Oleh :
Muhammad Firhand Agustio
1041411046
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar ini menerangkan bahwa karya tulis berjudul Pengembangan
Pariwisata Berbasis Budaya Lokal dalam Bentuk Kawasan Wisata Budaya
Terpadu Guna Pelestarian Budaya di Pulau Bangka yang ditulis oleh
Nama : Muhammad Firhand Agustio
NIM
: 1041411046
Telah disetujui dan disahkan pada hari kamis tanggal 21 April 2016 untuk
diajukan pada seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) tingkat
jurusan tahun 2016
Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Kepala Jurusan Teknik Sipil
Roby Hambali.S.T.,M.Eng.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan
dan rahmat-Nya
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................v
SUMMARY...........................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................2
3.2
Potensi Wisata...........................................................................................5
3.3
BAB III..................................................................................................................10
ANALISIS SINTESIS...........................................................................................10
3.1
3.2
3.3
BAB IV..................................................................................................................15
SIMPULAN DAN REKOMENDASI...................................................................15
4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
RINGKASAN
kawasan ini juga bisa digunakan sebagai sarana untuk belajar tentang
sejarah dan budaya yang ada di daerah Pulau Bangka. Yang terpenting dengan
adanya tempat wisata budaya ini membuat para wisatawan tidak kesulitan untuk
menikmati kesenian yang ada Pulau bangka karena setiap waktu mereka bisa
saksikan
Kawasan wisata budaya terpadu sangat cocok bila diterapkan di Pulau
Bangka, karena lahan di Pulau Bangka masih alami sehingga cocok utnuk dibuat
tempat wisata yang alami, lalu potensi Budaya Bangka yang kaya membuat
budaya menjadi bisa menjadi objek wisata yang unik dan khas.
Dilihat dari beberapa aspek, ada beberapa keuntungan
menggembangan wisata budaya terpadu di Pulau Bangka, yatitu :.
bila
SUMMARY
Bangka is an island region that is rich in culture. Each area in Bangka
Island has a history and characteristics that vary. Culture and characteristics of
different is what makes Bangka Island became one of the unique potential to be
developed towards cultural tourism. Currently characteristics and local culture in
Bangka began to fade. This phenomenon is caused by the lack of preservation of
the local culture so that makes the local culture increasingly eroded. Kurangmya
preservation is one of them caused by the small tourists who are interested in the
local culture so that society Bangka Bangka island were reluctant to preserve it as
it is considered less desirable tourist Lah so feel that local culture does not have
a sale value. The lack of tourist interest in culture on the island of Bangka is not
because they do not like, but rather because it is difficult for them to enjoy the
cultural arts on the island of Bangka. Bangka cultural arts only began on certain
occasions such as festivals Culture Bangka or other traditional competitions.
Festival of culture in the Pacific was sometimes only appear occasionally, does
not become something that routinely do so tourists should wait to enjoy the
culture in Bangka.
Dambus small example is dance, dance is a traditional dance native
dambus Bangka Island. dambus dance this could be of interest or attraction for
local and foreign tourists, but this time the dance pagaelaran dambus can not be
seen any time, but must wait for certain moments in an event or festival dance
culture dambus.
The problem that occurs is due in Bangka Island yet have a special place
that serves the arts culture in an integrated manner. The place should have been
there because it is useful also to preserve the culture on the island of Bangka. One
way to facilitate the tourists to witness the cultural arts or the other is to create a
unified cultural tourism area.
Integrated cultural tourist area is a tourist place where cultural activities
and cultural objects typical of Bangka is presented in one location that is devoted
to place art show and cultural exhibition. Everyone who came to this area will be
presented with a variety of art performances they want to see. They also will be
facilitated to learn about the culture on the island of Bangka.
This area can also be used as a means to learn about the history and culture
in the area of Bangka Island. The most important thing with this cultural sights
make the tourists are not hard to enjoy the existing art fart Island because every
time they can watch
Integrated cultural tourism area is very suitable when applied on the island
of Bangka, Bangka Island since the land is natural that fit separately made of
natural sights, and the potential of Bangka rich culture makes culture into a can
into a tourist attraction that is unique and distinctive.
seen from several aspects, there are some advantages
menggembangan integrated cultural tourism in Bangka Island, yatitu:.
when
From the social point of view, will be to educate the public about the
foreign language. because of the presence of this region will be a lot of foreign
tourists interacting with local communities so that local people will learn to
interact with foreign languages.
From an economic perspective, it would improve the local economy due to
the presence of the region, the community will also be involved in making the
original products Bangka which can be sold to visitors.
Culturally, it is the presence of these integrated cultural tourism area
people will be easier to access cultural arts on the island of Bangka. so it will
generate interest for visitors to learn about the arts on the island of Bangka, so
over time will Bangka Culture
To launch or develop the area need some supporting elements such as
government, business, and community. The function of the government in this
case is to facilitate the needs of the community for creativity in the culture.
