Anda di halaman 1dari 17

S E N I N ,

0 9

M A R E T

2 0 0 9

pengisian KMS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dalam kegiatan Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau


pertumbuhan balita melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya aktivitas
Posyandu di lapangan dirasakan bahwa pemantauan pertumbuhan anak
melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak
dapat dipantau secara dini sehingga menyebabkan banyak timbulnya kasus
gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenarnya sudah terlambat, yang seyogyanya
bisa dicegah sejak dini melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali
pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama
tentang pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS.
Makalah ini menjelaskan tentang manfaat KMS balita, bagaimana cara
memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS balita dengan
benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS
balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang
makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga
disebutkan pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan tidak naik (T1,
T2, T3) yang berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi
langsung dari kader dan petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah
garis merah (BGM) yang perlu mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu
juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur tindakan berdasarkan
hasil penimbangan.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang akan di bahas dalam makalah ini adalah


Pengertian KMS
Manfaat KMS
Cara memantau pertumbuhan balita
Cara pengisian KMS
Bagaimana tindakan setelah penimbangan
Nasehat makan bayi dan anak sesuai penimbangan
Nasehat perkembangan anak

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mampu, mengerti
dan mengaplikasikan proses keperawatan anak pada pengisian KMS.

Gambar KMS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana
dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di
rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau
fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga
untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat
dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk
menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan
gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan
kesehatannya.
KMS
balita
berisi
catatan
penting
tentang
pertumbuhan,
perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul

vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan


Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS.
KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi
orang tua balita tentang kesehatan anaknya.
B. Manfaat KMS

Manfaat KMS-Balita adalah :


Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balitasecara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :


Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
Semua kolom isian diiisi dengan benar
Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dandilakukan
tindakan yang sesuai.
Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai
ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
C. Cara memantau pertumbuhan Balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang,


hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari
hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan
dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut
membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat
badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan
umurnya (Depkes RI, 2000).
a). Balita naik berat badannya bila :
Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau
Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya

Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya


b). Balita tidak naik berat badannya bila :
Garis pertumbuhan-nya turun, atau
Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau
Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warnadibawahnya

Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya


c). Berat badan balita dibawah garis merah :
Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan
perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/
Rumah Sakit.

Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah

d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar d. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil


e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
D. Cara Pengisian KMS-Balita

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam


KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak,
imunisasi,
pemberian
kapsul
vitamin
A,
kondisi
infeksi/infestasi
cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.
Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan
kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan
mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul, yaitu :

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak


2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir
3. Kesalahan menimbang
4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas
diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.
Pada penimbangan pertama
Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang
berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan
Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga.
Langkah pertama

: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman


muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai
dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua

1.
2.
3.
4.

: Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam

KMS Balita
Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar
Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak
didaftar pertama kali.
Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman
depan KMS
Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan

demikian pula bila perempuan.


5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga
(termasuk anak yang meninggal).
6. Kolom Tanggal lahir diisi bulan dan tahun lahir anak. *)
7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan
anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini
kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".
8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama
dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.
Catatan *)

Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut
Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak

sesuai jawaban ibu


Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya
dan catat.
Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam
bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.
Langkah ketiga

: Mengisi kolom bulan lahir.

Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah


semua kolom bulan secara berurutan
Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus
2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan
September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya.
Langkah keempat

: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita.

Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis
tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar
(berat badan).
Contoh : Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg.
Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik
berat badan dan tidak bisa dibuat.
Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi
kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan
bersangkutan.
Misal :
Anak tidak mau makan
Anak sakit panas
Anak diare
Anak diberi nasi tim
Ibu meninggal
Ayah di-PHK
Anak dikirim ke Puskesmas
Langkah keenam

: Mengisi kolom pemberian imunisasi.

Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi
diberikan (lihat contoh disamping)
Langkah ketujuh

: Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi

Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal


pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 611 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah)
pada setiap bulan Februari dan Agustus.
Langkah kedelapan

: Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif

Kolomkolom ini
terdapat
di
bawah k
olomkolom
nama
bulan
0,1,2,3,4
.
Apabila
bayi
mendap
Pada pemnimbangan kedua dan seterusnya
at
ASI
1. Lakukan langkah keempat
saja
sampai
Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan
usia
3 titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
bulan,
dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara
maka
kolom 0, penimbangan bulan ini dan penimbangan
1, 2 dan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik
3
diisi
berat
badan
bulan
ini
tidak
dapat
E0, E1,
E2 dan dihubungkan dengan titik berat badan
E3.
sebelumnya.
Sedangk
2. Lakukan langkah kelima
an
kolom 4
Catat juga semua kejadian yang dialami anak
diisi
pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.
dengan
tanda
kurang
(-),
karena
anak
sudah
mulai
diberi
makan
bubur
tim
lumat.

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.

Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau


Agustus),

maka

jika

anak

diberi

kapsul

vitamin

A,

lakukanlangkah ketujuh.

Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkahkedelapan.

E. Tindakan berdasarakan catatan dalam KMS

Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta


keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat
melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan
anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan
anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan
anak pada KMS-Balita.
Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat
menggali secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil
penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:

Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang
baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi
seimbang.
Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak
menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik),
atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan
grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan
ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.

ALUR TINDAKAN
BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN

Beri pujian
kepada anak &
ibunya.
Dan dianjurkan
agar
meneruskan
cara pemberian
makanan
kepada
anaknya tapi
lebih banyak,
agar bulan
berikutnya
berat badan
naik lagi.

