Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN HASIL PERIKANAN

KELAS: A04

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMASARAN HASIL PERIKANAN
Nama Asisten : Fyna Aprilya Sitorus

KELAS : A04
KELOMPOK : 39
1. SHEILA MAULIDINA

155080400111041

2. EVELINE RATIH ANDHINI

155080400111048

3. DWI PRASETIYONO

155080400111064

4. SITI RAHMI MAULIDA

155080400111070

5. ROZI ENDARWATI

155080401111002

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pemasaran Hasil Perikanan disusun sebagai salah satu syarat


menyelesaikan Praktikum Pemasaran Hasil Perikanan dan lulus Mata Kuliah
Pemasaran Hasil Perikanan.

Koordinator Asisten

Asisten Pendamping

RHOCHMAD WAHYU ILLAHI

FYNA APRILYA SITORUS

NIM. 125080401111041

NIM. 135080400111089

Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan....................................................................................... 6
1.1

Latar Belakang.................................................................................. 6

1.2

Perumusan Masalah.........................................................................7

1.3

Tujuan............................................................................................. 8

1.4

Kegunaan Praktikum.........................................................................8

BAB II. Tinjauan Pustaka............................................................................... 9


2.1

Pengertian dan Konsep Pemasaran.....................................................9

2.2

Permintaan dan Penawaran.............................................................10

2.3

Segmentasi Pasar..........................................................................12

2.4

Perilaku Konsumen.........................................................................12

2.5

Lembaga dan Saluran Pemasaran....................................................13

2.6

Strategi dan Bauran Pemasaran.......................................................14

2.7

Fungsi dan Biaya Pemasaran............................................................16

2.8

Margin Pemasaran..........................................................................17

2.9

Keuntungan.................................................................................... 18

2.10

Efisiensi Pemasaran.......................................................................20

BAB III. Metode Pelaksanaan........................................................................21


3.1

Lokasi dan Obyek Pemasaran...........................................................21

3.2

Jenis dan Sumber Data...................................................................22

3.3

Teknik Pengumpulan Data...............................................................24

3.3.1

Observasi................................................................................. 24

3.3.2

Wawancara.............................................................................. 25

3.3.3

Dokumentasi............................................................................ 25

3.4

Teknik Analisis Data........................................................................26

3.4.1

Analisis Deskriptif Kualitatif.......................................................26

3.4.2

Analisis Deskriptif Kuantitatif.....................................................27

BAB IV. Hasil dan Pembahasan.....................................................................28


4.1

Analisa Deskriptif Kualitatif..............................................................28

4.1.1

Deskripsi Kegiatan....................................................................28

4.1.2

Permintaan dan Penawaran.......................................................28

4.1.3

Segmentasi Pasar.....................................................................29

4.1.4

Perilaku Konsumen...................................................................29

4.1.5

Lembaga dan Saluran Pemasaran...............................................30

4.1.6

Strategi dan Bauran Pemasaran.................................................31

4.2

Analisa Deskriptif Kuantitatif............................................................25

4.2.1

Fungsi dan Biaya Pemasaran.....................................................25

4.2.2

Margin Pemasaran....................................................................26

4.2.3

Keuntungan.............................................................................. 33

4.2.4

Efisiensi Pemasaran.................................................................33

BAB V. Penutup.......................................................................................... 34
5.1

Kesimpulan..................................................................................... 34

5.2

Saran............................................................................................. 34

Daftar pustaka............................................................................................. 35
Lampiran.................................................................................................... 37

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri atas 17.502 buah pulau, dan garis pantai sepanjang
81.000 km dengan Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2, yang terdiri
dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta perairan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia
dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang strategis.
Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat
keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak
mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 1994). Di wilayah perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan
bernilai ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap,
cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan hias
dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).
Potensi sumberdaya perikanan di indonesia cukup besar, baik sumberdaya
perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan
salah satu asset nasional yang harus dikelola dengan baik.Pada umumnya
komoditas perikanan yang diekspor bila dipasarkan di pasar lokal harganya relatif
mahal, sehingga tidak terjangkau bagi kebanyakan konsumen atau masyarakat
Indonesia.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang, tidak saja pada proses
pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera
konsumen (Irianto, 2007).
Menurut Radiosunu (2001) Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu
ataupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang meiliki nilai komoditas. Riset pemasaran
(marketing research) adalah desain, kumpulan, analisis, dan laporan sistematis
tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi

oleh sebuah organisasi. Riset pemasaran dapat membantu pemasar menilai potensi
pasar dan pangsa pasar atau untuk mengukur efektifitas penetapan harga, produk,
distribusi, dan kegiatan promosi.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang. Tidak saja pada proses
pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera
konsumen. Diversifikasi produk olahan hasil perikanan merupakan salah satu
alternatif pemecahan masalah dalam menghindari kejenuhan pasar dan penyediaan
gizi masyarakat. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang
sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang
pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus
ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan
pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar (Wau
et al., 2010).

1.2. Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari praktikum pemasaran hasil perikanan ini
adalah :
a

Bagaimana strategi pemasaran yang dipakai dalam praktikum pemasaran

hasil perikanan?
Apa saja variabel dalam bauran pemasaran yang dipakai dalam praktikum

pemasaran hasil perikanan?


Bagaimana efisiensi pemasaran yang di lakukan pada praktikum pemasaran
hasil perikanan?

Tujuan
Tujuan dari praktikum pemasaran hasil perikanan ini adalah :
a Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun strategi pemasaran produk
b

perikanan yang efisien


Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran dan
variabel variabel dalam bauran pemasaran

Untuk mengetahui bagaimana efisiensi pemasaran produk perikanan


berdasarkan margin pemasaran, bagian harga yang diterima produsen, dan
rasio keuntungan dan biaya

Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan praktikum pemasaran hasil perikanan untuk kelompok 39

adalah 10 hari, dimulai sejak tanggal 25 April 2016 dan berakhir pada tanggal 04 Mei
2016.
Tempat pelaksanaan praktikum pemasaran hasil perikanan untuk kelompok 39
adalah di Jl. Bantaran gang III, Tulusrejo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2001), pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran


untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari satu perusahaan. Konsep pemasaran
atau marketing konsep dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu saluran
perencanaan, dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau
pasar, volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan
dan bukannya volume untuk kepentingan untuk volume itu sendiri, seluruh kegiatan
pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara
organisasi.
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dimana terjadi
interaksi antar penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk
dikonsumsi. Terdapat unsur-unsur penting dalam pasar yaitu orang dengan segala
keinginannya, daya beli konsumen, dan kemampuan untuk membelanjakannya.
Adapun konsep pemasaran adalah dengan menitik beratkan pada pemenuhan
kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasannya.
2.2 Permintaan dan Penawaran
Menurut Lista (2006), Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu
barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Ada Faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan,yaitu:
1. Harga barang itu sendiri
Hukum permintaan menyatakan Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus,
maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang dan sebaliknya.
2. Harga barang lain yang terkait
Barang subtitusi (pengganti) dan barang komplementer
3. Tingkat pendapatan per kapita
Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehimgga permintaan
4.
5.
6.
7.
8.

akan suatu barang meningkat.


