Anda di halaman 1dari 5

POINTERS

BIMP-EAGA
SEKILAS BIMP-EAGA
BIMP-EAGA atau Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippine, East ASEAN Growth Area
adalah kerja sama sub regional yang melibatkan kawasan tertentu dari empat negara di
belahan timur ASEAN. Kerja sama sub regional ini mencakup wilayah Sabah dan
Serawak di Malaysia, Davao City Mindanao di Filipina,Brunei Darussalam,serta
Sulawesi, Kalimantan, dan juga Maluku diIndonesia.
BIMP-EAGA setara dengan kerja sama sub regional IMT-GT atau Indonesia, Malaysia,
Thailand Growth Triangle yang melibatkan seluruh daerah di Sumatera, sebagian
Malaysia, dan juga Thailand. Kerja sama sub regional BIMP-EAGA salah satunya
bertujuan untuk mengakselerasi pengembangan industri dan perdagangan di dalam
kawasan, khususnya industri manufaktur berbasis pertanian, perikanan, pertambangan,
dan kehutanan serta mempercepat integrasi ASEAN secara keseluruhan.
Artinya, BIMP-EAGA adalah klaster pengembangan komoditas berbasis SDA dan SDM
yang ketersediaannya sangat besar dan juga tersebar secara merata di dalam kawasan
mulai dari Sulawesi hingga Davao City, Filipina.
Wisatawan Kawasan BIMP-EAGA,
Kontribusi kunjungan yang terkait dengan kepariwisataan ke Sulawesi Selatan
oleh penduduk Negara Malaysia (Sabah, Serawak, Labuan) serta Phlipina (Mindanao dan
Palawan) hanya terdeteksi pada saat penyelenggaraan pesta olah raga antar Kawasan
BIMP-EAGA pada tahun 2006 di Makassar. Kemudian pada tahun 2008 di adakan
kembali Pertemuan Pejabat Tingkat Tinggi (Senior Officials Meeting (SOM) BIMP
EAGA di Makassar Selanjutnya pada tahun 2010 The 1st Agriculture and Fisheries
Ministerial Meeting (MM) juga di laksanakan di Makassar
Identifikasi kunjungan wisatawan dari Negara-negara ASEAN/Asia Tenggara, secara
umum menempatkan sebagai pasar potensial, terutama, Malaysia, Singapore, Thailand
dan Philipina, dengan motivasi alasan kunjungan berwisata dan bisnis/misi dagang.
Implementasi dari BIMP EAGA pada Provinsi Sul-Sel adalah :
KAPET Parepare
KAPET Parepare ditetapkan melalui Keppres No. 164 Tahun 1998 dengan luas wilayah
6.905,081 Km2. Cakupan wilayah KAPET Parepare yang berada di dalam Provinsi
Sulawesi Selatan meliputi Kota Parepare, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap),
Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, dan Kabupaten Barru.
KAPET Parepare diharapkan berfungsi sebagai pusat produksi dan industri
pengolahan,dimana kota Parepare sebagai pusat jasa dan perdagangan akan mendorong
kegiatan ekonomi dan agroindustri di wilayah belakangnya (hinterland).KAPET Parepare
termasuk dalam wilayah kerjasama regional negara-negara ASEAN yang tergabung
dalam Brunei Darussalam Indonesia Malaysia Philipina East Asean Growth Area
(BIMP EAGA) yang merupakan bentuk kerjasama bilateral negara-negara ASEAN
untuk wilayah bagian timur.
Sekilas Sulawesi Selatan.
Prinsip Masyarakat Sulsel :
TODO PULI : Teguh dalam keyakinan ,
KU ALLEANGI TALLANGA NA TOALLIA : Semangat Pantang Menyerah,
SIRI NA PACCE (Makassar) /

