Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cengkih atau cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum) merupakan


salah satu tanaman yang berasal dari Indonesia. Cengkeh banyak digunakan sebagai bumbu
masakan. Cengkeh merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri.
Minyak atsiri bermanfaat sebagai bahan baku dalam bidang industri farmasi maupun industry
makanan dan bahan baku rokok (Putri et al., 2014). Tanaman cengkeh adalah salah satu sumber
senyawa fenolik seperti eugenol, eugenol asetat dan asam galat. Eugenol adalah salah satu jenis
senyawa dari kimia fenilpropanoid. Senyawa ini merupakan cairan berminyak warna kuning
pucat yang berasal dari ekstrak minyak esensial tertentu. Eugenol adalah senyawa bioaktif
utama pada tanaman cengkeh, yang ditemukan di konsentrasi mulai dari 9 381,70 hingga 14
650,00 mg per 100 g dari bahan tanaman segar (Cortés-Rojas et al., 2014).
Eugenol dapat diolah menjadi beberapa macam produk seperti isoeugenol. Eugenol
merupakan senyawa yang banyak digunakan sebagai campuran bahan pewangi seperti parfum,
deodoran, sabun, shampoo, deterjen serta sebagai bahan intermediet dalam produksi vanili
sintetik (Putri et al., 2014). Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun, batang maupun
bunganya. Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan harganya mahal
karena rendemennnya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%. Pada isolasi minyak
cengkeh dibutuhkan kromatografi dan spektroskopi untuk mengidentifikasi (Just et al., 2016).
1.2 Tujuan

Tujuan percobaan yaitu untuk dilakukannya isolasi eugenol dari minyak cengkeh
dengan metode ekstraksi asam-basa.
BAB II DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka

Cengkih atau cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum)


merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Indonesia. Cengkeh banyak digunakan
sebagai bumbu masakan. Cengkeh merupakan salah satu tanaman yang dapat
menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri bermanfaat sebagai bahan baku dalam bidang
industri farmasi maupun industry makanan dan bahan baku rokok (Putri et al., 2014).
Tanaman cengkeh adalah salah satu sumber senyawa fenolik seperti eugenol, eugenol
asetat dan asam galat. Eugenol adalah salah satu jenis senyawa dari kimia fenilpropanoid.
Senyawa ini merupakan cairan berminyak warna kuning pucat yang berasal dari ekstrak
minyak esensial tertentu. Eugenol adalah senyawa bioaktif utama pada tanaman cengkeh,
yang ditemukan di konsentrasi mulai dari 9 381,70 hingga 14 650,00 mg per 100 g dari
bahan tanaman segar (Cortés-Rojas et al., 2014).

Minyak cengkeh adalah minyak atsiri yang kaya akan sejumlah senyawa penting.
Beberapa senyawa utama dalam minyak cengkeh termasuk eugenol, acetyleugenol,
caryophyllene, dan beta-caryophyllene. Eugenol adalah senyawa kimia yang ditemukan
dalam minyak cengkeh dan minyak beberapa tanaman lainnya, dan memiliki beragam
bioaktivitas yang telah diteliti secara mendalam. Salah satu sifat utama eugenol adalah
kemampuannya sebagai antimikroba, yang berarti dapat digunakan sebagai agen
antibakteri dan antijamur. Sifat ini membuatnya bermanfaat dalam pengobatan infeksi
dan sebagai bahan pengawet makanan. Selain itu, eugenol juga memiliki sifat
antiinflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan dalam tubuh, serta aktivitas
antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Eugenol juga
memiliki sifat analgesik, sehingga sering digunakan dalam produk pereda nyeri. Beberapa
penelitian awal juga menunjukkan potensi eugenol dalam menghambat pertumbuhan sel
kanker tertentu. Namun, penggunaan eugenol harus selalu mematuhi pedoman medis dan
dosis yang tepat, dan konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum penggunaan
adalah penting. Selain itu, eugenol juga dapat memberikan perlindungan pada sistem
pencernaan, membantu meredakan gangguan pencernaan, dan melindungi
lambung(Cortés-Rojas et al., 2014)