Selera atau kebiasaan
Jumlah penduduk
Perkiraan harga di masa mendatang
Distribusi pendapatan
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta dan dibeli pada suatu harga
dan waktu tertentu. Permintaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu harga
barang itu sendiri, harga barang lain, dan tingkat pendapat per kapita.
Menurut Fadli (2010), penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan
oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat
harga tertentu. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa Semakin
tinggi harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang tersebut yang
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang,
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.Faktor
yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang itu sendiri, harga barangf lain,
harga faktor produksi, dan biaya produksi. Bila harga suatu produk tinggi, maka
penawaran pada produk tersebut juga akan meningkat guna mendapatkan
keuntungan yang besar dengan jumlah penjualan produk yang tinggi.
2.3 Segmentasi Pasar
Menurut Lubis (2004), Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu
strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya
adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran
dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi
konsumen., Ada empat ktiteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses
segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan,
yaitu:
a. Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur, baik besarnya,
maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
b. Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga
dapat dilayani secara efektif.
c. Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani.
d. Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun
untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.

Segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar kedalam golongan


konsumen tertentu, misalnya berdasarkan umur, daerah, budaya dan sebagainya.
Melihat kondisi pasar yang terdiri dari berbagai kelas yang heterogen, maka perlu
adanya segmentasi pasar. Segmentasi pasar bertujuan untuk memfokuskan
pemasaran pada kriteria konsumen tertentu sehingga produk (barang/jasa) dapat
dipasarkan secara efektif dan efisiean sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai
menimbulkan pengulangan pembelian.
2.4 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barangbarang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului
dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Proses pengambilan keputusan
menjelaskan interaksi dinamis antara unsur-unsur (elemen) kognitif, efektif dan
konatif atau psikomotorik; yakni dengan pendekatan satu arah (linier) maupun
penetapan timbal balik (reciprocal deterministic). Perilaku konsumen adalah studi
mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka
menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide
untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat (Shinta, 2011).

Perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan


individu secara langsung yang terlibat dalam usaha memperoleh, mengkonsumsi,
dan menghasilkan barang dan jasa, termasuk proses kebutuhan yang mengikuti
tindakan. Perilaku konsumen ini merupakan suatu tindakan yang dipilih oleh
konsumen dalam menentukan keputusan dalam pembelian untuk memenuhi
kebutuhan. . Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi
dimensional, karena dalam memahami perilaku konsumen banyak variabel yang
mempengaruhi dimana masing-masing variabel dapat saling berinteraksi. Perilaku
konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan
individu, dan proses psikologis.

2.5 Lembaga dan Saluran Pemasaran


Menurut Sudiyono (2004), lembaga pemasaran adalah suatu badan usaha
atau individu yang menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen
akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain. Tugas
lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi pemasaran serta memenuhi
keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa
lepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Lembaga pemasaran ini
dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan
bentuk usahanya.Lembaga pemasaran meliputi produsen, pedagang perantara dan
lembaga pemberi jasa.
Menurut Kotler (2010), mengemukakan tentang saluran pemasaran yaitu,
untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat memilih cara penyaluran
barang/jasa

baik

secara

langsung

maupun

tidak

langsung

mengharuskan

perusahaan untuk menjual produknya kepada konsumen akhir (misalnya dengan


cara mengirim tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk dari
perusahaannya). Sedangkan penyaluran secara tidak langsung menghendaki
adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau pengecer.
Lembaga pemasaran sebagai pihak yang terkait (badan usaha atau individu)
yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen
kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lain. Saluran pemasaran merupakan rangkaian atau alur kegiatan dalam
pelaksanaan proses pemasaran yang terdiri dari beberapa pihak seperti produsen,
wholesaler, retailer, dan konsumen. Penyaluran secara tidak langsung menghendaki
adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau pengecer.
2.6 Bauran dan Strategi Pemasaran
Menurut Craven dikutip dari Purwanto (2008:151), Strategi pemasaran
didefinisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis,

penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan


strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk
memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Strategi Pemasaran adalah kegiatan
menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan
serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan
bersama dengan pasar yang dituju. Strategi pemasaran merupakan suatu cara yang
digunakan untuk dapat bersaing dengan produsen lain
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran
Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan
dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada
satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya.Marketing mix
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran,

variabel

mana

dapat

dikendalikan

oleh

perusahaan

untuk

mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.Variabel atau


kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan
seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian
perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja,
akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut,
untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.(Arlina,2004).
Kotler dan Amstrong (2007) juga menjelaskan bahwa ada 4 komponen yang
tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) yang terkenal dengan
sebutan 4 Ps, yaitu:
1. Product
Product (produk) berarti barang dan jasa yang dikombinasikan oleh
perusahaan yang akan disampaikan kepada target market.
2. Price
Price (harga) adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen
atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.
3. Place/Distribution
Place (tempat/saluran distribusi) termasuk aktifitas dari perusahaan untuk
membuat produk yng dihasilkan sampai ke tangan konsumen.
4. Promotion

Promotion (promosi) adalah aktivitas untuk emngkomunikasikan berbagai


keunggulan yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market
untuk membeli produk tersebut.
Strategi
mengembangkan

Pemasaran
serta

adalah

memelihara

kegiatan
suatu

menyeleksi
bauran

target

pemasaran

pasar
yang

dan
akan

menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju. Strategi pemasaran


merupakan suatu cara yang digunakan untuk dapat bersaing dengan produsen lain.
Terdapat 4 komponen penting dalam bauran pemasaran yaitu product, price, place,
dan promotion. Dari keempat komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran merupakan faktor internal dari perusahaan, dimana perusahaan
mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya dan mempengaruhi respon dari
pasar sasaran. Komponen ini harus terpenuhi untuk melaksanakan program
pemasaran secara efektif.
2.7 Fungsi dan Biaya Pemasaran
Menurut Supriyono (2000) dalam Ibrahim (2011), biaya pemasaran adalah
semua biaya yang terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagangan,
dimana biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang dagangan siap dijual
sampai dengan diterimanya hasil penualan menjadi kas.
Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan:
a.

Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang
termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi
penjulan, advertensi dan promosi.

b. Biaya untuk memenuhi pesanan (order filling costs), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli
dan biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh biaya yang
termasuk dalam golongan ini adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan
dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya penagihan.
Menurut Mulyadi (2009) dalam Ibrahim (2011),berdasar fungsi pemasaran,
biaya pemasaran dapat digolongkan menjadi :

a. Fungsi penjualan, fungsi ini terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang
diterima dari pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari gaji karyawan fungsi
penjualan, biaya depresiasi kantor, biaya sewa kantor.
b. Fungsi advertensi, fungsi ini terdiri dari kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan order gettingmelalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi
advertensi terdiri dari gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran,
biaya promosi, biaya contoh (costs of samples).
c. Fungsi pergudangan, fungsi ini terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi
yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri darigaji karyawan bagian
gudang, biaya depresiasi gudang, dan biaya sewa gudang.
d. Fungsi pembungkusan dan pengiriman, fungsi ini terdiri dari kegiatan
pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Biaya fungsi
pembungkusan dan pengiriman terdiri dari biaya karyawan fungsipembungkusan
dan pengiriman, biaya bahanuntuk pembungkusan, biaya pengiriman, biaya
depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
e.