Entrepreneurs act as owners of capital who assist regional development funding
issues teresbut. While the public to participate actively to maintain this region and
also contribute to the best or processed products that can be sold to visitor.
BAB I
PENDAHULUAN
wisatawan tentunya akan kesulitan untuk menikmati tari sambut tersebut secara
langsung karena akses jalan ke tempat tersebut yang terbatas. Seharusnya ada
tempat yang dikhususkan bagi para wisatawan untuk menikmati kesenian budaya
lokal agar mereka tidak kesulitan untuk menikmati kebudayaan yang ada di pulau
Bangka.
. Salah satu solusi yang bisa dijadikan alternatif adalah dengan membuat
sebuah kawasan budaya terpadu yang di dalamnya berisi warisan budaya dari
seluruh budaya yang ada di Pulau Bangka baik itu berupa rumah adat,tarian adat
hinga permainan tradisional. Tidak hanya itu, masyarakat lokal juga bisa ikut
berperan dengan menyumbangkan produk-produk asli dari pulau Bangka. Dengan
begitu para wisatawan bisa menikmati budaya-budaya yang ada di Pulau Bangka
tanpa kesulitan mencari tempat-tempat yang menampilkan kesenian budaya Pulau
Bangka yang akan menambah biaya perjalanan mereka. Selain untuk rekreasi,
tempat ini juga bisa dijadikan tempat edukasi budaya bagi para wisatawan atau
pun orang-orang lokal yang ingin belajar tentang kebudayaan yang ada di Pulau
Bangka.
Cara ini akan lebih efektif untuk memperkenalkan budaya Pulau Bangka
kepada orang lain. Sehingga upaya pelestarian akan terwujud dengan adanya
kawasan budaya terpadu ini. Masyarakat lokal juga bisa ikut berperan dengan
menyumbangkan produk-produk asli dari pulau Bangka yang nantinya dijual
kepada para wisatawan sehingga menambah pendapatan masyarakat.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
hotel dan restoran serta prasarana lainnya seperti yang dikemukakan oleh
Spillane (1989: 47).
Menurut Prof. Mariotti, hal-hal yang menarik wisatawan untuk
berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata adalah :
a. Benda-benda yang terdapat di alam semesta (Natural Amenities) yang
berupa: iklim, bentuk dan pemandangan alam, hutan belukar, flora dan
fauna, pusat-pusat kesehatan, seperti: sumber air mineral, sumber air
panas, dan lain sebagainya.
b. Hasil ciptaan manusia (Man Made Supply), yang berupa: benda-benda
bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, seperti: monumen bersejarah,
museum bersejarah, perpustakaan, kesenian rakyat, dan sebagainya.
c. Tata cara hidup masyarakat (The Way of Life), yang berupa kebiasaan
hidup masyarakat dan adat istiadat yang merupakan daya tarik bagi
wisatawan (Oka A. Yoeti, 1983 : 160).
Madiun (1999 : 4) menyatakan terdapat 4 faktor yang menentukan daya
tarik Daerah Tujuan Wisata (DTW), yaitu:
1. Atraksi merupakan komponen yang menarik untuk dinikmati yang
sifatnya unik, meliputi atraksi alam, atraksi buatan manusia, dan atraksi
yang khusus dikemas untuk wisatawan.
2. Fasilitas merupakan akomodasi, rumah makan dan restoran, kios, dan
toko cinderamata, toilet, penukaran valuta asing, kantor informasi,
pariwisata, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, pelayanan dari
kepolisian, dan pemadam kebakaran.
3. Infrastruktur yang meliputi penyediaan air bersih, tenaga listrik, jalan
raya, dan alat-alat komunikasi.
4. Kebijakan pemerintah seperti peraturan-peraturan yang mendukung dan
menguntungkan semua pihak (pemerintah, swasta, dan masyarakat) serta
pengorganisasian Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan dan usaha terkoordinasi
untuk menarik wisatawan dan menyediakan semua sarana dan prasarana,
baik
berupa barang atau jasa dan fasilitas yang diperlukan guna melayani
kebutuhan
Bentuk
dan
karakteristik
arsitektur
di masing-masing
DTW
budaya
adalah
merupakan salah satu bentuk konkret dari pelestarian budaya dan manfaat
bagi pengembangan kepariwisataan baik yang memiliki nilai-nilai
pelestarian aset budaya, agar aset budaya tersebut dapat berfungsi lebih
optimal untuk peningkatan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya
karya-karya budaya bangsa dalam bentik manajemen pengelolaan
kebudayaan dan kepariwisataan yang baik. Kawasan wisata budaya
mengandung makna penguatan regulasi dan penyusunan pondasi
kebijakan yang mempermudah dan menjamin pelaku-pelaku di bidang
kebudayaan dan kepariwisataan bersinergi dan berkoordinasi.
