Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga
yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu
memiliki nilai penting, yaitu sebagai penyerbuk pada proses pembuahan
bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam
mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya
keanekaragaman hayati. Biasanya hidup pada habitat teresterial dan
komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi habitatnya.
Keanekaragaman jenis kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari
dataran rendah sampai hutan pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl
(Sihombing, 1999). Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat
kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu dipengaruhi oleh komposisi vegetasi
dan kondisi lingkungan sekitar serta besarnya gangguan manusia. Secara
ekonomi, kupu-kupu mempunyai nilai jual yang tinggi dan merupakan
obyek rekreasi. Potensi ekonomi inilah yang menyebabkan kupu-kupu
banyak diburu oleh wisatawan mancanegara, baik untuk dinikmati
keindahannya di alam bebas maupun untuk dikoleksi sebagai kenangkenangan, atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan. (Tikupadang dan
Gunawan, 1977).
Kelangsungan hidup kupu-kupu sangat ditunjang dengan
tersedianya tumbuhan sebagai sumber pakan, baik pada tahap larva
(ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa), dan tersedianya
tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga
diperlukan factor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai
materi yang dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana
kupu-kupu tersebut hidup. Kupu-kupu dewasa rata-rata berumur satu
bulan. di alam liar umurnya lebih pendek karena predator, penyakit,

maupun faktor lain. yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning


cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan,
kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu (North American Butterfly
Association ).
Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan
yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk,
daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah. Kupu-kupu termasuk
jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai ordo
Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Jumlah
jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada
sekitar 13.000, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum di
determinasi (Stokoe, W.J., 1982). Kupu kupu termasuk hewan yang
membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut dengan
polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti
serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang
antena. Dan uniknya seluruh tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor
berupa bulu-bulu halus.

PEMBAHASAN

A. Anatomi Kupu-kupu
Bagian kepala (head), pada kepala kupu-kupu terdapat mata, mulut
dan sepasang antena sebagai alat sensor. Kupu kupu memiliki mulut yang
berbentuk tabung menggulung (seperti belalai) yang berfungsi untuk
mengambil sari bunga (nektar). Bagian dada (thorax), pada bagian dada
kupu-kupu terdapat tiga pasang kaki dan empat buah sayap. Pada dada
terdapat otot-otot untuk menggerakan kaki dan sayap. Bagian perut
(abodemen). Jantung, sistem pencernaan dan organ kelamin juga
terdapat pada bagian ini.
B. Siklus Hidup Kupu-Kupu
Kupu-kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang memiliki
pupil alias titik putih pada sayapnya. Kupu-kupu betina tertarik pada
kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet oleh
pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran
di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak
terlalu dipedulikan.Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase,
yaitu fase telur, fase larva, pupa, dan imago (dewasa). Penampilan,
peranan, dan aktivitas dari masing-masing fase berbeda. Telur dapat
ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat
merupakan fase makan, yang bisanya memakan daun tanaman inangnya.
Dalam masa hidupnya larva mengalami beberapa kali tahapan
moulthing yaitu pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase

instar. Proses untuk menjadi pupa didahului oleh adanya moulthing pada
instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak.
Setelah kurang lebih satu minggu kulit pupa akan mengeras. Setelah fase
pupa, lahirlah imago. Sehari setelah menetas, imago sudah dapat
melakukan kopulasi. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor
imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk
meletakkan telurnya (Karangan, 1996).

Fase I (fase telur atau ovum).


Telur kupu-kupu mempunyai bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan jenis. Ada beberapa telur diantaranya yang kulitnya seperti
karet dan melengket, ada yang berbintik-bintik atau ditutupi oleh sesuatu
yang berbentuk jala, sedang yang lainnya pada umumnya licin. Pada
bagian atas dari telur akan terlihat suatu cekungan bila kita
menggunakan mikroskop yang baik. Bentuk telurnya juga beraneka
ragam, tergantung dari jenisnya. Ada yang berbentuk spiral, oval, bulat
atau plat. Waktu yang dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbedabeda pada setiap jenis. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium
agamemnon membutuhkan waktu 5 7 hari, Troides hypolitus cellularis 8
10 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu 4 6 hari.
Fase II (fase larva/ulat atau caterpillar).
Fase caterpillar berbeda-beda waktunya pada setiap jenis. Ada
yang waktunya sangat pendek, ada pula yang hanya beberapa minggu,
tetapi yang lainnya mungkin berbulan-bulan, baru bisa berkepompong.
Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon
membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menjadi kepompong, Troides
hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan pada Papilio satapses
membutuhkan waktu 23 24 hari.

Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan
memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan
meletakkan telurnya pada pakan dimana akan menjadi makanan dari ulat
bila kelak telur telah menetas. Biasanya larva kupu-kupu mempunyai alat
perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium,
yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat
seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut.
Fase III (fase kepompong atau pupa)
Jika pertumbuhan larva telah sempurna, maka larva mencari
tempat-tempat khusus untuk melakukan transformasi dan dapat saja
meninggalkan sumber pakannya atau memasukkan dirinya kedalam
tanah. Pada pase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat dimana fase
ini digunakan untuk membentuk sel-sel imago dan merupakan masa
persiapan untuk penggantian kulit sebelum terjadi pergantian kulit yang
tetap pada fase imago.
Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai
contoh misalnya Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju
muda yang lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada
Papilio satapses mempunyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang
lambat laun akan berubah menjadi coklat. Sedangkan waktu yang
dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada setiap jenis.
Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus
cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14
hari.
Fase IV (fase kupu-kupu atau imago)
Pada fase ini ulat yang berkepompong telah berubah menjadi kupukupu yang sebenarnya. Kupu-kupu tersebut telah diperlengkapi dengan
alat yang penting untuk digunakan atau cocok untuk digunakan pada
ranting, atau objek lainnya dimana kupu-kupu ini akan menggantung atau

bertengger yang biasanya dalam posisi yang terbalik dan merupakan


posisi penting dalam mengambil tempat. Peralatan ini adalah berupa
sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk
mengisap atau memakan, dan kaki untuk bertengger. Setiap jenis
mempunyai umur imago yang berbeda-beda. Pada jenis Graphium
agamemnon, umur imago bisa mencapai 50 59 hari, Troides hypolitus 9
- 10 hari, sedangkan Papilio satapses hanya berumur 13 - 14 hari.
Umumnya kupu-kupu dapat ditemukan hampir pada setiap habitat.
Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah
tersedianya vegetasi sebagai sumber makanan, sebagai tempat
berlindung dari serangan predator atau gangguan lainnya, dan tempat
untuk berkembang biak. Ada dua bentuk umum metamorphosis
yaitu:HOLOMETABOLA dan PAUROMETABOLA.
Holometabola adalah metamorfosis sempurna, yang proses menuju
dewasa melibatkan ketiga unsur ganti diatas, ganti kulit, ganti ujud dan
ganti ukur. Contohnya, pada kupu-kupu, jalan hidupnya harus dilalui dari
telur, ulat,kepompong dan akhirnya berakhir pada kupu-kupu cantik
dewasa. Sedang, paurometabola adalah metamorfosis setengah
sempurna, yang proses menuju dewasa hanya melibatkan unsur ganti
kulit dan ganti ukur. Contohnya, Jangkrik, dari telur, ke jangkrik muda
yang bentuknya hampir mirip dengan jangkrik tua dan akhirnya menjadi
jangkrik tua.
C. Klasifikasi Kupu-Kupu
Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga)
yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti
sisik, pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu
kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat
(sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 140.000 spesies.

Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupukupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu
umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan
aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap
dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan
membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang
indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski
demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga
secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Namun, secara lebih rinci pembagian tersebut dilakukan
berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut :
(1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap
belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau
pegangan. (2) Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak.
(3) Biasanya kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada
malam hari. (4) Waktu istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak,
sedangkan sayap ngengat tidak berdiri menjelaskan bahwa metamorfosis
adalah suatu proses Biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel.
Perubahan ini bisa dibilang adalah tahap demi tahap yang harus
dilalui sebelum seekor hewan mengalami bentuk yang sempurna.
Metamorfosis ini hadir dalam 2 wujud, yakni metamorfosis sempurna
(hemimetabolisme) dan metamorphosis sempurna (holometabolisme).
Mengapa disebut sempurna dan tidak sempurna? Pasti karena ada yang
membedakan kedua jenis metamorphosis itu, bukan? Tentu saja. Mau
tahu alasannya? Perhatikan hewan jenis insekta/serangga di sekitar
Kamu.

Capung, jangkrik, belalang, adalah insekta yang mengalami


metamorfosis tidak sempurna, mereka menjadi hewan dewasa setelah
berubah dari bentuk nimfa. Perkembangan larva berlangsung pada fase
pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit).
Sementara kupu-kupu mengalami tahapan yang lebih panjang lagi
sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan
bertelur. Telur kupu-kupu bisanya akan menempel di dedaunan. Telur
kemudian menjadi ulat. Makanya, ulat paling sering berada di daun,
karena sebelumnya telur kupu-kupu yang menjadi cikal bakal ulat ini
terdapat di daun. Setelah ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan
berubah menjadi kepompong. Dalam bahasa ilmiah, kita menyebutnya
pupa atau chrysalis.
Di dalam pupa, cairan pencernaan akan dikeluarkan untuk
menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel
itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari
hancuran tubuh larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut
akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Tidak berapa lama
kemudian menjadi kupu-kupu dewasa.
D. Habitat Kupu-kupu
Kupu-kupu hidup hampir di seluruh permukaan bumi, baik yang
beriklim panas maupun yang beriklim dingin, dataran rendah maupun
dataran tinggi. Habitat kupu-kupu adalah tempat lembab yang memiliki
banyak vegetasi bunga, badan-badan perairan dan banyak mendapat
sinar matahari. Jenis kupu-kupu banyak di temukan di daerah hutan hujan
tropis. Ada sekitar 28.000 jenis kupu-kupu di dunia. Kupu-kupu dapat
terbang jika temperatur badannya di atas 80 derajat Fahrentheit jika
kurang kupu-kupu akan melakukan pemanasan sebelum terbang. Kupukupu dapat terbang paling cepat sekitar 30 Mph (mil per jam) dan yang