Fungsi kredit dan penagihan,

fungsi ini terdiri dari kegiatan pemantauan

kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya


fungsi kredit dan penagihan terdiri dari gaji karyawan bagian penagihan, kerugian
penghapusan piutang, potongan tunai.
f. Fungsi akuntansi pemasaran, fungsi ini terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan
penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri
dari dari gaji karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.
Biaya pemasaran merupakan semua biaya yang terjadi dalam rangka
memasarkan produk atau barang dagangan atau merupakan biaya yang terjadi
dalam pemindahan produk dari titik produsen ke titik konsumen. Biaya
pemasaran dapat berbeda beda pada tiap komoditi dan produk, hal tersebut
dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebarapa lama produk dapat
bertahan, tingkat pengolahan komoditas, besar kecilnya jumlah penanganan
produksi dan transportasi. Biaya pemasaran dapat meliputi biaya persiapan dan
pengepakan, biaya transport, biaya produk yang hilang, biaya penyimpanan,
biaya procesing, biaya modal, biaya komisi, dan lain sebagainya. Pemasaran
memiliki 3 fungsi, ketiga fungsi pemasaran tersebut adalah : Fungsi pertukaran,

yang terdiri dari penjualan dan pembelian, Fungsi Fisik yang terdiri dari
penyimpanan, pengangkutan, pemrosesan, dan standarisasi, serta Fungsi
Fasilitasi yang terdiri dari pembiayaan, penanggungan resiko dan informasi pasar.
2.8

Margin Pemasaran
Menurut Tomeck and Robinson (1990) dalam Sudiyono (2001) Dalam

Suharyanto dkk (2008), menyatakan bahwa Analisis margin pemasaran digunakan


untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan
dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan
kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi
dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi. Secara
matematis margin pemasaran dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
MP = Pr Pf atau MP = Bi + Ki
Keterangan
MP : Margin pemasaran
Pr : Harga tingkat pengecer
Pf : Harga tingkat petani
bi : Jumlah biaya yang dikeluarkan lembaga lembaga pemasaran
(B1, B2, B3..Bn)
ki : Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga
pemasaran (K1, K2, K3Kn)
Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayar di tingkat
produsen dan harga yang dibayar di tingkat konsumen atau margin pemasaran
merupakan perbedaan harga diantara tingkat atau antar dua lembaga dalam sistem
pemasaran. Besarnya margin pemasaran dapat berbeda untuk tiap produk dan pada
tiap lembaga. Perbedaan besarnya margin pemasaran tersebut diantaranya
dipengaruhi oleh biaya yang digunakan dalam fungsi pemasaran seperti
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan, dan lain lain,
serta besarnya keuntungan yang diambil oleh lembaga pemasaran. Semakin kecil
nilai margin pemasaran maka semakin efisien pula pemasaran tersebut atau dapat

dikatan pemasaran yang efisien adalah pemasaran dengan nilai margin pemasaran
yang rendah.
2.9 Keuntungan
Menurut Hermawanto (2012), merhitungan keuntungan diketahui dengan
menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R-C ratio). Nilai R-C ratio = 1 artinya
usaha tidak untung/rugi, nilai R-C ratio > 1 berarti usaha menguntungkan/efisien,
nilai R-C ratio < 1 berarti usaha merugikan/tidak efisien. R-C ratio dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

Analisis titik impas merupakan suatu cara untuk mengetahui berapa volume
atau penjualan minimum produk agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau
tidak memperoleh keuntungan. Titik impas dihitung berdasarkan analisis biaya dan
pendapatan. Biaya total diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya
variabel. Persamaannya total biaya, pendapatan dan penerimaan adalah sebagai
berikut:
TC

= TFC + TVC

= TR TC

TR

=PxQ

Dimana:
TC

= biaya total;

TFC

= total biaya tetap;

TVC

= total biaya variabel (tidak tetap);

= pendapatan bersih;

TR

= penerimaan;

= jumlah produk yang dihasilkan;

= harga produk per satuan.


Titik impas produksi (BEP-produksi) dihitung dengan rumus:

Sedangkan titik impas biaya (BEP-biaya) didapat berdasarkan persamaan:

Penghitungan keuntungan bertujuan untuk menilai efektifitas perusahaan


atau

kemampuan

perushaan

dalam

menghasilkan

keuntungan.

Dengan

penghitungan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja


perusahaan dan menakar ketepatan strategi yang dijalankan perusahaan. Selain itu,
penghutungan keuntungan dapat digunakan untuk membantu melakukan penilaian
resiko pencapaian arus kas perusahaan dimasa mendatang serta mengetahui
perkembangan perusahaan keperiode berikutnya dalam mengambil berbagai
keputusan penting guna meningkatkan pencapaian perusahaan. Keuntungan disini
merupakan keuntungan bersih yang didapat dalam proses pemasaran.

2.10 Efisiensi Pemasaran


Menurut Soekartawi (1989) dalam Haryati (2012), mengemukakan bahwa
efisiensi pemasaran akan terjadi jika:

Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan

Pemasaran dapat lebih tinggi

Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen


tidak terlalu tinggi.

Tersedianya fasilitas fisik pemasaran.


Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-

hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya. Selain itu
mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar

konsumen akhir dari semua pihak yang ikut serta didalam seluruh kegiatan produksi
dan pemasaran barang tersebut. Jika hal tersebut dapat tercapai maka akan tercipta
kepuasan konsumen yang akan membuat pemasaran menjadi lebih efisien.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Obyek Praktikum


Menurut Basuswasta dan Irawan (2003), lokasi adalah hal yang sangat
penting dalam penyaluran produk dari produsen ke konsumen. Lokasi harus

diperhatikan oleh produsen yang mempunyai akibat yang cukup fatal apabila tidak
letak

atau

took

pengecer

pada

daerah

yang

strategis

sehingga

dapat

memaksimumkan laba. Target market menjadi tolak ukur penentuan lokasi


penjualan. Jadi, lokasi adalah hal diperhatikan dan direncanakan secara matang.
Lokasi praktikum pemasaran hasil perikanan oleh kelompok 39 adalah di
Jalan Bantaran III, Tulusrejo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Berada di
garis lintang 756'55.5"S 11238'07.7"E.

