Anda di halaman 1dari 96

TRY OUT NASIONAL KB UKDI REGIO 5 (UB)

12 JANUARI 2013
1.

Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena
demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Demam hilang timbul, dan disertai
menggigil serta muntah sebanyak 4x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, suhu tubuh 39.50C, dan terdapat hepatosplenomegali. Dari
pemeriksaan sediaan darah ditemukan adanya gametosit berbentuk pisang.
Organisme penyebab dari penyakit ini adalah:
a. Plasmodium falciparum
b. Plasmodium knowlesii
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
e. Plasmodium vivax
Pembahasan

RBC yang terinfeksi Plasmodium falciparum gambaran seperti


pisang
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax demam muncul
setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae demam setiap
hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita
mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya
bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat
timbul sangat mendadak, mirip Stroke , koma disertai gejala malaria yang
berat

2.

Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena
demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Demam hilang timbul, dan disertai
menggigil serta muntah sebanyak 4x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, suhu tubuh 39.50C, dan terdapat hepatosplenomegali. Dari
pemeriksaan sediaan darah ditemukan adanya gametosit berbentuk pisang.
Vektor penyebaran dari penyakit ini adalah:
a. Anopheles sp.
b. Chrysops sp.

c. Aedes aegypti
d. Phlebotomus sp.
e. Culex spp.
Pembahasan
Anopheles sp vector untuk Plasmodium falciparum
Chrysops sp. vector untuk cacing Loa Loa
Aedes aegypti vector untuk Dengue virus
Phlebotomus sp. vector untuk Leishmania
Culex sp vector untuk Wuchereria bancrofti
3.

Anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan muncul
bintik-bintik merah di seluruh tubuh sejak 1 hari lalu. Seminggu sebelumnya
pasien dirawat inap di RS karena demam berdarah. Saat dipulangkan, kondisi
baik dan hasil laboratorium normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB=16
kg dan terdapat ptechie di seluruh tubuh, tidak ada hepatosplenomegali. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 5.4 g/dL; leukosit 7.800/ml; dan trombosit
24.000/ml. Diagnosis pada anak ini adalah:
a. Leukemia akut
b. ITP akut
c. ITP kronis
d. Trombositosis
e. Dengue fever
Pembahasan
ITP adalah Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Artinya purpura yang muncul
karena kurangnya jumlah trombosit yang tidak diketahui penyebabnya. Pada
anak, biasanya ITP didahului adanya infeksi sebelumnya, terutama infeksi virus
sekitar 2-3 minggu sebelumnya. Bisa juga ITP terjadi setelah anak diberi
imunisasi. Tanda khas adalah turunnya jumlah trombosit di bawah normal.

4.

Seorang laki-laki, usia 20 tahun, dibawa polisi ke UGD karena kecelakaan lalu
lintas. Didapatkan fraktur femur kanan terbuka dengan perdarahan sebanyak
1.500 ml. Pemeriksaan didapatkan TD 70/40 mmHg; nadi 140x/menit; RR
28x/menit; dan akral dingin, pucat, basah. Gangguan asam basa apakah yang
akan terjadi bila shock pada pasien tidak teratasi:
a. Asidosis metabolic
b. Asidosis respiratorik
c. Alkalosis metabolic
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis metabolic dan respiratorik
Pembahasan:
Hypovolemic shock adalah suatu kondisi medis/operatif di mana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat sehingga menyebabkan kegagalan multi organ
akibat volume sirkulasi yang inadekuat dan perfusi jaringan yang inadekuat.
Akibat insufisiensi oksigen, asam piruvat akan diubah menjadi laktat sehingga
terjadi peningkatan rasio laktat terhadap piruvat dan menurunkan potensial
redox dari mitokondria (glikolisis anaerob). Hal tersebut akan menyebabkan
acidosis laktat intraseluler. Bila insufisiensi oksigen tidak teratasi, maka sistem
buffer seluler akan mengalami exhaustion sehingga terjadi acidosis laktat
ekstraseluler. Acidosis laktat ekstraseluler akan mengakibatkan metabolic
acidosis.

5.

Seorang laki-laki, usia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan mudah lelah
dan sering mengantuk sejak 6 bulan yang lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, berat
badannya turun dan pasien merasa sering haus dan lapar. Pasien mengaku
kurang berolah-raga. Ibu pasien merupakan penderita DM. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pada pasien:
a. Gula darah sewaktu
b. Pemeriksaan reduksi urine
c. HbA1C
d. Pemeriksaan hormone insulin
e. Pemeriksaan fruktosamin

Pembahasan :
Pengakan diagnosa DM berdasarkan PERKENI Pertama, skrining factor
resiko DM yaitu:
- kelompok usia dewasa tua ( > 45 tahun )
- kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
- tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
- riwayat keluarga DM
- riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram
- riwayat DM pada kehamilan
- dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl
- pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
Kedua, untuk memastikan pasien menderita DM, harus memenuhi gejala klasik
DM yaitu polifagia, poliuria, polifagia, dan penurunan Berat badan disertai
dengan GDA >= 200 atau GDP >= 126
6.

Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan


penurunan kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Riwayat pasien 1 minggu
sebelumnya demam dan nyeri kepala. Pemeriksaan fisik menunjukkan
kesadaran somnolen, TD 120/70 mmHg, Nadi 72x/menit, RR 28x/menit, Tax
390C, dan kaku kuduk (+). Juga terdapat keluar cairan dari telinga yang berbau
berwarna kuning kental. Dari funduskopi terdapat papil edema. Hasil LP
menunjukkan cairan berwarna keruh dengan leukosit 2300/l yang didominasi
oleh sel PMN. Foto Thorax dalam batas normal. Diagnosis pada pasien adalah:
a. Meningitis maligna
b. Meningitis viral
c. Meningitis piogenik
d. Meningitis TB
e. Meningitis jamur
Pembahasan:

Meningitis bakteri/ piogenik


Meningitis viral
Meningitis tuberculosis
7.

: warna keruh
: warna jernih
: warna xantochrome

Seorang dokter di PKM menemukan TBC pada balita di daerahnya. Dokter ingin
meneliti lebih lanjut dengan tujuan untuk menganalisis asosiasi antara
kelengkapan imunisasi dengan kejadian TB. Penelitian ingin dilakukan dengan
cara yang cepat dan biaya yang efisien. Model penelitian yang sesuai adalah:
a. Case report
b. Case series
c. Case control
d. Cohort
e. Cross sectional
Pembahasan: penelitian retrospektif case control

8.

Seorang laki-laki, usia 58 tahun, datang dengan keluhan sering buang air kecil.
Keluhan disertai dengan peningkatan nafsu makan namun berat badan turun
terus. Riwayat Ibu diketahui menderita DM dan ayah menderita HT. Orang tua
pasien bercerai sejak pasien berumur 10 tahun. Dan diketahui, ayah pasien
meninggal mendadak 1 tahun yang lalu. Pasien mempunyai anak laki-laki usia
30 tahun dan perempuan usia 27 tahun. Identifikasi masalah keluarga pasien di
atas dengan cara:
a. Family Apgar
b. Family circle
c. Family Lifeline
d. Family Lifecycle
e. Family genogram

9.

Seorang laki-laki, usia 20 tahun, datang berobat dengan keluhan terdapat


benjolan di kedua lututnya sejak 3 bulan. Benjolan nyeri apabila ditekan, nyeri
tidak berkaitan dengan pergerakan lutut. Pemeriksaan tanda vital dan
laboratorium dalam batas normal, a/r lutut kiri dan kanan terdapat nodul
dengan permukaan verukous dan warna keabuan. Diagnosis pada pasien
adalah:
a. Moluscum kontagiosum
b. Kalus
c. Furunkel
d. Impetigo
e. Veruka vulgaris
Pembahasan: Sudah jelas
Penyebab: HPV

10. Seorang petugas cold chain sebuah puskesmas, menemukan suhu dilemari es
tempat penyimpanan vaksin hepatitis B mencapai -5 derajat celsius pada
pemeriksaan pagi. Pada pemeriksaan sore hari sebelumnya suhu lemari es
masih dalam kisaran normal. Petugas kemudian melapor kepada dokter kepala
puskesmas untuk segera ditindak lanjuti. Apa yang tindakan yang harus
dilakukan?
a. Mengembalikan vaksin ke dinas kesehatan kabupaten
b. Mengubah suhu lemari es ke kisaran normal
c. Menyatakan vaksin sudah rusak
d. Melakukan uji kocok vaksin
e. Membuang vaksin
Pembahasan:
Warna dan Kejernihan
Merupakan indikator kestabilan vaksin.
Vaksin polio harus berwarna kuning orange. Bila warnanya berubah menjadi
pucat atau kemerahan berarti pH nya telah berubah sehingga tidak stabil
dan tidak boleh digunakan.
Vaksin toksoid, rekombinan, dan polisakarida berwarna putih berkabut. Bila
menggumpal atau ada endapan, maka sudah pernah beku, tidak boleh
digunakan.
Uji kocok untuk membuktikan vaksin pernah membeku atau tidak. Caranya
kocok vaksin, diamkan selama 60 menit, bila ada endapan, jangan
digunakan.
11. Seorang dokter akan melakukan penelitian hubungan antara penjudi dengan
kejadian kanker hati. Dari data didapatkan fakta bahwa penjudi mempunyai
resiko penyakit kanker hati yang meningkat. Data lain menyebutkan bahwa
penjudi
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi
alkohol,
kebiasaan
mengkonsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker hati. Hal-hal yang
mempengaruhi analisis hasil penelitian adalah:
a. Bias
b. Chance
c. Confounding

d. Variabel perantara
e. Variabel luar
12. Seorang anak laki laki umur 3 tahun dibawa ibunya ke poliklinik karena demam
tinggi sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Riwayat anak ini adalah kejang
setiap kali demam tinggi. Anak tersebut sudah diberikan obat penurun panas
tapi ibu korban takut anaknya akan kejang lagi. Dari pemeriksaan fisik di
temukan nadi 87x/menit dan suhu tubuh 39,5 0C. Terapi yang dapat diberikan
adalah:
a. Fenitoin
b. Luminal
c. Diazepam
d. Carbamazepin
e. Asam valproate
Pembahasan:
Jenis kejang demam:

Kejang demam sederhana : kejang demam yang lama kejangnya kurang


dari 15 menit, umum dan tidak berulang pada satu episode demam

Kejang demam kompleks: kejang demam yang lebih lama dari 15 menit
baik bersifat fokal atau multiple, ataupun kejang berulang dalam 1 hari.

Terdapat 2 cara profilaksis, yaitu:


o
Profilaksis intermittent pada waktu demam

Diazepam per rectal : tiap 8 jam adalah

5 mg tiap 8 jam untuk pasien dengan berat badan


kurang dari 10 kg

10 mg tiap 8jam untuk pasien dengan berat badan


lebih dari 10 kg

Diazepam per oral : 0,5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 3


dosis, diberikan bila pasien menunjukkan suhu 38,5C atau lebih

Klonazepam : 0,03 mg/kg BB per dosis tiap 8 jam, selama


suhu masih di atas 38C

Kloralhidrat supp. : diberikan bila suhu diatas 38 C

250 mg untuk berat badan kurang dari 15 kg

500 mg untuk berat badan lebih dari 15 kg,


o
Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari.

Indikasi

Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada


kelainan atau gangguan perkembangan neurologis.

Terdapat riwayat kejang tanpa demam yang


bersifat genetik pada orang tua atau saudara kandung.

Kejang demam lebih lama dari 15 menit, fokal atau


diikuti kelainan neurologis sementara atau menetap.

Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang


dari 12 bulan atau terjadi kejang multipel dalam satu episode
demam.

Obat

fenobarbital 4 5 mg/kg BB perhari

asam valproat 15 40 mg/kg BB perhari.


13. Seorang bayi usia 3 minggu dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan keluar
cairan dari umbilikus. Bayi lahir normal cukup bulan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan bayi tampak baik, aktif, tidak demam, tidak sesak. Saat ini
tali pusat sudah puput. Pada pusat tampak keluar cairan berwarna kuning
jernih. Tidak didapatkan tanda-tanda infeksi. Kelainan apa yang kemungkinan
terjadi pada bayi tersebut?
a. Ductus urakus persisten
b. Ekstrofia buli-buli
c. Hernia umbilikalis
d. Omphalocele
e. Omphalitis

Pembahasan:
URAKUS
Sinus urogenitalis dihubungkan dengan umbilicus melalui allantois allantois
mengalami obliterasi menjadi urakus yang menghubungkan apeks buli-buli
dengan umbilicus menjadi ligamentum umbilikalis medius jika obliterasi
tidak lengkap menyebabkan :
a. Persisten (fistula) urakus
Lumen urakus tetap terbuka masih ada hubungan antara buli-buli dengan
umbilicus.
Tanda klinis keluar urine dari umbilicus
Pemeriksaan kadar kreatinin, VCUG, fistulografi, metilen blue
b. Kista urakus
Obliterasi hanya terjadi di prosimal dan distal, bag.tengah berupa kista.
Tanda benjolah infraumbilikus, bias terinfeksi (sepsis), bias terbentuk
batu didalamnya
c. Diverticulum urakus
Masih terbukanya urakus di sisi distal.
Jarang muncul gejala klinis, bias ganas menjadi adenokarsinoma buli-buli
Dx sitografi, sistoskopi, CT scan
d. Sinus urakus
Terbukanya urakus di sisi umbilicus, berupa kantong terbuka.
Gejala keluar cairan melalui umbilicus, bias infeksi sehingga cairan
purulent
Dx sinografi dan sistografi
EKSTROFIA BULI-BULI
Dinding abdomen bawah berhubungan langsung dengan permukaan dalam
dinding posterior buli-buli urine yang keluar dari muara ureter tidak
tertampung.
a. Ekstrofia buli-buli klasik (60%)
Massa merah menonjol diregio suprapubis, dengan dinding buli-buli dan
trigonum terpapar keluar, dan muara uretra yang epispadias mengeluarkan
urine.
Dapat disertai hernia inguinalis indirek, testis retraktil, prolapse rektum
b. Ekstrofia kloaka (10%)
c. Epispadias (30%)
Muara uretra berada di dorsum penis dan jarak antara simfisis pubis tidak
terlalu jauh
14. Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan
lemah dan sesak napas. Pasien memiliki riwayat DM selama 15 tahun. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/100 mmHg, nadi 110x/menit, dan RR 40x.
Tampak wajah pasien sembab, konjungtiva anemis, dan ditemukan ronki basah
halus di seluruh lapangan paru. Kulitnya kasar seperti bekas garukan
(ekskoriasi) dan terdapat edema ekstremitas. Produksi urine 200cc/12 jam.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan: hiperglikemia, kalium 7,4 mmol/L,
natrium 136 mEq/L. Hal yang perlu dilakukan sebelum merujuk ke RS terdekat?
a. Pemberian Na Bic
b. Injeksi Ca glukonas
c. Injeksi D40% dan insulin
d. Pemberian furosemide
e. Pemberian spironolactone
Pembahasan:
Diagnosa Uremic lung (Pulmonary oedema) d.t kidney failure d.t DM type II,
HIperkalemia, Hiperglikemia
Tatalaksana :
a. Pulmonary oedema
- The patient is placed in the sitting position, and
- High concentration oxygen administered via mask.
- CPAP is often helpful. Artificial ventilation is required in severe cases.

- Diuretic (furosemide) treatment is given intravenously, this is effective


immediately through actions on the blood vessels, as well as in the longer
term through the excretion of fluids.
- Morphine, together with an antiemetic (to prevent nausea/vomiting side
effects of morphine) is given. Morphine helps to sedate the patient, and
treats the oedema through dilatation of blood vessels outside the lung.
- GTN, which dilates veins, may be given. Hydralazine may be given in
order to increase the output of the heart.
- Treatment of pulmonary oedema due to other causes, and long term
treatment due to any cause, must address the underlying disease.
b. Hiperkalemia
- Ca glukonas
: Membrane stabilizer agar g terjadi VT/VF
- D40%
: Koreksi glukosa meningkatkan insulin dan merangsang
insulin endogen
- Actrapid 10 IU
: Membawa ion K+ kembali ke intrasel/shifting kalium
15. Seorang wanita, usia 36 tahun, datang ke dokter dengan keluhan sulit tidur,
sering sedih dan enggan melakukan aktivitas sejak 6 bulan setelah ia
meninggalkan kota kelahirannya pindah ke Bandung. Pasien juga mengeluh
tidak bertenaga dan tidak nafsu makan. Pasien baru pertama kali seperti ini.
Sejak 2 tahun lalu pasien didiagnosa epilepsi oleh dokter saraf. Terapi
psikofarmaka apa yang tepat pada pasien ini?
a. Diazepam
b. Amitriptilin
c. Asam valproate
d. Aripiprazol
e. Carbamazepine
Pembahasan

Kriteria mayor depresi:


o
Afek depresi
o
Hilang minat dan kegembiraan
o
Berkurangnya energi sehingga mudah lelah

Kriteria minor depresi:


o
Konsentrasi dan perhatian berkurang
o
Nafsu makan berkurang
o
Gangguan tidur
o
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
o
Rasa bersalah dan menyesal dan tak berguna
o
Pesimis terhadap masa depan
o
Ide bunuh diri

Pasien ini mengalami episode depresi, memenuhi 3 gejala mayor dan 2


gejala minor

Anti depressant :
o
SSRI (fluoxethine, sertraline)
o
Tryciclic antidepressant (amytriptiline)
o
Tetracyclic antidepressant (maprotiline), atypical, MAOinhibitor
(moclobemide)
16. Seorang wanita, usia 25 tahun, dengan usia kehamilan 10 minggu G1P0Ab0,
datang ke Puskesmas dengan keluhan mual muntah setiap bangun pagi selama
1 minggu ini. Pasien juga merasa nyeri ulu hati, tidak nafsu makan dan nampak
lelah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium; TD 90/60
mmHg; nadi 100x/menit, turgor kulit kulit kembali lambat, dan mata cekung.
Obat yang diberikan untuk pasien ini:
a. Diazepam
b. Piridoxin
c. Ondansetron
d. Domperidone
e. Dexamethasone
Pembahasan
Diagnosa : Hiperemesis Gravidarum

o Keluhan mengganggu aktivitas sehari hari


o Telah menimbulkan komplikasi seperti tanda tanda syok, dehidrasi, dan
menyebabkan electrolyte imbalance
Terapi
o
Rehidrasi dan perbaikan Keadaan umum
o
Piridoksin (B6)

Piridoksin 10 mg tiap 8 jam

Piridoksin
10mg
dikombinasikan
dengan
doxylamine
(antihistamin) 12,5 mg tiap 8 jam.
o
Antihistamin (dipenhydramine, promethazine, dimenhydrinate, dll)
o
Anti emetic bila pengobatan lini pertama (piridoksin+ antihistamin)
gagal

Metoclopramide 10mg tiap 6 jam

Ondansetron 4-8 mg tiap jam

17. Seorang wanita, usia 36 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan keluar
darah dari jalan lahir sejak 3 jam yang lalu. Pasien G1P0A0, mengaku sedang
hamil 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, tidak
didapatkan nyeri perut, defans muscular (-). Pada VT didapatkan darah (+)
sedikit, serviks terbuka 1 cm tapi tidak teraba jaringan plasenta. Diagnosis yang
tepat pada pasien ini adalah:
a. KET
b. Plasenta previa
c. Solusio plasenta
d. Abortus insipient
e. Mola hidatidosa
Pembahasan
Abortus insipien : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
18. Seorang wanita, usia 25 tahun, datang ke puskesmas, dengan keluhan keluar
cairan kental kuning kehijauan dari telinga kanan disertai dengan penurunan
pendengaran tanpa rasa sakit. Pasien mengaku sering seperti ini (keluar cairan
dari telinga) sejak umur 5 tahun biasanya disertai dengan batuk pilek. Pada
pemeriksaan otoskop tampak membran timpani perforasi di tengah, terdapat
sekret kuning kental, hiperemi (-). Diagnosis pada pasien adalah:
a. Otitis media kronis
b. Otitis media serosa
c. Otitis media supuratif akut

d. Otitis media supuratif akut rekuren


e. Otitis media kronis eksaserbasi akut
Pembahasan
OMSK merupakan infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membrane
timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau
hilang timbul. Biasanya disertai gangguan pendengaran.
Merupakan kelanjutan dari OMA yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2
bulan.
19. Seorang pasien berusia 28 tahun datang ke dokter dengan keluhan tidak bisa
tidur sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan berdebar-debar,
berkeringat, buang air besar lebih dari 3 kali/hari, dan berat badan yang turun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD = 120/60
mmHg, N = 120 kali/menit, RR = 20 kali/menit. Didapatkan nodul difus di leher
dan mata menonjol. Apakah pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan?
a. Anti TPO
b. T3
c. T4
d. fT4
e. TSHs
Pembahasan:
Diagnosa Grave Disease
GRAVE DISEASE
Definisi
: Merupakan salah satu dari hipertiroiditis karena reaksi
hipersensitivitas
4 Gejala utama :
a. Tirotoksikosis
Palpitasi, mudah lelah, hyperkinesia, diare, berkeringat, intoleransi panas,
tahan suhu dingin, takikardi, lemah otot, hilang masa otot, nervousness,
penurunan berat badan
b. Goiter / pembesaran tiroid
c. Ophtalmopati / eksoftalmus
d. Dermopati
Laboratorium
: Meningkatnya FT4, menurunnya TSH
Pengobatan
:
a. Tirotoksikosis
- PTU 100 mg tiap 6 jam (efek jangka pendek)
- Metimazole 40 mg tiap pagi selama 1-2 bulan (efek jangka panjang)
- L-tirosin 0,1 mg tiap hari
- Tiroidektomi bila goiter besar atau multinodular
- Terapi iodine radioaktif
- Beta bloker untuk fase akut propranolol 10-40 mg tiap 6 jam
(mengontrol takikardi, hipertensi, dan fibrilasi atrial)
b. Ophtalmology
- Prednisone 40mg/hari 24 jam setelah radioiodine
- Untuk inflamasi akut prednisone 100mg/hari selama 7-14 hari
- Operasi otot mata
20. Seorang pria berusia 18 tahun datang diantar ibunya ke UGD RS dengan
keluhan bengkak dan nyeri di bahu kiri, setelah jatuh 7 hari yang lalu. Rasa
nyeri dirasakan semakin parah sampai pasien tidak dapat menggerakkan bahu
kirinya. Hasil pemeriksaan foto humerus kiri pasien adalah seperti gambar di
bawah ini. Apakah kemungkinan penyebabnya?

