Karyawan, baik individual maupun kelompok, berbeda dalam kontribusi mereka terhadap
perusahaan, tidak hanya dalam apa yang mereka kerjakan, tetapi juga pada seberapa baik
mereka mengerjakannya.
Untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan yang potensial dan agar adil
bagi seluruh karyawan, sebuah perusahaan perlu memberi imbalan karyawannya atas
dasar kinerja relatif mereka.
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja, jam kerja, tugas dan rekan
kerja.
2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan pekerjaan,
promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan hubungan dengan atasan.
Menurut Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum adalah:
a. Program insentif individual memberikan pemasukan lebih dan di atas gaji pokok kepada
karyawan individual yang memenuhi satu standar kinerja individual spesifik. Bonus di
tempat diberikan, umumnya untuk karyawan individual, atas prestasi yang belum diukur
oleh standar, seperti contoh mengakui jam kerja yang lama yang digunakan karyawan
tersebut bulan lalu.
b. Program insentif kelompok adalah seperti rencana insentif individual namun memberi
upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua anggota tim ketika kelompok atau tim
secara kolektif mencapai satu standar yang khusus kinerja, produktivitas atau perilaku
sehubungan dengan kerja lainnya.
c. Rencana pembagian laba secara umum merupakan program insentif di seluruh organisasi
yang memberikan kepada karyawan satu bagian (share) dari laba organisasi dalam satu
periode khusus.
d. Program pembagian perolehan (gain sharing) adalah rencana upah di seluruh organisasi
yang dirancang untuk memberi imbalan kepada karyawan atas perbaikan dalam
produktivitas organisasi.
Sarwoto (1977 : 155-159) membedakan insentif dalam dua garis besar, yaitu :
1. Insentif material
Insentif ini dapat diberikan dalam bentuk uang dan jaminan sosial. Insentif dalam bentuk
uang dapat berupa :
a) Bonus
Uang yang diberikan sebagai balas jasa atas hasil kerja yang telah dilaksanakan.
Diberikan secara selektif dan khusus kepada pegawai yang berhak menerima.
Diberikan secara sekali terima tanpa suatu ikatan dimasa yang akan datang.
Dalam perusahaan yang menggunakan sistem insentif ini lazimnya beberapa persen
dari laba yang melebihi jumlah tertentu yang dimasukkan ke dalam sebuah dana
bonus kemudian jumlah tersebut dibagi-bagi antara pihak yang akan diberikan bonus
b) Komisi
Merupakan jenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yang menghasilkan penjualan
yang baik. Lazimnya dibayarkan sebagai bagian daripada penjualan dan diterimakan
pada pekerja bagian penjualan.
c) Profit Sharing
Salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal ini pembayaran dapat diikuti
bermacam-macam pola, tetapi biasanya mencakup pembayaran sebagian besar dari
laba bersih yang disetorkan sebuah dana dan kemudian dimasukkan ke dalam daftar
pendapatan setiap peserta.
d) Kompensasi yang ditangguhkan
Ada dua macam program balas jasa yang mencakup pembayaran dikemudian hari,
yaitu pensiun dan pembayaran kontraktural. Pensiunan mempunyai nilai insentif
karena memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu menyediakan jaminan
ekonomi baginya setelah dia tidak bekerja lagi. Sedangkan pembayaran kontraktural
adalah pelaksanaan perjanjian antara majikan dan pegawai dimana setelah selesai
masa kerja dibayarkan sejumlah uang tertentu selama masa kerja tertentu.
2. Insentif non material
Insentif non material dapat diberikan dalam berbagai bentuk, yaitu :
-
Pemberian pujian lisan maupun tulisan secara resmi (di depan umum) ataupun secara
pribadi.
Dan lain-lain.
Syarat Pemberian Insentif agar mencapai tujuan dari pemberian insentif Menurut
Panggabean (2002:92) syarat tersebut adalah :
1.
Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, jelas dan dapat di mengerti.
2. Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan untuk mereka
lakukan.
3. Dapat dicapai, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang masuk akal untuk
memperoleh sesuatu.
4. Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk menentukan rencana
insentif. Program dolar akan sia-sia (dan program evaluasi akan terhambat), jika prestasi tertentu
tidak dapat dikaitkan dengan dolar yang dibelanjakan.
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1990 : 163) sifat dasar
pengupahan agar proses pemberian insentif berhasil:
1. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan di hitung oleh karyawan
itu sendiri.
2.
3.
4.
5.
Standar kerja yang terlalu tinggi maupun rendah dapat berakibat buruk.
6. Besarnya upah normal dengan standar jam kerja hendaknya cukup merangsang pekerja
untuk bekerja lebih giat.
2. Insentif individu
Rencana Insentif Individu dirancang untuk meningkatkan kinerja finansial individu dan
dalam penelitian insentif jelas meningkatkan kinerja dengan menjamin gaji per jamnya.
Insentif individu adalah suatu program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan
prduktivitas seseorang. Insentif individu membantu mengurangi masalah kelompok seperti
kemalasan sosial.
Ada tiga masalah utama yang terkait dengan perencanaan insentif individu. Pertama
adalah kesulitan dalam mengukur kinerja individu. Kedua adalah dapat mendorong persaingan
diantara karyawan. Ketiga adalah secara efektif dapat memotivasi karyawan
Program insentif individu ini meliputi beberapa macam, antara lain (Panggabean, 2004) :
kelihatan hasilnya, tapi aplikasi program tersebut untuk pekerjaan lebih kompleks adalah lebih
problematik. Ketidakpuasan dapat merebak manakala standar ditetapkan secara tidak tepat, dan
kemungkinan besar akan menghambat karyawan yang produktif untuk berproduksi. Kelemahan
sistem insentif ini adalah sinyal yang dikirimkannya. Sistem ini sebenarnya menunjukkan bahwa
organisasi/perusahaan tidak mempercayai individu, akibatnya, para karyawan akan membatasi
keluarannya karena kemungkinan konsekuensi merugikan yang berkaitan dengan produktivitas
yang tinggi.
Piece rate incentive memiliki persaman dengan standard hour plan (program jam
standard). Perbedaannya berada pada tolok ukur yang ditetapkan menurut satuan waktu. Sistem
ini biasanya diterapkan oleh bengkel mobil modern.
2. Komisi
Adalah suatu progam kompensasi berupa insentif yang didasarkan pada presentase unit
atau nilai penjualan. Sistem ini lazim diterapkan dalam pekerjaan penjualan yang memungkinkan
wiraniaga untuk menerima suatu presentase dari penerimaan brutonya.
Pembayaran komisi menawarkan suatu relasi yang jelas antara bayaran dan kinerja
karyawan, dan merupakan insentif yang efektif. Program komisi ini mudah dilaksanakan dan
dibenarkan karena tidak ada unsure subyektifnya dan imbalan murni merupakan fungsi dari
kinerja karyawan.
Jika dibandingkan dengan sistem insentif lainnya, sistem ini lebih menuntut kendali aktif
dari jajaran manajemen. Dalam hal ini para karyawan akan bersaing satu sama lain untuk meraih
penjualan masing-masing atau untuk daerah penjualan yang paling menguntungkan. Dari sudut
pandang karyawan, kelemahan insentif ini adalah gaji yang dibawa pulang yang tidak terduga
jumlahnya. Segala sesuatu yang berada di luar kendali karyawan, seperti cuaca, kondisi ekonomi
atau nilai mata uang dapat mempengaruhi nilai penjualan dan imbalan yang diterimanya.
3. Bonus
Adalah suatu jenis pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran
kinerja. Bonus didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus
dapat berupa uang tunai ataupun bentuk lainnya. Sebagai contoh, banyak organisasi penjualan
yang secara berkala menawarkan hadiah bonus, seperti perjalanan wisata. Bonus tidak hanya
membantu perusahaan mengendalikan biaya, namun juga mengangkat kepuasan kerja karyawan.
Perusahaan yang memberikan kenaikan gaji kepada seorang karyawan membuat perubahan
permanent yang meningkatkan bayarannya sekarang, di masa depan dan pada saat pensiun. Hal
ini jauh lebih berarti daripada pembayaran bonus sekali waktu. Program ini lebih mudah
dipertahankan karena tidak memerlukan banyak dokumentasi dan sangat fleksibel.
Stair-step model, dimana mengasumsikan bahwa syarat pengetahuan dan keahlian dapat
ditata secara hierarkis. Karyawan memulainya dari langkahlangkah pertama, dan
menerima tariff bayaran yang lebih tinggi pada saat dia meningkat secara sekuensial ke
jenjang berikutnya. Stair-step model ini diterapkan apabila kemajuan belajar adalah logis.
Tingkat keahlian suksesif ditentukan, dan bayaran meningkat manakala pengetahuan
keahlian tambahan telah terbukti.
Job point accrual model, serupa dengan building block model. Model ini diterapkan pada
saat terdapat bermacammacam pekerjaan dan pekerjaanpekerjaan itu diberi nilai point
relative berdasarkan nilai tambah atau kesulitan pengetahuannya, dan pointpoint untuk
setiap pekeerjaan yang dikuasai selanjutnya akan menentukan kelas bayaran karyawan.
5. Merit pay
Adalah suatu sistem pembayaran berdasarkan kinerja. Disini karyawan yang mencapai tingkat
kinerja tertentu relatif terhadap standart yang ditetapkan atau relatif terhadap kinerja karyawan
lainnya akan menerima kenaikan gaji. Merit pay didasarkan pada sistem penilaian kinerja yang
menjabarkan nilai kinerja kedalam kenaikan gaji. Merit pay dijadikan suatu
alat motivasional utama bagi kalangan karyawan di semua jenjang organisasi/perusahaan. Merit
pay ini merupakan suatu kenaikan tahunan yang terkait dengan kinerja karyawan selama tahun
sebelumnya, dan kenaikannya diberikan di samping kenaikan biaya hidup atau kenaikan bayaran
untuk pendidikan tambahan atau tahun dinas. Sistem ini berbeda dengan bonus, karena merit
pay ini merupakan tambahan berkelanjutan, sedangkan sistem bonus merupakan pembayaran
sekali waktu.
Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh mereka yang
paling tinggi prestasi kerjanya.
Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang
diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya.
Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang
diterima oleh kelompok.
2.
Pendekatan kedua adalah menetapkan satu standar produksi yang didasarkan pada
keluaran final dari kelompok sebagai satu keseluruhan
3.
Pendekatan ketiga, yaitu memilih satu definisi yang dapat diukur dari kinerja kelompok
atau produktivitas yang dapat dikendalikan oleh kelompok.
5. Insentif organisasional
Menurut Dessler (1997:154-157), insentif juga dapat diberikan kepada seluruh organisasi,
tidak hanya berdasarkan insentif individu atau kelompok. Rencana insentif seluruh organisasi ini
antara lain terdiri dari:
1. Profit sharing plan, yaitu suatu rencana di mana kebanyakan karyawan berbagi laba
perusahaan. Profit sharing plans memberikan sebagian laba perusahaan kepada para
karyawan, selain gaji/upah pokok, penyesuaian biaya hidup (COLA), atau peningkatan
merit pay yang permanen.
Ada dua jenis profit sharing plans yang banyak digunakan dewasa ini, yaitu:
Performance based
Perks
Rencana kompensasi eksekutif adalah kontrak agen antaraperusahaan dan manajer
perusahaan yang mencoba untuk menyelaraskan kepentinganpemilik dan manajer dengan
mendasarkan kompensasi manajer pada satu atau lebihtindakan dari upaya manajer dalam
mengoperasikan perusahaan.Banyak rencana kompensasi didasarkan pada dua ukuran usaha
manajer yaitu laba/pendapatan bersih dan harga saham. Artinya, jumlah bonus, saham, opsi,
dankomponen lainnya dari gaji eksekutif yang diberikan pada tahun tertentu tergantung
padakedua laba bersih dan kinerja harga saham tersebut.