Lokasi praktikum Pemasaran Hasil Perikanan di daerah Bantaran. Daerah


tersebut merupakan daerah yang terdiri dari berbagai tingkatan ekonomi, mulai dari
ekonomi rendah hingga tingkat ekonomi yang relative tinggi. Mereka terdiri dari
bermacam-macam pekerjaan. Mulai dari guru, anggota TNI, swasta dan ataupun ibu
rumah tangga. Banyak dari mereka yang memang tingkat ekonominya rendah yang
menyebabkan kami kesulitan dalam memasarkan produk kami ini memang karena
produk perikanan ini tergolong produk untuk kalangan ekonomi menengah keatas.
Menurut Supardiyo (2003), Suatu proses social dan menejerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Objek
pemasaran tidak hanya terbatas pada barang dan jasa, tetapi juga telah menjalar ke

pemasaran orang, tempat, alamat, organisasi, gagasan dan informasi. Penentuan


objek pemasaran merupakan salah sat usur yang dapat meningkatkan efisiensi
pemasaran.
Untuk objek kami sendiri lebih kami fokuskan kepada ibu-ibu yang dipagi hari
keluar untuk mencari bahan-bahan untuk memasak, juga pada ibu-ibu yang sedang
berinteraksi dengan ibu-ibu lainnya. Tapi kami juga menemukan beberapa bapakbapak yang menginginkan produk kami. Selain itu juga ada mahasiswa yang
membeli produk kami. Pada lokasi ini setelah dilihat dari kuisioner yang kami
lakukan didapatkan hasil konsumen termasuk tingkat menengah kebawah.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Wandansari (2013), jenis data yang digunakan dalam penelitian
adalah data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman
video.
2. Data Kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka,
memberikan gambaran atas suatu fenomena kasus yg diajukan dalam
penelitian. Data angka yg dihasilkan menjadi acuan atau parameter tingkat
atau level yg telah ditentukan sebelumnya.
Dalam praktikum pemasaran hasil perikanan, jenis data yang digunakan
adalah data kualitatif seperti deskripsi kegiatan, permintaan dan penawaran,
segmentasi pasar, perilaku konsumen,lembaga dan saluran pemasaran, serta
strategi pemasaran. Sedangkan untuk data kuantitatif terdiri atas fungsi dan biaya
pemasaran, margin pemasaran, keuntungan dan efisiensi pemasaran.
Menurut Nasution (2008), Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung

(dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada.
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara).Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi.Data
primer yang kami ambil dari penjualan produk olahan perikanan yakni antara lain
dengan pertanyaan lisan maupun tertulis atau kuisioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk
kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk beberapa tujuan lain.
Sedangkan, data primer merupakan informasi yang dikumpulkan terutama untuk
tujuan investigasi yang sedang dilakukan.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Data
primer dapat berupa wawancara tatap muka secara langsung atau dengan mengisi
kuisoner. Alasan kami menggunakan data primer karena sumber data lebih akurat,
hal ini disebabkan karena kelompok kami bertatap muka dengan konsumen secara
langsung. Namun dalam mengumpulkan data primer membutuhkan biaya, waktu,
dan tenaga yang lebih besar dan lebih rumit.
Sedangkan data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak
lain, bukan dari periset itu sendiri. Sumber-sumber data sekunder dapat berasal dari
literatur, buku, jurnal, artikel, dan paper. Dalam praktikum pemasaran hasil perikanan
kelompok kami menggunakan data sekunder berupa literatur, buku, jurnal, dan
artikel. Alasan kami menggunakan data sekunder adalah karena data sekunder
hanya membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang lebih sedikit dan lebih mudah
dalam pengumpulannya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi


keberhasilan penelitian. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.3.1 Observasi
Menurut Spradley (1980) dalam Djaelani (2013), Tujuan observasi adalah
memahami pola, norma dan makna dari perilaku yang diamati, serta peneliti belajar
dari informan dan orang-orang yang diamati. Selanjutnya Spradley mengemukakan
bahwa yang diamati adalah situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku dan
aktivitas. Tempat adalah di mana observasi dilakukan, dapat di rumah, lingkungan,
sekolah, kelas, bengkel dll. Pelaku adalah orang-orang yang berperan dalam
masalah yang diteliti, seperti, guru, pengawas, siswa, orang tua siswa, petani, buruh,
masyarakat dll. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang sedang
diteliti, seperti, kegiatan belajar mengajar, belajar, bekerja dan kegiatan lainya yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan mengunakan
panca indera untuk memperoleh informasi guna menjawab masalah penelitian.
Tujuan observasi adalah memahami pola, norma dan makna dari perilaku yang
diamati, serta peneliti belajar dari informan dan orang-orang yang diamati. Dalam
praktikum pemasaran hasil perikanan, observasi yang kelompok kami lakukan
bertujuan untuk mengetahui minat konsumen terhadap berbagai bentuk produk hasil
olahan perikanan, pendapat para konsumen terhadap produk hasil olahan
perikanan, serta harapan konsumen terhadap produk perikanan di Indonesia
kedepannya.

3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
menggali permasalahan yang ada dalam suatu wilayah serta sebagai alat yang tepat
untuk mengetahui informasi secara mendalam dari responden. Secara definisi
wawancara adalah dialog yang dilakukan dengan bertatap muka, yang bertujuan

untuk memperoleh informasi faktual, untuk menaksir dan menilai kepribadian


individu atau untuk tujuantujuan konseling/penyuluhan dan atau tujuan terapeutis
(James P. Chaplin dalam Kartono, 1996 dalam Ramadhan, 2012).
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara langsung. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung untuk memperoleh
informasi. Pada praktkum pemasran hasil perikanan, kelompok kami melakukan
wawancara untuk mendapatkan informasi secara langsung yang berkaitan dengan
usaha pemasaran yang meliputi bagaimana minat konsumen terhadap produk
perikanan agar produk tersebut lebih diminati dan seberapa sering konsumen
membeli produk perikanan.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, criteria,
biografi, peraturan, kebijakan.Dokumentasi yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.Dokumentasi berbentuk karya misalnya, karya
seni, yang dapat berupa gambar, parung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011).
Dokumentasi

adalah

proses

mendapatkan

informasi

dengan

cara

mengumpulkan dokumen. Dokumen yang dikumpulkan dalam dokumentasi dapat


berupa tulisan, gambar, maupun karya-karya dari seseorang. Dalam praktikum
pemasaran hasil perikanan, dokumentasi kelompok kami berupa foto-foto kegiatan
pemasaran produk perikanan yang terdiri dari dokumentasi secara langsung pada
saat penjualan, dokumentasi pada saat penitipan barang, serta dokumentasi pada
saat pengisisan kuisoner. Setelah melakukan metode observasi dan wawancara
dapat dilengkapi dengan dokumentasi karna merupakan bukti yang nyata.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode,
yaitu analsis data secara kuatitatif dan analisis data secara kualitatif. Kedua metode