SIRI NA PESSE(Bugis)
Menjunjung Tinggi Kehormatan,
TUDANG SIPULUNG : Musyawarah dan Mufakat,
ABULO SIBATANG : Gotong Royong.
Budaya dan Etnik.
Budaya Maritim : Etnik Makassar / Bugis, Konjo
Budaya Agraris : Etnik Bugis / Makassar, Toraja, Duri, dan Mandar
Bahasa : Bugis , Makassar, Mandar, Toraja, Duri, Pattae, dan Konjo
Karya Sastra : Sureq I La Galigo adalah Epik tertulis yang terpanjang di dunia berbentuk
puisi ditulis dlm bahasa Bugis kuno
Produk Unggulan Sulawesi Selatan
Tabel 1
Segmen Wisata Unggulan Sulawesi Selatan

Segmen
Budaya
Dan Alam

Wisata
Bahari
MICE

Konsep Atraksi
Atraksi Sejarah/budaya:
- Upacara adat/Rambu
Solo di Toraja
- Lokasi pra sejarah
di Maros
- Lokasi Pninggala raja-raja
(Gowa/Makassar,
dan
Bone)
Interaksi dengan laut
(snorkling, diving)
Meeting,
Insentive,
Convention dan Exhibition
(Makassar)

Segmen Interest

Negara

- Keluarga
- Remaja
- Pensiunan
- Pasangan muda
(couples)

- Amerika
- Eropa
- Jepang

- Pasangan muda
- Peminat khusus
- Pemerintah dan
sektor swasta

- Amerika
- Eropa
- Domestik
- Nasional

Aksesibilitas
Secara umum aksesibilitas dari dan ke Sulawesi Selatan sangat
mendukung kegiatan kepariwisataan, hal ini ditandai dengan
ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, baik udara, darat
maupun laut. Semisal saat ini Sulawesi Selatan memiliki 4 (empat) pintu
masuk, yang meliputi:
-

Bandar Udara Hasanuddin (melayani hampir semua kota besar di


Indonesia). Selain menjadi hubungan antar kawasan barat dan
timur Indonesia yang didalamnya juga meliputi beberapa anggota
BIMP-EAGA, juga melayani penerbangan dalam wilayah
Sulawesi Selatan (penerbangan perintis) ke: Selayar, Palopo/Bua,
Seko, Tanatoraja, dan Rampi.
Pelabuhan Soekarno Hatta (pelabuhan samudera)
Pelabuhan Pare-pare (pelabuhan samudera)
Pelabuhan Palopo (pelabuhan nusantara)

Demkian halnya dengan prasaran dan sarana transportasi darat


hampir semua wilayah sulawesi selatan dapat diakses, bahkan pada
pelabuhan feri seperti di Bajoe (Kabupaten Bone) merupakan
pelintasan ke Wilayah Sulawesi Tenggara.
Aksesibilitas khususnya angkutan udara untuk tujuan Malaysia,
Brunei dan Philipina, termasuk wilayah kerjasama BIMP-EAGA sampai
saat ini hanya bisa diakses melalui bandara lain, seperti Soekarno-Hatta,
Jakarta dan Sam Ratulangi Manado. Dengan kondisi demikian fasilitas
(bebas fiskal) yang selama ini dapat digunakan oleh penduduk Sulawesi

Selatan dan atau sebaliknya (dalam wilayah BIMP-EAGA) tidak efektif,


dan mungkin tidak pernah akan terimplementasi jika tidak ada
penerbangan langsung.

Paket Wisata Unggulan Sulawesi Selatan


Tabel 4

No.
1
2
3
4
5
6

Duration

Name of Tour

Average
Rate/P

4 days / 3 nights
5 days / 4 nights
6 days / 5 nights
7 days / 6 nights
8 days / 7 nights
9 days / 8 nights

Toraja Highland Tour


Toraja Makassar Tour
Toraja Batutumonga-Pana Trek
A rural ecotour of South Sulawesi
The rustic of South Sulawesi
Exploring South Sulawesi

USD. 426,USD. 570,USD. 600,USD. 785,USD. 750,USD. 825,-

Program pemasaran/promosi (kerjasama dengan anggota BIMP- EAGA)