Sehubungan dengan laba bersih, perannya dalam rencana kompensasi adalah sama
penting dengan perannya dalam informasi investor, karena motivasi kinerja eksekutif yang
bertanggung jawab dan meningkatkan operasi yang tepat dari pasar tenagakerja manajerial
adalah tujuan sosial yang memungkinkan keputusan investasi yang baik dan efek operasi pasar
yang benar.
Mengingat masalah ini menggunakan laba bersih saat ini sebagai hasil, kita dapat melihat
mengapa harga saham mungkin lebih sensitif dibandingkan dengan laba bersih usaha. Dengan
pasar sekuritas efisien, harga saham akan "benar mencerminkan" semua yang diketahui tentang
hadiah dari tindakan manajer saat ini.
Pengakuan usaha manajer sebagai serangkaian kegiatan, dengan kedua hadiah saat ini
dan jangka panjang, menghasilkan potensi untuk efisiensi kontraktor lebih lanjut baik harga
saham dan laba bersih sebagai ukuran kinerja, ketika harga saham dan laba b e r s i h
diferensial mencerminkan imbalan jangka panjang tindakan manajer saat
i n i , keputusan manajer dapat dikontrol oleh harga saham dan laba bersih berbasis kompensasilebih berbagi.
Manajer, sebagaimana individu rasional lainnya yang senang menghindari resiko, akan
melakukan pertimbangan trade off antara resiko yang akan dihadapi dengan return yang akan
diterima. Artinya semakin tinggin resiko yang dihadapi oleh seorang manajer, semakin tinggi
kompensasi yang diharapkan akan diterimajika utilitas reservasi dapat dicapai (attained). Oleh
karena itu, agar dapat m e m o t i v a s i m a n a j e r d e n g a n b i a y a y a n g p a l i n g m u r a h ,
p e r l u d i b u a t r a n c a n g a n pemberian kompensasi yang ekuivalen atau sebanding dengan
resiko yang akan dihadapi.
Pada tahun 1990, Jensen and Murphy (JM) mempublikasikan suatu artikel
k on tr ov er siob al men gen ai k o mpens as i bagi top man ajer. M er ek a
m e m b e r i k a n argumentasi bahwa CEO tidak dibayar overpaid, tetapi kompensasi yang
merekaterima ternyata tidak langsung berhubungan dengan kinerja, karena kinerjamanajer diukur
berdasarkan perubahan nilai pasar (market value) perusahaan yaituberdasarkan perubahan yang
terjadi di dalam kesejahteraan para pemegang saham.
Pengusaha umumnya dapat memenuhi harapan pekerja mengenai peningkatan upah serta
pemberian tunjangan dan fasilitas bila pekerja dapat memberikan kontribusi lebih besar dan
sebanding. Pengusaha dapat memberikan tambahan upah dan atau tunjangan bagi pekerja hanya
bila dia yakin bahwa pekerja dapat memberikan peningkatan produktivitas. Dengan kata lain
setiap peningkatan upah dan tunjangan perlu diikuti dengan peningkatan produktivitas pekerja
secara profesional.
Dari total kompensasi untuk individu, berapa banyak bagian yang harus berupa
tunjangan?
Tunjangan Wajib
Diharuskan oleh Hukum Para pemberi kerja memberikan sebagian besar tunjangan secara
sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tunjangan-tunjangan tersebut
mencakup sekitar 10 persen dari biaya kompensasi total. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi
jaminan sosial, ganti rugi karyawan, asuransi pengangguran, serta cuti keluarga dan pengobatan.