penelitian tersebut, baik kuatitatif dan kualitatif memiliki teknik analisis data yang
berbeda. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang dikemukakan dengan hipotesis
yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data
empiris, sedangkan penelitian kuliatatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic
yang dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau
tema (adanya penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori.
3.4.1 Analisis Kualitatif
Menurut Majannaii (2012), analisis kualitatif adalah penelitian yang datadatanya bersifat deskriptif berupa: kata-kata, catatan lapangan (pengamatan),
foto/gambar, dokumen, dan sejenisnya. Penelitian ini bersifat lentur, flexible sesuai
dengan perolehan data di lapangan. Peneliti berperan menjadi kendali di
lapangan.Karakteristik atau ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: latar
ilmiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara
induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses
daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, ada criteria khusus
untuk keabsahan data, desain yang sementara, serta hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama
Analisa deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang
berbagai kondisi lapangan yang data-datanya bersifat deskriptif berupa : kata-kata,
catatan lapang (pengamatan), foto/gambar, dokumen dan sejenisnya. Data kualitatif
sesuai dengan perkataan subyek penelitian dengan bahasanya sendiri.Dalam
praktikumini data kualitatif yang kami analisis adalah terdiri atas deskripsi kegiatan,
permintaan dan penawaran, segmentasi pasar, perilaku konsumen, lembaga dan
saluran pemasaran, strategi dan bauran pemasaran.
3.4.2 Analisis Kuantitatif
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik,
scientific dan metode discovery.Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah
(scientific) Karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,

empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistic (Aldoranuary,2012).
Metode kuantitatif disebut metode tradisional karena metode ini sudah lama
digunakan dan sudah menjadi tradisi dalam penelitian. Metode ini disebut metode
ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif,
terukur, rasional dan sistematis. Dalam praktikum ini yang dianalisis dalam deskriptif
analisis kuantitatif meliputi fungsi dan biaya pemasaran, efisiensi pemasaran, margin
pemasaran, keuntungan dari penjualan produk.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Deskriptif Kualitatif

Analisa deskriptif kualitatif dalam praktikum pemasaran hasil perikanan


meliputi deskripsi kegiatan, permintaan dan penawaran, segmentasi pasar, perilaku
konsumen, lembaga dan saluran pemasaran, dan srategi dan bauran pemasaran.
4.1.1 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan praktikum pemasaran hasil perikanan yang kami lakukan yaitu
dimulai dari pengambilan barang dari supplier yang dalam hal ini adalah tim asisten
praktikum pemasaran hasil perikanan untuk porduk kering serta mas Ikhwan sebagai
supplier produk beku. Dalam memasarkan produk perikanan ini kami
memasarkannya dengan cara door-to-door atau dari pintu ke pintu di jalan Bataran
III. Selain itu kami juga menitipkan produk ini ke warung dan juga disekitar kampus
Universitas Brawijaya.
Produk yang kami jual meliputi 28 macam produk olahan perikanan baik
kering maupun beku. Produk tersebut terdiri dari tahu tuna, tahu lele, otak-otak tuna,
batari (bandeng tanpa duri), sosis tuna, steak tuna, gurame terbang, dori lokal,
nugget tuna, kakap skinless, bakso tuna, siomay udang, pangsit tuna, teri nasi
crispy, bidaran rumput laut, nugget lele, abon tongkol, sossis lele, susu rumput laut,
bakso lele, minuman rumput laut, siomay lele, yogurt rumput laut, dan wader crispy
4.1.2 Permintaan dan Penawaran
Pada praktikum pemasaran hasil perikanan yang kami lakukan di Jalan
Bataran tidak banyak variasi produk perikanan yang ditawarkan seperti yang kami
jual khususnya produk olahan lele dan tuna.
Konsumen di daerah Bantaran ini tidak semuanya bisa menerima produk
perikanan yang kami tawarkan dengan beberapa alasan seperti alergi pada ikan,
tidak terbiasa makan produk perikanan, tidak terlalu tertarik dengan produk
perikanan dan juga karna mereka telah membeli bahan makanan dari pasar karena
di daerah Bantaran ini terdapat pasar kecil. Tetapi ada juga sebagian konsumen
yang tertarik untuk membeli produk perikanan yang kami tawarkan karena ingin
mencoba rasanya. Konsumen di daerah ini juga tidak melakukan tawar menawar
karena merasa harga yang kami tawarkan sesuai dengan kualitas produknya

sehingga mereka langsung membayar tanpa melakukan proses tawar menawar.


Hampir semua konsumen memperhatikan kualitas produk yang kami tawarkan
seperti bahan dasar pembuatan, bahan pengawet, dan masa simpan produk.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik konsumen di
daerah Jalan Bantaran ini sangat kritis dan mempunyai respon yang cukup bagus
terhadap produk perikanan yang kami tawarkan.
Berbeda dengan pemasaran yang dilakukan di lakukan diluar Bantaran,
Permintaan pasar dari hasil pemasaran disekitar kampus Universitas Brawijaya
menunjukkan banyak yang tertarik pada produk yogurt rumput laut, minuman rumput
laut,dan susu rumput laut. Mayoritas pembeli menyatakan bahwa ingin mencoba
produk tersebut karena belum pernah menemui produk sejenis dan harganya cukup
murah.
4.1.3 Segmentasi Pasar
Konsumen dari usaha kami rata-rata adalah ibu rumah tangga tetapi banyak
juga yang bekerja sebagai anggota TNI, guru, pegawai swasta dan ada juga yang
sudah pensiun. Ada beberapa ibu rumah tangga yang menolak produk kami ketika
kami tawarkan. Tetapi banyak juga yang langsung membeli ketika kami mencoba
menawarkan produk kami tanpa ada proses tawar menawar, bahkan mereka ada
yang langsung membeli 2-3 produk yang kami tawarkan.Produk yang paling diminati
di daerah Bantaran ini adalah produk beku seperti tahu tuna, sosis lele, steak tuna,
ikan dori, batari dan lain lain dimana dalam waktu 1 jam produk ini sudah laku
terjual. Berdasarkan hal tersebut dan data dari kuisioner dapat disimpulkan bahwa
pelanggan kami merupakan masyarakat yang rata-rata perekonomiannya berada di
kelas menengah kebawah karena rata-rata penghasilan mereka kurang dari
Rp.2.000.000.

4.1.4 Perilaku Konsumen


Dari 10 kuisioner yang kami berikan kepada para konsumen didapatkan data
7 orang non-konsumtif dan 3 orang konsumtif. Beberapa alasan konsumen memiliki
tingkat non-konsumtif pada produk perikanan adalah kaerna mereka lebih terbiasa
mengkonsumsi produk non-perikanan. Sedangakan pada konsumen yang memiliki

tingkat konsumtif karena alasan lebih memilih produk perikanan karena lebih suka
rasanya.
Keterangan:

Tingkat Konsumtif merupakan konsumsinya terhadap produk > 3x setiap

minggunya
Tingkat Non-Konsumtif merupakan konsumsinya terhadap produk < 3x setiap
minggunya.
Jadi dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahawa konsumen yang

membeli produk yang kami tersebut termasuk kedalam kategori konsumen yang
tingkat non-konsumtif karena tingkat konsumsi terhadap produk perikanan setiap
minggunya kurang dari 3 kali.