(sorry, ga ada yg mirip gambarnya)


a. Trauma
b. Keganasan
c. Infeksi
d. Degenerative
e. Proses imun
Pembahasan:
Osteomyelitis: adalah infeksi pada tulang dan sum-sum tulang.
Waktu: akut (<2 minggu); subakut (2-6 minggu); kronis (>6 minggu)
Penyebaran: hematogenous, perkontinuitatum (dari jaringan sekitar),
penetrating trauma (iatrogenic, fraktur paling banyak pada dewasa)
Gejala: demam (50%), bengkak dan nyeri lokal pada daerah yang kena,
edema, nyeri tekan, terbatasnya gerakan ekstremitas
Radiologis: lytic center, bone destruction, periosteal reaction
Penunjang: kultur, bone aspiration
21. Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena
demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Demam hilang timbul, dan disertai
menggigil serta muntah sebanyak 4x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, suhu tubuh 39.50C, dan terdapat hepatosplenomegali. Dari
pemeriksaan sediaan darah ditemukan adanya gametosit berbentuk pisang.
Obat yang diberikan untuk pasien ini:
a. Artesunat
b. Primakuin
c. Klorokuin
d. Fansidar
e. Kina
Pembahasan:
PENATALAKSANAAN MALARIA RINGAN / TANPA KOMPLIKASI :
A. PENGOBATAN ACT (ARTEMISININ COMBINATION THERAPY)
Golongan Artemisinin:
Berasal dari tanaman Artemisia annua. L yang disebut dalam bah. Cina
sebagai Qinghaosu. Obat ini termasuk kelompok seskuiterpen lakton
mempunyai beberapa formula seperti: artemisinin, artemeter, arte-eter,
artesunat, asam artelinik dan dihidroartemisinin. Obat ini bekerja sangat cepat
dengan paruh waktu kira-kira 2 jam, larut dalam air, bekerja sebagai obat
sizontocidal darah. Hasil beberapa penelitian bahwa pemakaian obat tunggal
menimbulkan terjadinya rekrudensi, maka di rekomendasikan untuk dipakai
dengan kombinasi obat anti-malaria lain,. Dengan demikian juga akan
memperpendek pemakaian obat. Obat ini cepat diubah dalam bentuk aktifnya
dan penyediaan ada yang oral, parenteral/injeksi dan suppositoria.
Tabel 1. Obat-obat golongan artemisinin
N
Nama Obat
Kemasan/
Dosis
o
tablet/cap
1.
Artesunat
Oral : 50 mg/ 200mg
Hari I : 2 mg/kg BB, 2 x sehari, hari
II V : dosis tunggal
Injeksi im/iv : 60
2,4 mg/kg hari I; 1,2 mg/kg/ hari
mg/amp
minimal 3 hari / bisa minum oral
Suppositoria : 100 /
1600 mg/ 3 hari atau 5 mg/kg/ 12
200 mg/sup
jam

Artemeter

Oral : 40mg/ 50mg


Injeksi 80 mg/amp

4.

Artemisinin

Dihidroartemis
inin

Oral 250mg
Suppositoria:
100/200/300 / 400/
500mg/supp
Oral : 20/60/80 mg
Suppositoria : 80 mg/
sup
Injeksi i.m :
150mg/amp

4mg/kg dibagi 2 dosis hari I;


2mg/kg/ hari untuk 6 hari
3,2 mg/kg BB pada hari I; 1,6 mg/kg
selama 3 hari/ sampai bisa minum
oral
20mg/kg dibagi 2 dosis hrI; 10mg/kg
untuk 6 hari
2800mg/ 3 hari; yaitu 600 mg dan
400mg hari I dan 2 x 400 mg , 2
hari berikutnya
2mg/kg BB/dosis 2 x sehari hari I
dan 1 x sehari 4 hari selanjutnya

arteeher (artemotil) : 4,8 dan


1,6 mg/kg 6 jam kemudian dan hari
I; 1,6 mg/kg 4 hari selanjutnya
Penggunaan ACT ( Artemisinin base Combination Therapy)
Penggunaan
golongan
artemisinin
secara
monoterapi
akan
mengakibatkan terjadinya rekrudensi. Karenanya WHO memberikan petunjuk
penggunaan artemisinin dengan mengkombinasikan dengan obat anti malaria
yang lain. Hal ini disebut Artemisinin base Combination Therapy (ACT).
Kombinasi obat ini dapat berupa kombinasi dosis tetap (fixed dose) atau
kombinasi tidak tetap (non-fixed dose). Kombinasi dosis tetap lebih
memudahkan pemberian pengobatan. Contoh ialah Co-artem yaitu kombinasi
artemeter (20mg)+ lumefantrine (120mg). Dosis Coartem 4 tablet 2 x 1 sehari
selama 3 hari. Kombinasi tetap yang lain ialah dihidroartemisinin (40mg) +
piperakuin (320mg) yaitu Artekin. Dosis artekin untuk dewasa: dosis awal 2
tablet, 8 jam kemudian 2 tablet, 24 jam dan 32 jam, masing-masing 2 tablet.
Kombinasi ACT yang tidak tetap saat ini misalnya :
1. Artesunate + mefloquine
2. Artesunate + amodiaqine
3. Artesunate + klorokuin
4. Artesunate + sulfadoksin-pirimetamine
5. Artesunate + pyronaridine
6. Artesunate + chlorproguanil-dapsone (CDA/ Lapdap plus )
7. Dihidroartemisinin+ Piperakuin + Trimethoprim ( Artecom )
8. Artecom + primakuin ( CV8)
9. Dihidroartemisinin + naphthoquine
Dari kombinasi diatas yang tersedia di Indonesia saat ini ialah kombinasi
artesunate + amodiakuin dengan nama dagang ARTESDIAQUINE atau
Artesumoon. Obat Artesdiaqune tersedia untuk program yang saat ini
diedarkan pada 10 propinsi. Obat ini dalam sediaanya masih terpisah yaitu
tablet yang kecil adalah artesunate 50 mg sebanyak 12 tablet; dan
amodiaquine 200 mg tablet yang besar sebanyak 8 tablet. Dikemas dalam satu
doos. Dosis untuk orang dewasa yaitu artesunate (50mg/ tablet) 200mg (4
tablet) pada hari I III. Untuk Amodiaquine(200mg/tab) dosisnya adalah 25 -30
mg/kg BB selama 3 hari yaitu 3tablet hari I dan II dan 1 1/2 tablet hari III atau 10
mg/kg BB Hari I & II dan 5 mg/kg BB pada hari III.
Tabel 2 : Dosis pemakaian Artesdiaquine berdasarkan umur:
Obat/Umur
Hari
1-5 th
5-10th
10>15th
15th
Artesunate
H1
1
2
3
4
( 50 mg)
H2
1
2
3
4
H3
1
2
3
4
Total tablet
3
6
9
12
Amodiaqu
H1
1
1
2
3
ine
H2

1
2
3
(200mg)
H3

1
1
1
Total tablet
2
4
6
7-8
Catatan :

5.

Artheether

Untuk pemakaian obat golongan artemisinin HARUS disertai/ dibuktikan dengan


pemeriksaan parasit yang positif, setidak-tidaknya dengan tes cepat antigen
yang positif. Bila malaria klinis atau tidak ada hasil pemeriksaan parasitologik
TETAP menggunakan obat non-ACT.
PENGOBATAN MALARIA DENGAN OBAT NON-ACT
Walaupun resistensi terhadap obat-obat standar golongan non ACT telah
dilaporkan dari seluruh propinsi di Indonesia, beberapa daerah masih cukup
efektif baik terhadap klorokuin maupun sulfadoksin pirimetamin (kegagalan
masih kurang 25%). Oleh karenanya dibeberapa daerah pengobatan
menggunakan obat standard seperti klorokuin dan sulfadoksin pirimetamin
masih dapat digunakan dengan pengawasan terhadap respon pengobatan.
Obat non ACT ialah:
Klorokuin difosfat/ sulfat, 250 mg garam (150 mg basa), dosis 25 mg basa/kg
BB untuk 3 hari, terbagi 10 mg/kg BB hari I dan hari II, 5 mg/kg BB pada hari
III. Pada orang dewasa biasa dipakai dosis 4 tablet hari I & II dan 2 tablet
hari III. Dapat dipakai untuk P. Falciparum maupun P. Vivax.
Sulfadoksin-Pirimetamin(SP), (500 mg sulfadoksin + 25 mg pirimetamin),
dosis orang dewasa 3 tablet dosis tunggal (1x). Atau dosis anak memakai
takaran pirimetamin 1,25 mg/kg BB. Obat ini hanya dipakai untuk
plasmodium falciparum dan tidak efektif untuk P.vivax. Bila terjadi kegagalan
dengan obat klorokuin dapat menggunakan SP atau obat ACT atau Kina.
Kina sulfat: (1 tablet 220 mg ), dosis yang dianjurkan ialah 3 x 10 mg/kg BB
selama 7 hari, dapat dipakai untuk P. Falciparum maupun P. Vivax. Kina
dipakai sebagai obat cadangan untuk mengatasi resistensi terhadap
klorokuin dan SP. Pemakaian obat ini untuk waktu yang lama (7hari)
menyebabkan kegagalan untuk memakai sampai selesai.
Primakuin: (1 tablet 15 mg), dipakai sebagai obat pelengkap/pengobatan
radical terhadap P. Falciparum maupun P. Vivax. Pada P. Falciparum dosis nya
45mg (3tablet) dosis tunggal untuk membunuh gamet; sedangkan untuk P.
Vivax dosisnya 15mg/ hari selama 14 hari yaitu untuk membunuh gamet dan
hipnozoit (anti-relaps).
Penggunan obat kombinasi non-ACT
Apabila pola resistensi masih rendah dan belum terjadi multiresistensi, dan
belum tersedianya obat golongan artemisinin, dapat menggunakan obat
standar yang dikombinasikan. Contoh kombinasi ini adalah sebagai berikut:
a. Kombinasi Klorokuin + Sulfadoksin-Pirimetamin
b. Kombinasi SP + Kina
c. Kombinasi Klorokuin + Doksisiklin/ Tetrasiklin
d. Kombinasi SP + Doksisiklin/ Tetrasiklin
e. Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin
f. Kina + Clindamycin
Pemakaian obat-obat kombinasi ini juga harus dilakukan monitoring respon
pengobatan sebab perkembangan resistensi terhadap obat malaria berlangsung
cepat dan meluas.
22. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diperiksakan oleh ibunya dengan
keluhan demam sejak 1 hari yang lalu. Keluhan juga disertai dengan nyeri pada
perut kanan bawah saat makan dan minum, mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD = 90/50 mmHg, N = 120 x/menit, teratur, akral
dingin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb = 12 g/dL, leukosit =
20.000/ml, dan trombosit = 250.000/ml. Apa yang selanjutnya dilakukan
dokter?
a. Segera merujuk pasien ke RS
b. Merawatinapkan pasien di puskesmas
c. Memberikan antibiotic yang adekuat
d. Memperbaiki kondisi pasien kemudian merujuk ke RS
e. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi/penyakit pasien
Pembahasan: sudah jelas
23. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diperiksakan oleh ibunya dengan
keluhan demam sejak 1 hari yang lalu. Keluhan juga disertai dengan nyeri pada
perut kanan bawah saat makan dan minum, mual dan muntah. Pada

pemeriksaan fisik ditemukan TD = 90/50 mmHg, N = 120 x/menit, teratur, akral


dingin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb = 12 g/dL, leukosit =
20.000/ml, dan trombosit = 250.000/ml. Tindakan awal yang dilakukan:
a. Memberikan antipiretik iv
b. Memberikan antiemetic iv
c. Membetikan antibiotic iv
d. Memberikan antacid oral
e. Memberikan rehidrasi dengan RL
Pembahasan:
Tiga tujuan penanganan kegawat daruratan pasien dengan syok hipovolemik
antara lain:
1) memaksimalkan pengantaran oksigen-dilengkapi dengan ventilasi yang
adekuat, peningkatan saturasi oksigen darah, dan memperbaiki aliran darah
2) mengontrol kehilangan darah lebih lanjut
3) resusitasi cairan
24. Setiap akhir bulan, seorang dokter akan mempersiapkan program imunisasi
BCG pada daerah kerja puskesmasnya. Dokter menghitung target sasaran
balita dan melakukan koordinasi logistic vaksin dengan juru imunisasi. Fungsi
dokter tersebut yang sesuai dengan 'five star doctor':
a. Manager
b. Care provider
c. Communicator
d. Community leader
e. Decision maker
Pembahasan:
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu
dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu
panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling
menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang
manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan
b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu
perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan
teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah
dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di
dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi
dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan
kebutuhan
kesehatan
individu
dan
komunitasnya,
memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan
atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
25. Seorang pria ditemukan di pantai dalam keadaan sudah meninggal. Mayat
sudah mengalami pembusukan lanjut dan sudah terurai. Tidak ada yang
mengaku mengenali mayat tersebut. Polisi membawa mayat tersebut ke RS
umum untuk dilakukan identifikasi identitas. Pemeriksaan apa yang tepat untuk
mengetahui identitas mayat tersebut?

a. Sidik jari
b. Superimposisi wajah
c. Properti pakaian
d. Sidik gigi
e. Data medic
Pembahasan:
Kehandalan teknik identifikasi ini bukan saja disebabkan karena
ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris menyamai ketepatan teknik sidik jari,
akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah material biologis
yang paling tahan terhadap perubahan lingkungan dan terlindung. Gigi
merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman data
dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa
gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut, pertama
karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisi bahan organik
dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas bahan anorganik
sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindungi.
Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan masing-masing
mempunyai lima permukaan.
26. Seorang laki-laki, usia 68 tahun, datang dengan keluhan mual muntah. Keluhan
ini disertai sesak. Pasien diketahui menderita HT sejak 20 tahun lalu tapi tidak
rutin berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/120 mmHg, N
110x/menit, RR 28x/menit, conjunctiva anemis, rhonki basah halus di basal
paru, JVP meningkat, asites (+), edema tungkai. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 8 g/dL, creatinin 14, BUN 200. Pada foto thorax didapatkan
kardiomegali. Diagnosisnya pada pasien ini adalah:
a. Dekompensasio kordis
b. Hipertensi paru
c. Penyakit gagal ginjal kronis
d. Edema paru
e.
Pembahasan:
Gejala CKD:
- Anemia karena hambatan eritropoietin
- Hipertensi gangguan rennin angiotensin aldosteren
- Metabolic asidosis
- Azotemia
- Sesak karena uremic lung, ALO
Komplikasi:
1. Kardiomegali karena hipertensi kronis komplikasi HF
2. ALO terjadi retensi urin perbedaan tekanan osmotic dan onkotik
3. Edema anasarka
4. Sindrom uremic ensefalopati, uremic lung
27. Seorang laki-laki, usia 17 tahun, datang dengan keluhan suara parau sudah 2
bulan. Keluhan disertai batuk dan kadang disertai darah. Pasien tinggal
serumah dengan kakak pasien yang menderita TB. Pemeriksaan penunjang
yang harus dilakukan?
a. Darah lengkap
b. Pewarnaan gram
c. Pewarnaan KOH
d. Pewarnaan BTA
e. Rontgen leher AP/lateral
Pembahasan:
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan bakteriologi: Merupakan diagnostik pasti, ditegakkan bila
ditemukan kuman Mycobacterium tuberculosis, pada pemeriksaan bahan
sediaan langsung dan kultur dahak. Dahak diambil 3x, selama 3 hari berturut
turut. Dahak yang baik untuk diperiksa adalah dahak yang berasal dari
rongga dada, dahak agak kental dan kehijauan seperti nanah, ludah tidak
perlu diperiksa.
2. Pemeriksaan Radiologi (Rontgen)

