Ekologi Kupu Kupu
Ekologi Kupu Kupu
PEMBAHASAN
A. Anatomi Kupu-kupu
Bagian kepala (head), pada kepala kupu-kupu terdapat mata, mulut
dan sepasang antena sebagai alat sensor. Kupu kupu memiliki mulut yang
berbentuk tabung menggulung (seperti belalai) yang berfungsi untuk
mengambil sari bunga (nektar). Bagian dada (thorax), pada bagian dada
kupu-kupu terdapat tiga pasang kaki dan empat buah sayap. Pada dada
terdapat otot-otot untuk menggerakan kaki dan sayap. Bagian perut
(abodemen). Jantung, sistem pencernaan dan organ kelamin juga
terdapat pada bagian ini.
B. Siklus Hidup Kupu-Kupu
Kupu-kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang memiliki
pupil alias titik putih pada sayapnya. Kupu-kupu betina tertarik pada
kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet oleh
pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran
di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak
terlalu dipedulikan.Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase,
yaitu fase telur, fase larva, pupa, dan imago (dewasa). Penampilan,
peranan, dan aktivitas dari masing-masing fase berbeda. Telur dapat
ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat
merupakan fase makan, yang bisanya memakan daun tanaman inangnya.
Dalam masa hidupnya larva mengalami beberapa kali tahapan
moulthing yaitu pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase
instar. Proses untuk menjadi pupa didahului oleh adanya moulthing pada
instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak.
Setelah kurang lebih satu minggu kulit pupa akan mengeras. Setelah fase
pupa, lahirlah imago. Sehari setelah menetas, imago sudah dapat
melakukan kopulasi. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor
imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk
meletakkan telurnya (Karangan, 1996).
Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan
memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan
meletakkan telurnya pada pakan dimana akan menjadi makanan dari ulat
bila kelak telur telah menetas. Biasanya larva kupu-kupu mempunyai alat
perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium,
yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat
seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut.
Fase III (fase kepompong atau pupa)
Jika pertumbuhan larva telah sempurna, maka larva mencari
tempat-tempat khusus untuk melakukan transformasi dan dapat saja
meninggalkan sumber pakannya atau memasukkan dirinya kedalam
tanah. Pada pase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat dimana fase
ini digunakan untuk membentuk sel-sel imago dan merupakan masa
persiapan untuk penggantian kulit sebelum terjadi pergantian kulit yang
tetap pada fase imago.
Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai
contoh misalnya Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju
muda yang lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada
Papilio satapses mempunyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang
lambat laun akan berubah menjadi coklat. Sedangkan waktu yang
dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada setiap jenis.
Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus
cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14
hari.
Fase IV (fase kupu-kupu atau imago)
Pada fase ini ulat yang berkepompong telah berubah menjadi kupukupu yang sebenarnya. Kupu-kupu tersebut telah diperlengkapi dengan
alat yang penting untuk digunakan atau cocok untuk digunakan pada
ranting, atau objek lainnya dimana kupu-kupu ini akan menggantung atau
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupukupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu
umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan
aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap
dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan
membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang
indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski
demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga
secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Namun, secara lebih rinci pembagian tersebut dilakukan
berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut :
(1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap
belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau
pegangan. (2) Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak.
(3) Biasanya kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada
malam hari. (4) Waktu istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak,
sedangkan sayap ngengat tidak berdiri menjelaskan bahwa metamorfosis
adalah suatu proses Biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel.
Perubahan ini bisa dibilang adalah tahap demi tahap yang harus
dilalui sebelum seekor hewan mengalami bentuk yang sempurna.
Metamorfosis ini hadir dalam 2 wujud, yakni metamorfosis sempurna
(hemimetabolisme) dan metamorphosis sempurna (holometabolisme).
Mengapa disebut sempurna dan tidak sempurna? Pasti karena ada yang
membedakan kedua jenis metamorphosis itu, bukan? Tentu saja. Mau
tahu alasannya? Perhatikan hewan jenis insekta/serangga di sekitar
Kamu.
Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting
Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun
tubuh dari sengatan matahari panas, maupun dari serangan predator itu
sendiri.
5.
Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu,
hanya imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi
justru kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi
2. Nilai Estetika.
Kupu-kupu mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi karena
warna dari sayapnya yang menawan dan sangat artistik. Warna-warna ini
kadang-kadang merupakan kamuplase sebagai startegi untuk
menghindari atau menakuti predator.
3. Nilai Pendidikan
Kupu-kupu mempunyai nilai pendidikan yang tinggi, dimana para
pelajar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai
aspek kupu-kupu tersebut.
4. Nilai Endemisme
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai endemisme, baik
berupa endemisme regional, pulau maupun endemisme lokal. Jenis
endemisme lokal sangat rentan terhadap kepunahan, sehingga
memerlukan perhatian yang besar.
5. Nilai Konservasi
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai konservasi yang tinggi
karena statusnya yang terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi jenis
kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik local.
6. Nilai Budaya
Masyarakat telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu,
baik untuk dijual atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini,
masyarakat telah mempu membuat soufinir dari sayap kupu-kupu yang
disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai senih yang indah.
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/
sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang
diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging
bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Kupu-kupu hidup hampir di
seluruh permukaan bumi, baik yang beriklim panas maupun yang beriklim
dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Habitat kupu-kupu adalah
tempat lembab yang memiliki banyak vegetasi bunga, badan-badan
perairan dan banyak mendapat sinar matahari.
Faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan kupukupu, yakni mulai dari fase telur sampai fase imago, yaitu Distribusi dan
kelimpahan sumber makanan ulat, Ketersediaan cairan nektar yang diisap
oleh imago, Iklim, Organisme lain, Kerusakan alami, Kerusakan oleh
manusia dan Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat penting, dan dapat
dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme, konservasi,
estetika, pendidikan dan nilai budaya.
Daftar Pustaka
EKOLOGI
KUPU - KUPU (Lepidoptera sp.)
Oleh :
KADEK AYU NUSRIARI PUTRI
NPM 14.03.01.0256