4.1.5. Lembaga dan Saluran Pemasaran


Lembaga pemasaran dalam pratikum Pemasaran Hasil Perikanan yang kami
lakukan adalah pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Dimana sebagai
pedagang pengumpul yaitu tim asisten pemasaran hasil perikanan sebagai supplier
produk kering dan mas Ikhwan sebagai supplier produk beku, sedangkan praktikan
(kelompok 39) sebagai pedagang pengecer, dan toko Warung Ibu Siti sebagai
pedagang perantara.
Saluran pemasaran dari kegiatan yang kami lakukan yaitu secara lansung dan
tidak langsung. Saluran pemasaran langsung diawali dari supplier dalam hal ini
adalah tim asisten pemasaran hasil perikanan dan mas Ikhwan, kemudian ke
pedagang pengecer dalam hal ini adalah pratikan (kelompok 39), kemudian pada
titik terakhir adalah konsumen. Secara sistematis dapat digambarkan sebagai
berikut
Gambar 1. Saluran Pemasaran Langsung
Suppliye
r

Praktika
n

Konsumen

Sedangkan saluran tidak langsung diwali dari suppliyer, praktikan (kelompok


39), toko, kemudian konsumen. Toko yang kami disini adalah Warung Ibu Siti.

Pedagang pengumpul dalam hal ini adalah tim asisten pemasaran hasil perikanan
dan mas Ikhwan sebagai supplier, kemudian ke pedagang pengecer dalam hal ini
adalah pratikan (kelompok 39), kemudian toko tersebut Warung Ibu Siti kemudian
pada titik terakhir adalah konsumen. Secara sistematis dapat digambarkan sebagai
berikut
Gambar 2. Saluran Pemasaran Tidak Langsung

Suppliye
r

Praktika
n

Konsumen

4.1.6 Strategi dan Bauran Pemasaran


Strategi pemasaran yang kami jalankan yaitu dengen membuat dan
menyebarkan brosur tentang produk yang kami pasarkan, pada brosur tersebut kami
juga mencantumkan gambar dari produk yang kami jual agar menarik perhatian
konsumen juga contact person agar konsumen dapat lebih mudah menghubungi
kami untuk memesan produk yang mereka inginkan. Selain itu kami juga
memasarkan door to door di daerah Jalan Bantaran, Kami memilih langsung
menawarkan, face to face pada calon konsumen di area Jalan Bantaran karena
merupakan calon konsumen yang potensial dilihat dari penghasilan, tingkat
konsumtif, dan pendidikanya. Selain itu cara ini memudahkan konsumen untuk
bertanya lebih jauh mengenai produk yang kami tawarkan sehingga meyakinkan
mereka untuk membeli produk perikanan ini.
Bauran pemasaran yang kami gunakan meliputi 4P, yaitu product, promotion,
place, price. Dalam hal ini,produk yang kami jual meliputi hasil-hasil perikanan.
Produk yang kami tawarkan memiliki banyak variasi sehingga konsumen dapat
memilih produk mana yang paling sesuai dengan selera mereka, juga kami
meyakinkan merka bahwa kami menjual produk yang berkualitas baik. Dalam hal
place and price, ketika kami memasarkan pada perumahan Bantaran, kami
menggunakan harga standar yang kurang dari HET (Harga Eceran Tertinggi) karena
mengingat perilaku konsumen di daerah tersebut konsumtif dan termasuk konsumen

tingkat menengah. Sedangkan untuk promosi pada mahasiswa Universitas


Brawijaya kami menawarkannya pada saat keadaan sedang ramai karna sedang
berlangsung

acara HIMASEKA CUP sehingga

memudahkan

kami dalam

menawarkan produk kami.


4.2

Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif meliputi analisa fungsi dan biaya pemasaran, margin

pemasaran, keuntungan, serta efisiensi pemasaran.


4.2.1

Fungsi dan Biaya Pemasaran


Fungsi Pemasaran
Terdapat tiga fungsi pemasaran, yakni meliputi :

Fungsi pertukaran
Fungsi pertukaran terdiri dari dua kegiatan, yaitu penjualan dan pembelian.
Fungsi penjualan meliputi kegiatan yang dijalankan untuk mencari para
calon pembeli produk atau jasa yang ditawarkan dengan harapan bisa
memperoleh keuntungan. Fungsi penjualan ini kami lakukan di Jl. Bantaran
Gang 3. Apabila konsumen tertarik dengan produk kami, mereka akan
membeli, dan hal tersebut sebagai timbal balik dari fungsi penjualan yakni

fungsi pembelian.
Fungsi fisik
Fungsi fisik terdiri dari tiga kegiatan, yaitu penyimpanan, transportasi dan
pengolahan. Kegiatan penyimpanan dilakukan untuk memperpanjang
massa dari produk dan atau menjaga agar produk tetap tersedia. Untuk
kegiatan penyimpanan pada produk perikanan dilakukan oleh supplier.
Fungsi transportasi merupakan proses pemindahan barang dari suatu
tempat dipindahkan ke tempat yang lainnya (pemindahan). Dengan kata
lain fungsi tersebut kami lakukan dengan memindahkan barang dari
supplier ke lokasi penjualan yaitu Jl. Bantaran Gang 3. Fungsi pengolahan
bertujuan untuk mengolah suatu produk dari suatu bentuk ke bentuk yang
lain sesuai dengan kebutuhan, selain itu bertujuan untuk memudahkan

pemindahan dan pemasaran produk tersebut.


Fungsi fasilitas
Fungsi fasilitas terdiri dari Standarisasi. pembiayaan, menanggung risiko,
mengintai pasar (Harga, Jumlah, Kualitas). Fasilitas yang kami berikan

kepada konsumen adalah dengan menyediakan layanan pesan antar


(delivery) apabila konsumen ingin memesan produk kami pada keesokan
harinya.
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran merupakan semua biaya yang terjadi dalam rangka
memasarkan produk atau barang dagangan atau merupakan biaya yang terjadi
dalam pemindahan produk dari titik produsen ke titik konsumen.
Jadi biaya pemasaran = Biaya penjualan langsung (bensin + kertas nota +
kuisoner) + Biaya penjualan dititipkan (brosur)
= 23,450 + 9,000
= 32,450

4.2.2 Margin Pemasaran


Margin pemasaran (Marketing Margin) merupakan perbedaan harga yang
diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.. Tinggi
rendahnya marjin pemasaran dipakai untuk mengukur efisiensi system pemasaran.
Semakin besar margin pemasaran maka semakin tidak efisien system pemasaran
tersebut. Margin pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Margin Pemasaran = Harga Jual
Dari hasil praktikum pemasaran hasil perikanan ini maka didapatkan margin
pemasarannya sebagai berikut:
Margin pemasaran dengan pemasaran secara langsung
Total margin pemasaran = Total harga jual Total harga beli
= 435.500 369.700
= 65.800

Margin pemasaran dengan pemasaran secara tidak langsung (dititipkan)


Margin pemasaran = 0
Karena produk yang dititipkan tidak ada yang terjual

4.2.3 Keuntungan

Keuntungan adalah pendapatan yang diterima produsen dari total


penerimaan suatu barang dikurangi dengan total biaya dari barang tersebut.
Keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keuntungan = TR TC
Keuntungan = TR (total harga beli + biaya pemasaran)
Adapun keuntungan yang diperoleh dari hasil pemasaran hasil
perikanan ini yaitu :
Keuntungan

= Rp892.000 (760.700+ 32.450)