3. Pemeriksaan darah: Pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator


yang spesifik untuk TBC. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED
yang normal tidak menyingkirkan TBC.
4. Pemeriksaan histopatologi jaringan: Didapat melalui biopsi di dalam paru, di
selaput paru atau diluar paru misalnya kelenjar atau organ lain.
28. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki
gatal dan nyeri sejak 3 hari. Pekerjaan pasien adalah tukang kebun.
Gambarnya: papul eritematus berkelok-kelok di punggung kaki bagian medial.
Diagnosis dari pasien:

a. Cutaneous larva migrans


b. Dermatitis kontak iritan
c. Angiostrongiloidosis
d. Scabies
e. Loiasis
Pembahasan:
Creeping Eruption
Sinonim
Cutaneus larva migrans, dermatosis linearis migrans, sndworm disease.
Definisi
Creeping eruption adalah suatu erupsi kulit khas, yang disebabkan oleh aneka
macam
penyebab,
dengan
gambaran
klinis
berupa
lesi
yang
menjalar/bermigrasi karena adanya parasit yang bergerak di dalam kulit.
Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh daerah beriklim panas dan dapat terjadi di
Eropa Utara selama musim panas. Biasanya anak-anak atau orang dewasa,
lebih sering pada pria.
Etiologi
Penyebab Creeping eruption antara lain:
Ancylostoma braziliense (cacing tambang anjing dan kucing) merupakan
penyebab umum.
Ancylostoma caninum (cacing tambang anjing) terdapat di Australia.
Uncinaria stenocephala (cacing tambang anjing) terdapat di Europe.
Bunostomum phlebotomum (cacing tambang kucing)
Patofisiologi
Penularan terjadi karena individu berkontak dengan tanah lembab yang telah
terkontaminasi kotoran anjing, kucing atau sapi yang telah mengandung larva
cacing tersebut. Larva mengadakan penetrasi kekulit manusia dan memulai
migrasinya pada epidermis bagian bawah.
Manifestasi Klinik
Larva dapat menimbulkan dermatitis nonspesifik pada tempat penetrasi,
yakni tempat kulit berkontak dengan tanah yang terkontaminasi. Penetrasi
sering terjadi pada tangan, kaki, dan bokong.
Keadaan ini dapat menetap selama berminggu-minggu sampai berbulanbulan, atau langsung menjalar dan menimbulkan garis seperti benang yang
berjalan, agak meninggi.
Lesi mirip terowongan, berwarna seperti daging atau merah muda dengan
lebar sekitar 3 mm. Bentuknya khas dengan pola yang berkelok-kelok,
mengandung cairan serosa dan disertai rasa gatal yang hebat. Lesi lama
akan mengering dan membentuk krusta. Sejumlah besar larva dapat aktif
pada saat yang sama dengan disertai pembentukan serangkaian lesi yang
berputar-putar dan berliku-liku.
Larva bergerak sepanjang beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter
sehari, dan berada di bagian depan lesi. Perjalanan satu larva umumnya

terbatas pada daerah yang relatif kecil, tetapi kadang-kadang dapat


bergerak lebih jauh. Sepanjang garis lesi seirng terdapat vesikula dan rasa
gatal menimbulkan garukan dan selanjutnya terjadi dermatitis dan infeksi
sekunder. Migrasi akan berhenti setelah beberapa minggu sampai beberapa
bulan.
Penyakit bersifat self limiting karena manusia merupakan hospes terakhir,
sampai larva tersebut akhirnya mati. Perkiraan mengenai lamanya penyakit
secara alamiah sangat bervariasi. Variasi ini tegantung spesies larva, tetapi
umumnya tidak diketahui. Beberapa lesi menetap selama beberapa bulan.
Larva migrans dapat diikuti oleh eosinofilia dan Loefflers syndrome,
terutama pada infestasi yang berat.
Larva currens merupakan suatu bentuk khusus dari penyakit ini. Penyebab
adalah S. Stercoralis. Terdapat erupsi papular yang hebat pada tempat
penetrasi dengan diikuti urtikaria dan erupsi papulovesikular, edematous,
atau nonspesifik. Paling sering terdapat pada daerah perianal atau bokong.
Parasit bermigrasi cepat, dapat sampai 10 cm per jam. Pnyakit yang kronik
dan intermiten dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
29. Seorang perempuan, usia 40 tahun dengan G4P3A0 usia kehamilan 30 minggu,
datang dengan keluhan kepala sakit dan kaki bengkak sejak 1 minggu lalu. Dari
pemeriksaan ditemukan pitting edema tungkai (+), TD 150/110 mmHg, nadi
92x/menit, RR 28x/menit, dan tidak ada riwayat kejang. Saran yang dapat
diberikan pada pasien adalah:
a. Langsung MRS (rawat inap)
b. Tirah baring dengan posisi tidur miring kiri
c. Minum obat hipertensi secara teratur
d. Mengurangi makanan tinggi lemak
e. Melakukan senam hamil rutin
Pembahasan:
Diagnosis=pre eklampsia ringan.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita
tadimenunjukkan gejala-gejala preeklampsia.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam air
seni, fungsi organ hati,
ginjal, dan jantung, fungsi hematologi / pembekuan darah
Pre-eklampsia ringan
Tanda dan gejala:
Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;
diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Tatalaksana pre eklampsia ringan dapat secara :
Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir):
1. Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan perawatan sesuai
keinginannya
2. Makanan dan nutrisi seperti biasa, tidak perlu diet khusus
3. Vitamin
4. Tidak perlu pengurangan konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian antihipertensi
6. Kunjungan ke rumah sakit setiap minggu
Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi):
1. Pre eklampsia ringan dirawat inap apabila mengalami hipertensi yang
menetap selama lebih dari 2 minggu, proteinuria yang menetap selama
lebih dari 2 minggu, hasil tes laboratorium yang abnormal, adanya gejala
atau tanda 1 atau lebih pre eklampsia berat

2. Pemeriksaan dan monitoring teratur pada ibu : tekanan darah,


penimbangan berat badan, dan pengamatan gejala pre-eklampsia berat
dan eklampsia seperti nyeri kepala hebat di depan atau belakang kepala,
gangguan penglihatan, nyeri perut bagian kanan atas, nyeri ulu hati
3. Pemeriksaan kesejahteraan janin berupa evaluasi pertumbuhan dan
perkembangan janin di dalam rahim
Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan
gejala pre-eklampsia berat:
Tekanan darah sistolik 160 mmHg
Tekanan darah diastolik 110 mmHg
Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
Trombosit < 100.000/mm3
Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam)
Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)
Nyeri ulu hati
Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
Perdarahan di retina (bagian mata)
Edema (penimbunan cairan) pada paru
Koma
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia
berat selama perawatan, maka perawatan dibagi menjadi:
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri dan ditambah pemberian
obat-obatan Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37 minggu
atau lebih, adanya ancaman terjadinya impending eklampsia, kegagalan
terapi dengan obat-obatan, adanya tanda kegagalan pertumbuhan janin di
dalam rahim, adanya "HELLP syndrome" (Haemolysis, Elevated Liver
enzymes, and Low Platelet).
2. Perawatan
konservatif
yaitu
kehamilan
tetap
dipertahankan
ditambapemberian obat-obatan Perawatan konservatif dilakukan apabila
kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada pasien pre
eklampsia berat yaitu:
Segera masuk rumah sakit
Tirah baring
Infus
Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
Anti hipertensi, diuretikum diberikan sesuai dengan gejala yang dialami
Penderita dipulangkan apabila penderita kembali ke gejala-gejala / tandatanda pre-eklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)
Eklampsia
Definisi: Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan,
atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre-eklampsia.
Gejala dan Tanda
Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti
dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut
terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat
sakit kepala lain
Gangguan penglihatan a pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,
pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik
atau gangguan lainnya
Nyeri perut a nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan
muntah

Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)


Kejang-kejang dan / atau koma
Tatalaksana Tujuan pengobatan:
1. Untuk menghentikan dan mencegah kejang
2. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal
mungkin
4. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin
Pengobatan Konservatif
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejangkejang lagi maka dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).
Pengobatan Obstetrik
Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan
atau tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu Setelah persalinan, dilakukan
pemantauan ketat untuk melihat tanda tanda terjadinya eklampsia. 25%
kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 4 hari
pertama setelah persalinan.
Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 8 minggu. Jika lebih dari 8
minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak
berhubungan dengan pre-eklampsia.
Pencegahan
Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan.
Diantaranya dengan diet rendah dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal
(vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng),
magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini
mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu
belum mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti
manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan
bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya.
30. Seorang wanita, usia 35 tahun, dibawa suaminya ke UGD dengan luka bakar
derajat II 40% akibat ledakan gas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien
sadar, TD 100/60 mmHg, Nadi 120x/mnt, RR 20x/mnt, tidak sesak nafas.
Penanganan pertama yang dilakukan adalah:
a. Morfin iv
b. Ketorolac iv
c. Metamizol iv
d. Antibiotik spectrum luas
e. Infus RL 4 cc/kgBB/luas luka bakar
Pembahasan:
PENGELOLAAN LUKA BAKAR
Prioritas pengelolaan penderita luka bakar secara umum perlu diperhatikan
seperti pengelolaan penderita trauma pada umumnya yaitu, Airway, Breathing,
dan Circulation.
Terapi Cairan
Orang dewasa dengan luka bakar tingkat II-III 20 % atau lebih sudah ada
indikasi untuk pemberian infus karena kemungkinan timbulnya syok.
Sedangkan pada orang tua dan anak-anak batasnya 15%. Formula yang dipakai
untuk pemberian cairan adalah formula menurut Baxter. Formula Baxter
terhitung dari saat kejadian maka (orang dewasa):
8 jam pertama (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Ringer Laktat
16 jam berikutnya (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Ringer Laktat
ditambah 500-1000cc koloid.
Modifikasi Formula Baxter untuk anak-anak adalah:
Replacement : 2cc/ KgBB/ % luas luka bakar
Kebutuhan faali: Umur < 1 tahun 100cc/KgBB
Umur 1-5 tahun 75cc/KgBB
Umur 5-15 tahun 50cc/KgBB

Sesuai dengan anjuran Moncrief maka 17/20 bagian dari total cairan
diberikan dalam bentuk larutan Ringer Laktat dan 3/20 bagian diberikan dalam
bentuk koloid. Ringer laktat dan koloid diberikan bersama dalam botol yang
sama. Dalam 8 jam pertama diberikan jumlah total ciran dan dalam 16 jam
berikutnya diberikan jumlah total cairan. Formula tersebut hanyalah suatu
pedoman, suatu estimasi yang kasar. Jangan sekali-kali fanatik terhadap
formula tersebut melainkan selalu dikoreksi melalui tanda-tanda klinis
penderita dan laboratorium apakah cairan yang diberikan sudah memadai.
Pengelolaan Nyeri
Nyeri yang hebat dapat menyebabkan neurogenik syok yang terjadi pada
jam-jam pertama setelah trauma. Morphin diberikan dalam dosis 0,05 mg/Kg
(iv).
Perawatan luka
a. Perawatan pertama
- Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air dingin, yang terbaik
dengan temperatur 20oC selama 15 menit
- Luka bakar tingkat I tidak memerlukan pengobatan khusus, dibersihkan
dan diberi analgetika saja.
- Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan seluruh tubuhnya,
rambutnya dikeramasi, kuku-kuku dipotong, lalu lukanya dibilas dengan
cairan yang mengandungdesinfektan seperti sabun cetrimid 0,5% (savlon)
atau Kalium permanganat. Kulit-kulit yang mati dibuang, bullae dibuka
karena kebanyakan cairan di dalamnya akan terinfeksi
b. Perawatan Definitif
- Perawatan tertutup
Setelah luka bersih, ditutup dengan selapis kain steril berlubang-lubang
(tulle) yang mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika lalu
dibebat tebal untuk mencegah evaporasi dan melindungi kulit dari trauma
dan bakteri. Sendi-sendi ditempatkan pada posisi full extension.
- Perawatan Terbuka
Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering akan
menjadi lapisan eschar. Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar.
Penderita dirawat di dalam ruangan isolasi. Setiap eschar yang pecah
harus diberikan obat-obatan lokal dan dikontrol bila ada penumpukan pus
dibawah eschar maka haru dilakukan pempukaan eschar (escharotomi).
- Perawatan Semi terbuka
Sama seperti perawatan terbuka tetapi diberikan juga obat-obatan lokal.
Obat lokal berberntuk krim yang akan melunakkan eschar dan
memudahkan perawatan untuk dibersihkan.
- Obat-obatan lokal
Silver sulfadiazin krim 1% diberikan sehari sekali. Silver sulfadiazin
bekerja sebagai bakterisida yang efektif terhadap kuman gram positif.
- Mandi
Badan penderita setiap 1-2 hari setelah resusitasi selesai harus
dibersihkan dari kotoran yang melekat dengan memandikannya. Luka
dibilas dengan cairan yang mengandung desinfektan (savlon 1:30 atau
Kalium Permanganat 1:10.000). Escharotomi pada perawatan terbuka
umumnya dikerjakan pada minggu kedua dengan cara eksisi memakai
pisau, dermatom, elektro eksisi atau enzimatik (kolagenase).
- Skin Grafting
Skin grafting sangat penting untuk penderita untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi kehilangan cairan.
- Antibiotika Sistemik
o Bakteri yang berada pada luka umumnya gram positif dan hanya
berkembang setempat, tetapi bakteri gram negatif seperti
pseudomonas sangat invasif dan banyak menimbulkan sepsis. Karena
banyaknya jaringan nekrotik pada luka bakar maka penetrasi
antibiotika sistemik ke luka tidaklah meyakinkan. Oleh karena itu
antibiotika sistemik digunakan bila timbul gejala sepsis. Macam
antibiotika ditentukan dari kultur dari bagian yang terinfeksi, baik luka,
darah maupun urine.

o Antibiotika pilihan adalah cephalosporin generasi pertama (cefazolin,


cephapirin dan cephalotin). Generasi ketiga khususnya ceftazidim
mempunyai efektifitas besar terhadap pseudomonas
- Nutrisi: Dukungan nutrisi yang baik sangat membantu penyembuhan luka
bakar
Komplikasi Luka Bakar
- Fase Akut: syok, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Fase Subakut: infeksi dan sepsis
- Fase Lanjut: parut hipertropik
Mortalitas
- Mortalitas pada luka bakar disebabkan oleh:
- Syok karena kehilangan cairan
- Gagal jantung karena Myocardial Depressing Factor
- Sepsis
- Gagal ginjal akut
- Komplikasi lain seperti pneumonia
Perawatan dan Follow up
- Rehabilitasi
- Peletakan sendi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kontraktur
- Fisioterapi sangat diperlukan untuk mencegah kekakuan
31. Seorang laki-laki, usia 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan mulut
mencong sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan mata kiri tidak bisa
menutup. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
status neurologis, didapatkan lagoptalmus mata kiri, angkat alis tertinggal
sebelah kiri, nasolabial fold kiri datar, dan tidak ada pergerakan. Pengecapan
2/3 anterior lidah normal. Kelainan pada pasien ini:
a. Kelainan N.VII kiri perifer
b. Kelainan N.VII kanan perifer
c. Kelainan N.VII kiri sentral
d. Kelainan N.VII kanan sentral
e. Kelainan N.VII nuclear
Pembahasan:
Definisi
Bells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi secara
akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai penyakit
lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis atau kelumpuhan fasialis
perifer.
Patofisiologi
- Patofisiologi
timbulnya
Bells
Palsy
secara
pasti
masih
dalam
perdebatan. N.VII berjalan melalui bagian dari tulang temporal yang disebut
dengan kanalisfasialis.
- Adanya edema dan ischemia menyebabkan kompresi dari N.VII dalam kanalis
tulang ini, karena itu ia terjepit di dalam foramen stilomastoideum
danmenimbulkan kelumpuhan fasialis LMN. Kompresi N.VII ini dapat dilihat
dengan MRI.
- Bagian pertama dari kanalis fasialis yang disebut dengan segmen
labyrinthineadalah bagian yang paling sempit, meatus foramien ini memiliki
diameter 0,66 mm.
- Lokasi inilah yang diduga merupakan tempat paling sering terjadinya
kompresi pada N.VII pada
- Bells Palsy, karena bagian ini merupakan tempat yang paling sempit maka
terjadinya inflamasi, demielinisasi, ischemia, ataupun proses kompresi paling
mungkin terjadi. Lokasi terserangnya
- Nervus Fasialis di Bells Palsy bersifat perifer dari nukleus saraf tersebut,
dimana timbulnya lesi diduga terletak didekatataupun di ganglion
genikulatum. Jika lesinya timbul di bagian proksimal gangliongenikulatum
maka akan timbul kelumpuhan motorik disertai dengan ketidak abnormalan
fungsi gustatorium dan otonom.
Gejala

Apabila lesi terletak di foramenstilomastoideus dapat menyebabkan


kelumpuhan fasial saja.
Biasanya timbul secara mendadak, penderita menyadari adanya
kelumpuhan pada salah satu sisi wajahnya pada waktu bangun pagi,
bercermin atau saat sikat gigi/berkumur atau diberitahukan oleh orang
lain/keluarga bahwa salah satusudutnya lebih rendah.
Bells palsy hampir selalu unilateral.
Hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total.
Pada sisi wajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan
nasolabialis akanmenghilang, sudut mulut menurun, bila minum atau
berkumur air menetes darisudut ini, kelopak mata tidak dapat dipejamkan
sehingga fisura papebra melebar serta kerut dahi menghilang.
Bila penderita disuruh untuk memejamkan matanya maka kelopak
mata pada sisi yang lumpuh akan tetap terbuka dimana kelumpuhan N.VII
yang mempersyarafi m.orbikularis okuli dapat menyebabkan lagoftalmus
yaitu palpebral tidak dapat menutup dengan sempurna. Serta bola mata
pasien berputar ke atas. Keadaan ini dikenal dengan tanda dari Bell
(lagoftalmus disertai dorsorotasi bola mata).
Bila khorda timpani juga ikut terkena, maka terjadi gangguan
pengecapandari 2/3 depan lidah yang merupakan kawasan sensorik khusus
N.intermedius. dan bila saraf yang menuju ke m.stapedius juga terlibat,
maka akan terjadi hiperakusis.

