1) Wawancara
Tiga jenis wawancara digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan wawancara
individual dengan masing-masing karyawan, wawancara kelompok dengan kelompok
karyawan yang memilki jabatan yang sama, dan wawancara penyelia dengan satu atau
lebih penyelia yang benar-benar berpengetahuan tentang jabatan dengan pekerjaan yang
dianalisis. Wawancara kelompok digunakan bila sejumlah besar karyawan menjalankan
pekerjaan yang sama identik, dan itu dapat menjadi cara yang cepat dan murah untuk
belajar tentang pekerjaan. Sebagai suatu aturan, penyelia langsung karyawan akan
mengikuti sesi kelompok, jika tidak, anda hendaknya mewawanarai penyelia secara
terpisah untuk mendapatkan perpektif pribadi tentang tugas dan tanggung jawab jabatan.
Wawancara apa pun yang anda gunakan, peserta wawancara hendaknya sepenunhya
memahami alasan untuk wawancara, karena ada sesuatu kecenderungan untuk
wawancara semacam itu disalahtafsirkan sebagai penialaan efisiensi. Bila demikian, para
peserta wawancara mungkin tidak ingin menguraikan jabatan mereka atau pekerjaan
bawahan mereka secara cermat.
Pro dan kontra, Wawancara kiranya metode yang paling banyak digunakan untuk
menetapkan tugas dan tanggung jawab jabatan, dan penggunaanya yang luas
mencerminkan keunggulanya. Paling penting, wawancara memungkinkan pekerja untuk
melaporkan aktivitas dan perilaku yang mungkin menjadi jelas dan tidak sebaliknya.
Sebagai contoh, aktivitas penting yang hanya kadang-kadang terjadi atau komunikasi
informal yang tidak akan menjadi jelas dari bagan organisasi dapat digali oleh seseorang
pewawancara yang terampil. Wawancara juga memberikan suatu peluang untuk
menjelaskan kebutuhan akan fungsi dari analisis jabatan, dan itu dapat memungkinkan
peserta wawancara melepaskan kekecewaan atau pandangan yang mungkin sebaiknya
tidak diperhatikan oleh manajemen. Wawancara juga adalah cara yang relatif sederhana
dan cepat untuk mengumpulkan informasi.
Masalah utama dari teknik ini adalah pemutarbalikan informasi apakah karena
falsifikasi yang sama sekali palsu atau kesalahpahaman yang tidak sengaja. Suatu analisis
jabatan sering digunakan sebagai pembukaan untuk mengubah sebuah tingkat
pembayaran jabatan. Oleh karena itu, karyawan kadang-kadang secara sah memandangya
sebagai evaluasi efisiensi yang mungkin mempengaruhi pembayaran mereka. Dengan
demikian karyawan cenderung membesar-besarkan tanggung jawab tertentu smenara
memperkecil yang lain. Dengan denikian memperoleh informasi yang absah dapat
menjadi satu proses yang lambat.
Pertanyaan-pertanyaan khas meskipun ada kekurangan-kekurangannya, wawancara itu
digunakan secara luas. Beberapa pertanyaan khas wawancara meliputi :
1. Apa saja yang dilakukan oleh jabatan?
2. Apa yang merupakan tugas utama dari posisi anda? Apa persisnya yang anda
lakukan?
3. Dalam lokasi fisik apakah anda bekerja?
4. Pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan (bila perlu) sertifikat dan surat ijin
apakah yang merupakan persyaratan?
5. Dalam kegiatan apakah anda berperan serta?
6. Apakah yang merupakan tanggungjawab dan kewajiban bekerja?
7. Apa yang merupakan tanggunggugat dasar atau standar kinerja yang menjadi ciri
Observasi
Observasi langsung khususnya bermanfaat bila jabatan-jabatan terutama terdiri dari
kegiatan yang dapat diobservasi secara fisik. Contohnya adalah jabatan-jabatan seperti
penjaga gedung, pekerja lini perakitan, dan pegawai akunting. Di pihak lain, observasi
biasanya tidak tidak tepat bila jabatan itu memuat sejumlah kegiatan mental yang tidak
dapat diukur (ahli hukum, rekayasawan perancangan). Juga tidak bermanfaat jika
karyawan tergabung dalam kegiatan kegiatan penting yang mungkin terjadi hanya
kadang-kadang seperti seorang perawat yang menangani keadaan darurat.
Observasi dan wawancara langsung sering digunakan bersama. Satu pendekatan
adalah mengobservasi karyawan saat bekerja selama satu siklus (daur) kerja lengkap.
(siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itu, bisa jadi satu menit
untuk pekerja lini perakitan atau satu jam, satu hari, atau lebih lama untuk pekerjaanpekerjaan yang rumit). Disini anda membuat catatan untuk semua kegiatan jabatan yang
anda observasi. Selanjutnya, sesudah menumpukkan sebanyak mungkin informasi, Anda
mewawancarai karyawan, dia diminta untuk menjelaskan pokok-pokok yang tidak
dimengerti dan menjelaskan apa kegiatan tambahannya yang tidak Anda observasi. Anda
juga dapat mengovservasi dan mewawancarai secara serempak, sementara karyawan
tersebut mengerjakan tugasnya.
4) Buku harian
Pendekatan lain adalah meminta karyawan membuat buku harian (diary/log) atau daftar
dari apa yang mereka lakukan sepanjang hari. Untuk kegiatan yang dia terlibat
didalamnya, kegiatan tersebut (bersama dengan waktunya) dicatat oleh karyawan itu
dalam sebuah buku harian. Ini dapat mengasilkan suatu gambaran yang sangat lengkap
dari jabatan, khususnya bila dilampiri dengan wawancara yang menyusul karyawan dan
penyelianya. Tentu saja karyawan mungkin mencoba membesar-besarkan beberapa
kegiatan dan meremehkan yang lain. Akan tetapi, sifat kronologis yang rinci dari buku
harian cenderung meluruskan ini.
5) U.S. civil Service Prosedure
Komisi Kepegawaian Negeri A.S (U.S Civil Service Comission) sudah mengembangkan
suatu teknik anlisa jabatan yang bertujuan memberikan suatu prosedur yang dengannya
jabatan-jabatan yang berbeda dapat dibandingkan dan diklasifikasikan. Dengan metode
ini informasi dikumpulkan pada lembaran rekaman analisis jabatan. Yang pertama kali
adalah kita mengidentifikasikan informasi seperti gelar jabatan dan sebuah rangkuman
yang singkat atas jabatan tersebut di daftarkan pertama. Berikutnya spesialis
mendaftarkan tugas-tugas spesifik jabatan menurut pentingnya jabatan tersebut. Maka,
untuk masing-masing tugas, analis menspesifikasikan:
1. Pengetahuan yang dituntut (misalnya, langkah-langkah atau metode-metode yang
harus diperoleh karyawan untuk menjalankan jabatannya).
2. Keterampilan yang dituntut (misalnya, kemampuan dan keterampilan untuk
mengoperasikan alat-alat kantor/perusahaan).
3. Kemampuan yang dituntut (misalnya, kemampuan mengorganisasi karyawan,
kemampuan menangani konflik dan sebagainya).
4. Kegiatan fisik yang tercakup (misalnya, menulis, mengetik, memasang, menarik,