= 892.000 793.150
= 98.850

Jadi, dari data tersebut keuntungan hasil praktikum pemasaran hasil


perikanan yang didapat oleh kelompok 39 adalah sebesar Rp 98.850,- nilai tersebut
sudah termasuk keuntungan bersih karena sudah dikurangi dengan total biaya
pemasaran.
4.2.1

Efisiensi Pemasaran
Untuk mengetahui suatu tingkat efisiensi pemasaran, dapat dihitung

menggunakan rumus :
ME =

TC
TR

X 100%

Kisaran efisiensi yang diperoleh dari hasil literatur yang telah didapatkan,
yaitu:
0-33%
= Efisien
34-67%
= Kurang Efisien
68-100%
= Tidak Efisien
Dari hasil praktikum pemasaran hasil perikanan ini maka didapatkan efisiensi
pemasarannya sebagai berikut:
Effisiensi Langsung (MEL) :

bplangsung
harga jual
32450
x 100
892000

= 3,637 %
Effisiensi Tidak Langsung (MEL) :

bplangsung
harga jual
32450
x 100
0

=Dari data perhitungan efisiensi pemasaran tersebut, diperoleh data yaitu nilai
efisiensi langsung yaitu sebesar 3,637%. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan
produk dengan cara langsung adalah efisien karena kurang dari 5%. Sedangkan
untuk produk yang dijual tidak langsung dapat dikatakan tidak efisien karena tidak
ada produk yang laku terjual.

BAB V. Penutup

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pemasaran hasil perikanan yang telah dilakukan maka dapa
disimpulkan bahwa:

Strategi pemasaran dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu dengan
berbagai cara yang kemudian dirinci menjadi satu. Jenis pemasaran yang
seperti ini disebut marketing mix (bauran pemasaran).

Bauran pemasaran dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu dengan

melakukan 4P (place, price, product, dan promotion).


Pemasaran dapat dikatakan effisien jika harga jual lebih tinggi daripada
harga beli dan bisa menutup biaya produksi. Pemasaran lebih efisien jika
dijual secara langsung dibandingkan dengan dititipkan kepada warungwarung secara tidak langsung.

5.2 Saran
Saran untuk pemasaran hasil perikanan yaitu agar lebih memperhatikan
kebutuhan dan kepuasan konsumen, meningkatkan efisiensi pemasaran dengan
memperpendek saluran pemasaran dan memperkecil margin pemasaran, serta
menerapkan bauran pemasaran yang terdiri dari 4P (place, price, product, dan
promotion) agar pemasaran hasil perikanan dapat lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Sya,ban. 2005. TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN Aplikasi program SPSS
dan Teknik Menghitungnya. Jakarta.
Barani, Husni Mangga. 2004. Pemikiran Percepatan Pembangunan Perikanan .
Djaelani, Aunu R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.
Majalah Ilmiah Pawiyatan. Vol XX (1). Semarang.
Hanafiah dan Saefudin (2006) dalam Purwanto. 2011. Efisiensi Pemasaran Kayu
Jenis Sengon (Studi Kasus Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten
Bogor). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Haryati, Teti. 2012. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Hermawanto, Armand. 2010. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah
Malang Press. Malang.
Iriawan , A. R. 2003. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif.
Jurnal Ilmiah Pawiyatan. Vol 20 (1) : 82-92.
Irianto, Hari Eko. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. Bogor:
IPB.
Ibrahim, T. 2011. Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Pemasaran dan Gaji Karyawan
terhadap Hasil Penjualan Pada Anggrek Catering di Kota Semarang.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisike Sebelas.PT.Indeks Kelompok
Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip, dan Amstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid I,
PT Indeks, Jakarta. Diakses pada taggal 2 Mei 2016 pukul 17.35)
Lewenussa, Iramaya S. 2011. Identifikasi Sikap Konsumen Terhadap Berbagai
Produk Perikanan di Pasar Passo. Prodi Agrobisnis Perikanan Jurusan
THPFPIK Universitas Pattimura. Ambon.
Lubis, Arlina N. 2004. Srtategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis. USU Library.
Universitas
Sumatra Utara.
Mandaka, Syarifudin dan M. Parulian Hutagol. 2005. Analisis Fungsi Keuntungan
Efisiensi Ekonomi dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan
Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahan Kebon Pedes,
Kota Bogor. IPB. Bogor.
Munadi, Fandi A. 2009. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor pada CV Turangga Mas Motor. Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Sudiyono, 2004 (http://eprints.ung.ac.id/3807/6/2013-1-54201-614409029-bab231072013051548.ps
Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran edisi 2. Yogyakarta: BPFE .

Ramadhan, A, Rani H. 2012. Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap


Perkembangan Aktivitas Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
Di Kawasan Segara Anakan. Jurnal Sosek KP. Vol 7 (1)
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press : hal. 2.
Suharyanto, Ida A. P. P, Jemmy R. 2008. Analisis Pemasaran dan Tataniaga Anggur
di Bali. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Bali.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kyalitatif dan R&D. Alfabeta CV
Wandansari, Nini D. 2013. Perlakuan Akuntansi Atas PPH Pasal 21 pada PT. Artha
Prima Finance Kota Amobagu. Jurnal EMBA. Vol 1 (3) : 558-566.
Wau, E. R., Suparmi, dan Desmelati. 2010. The Effects Of Different Processing
Method Toward Quality Of Shrimp (Acetes Erythraeus) Sausage.Jurnal
Perikanan dan Kelautan.

LAMPIRAN KUISIONER
Koresponden 1
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 1
memiliki pendapat per bulan berkisar antara 3.000.000 5.000.000.Dengan
pendapatan yang diterimanya, beliau lebih memilih produk perikanan daripada
produk non perikanan.Alasan koresponden 1 memilih produk perikanan daripada
nonperikanan adalah rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh
koresponden 1 adalah ikan segar. Biasanya koresponden 1 membeli produk
perikanan di supermarket, karena di tempat tersebut memiliki jenis produk perikanan
yang lengkap. Koresponden 1 membeli produk perikanan hamper setiap hari dalam
1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan kepada anak dan semua

keluarga. Namun, koresponden

1 juga mengalami pengalaman buruk selama

membeli produk perikanan, yaitu harganya yang sangat mahal.


Menurut koresponden 1, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori baik dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 1
terhadap produk perikanan yang ditawarkan agar lebih ditingkatkan.
Koresponden 2
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 2
tidak memiliki pendapatan per bulan, karena koresponden 2 adalah seorang
pensiunan swasta. Koresponden 2 lebih memilih produk perikanan daripada produk
non perikanan. Alasan koresponden 2

memilih produk perikanan daripada

nonperikanan adalah harganya murah. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh
koresponden 2adalahsemua bentuk produk perikanan. Biasanya koresponden 2
membeli produk perikanan di pasar, karena di tempat tersebut memiliki harga yang
murah. Koresponden 2 membeli produk perikanan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu
dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan kepada anak dan semua
keluarga.Koresponden 2 tidak memiliki pengalaman buruk selama membeli produk
perikanan.
Menurut koresponden , cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori standart dan harga produk perikanan yang ditawarkan
oleh kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 1
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah agar masyarakat lebih banyak
mengkonsumsi ikan.

