Gingivitis
Gingivitis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
GINGIVITIS
Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan
periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh
mikroorganisme yaang membentuk suatu koloni serta membentuk
plak gigi yang melekat pada tepi gingival.1
Gingivitis adalah peradangan gingiva. Pada kondisi ini
tidak terjadi kehilangan perlekatan. Pada pemeriksaan klinis
terdapat gambaran kemerahan di margin gingiva, pembengkakan
dengan tingkat yang bervariasi, perdarahan saat probing dengan
tekanan ringan dan perubahan bentuk gingiva. Peradangan gingiva
tidak disertai rasa sakit. 14
Peradangan gingiva disebabkan oleh faktor plak maupun
non-plak.14
Namun peradangan gingiva tidak selalu disebabkan oleh
akumulasi plak pada permukaan gigi, dan peradangan gingiva yang
tidak disebabkan oleh plak sering memperlihatkan gambaran klinis
yang khas. Keadaan ini dapat disebabkan beberapa penyebab,
seperti infeksi bakteri spesifik, infeksi virus atau jamur yang tidak
berhubungan dengan peradangan gingiva yang berhubungan
dengan plak dan peradangan gingiva karena faktor genetik.
Peradangan gingiva yang berasal dari faktor genetik terlihat
pada Hereditary gingival fibromatosis, dan beberapa kelainan
dengan
konsistensi,
dan
perubahan
bentuk
warna,
ukuran
permukaan
gingiva.
oleh
penimbunan
bakteri
plak.
mulai
erupsi.
Eruption
gingivitis
menyebabkan terjadinya pus, meningkat pada anakanak yang memiliki overjet dan overbite yang besar,
kebiasaan bernafas melalui mulut, open bite, edge to
edge, dan protrusif.
2.2.5. Gingivitis pada mucogingival problems
Mucogingival problems merupakan salah
satu kerusakan atau penyimpangan morfologi,
keadaan, dan kuantitas dari gingiva di sekitar gigi
antara margin gingiva dan mucogingival junction
yang ditandai oleh mukosa alveolar yang tampak
tipis dan mudah pecah, susunan jaringan ikatnya
yang lepas serta banyaknya serat elastis.
2.2.6. Gingivitis karena resesi gusi lokalisata
Terjadi karena trauma sikat gigi, alat
ortodontik, frenulum labialis yang tinggi, dan
kebersihan mulut yang buruk.
2.2.7. Gingivitis karena alergi
Mc Donald dan Avery, 2004 menyatakan
bahwa adanya peradangan pada gingiva yang
bersifat sementara terutama berhubungan dengan
perubahan cuaca.5
2.2.8. Gingivitis Artefacta
Peradangan karena perilaku yang sengaja
melakukan cedera fisik dan menyakiti diri sendiri.
Salah satu penyakit periodontal yang disebabkan
oleh adanya cedera fisik pada jaringan gingiva
artefakta
mayor
merupakan
lebih
banyak
terjadi
pada
2.3.
perempuan.18
PENYEBAB UTAMA GINGIVITIS
Penyakit periodontal didefinisikan sebagai proses patologis
yang mengenai jaringan periodontal. Sebagian besar penyakit
periodontal disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Walaupun
faktor-faktor lain dapat memengaruhi jaringan periodontal,
penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang
berkolonisasi di permukaan gigi.14
2.3.1.
Acquired Pelicle
setelah
makan, tetapi
sebagian
masih
yang
berasal
dari
bakteri.
Plak
gigi
mulut.
Sebagai
contoh,
penggunaan
antibiotik
yang
berkepanjangan.
berspektrum
Pada
luas
kondisi
secara
tersebut,
pada
gingiva
yang
mengalami
peradangan.19
2.3.5. Stain gigi
Pewarnaan pada gigi terjadi melalui 3 cara :
(1) stain melekat langsung pada permukaan gigi
melalui Acquired Pelicle, (2) stain mengendap pada
kalkulus dan deposit lunaak, dan (3) stain bersatu
dengan struktur gigi dan bahan tambal. Stain yang
melekat langsung pada permukaan gigi dan stain
yang mengendap pada kalkulus dapat dihilangkan
dengan cara di skeling dan dipoles.