Proaktif

Kembali ke
keluarga :
- Konseling
gizi/kunju
ngan
rumah
- Tata
laksana
pemberia
n
makanan
lokal/RT
pasca
rawat
inap

Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil


penimbangan
Setiap
anak
Balita
yang
datang
ke
Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya
hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMSBalita,dan membuat garis pertumbuhannya
(jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan
membandingkan berat badan bulan ini dengan
bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan

saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah
(BGM).
Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan
sebagai berikut:
1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar
meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun
dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus
tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..
2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan
penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan
motivasi agar bulan depan naik BB nya.
b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan
penyakit kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak
kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan
kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas
pelayanan kesehatan lain.
3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus
segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMTPemulihan).
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan
obati jika ada penyakit penyerta.
F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangan

Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak,
yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24bulan ke atas.

BAYI UMUR 0 4 BULAN


1. Berat badan bayi naik
Beri pujian kepada Ibu.
Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang
maupun malam.
Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau

telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya


terganggu.
Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai
masalah ibu.
Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 5 kali lebih sering dari biasanya.
Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak
dibanding sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air
putih disamping jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari.
Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu
meminumnya.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat
sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak
dari biasanya.
Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

untuk

pemeriksaan lebih lanjut.


5. Bayi dibawah garis merah (BGM)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 4 6 BULAN
1. Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada ibu


Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari

(pagi, siang maupun malam)


Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok
makan
Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal
makan bayi.

MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti


ASI, dan dapat berupa:
Bubur
tim lumat

ditambah

hati

ayam/

ikan/tempe/tahu/daging

sapi/wortel/bayam/kacang-hijau/ dan tambahkan sedikit santan/minyak


2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau

telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya


terganggu
Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas
Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari
(pagi, siang maupun malam).
Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang.
Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan
jadwal makan bayi.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.


Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat

sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu, dengan


memberikan kepada anak MP-ASI 3 x sehari, tiap kali satu piring sedang.
Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan
lalu.
Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.


Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit

untuk

pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.


5. Bayi di bawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.


Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 6 12 BULAN
1. Berat badan bayi naik
Beri pujian kepada ibu.
Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak.
Berikan
nasi
lunak ditambah
telur/ayam/ikan/tempe/tahu/
wortel/bayam/kacang-hijau/sedikit santan/minyak

daging/

Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)


Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau
telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan
terganggu. Konsultasikan dengan petugas kesehatan.
Berikan ASI sesuai keinginan anak.
Berikan MP-ASI 5 kali sehari satu piring sedang.
Berikan 2 kali nasi dengan lauk-pauk yang dihaluskan

pertumbuh-annya

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)


Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat
sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
Jika sudah dilaksanakan, disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi
tambahan penganan atau kudapan..
Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit

untuk

pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.


5. Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 12 24 BULAN
1. Berat badan naik

Berikan ASI sesuai keinginan anak


Anak sudah bisa diberi makanan orang dewasa
Berikan makanan dewasa tersebut 3 x sehari
Berikan juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti

bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb.


2. Berat badan anak satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau

telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan


terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan.
Berikan ASI sesuai keinginan anak.
Berikan makanan orang dewasa 5 kali sehari.

pertumbuh-annya

3. Berat badan anak dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.


Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat

sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.


Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu
makan anak dengan jalan mengganti-ganti hidangannya.
Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas
4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.


Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit

untuk

pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.


5. Berat badan anak dibawah garis merah

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.


Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 24 BULAN KEATAS
1. Berat badan anak naik ]
Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari
Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti
bubur kacang hijau, biskuit.
Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan
pokok.
2. Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)
Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau
telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya
terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan.
Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya
3. Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat
sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan
sekali dalam sehari anak makan bersama anak-anak lainnya.
Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.
4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis

Surat

Pengantar

rujukan

ke

Puskesmas/Rumah

Sakit

untuk

pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.


5. Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah
G. Nasehat perkembangan anak

1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian


kemampuan perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang
umur yang ada (misalnya "pada umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat
kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).
2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah
sebagai berikut:
a. Umum:
Ibu yang baik adalah ibu yang:
Merasa percaya diri sebagai ibu
Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan
perasaan
Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri
bermain dengan anaknya
Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada
anaknya.
b. Khusus
Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS,
ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan
tersebut.
Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat
mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.
KESIMPULAN

Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperluakan dan tidak hanya


bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, staf kesehata. Dengan KMS
kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., bagaimana cara
memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS balita dengan
benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS

balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang


makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga
disebutkan pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan tidak naik (T1,
T2, T3) yang berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi
langsung dari kader dan petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah
garis merah (BGM) yang perlu mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu
juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur tindakan berdasarkan
hasil penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI;


Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia.Jakarta,

1999.

2. Departemen Kesehatan RI;


Panduan

Penggunaan

Kartu

Menuju

Sehat

(KMS)

Balita

bagi

petugas

kesehatan.

Jakarta, 1996.
3. Departemen Kesehatan RI;
Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999.
4. Tim Pengelola Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) Pusat;
Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta, 1999.
5. World Health Organization;
Measuring Change in Nutritional Status. Geneva, 1983.
6. World Health Organization;
The Growth Chart, A tool for use in infant and child health care.Geneva,

1986.

Diposkan oleh shanezdi 05.23

Anda mungkin juga menyukai