Ekstraksi asam-basa adalah metode pemisahan senyawa berdasarkan sifat asam


dan basa. Campuran senyawa dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, di mana senyawa
asam bereaksi dengan senyawa basa untuk membentuk garam yang lebih larut dalam air.
Setelah reaksi, campuran dipisahkan menjadi lapisan air dan organik. Senyawa asam akan
larut dalam lapisan air, sementara senyawa basa tetap dalam lapisan organik,
memungkinkan pemisahan efektif.

Instrumen GC-MS, yang merupakan singkatan dari Gas Chromatography-Mass


Spectrometry, beroperasi berdasarkan prinsip dasar yang memadukan dua teknik analisis
penting, yaitu kromatografi gas (GC) dan spektrometri massa (MS). Proses dimulai
dengan menggunakan GC untuk memisahkan campuran senyawa dalam sampel
berdasarkan perbedaan karakteristik fisikokimia mereka, seperti titik didih dan afinitas
terhadap kolom pemisah. Setelah pemisahan, senyawa-senyawa yang telah terpisah
melewati kolom dan membentuk "peaks" dalam kromatogram. Selanjutnya, spektrometri
massa (MS) digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur senyawa-senyawa ini. MS
melakukan identifikasi dengan cara mengionisasi senyawa-senyawa tersebut,
memberikan muatan positif pada molekul-molekulnya. Setelah diionisasi, senyawa-
senyawa ini menghasilkan fragmen-fragmen dengan penghantaran energi. MS akan
mendeteksi rasio massa-ke-charge (m/z) dari fragmen-fragmen ini.

2.2. Tinjauan bahan

Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh berbentuk cairan berwarna kuning pucat sampai kuning tua dengan
bauk has cengkeh. Minyak cengkeh mudah terbakar pada suhu tinggi. Minyak cengkeh dapat
berbahaya apabila tertelan. Minyak cengkeh juga berbahaya apabila kontak langsung dengan
kulit karena dapat menyebabkan iritasi kulit. Selain itu, minyak cengkeh juga dapat
menyebabka iritasi pernapasan. Oleh karena itu saat menggunakan bahan ini harus
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Apabila minyak cengkeh tertelan maka
langsung meminum air 1-2 gelas dan apabila terkena kulit maka langsung dibilas dengan air
mengalir selama 10-15 menit (Medisca, 2020).
Larutan NaOH 10%
Natrium hidroksida memiliki rumus molekul NaOH. Senyawa ini berbentuk padat,
berwarna putih, tidak berbau, pH dari NaOH adalah 14. Dalam penggunaan natrium hidroksida
harus berhati-hati. Hal ini dikarenakan NaOH termasuk ke dalam senyawa berbahaya karena
dapat menyebabkan iritasi apabila terkena anggota tubuh serta sangat berbahaya apabila
terhirup oleh pernapasan. Apabila senyawa ini terkena kulit langsung dibilas dengan air
mengalir 10-15 menit (Labchem, 2012).
Larutan HCl Pekat

Asam klorida memiliki rumus molekul HCl. Senyawa ini berbentuk cairan. Dalam
penggunaan HCl harus berhati-hati dikarenakan senyawa ini berbahaya dan dapat
menyebabkan iritasi apabila terkena kulit. Untuk menghindari kecelakaan saat menggunakan
senyawa ini, harus mengggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan apabila terkena kulit
langsung dibilas dengan air mengalir (Labchem, 2012).
n-heksana

n-heksana berbentuk cairan. Senyawa ini memiliki pH 7. n-heksana merupakan salah


satu senyawa yang sangat berbahaya apabila kontak langsung dengan tubuh. Cairan dan uap
dari n-heksana mudah terbakar apabila ada sumber api. Senyawa ini juga dapat menyebabkan
iritasi kulit, menyebabkan ngantuk atau pusing. n-heksana juga dapat berakibat fatal apabila
tertelan dan masuk ke saluran pernapasan. Apabila tertelan maka langsung meminum air 1-2
gelas dan apabila terkena kulit maka langsung dibilas dengan menggunakan air mengalir
(Smartlab, 2017).

Larutan KMnO4 1%
Potassium permanganat atau KMnO4 merupakan senyawa yang berbentuk padatan.
Senyawa ini berwarna gelap dan memiliki pH antara 7,0 – 8,5. Senyawa KMnO4 merupakan
salah satu senyawa yang berbahaya, dapat menyebabkan kebakaran dan berbahaya bagi
lingkungan. Dalam penggunaan senyawa kalium permanganat harus dijauhkan dari sumber api
dan limbah dari senyawa ini tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan (Labchem, 2018).
Lempung Bentonit

Lempung bentonit berbentuk bubuk kering cokelat muda hingga abu-abu yang tidak
berbau. Pada wadah lempung bentonit terdapat simbol berbahaya bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan iritasi kulit, mata dan pernapasan. Lempung bentonit juga dapat menyebabkan
kanker. Oleh karena itu saat menggunakan bahan ini harus menggunakan alat pelindung diri
utamanya masker (Natural Sourching, 2015).

2.3. Tinjauan Hasil

Eugenol

Pada percobaan ini akan menghasilkan senyawa eugenol. Senyawa ini memiliki rumus
molekul C10H12O2. Eugenol berbentuk cairan berwarna kuning dan memiliki bau yang kuat.
Senyawa eugenol merupakan senyawa yang berbahaya. Hal ini dikarenakan dapat berakibat
fatal apabila tertelah dan masuk ke dalam saluran pernapasan. Eugenol juga dapat menyebabkan
reaksi alergi apabila kontak langsung dengan kulit. Senyawa ini juga dapat menyebabkan iritasi
mata yang serius. Oleh karena itu saat menggunakan senyawa ini harus menggunakan alat
pelindung diri yang lengkap (Sigma-Aldrich, 2021).

3. METODOLOGI

Alat

Pada percobaan isolasi eugenol dari minyak cengkeh digunakan beberapa peralatan.
Peralatan yang digunakan antara lain rangkaian kolom kromatografi, GC-MS (Gas
Chromatography-Mass Spectroscopy) dan FTIR (Fourier Transform Infrared). Adapun gambar
dari ketiga peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
Metode Kerja

Pada percobaan isolasi eugenol dari minyak cengkeh terdiri dari beberapa tahapan
antara lain penjernihan minyak cengkeh menggunakan kromatografi kolom, ekstraksi cair-cair,
isolasi eugenol yang dilakukan dalam lemari asam dan identifikasi eugenol hasil isolasi. Berikut
merupakan penjelasan dari keempat tahapan yang dilakukan dalam percobaan isolasi eugenol
dari minyak cengkeh.

Penjernihan Minyak Cengkeh Menggunakan Kromatografi Kolom


- Kolom kromatografi dihubungkan dengan erlenmeyer sebagai penampung.
- Kemudian dipasangkan pada statif yang selanjutnya dihu bungkan dengan pompa
vakum.
- Pada bagian dasar kolom diisi dengan sedikit kapas kemudian bentonit dimasukkan
hingga setengah bagian kolom sambil dipadatkan dengan vakum.
- Lalu agar pemadatan bentonit terbantu maka dinding kolom ditepuk-tepuk perlahan.
- Setelahn didapatkan rangkaian sebagai berikut minyak c engkeh dialirkan melalui
kolom. Minyak cengkeh mudah teroksidasi oleh cahaya sehingga seluruh bagian
kolom kromatografi perlu ditutup dengan alumunium foil selama proses
penyaringan.
Dihasilkan Minyak Cengkeh yang Jernih