Koresponden 3
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 3
memiliki pendapat per bulan di bawah 2.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk perikanan daripada produk non perikanan.
Alasan koresponden 3 memilih produk perikanan daripada nonperikanan adalah

rasanya enak.

Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 3

adalaholahan ikan yaitu sosis. Biasanya koresponden 3 membeli produk perikanan


di distributor, karena di tempat tersebut memiliki jenis produk perikanan yang
lengkap. Koresponden 3 membeli produk perikanan hampir setiap hari dalam 1
minggu dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan kepada anak dan semua
keluarga. Koresponden 3 tidak memiliki pengalaman buruk selama membeli produk
perikanan.
Menurut koresponden 3, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori cukup baik dan harga produk perikanan yang ditawarkan
oleh kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 3
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah agar olahannya lebih bervariasi.
Koresponden 4
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 4
memiliki pendapat per bulan di bawah 2.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk non perikanan daripada produk perikanan.
Alasan koresponden 4 memilih produk perikanan daripada nonperikanan adalah
rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 4 adalah
ikan segar. Biasanya koresponden 4 membeli produk perikanan di pasar, karena di
tempat tersebut memiliki harga yang murah. Koresponden 4 membeli produk 1 kali
dalam 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan kepada anak dan
semua keluarga. Namun, koresponden

juga mengalami pengalaman buruk

selama membeli produk perikanan, yaitu produk rusak.


Menurut koresponden 4, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategoribaik dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 4
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah agar olahannya lebih bervariasi
lagi.
Koresponden 5

Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 5


memiliki pendapat per bulan sekitar 3.000.000-5.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk non perikanan daripada produk
perikanan.Alasan koresponden 5 memilih produk perikanan daripada nonperikanan
adalah rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 5
adalah olahan ikan yaitu sosis. Biasanya koresponden 5 membeli produk perikanan
di supermarket, karena di tempat tersebut memiliki harga yang murah. Koresponden
5 membeli produk 2 kali dalam 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk
ditujukan kepada anak dan semua keluarga. Namun, koresponden

juga

mengalami pengalaman buruk selama membeli produk perikanan, yaitu produk


kadaluarsa.
Menurut koresponden 5, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori standart dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori murah. Harapan dari koresponden 5
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah makin murah makin berkualitas.
Koresponden 6
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 6
memiliki pendapat per bulan dibawah 2.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk perikanan daripada produk non perikanan.
Alasan koresponden 6 memilih produk perikanan daripada nonperikanan adalah
rasanya enak.

Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 6

adalahsemua bentuk produk. Biasanya koresponden 6 membeli produk perikanan di


supermarket, karena di tempat tersebut memiliki jenis produk lengkap. Koresponden
6 membeli produk 1 kali dalam 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk
digunakan sendiri. Namun, koresponden

juga mengalami pengalaman buruk

selama membeli produk perikanan, yaitu produk kadaluarsa.


Menurut koresponden 6, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori standart dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori mahal. Harapan dari koresponden 6
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah kualitas lebih ditingkatkan lagi.

Koresponden 7
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden
7tidakmemiliki pendapatan per bulan, karena koresponden 7 adalah seorang
mahasiswa. Koresponden 7 lebih memilih produk perikanan daripada produk non
perikanan dengan alasan memilih produk perikanan daripada nonperikanan karena
alasan suka.Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 7 adalah
semua bentuk produk perikanan.Biasanya koresponden 7 membeli produk
perikanan di supermarket, karena di tempat tersebut memiliki jenis produk
lengkap.Koresponden 7 membeli produk perikanan sebanyak 1 kali dalam 1 minggu
dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan untuk diri sendiri. Koresponden 7
memiliki pengalaman buruk harga mahal.
Menurut koresponden 7, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori baik dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 7
terhadap produk perikanan yang ditawarkan agar lebih ditingkatkan dan lebih
beragam.

Koresponden 8
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 8
memiliki pendapat per bulan dibawah 2.000.000.Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk non perikanan daripada produk
perikanan.Alasan koresponden 8 memilih produk perikanan daripada nonperikanan
adalah rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 8
adalah olahan ikan yaitu nugget tuna. Biasanya koresponden 8 membeli produk
perikanan di supermarket, karena di tempat tersebut enak. Koresponden 8 membeli
produk tidak menentu 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk digunakan
sendiri. Namun, koresponden

juga mengalami pengalaman buruk selama

membeli produk perikanan, yaitu harganya mahal.

Menurut koresponden 8, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39


termasuk dalam kategori standart dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori sangat mahal. Harapan dari koresponden 8
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah harga produk lebih murah.
Koresponden 9
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 8
memiliki pendapat per bulan dibawah 2.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk perikanan daripada non produk
perikanan.Alasan koresponden 8 memilih produk perikanan daripada nonperikanan
adalah rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 8
adalah olahan ikan. Biasanya koresponden 8 membeli produk perikanan di pasar,
karena di tempat tersebut memiliki harga yang murah. Koresponden 8 membeli
produk 1 kali dalam 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk ditujukan kepada
anak dan semua keluarga. Koresponden 9 tidak memiliki pengalaman buruk
terhadap produk perikanan.
Menurut koresponden 9, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok 39
termasuk dalam kategori baik dan harga produk perikanan yang ditawarkan oleh
kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 9
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah agar penjual ikan semakin
banyak

Koresponden 10
Pada praktikum lapang pemasaran hasil perikanan, untuk koresponden 5
memiliki pendapat per bulan dibawah 2.000.000. Dengan pendapatan yang
diterimanya, beliau lebih memilih produk non perikanan daripada produk perikanan.
Alasan koresponden 10 memilih produk non perikanan daripada perikanan adalah
rasanya enak. Bentuk produk perikanan yang disukai oleh koresponden 10 adalah
ikan segar. Biasanya koresponden 10 membeli produk perikanan di pasar, karena di
tempat tersebut memiliki harga yang murah. Koresponden 10 membeli produk 1 kali

dalam 1 minggu dan produk tersebut beliau beli untuk digunakan sendiri.
Koresponden 10 tidak memiliki pengalaman buruk terhadap produk perikanan.
Menurut koresponden 10, cara pemasaran produk perikanan dari kelompok
39 termasuk dalam kategori standart dan harga produk perikanan yang ditawarkan
oleh kelompok 39 termasuk dalam kategori standart. Harapan dari koresponden 10
terhadap produk perikanan yang ditawarkan adalah produk perikanan lebih murah
dan lebih bervariasi olahannya.

LAMPIRAN FOTO
Gambar 1. Konsumen pembeli produk
kering

Gambar 2. Konsumen pembeli produk


kering

Gambar 3. Konsumen pembeli produk


ikan batari

Gambar 4. Konsumen pembeli produk


lele crispy

Gambar 5. Konsumen pembeli produk


ikan dori lokal

Gambar 6. Konsumen pembeli produk


susu rumput laut

Gambar 8. Penulisan nota pembelian


produk

Gambar 7. Penitipan produk kering di


warung

Gambar
9.Pengisiankuisionerprodukperikanan

Anda mungkin juga menyukai