-
Tunjangan Pengangguran
Asuransi pengangguran bagi para karyawan yang telah diberhentikan. bukan karena kesalahan
mereka diberhentikan. Bayaran diberikan dalam bentuk uang hingga 26 minggu atau sampai
mendapatkan pekerjaan baru. Tujuan bayaran pengguran adalah meberi karyawan yang
menganggur waktu untuk mencari pekerjaan baru sebanding dengan pekerjaan yang hilang tanpa
menanggung kesulitan finansial. Pajak penghasilan dibayar sepenuhnya oleh pemberi kerja yang
mendanai program kompensasi penggangguran.
-
Tunjangan Karyawan
Tunjangan ganti rugi karyawan memberikan sejumlah perlindungan finansial bagi para karyawan
yang menanggung biaya karena kecelakaan atau sakit yang berkaitan dengan pekerjaan.
-
Tunjangan Kesehatan
2.
Dalam memberikan bayaran saat tidak bekerja, pemberi kerja menyadari bahwa karyawan
membutuhkan waktu untuk meninggalkan sejenak pekerjaan karena berbagai tujuan. Di bawah
ini didiskusikan cuti dibayar, cuti sakit dan jeda dibayar, cuti panjang, dan bentuk-bentuk lain
bayaran saat tidak bekerja.
Cuti dibayar
Dalam Study Trend tunjangan karyawan terbaru, 64 persen karyawan punya waktu memilih harihari cuti dibayar sebagai tunjangan kompensasi yang penting yang mereka terima. (1[4]) Cuti
tersebut juga mendorong para karyawan untuk bertahan dengan perusahaan. Waktu cuti dibayar
biasanya meningkat seiring senioritas. Namun, beberapa karyawan tampaknya memilih untuk
tidak mengambil seluruh cuti mereka karena terkadang mereka merasa tertekan dengan
pekerjaan meskipun sedang cuti.
Penyeimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi :
Cuti : Masa kerja 1 s/d 4 tahun 10 hari per tahun
Masa kerja 5 s/d 9 tahun 15 hari
Masa kerja 10 s/d 19 tahun atau usia 60 tahun ke atas 20 hari
Banyak perusahaan mengalokasikan kepada setiap karyawan sejumlah hari cuti sakit yang bisa
mereka pergunakan ketika sakit. Beberapa manajer tidak menyukai program cuti sakit karena
terkadang para karyawan menyalah gunakan sistem tersebut dengan berpura-pura sakit agar bisa
cuti. Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah absen yang tidak terjadwal adalah dengan
memberikan lebih banyak fleksibilitas yaitu dengan diberikannya jeda dibayar (paid time off/
PTO) sejumlah hari kosong tertentu yang diberikan setiap tahun di mana setiap karyawan bisa
menggunakannya untuk keperluan apa pun.
Cuti panjang
Cuti panjang adalah cuit sementara dari organisasi, biasanya dengan bayaran yang dikurangi.
Seringkali cuti panjang membantu mengurangi tingkat perputaran (turnover) karyawan dan
menghindari para karyawan dari kelelahan.
Meskipun cuti dibayar dan cuti sakit mencakup porsi terbesar bayaran saat tidak bekerja ada
banyak jenis lain yang digunakan perusahaan. Seperti tugas kemasyarakatan, sebagai juri,
bertugas untuk angkatan bersenjata ataupun pada saat tejadi pemilihan umum. Perusahaan akan
tetap menggaji karyawan dengan syarat mereka aktif pada kegiatan tersebut.
Perawatan kesehatan
Tunjangan perawatan kesehatan merupakan item paling mahal dalam area kompensasi finansial
tidak langsung. Sejumlah faktor berkombinasi menciptakan biaya perawatan kesehatan yang
tinggi antara lain: populasi yang menua, permintaan yang bertambah akan perawatan kesehatan,
semakin mahalnya teknologi kesehatan, dan proses administrasi yang tidak efisien. Beberapa
sistem perawatan kesehatan yang digunakan perusahaan adalah :
-
Rancangan perawatan kesehatan inisiatif konsumen : karyawan pada posisi terbaik untuk
mengetahui apa yang terbaik bagi keluarga mereka. Hal ini berbeentuk pada pembuatan
investasi kesehatan yang diberikan perusahan dalam bentuk rekening kesehatan.