32. Seorang dokter ingin melakukan studi yang membandingkan hubungan antara
perokok dan non perokok dengan kejadian stroke. Data diambil dari orang
perokok dan non-perokok yang sudah mengalami stroke dan yang belum
mengalami stroke. Metode analisis data yang digunakan:
a. Student t-tes
b. ANOVA
c. Chi square
d. Regresi linier
e.
Pembahasan:
Karena data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif analisis
menggunakan chi square.
33. Seorang laki-laki, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata
kuning sejak 3 hari ini disertai dengan keluhan mual dan muntah. Teman
sekantornya juga banyak yang mengalami keluhan serupa. Pada pemeriksaan
fisik pasien compos mentis, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit,
sclera ikterik, dan hepatomegali ringan. Pemeriksaan yang tepat untuk pasien
adalah:
a. IgM anti HAV
b. IgM anti HBc
c. IgM anti HCV
d. IgM anti HDV
e. IgM anti HEV
Pembahasan:
Diagnosis Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti
kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan
kencing yang berwarna hitam pekat.
Penularan fekal-oral menyerang satu kelompok orang
34. Seorang perempuan, usia 58 tahun datang ke praktik pribadi dokter dengan
keluhan perut membesar sejak 3 bulan. Pemeriksaan fisik terdapat anemia,
sclera ikterik, tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan hepar teraba
keras, permukaan tidak rata dan nyeri tekan (+). HbsAg (+), alfa fetoprotein
1000/l. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Sirosis hepatis
b. Hepatoma
c. Abses hepar

d. Hepatitis akut
e. Hepatitis kronis
Pembahasan:
ALFA FETOPROTEIN
AFP adalah suatu protein plasma yang dihasilkan oleh yolk sac (kantong kuning
telur) dan hati selama kehidupan janin. AFP ini diketahui tidak memiliki manfaat
pada orang dewasa yang sehat. Jadi, kadar yang meningkat dapat
menunjukkan kelainan.
Kadar normal dari AFP adalah di bawah 10 ng/ml. Kenaikan sedang sampai 500
ng/ml dapat terjadi pada penderita hepatitis kronik. Sedangkan kadar di atas
500 ng/ml hanya terdapat pada :
1. Kanker hati
2. Kanker testis dan ovarium
3. Proses penyebaran kanker yang telah mencapai hati
HEPATITIS

HEPATOMA
Kriteria
diagnosa
Kanker
Hati
Selular
(KHS)
menurut
PPHI
(Perhimpunan PenelitiHati Indonesia), yaitu:
1. Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa disertai bising arteri.
2. AFP (Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari 500 mg per ml.
3. Ultrasonography (USG), Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann
(CT Scann),
Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Angiography
a t a u p u n Positron Emission Tomography (PET) yang menunjukkan adanya
KHS.
4. Peritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya KHS.
5. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan KHS.
Diagnosa KHS didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria
atau hanya satuyaitu kriteria empat atau lima.
35. Seorang perempuan, usia 68 tahun, datang ke tempat praktik dokter dengan
keluhan pucat dan lemah sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat gagal terapi TB paru
4 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik pasien compos mentis, konjungtiva
anemis, TD 120/70 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 28x/menit, Tax 37,8 0C.
Pemeriksaan lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
8 g/dL, leukosit 4.200/ml, dan trombosit 200.000/ml. Anemia pada pasien
disebabkan oleh:
a. Perdarahan akut
b. Penyakit kronis
c. Efek samping obat
d. Autoimun
e. Kekurangan zat besi
Pembahasan:
ANEMIA PENYAKIT KRONIK

Merupakan respon sekunder normal terhadap berbagai penyakit di bagian


tubuh manapun. Timbul setelah adanya inflamasi kronis atau infeksi kronis
Biasanya muncul setelah 1-2 bulan mengalami infeksi / inflamasi kronis
Tidak disertai penurunan komponen darah lainnya (leukosit dan trombosit)

36. Seorang laki-laki, usia 48 tahun, datang ke dokter dengan keluhan pucat dan
mudah lemah sejak 1 minggu. Sebelumnya pasien mengaku BAB mengeluarkan
darah segar sejak 1 tahun dan sering diberi obat lewat dubur. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 8
g/dL, leukosit 4.200/ml, dan trombosit 200.000/ml. Penyebab anemia pada
pasien ini adalah:
a. Perdarahan
b. Penyakit kronis
c. Efek samping obat
d. Autoimun
e. Kurang zat besi
Perdarahan:
Diagnosis Hemorroid
HEMOROID
Adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena hemoroidales.
Tanda dan gejala :
- Perdarahan merah segar bisa tidak bercampur feses, jumlah bervariasi
- Dapat prolapse, bisa reduksi spontan, lama kelamaan harus dimasukkan
sendiri, bahkan tak dapat dimasukkan
37. Seorang perempuan, usia 25 tahun G6P4A1 dengan usia kehamilan 9 bulan
datang ke dokter dengan keadaan shock dan lemah. Riwayat sebelumnya
persalinan telah dibantu oleh dukun dan didorong perutnya. Dari pemeriksaan
didapatkan perdarahan pervaginam, nyeri di atas simfisis, bundle ring sign (+),
teraba bagian janin. Diagnosis yang paling mungkin dari pasien:
a. Partus lama
b. Rupture uteri
c. Involusio uteri
d. Solusio placenta
e. Placenta previa
Pembahasan:
RUPTUR UTERI
Gejala dan tanda :
- Perdarahan intraabdominal dan atau vaginal
- Nyeri hebat sebelum perdarahan atau syok, dan kemudian hilang setelah
terjadi regangan hebat pada perut bagian bawah
- Bundle of ring (+) cincin retraksi patologis
Factor predisposisi :
- Riwayat SC
- Partus lama / kasep
- Disproporsi kepala/fetopelvik
- Kelainan letak/presentasi
- Persalinan traumatic
Komplikasi :
- Syok, takikardia
- Cairan bebas intraabdomen
- Hilang gerak dan DJJ
- Bentuk uterus abnormal/kontur tak jelas
- Nyeri raba/tekan dinding perut
- Bagian janin mudah di palpasi
38. Seorang bayi lahir 6 jam lalu dengan berat lahir 2300 gram. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan wajah bayi terlihat seperti orang tua, kulit kering dan keriput,
garis pada telapak kaki memanjang sampai bagian posterior. Umur kehamilan 9
bulan, ibu menderita diabetes mellitus. Kondisi bayi tersebut adalah:
a. Dismaturitas
b. Berat bayi sesuai usia kehamilan

c. Prematuritas murni
d. Bayi menderita kelainan bawaan
e. Bayi menderita DM
Pembahasan:
Diagnosa Dismaturitas, karena usia kehamilan 36 minggu seharusnya berat
badan bayi mencapai 2500 g
- Preterm Infant atau bayi prematur, yaitu bayi yng lahir pada umur kehamilan
tidak mencapai 37 minggu.
- Term Infant atau bayi cukup bulan (Maturelaterm), yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan lebih dari pada 37 42 minggu.
- Post Term Infant atau bayi lebih bulan (Postrem/Postmature) yaitu bayi yang
lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu
- Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat nbadan sesuai dengan berat badan masa kehamilan
(berat badan terletak antara presentil ke-10 sampai presentil ke-90 pada
intrauterin).
- Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterin.
39. Anak laki-laki 2 tahun dibawa oleh orang tuanya ke UGD RS dengan keluhan
rewel dan menangis melengking seperti kesakitan sejak 1 hari yang lalu. Pasien
juga mulai tidak mau makan dan minum serta ada riwayat demam tinggi dan
keluar cairan kehijauan dari telinga pasien sejak 1 minggu lalu. Riwayat
imunisasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 115x/menit,
suhu 39,50C. Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 11, kaku kuduk (+),
peningkatan tonus otot, Babinski (+/+). Hasil pemeriksaan cairan serebrospinal:
keruh, reaksi nonne dan pandy (+), jumlah sel 11.000/ml, protein 180 mg/dl.
Pada kultur didapatkan bakteri H.Influenzae. Apakah vaksin yang seharusnya
dapat diberikan untuk mencegah kejadian tersebut?
a. HPV
b. MMR
c. Influenzae
d. Hepatitis B
e. Meningokokus
Pembahasan:
Pemeriksaan tes Pandy (+) pada:
Diabetes
mellitus;
Brain
tumor (Meningioma, Acoustic
neuroma,
Ependymoma); brain abscess; Spinal cord tumor; Multiple sclerosis; Acute
purulent Meningitis; Granulomatous Meningitis; Carcinomatous Meningitis;
Syphilis (protein
may
be
normal
if longstanding);
GuillainBarr
syndrome [Infectious polyneuritis] (Protein rises after 57 days); Cushing's
disease; Connective tissue disease; Uremia; Myxedema; Cerebral
hemorrhage
Pencegahan untuk infeksi Haemofilus influenza tipe B adalah vaksin Hib
Gejala Meningitis H. influenza:
Altered cry; Lethargy; Nausea or vomiting; Fever; Headache; Photophobia;
Meningismus; Irritability; Anorexia; Seizures
Pemeriksaan Fisik:
Fast heart rate; Fever; Mental status changes; Stiff neck
40. Telah terjadi kejadian luar biasa DBD di sebuah desa. Kemudian dokter
puskesmas di desa tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
DBD melalui siaran radio setempat. Hal ini sesuai dengan prinsip five star
doctor, yaitu:
a. Manager
b. Care provider
c. Communicator
d. Community leader
e. Decision maker
Pembahasan: lihat no. 24

41. Diketahui terjadi peningkatan kasus TB di suatu wilayah, pada tahun 2010
jumlahnya 56 orang, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi 75 orang.
Hal ini didapatkan dari survei yang dilakukan kader kesehatan setempat
dengan mendatangi penduduk dari rumah ke rumah. Survei seperti ini
dinamakan:
a. Surveillans sentinel
b. Surveillans epidemi aktif
c. Surveillans epidemi pasif
d. Surveillans epidemi khusus
e. Surveillans epidemi rutin terpadu
Pembahasan:
Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan Surveilans
epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor
resiko kesehatan.
Surveilans epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan Surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau
situasi khusus kesehatan
Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada
periode tertentu serta populasi atau wilayah tertentu untuk mengetahui
lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau
factor resiko kesehatan.
Penyelenggaraan berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemilogi dimana unit
Surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan
kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Surveilans Pasif, adalah Penyelenggaraan Surveilans epidemiologi dimana
unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
42. Seorang wanita, usia 60 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan bengkak dan
sulit berjalan. Pasien sudah menderita hipertensi dan DM sekitar 20 tahun.
Kemudian dokter memberikan penjelasan mengenai penyakitnya dan konseling
tentang gizi. Penanganan yang dilakukan dokter ini:
a. Holistik
b. Komprehensif
c. Kontinyu
d. Kolaboratif
e. Koordinatif
Pembahasan: penjelasan ada di no. 178 (peace reek :D)
43. Seorang laki laki, usia 50 tahun, datang ke UGD dengan keluhan demam dan
luka bernanah di telapak kaki yang tak kunjung sembuh. Sekitar 2 minggu yang
lalu kakinya tertusuk paku, kemudian luka meluas sampai ke punggung kaki
dan berbau busuk tapi tidak menimbulkan rasa nyeri. Pasien memiliki penyakit
DM namun tidak rutin minum obat. Saat ini pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu 380C, RR 22x/menit, Tax
380C, dan GDS 450g/dL. Terapi untuk pasien ini:
a. Sulfonilurea
b. Biguanide
c. Acarbose
d. Thiazolidinedione
e. Insulin
Pembahasan:
Jawaban: E
Indikasi pemberian insulin:
penurunan BB cepat

hiperglikemi berat+ketosis
DM dengan kondisi stress berat: operasi, infark miokard, stroke, infeksi
KAD atau HHS
Hiperglikemi+ asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OAD dengan dosis optimal
Kehamilan dengan DM yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat
Kontraindikasi atau alergi OAD

44. Seorang anak perempuan berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke UGD RS dengan
keluhan kejang beberapa menit yang lalu. Saat kejang, anak demam tinggi.
Kejang terjadi pada kedua tangan dan kaki selama 5 menit kemudian kejang
berhenti. Kejang 1x dalam 24 jam. Pasien pernah mengalami kejang serupa
pada usia 18 bulan. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, HR
110x/menit, RR 28x/menit, suhu 39,2 0C. Gejala gangguan neurologis tidak ada.
Diagnosisnya:
a. Meningitis
b. Encephalitis
c. Meningoencephalitis
d. Kejang demam sederhana
e. Kejang demam kompleks
Pembahasan:
Kejang Demam Sederhana Kejang
Demam Status epileptikus
Kompleks
Lama <15menit
>15 menit
>30menit
Kejang umum tonik- Kejang
fokal
ato Kejang berulang
klonik
parsial 1 sisi ato Diantara kejang tidak
kejang
umum
Dapat berhenti sendiri
sadar
didahului
parsial
Tanpa gerakan fokal
Tidak berulang dalam Berulang dlm 24jam
Diantara kejang tidak
24jam
sadar
Setelah kejang sadar
45. Seorang pria, usia 65 tahun, mengalami penurunan kesadaran saat di tempat
tidur. Pada pemeriksaan fisik, dengan rangsang nyeri didapatkan mata
membuka sedikit, tangan bergerak di samping kepala dan kaki bergerak ke
arah tidak beraturan dan pasien merintih kesakitan. GCS pada pasien:
a. E2M5V3
b. E3M5V2
c. E2M4V3
d. E2M5V2
e. E2M4V2
Pembahasan: sudah jelas
46. Seorang bayi berumur 2 bulan, datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu.
Pemeriksaan fisik menunjukkan bising usus meningkat dan pada pemeriksaan
mikroskopik tinja didapatkan gambaran ragi, hifa semu dan blastospora. Obat
yang tepat pada penyakit di atas adalah:
a. Nystatin
b. Amoxicillin
c. Griseofulvin
d. Ampothericin B
e. Kloramfenikol
Pembahasan:
Case oral trush d.t Candida
Nystatin (originally named Fungicidin) is a polyene antifungal medication to
which many molds and yeast infections are sensitive, including Candida
The treatment of choice for thrush is oral nystatin suspension, although
numerous antifungal agents are effective. Resistance to nystatin is rare

It must be applied to all of the affected mucosal surfaces to be effective


(unlike systemic therapies).
In older children and adults, antifungal medications should be swished
around in the oral cavity and swallowed. In younger patients, instruct
parents to apply 1-2 mL of the solution to the inside of each cheek during
each administration. Medication can also be directly applied to the lesions
with a nonabsorbent swab or applicator. The best time to administer
medication is between meals because this allows longer contact time.

47. Seorang wanita, usia 48 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan utama
sering kencing sejak 2 bulan, disertai sering haus, dan BB turun. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium: GDA
360mg/dL dan kolesterol total 290 mg/dL. Apa penyebab keluhan utama?
a. Polydipsi
b. Dyslipidemia
c. Lypolisis
d. Hiperglikemia
e. Proteolysis
Pembahasan:
Hiperglikemi menyebabkan neuropati nervus pudendus sehingga menyebabkan
pasien sulit menahan kencing
Hiperglikemi merupakan akibat dari resistensi insulin sehingga menyebabkan
glukosa yang masuk tidak dapat dimetabolisme dan diubah menjadi energy
yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya banyak glukosa yang bebas di pembuluh
darah yang tidak bisa diabsorbsi. Menyebabkan pasien sering merasa lapar
karena kurang ATP.
48. Seorang anak perempuan, usia 4 tahun dibawa ke UGD RS oleh orang tuanya
karena kejang, sudah 3 kali sejak pagi, tipe kejang lengan dan kaki kelojotan,
mata melirik ke atas, kejang selama 15 menit, setelah kejang tidak sadar, dan
belum bangun saat di bawa ke RS. Pasien sempat mengalami batuk pilek
sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan nadi 124x/menit; RR 12 x/menit; Tax
38,50C. Pemeriksaan yang harus segera dilakukan?
a. Pungsi lumbal
b. EEG
c. Elektrolit darah
d. CT scan kepala
e. MRI kepala
Pembahasan:
Kasus KDK >15 menit, Kejang fokal ato parsial 1 sisi ato kejang umum
didahului parsial, Berulang dlm 24jam, Diantara kejang tidak sadar
Pemeriksaan EEG pada kejang demam dapat memperlihatkan gelombang
lambat di daerah belakang yang bilateral, sering asimetris, kadang-kadang
unilateral. Pemeriksaan EEG dilakukan pada kejang demam kompleks atau
anak yang mempunyai risiko untuk terjadinya epilepsi. Pemeriksaan pungsi
lumbal diindikasikan pada saat pertama sekali timbul kejang demam untuk
menyingkirkan adanya proses infeksi intra kranial, perdarahan subaraknoid
atau gangguan demielinasi, dan dianjurkan pada anak usia kurang dari 2
tahun yang menderita kejang demam (Sari Pediatri, 2002).
Sumber lain: EEG dilakukan untuk mencari penyebab pada kejang tanpa
demam; pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis terutama untuk kejang demam yang pertama;
pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mencari sumber infeksi.
49. Seorang laki-laki, usia 55 tahun, dilaporkan meninggal akibat radang paru-paru
berat. Dari pemeriksaan PCR yang terstandarisasi WHO didapatkan virus H5N1
dari sediaan dahak. Pasien berasal dari daerah cluster avian flu dan dalam 1
bulan dilaporkan ada 3 kasus serupa. Kasus tersebut adalah?
a. Probable case
b. Possible case
c. Definit case

d. Suspect case
e. Certain case
Pembahasan:
Possible case A possible case is usually a case with the clinical criteria
as described in the casedefinition without epidemiological or laboratory
evidence of the disease in question.The definition of a possible case has high
sensitivity and low specificity. It allows for detection of most cases but some
false positives cases will be included into this
A suspected case is a case that meets clinical case definition; meaning
the signs and symptoms a person has or presents with are consistent or
compatible with a particular disease.
A probable case A probable case is usually a case with clinical criteria
and an epidemiological linkas described in the case definition. Laboratory
tests for probable cases are specified only for some diseases category.
A confirmed case should be laboratory confirmed and may fulfil the clinical
criteria or not as described in the case definition. The definition of a
confirmed case is highly specific and less sensitive; therefore most of the
collected cases will be true cases although some will be missed.
50. Seorang pasien, usia 50 tahun, datang ke puskesmas mengeluh muncul bercak
merah di dada yang menyebar ke punggung, lengan, tangan, hingga lipat paha.
Bercak terasa gatal bila aktivitas dan kena keringat. Pemeriksaan status
dermatologis didapatkan papula eritematous, skuama kasar, eritema, plak, dan
pada pemeriksaan KOH 20% ditemukan sel ragi. Pada biakan Saburoud agar
ditemukan koloni warna coklat mengkilat dan permukaan basah. Penyebab
penyakit adalah:
a. Malassezia furfur
b. Tinea
c. Candida albicans
d. Tricophyton sp
e. Microsporon sp
Pembahasan:
Malassezia furfur:
o Koloni: creamy yellow hingga brown, smooth or lightly wrinkled
o Mikro: yeast-like conidia, globose to ellipsoidal in shape, round at one end
and blunt at the other, few rudimentary hyphal elements, sexual spore (-)
Candida
o Koloni: cream to yellowish, pasty, smooth, glistening to dry/wrinkled
o Mikro: pseudohyphae, blastoconidia (grape like cluster), terminal
chlamydoconidia
Tricophyton:
o Koloni: white, cream, yellow, reddish, orange buff, granular, purple, deep
purple,
o Mikro: macroconidia thick walled, long, cylindrical, microconidia, cigar
shaped
Microsporon
o Koloni: white, pink deep rose, light yellow, yellowish, greenish buff,
cinnamon brown, dark brown; glabrous to velvety, terminal vesicle.
o Mikro: septate hyphae, microaleurioconidia, macroaleurioconidia, some
hyphae often thick walled and highly segmented, spore (-)
51. Seorang anak perempuan, usia 9 tahun, datang dengan keluhan ada lubang di
depan lubang telinga kirinya. Lubang diketahui sudah ada sejak anak berusia 5
tahun namun akhir-akhir ini keluar cairan kuning kental dan kadang berbau.
Riwayat pernah terjadi bengkak di lubang tersebut 1 tahun yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik terdapat lubang di depan tragus diameter 1 mm, bila
dipencet keluar cairan kekuningan sedikit, tidak ada tanda radang. Diagnosis
dari pasien tersebut:
a. Tragus accesorius kiri
b. Abses pre-aurikular kiri
c. Fistel pre-aurikular kiri

d. Perikondritis aurikula kiri


e. Microtia aurikula kiri
Pembahasan:
Jawaban: C
FISTULA PREAURIKULA
Gejala Klinis
Keadaan ini seringkali kurang mendapat perhatian dari pasien karena
umumnya asimptomatik dan karena ukuran lubangnya yang kecil (<1mm).
Pada keadaan tenang tampak muara fistel berbentuk bulat atau lonjong. Dari
muara fistel sering keluar secret yang berasal dari kelenjar sebacea dan bila
infeksi dapat mengeluarkan secret berbau busuk.
Beberapa pasien datang dengan drainase kronik yang intermitten berupa
material purulen dari tempatnya yang terbuka. Drainase fistula ini menjadi
mudah mengalami infeksi. Sekali infeksi, fistula-fistula ini jarang
asimptomatik, sering berkembang menjadi eksaserbasi akut yang rekurren.
Pasien mungkin datang dengan sellulitis fasial atau ulserasi yang berlokasi
pada bagian depan telinga. Ulserasi ini sering diobati tanpa mengetahui
sumber primernya dan fistula preaurikular menjadi tidak ketahuan.
Perkembangan dari adanya infeksi, pasien mungkin dapat berkembang
menjadi jaringan parut
*Bedanya sama abses dan perikondritis ada tanda radang
52. Seorang wanita, usia 14 tahun, datang ke RS dengan keluhan adanya benjolan
di leher depan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh susah konsentrasi
di sekolahnya, suka marah, berdebar-debar, tangan berkeringat, banyak makan
tapi BB turun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien gelisah, takikardi dan
hipertensi. Kemungkinan hasil pemeriksaan pada hipertiroid primer adalah?
a. T3 rendah, T4 rendah, TSH tinggi
b. T3 rendah, T4 tinggi, TSH tinggi
c. T3 tinggi, T4 tinggi, TSH rendah
d. T3 tinggi, T4 rendah, TSH rendah
e. T3 tinggi, T4 tinggi, TSH tinggi
Pembahasan:
Thyroid Function Test (Oxford Handbook Clinical Medicine 8th ed)
TSH, T4
hypothyroidsm
TSH, T4 Normal
Treated hipotiroidsm or subclinical hipotiroidism
TSH, T4
TSH secreting tumour or thyroid hormone resistance
TSH, T4, T3
Slow conversion of T4 or T3
TSH, T4 or T3
Hyperthyroidism
TSH, T4 & T3 Normal Subclinical hyperthyroidism
TSH, T4
Central hypothyroidsm (hypothalamic or pituitary
disorder)
TSH, T4& T3
Sick euthyroidsm or pituitary disease
TSH Normal, Abnormal Consider changes in thyroid- binding globulin, assay
T4
interference, amiodarone, or pituitary TSH tumaor
53. Seorang pria, usia 40 tahun, dibawa ke UGD karena kecelakaan lalu lintas. Dari
pemeriksaan didapatkan adanya fraktur femur terbuka kiri dan kanan dengan
perdarahan masif. Tekanan darah 70/40mmHg; Nadi 140x/menit, kecil; RR
28x/menit dan akral dingin, pucat, basah. Tatalaksana awal yang harus
dilakukan adalah:
a. Infus RL sampai normovolemik
b. Infus RL 1000 cc cepat lanjut whole blood
c. Plasma expander 1000ml lanjut PRC
d. Whole blood sesuai jumlah perdarahan
e. FFP sesuai jumlah perdarahan
Pembahasan:
Derajat Perdarahan
DERAJAT
I
II
III
IV
BLOOD
<750
750-1500
1500-2000
>2000
LOSS (ml)

BLOOD
LOSS
(%
EBV)
NADI
(x/min)
TD
CRT
RESPIRASI
DIURESIS
(ml/hr)
MENTAL
STATUS
FLUID
THERAPY

<15%

15-30%

30-40%

>40%

<100

>100

>120 lemah

>140

118/72
N
14-20
>30

110/80
>2
20-30
20-30

70-90/50-60
>2
30-40
10-20

Sistolik <50/60
>2
>40
0-10

N/gelisah

Gelisah

Somnolen

Somnolen/Koma

Crystalloid/RL
1,5 L atau
koloid 1 L

Crystalloid/RL
1 L dan koloid
1L

Kristaloid
+
blood/RL 1 L +
koloid 0,5 L +
blood 1-1,5 L atau
PRC 0,5-0,75 L

Kristaloid
+
blood/RL 1 L +
koloid 1 L + blood
2 L atau PRC 1 L +
koloid 1 L

54. Seorang wanita, usia 67 tahun, pasca stroke 6 bulan yang lalu, diantar anaknya
ke dokter karena mengeluh sulit tidur sejak 3 minggu. Bila tidur, pasien sering
terbangun dan susah tidur kembali. Pasien juga tidak mau menjalani terapi
rehabilitasi fisik untuk memullihkan kondisinya pasca stroke dan tidak mau
makan. Apa jenis gangguan tidur pasien?
a. Early insomnia
b. Middle insomnia
c. Late insomnia
d. Somnabulisme
e. Parasomnia
Pembahasan:
Somnabulisme sleepwalking
Parasomnia peristiwa episodic abnormal yg terjadi selama tidur, misal
somnabulisme(sleepwalking), nightmare/ mimpi buruk, night terrors
Insomnia
o insomnia inisial: Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur, dimana keadaan
ini sering dijumpai pada orang-orang muda.Berlangsung selama 1-3 jam
dan kemudian karena kelelahan ia bisa tertidur juga. Tipe insomnia ini
bisa diartikan ketidakmampuan seseorang untuk tidur.
o
intermitent insomnia: Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe
insomnia ini dapat masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam
akan terbangun dan tertidur kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang
kali.
o insomnia terminal/late insomnia : Terbangun pada waktu pagi yang sangat
dini disebut juga dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan
cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak
dapat tidur lagi
55. Seorang laki-laki, usia 20 tahun, mengeluh ketombe di kepala sejak 3 bulan
yang lalu. Pasien stress dan riwayat urtikaria (+). Pemeriksaan status
dermatologis ditemukan eritema pada wajah terutama dahi, kulit sekitar alis,
dan plica nasolabialis. Diagnosisnya:
a. Dermatitis atopi
b. Dermatitis kontak alergi
c. Dermatitis kontak iritan
d. Dermatitis seboroik
e. Neurodermatitis
Pembahasan:
Predileksi
Daerah kepala kulit kepala, telinga bag luar, liang telinga
Wajah alis, kelopak, gabella, lipatan nasolabial, dagu
Tubuh bag atas presternum, interscapula, areola mammae

Daerah lipatan lipat paha, lipatan bawah mamame, umbilicus, anogenital,


pantat
Gejala
Dewasa gatal, lesi macula ato plakat, folikular, perifolikular atau papulae,
kemerahan atau kekuningan, inflamasi, skuama, krusta, basah atau
berminyak
Kronis, mudah kambuh, dapat dipengaruhi stress, sinar matahari
Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan histo-PA gambaran dermatitis kronis dan spongiosis
KOH 10 ato 20%--> spora/ blastoconidia, tidak ada hifa
Lampu wood fluorescen negative (violet)
Terapi
Hygiene, hindari pencetus
Anti fungi ketokonazole cream 2% (tergantung lokasi)
Anti inflamasi hidrokortison 1% topical
Untuk melepaskan skuama minyak mineral hangat 8-12jam
56. Seorang wanita, usia 30 tahun, datang ke poliklinik karena dikeluhkan murung,
cenderung mengurung diri di kamar, dan sullit tidur sejak 4 bulan yang lalu.
Pasien tidak mampu lagi merancang menu masakan seperti yang biasa
dilakukannya setiap hari. Pasien sudah mencoba beraktivitas seperti biasa,
namun keluhan dirasakan semakin sehingga pasien tidak mampu beraktivitas.
Pasien tidak minat ikut pengajian dan bertemu tetangga. Pasien sudah menikah
selama 8 tahun dan belum punya anak. Pasien merasa dirinya tidak berguna
sebagai istri dan tidak seberuntung teman-temannya. Pasien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 5 kg. Terapi yang tepat?
a. Sertraline 1x20 mg
b. Risperidone 2x2 mg
c. Lorazepam 2x2 mg
d. Olanzapine 1x5 mg
e. Fluoxetine 1x20 mg
Pembahasan:
Sertraline
o Indikasi: major depressive disorder, obsessive compulsive, panic disorder,
social anxiety disorder
o Efikasi sama dengan TCA generasi lama, namun efek samping lebih
minimal, bukti terbaru menunjukkan bahwa sertraline bekerja lebih baik
dari fluoxetine
o SE: nausea, diare, insomnia, sexual side effect,
Fluoxetine
o Indikasi: major depression, obsessive compulsive, bulimia nervosa, panic
disorder, premenstrual dysphoric disorder, trichotillomania
o Efikasi bagus
o SE: disfungsi seksual, disfungsi ereksi, anorgasmia, genital anesthesia,
nausea, insomnia, somnolence, anorexia, anxiety, tremor, asthenia.
57. Seorang wanita, usia 22 tahun dengan usia kehamilan 4 minggu datang ke UGD
RS dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir dan nyeri perut. Dari
pemeriksaan VT teraba pembukaan serviks 1 jari longgar dan teraba jaringan.
Diagnosis pada pasien:
a. Missed abortion
b. Abortus insipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus inkomplit
e. Threatened abortus
Pembahasan:
Iminen

Hasil
konsepsi

Insipient
Hsil konsepsi
di rongga

Inkomplit

Komplit

Missedabortio
n
Hasil konsepsi Hsil konsepsi Kmatian janin
Sebag uda
kluar slruhnya UK<20mgg

Blighted ovum
Tidak
bertumbuhn

masi ada
uterus,
di dlm
menuju
rongga
ostium uteri
uterus
eksternum
Perdarah Perdarahan
an
Cramping
Cramping
pain hebat
pain
Ost. Uteri
Uterus
terbuka
sebandin
teraba
g UK
ketuban
nonjol
Ostium
tertutup

kluar ost.
Uterus
externum,
sbag masi di
cav uteri
Perdarahan
>> bs syok
Nyeri
Ost uteri
terbuka, traba
jaringan

dr cav uteri
dimana
8mgg janin
Perdarahan (-)
blm kluar dr
Nyeri (-)
cavum uteri
Corpus uteri
Gejala
<UK
khamilan
Ost uteri
menghilang
tertutup
Rawan
gangguan faal
hemostasis

ya janin
Hasil
konsepsi
hanya
berupa
kantong
amnion+plac
enta
Perdarahan

Klainan
kromosom

58. Seorang wanita, usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 2 bulan, datang ke UGD
dengan keluhan mual muntah. Keluhan ini diikuti dengan nyeri ulu hati dan
pasien tidak bisa makan dan minum selama 7 hari. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 30x/menit, Tax
36,80C. Nyeri tekan epigastrium (+). Pemeriksaan laboratorium: GDS 65, Keton
3+. Diagnosis pasien tersebut:
a. Gastritis akut
b. Gastritis kronis
c. Diabetes gestasional
d. Hyperemesis gravidarum
e. Irritabel bowel syndrome
Pembahasan:
Hiperemesis gravidarum mual- muntah pada kehamilan trimester1 kurang
lebih 6minggu stlh haid terakhir selama 10minggu, sampai menggaggu
aktivitas dan KU buruk
Etiologi
Predesposisi primigravida, mola, gemelli
Organiik alergi akibat masuknya villi chorialis dlm sirkulasi, perubahan
metabolic akibat hamil, resistensi ibu menurun
Psikologi
Patofisiologi
Esterogen meningkat mual muntah dehiidrasi, hipoNa, hipoCl,
hemokonsentrasi mengurangi perfusi darah jaringan penumpukan zat
toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksuidasi
lemak tdk sempurna ketosis
Hipokalemi meningkatkan frekuensi muntah Mallory weiss tear dan
kerusakan hepar
Grading Hiperemesis Gravidarum
Grade 1: muntah, lemah, penurunan nafsu makan, penurunan BB, tanda
dehidrasi (+)
Grade 2: grade 1+ tanda syok+ nafas bau aseton
Grade 3: Grade @+ Samnolen- koma komplikasi encephalopati
wernicke
Terapi:
1. Isolasi di kamar tenang
2. Iv line D5 2-3L/hari
3. Kontrol dieresis
4. Piridoksin p.o
5. Sedative: fenobarbital
6. Keadaan berat: antiemetic metoclorpramid, clorpromazin, disiclomine
hidrocloride
7. Tx psikologis
8. Abortus terapeutik jika pengobatan gagal dan gejala makin buruk
59. Kepala Puskesmas X sedang memeriksa maslaah kesehatan yang ada di
daerahnya. Untuk menentukan prioritasnya, kepala Puskesmas menggunakan
metode PAHO. Berikut hasil skoringnya:

Masalah
Kesehatan

Besarnya
masalah

Tingkat
Dukungan
Kepdulian
keparah
teknologi
masyarakat dan
an
pejabat
TBC
4
6
9
3
Hipertesi
7
4
4
5
Gizi Buruk
2
4
5
2
Diare
6
4
7
2
DBD
3
5
3
7
Prioritas masalah kesehatan yang harus ditangani adalah:
a. TB
b. Hipertensi
c. Gizi buruk
d. Diare
e. DBD
Pembahasan:
TB
22 merupakan prioritas masalah kesehatan yang harus
ditangani
HTN 20
Gibur 13
Diare 19
DBD 18
60. Bayi perempuan, usia 3 hari, dibawa ke puskesmas dengan keluhan benjolan di
belakang kepala. Bayi lahir spontan di bidan, BBL=3200 gr, dengan waktu
persalinan yang agak lama karena ibu kehabisan tenaga saat mengejan.
Setelah lahir, gerak bayi cukup kuat, langsung menangis kencang, dan
langsung menyusu pada ibu. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di occipital
ukuran 10 cm, kemerahan, lunak, dan tidak melewati garis tengah. Penanganan
yang tepat adalah?
a. Antibiotic peroral
b. Evakuasi perdarahan
c. Observasi lebih lanjut
d. Pemasangan VP shunt
e. Kompres dengan larutan fisiologis
Pembahasan:
Cephal hematoma
Caput succedaneum
perdarahan subperiosteal akibat kerusakan edema kulit kepala anak karena
jaringan poriesteum karena tarikan atau
tekanan dari jalan lahir kepada kepala
tekanan jalan lahir.
anak. merupakan benjolan yang difus
kepala,
Berbatas tegas
Tidak berbatas tegas
Teraba fluktuasi
Lunak, tidak berfluktuasi
Tidak melampaui batas sutura
Melampaui batas sutura
Berisi darah
Berisi cairan getah bening
Hilang lama (minggu- bulan)
Hilang dalam beberapa jam atau 2-4
hari
Manajemen:
Manajemen:
cephal hematoma umumnya tidak
Caput succedaneum tidak memerlukan
memerlukan perawatan khusus. Biasanya
pengobatan khusus dan biasanya
akan mengalami resolusi khusus sendiri
menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono
dalam 2-8 minggu tergantung dari besar
Prawiroharjo.2002)
Berikut
adalah
kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai
penatalaksanaan secara umum yang
adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama bisa diberikan pada anak dengan
menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan
caput succedaneum :
penatalaksanaan khusus antara lain:
1.
Bayi dengan caput
1.
Menjaga kebersihan luka.
succedaneum diberi ASI langsung
2.
Tidak boleh melakukan massase
dari ibu tanpa makanan tambahan
luka/benjolan cephal hematoma.
apapun, maka dari itu perlu
3.
Pemberian vitamin K.
diperhatikan penatalaksanaan
4.
Bayi dengan cephal hematoma tidak
pemberian ASI yang adekuat dan
boleh langsung disusui oleh ibunya
teratur.

karena pergerakan dapat mengganggu


pembuluh darah yang mulai pulih.
5.
Pemantauan bilirubinia, hematokrit,
dan hemoglobin.
6.
Aspirasi darah dengan jarum suntik
tidak diperlukan.

2.

Bayi jangan sering diangkat


karena dapat memperluas daerah
edema kepala.
3.
Atur posisi tidur bayi tanpa
menggunakan bantal
4.
Mencegah terjadinya infeksi

61. Seorang laki-laki, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarganya ke puskesmas karena
tidak sadarkan diri. Dari pemeriksaan yang dilakukan, ternyata didapatkan
tanda pasti kematian berupa lebam mayat pada punggung, berwarna merah
livide, yang hilang dengan penekanan, dan kaku mayat di seluruh tubuh yang
sulit dilawan. Perkiraan waktu kematian?
a. <3 jam
b. 3-6 jam
c. 6-12 jam
d. 12-24 jam
e. >24 jam
Pembahasan:
LEBAM MAYAT
20/60

3 4 JAM
6 8 JAM
____I_________II_______________III___
INTRA
INTRA + EXTRA
EXTRA

intravasal: ditekan hilang.


extravasal: ditekan tidak hilang.
bila ada perubahan posisi :
i : lm lama hilang ,timbul lm baru.
ii : lm ada,timbul lm baru ( 2 )
iii : lm ada, tidak timbul lm baru.
KAKU MAYAT
Adalah kekakuan pd otot-2 skelet ataupun otot-2 polos yang terjadi sekitar 2
jam stl kematian dan terjadinya tidak serentak melainkan berurutan dimulai
dr otot orbicularis oculi otot-2 wajah leher anggota gerak atas ---dada
perut anggota gerak bawah. Hilangnya juga berurutan spt diatas tetapi yang
paling akhir adalah otot rahang/wajah.
Kekakuan ini mencapai seluruh tubuh sekitar 6 8 jam, kemudian
dipertahankan selama 10 12 jam, kemudian berangsur menghilang
bersamaan timbulnya pembusukan.

62. Seorang anak usia 2 bulan dengan imunisasi lengkap sebelumnya. Datang ke
praktek anda ingin melanjutkan imunisasi, imunisasi apa yang anda berikan?
a. BCG, polio 1
b. Hep B 2, polio 2, DPT 1
c. Hep B 3, polio 3, DPT 2
d. Polio 4, DPT 3
e. Campak
Pembahasan:
Imunisasi di usia 2 bulan BCG, polio 1, DTP 1

63. Anda menjadi seorang dokter di sebuah kecamatan A. Di daerah tersebut


mendadak angka kejadian DBD meningkat selama 3 bulan terakhir. Anda akan
melakukan penyuluhan pada kader dan tokoh desa tersebut. Promosi yang
anda lakukan?
a. Flipchart
b. Leaflet
c. Poster
d. Stiker
e. Film
Pembahasan:

64. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun datang diantar oleh seorang polisi ke
UGD RS anda. Pasien baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas, dan
mengalami trauma kepala dan fraktur femur kanan kiri terbuka. Tampak
perdarahan masif. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah tidak terukur, nadi sulit
teraba, napas gasping, acral dingin, pucat, basah. Tindakan awal yang
dilakukan adalah:
a. Memberitahukan pada keluarga bahwa pasien sudah mati
b. Memberitahukan polisi agar dibuatkan permintaan visum
c. Melakukan resusitasi jantung paru otak

d. Memberikan nafas buatan


e. Melakukan pijat jantung luar
Pembahasan: sudah jelas
65. Seorang laki-laki umur 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering
kembali memeriksa pintu apakah pintu sudah dikunci, padahal pintu sudah
dikunci oleh pasien. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
merasakan cemas. Diagnosa yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Gangguan manik
b. Gangguan depresif
c. Gangguan anxietas
d. Gangguan kepribadian
e. Gangguan obsesif kompulsif
Pembahasan:
A. GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
Batasan: Gangguan neurotik dengan gejala obsesif / kompulsif yang
menonjol yang mengganggu fungsi/peranan sosial
Psikodinamika: MPE yg dipakai adalah represi, pelepasan & penyusunan
reaksi.
MPE
o Represi : Mencegah pikiran yg menyakitkan / berbahaya masuk ke
alam sadar
o Pelepasan: Menebus & dgn demikian meniadakan keinginan / tindakan
yg tak bermoral.
o Penyusunan Reaksi :Mencegah keinginan yg berbahaya bila
diexpresikan, dg melebihkan sikap & prilaku yg berlawanan &
memakainya sbg rintangan
Gejala Klinik
o Gejala obsesif / tindakan kompulsif / keduanya harus ada
o Hal tsb merupakan sumber penderitaan px / mengganggu aktivitas
B. GANGGUAN MANIK: Afek meningkat; Aktifitas fisik meningkat; Banyak bicara;
Kebutuhan tidur berkurang; Harga diri melambung; Mudah tersinggung;
Mudah curiga; Terlalu optimis
C. GANGGUAN DEPRESI: Afek depresif; Kehilangan minat & kegembiraan;
Mudah lelah; Aktivitas menurun; Konsentrasi & perhatian berkurang; Harga
diri & kepercayaan diri berkurang; Rasa bersalah & tak berguna; Pandangan
masa depan suram & pesimis; Nafsu makan menurun; Tidur terganggu;
Gagasan bunuh diri.
D. GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
Batasan: Gangguan anxietas fobik adl gangguan neurotik dg gejala
ketakutan yg menonjol. Gejala ini menetap & tak rasional thd suatu
obyek, aktivitas/ situasi spesifik yg menimbulkan keinginan untuk
menghindarinya. Rasa takut itu diketahui oleh individu sbg sesuatu yg
berlebihan & tak masuk akal.
Psikodinamika: MP yg dipakai adalah salah pindah Salah pindah: emosi,
dalam arti simbolik/fantasi terhadap seseorang/suatu benda, dicurahkan
pada seseorang/suatu benda lain yang kurang berbahaya daripada yang
semula
Contoh: Seorang anak yang pernah terkunci dalam kamar gelap akan
takut terhadap semua kamar yg tertutup; Keinginan akan bunuh diri
direpresi & kemudian takut terhadap semua barang tajam.
Fobia Khas: Anxietas terbatas pada adanya obyek / situsi fobik tertentu &
menghindari fobik tersebut.
Agorafobia Anxietas timbul terbatas pada setidaknya 2 dari situasi
berikut :
o Banyak orang / keramaian
o Tempat umum
o Bepergian ke luar rumah
o Bepergian sendiri
Dan menghindari situasi fobik tersebut

66. Seorang dokter di sebuah puskesmas menemukan kasus campak didaerah kerja
puskesmasnya. Dia ingin mengerti lebih jauh dan bertujuan mendiskripsikan
perjalanan penyakit campak yang berakhir dengan kematian. Rancangan
penelitian apa yang sesuai dengan ilustrasi diatas?
a. Case control
b. Case report
c. Case series
d. Cross sectional
e. Cohort
Pembahasan: penelitian prospektif cohort
67. Pasien wanita, umur 30 tahun, datang dengan keluhan pusing sejak 6 bulan
yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan keluhan nafsu makan yang
menurun, mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gizi kurang,
lemah, pucat, conjungtiva anemis, atropi papil lidah dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 7 g/dl, retikulosit index < 10%, MCV >100, MCHC
>30. Kelainan anemia pada kasus ini adalah:
a. Anemia normokrom-normositer
b. Anemia normokrom-makrositer
c. Anemia hipokrom mikrositer
d. Anemia mikrositik
e. Anemia makrositik
Pembahasan:
Anemia makrositik MCV meningkat
Hiperkrom MCHC meningkat
Retikulosit menurun banyak RBC yang belum matur sel lebih besar
68. Bayi perempuan, usia 3 hari, dibawa ke puskesmas dengan keluhan benjolan di
belakang kepala. Bayi lahir spontan di bidan, BBL=3200 gr, dengan waktu
persalinan yang agak lama karena ibu kehabisan tenaga saat mengejan.
Setelah lahir, gerak bayi cukup kuat, langsung menangis kencang, dan
langsung menyusu pada ibu. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di occipital
ukuran 10 cm, kemerahan, lunak, dan tidak melewati garis tengah. Apa
diagnosis kasus tersebut:
a. Spina bifida
b. Caput succedanum
c. Meningocele
d. Cephal hematom
e. Omphalocele
Pembahasan: lihat no.60
69. Seorang wanita, usia 25 tahun, dibawa ke UGD karena tiba-tiba mengalami
kejang. Sebelum kejang, 3 hari yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala. Pasien
telah terdiagnosis HIV(+). Gambaran CT scan kepala didapatkan lesi bulat
dengan tepi ring enhancement dan edema otak di daerah basal ganglia. Infeksi
oportunis apa yang diderita pasien tersebut:
a. Toxoplasmosis cerebri
b. Cysticercosis sellulosa
c. Amoebic brain abscess
d. Malaria cerebral
e. Amoebic granulomatous abscess
Pembahasan:
CT scan pada CNS Toxoplasmosis
Berupa lesi nodular tunggal maupun multiple, dengan menggunakan kontras
ditemukan lesi kavitas berdinding tipis dengan ring enhancement, dan
edema di white matter
75% nodul ditemukan di basal ganglia, selain itu bisa di cerebellum,
brainstem, dan spinal cord.
Bisa juga ditemukan perdarahan dan kalsifikasi. Cerebral atrofi ditemukan
pada sekitar 1/3 pasien, terutama akibat kerusakan sel karena virus HIV

Karakteristik CNS toxoplasmosis adalah asimetris target sign berupa ring


enhancement abcess
70. Seorang wanita 28 tahun, hamil, datang ke UGD dengan keluhan berdebar.
Sejak 1 bulan sulit tidur, sering BAB. Badan tampak kurus. 1 tahun yang lalu
pernah mendapat terapi dengan keluhan serupa, tapi 3 bulan terakhir tidak
minum obat. Pada emeriksaan fisik didapatkan pasien koma, TD 150/90 mmHg,
nadi 120x/menit regular, Tax 380C, mata menonjol, dan perabaan leher
didapatkan nodul tiroid diffuse. Terapi yang diberikan pada pasien:
a. Metimazol
b. Euthyrax
c. PTU
d. Propanolol
e. Bisoprolol
Pembahasan:
Diagnosis Hipertiroid pada ibu hamil
Gejala: mudah lelah, berkeringat; jantung berdebar; sulit tidur; tangan tremor
Pemeriksaan Fisik: Eksophtalmus; Takikardi; Sesak nafas
Pemeriksaan Penunjang: Pada wanita hamil evaluasi fungsi tiroid yang terbaik
adalah dengan mengukur konsentrasi TSH dan T4 bebas; Pada hiperteroidisme
didapatkan kenaikan T4 serum 25-45 % dan 5-12 mg % menjadi 9-16 %.
Terapi
Tujuan utama penatalaksanaan adalah normalisasi free T4 sesegera mungkin
untuk mempertahankan kondisi eutiroid, dengan obat antitiroid dosis
minimal.
Obat-obat antitiroid yang dapat digunakan selama kehamilan termasuk
karbiazol, Propiltiourasil (PTU) dan methimazol. PTU untuk trimester 1,
Metimazol untuk trimester 2&3
Monitor nadi, berat badan, ukuran tiroid, kadar free T4, T3, dan TSH tiap
bulan.
Menggunakan obat antitiroid dosis terendah untuk meelihara status
hipertiroid ringan tidak lebih dari 300 mg PTU (20 mg metimazol)
Komunikasi teratur dengan ahli kebidanan, terutam dalam hal pertumbuhan
dan denyut jantung janin
Jangan berusaha untuk menormalkan TSH. Pertahankan konsentrasi serum
TSH antara 0,1 dan 0,4 mU/L, kadar yang lebih rendah dapat diterima
pasien.
PTU biasanya lebih disukai dari methimazole, tapi kedua obat ini dapt
digunakan
Bilamana dosis kecil PTU 100-200 mg/hari mempengaruhi fungsi tiroid fetal,
dosis PTU yang lebih tinggi 300 mg (20 mg metimazol) dapat digunakan.
Jangan menggunakan iodine selama kehamilan kecuali untuk persiapan
operasi
Indikasi untuk pembedahan adalah (a) memerlukan dosis tinggi PTU (>300
mg) atau methimazole (>20 mg) pada hipertiroid tidak dikontrol.
71. Seorang laki laki, usia 51 tahun, datang ke poli untuk kontrol tekanan darah.
Sebelumnya pasien sudah mendapat obat hipertensi dari dokter. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 72x/menit.
Hasil pemeriksaan laboratorium TG 135mg/dl; HDL 41 mg/dl; LDL 161mg/dl;
dan kolesterol total 295mg/dl. Obat yang menyebabkan keadaan di atas?
a. HCT
b. Nifedipine
c. Captopril
d. Metildopa
e. Metoprolol
Pembahasan:
Efek Samping:
HCT: weakness, dizziness, spinning sensation, hipotensi, diarrhea, nausea,
vomiting, constipation, stomach cramps, hyperglycemia/glucose intolerance,
menurunkan
sekresi
insulin,
electrolyte
imbalance
(hiponatremia,

hypokalemia, hipokloremia), fotosensitif, muscle spasm, pancreatitis, hair


loss, disfungsi ereksi, hiperurisemia, hiperkolesterolemia (meningkatkan
kolesterol total, LDL, TG, dan VLDL), non-cardiogenic pulmonary edema
Nifedipine: angina, severe constipation and cramps, severe stomach pain or
heartburn, syncope, palpitasi, numbness, jaundice, headache, dizziness,
drowsiness, insomnia, arthralgia, poliuria
Captopril: batuk, penurunan perasa (lidah), rash, headache, takikardi, chest
pain, postural hipotensi, acute renal failure, leukopenia, hyperkalemia,
weakness.
Metildopa: dizziness, drowsiness, headache, stuffy nose, weakness, swelling
of ankles/feet, unexplained weight gain, muscle spasm, uncontrolled muscle
movement, gynecomastia, stopped periods, rash, abdominal discomfort, dry
mouth, arthralgia, dehydration, syncope, photophobia.
Metoprolol: dizziness, drowsiness, fatigue, diare, nightmare, ataxia,
insomnia, depresi, gangguan penglihatan, numbness, bradikardia, syncope,
cyanosis, disfungsi ereksi, hair loss, mental/mood changes, depresi, batuk,
dyslipidemia, haus.

72. Seorang anak perempuan, usia 10 tahun, diperiksakan keluarganya dengan


keluhan sering terjadi penurunan kesadaran sesaat sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan terjadi beberapa kali dalam sehari sehingga pasien tidak mendengar
informasi dan instruksi di kelas. Keluhan disertai mata mendelik ke atas dan
sering berkedip. Apa diagnosis pada pasien tersebut:
a. Atonic seizure
b. Petit mal seizure
c. Grand mal seizure
d. Myoclonic seizure
e. General tonic clonic seizure
Pembahasan:
Absence seizure atau petit mal seizure merupakan suatu bentuk kejang dimana
pasien mengalami kehilangan kesadaran dalam waktu singkat dan mendadak.
Sering pada anak. Tampak seperti bengong beberapa saat
Gejala berupa:
Vacant stare; Absence of motion without falling
Lip smacking; Eyelid flutters
Chewing motions
Hand movements; Small movements of both arms
Absence seizure hanya berlangsung selama beberapa detik dan sembuh
sempurna segera. Setelah kejang pasien segera sadar kembali, tapi tidak ingat
kejadian yang menimpanya.
Komplikasi: status epileptikus
Pemeriksaan tambahan: Tes darah, EEG, MRI
Terapi:
o Ethosuximide pilihan pertama
o Asam valproat tidak boleh untuk wanita hamil
o Lamotrigine bisa menyebabkan meningitis aseptic
o Terapi dihentikan sesuai petunjuk dokter dimana pasien sudah bebas kejang
selama 2 tahun
73. Seorang anak perempuan, usia 8 tahun, datang dengan keluhan demam sudah
4 hari. Pada hari ke-3 muncul gelembung kecil berisi air dari wajah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Gelembung dengan cepat menjadi bernanah dan
menghitam. Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit sedang, denyut jantung
76x/menit, RR 24x/menit, tax 38 0C. Status dermatologi didapatkan macula,
papula, vesikel, dan krusta berkelompok dan multiform di seluruh tubuh dengan
pola sentripetal. Diagnosis pada pasien tersebut:
a. Shingles (Herpes zoster)
b. Rubella
c. Rubeola
d. Varicella
e. Herpes simplex

Pembahasan:
Papula pruritik, vesikel dengan berbagai derajat; 2-4 tumbuh, kemudian
menjadi krusta; tersebar pada tubuh dan kemudian wajah dan ekstremitas; 710 hari; terulang beberapa tahun kemudian mengikuti distribusi dermatomal
(zoster, shingles). Didahului gejala prodromal berupa demam, malaise.
74. Seorang perempuan, usia 27 tahun, dengan usia kehamilan 5 bulan, datang ke
poliklinik mengeluhkan nyeri saat kencing. Dari pemeriksaan urin didapatkan
bakteriuria. Antibiotik apa yang sebaiknya dihindari pada pasien ini:
a. Ciprofloxacin
b. Eritromisin
c. Ampicillin
d. Cefadroxil
e. Amoksisilin
Pembahasan:
Terapi antibiotic untuk infeksi saluran kemih meliputi :
Golongan beta laktam berupa penisilin (Amoxicillin) dan sefalosporin
(cefadroxil) kategori pregnansi B
Trimethoprim Sulfamethoxazole kategori pregnansi C
Fluoroquinolon (Ciprofloxacin) tidak boleh untuk wanita hamil, kategori
pregnansi C, menembus plasenta
Tetrasiklin, doksisiklin, Minoksiklin untuk infeksi Chlamidia, tidak boleh
untuk wanita hamil kategori pregnansi C, bisa menmbus plasenta
Aminoglikosida (gentamisin, amikasin, tobramisin) digunakan kombinasi
dengan antibiotic lain untuk mengatasi UTI berat kategori pregnansi D
Makrolid (clarithromycin, azithromycin, erythromycin) digunakan untuk STD
kategori pregnansi B
Nitrofurantoin untuk sistitis dan UTI berat yang sampai mengganggu ginjal
kategori pregnansi B
75. Seorang bayi laki-laki, usia 1 bulan, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan rewel, sering menangis, dan tidak mau minum selama 1 minggu ini.
Dari pemeriksaan, bayi tampak rewel, tidak semangat minum. Pemeriksaan di
rongga mulutnya didapatkan bercak putih kekuningan menimbul pada lidah
dengan kemerahan di sekitarnya. Kemungkinan penyebabnya:
a. Cryptococcus meningitis
b. Penicillium marneffei
c. Paracoccidioides braziliensis
d. Malassezia furfur
e. Candida albicans
Pembahasan:
Bayi dengan thrush mengeluh nyeri, sulit diberi makan, rewel
Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak warna putih di mulut, bibir, lidah, gusi,
dan palatum. Jika dikerok dasarnya eritema dan ada bercak perdarahan.
Plaknya tidak mudah dikerok.

76. Seorang perempuan, usia 24 tahun, mengeluhkan hidung tersumbat sejak 6


bulan yang lalu, keluhan tersebut disertai bersin, pilek, ingus encer dan
tenggorokan berlendir. Keluhan muncul terutama pagi dan malam hari, serta
menghilang waktu siang hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konka
hiperemis dan edema dengan secret serous. Dilakukan tes alergi, negative pada
semua allergen yang tersedia. Kemungkinan diagnosisnya adalah:

a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis non-alergi
c. Rhinitis kronis
d. Rhinitis atrofi
e. Rhinitis vasomotor
Pembahasan:
Rhinitis vasomotor
Etiologis: gangguan keseimbangan vasomotor, dapat dipengaruhi oleh :
Obat-obatan yang menekan dan menghambat saraf simpatis ergotamine,
chlorpromazine, obat antihipertensi, obat vasokonstriktor local
Factor fisik asap rokok, udara dingin, kelembaban tinggi, bau yang
merangsang
Endokrin hamil, pubertas, hipotiroidism
Psikis cemas dan tegang
Manifestasi
Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan, tergantung posisi
Terdapat rinorea mucus atau serous jarang disertai bersin dan gatal pada
mata
Gejala memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur karena perubahan
suhu ekstrem dan suhu lembab dan etiologi yg sdh disebutkan sblmny.
RA edema mukosa, konka merah gelap/tua/pucat, permukaan bisa
licin/berbenjol
Pada rongga hidung ada secret mukoid
Pada golongan rinorea: secret serosa dan dalam jumlah banyak
Tes kulit (-)
Terapi
Hindari factor penyebab
Terapi simptomatis : dekongestan oral, diatermi, kauterisasi konka yang
hipertrofi dengan nitras argenti 25% atau triklorasetat pekat, bisa juga
dengan kortikosteroid topical berupa budesonid 2 x 100-200 mikrogram atau
fluticasone propionate 1 x 200 mikrogram
Operasi dengan bedah beku, kauterisasi, atau konkotomi konka inferior
Neurektomi nervus vidianus
77. Seorang anak laki-laki, 3 tahun terperosok ke dalam sumur. Terdapat luka di
dahi. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran: membuka mata dengan
rangsang nyeri, verbal menangis tak terbujuk, motoris abnormal ekstensi.
Pemeriksaan lebih lanjut ditemukan pola pernafasan Biot/apneustik, reflek
pupul pin point, respon postural deserebrasi. Kemungkinan lesinya ada di:
a. Cortex
b. Thalamus
c. Midbrain
d. Pons
e. Medulla
Pembahasan:

78. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke praktek dokter umum meminta
untuk disuntik vitamin C untuk membuat kulitnya lebih cantik. Dokter menolak
dengan alasan tidak ada indikasi medis. Pasien memaksa dokter untuk
melakukan dan mengatakan tidak ada alasan untuk menolak karena ini adalah
badannya dan pasien mempunyai uang sehingga pasien berhak mendapat
suntik vitamin C. Dokter mengajak pasien berdiskusi sambil memberi
penjelasan. Apakah kaidah bioetik yang paling sesuai?
a. Beneficence
b. Autonomy
c. Justice

d. Confidential
e. Veracity
Pembahasan:
6 Asas Etika Kedokteran yang bersifat universal:
Principle of respect of autonomy: asas menghormati otonomi pasien, pasien
mempunyai kebebasan mengetahui & memutuskan apa yang akan dilakukan
terhadapnya, pasien berhak dihormati pendapat & keputusannya & tidak
boleh dipaksa informed consent.
Principle of veracity (kejujuran): dokter hendaknya mengatakan secara jujur
apa yang sebenarnya terjadi, apa yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat terjadi, informasi yang diberikan hendaknya sesuai tingkat pendidikan
pasien, dokter harus jujur pada pasien dan diri sendiri.
Principle of non-maleficence (asas tidak merugikan): pedoman primum non
nocere, dokter tidak melakukan tindakan yang tidak perlu dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan
supaya resiko fisik, psikologik, dan social akibat tindakan tersebut seminimal
mungkin.
Principle of beneficence (asas manfaat): semua tindakan dokter harus
bermanfaat
bagi
pasien
untuk
mengurangi
penderitaan
atau
memperpanjang
hidup,
dokter
diwajibkan
membuat
rencana
perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan yang shahih & dapat berlaku
umum, kesejahteraan pasien diutamakan.
Principle of confidentiality (asas kerahasiaan): dokter harus menghormati
kerahasiaan pasien sekalipun pasien telah meninggal dunia.
Principle of justice (asas keadilan): dokter harus berlaku adil dan tidak berat
sebelah waktu merawat pasien.
79. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke praktek dokter umum meminta
untuk disuntik vitamin C untuk membuat kulitnya lebih cantik. Dokter menolak
dengan alasan tidak ada indikasi medis. Pasien memaksa dokter untuk
melakukan dan mengatakan tidak ada alasan untuk menolak karena ini adalah
badannya dan pasien mempunyai uang sehingga pasien berhak mendapat
suntik vitamin C. Dokter mengajak pasien berdiskusi sambil memberi
penjelasan. Apa yang dapat menjelaskan hubungan dokter-pasien tersebut?
a. Individual/commercial
b. Cultural based
c. Collaborative
d. Paternality
e. Independent
Pembahasan:
Individual: beranggapan bahwa pasien mempunyai hak mutlak atas tubuh
dan nyawanya sendiri. Oleh karena itu, semua keputusan tentang
pengobatan dan perawatan sepenuhnya berada di tangan pasien yang
mempunyai hak atas dirinya sendiri.
Paternalistic: dokter berperan sebagai orang tua terhadap pasien atau
keluarganya. Segala keputusan tentang pengobatan dan perawatan berada
dalam tangan dokter sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan tentang
pengobatan, sementara pasien dianggap tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengobatan.
Reciprocal dan collegial: mengelompokkan pasien dan keluarganya sebagai
inti dalam sebuah kelompok, sedangkan dokter, perawat, dan para
professional kesehatan lainnya harus bekerja sama untuk melakukan yang
terbaik bagi pasien dan keluarganya. Hak pasien atas tubuh dan nyawanya
tidak dipandang mutlak menjadi kewenangan pasien, tetapi dokter & staf
medis lainnya harus memandang tubuh dan nyawa pasien sebagai prioritas
utama yang menjadi tujuan pelayanan kesehatan yang dilakukan. Keputusan
yang diambil bersifat resiprokal (memberi dan menerima, dan collegial
(pendekatan kelompok yang setiap anggotanya mempunyai masukan &
tujuan yang sama).
Yang cultural based, collaborative, ama independent ga nemu. Tapi mungkin
collaborative sama kayak reciprocal and collegial.