paling lambat. sekitar 5 Mph. Kupu-kupu Swallowtail betina dengan


ukuran sekitar 5 sampai 28 cm mampu bertelur lebih dari 500 butir.
E. Faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan kupukupu, yakni mulai dari fase telur sampai fase imago, yaitu :
1.

Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.


Distribusi sumberdaya dan kelimpahan makanan ulat adalah

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan


hidup ulat kupu-kupu. Semakin tinggi kelimpahan, akan menyebabkan
pula ketersedian pakan ulat semakin banyak Sedangkan distribusi pakan
akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan
sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.
2.

Ketersediaan cairan nektar yang diisap oleh imago.


Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh

kelimpahan tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak


pula imago yang datang mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan
nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu juga mengisap cairan dari bangkai
atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan manusia.
3.

Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting

bagi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang


mempunyai kelembaban tinggi, seperti lokasi-lakasi yang berada
dipinngir sungai yang jernih atau dibawah tegakan pohon sekitar gua
yang lembab karena berair.
4.

Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun

tumbuhan perdu maupun pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai


tempat perlindungan, baik pada waktu hujan ataupun pendinmginan

tubuh dari sengatan matahari panas, maupun dari serangan predator itu
sendiri.
5.

Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu,

sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih


bagus. Kerusakan alami yang dimaksud seperti longsoran, kemarau
panjang, banjir dll.
6.

Kerusakan oleh manusia.


Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting

dan mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap


menurunnya populasi atau bahkan menyebabkan punahnya satu jenis
kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat berupa penebangan
pohon sehingga menggangu kelembaban, pengambilan daun dan buah
serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan persaingan pakan
terhadap larva kupu-kupu, atau mungin menginjak tumbuhan bawah
dimana telur dan larva kupu-kupu berada.
7.

Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.


Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di


suatu tempat. Membuang sampah sembarangan, akan mengundang
serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsung akan
mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ketempat tersebut.
F. Nilai Penting Kupu-Kupu.
Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat penting, dan dapat
dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme, konservasi,
estetika, pendidikan dan nilai budaya.
1. Nilai Ekonomi.
Ada beberapa jenis kupu-kupu yang mempunyai nilai ekonomi
penting karena mempunyai harga jual di pasaran cukup tinggi. Bukan

hanya imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi
justru kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi
2. Nilai Estetika.
Kupu-kupu mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi karena
warna dari sayapnya yang menawan dan sangat artistik. Warna-warna ini
kadang-kadang merupakan kamuplase sebagai startegi untuk
menghindari atau menakuti predator.
3. Nilai Pendidikan
Kupu-kupu mempunyai nilai pendidikan yang tinggi, dimana para
pelajar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai
aspek kupu-kupu tersebut.
4. Nilai Endemisme
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai endemisme, baik
berupa endemisme regional, pulau maupun endemisme lokal. Jenis
endemisme lokal sangat rentan terhadap kepunahan, sehingga
memerlukan perhatian yang besar.
5. Nilai Konservasi
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai konservasi yang tinggi
karena statusnya yang terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi jenis
kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik local.
6. Nilai Budaya
Masyarakat telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu,
baik untuk dijual atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini,
masyarakat telah mempu membuat soufinir dari sayap kupu-kupu yang
disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai senih yang indah.

SIMPULAN

A. KESIMPULAN
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/
sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang
diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging
bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Kupu-kupu hidup hampir di
seluruh permukaan bumi, baik yang beriklim panas maupun yang beriklim
dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Habitat kupu-kupu adalah
tempat lembab yang memiliki banyak vegetasi bunga, badan-badan
perairan dan banyak mendapat sinar matahari.
Faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan kupukupu, yakni mulai dari fase telur sampai fase imago, yaitu Distribusi dan
kelimpahan sumber makanan ulat, Ketersediaan cairan nektar yang diisap
oleh imago, Iklim, Organisme lain, Kerusakan alami, Kerusakan oleh
manusia dan Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat penting, dan dapat
dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme, konservasi,
estetika, pendidikan dan nilai budaya.

Daftar Pustaka

http/oekoekpunya.blogspot.com: laporan fisiologi hewan:


behavior/14/05/2014
Google.net, Wikipledia kupu-kupu,
Zoologi dasar, pustaka esa, 2005

EKOLOGI
KUPU - KUPU (Lepidoptera sp.)

Oleh :
KADEK AYU NUSRIARI PUTRI
NPM 14.03.01.0256

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2016

Anda mungkin juga menyukai