Tunjangan kesehatan utama : rancangan untuk menaggung biaya-biaya luar biasa yang
timbul dari masalah kesehatan jangka panjang atau serius. Karyawan harus membayar
dulu tagihan kesehatan sebelum asuransinya mengambil alih pembayaran.
Asuransi jiwa
Asuransi jiwa kelompok adalah tunjangan yang diberikan oleh hampir semua perusahaan untuk
melindungi keluarga karyawan saat ia meninggal dunia.
Rancangan pensiun
Para pemberi kerja mempunyai tanggung jawab dalam mempertahankan karyawannya, salah
satunya adalah memberikan gaji di masa pensiun. Adapun jenis-jenis rancangan pensiun antara
lain :
-
Rancangan tunjangan pasti : rancangan pensiun yang memberi para pekerja tunjangan
tetap pada saat pensiun.
Rancangan saldo kas : rancangan pensiun dengan unsur-unsur dari rancangan tunjangan
pasti maupun pendanaan pasti.
Layanan karyawan : layanan yang berisi sejumlah bidang termasuk tunjangan relokasi,
perawatan anak, bantuan pendidikan, layanan makanan/karetaria bersubsidi, layanan
keuangan, layanan hukum, dan beasiswa untuk tanggungan.
-
Relokasi : biaya pengangkutan barang rumah tangga dan biaya hidup sementara yang
ditanggung perusahaan, mencakup seluruh atau sebagian biaya real estat yang
berhubungan dengan pembelian rumah baru dan penjualan rumah yang ditinggali
sebelumnya.
Perawatan anak : layanan perawatan anak bersubsidi dari perusahaan dengan tujuan
meminimalisir kemangkiran ketidak hadiran dengan alasan merawat anak,
memertahankan produktivitas karyawan, dan meningkatkan kemajuan kaum wanita.
Layanan hukum : layanan ini sama seperti layanan keuangan, yaitu dengan prosedur
pemotongan gaji.
Beasiswa untuk tanggungan : beasiswa yang diberikan perusahaan terhadap anakanak karyawan dengan tujuan seelah mereka lulus akan masuk bekerja menjadi
karyawan perusahaan tersebut.
Bayaran premium : kompensasi yang dibayarkan kepada para karyawan untuk bekerja
dalam periode yang panjang atau bekerja dalam kondisi yang berbahaya atau tidak
menyenangkan
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32816/4/Chapter%20II.pdf
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=variable+pay+adalah&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CGsQFjAJ&url=htt
p%3A%2F%2Fbayuairlangga.dosen.narotama.ac.id%2Ffiles%2F2012%2F09%2FInsentif-danSkill-Based-Pay.ppt&ei=TnuYUZu-CMfXrQfHnICgDw&usg=AFQjCNHs5IZIi5ZFJtbXvPL3UtbzqYe0Q&bvm=bv.46751780,d.bmk
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/insentif-definisi-tujuan-jenis-proses.html
http://serewax.blogspot.com/2012/11/ekonomi_23.html
http://www.scribd.com/doc/90151695/Insentif-Individu
http://dendiisnandar.wordpress.com/tag/insentif/
http://10zediotcation.blogspot.com/2013/03/gaji-variable-kompensasi-eksekutif_2372.html
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=kompensasi+dan+insentif+penjualan&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CF0Q
FjAH&url=http%3A%2F%2Fkk.mercubuana.ac.id%2Ffiles%2F31004-10624026432981.doc&ei=NJiYUaXiNM6GrAfUqoFA&usg=AFQjCNESWR1LLsVqDQsYiZVq
HjJtgotx6Q&bvm=bv.46751780,d.bmk