Untuk program pemasaran/pormosi dalam kerangka kerjasama antar


anggota BIMP-EAGA, baru sebatas Mou antar Pemerintah Sulawesi Selatan
dengan Pemerintah Kalimantan Selatan (MoU, ditandatani pada tahun
2005), namun belum terimplementasi secara maksimal. Untuk program
kerjasama kawasan BIMP-EAGA dalam dengan Negara Malaysia dan
Philipna dalam kawasan BIMP-EAGA, kedepan sebaiknya dapat
diupayakan.
Peluang investasi (regulasi dan jenis investasi) untuk kerjasama
Dalam hal peluang investasi sektor pariwisata di Sulawesi Selatan,
dengan melihat potensi wisatawan khsusnya domestik yang relative besar
merupakan hal yang sangat positif, termasuk ketersediaan sumberdaya
pariwisata lainnya (bahari) pada beberapa tempat memerlukan keterlibatan
pihak investor dalam hal pengembangan. Sebagai gambaran dalam dua
tahun terakhir ini khusus kota Makassar sangat diminati oleh para investor
yang bergerak dalam bidang perhotelan Jumlah Hotel 125 jumlah kamar
6.500 dan akan terus bertumbuh di proyeksikan hingga 152 Hotel dengan
jumlah kamar 7.700 kamar
Beberapa area pengembangan, seperti 12 gugusan pulau yang
termasuk dalam wilayah kota Makassar juga memerlukan pihak investor
dalam hal pengembangannya, demikian halnya dengan Kabupaten
Kepulauan Maritim Selayar dan Kabupaten Bulukumba (Pantai Bira)
merupakan tujuan wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan oleh
investor.
Dalam hal regulasi, sudah menjadi komitmen Pemerintah Sulawesi
Selatan untuk selalu memberikan kemudahan kepada para investor,
demikian halnya pula dengan upaya menghindari regulasi yang cenderung
menghambat tumbuhnya investasi pihak swasta.
Kesiapan SDM dalam Bidang Pariwisata
Secara umum sumberdaya pariwisata Sulawesi Selatan sangat
potensial dapat dikatakan memiliki kemampuan dalam hal pelayanan
kepariwisataan. Ketersediaan pusat-pusat studi pengembangan sumberdaya
pariwisata di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar, sangat
mendukung tumbuh kembangnya sektor pariwisata.

Saat ini di Sulawesi Selatan telah memiliki sekolah-sekolah dengan


konsentrasi pariwisata mulai dari tingkat SMA,Program D3 atau Akademi
serta Sekolah Tinggi D4 atau setara dengan S1 (strata satu).
Tantangan dan peluang lintas sektor
Satu hal yang sangat menarik untuk mejadi perhatian bahwa tumbuh
kembangnya sektor pariwisata di Sulawesi Selatan sangat unik, hal ini tidak
lepas dari pertumbuhan yang dinamis pada sektor lain. Sebagai contoh
Makassar dengan predikat pintu gerbang kawasan timur Indonesia secara
signifikan berimplikasi pada pertumbuhan yang sangat luar biasa pada
sektor lain. Berbagai pertumbuhan pusat-pusat layanan seperti, perbankan,
pelayanan kesehatan, pusat-pusat industri sebagai motor pertumbuhan
ekonomi, perhubungan dan telekomunikasi, pusat pendidikan, pusat hiburan
yang dibarengi dengan ketersediaan infrastruktur lainnya semakin
menempatkan Sulawesi Selatan menjadi wilayah yang sangat menarik
dilihat dari kacamata pariwisata.
Sedangkan Tantangan yang harus di hadapi adalah dengan terbukanya
peluang Pariwisata dalam kerjasama regional ini maka akan bertambah pula
kompetitor baru yang memiliki keunggulan komperatif dalam persaingan
regional merebut pangsa pasar Internasional. Di samping itu perlu menjadi
perhatian
adalah faktor stabilitas keamanan yang
menjadi kunci
keberhasilan dalam menyerap arus wisatawan baik domestic maupun
Internasional.

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai