illustrated Guide to Science. New York,
USA, Chelsea House.
2.6 Latihan Soal:
1. Manusia memberikan sebutan Earth atau Planet Bumi, bukan Planet Laut.
Apa alasan logis dari penamaan ini?
2. Karakteristik apa yang membedakan antara kolom air neritik dan oseanik?
3. Bagian mana dari wilayah di laut yang dihuni oleh paling banyak organisme
laut? Mengapa hal itu bisa terjadi?
4. Laut menampung sumber daya yang dimanfaatkan oleh manusia di darat untuk
memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan (sumber makanan) sebutkan
jenis-jenis sumber daya yang termasuk dalam kategori ini
5. Laut juga mengandung energi fosil yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan akan sumber energi sebutkan jenis-jenis sumber daya
yang termasuk dalam kategori ini
6. Laut ialah ekosistem bagi kelangsungan salah satu sumber daya kontinyu yang
kita gunakan di darat sebutkan jenis sumber daya tersebut
7. Laut mempunyai potensi energi yang jumlah totalnya setara dengan ledakan
nuklir 50 megaton per hari. Energi tersebut bisa digunakan untuk menggerakkan
turbin menjadi turbin listrik. Sumber potensi energi mana yang dimaksud?
8. Jika bumi dibelah menjadi dua bagian yang sama (di daerah equator) maka
terdapat Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) dan Belahan Bumi Selatan
(Southern Hemisphere). Belahan Bumi Utara dihuni oleh sekitar 90% penduduk
dunia. Sedangkan Belahan Bumi Selatan hanya ditempati oleh sekitar 10%
penduduk dunia sisanya. Bagaimana kecenderungan ini bisa terjadi?
32

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Mata Kuliah KSDKP

FPIK/University of Brawijaya:

2012

9. Secara anecdotal pemerhati laut menyatakan bahwa manusia lebih tertarik untuk
mengetahui bulan dibandingkan untuk mempelajari dasar laut kita yang lebih
dekat. Kondisi apa yang menyebabkan kecenderungan ini terjadi?
10. Tanpa laut, tidak akan ada kehidupan di bumi pendapat beberapa ahli.
Bagaimana prosesnya sehingga mereka sampai pada kesimpulan ini?

33

Wiadnya, Setyohadi, Sutjipto, Sukandar, Lelono, Saputra. Kontak: dgr_wiadnya@ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai