: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Syzygium
Spesies
: S. aromaticum
Jenis tanaman lain yang satu famili dengan cengkeh antara lain jambu
biji, salam, kayu putih, eukaliptus (Anonim, 2009).
2.3 Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil)
adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada
suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang
khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau
minyak gosok untuk pengobatan alami.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf
manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek
psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki
efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang
berbeda.
Minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan
kedua fase terklorat. Bila dalam suatu sistem terdapat dua lapisan cairan
yang tidak dapat bercampur dan kemudian dimasukkan senyawa yang
lain, maka senyawa tersebut akan terdistribusi dalam dua lapisan cairan
tersebut. Menurut hukum distribusi Nerst, jika C1 adalah konsentrasi zat
terlarut dalam fase I dan C2 adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 2,
maka perbandingan senyawa baru yang terdapat dalam larutan 1 dan 2
adalah:
K = C1/C2, dengan K = tetapan distribusi
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:
1. Pembentukan kompleks tak bermuatan yang merupakan golongan
ekstraksi.
2. Distribusi dari kompleks yang tereksitasi.
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
Hasil ekstraksi yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan
berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit demi sedikit. Ekstraksi
pertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat yang
digunakan pada ekstraksi ini adalah corong pemisah ( Underwood,
1986 ).
2.10 Berat Jenis
Berat jenis merupakan salah satu lriteria penting dalam menentukan
mutu dan kemurnian suatu senyawa dan umunya nilai tersebut lebih
kecil dari 1000. Picnometer, merupakan alat penetapan berat jenis yang
tepat dan praktis. Bentuk kerucut picnometer bervolume 10ml
dilengkapi dengan sebuah termometer dan kapiler gelas penutup. Nilai
berat jenis di tentukan dalam suhu ruang, kemudian membandingkan
dengan mengurangi atau menambah faktor koreksi yang tergantung pada
jenis bahan pada 15oC (Guenther, 1987).
2.11 Titik Didih
jenuh atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan adalah ukuran
dari pemisahan tingkatan-tingkatan dari orbital-orbital yang
bersangkutan. Pemisahan tenaga yang paling tinggi diperoleh bila
elektron-elektron dalam ikatan tereksitasi yang menimbulkan serapan
dalam daerah dari 120-200 nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah
ultraviolet vakum dan relatif tidak banyak memberikan keterangan
diatas 200 nm. Eksitasi elektron dan orbital p, orbital d dan orbital
segera dapat diukur dan spektra yang diperoleh memberikan banyak
keterangan. Dalam praktek, spektroskopi ultraviolet digunakan terbatas
pada sistem-sistem terkonjugasi (Sastrohamidjojo, 2001).
2.15 Spektroskopi Inframerah
Bila sinar infra merah dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik
maka sejumlah frekuensi diserap,sedangkan frekuensi yang lain
diteruskan atau ditransmisikan tanpa diserap. Jika kita menggambar
antara persen absorbansi atau persen transmisikan dengan frekuensi
maka akan dihasilkan suatu spektrum inframerah. Transisi yang terjadi
didalam absorbansi inframerah berkaitan dengan perubahan-perubahan
variabel didalam molekul itulah inframerah merupakan spektroskopi
vibrasi (Sastrohamidjojo, 2001).
2.16 Pencegahan penyakit cardiac hypertropi oleh eugenol sebagai
antioksidan
Laporan terkini pengembangan calcineurin pada cardiac hypertrophy
dan sensitivitasnya pada radilkal bebas menjelaskan pada kita
kemungkinan pengaruh yang menguntungkan untuk antioksidan.
Cardiac Hyperthripy adalah sejenis penyakit jantung yang cukup
berbahaya bagi manusia. Studi luar sel (in vitro) yang lebih lanjut
pernyataan bahwa eugneol berpotensi untuk calcineurin, kita
menyelidiki kemampuan balik isoproterenol menginduksi cardiac
hypertrophy pada tikus. Aktivitas dari isoproterenol (1 mg/kg berat per
hari selama 10 hari) termasuk cardiac hypertrophy dengan peningkatan
detak jantung dan peningkatan opoptosis pada kontaminan miocites
denagn akumulasi sepesies oksigen yang reaktif akan mengurangi
Sifat kimia :
Sifat fisik :
densitas 2,8
Sifat kimia :
Sifat fisik :
tidak berwarna,
titik beku 0 0C
densitas 1
Sifat kimia :
Sifat fisik :
padatan putih
Sifat kimia :
Sifat fisik :
Sifat kimia :
Sifat fisik :
Sifat kimia :
Sifat kimia :
Hasil
Larutan berwarna coklat tua
2.
3.
4.
5.
V. Pembahasan
Percobaan isolasi eugenol dari daun cengkeh ini bertujuan untuk
mengisolasi eugenol minyak daun cengkeh, menentukan tetapan fisik
(titik didih, berat jenis dan indeks bias) dan menganalisis hasil dengan
spektrometri UV-Vis dan IR. Prinsip dari percobaan ini adalah
pemisahan eugenol dari komponen minyak daun cengkeh yang lain,
misalanya kariofilena. Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah ekstraksi pelarut yaitu suatu metode pemisahan senyawa dari
pelarut tertentu berdasarkan tingka kepolarannya.
Minyak daun cengkeh mengandung senyawa utama lain selain eugenol
dan kariofilena. Eugenol yang merupakan senyawa paling banyak
terkandung dalam minyak daun cengkeh. Dapat dipisahkan/diisolasi dari
komponen minyak daun cengkeh yang lain. Penambahan NaOH dalam
minyak daun cengkeh mengubah eugenol menjadi garam Na-eugenolat.
Dengan bentuk garam yang memiliki sifat polar, maka eugenol dalam
bentuk Na-eugenolat dapat dengan mudah terpisah dari komponen
minyak daun cengkeh lain yang bersifat non polar.
(Fessenden, 1986)
Ketika penambahan NaOH tersebut kariofilena tidak ikut bereaksi
dengan naOH karena kariofilena tidak mengandung gugus hidroksil
(OH) seperti pada eugenol. Sehingga pada kariofilena tidak ada gugus
yang dapat diganti untuk membentuk garam.
Struktur Kariofilena:
(Anonim, 2009)
H dengan atom karbon tak jenuh ini didukung oleh adanya pita tajam
dekat 1660 akibat rentangan gugus C=C. Pita-pita yang paling kuat pada
spektrum terletak diantar 1200 dan 1000, karena tidak ada pita-pita yang
disebabkan oleh C=O maka pita-pita tersebut timbul dari eter C-O-C.
VI. Kesimpulan
1. Eugenol yang diisolasi dari minyak daun cengkeh berwarna
coklat.
2. Eugenol yang diisolasi akan mempunyai sifat fisik seperti titik
didih 255oC, berat jenis 1,06 g/ml dan indeks bias 1,525.
3. Analisis eugenol dengan spektrofotometer UV-Vis untuk
mengidentifikasi ikatan rangkapnya dan dengan spektrofotometer
IR unruk mengidentifikasi gugus fungsionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Eugenol, Wikipedia.
Anonim, 2009, Minyak cengkeh, Wikipedia.
Basri, S, 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta.
Cahyono, B, 1991, Kimia Untuk Kedokteran, Undip, Semarang.
Choudhary, R, 2006, Prevention of Isoproterenol-Induced Cardiac
Hypertrophy By Eugenol, an Antioxidant, Indian Journal of Clinical
Biochemistry, India.
Daintith, J, 1994, Kamus lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, 1986, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Guenther, E, 1987, Minyak Atsiri, UI Press, Jakarta.