Ekstraksi Cair-Cair
- Sebanyak 25 mL minyak cengkeh hasil penjernihan dimasukkan ke dalam beaker
glass.
- Kemudian minyak cengkeh diencerkan dengan 25 mL n-heksana.
- Lalu larutan campuran dimasukkan ke dalam corong pisah kapasitas 500 mL.
- Selanjutnya sebanyak 50 mL larutan NaOH ditambahkan dan dikocok dengan kuat
hingga terbentuk dua fasa cairan. Fasa air berada pada bagian bawah, sedangkan
fasa organik berada pada bagian atas. Fasa air yang terdapat kandungan Na-
eugenolat dipisahkan. Ekstraksi untuk fasa organik diulangi sebanyak 2 kali dengan
larutan NaOH.
Dihasilkan Eugenol dari Tahap Ekstraksi

Isolasi Eugenol yang Dilakukan dalam Lemari Asam


- Hasil yang telah diperoleh pada ekstraksi sebelumnya ditambahkan dengan larutan
HCl pekat sedikit demi sedikit hingga diperoleh pH = 1, pH larutan dapat diukur
dengan kertas pH universal.
- Eugenol diekstrak kembali dengan cara larutan campuran dimasukkan ke dalam
corong pisah dan diekstrak lagi selama 3 kali dengan 25 mL pelarut n-heksana.
- Setelah terbentuk dua lapisan fasa, lalu dipisahkan dan diambil lapisan bagian atas
yang merupakan lapisan eugenol.
- Kemudian lapisan atas hasil ekstraksi dikering kan dengan Na2SO4.H2O
- Selanjutnya larutan disaring untuk dipisahkan dengan natrium sulfat anhidrat.
- Pada tahap selanjutnya filtrat hasil penyaringan sebelumnya diuapkan pelarutnya
dengan rotary evaporator.
Dihasilkan Filtrat dari Isolasi Eugenol

Identifikasi Hasil Isolasi Eugenol dan Minyak Cengkeh


- Kemudian hasil isolasi eugenol dan minyak cengkeh akan dilakukan empat
identifikasi yaitu uji sifat fisik, uji sifat kimia dan analisis dengan GC-MS dan FTIR.
- Alat yang digunakan untuk uji sifat fisik adalah piknometer. Piknometer kosong
ditimbang kemudian diisi 1 mL minyak cengkeh hasil penjernihan atau eugenol
hasil isolasi lalu ditutup dan ditimbang kembali.
- Untuk uji sifat kimia digunakan etanol, eugenol hasil isolasi dan KMnO4 1%.
Selanjutnya tiga tetes eugenol ditambahkan pada tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan 1 mL etanol dan larutan KMnO4 1% sebanyak tiga tetes. Lalu diamati
perubahan yang terjadi.
- Pada analisis dengan GC-MS, sebelum sampel diinjeksikan pada alat, terlebih
dahulu siring dicuci dengan pelarut aseton. Tujuan dari pencucian ini adalah agar
lemak-lemak pada siring hilang. Proses pencucian dilakukan sebanyak tiga kali.
Setelah itu, siring dapat diijensikan ke sampel yang akan dianalisis. Proses
penginjeksian pada sampel dilakukan sebanyak tiga kali agar sampel yang berada di
dalam siring adalah sampel yang akan dianalisis. Selanjutnya siring dimasukkan
pada alat sampai posisi jarum masuk secara sempurna. Lalu sampel dapat
diinjeksikan. Setelah itu, ditekan tombol start maka proses pemisahan akan berjalan.
Pada proses analisis ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Kemudian spektrum hasil
analisis akan ditampilkan pada layar komputer.
- Untuk selanjutnya hasil isolasi dianalisis dengan FTIR.

Dihasilkan Gugus Fungsi dari Eugenol

Anda mungkin juga menyukai