No
Data Pengamatan
pH
t (detik)
akuade
t1
26, 79
2
3
4
5
6
7
s
2
3
4
5
6
7
51, 47
35, 77
35, 21
33, 93
34, 15
34, 72
II.
Massa Pikno+
Massa pikno
larutan (gram)
kosong (gram)
t2
26, 23
t3
26, 16
47, 88
23, 12
51, 64
35, 91
35, 13
34, 06
34, 56
35, 41
51, 48
35, 77
34, 93
34, 92
23, 38
35, 31
48, 11
48, 16
48, 11
48, 13
48, 13
48, 14
23, 35
23, 41
23, 38
23, 35
23, 41
23, 38
koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik
yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan
(Yunani: lio = cairan, philia
jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak
suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci). Jika medium dispersi
yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing- masing disebut
koloid hidrofil dan koloid hidrofob(Day dan Underwood, 2002).
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam
medium pendispersi.
padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat.
Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk
campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setelah dikocok akan
diperoleh campuran yang segera memisah jika didiamkan(Atkins, 1996).
Sistem koloid dibagi berdasarkan fase dispersi dan medium dispersinya.
Berikut ada beberapa sistem koloid (Soekardjo, 2002):
Fase dispersi
Padat
Cair
Gas
Padat
Cair
Gas
Padat
Contoh
Au, As2s3, S dan H2O
Air dalam Benzen
Buih sabun
Zat warna dalam gelas
Aspal,Kuarsa
Batu apung, Launa
Asap, Uap NH4Cl
Gambar 2.
2 Struktur
gelatin
Kemudian larutan diaduk, fungsi pengadukkan ialah agar campuran gelatin
dengan larutan tercampur secara homogen. Hasil campuran gelatin dalam larutan
dapat dilahat pada gambar dibawah ini :
Berdasarkan percobaan didapatkan hasil massa jenis sol dari tiap- tiap pH
adalah sebagai berikut, pH 2 didapatkan hasil 0,9904 gram / mL,
pH 3 adalah
0,9900 gram/ mL, pH 4 adalah sebesar 0,9892 gram/ mL, pH 5 adalah 0,9912 gram/
mL, pH 6 adalah sebesar 0,9888 gram/ mL dan pH 7 sebesar 0,9904 gram/ mL.
Untuk nilai viskositas didapatkan hasil sebesar pH 2 dihasilkan viskositas sebesar
1,352 Kg/ m. s untuk pH 3 adalah 0,939 Kg/ m. s, pH 4 1,335 Kg/ m. s, untuk pH 5
sebesar 1,443 Kg/ m. s, pH 6 adalah 1,305 Kg/ m. s dan untuk pH 7 sebesar 1,301
Kg/ m. s. Titik isoelektrik merupakan titik yang terjadi saat kondisi pH untuk muatan
positif dengan muatan negatifnya seimbang. Berdasarkan grafik diperoleh persamaan
y = 0.0272x + 1.1569 dan titik isoelektrik yang dihasilkan adalah berada pada titik
dibawah viskositas 1 dan pada pH di atas 2.
2.2 Perhitungan
1. Pembuatan larutan
a. Larutan natrium hidrogen fosfat
massa
1000
M=
X
Mr
volume
massa =
M x Mr x volume
1000
g
x 50 mL
mol
1000
0,2 M x 142
=
= 1,42 gram
M x Mr x volume
1000
g
x 50 mL
mol
1000
0,1 M x 192
=
= 0,96 gram
= 0,9904
pH 2
sol = 0,9904
pH 3
sol = 0,9900
g
mL
pH 6
sol = 0,9888
g
mL
pH 5
sol = 0,9912
g
mL
pH 4
sol = 0,9892
g
mL
g
mL
pH 7
sol = 0,9904
g
mL
g
mL
=
g
mL
g
mL
t. rata-rata air =
=
t. rata-rata sol =
t 1+ t 2+t 3
3
= sekon
= 26,25 sekon
= sekon
pH 2
t. rata-rata = 51,53 sekon
pH 3
t. rata-rata = 35,82 sekon
pH 4
t. rata-rata = 35,09 sekon
pH 5
t. rata-rata = 37,85 sekon
pH 6
t. rata-rata = 34,30 sekon
pH 7
t. rata-rata = 34,15 sekon
Sehingga viskositas sol dapat dihitung dengan rumus :
t . sol x . sol
kg
. Sol = t . air x . air X . Air = m. s
pH 2
. Sol = 1,352
pH 3
. Sol = 0,939
kg
m. s
pH 5
. Sol = 1,443
kg
m. s
pH 4
. Sol = 1,335
kg
m. s
pH 6
kg
m. s
. Sol = 1,305
kg
m. s
pH 7
. Sol = 1,301
kg
m. s
2. 3 Jawaban Pertanyaan
1. Sifat khusus dispersi koloid adalah berubah wujud dalam bentuk ciran,
dipengaruhi suhu dan memiliki fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Sedangkan
larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetabilan sol liofob karena adanya lapisan
rangkap listrik pada antar muka partikel dan medium pendipersinya. Sedangkan
kesetabilan sol liofil adalah karena partikel zat padat tersolvasi atau mempunyai
selubung molekul zat terlarut pada permukaannya.