Stain gigi yang menebal
membuat
dan
subgingival.
menjadi
Kalkulus
keras
adalah
pada
menentukan
waktu
lokasi
dan
pemeriksaan.
perluasannya
Untuk
harus
sekunder.4
Peradangan gingiva yang disebabkan oleh faktor hormon
Perubahan hormon seksual berlangsung semasa pubertas dan
kehamilan, keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan gingiva
yang merubah respons terhadap produk-produk plak.
Pada masa pubertas insidensi peradangan gingiva mencapai
puncaknya dan perubahan ini tetap terjadi walaupun kontrol plak tetap
tidak berubah.
Plak dapat menyebabkan peradangan yang hebat pada masa
pubertas yang diikuti dengan pembengkakan gingiva dan perdarahan. Bila
masa pubertas sudah lewat, peradangan cenderung reda dengan sendirinya
tetapi tidak dapat hilang kecuali bila dilakukan pengkontrolan plak yang
adekut.15
Peradangan gingiva yang disebabkan oleh faktor nutrisi
Peradangan gingiva karena malnutrisi ditandai dengan gingiva tampak
bengkak, berwarna merah terang karena defisiensi vitamin C. Kekurangan
vitamin C mempengaruhi fungsi imun sehingga menurunkan kemampuan
inang melindungi diri dari produk-produk seluler tubuh berupa radikal
oksigen.15
Gingivitis yang disebabkan oleh faktor non-plak
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Bakteri Spesifik
Peradangan gingiva dapat terjadi ketika faktor patogen yang
berhubungan dengan non-plak melebihi peranan dari respon daya tahan
host. Lesi dapat disebabkan oleh bakteri dan mungkin tidak disertai oleh
lesi ditempat lain pada tubuh. Contoh umum dari lesi tersebut yang
berkaitan dengan infeksi melalui Neisseria gonorrhea, Treponema
pallidum, Sttreptococci, Mycobacterium chelonae atau organisme lain.
Manifestasi dari lesi gingiva nampak ulserasi berwarna merah terang yang
edematous dan sangat sakit, asimptomatik atau mucous patches, atau
gingivitis atypical non ulserasi, peradangan gingiva yang parah. Biopsy
dilakukan melalui pemeriksaan mikrobiologi untuk menunjukkan riwayat
lesi.20
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Virus
Infeksi Virus Herpes
Infeksi virus dikenal sebagai penyebab peradangan gingiva yang
utama adalah virus herpes : virus herpes simplex type 1 dan 2 serta virus
varicella-zooster. Virus ini biasanya menyerang tubuh manusia sejak
kanak-kanak dan dapat berkembang menjadi penyakit mukosa rongga
mulut yang diikuti dengan periode laten dan kadang kadang terjadi
reaktivasi. Virus herpes simplex type 1 (HSV-!) biasanya menyebabkan
manifestasi rongga mulut, sementara virus herpes simplex type 2 (HSV-2)
terutama melibatkan infeksi anogenital dan melibatkan infeksi oral.20
Gingivostomatitis Herpetika Primer
Infeksi herpes simplex adalah infeksi virus yang paling umum.
Herpes simplex adalah virus DNA dengan derajat infeksi rendah, dimana
setelah memasuki epitel mukosa oral, menembus ujung saraf dan dengan
transportasi retrograde melalui reticulum endoplasmatik menuju ke
ganglion trigeminal dimana virus tersebut dapat menetap selama bertahun-
tahun. Virus ini juga telah diisolasi pada lokasi diluar saraf seperti
gingival. Virus herpes simplex dapat berperan pada erythema multiforme.
Telah ditemukan virus herpes simplex pada gingivitis, acute necrotizing
gingivitis, dan periodontitis.20
Herpes Zooster
Virus varicella zoster menyebabkan varicella sebagai infeksi
primer yang sembuh dengan sendirinya. Terutama terjadi pada anak- anak
dan reaktivasi dari virus pada usia dewasa menyebabkan herpes zoster.