keunggulan
komparatif
dari
segi
budaya
dan
makna
dari
suatu
kawasan
merupakan
keterpaduan
pengelolaan yang memiliki nilai promosi yaitu one stop service, intinya
pada satu tempat dapat diberikan pelayanan dari berbagai jasa usaha
pariwisata dan dapat menikmati berbagai sajian kesenian dan kawasan
wisata budaya, mencerminkan pengelolaan wisata budaya secara terpadu
untuk tercapainya optimalisasi aset kepariwisataan dan kebudayaan
sebagai langkah pemberdayaan masyarakat. Menuju kepada pendekatan
penting Community Based Tourism dan Community Based Culture
Centered. Gumelar S. Sastrayuda ( 2010)
BAB III
ANALISIS SINTESIS
3.1 Konesp Kawasan Wisata Budaya Terpadu di Pulau Bangka
Konsep kawasan wisata budaya terpadu ini merupakan tempat dimana
semua kebudayaan di suatu daerah disajikan dalam satu kawasan yang telah
10
akan
menikmati
suasana
santai
yang
berpengaruh
kepada
Beberapa kebudayaan yang ada di Pulau Bangka yang bisa menjadi objek di
dalam kawasan wisata budaya terpadu ini adalah :
1. Kerajinan
Kerajinan alat musik dambus, merupakan salah satu kerajinan
tradisional Pulau Bangka. Kerajinan ini bisa nantinya dibuat oleh
masyarakat setempat lalu di pamerkan di tempat wisata budaya
tersebut.
2. Tradisi
Tradisi nganggung merupakan salah satu adat Bangka yang
menunjukan sikap kekeluargaan di Pulau Bangka. Nganggung sering
dilakukan oleh masyarakat Bangka terutama di daerah perkampungan
dalam rangka hari-hari besar keagamaan ataupun untuk memepererat
tali persaudaraan.
3. Makanan lokal atau tradisional
10
11
Salah satu makanan khas Pulau Bangka adalah lempah kuning yaitu
ikan yang di campur dengan kuah dari kunyit.
4. Seni atau musik
Tari dambus, campak dan tari sambut merupakan kesenian daerah
Bangka yang masih dilestarikan di daerah ini.
5. Bahasa
Bahasa yang dimiliki Pulau Bangka juga bisa menjadi objek wisata
bagi wisatawan asing yang ingin belajar tentang bahasa Bangka.
Pencanangan Kawasan
12
Jejaring Kerjasama
12
13
i)
Promosi Bersama
j)
Pertemuan/Silaturahmi
Permodalan
Perlu kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rangka
menunjang permodalan awal. Oleh karena itu peran pemerintah sangat
dibutuhkan untuk mengembangka kawasan ini.
13
14
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kawasan wisata budaya terpadu merupakan tempat wisata yang berbasis
budaya lokal sebagai bentuk pelestarian budaya di pulau Bangka. Belum ada
upaya pelestarian budaya yang serius oleh pemerintah daerah setempat untuk
melestarikan budaya di Pulau Bangka. Melihat potensi-potensi budaya yang
dimiliki Pulau Bangka, sangat cocok bila daerah bangka memiliki kawasan wisata
budaya
yang terpadu.
dijadikan tempat edukasi bagi masyarakat lokal ataupun asing. Keuntungan yang
di dapat dengan adanya kawasan ini adalah para wisatawan tidak kesulitan untuk
menemukan tempat budaya di Bangka Belitung. Selain itu kawasan ini juga bisa
14
15
menjadi ikon bagi Pulau Bangka seperti daerah-daerah lain seperti Keraton di
Yogyakarta dan Benteng Kuto Besak di Palembang.
Penerapan kawasan ini membutuhkan beberapa pihak terkait agar kawasan
ini bisa terwujud. Baik itu dari pemerintah daerah ataupun tokoh masyarkat
setempat. Harapannya antara pemerintah daerah dan toko lokal bisa bekerja sama
untuk membentuk kawasan wisata budaya ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Borley, L. 1996. Heritage and Environment Management:The International
Perspective. Wiendu Nuryanti (ed): Tourism and Cultural gGlobal
Civilization In Change. Jogjakarta: Gajahmada University.
Davison, G. dan C Mc Conville. 1991. A Heritage Handbook. St. Leonard,
NSW:Allen & Unwin.
Frankel, D. 1984. Who Owns the Past?. Australian Society, 3 (9).
Galla, A. 2001. Guidebook for the Participation of Young People in
Heritage Conservation. Brisbane: Hall and jones Advertising.
15
16
16