3. Zwitter ion merupakan molekul yang memiliki dua muatan (positif dan negatif)
sekaligus pada protein gugus hidroksilnya cendrung membentuk ion negatif,
sedangkan pada gugus aminanya akan membentuk ion positif.
4. Viskosital liofob lebih besar dibandingkan viskositas liofil, karena liofob yang
memiliki sifat membenci larutan membuat kekentalanya meningkat dan hal tersebut
berbanding lurus terhadap viskositas.
2. 4 Grafik
y
Linear (y)
0.5
0
1
pH
III.
III.1
Penutup
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sol liofil memiliki sifat yang stabil dan sangat mudah untuk menyerap cairan
(suka cairan). Titik isoelektrik yang dihasilkan berada pada posisi viskositas
dibawah 1 fdan pH diatas 2 jika dilihat dari grafik hubungan viskositas
terhadap pH.
III.2
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan sol liofil berikutnya adalah
coba lakukan variasi pH larutan dan konsentrasi larutan dengan variasi suhu
untuk melihat pengaruh terhadap titik isoelektrinya
Daftar Pustaka
Atkins, P, W 1996, Kimia Fisika, Edisi 4, Jilid 2, Alih Bahasa : Irma, Erlangga,
Jakarta
Adam, Fadol Hadia, dan Abdalbasit Adam Mariod, 2013, Gelatin, Source, Extraction
And Inductrial Application, Acta Sci, Sudan University of Science and
Technology, Khartoum North, vol 12(2) 2013, 135-147
Day, R, A dan Underwood, A, L, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Alih Bahasa:
Puddjaatmaka, Erlangga, Jakarta
Nurhartadi, Edhi, Wahyu Nurul Huda dan, Ir. Windi Atmaka, M.P, Kajian
Karakteristik Fisik dan Kimia Gelatin Ekstrak Tulang Kaki Ayam
(Gallus gallus bankiva) dengan Variasi Lama Perendaman dan
Konsentrasi Asam, Jurnal Teknosains pangan, Universitas Sebelas
Maret, Vol, 2(3), ISSN: 2302-0733
Soekardjo, 2002, Kimia Anorganik, Rineka Cipta, Jakarta
Abstrak
Telah dilakukan percobaan tentang sol liofil dengan tujuan untuk mempelajari
sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melalui pengamatan viskositas. Proses
mempelajari tentang sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik dapat dilakukan
dengan memperhatikan sistem koloid yang terbentuk dari percampuran gelatin yang
merupakan sol liofil ke dalam suatu larutan Na 2HPO4 dengan pH yang berbeda-beda,
dimana suatu gelatin tersebut akan bersifat amfoter yaitu dalam suasana asam
bermuatan positif dan dalam suasana basa bermuatan negatif. Kondisi PH saat
rmuatan negatif molekul protein setimbang dengan muatan negatifnya dikenal
sebagai titik isoelektrik. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, didapatkan
hasil nilai massa jenis sol dan viskositas sebesar pH 2 didapatkan hasil 0,9904 gram /
mL,
5 adalah 0,9912 gram/ mL, pH 6 adalah sebesar 0,9888 gram/ mL dan pH 7 sebesar
0,9904 gram/ mL. Untuk nilai viskositas didapatkan hasil sebesar pH 2 dihasilkan
viskositas sebesar 1,352 Kg/ m. s untuk pH 3 adalah 0,939 Kg/ m. s, pH 4 1,335
Kg/ m. s, untuk pH 5 sebesar 1,443 Kg/ m. s, pH 6 adalah 1,305 Kg/ m. s dan untuk
pH 7 sebesar 1,301 Kg/ m. s.
Kata kunci : Amfoter, protein, sol liofil, titik isoelektrik, dan viskositas