Manifestasi keduanya dapat melibatkan gingiva. Chicken pox disertai
dengan demam, malaise dan skin rash. Lesi intraoral adalah ulser kecil
biasanya pada lidah, palatum dan gingiva. Virus tetap berada dalam
ganglion akar dorsal dimana virus dapat direaktivasi bertahun-tahun
setelah infeksi primer. Reaktivasi selanjutnya mengakibatkan herpes
zoster, dengan lesi unilateral setelah saraf terinfeksi. Secara normal
reaktivasi mempengaruhi ganglia thoracic pada orang tua atau pasien
immunocompromised. Reaktivasi virus yang berasal dari ganglion
trigeminal terjadi sekitar 20%. Jika percabangan kedua atau ketiga dari
saraf trigeminal terlibat, peradangan kulit juga dapat muncul bersama
dengan peradangan intraoral, atau hanya terjadi peradangan intraoral,
sebagai contohnya adalah peradangan yang timbul pada palatum gingiva.20
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Jamur
Infeksi jamur pada mukosa oral mencakup penyakit seperti infeksi
aspergillosis,
cryptococcosis,
blastomycosis,
candidosis,
histoplasmosis,
coccidioidomycocis,
mucormycosis
dan
sekresi
saliva
merokok
dan
perawatan
dengan
dari
immunosupression
yang
ditandai
dengan
linear
sodium
valproate,
cyclosporine
dan
dihydropyridines.
2.4.
2.5.
KARAKTERISTIK GINGIVITIS
2.5.1. Perubahan Warna Gingiva
Warna gingiva ditentukan oleh beberapa
faktor, termasuk jumlah dan ukuran pembuluh
darah, ketebalan epitel, keratinisasi, dan pigmen di
dalam epitel.
Perubahan warna merupakan tanda klinis
dari penyakit pada gingiva. Warna gingiva normal
adalah merah muda coral dan dihasilkan oleh
vaskularitas jaringan dan lapisan epitel. Gingiva
menjadi memerah ketika vaskularisasi meningkat
atau derajat keratinisasi epitel mengalami reduksi
atau menghilang. Warna menjadi pucat ketika
keratinisasi mengalami reduksi.
memberikan
peradangan.
kontribusi
Perubahan
terjadi
pada
proses
pada
papilla
dilatasi,
pembengkakan
kapiler,
dan
dan
menjadi
lebih
dekat
ke
Gambaran Mikroskopis
Gingivitis Kronis
1. Pembengkakan lunak yang
dapat membentuk lubang
sewaktu ditekan.
2. Gingiva lunak pada saat
probing dan area
permukaan pinpoint
tampak kemerahan.
Gingivitis Akut
1. Pembengkakan
dan
gingiva yang lunak.
Perubahan Klinis
3. Konsistensi kaku dan kasar
2. Debris berwarna keabuabuan.
3.
Pembentukan vesikel.
Edema
interseluler
dan
intraseluler dengan degenerasi
nukleus dan sitoplasma, dan
rupture dinding sel.
mengkilap
perubahan
atau
eksudatif
kaku,
atau
tergantung
fibrotik.
pada
Tekstur
lesi
akibat
kimia,
fisik
atau
termal
dan
tindik
pada
lidah
yang
dapat
atau
ulserasi,
dan
eritema
merupakan
2.6.
gram
negatif.
Dalam
beberapa
hari,
mulai
terjadi
perdarahan
pada
probing.
Perluasan
lesi
ke
dalam
tulang
alveolar
2.7.
jaringan ikat.
Agen sitotoksik
Endotoksin yaitu substansi lipopolisakarida yang terdapat dalam
dinding sel bakteri gram negatif, yang dapat menjadi penyebab langsung
nekrosis jaringan, selain sebagai pencetus terjadinya proses peradangan
dengan memicu respons imunologik. Pada penelitian kultur jaringan,
endotoksin yang terdapat pada mikroorganisme tertentu di dalam mulut
pembentuk
gingiva
dan
ligamen
periodonsium.
Leukosit
2.9.
