Makalah Zoover Amphibi KLP 4
Makalah Zoover Amphibi KLP 4
KELOMPOK IV :
FITRI FEBRIANI
RISTIA JULHIJJAH
AMIRAH FAIZAH ANWAR
1414140002
141414
141414
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW. besarta keluarga-Nya, para sahabatNya dan kita selaku umat-Nya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Zoologi
Vertebrata. Dan dengan kerendahan hati penulis menyadari akan keterbatasan dan
kekurangan yang ada dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun tulisannya.
Oleh karenanya kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnan makalah selanjutnya, selain itu penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Makassar, 9 April 2016
Kelompok 1
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
4
A. Latar Belakang...........................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
6
A. Taksonomi dari Bufo melanostictus...........................................................................
6
B. Anatomi dan morfologi Bufo melanostictus..............................................................
6
C. Ciri-ciri dari Bufo melanostictus................................................................................
10
D. Habitat hidup dan penyebaran dari Bufo melanostictus.............................................
11
E. Sifat dan perilaku Bufo melanostictus........................................................................
11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
13
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
A. Kesimpulan................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal
dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup.
Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk
kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang pertama keluar dari
kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan
berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai
kelopak yang dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi
mata pada saat berada dalam air (disebut membran miktans).
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang.
Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di
darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Bufo melanostictus
Bangkong kolong memiliki nama ilmiah Bufo melanostictus Schneider,
1799. Bangkong ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti kodok buduk
(Jakarta), kodok berut (Jawa), kodok brama (Jawa yang berwarna kemerahan),
dan Asian black-spined toad (Inggris). Kodok ini menyebar luas mulai dari India,
Republik Rakyat Cina selatan, Indochina sampai ke Indonesia bagian barat. Di
Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, hewan amfibi ini dengan
cepat menyebar ( menginvasi ) dari pulau ke pulau. Kini bangkong kolong juga
telah ditemui di Bali, Lombok, Sulawesi dan Papua barat.
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Klasifikasi ilmiah
Animalia
Chordata
Amphibia
Anura
Bufonidae
Bufo
Laurenti, 1768.
B. melanostictus
Nama binomial
Bufo melanostictus
Schneider, 1799.
Sumber: Wikipedia
B. Struktur Anatomi dan Morfologi Bufo melanostictus
1. Morfologi Bufo melanostictus
Bangkong jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm,
betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang
mata; hingga di atas timpanum (gendang telinga). Gigir ini biasanya berwarna
kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang
terdapat di atas tengkuk.
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga
mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara
berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut
yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula
dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah
dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Sistem urogenital disebut sebagai suatu sistem gabungan karena
masing-masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama
baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali
untuk feses. Terdiri dari organon uropetricum dan organon genitalis. Organon
genitalis terdiri dari organon genitalis masculinus dan organon genitalis
feminus.
Sistem endokrin terdiri dari beberapa glandula yang menghasilkan
hormone tertentu yaitu glandula pituitari atau glandula hypophysa, glandula
thyroidea, kelenjar pancreas, glandulae supra renalis atau glandulae adrenalis
C. Ciri-ciri
1. Tubuh diselubungi kulit yang berlendir serta tidak mempunyai sisik
2. Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
3. Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik
4. Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk
melompat dan berenang
5. Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang
mempunyai klep untuk menahan air
6. Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan
7. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang
sangat berfungsi waktu menyelam
8. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup
yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
9. Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang
jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
10. Otak memiliki 10 pasang sarang krainal
11. Fertilisasi secara internal dan ekternal dan umumnya ovivar dengan stadium
larva dalam air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.
D. Habitat Hidup dan penyebaran dari Bufo melanostictus
Kodok ini biasa ditemukan di lingkungan hutan-hutan primer dan hutan
sekunder, serta di sekitar hunian manusia. Di lingkungan permukiman,kodok ini
agak jarang ditemukan dekat rumah dan lebih banyak di sekitar kolam atau
belumbang di kebun dan pekarangan. Kodok ini menyebar terbatas di Indonesia
bagian barat, mulai dari Lampung di pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Lombok.
Diintroduksi ke Sulawesi.
Kodok ini menyebar luas mulai dari India, Republik Rakyat Cina selatan,
Indochina sampai ke Indonesia bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang
pergerakan manusia, hewan amfibi ini dengan cepat menyebar (menginvasi) dari
pulau ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di Bali, Lombok,
Sulawesi dan Papua barat.
E. Sifat dan Perilaku Bufo melanostictus
Untuk memikat betinanya, kodok jantan mengeluarkan suara nyaring dari
atas tanah di dekat tepi kolam atau air. Terkadang kodok ini juga berbunyi dari
vegetasi yang tumbuh di air, misalnya dari semak sikejut Mimosa pigra sekitar 12 meter dari tepian. Ketika kawin, betinanya meletakkan ratusan butir telur dalam
satu rangkaian panjang di genangan air.
Bangkong ini kawin di kolam-kolam, selokan berair menggenang, atau
belumbang, sering pada malam bulan purnama. Kodok jantan mengeluarkan suara
yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali
sampai pagi.
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan
pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi
persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan
betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan
memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadangkadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat
kompetisi itu; luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.
Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup
manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah
sebarannya mengikuti aktivitas manusia. Akan tetapi yang lebih mengancam
kehidupan kodok sebenarnya adalah kegiatan manusia yang banyak merusak
habitat alami kodok, seperti hutan-hutan, sungai dan rawa-rawa. Apalagi kini
penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah juga merusak telur-telur dan
berudu katak, serta mengakibatkan cacat pada generasi kodok yang berikutnya.
Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam
hutan hujan tropis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
Makalah Zoologi Vertebrata (Bufo melanostictus)
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.
Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Reece, Michele. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Jakarta: Erlangga.