Anda di halaman 1dari 3

Pada fetus plasenta berfungsi sebagai paru-paru.

Bagaimanapun lapisan
selular yang melapisi villi lebih tebal dan kurang permeabel dibandingkan membran
alveolar di paru-paru dan pertukaran jauh kurang efisien. Semua nutrisi masuk ke
dalam janin dan hasil metabolism dikeluarkan ke darah ibu. Sedangkan pada bayi
dan anak pertukaran gas terjadi di paru-paru. Pada sirkulasi fetus, terdiri dari 4
shunt: plasenta, duktus venosus, foramen ovale, dan duktus arteriosus.

Gambar 1. Diagram sirkulasi fetus memperlihatkan posisi dari ke


empat shunt pada sirkulasi fetus: plasenta, duktus venosus,
foramen ovale, dan duktus arteriosus. [Dikutip dari kepustakaan
No] slideny dosen dr. burhanuddin

Gambar 2. Sirkulasi darah Fetus [Dikutip dari


Kepustakaan No]

Sirkulasi transisi adalah proses bagaimana perubahan dari sirkulasi janin menjadi
sirkulasi neonatus. Inti dari sirkulasi transisi ini adalah penghentian segera sirkulasi dari plasenta
danmulainya sirkulasi paru-paru yang adekuat.Proses peralihan atau transisi ini diawali dari
keluarnya bayi dari jalan lahir ibu. Selama menuruni jalan lahir terjadi kompresi pada dada bayi
sehingga cairan paru keluar dari trakea (ekspulsi cairan paru). Cairan paru ini terserap ke dalam
aliran darah atau limfatik dalam beberapa menit. Ditambah lagi,sesudah bayi berhasil dilahirkan
tali pusat meregang. Hal ini merupakan stimulasi mekanis padapembuluh darah umbilikalis.
Secara otomatis pembuluh darah umbilikalis mengalami konstriksi. sirkulasi plasenta terjadi
(akibat pembuluh darah umbilikalis berkonstriksi atau bisa juga setelah tali pusat dipotong),
tahanan vaskuler sistemik meningkat.Tekanan pada arteri pulmonalis menurun sehingga curah
darah dari ventrikel kanan langsung masuk kearteri pulmonalis. Begitu juga darah dari aorta
langsung berbalik arah menuju arteri pulmonalis melaluiduktus arteriosus (dari kiri ke
kanan).Dalam waktu 10 - 15 jam atau mungkin lebih dari itu (bahkan berhari-hari), otot polos

duktus arteriosusini (dalam tunika media) akan mengkonstriksi sehingga terjadi penutupan
duktus arteriosus. Berikutnyaakan terbentuk ligamentum arteriosum. Duktus arteriosus ini sangat
prostasiklin (PGI2) danprostaglandin PGE2. Begitu terpajan prostaglandin ataupun prostasiklin,
duktus arteriosus tetap relaksasiatau tetap terbuka. Inilah salah satu alasan mengapa bayi
prematur sering didapati mengalami Persistent Ductus Arteriosus (PDA). Diduga kadar
prostaglandin masih tinggi pada bayi prematur. Untukitu bayi prematur dengan PDA diberi
inhibitor prostaglandin seperti indometachin untuk menutupduktus arteriosus. Akan tetapi terapi
indometachin tidak efektif pada bayi cukup bulan.Tekanan pada paru-paru pada janin yang
sebelumnya tinggi kini telah menurun, sehingga aliran darahdari arteri pulmonalis masuk ke
paru-paru. Tekanan pembuluh darah pulmonal yang rendah ini didugadiakibatkan oleh pengaruh
oksigenasi dan pengembangan fisik paru.Dalam waktu yang singkat, aliran darah pada paru-paru
meningkat dan hal ini secara otomatis akanmeningkatkan aliran darah pada vena pulmonalis
menuju atrium kiri. Tekanan atrium kiri pun meningkatmelebihi tekanan pada atrium kanan.
Penurunan tekanan atrium kanan dan peningkatan tekanan atriumkiri akan menutup katup
foramen ovale. Namun penutupan foramen ovale ini tidak selalu terjadi.Bahkan pada 20% orang
dewasa didapati foramen ovale ini tetap terbuka.

Anda mungkin juga menyukai