PERILAKU
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
GINGIVITIS
Merokok
Plak gigi sebagai pemicu terjadinya gingivitis merupakan kondisi
yang terjadi pada anak- anak dan orang dewasa. Menurut penelitian muller
dkk tahun 2002 setelah diamati selama enam bulan pada kelompok
perokok ditemukan lebih banyak plak supragingiva dibandingkan yang
bukan perokok. Sedangkan menurut penelitian dari calsina dkk tahun
2002 resesi gingiva yang lebih parah terjadi pada kelompok perokok
dibandingkan kelompok yang berhenti merokok dan bukan perokok,
bahkan pada perokok berat terdapat peningkatan terjadinya resesi gingiva
sebanyak 2,3%. Resesi pada perokok disebabkan karena adanya
vasokonstriksi dan berkurangnya respon peradangan yang disebabkan oleh
nikotin dari rokok yang masuk ke dalam aliran darah. Hal ini juga
menyebabkan pada kelompok perokok ditemukan perdarahan pada saat
merokok.23
Waktu penyikatan gigi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prijantojo tahun 1996
menyatakan bahwa indeks rata rata kalkulus dari kelompok yang
menyikat gigi 3x sehari tampak lebih baik dibandingkan kelompok yang
menyikat gigi 2x sehari. Namun, indeks perdarahan gingiva rata rata
pada kelompok yang menyikat gigi 3x sehari lebih besar dibanding dengan
indeks perdarahan rata rata dari kelompok yang menyikat gigi 2x sehari
pada semua permukaan dari gigi. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
terjadinya
pembentukan
plak
dan
kesehatan
dengan
gingiva.
obat
imunosupresan
seperti
siklosporin
yang
menyebabkan
gangguan
pada
kemampuan
pasien
untuk
untuk
rekonturisasi
dapat
dilakukan
untuk
mempertahankan lingkungan pada rongga mulut. Penanganan postoperatif setelah reseksi jaringan penting untuk dilakukan.
Rekurensi
terjadi
pada
kebanyakan
pasien
dengan
dengan
dokter
umum
dapat
disarankan
untuk
2.11.
jaringan
nekrotik
pada
sementum
untuk
banyak
menunjukkan
menggunakan
pada
kondisi
waktu.
yang
Penelitian
klinis
terjadi
terdapat
beberapa
daerah
yang
tidak
skeling
sebagai berikut:
dan
kuretase
diklasifikasikan
digunakan
untuk
membersihkan
kalkulus supragingiva.
b. Kuret merupakan instrumen yang digunakan
untuk skeling subgingiva, root planning, dan
pengangkatan
jaringan
lunak
yang
membentuk poket.
c. Skeler hoe, chisel, dan file digunakan untuk
membersihkan kalkulus subgingiva yang
keras, dan sementum yang mengalami
perubahan. Instrumen ultrasonik dan sonik
digunakan untuk skeling dan pembersihan
permukaan gigi, dan kuretase dinding
jaringan lunak pada poket periodontal.4
2. Penyikatan gigi
Dalam suatu penelitian mengenai kebiasaan
menyikat gigi di Amerika menunjukkan hanya 60%
masyarakat melakukannya dengan ketat. Hasil ini
menunjukkan pentingnya motivasi dan penyuluhan
tentang
penjagaan
kebersihan
mulut.
Selain
itu
25%
masyarakat
terbiasa
melakukannya.
mengurangi
terjadinya
peradangan
dan
untuk
dari
American
Dental
Assosiation.
bakteri
sehingga
lebih
efektif
daripada
Selain
itu
Peradangan
gingiva
juga
dapat
dalam
epitel
dan
jaringan
ikat,
serta
gingivitis oleh King tahun 1945, master dan Schour tahun 1949,
dan Muhlemen dan Mazor tahun 1958.
Yang termasuk index yang dapat digunakan :
berikut : 28
1.
Gingivitis ringan = 0,1 1,0
2.
Gingivitis moderat = 1,1 2,0
3.
Gingivitis parah = 2,1 -3,0
Papilla Bleeding Index oleh Muhlemann tahun 1975.
epitel.19
Papillary Bleeding Score (PBS)
Penilaian ini dilakukan oleh Stim-U-dent Loesche tahun
1979. PBS dibagi berdasarkan Indeks Gingiva menurut Le dan
Silness tahun 1963 menjadi :
Kriterianya adalah :
0 = Gingiva sehat, tidak terjadi perdarahan pada interproksimal.
1 =Edema, gingiva memerah, tidak terjadi perdarahan pada
bagian interproksimal.
2 = Perdarahan pada daerah interproksimal.
3 = Perdarahan sepanjang margin gingiva.
4 = Perdarahan berkelanjutan pada bagian interproksimal.
5 = Peradangan parah, kemerahan, edema, dan cenderung terjadi
perdarahan yang spontan.29