OLEH :
TIFANNY DEWI WIJAYA
1508505068
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
Sifat fisik dan aroma minyak atsiri pada tumbuhan memiliki keanekaragaman, bahkan
satu jenis tumbuhan yang sama bila ditanam di tempat yang berlainan bisa menghasilkan minyak
atsiri dengan kualitas yang berbeda, hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor iklim, keadaan tanah,
sinar matahari dan cara pengolahannya. Namun pada umumnya minyak atsiri memiliki ciri-ciri
fisik berwarna kuning atau bening yang jernih, berbau khas tumbuhan asalnya dan indeks bias
berkisar antara 1,3 sampai 1,7. (Ginting, 2012)
Berdasarkan spektrum GC-MS minyak atsiri daun jeruk purut terdapat 19 senyawa yang
mirip dengan database dengan tiga komponen utama (Ginting, 2012)
Salah satu senyawa dengan persentase kemiripan terbesar dalam minyak atsiri jeruk
purut adalah estragol. Bentuk pola fragmentasi estragol ditunjukkan dalam gambar. (Ginting,
2012)
(Sastrohamidjojo, 1981)
Berdasarkan
Tabel
perut menunjukkan rata-rata diameter daya hambat yang paling kuat pada konsentrasi 10%, 5%
dan 1% berturut-turut 24,5 mm, 23 mm dan 10 mm. Hal ini menunjukkan bahwaminyak atsiri
daun jeruk purut pada konsentrasi 10% dan 5% mempunyai aktivitas antifungal yang lebih kuat
dibandingkan dengan kontrol positifnya. (Ginting, 2012)
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri biasanya diatasi dengan antibiotik yang dapat
diperoleh dari sintesis kimia atau mikroorganisme. Untuk mendapatkan sumber antibakteri yang
lain, banyak tanaman yang telah diteliti aktivitas antibaksiteri in vitro diantaranya jeruk purut.
Hasil penelitian Luangnarumitchai et al. (2007) mengindikasikan bahwa minyak atsiri kulit buah
dan daun jeruk purut mampu menghambat pertumbuhan 5 strain Propionibacterium acne.
(Yuliani dkk, 2011)
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa minyak atsiri daun jeruk purut
mampu menghambat pertumbuhan dan membunuh S. aurueus dan E. coli. Minyak atsiri daun
jeruk purut mempunyai akivitas antibakteri terhadap S. aurueus dengan nilai KHM dan KBM
berturut turut sebesar 1% dan 2%. Minyak atsiri daun jeruk purut mempunyai akivitas
antibakteri terhadap E. coli dengan nilai KHM dan KBM 0,0625%. (Yuliani dkk, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A. (1986). Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB.
Agustian, E., A. Sulaswatty, Tasrif, J.A. Laksmon, dan B. Adilina. 2007. Pemisahan Sitronelal
dari Minyak Sereh Wangi Menggunakan Unit Fraksionasi Skala Bench. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian vol.17(2): 49-53
Ginting , B. 2012. Antifungal Activity Of Essential Oils Some Plants In Aceh Province Against
Candida Albican. Jurnal Natural Vol. 12(2): 18-22
Nurisman, A. 2009. Sintesa Mentol dari Sitronelal dalam Proses Satu Tahap dengan Katalis
Dwifungsi. Skripsi. Bogor: IPB
Sastrohamidjojo, H. 1981. Study of Indonesian Essentilas Oils. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pasti
dan Alam
Yuliani, R., Indrayudha, P., dan Rahmi, S S. 2011. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Jeruk Purut (Cytrus hystrixP Terhadap Staphylococcus aaerus dan Escherichia coli.
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 12(2) : 50-54