80. Seorang laki-laki, usia 73 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan susah BAB. Riwayat menderita hipertensi dan diabetes. Pasien tinggal
bersama dengan seorang istri yang berusia 70 tahun dan seorang pembantu.
Anak-anaknya tinggal di kota yang sama yang tidak jauh dari kediamannya.
Dokter berencana melibatkan anggota keluarga dalam penatalaksanaannya dan
menilai dinamika dan fungsi keluarga dalam memberikan bantuan, kasih
saying, dan kebersamaan. Apakah metode yang sesuai untuk menilai fungsi
keluarga tersebut?
a. Family Apgar
b. Family Circle
c. Family Lifeline
d. Family Lifecycle
e. Family Genogram
Pembahasan:
Family APGAR (Adaptasi, Partnership, Growth, Afeksi (kasih sayang),
Resolve/penyelesaian/komitmen) kuosioner skrining singkat yang dirancang
untuk merefleksikan kepuasaan anggota keluarga terhadap status fungsional
keluarga (lihat no. 8).
81. Seorang laki-laki, usia 58 tahun, dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran sejak 1 hari sebelumnya. Sejak 2 tahun ini pasien menderita DM.
Satu minggu terakhir pasien mengalami batuk disertai demam. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan GCS 2-2-2, tekanan Darah 90/70 mmHg, nadi
100x/menit, laju pernafasan 28x/menit dan suhu 38 oC. Hasil pemeriksaan
penunjang Hb 12,4; leukosit 15.000; trombosit 250.000; GDS 460; kolesterol
total 240; pH 7,19; pCO2 18,6; HCO3 19; Base Excess 20; keton urin +4.
Apakah pencetus yang memperburuk kondisi pasien?
a. Sepsis
b. Anemia
c. Trombositopenia
d. Leukositosis
e. Dislipidemia
Pembahasan:
Infeksi merupakan faktor pencetus yang paling utama pada KAD dan KHH. Di
samping itu pemberian insulin dengan dosis yang tidak adekuat, juga
merupakan faktor pencetus untuk terjadinya KAD pada penderita DM tipe 1.
Faktor pencetus lain adalah CVD, penyalahgunaan alkohol, trauma, emboli paru
dan infark miokard. Berbagai jenis obat dapat pula mengganggu metabolisme
karbohidrat,
antara
lain:
kortikosteroid,
pentamidine,
obat-obat
simpatomimetik, penghambat dan adrenergik serta diuretik, sehingga
dapat pula mencetuskan KAD dan KHH terutama pada penderita usia lanjut.
Di samping itu pada penderita DM tipe 1 onset baru biasanya terdiagnosis
pertama kali karena KAD. KHH juga dapat terjadi pada penderita DM tipe 2 usia
lanjut yang tidak menyadari kondisi hiperglikeminya dan kurang mendapat
asupan cairan yang cukup pada saat diperlukan. Pada penderita DM tipe 1 yang
disertai problem psikologik sehingga terjadi gangguan selera makan dapat pula
menjadi faktor pemicu KAD yang berulang.
82. Penyakit Avian Influenza bermula di suatu provinsi di Cina pada September
2004. Angka kejadian Avian Influenza meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam 1
bulan dan menginfeksi 3 provinsi yang berbeda di Cina. Dalam 3 bulan Avian
Influenza menyebar ke Negara Hongkong, Taiwan, Vietnam, Bangkok, Thailand,
dan Indonesia. Jumlah kasus mencapai 1750 dalam waktu 3 bulan. Apakah
kejadian epidemiologi yang sesuai?
a. Pandemik
b. Endemik
c. Epidemik
d. Kejadian Luar Biasa (KLB)
e. Outbreak
Pembahasan:

Endemis: penyakit yang ada secara permanen di kawasan tertentu atau


populasi.
Epidemi: Wabah penyakit yang menyerang banyak orang pada suatu waktu
yang sama dan dapat menyebar melalui satu atau beberapa komunitas.
Pandemi: Ketika sebuah epidemi menyebar ke berbagai tempat di dunia.
Outbreak (KLB): peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal
secara mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya
desa, kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat
kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu tertentu.
83. Seorang laki laki, usia 50 tahun, datang ke UGD dengan keluhan demam dan
luka bernanah di kaki yang tak kunjung sembuh. Sekitar 2 minggu yang lalu
kakinya tertusuk paku, kemudian luka meluas sampai ke punggung kaki dan
berbau busuk tapi tidak menimbulkan rasa nyeri. Pasien memiliki penyakit DM
namun tidak rutin minum obat. Saat ini pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 150/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu 38 0C, RR 22x/menit, dan GDS
450g/dL. Pemeriksaan tambahan apa yang dapat dilakukan untuk kepentingan
terapi
a. Darah lengkap
b. Kultur darah dan tes sensitivitas
c. HbA1C
d. Urine rutin
e. Elektrolit
Pembahasan:
Kultur darah dan tes sensitivitas untuk menentukan terapi yang tepat
khususnya jenis antibiotic yang dibutuhkan
84. Seorang laki-laki usia 20 tahun dibawa ke UGD karena marah-marah selama 3
hari ini. Tidak mau tidur, mudah tersinggung, bicara banyak namun tidak
realistis, dan pasien merasa bisa melakukan hal-hal yang spektakuler. Pasien
pernah mengalami gangguan jiwa 1 tahun yang lalu setelah di PHK dari
perusahaannya, dengan gejala yang tidak sama dengan gejala saat ini. Status
mental gelisah, kurang kooperatif, pembicaraan meloncat-loncat, megalonemia.
Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis yang tepat untuk pasien
tersebut adalah:
a. Gangguan paranoid akut
b. Gangguan depresif berulang
c. Gangguan psikotik akut lir skizofrenia
d. Gangguan afektif bipolar episode manik dengan ciri psikotik
e. Gangguan psikotik polimorfik akut dengan predominan waham
Pembahasan:
(Kalo di PPDGJ adanya F23.0 ama F23.3)
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
Onset harus akut (dari suatu keadaan non-psikotik sampai keadaan psikotik
yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu/kurang)
Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis
dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama
Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya
Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu
ada yang secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau
episode manik atau episode depresif
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu/kurang dari keadaan
nonpsikotik sampai jelas psikotik)
Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
Baik kriteria untuk skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik akut
tidak terpenuhi

Kalau waham-waham menetap lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis


diubah menjadi gangguan waham menetap. Apabila hanya halusinasi yang
menetap 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi gangguan
psikotik non-organik lainnya.
85. Seorang dokter puskesmas ingin mengadakan penelitian sederhana tentang
hubungan perilaku hidup bersih sehat (variabel bebas) dengan angka infeksi
kecacingan (variabel terikat). Dengan menggunakan skor perilaku hidup bersih
sehat: 1-100, dan infeksi kecacingan dengan standar ada infeksi atau tidak. Uji
tes statistik yang sesuai?
a. Kai kuadrat
b. Regresi linear
c. T-independent
d. ANOVA
e. Kruskal Wallis
Pembahasan:
Karena variable yang digunakan hanya 2 saja.
86. Seorang laki-laki, usia 52 tahun, datang ke UGD setelah jatuh dari ketinggian 3
m sekitar 1 jam yang lalu. Pada saat kejadian tidak ada penurunan kesadaran.
Pasien muntah ketika dalam perjalanan ke rumah sakit. Saat ini pasien merasa
melihat bintang dan canggung serta terjadi pelambatan gerakan. Pemeriksaan
fisik didapatkan pasien cemas, TD 128/86 mmHg, N 100x/mnt, RR 12 x/mnt, Tax
37,80C. Dokter menyarankan dilakukan CT scan. Tujuan pemeriksaan penunjang
tersebut adalah:
a. Mengetahui lokasi lesi
b. Menentukan tingkat kesadaran
c. Mengetahui aktivitas listrik di otak
d. Mengetahui lesi saraf perifer
e. Sebagai dasar pemeriksaan selanjutnya
Pembahasan: CT scan mengetahui jenis dan lokasi lesi
87. Seorang laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran.
Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi
sulfonilourea dan metformin. Saat ini sedang dalam pengobatan TB. Tandatanda vital normal dengan hasil GDS 45 g/dl. Cairan apa harus yang diberikan?
a. Infus koloid
b. Bolus D5%
c. Infus D10%
d. Bolus D40%
e. Infus kristaloid
Pembahasan:
Terapi hipoglikemia
a. Segera mengkonsumsi pisang atau roti atau karbohidrat kompleks lainnya
b. Bisa juga menggunakan teh gula, air gula kental atau madu yang
dimasukkan di bawah lidah.
c. Jika penderita tidak sadar, injeksi glukosa 40% Intra vena 25 ml (encerkan 2x
dengan aqua injeksi) juga infus glukosa 10% atau Dekstrose 10%. Bila belum
sadar dapat diulang 25 cc glukosa 40% setiap 30 menit. Dapat diulang
sampai 6x sampai penderita sadar. 1 flakon D40% 24 meq dapat menaikkan
kadar gula darah 25-50 mg/dl. Periksa Gula Darah Sewaktu 30 menit setelah
Intra vena terakhir.
d. injeksi efedrin 25-50 mg (bila tdk ada kontra indikasi jantung pada jantung)
atau glukagon 1 mg Intra muskuler.
e. Sementara obat anti diabetes dihentikan dulu.
88. Berikut data Puskemas X selama tahun 2011:
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk laki-laki
Jumlah penduduk perempuan
Jumlah penduduk perempuan usia 25-49
tahun

10.003
5.001
5.002
2100

Kematian total
Bayi lahir hidup dan mati
Bayi lahir hidup
Kematian bayi < 1 bln
Kematian bayi <1 tahun
Jumlah kematian perempuan usia 25-49
tahun
Jumlah kematian ibu hamil
Dari data demografi tersebut, berapakah angka
tahun 2011?
a. 5/103
b. 5/300
c. 5/290
d. 10/300
e. 10/290
Pembahasan:

103
300
290
5
10
25
5
Infant mortality rate selama

89. Seorang perempuan, usia 25 tahun dibawa ke UGD setelah kecelakaan motor
30 menit yang lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan pasien dapat membuka
mata dengan perintah verbal, menunjuk lokasi yang nyeri tetapi mengalami
disorientasi ketika berbicara. Berapakah skor GCS?
a. E2M4V3
b. E3M4V4
c. E2M5V4
d. E3M4V4
e. E3M5V5
Pembahasan: E3M5V4
90. Seorang wanita, usia 25 tahun, post histerektomi dengan gejala pucat.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb: 6gr/dl. Pasien mendapatkan
transfusi whole blood, dan 15 menit kemudian pasien merasa gatal-gatal,
urtikaria (+) kemudian sesak. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD: 70/40 mmHg,
nadi kecil, masih sadar, pasien dyspneu, dan terdengar wheezing expiratoar.
Penanganan pertama pada pasien ini:
a. Antihistamin dan steroid
b. Digitalis dan diuretic
c. Antibiotic
d. O2 100% dan adrenaline
e. Analgesik kuat
Pembahasan:
Jamin jalan napas bebas
Lokasikan tempat yang kena
racun
Pasang ikatan proksimal bila
tempat tsb suatu ekstremitas
Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 :
1000 lokal ke dalam tempat tsb

RINGAN

SEDANG

BERAT

Tambahkan oksigen
Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 subkutan
(ringan) atau intravena (berat)
Aminofilin 5 6 mg / kg iv dosis pertama,
kemudian 0,4 0,9 mg/kg jam iv (untuk
bronkospasme yang menetap)
Pertahankan kadar serum pada 10-20 mcg/kg
Cairan (gunakan derajat hemokonsentrasi
sebagai penuntun)
Pemantauan hemodinamik (tekanan arterial dan pengisian
jantung, curah jantung)
Cairan
Pengobatan inotropik positif menurut variabel hemodinamik
Zat vasoaktif
Bantuan hidup dasar dan lanjut sesuai metoda dan pengobatan konvensional
Henti Jantung Paru (standar ACLS )
91. Seorang wanita, usia 13 tahun, dibawa ibunya ke klinik dokter karena mengeluh
sesak. Sesak terjadi hilang timbul sejak 3 tahun belakangan ini. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi dan tidak pernah sesak sebelumnya. Kedua orang tua
sering bertengkar dan memutuskan untuk berpisah. Ketika orang tua
bertengkar pasien tiba-tiba sesak. Ketika pasien sesak, kedua orang tua akan
fokus menangani penyakitnya dan tidak jadi bertengkar. Mekanisme yang dapat
menjelaskan kasus di atas adalah?
a. Relevance
b. Boundaries
c. Association
d. Triangulation
e. Interdependence
Pembahasan:
Boundaries: Hypothetical constructs to conceptualize how various systems,
such as two dyads, or levels of systems, such as subsystems and
suprasystems are distinguished from each other.
Triangulation: A process in which a conflict-ridden, dyadic relationship is
expanded to include a third person (e.g., child, therapist) so as to cover up or
defuse the conflict. For example, a parent demands that a child sides with
him/her against the other parent. Siding with one is defined as attacking by
the other, which places the child in an intense conflict of loyalty.
Interdependence: Individuals and subsystems that comprise the whole
system are mutually dependent and mutually influenced by one another. The
idea that each persons family related behavior is associated with, depends
upon, and fits with the family behavior of every other family member.
92. Sepasang suami istri datang ke dokter untuk periksa kesehatan berkala.
Pasangan ini telah menikah selama 4 tahun namun belum mau memiliki anak
karena keduanya sibuk bekerja dan sangat aktif. Nasihat yang penting untuk
disampaikan berdasarkan siklus kehidupan keluarga adalah:
a. Reproduksi
b. Olah raga rutin
c. Tidur yang cukup
d. Makan makanan yang sehat
e. Mengatur keuangan
Pembahasan:
Family Lifecycle:

Stage I: Family of origin experiences maintaining relationship with parents,


siblings, and peers
Stage II: Leaving home differentiation of self from family, beginning work
Stage III: Pre-marriage stage selecting partner, developing relationship
Stage IV: Childless couple stage developing a way to live together,
adjusting relationship with families
Stage V: Family with young children adopting & developing parenting
roles, realigning family system to make space for children
Stage VI: Family with adolescent adjusting parent-child relationship,
adjusting family relationship to focus on midlife relationship and career
Stage VII: Launching children dealing with disabilities, negotiating adultto-adult relationship with children
Stage VIII: Later family life preparation for death, life review, integration
93. Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, ditemukan meninggal di tengah
lapangan. Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak kebiruan seperti cabang
batang pohon di region dada. Sebab kematiannya adalah:
a. Luka robek
b. Luka tembak
c. Luka tusuk
d. Luka listrik
e. Luka bakar
Pembahasan:
Luka akibat sambaran petir luka listrik
Akibat yang ditimbulkan oleh petir disebabkan oleh dua hal, pertama arus
listrik bertegangan sangat tinggi dan oleh karena adanya efek ledakan (blast
effect) dari udara yang ekspansi dengan cepat. Penyebab pertama (akibat
arus listrik bertegangan tinggi) akan menimbulkan luka bakar, yang biasanya
relatif terbatas hanya pada permukaan saja (superfisial). Sedangkan blast
effect akan dapat menyebabkan robek atau pecahnya pakaian korban, yang
sering menimbulkan kesan akan adanya unsur kejahatan.
Bila korban kebetulan memakai jam tangan atau perhiasan yang terbuat dari
metal pada tempat masuk dan keluarnya arus, maka logam tersebut dapat
meleleh.
Luka bakar yang primer biasanya terjadi pada daerah kepala dan dapat pula
difus. Jalannya luka bakar dapat diketahui dari adanya robekan atau pakaian
yang terbakar.
Pertir bila mengenai tubuh manusia dapat menimbulkan beberapa jenis luka,
yaitu:
o Surface burn suatu keadaan dimana luka bakar yang terdapat pada
tubuh biasanya berkaitan dengan benda-benda metal yang dipakai
korban.
o Linear burn luka bakar yang mempunyai ukuran 2,5 cm 25 cm x 3
mm 2,5 mm yang sering didapatkan di daerah kulit yang mempunyai
tahanan rendah, misalnya pada daerah yang basah atau daerah lipatan
kulit.
o Arborescence/filigree burn Arborescence atau filigree dari luka bakar
yang mempunyai gambaran bercabang-cabang seperti cabang atau
ranting pohon, yang akan menghilang bila korban cepat mendapat
pertolongan.
94. Seorang wanita, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sering
gatal-gatal di kulit tubuh jika malam atau saat udara dingin. Keluhan muncul
sejak 2 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ruam eritematous yang
meninggi, berbatas jelas, dengan bagian tengah pucat, berbentuk nummular
yang tersebar dari punggung, leher, hingga ekstremitas. Diagnosis pada pasien
adalah:
a. Verucca vulgaris
b. Urtikaria
c. -

d. e.
Pembahasan: sudah jelas
95. Seorang anak lakilaki, usia 5 tahun, datang dengan keluhan kejang yang lama.
Kejang pasien berupa kaku tangan dan kaki, dengan mata melirik ke atas
selama 10 menit. Diantara kejang pasien tidak sadar. Pada pemeriksaan,
didapatkan pasien tidak sadar, masih kejang, demam dengan Tax: 39 0C, nadi =
140x/menit. Penatalaksanaan pada pasien:
a. Diazepam rectal
b. Diazepam iv
c. Fenitoin loading dose
d. Fenobarbital dosis maintenance
e. Pertahankan jalan nafas dan berikan oksigen
Pembahasan:
Pengobatan fase akut:
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar
jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk
mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat
juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian
oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan
kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat
diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik
(asetaminofen oral 10 mg/ kg BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB,
4 kali sehari).
Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase
akut, karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat. Diazepam dapat
diberikan secara intravena atau rektal jika diberikan intramuskular absorbsinya
lambat. Dosis diazepam pada anak adalah 0,3 mg/kg BB, diberikan secara
intravena pada kejang demam fase akut, tetapi pemberian tersebut sering
gagal pada anak yang lebih kecil. Jika jalur intravena belum terpasang,
diazepam dapat diberikan per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg pada berat badan lebih dari 10 kg. Pemberian
diazepam secara rektal aman dan efektif serta dapat pula diberikan oleh orang
tua di rumah.
Bila diazepam tidak tersedia, dapat diberikan luminal suntikan intramuskular
dengan dosis awal 30 mg untuk neonatus, 50 mg untuk usia 1 bulan 1 tahun,
dan 75 mg untuk usia lebih dari 1 tahun. Midazolam intranasal (0,2 mg/kg BB)
telah diteliti aman dan efektif untuk mengantisipasi kejang demam akut pada
anak. Kecepatan absorbsi midazolam ke aliran darah vena dan efeknya pada
sistem syaraf pusat cukup baik; Namun efek terapinya masih kurang bila
dibandingkan dengan diazepam intravena.
96. Seorang lakilaki, usia 40 tahun, seorang penyadap karet mengeluh kaki
kanannya bengkak. Kakinya makin lama makin bengkak sehingga tidak bisa
berjalan. Dari pemeriksaan didapatkan pembengkakan dan abses pada kaki
kanan dan pembengkakan skrotum. Dari pemeriksaan urin didapatkan chyluria.
Didapatkan microfilaria saat pemeriksaan darah di malam hari. Penyebab dari
penyakit pasien:
a. Brugia malayi
b. Brugia timori
c. Wuchereria bancrofti
d. Loa loa
e. Dracunculus medinensis
Pembahasan:
PEMBAHASAN:
Dx pasien: Filariasis
Manifestasi klinis:
o W.bancrofti
Stadium akut ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar
limfe berupa limfadenitis, limfangitis retrograd, dan khusus pada pria
dapat ditemukan funikulitis, epididimitis, dan orkitis. Pada stadium

menahun, gejala yang dapat dijumpai adalah hidrokel, limfedema, dan


elefantiasis.
B.malayi dan B.timori
Keduanya menampakkan gejala klinis yang sama. Stadium akut
ditandai dengan demam, peradangan saluran dan kelenjar limfe yang
berulang, limfangitis retrograd, tetapi tidak pernah mengenai sistem
limfe alat kelamin.

97. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun datang diantar oleh seorang polisi ke
UGD RS anda. Pasien baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas, dan
mengalami trauma kepala dan fraktur femur kanan kiri terbuka. Tampak
perdarahan masif. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah tidak terukur, nadi sulit
teraba, napas gasping, acral dingin, pucat, basah. pemeriksaan yang tepat
untuk menentukan pasien henti jantung adalah:
a. Tidak teraba nadi di arteri pergelangan tangan
b. Tidak ada rangsangan terhadap nyeri
c. Tidak teraba nadi di arteri leher
d. Tidak bernapas
e. Tidak sadar
Pembahasan:
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila pasien tidak sadar dan
tidak teraba denyut arteri besar, yaitu arteri femoralis dan karotis pada orang
dewasa atau brakialis pada bayi dan anak kecil.
98. Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, diantar ibunya ke praktek anda dengan
keluhan demam selama 3 minggu. Menurut ibunya, pasien sering pucat dan
biru-biru. Dari pemeriksaan fisik tampak ptechiae di seluruh badan dan
extremitas, ekimosis, dan gusi berdarah. Tidak ditemukan hepatosplenomegali,
dan limfadenopati. Dari pemeriksaan laboratorium: Hb: 5,4 gr%; hematokrit
15,4%; leukosit 2600; trombosit 24000/ul, morfologi eritrosit normokrom
normositer, retikulosit rendah. Diagnosis dari pasien ini adalah:
a. Leukemia akut
b. Anemia aplastic
c. Thalassemia
d. Anemia defisiensi besi
e. AIHA
Pembahasan:
Leukimia akut keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasi
patologis sel hematopoietik muda yang ditandai kegagalan sumsum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
lain.
o Manifestasi klinis: pucat (mendadak), panas, perdarahan (ekimosis,
petekiae, apistaksis, perdarahan gusi), hepatomegali, limfadenopati, sakit
sendi, sakit tulang, splenomegali, lesi purpura.
o PP: darah tepi: pansitopenia, limfositosis, dan didapatkan sel blas.
Anemia aplastik berkurangnya sel hematopoietik dalam darah tepi akibat
terhentinya pembentukan sel hematopoietik dalam sumsum tulang.
o Etiologi: faktor kongenital, faktor didapat
o Manifestasi klinis: pucat, lemah, perdarahan, demam,
tanpa
organomegali.
o PP: pansitopenia, limfositosis relatif.
Thalasemia anemia hemolitik herediter. Manifestasi klinis: anemia,
hepatosplenomegali, tumbuh kembang bisa terhambat, bisa terjadi demam
berulang akibat infeksi, ikterus ringan mungkin ada, perubahan pada tulang
yang menetap. PP: anemia, anisositosis, poikilositosis, sel target, tear drop
cell. Dx definitif: Hb elektroforesis.
AIHA anemia hemolitik autoimun. Manifestasi klinis: onset tiba2, trias:
anemia, jaundice, spenomegali, hematuria. PP: Coombs test (+), anemia,
trombositopenia, retikulositosis, hemoglobinuria, serum bilirubin meningkat.

99. Seorang dokter ingin melakukan penelitian mengenai kepatuhan pasien TB


dalam berobat. Faktor yang diperhitungkan termasuk jarak antara rumah pasien
ke puskesmas. Dokter ini mengambil sampel pasien yang telah lengkap
berobat, dan pasien yang drop out. Kemudian dokter ini mendatangi satu per
satu rumah pasien tersebut untuk mengetahui jarak tempuh rumah pasien ke
puskesmas. Apa rancangan penelitian yang tepat?
a. Ekologi
b. Eksperimental
c. Cross sectional
d. Case control
e. Cohort
Pembahasan:

Karena data yang dimasukkan adalah data jarak tempuh, yang merupakan data
numerik sehingga penelitian tidak bisa dilakukan secara observational
(penelitian observational datanya harus nominal dan ordinal) jadi harus
dilakukan secara experimental.
100. Seorang laki-laki, usia 34 tahun, datang dengan keluhan bercak kemerahan
pada kulitnya terutama di bagian siku sejak 3 minggu lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan ruam berupa makula, plakat, papula eritematous dengan
skuama warna perak. Diagnosis pada pasien adalah:
a. Veruka vulgaris
b. Condyloma acuminate
c. Psoriasis vulgaris
d. Pemfigoid bullosa
e. Pemphigus vulgaris
Pembahasan:
Veruka
Condyloma
Psoriasis
Pemfigoid
Pemfigus
Vulgaris
accuminata
vulgaris
bullosa
vulgaris
Ektremitas
Daerah lipatan yg Scalp,
Ketiak, lengan Semua selaput
ekstensor
lembab (genitalia perbatasan scalp fleksor,
lipat lendir dg epitel
eksterna)
dg
muka, paha.
skuamosa.
ekstremitas
Keadaan umum
ekstensor
buruk.
(terutama
siku,
lutut),
lumbosakral
Papul
bulat Vegetasi
Plak
eritema Bula/
vesikel Bula berdinding
berwarna abu2, bertangkai
dan meninggi
dg berdinding
kendor, mudah
besarnya
berwarna
skuama
di tegang, dapat pecah dan jadi
lentikular atau kemerahan,
bila atasnya. Skuama disertai
erosi,
klo berkonfluen telah
lama berlapis-lapis,
eritema.
Bula pembentukan
membentuk
berwarna
kasar,
warna yang
pecah krusta
lama
plakat,
kehitaman.
putih
seperti bisa jadi erosif bertahan
di
permukaan
Permukaan
mika. Fenomena yang
luas, atas
erosi.
kasar
berjonjot
tetesan
lilin, tetapi
tidak Nikolsky
sign
(verukosa).
(papilomatosa).
Auspitz, Koebner bertambah spt (+)
Fenomena
(+).
pada pemfigus
Koebner (+)
vulgaris.

101. Seorang anak laki-laki, usia 7 tahun, dibawa ibunya ke UGD karena
mengalami mimisan beberapa menit yang lalu. 4 hari sebelumnya anak
mengalami demam. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan ptechie di ekstremitas
atas dan bawah, TD 100/70 mmHg; nadi 120x/menit; RR 36x/menit; dan Tax
38.50C, akral hangat. Hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, tepi tajam,
permukaan licin. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 g/dL;
hematocrit 42%; leukosit 2.300/ml; dan trombosit 95.000/ml. Diagnosis pada
pasien ini adalah:
a. Dengue fever
b. DHF grade I
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. DHF grade IV
Pembahasan: lihat no. 139
102. Seorang wanita usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatalgatal sejak 3 bulan yang lalu, gatal terutama ketika dimarahi suami. Pasien sulit
tidur, merasa tegang, gairah bekerja turun, sulit konsentrasi, dan nafsu makan
menurun. Pemeriksaan fisik TD 150/90, kulit kaki tampak kemerahan dan
basah. Gangguan mental yang terjadi pada pasien ini adalah?
a. Psikosomatik
b. Somatoform
c. Somatisasi
d. Anxietas
e. Depresi
Pembahasan:
Psikosomatis gangguan karena faktor psikologik gejala kejiwaan tidak
jelas, yg menonjol adalah gejala gangguan fungsi/jaringan alat-alat tubuh
yang dipersyarafi susunan syaraf otonom.
Somatoform adalah keluhan-keluhan gejala fisik yang berulangulang disertai dg permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokter.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan
keterkaitan antara keluhan fisik dg problem kehidupannya.
Somatisasi salah satu bentuk gangguan somatoform. Pedoman dx:
o Adanya banyak keluhan2 fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat
dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yg sudah berlangsung
sedikitnya 2 tahun;
o Tidak mau menerima nasehat/penjelasan beberapa dokter bahwa tidak
ada kelainan fisik yg dapat menjelaskan keluhan2nya;
o Terdapat disabillitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluhannya.
103. Seorang wanita, usia 28 tahun, datang ke dokter dengan keluhan nyeri sendi
pada 2 jari tangan. Pasien memiliki riwayat anemia hemolitik. Pada
pemeriksaan fisik tampak konjunctiva anemis dan discoid rash pada dada. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8 gr/dl, leukosit 4300/ml, dan
trombosit 270.000/ml. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Rheumatoid arthritis
b. Septic arthritis
c. SLE
d. Gout arthritis
e. OA
Pembahasan:
Dx SLE: Bila ditemukan 4 dari 11 kriteria:
1. Malar rash (butterfly rash)
2. Discoid rash
3. Photosensitivity
4. Oral ulcers
5. Non-erosive arthritis: melibatkan 2 sendi perifer
6. Serositis: Pleuritis atau Pericarditis
7. Renal disorders: Persistent proteinuria atau Cellular cast

8. CNS disorders: Seizure atau Psikosis


9. Hematological disorders: Anemia hemolitik, atau Leukopenia, atau
Trombositopenia
10. Immunological disorders: Anti-dsDNA antibody, atau Anti-Sm antibody, atau
Antiphospholipid antibody (+)
11. ANA test (+)
Pada pasien ini ditemukan: nyeri sendi pada 2 jari tangan (non-erosive
arthritis); riwayat anemia hemolitik, konjunctiva anemis dg Hb 8 gr/dl
(hematological disorders); discoid rash pada dada
104. Seorang wanita usia 18 tahun, dibawa ibunya ke UGD karena kejang seluruh
tubuh. Pasien memiliki keluhan demam dan rhinitis sejak 1 hari yang lalu. Apa
tindakan awal yang harus dilakukan pada pasien ini?
a. Membuka pakaian pasien, kompres air dingin
b. Membuka pakaian pasien, dimiringkan, masukkan diazepam perrectal
c. Membuka pakaian pasien, masukkan diazepam intravena
d. Memasukkan sendok ke mulut pasien agar lidah tidak tergigit
e. Memberikan phenytoin
Pembahasan:
Pasien ini didiagnosis sebagai Kejang Demam.
Tatalaksana kejang demam:
Pengobatan fase akut: Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk
mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas dan
oksigenasi terjamin. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan
darah, suhu, pernafasan, dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi
diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik. Obat yang
paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan
intrarektal atau IV. Dosis diazepam intrarektal: 5mg (BB<10kg) atau 10mg
(BB>10kg). Dosis diazepam IV: 0,3-0,5mg/kgBB/kali dg kecepatan 12mg/menit dg dosis maksimal 20mg.
105. Seorang laki-laki datang ke RS dengan keluhan bengkak dan nyeri pada
tungkai kanan bawah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema (+), nyeri
tekan (+). Pada pemeriksaan status dermatologis didapatkan eritema batas
tegas, edema, kemerahan, teraba panas, bula (+). Pada pemeriksaan
mikrobiologis didapatkan Streptococcus (+). Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Erysipelas
b. Ektima
c. Selulitis
d. Eritrasma
e. Impetigo contagious bullosa
Pembahasan:
Erisipelas
Ektima
Selulitis
Eritrasma
Impetigo
contagious
bullosa
Streptococcus
Streptococcus Streptococcus
Corynebacteriu
Staphylococcus
-hemolyticus
hemolyticus
pyogenes
m
aureus
grup A (SBHGA)
minitussismum
Didahului
Tempat yg relatif S/d jaringan
Stratum
Ketiak, dada,
trauma
banyak dapat
subkutan
korneum ketiak punggung, atau
dan lipat paha,
daerah yg tdk
tungkai bawah trauma: tungkai
bawah bag
bs
tertutup
(menyerang
anterior, atau
intertriginosa
pakaian. Sangat
epidermis dan
kaki
bag
dorsal.
lain.
mudah
dermis)
menular.
Bs ada gx
Awalnya vesikel/
Gx konstitusi:
Eritroskuamosa Bs ada gx
konstitusi:
vesiko-pustul yg
demam, malaise, , berskuama
konstitusi:
demam,
membesar, dan
menggigil.
halus warna
malaise,
menggigil, sakit
dlm bbrp hari jd
Infiltrat difus
merah
demam.
kepala, muntah,
krusta tebal
subkutan dg
kecoklatan.
Eritema, bula,
nyeri sendi.
warna kuning.
tanda2 radang
Pada perabaan
bula hipopion.

Eritema merah
cerah, batas
tegas, tepi
meninggi dg
tanda2 radang
akut. Dapat
disertai edema,
vesikel, bula.
KGB superfisial
membesar dan
nyeri.

Bila krusta
diangkat
ternyata lekat
dan tampak
ulkus dangkal dg
dasar kasar dan
tepi meninggi.
Lesi akan
sembuh dg
sikatriks.

akut yg dimulai
dg eritema lokal,
nyeri yg cepat
menyebar dan
infiltratif ke
jaringan di
bawahnya. Bisa
limfangitis (+),
bisa supurasi
(+).

skuama terasa
berlemak.
Lampu Wood:
merah
membara (coral
red)

Kadang
vesikel/bula
telah pecah shg
tampak kolaret
yg dasarnya
eritematus,
erosi,
ekskoriasi.

106. Seorang wanita usia 40 tahun, datang ke dokter dengan keluhan bibir miring
ke kiri sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini disertai nyeri daun telinga kiri dan
tambah nyeri jika daun telinga digerakkan, serta keluar cairan kekuningan dari
telinga. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. Otitis media akut
b. Otitis media kronis
c. Otitis eksterna maligna
d. Kolesteatoma
e. Bells palsy
Pembahasan:
Otitis Eksterna Maligna infeksi akut difus di liang telinga luar.
o Etiologi: Pseudomonas
o Faktor Predisposisi: Riw DM dalam keluarga
o Manifestasi Klinis: rasa gatal di liang telinga, unilateral, diikuti nyeri hebat
dan sekret yang banyak serta pembengkakan di liang telinga. Nyeri akan
menghebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi. N.facialis dapat
terkena shg timbul paresis atau paralisis fasial.
Pada pasien ini, terdapat tanda khas OE: nyeri bila daun telinga digerakkan
(nyeri tarik daun telinga dan nyeri tekan tragus), serta terdapat tanda
komplikasi ke N.facialis bibir miring. Jadi dx pasien: OE Maligna.
107. Seorang anak berusia 2 tahun, diperiksakan ke dokter karena belum bisa
berjalan. Anak tersebut umur 1 tahun baru bisa tengkurap. Saat ini hanya bisa
duduk tanpa pegangan. Bisa bicara membentuk kalimat dan bermain dengan 46 balok. Jika ditanya nama temannya bisa menjawab. Gangguan yang terjadi
adalah?
a. Gangguan perkembangan motoric halus
b. Gangguan perkembangan motoric kasar
c. Gangguan global developmental delay
d. Gangguan perkembangan bicara
e. Gangguan perkembangan social
Pembahasan:
Umu
Motorik Kasar
Motorik Halus
Sosialisasi
Bicara
r
(bula
n)
3
Mengangkat
Tangan terbuka
Senyum spontan
Cooing,
kepala
tertawa
6
Duduk
tanpa Memindahkan
Suka tidak suka
Babbling
pegangan
benda
9
Berdiri
Mengambil dg jari
Ciluk ba
Imitasi
berpegangan
suara
12
Berjalan dituntun Melepaskan benda
Datang
jika 1-2 kata
dipanggil
18
Naik
tangga Makan dg sendok
Mengikuti mimik
>8 kata
dibantu
24
Berlari
Susun
6
balok Bermain
2-3 kalimat
mainan

Pada pasien ini, usianya 2 tahun dan belum bisa berjalan, saat ini hanya bisa
duduk tanpa pegangan. Saat umur 1 tahun baru bisa tengkurap
Perkembangan motorik kasarnya terlambat, seharusnya usia 1 th
sudah bisa berjalan dituntun, dan 2 th sudah bisa berlari.
Pasien bisa bicara membentuk kalimat dan bermain dengan 4-6 balok. Jika
ditanya nama temannya bisa menjawab. perkembangan motorik halus,
sosial, dan bicara sesuai dengan anak seusianya.
108. Seorang wanita usia 40 tahun P5A0, datang ke dokter karena ingin
menggunakan kontrasepsi. Pasien memiliki riwayat HT sejak 10 tahun yang lalu.
Pasien tidak ingin menggunakan kontrasepsi mantap. Suami tidak ingin pakai
kondom. Pilihan alat kontrasepsi yang tepat?
a. Pil kombinasi
b. Pil estrogen
c. Senggama tertunda
d. Pantang berkala
e. AKDR
Pembahasan
Riwayat HT kontraindikasi relatif untuk kontrasepsi hormonal: pil, suntik,
susuk.
o KI kontrasepsi hormonal lainnya:
KI mutlak: kehamilan, tumor yg dipengaruhi estrogen, riwayat kelainan
serebrovaskuler, DM
KI relatif: depresi, migrain, mioma uteri, hipertensi, oligomenore,
amenore.
Kontrasepsi mantap tubektomi.
Senggama tertunda = Pantang berkala prinsipnya: tidak melakukan
senggama pada masa subur. Angka keberhasilan kontrasepsi kecil sekali.
Jadi satu-satunya alat kontrasepsi yg paling tepat bagi pasien ini: AKDR.
109. Seorang laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan penurunan
kesadaran. Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan rutin
mengkonsumsi sulfonilourea dan metformin. Saat ini sedang dalam pengobatan
TB. Tanda-tanda vital normal. Pemeriksaan penunjang yang harus segera
dilakukan adalah:
a. DL
b. BGA
c. Keton darah
d. Fungsi ginjal
e. GDS
Pembahasan:
Efek OAT terhadap pengobatan DM:
Efek rifampisin mempercepat metabolisme obat-obat anti diabetik oral,
menginaktifasi sulfonilurea dan meningkatkan kebutuhan insulin.
Sebaliknya INH dapat mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja
antagonis dengan sulfonilurea. Walaupun jarang, INH menyebabkan
pankreatitis, menghambat efek metformin pada absorbsi glukosa diusus,
mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja antagonis dengan
sulfonilurea.
Pemberian sulfonilurea pada DM dengan TB paru adalah kontraindikasi
karena TB dianggap penyakit dengan infeksi serius yang intercurrent.
Sedang biguanid (metformin) tidak diberikan karena pada umumnya TB paru
mempunyai keluhan nafsu makan menurun, BB menurun dan adanya
malabsorbsi glukosa.
Pada pasien ini diduga penurunan kesadarannya dikarenakan hiperglikemik
karena efektivitas obat DM nya menurun karena pasien minum OAT.
110. Seorang laki-laki usia 48 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
nyeri dan terasa panas saat BAK sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
timbul dan kadang BAK disertai darah. Pasien sudah berobat dan diberi

antibiotic, namun tetap kambuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tax 38 0C


dan nyeri ketok pinggang +. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12
g/dl, leukosit 12.300/ml, trombosit 240.000/ml, dan eritrosit 10-20/lpb.
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis?
a. Foto polos abdomen
b. USG abdomen
c. IVP
d. Kultur urine
e. Biopsy ginjal
Pembahasan:
Keluhan nyeri dan panas saat BAK (disuria) menunjukkan adanya
gangguan di saluran kemih.
Nyeri dirasakan hilang timbul = nyeri kolik yg menandakan bahwa
gangguan itu terjadi di organ berongga bisa ginjal, ureter, uretra.
Pasien sudah berobat dan diberi antibiotik, namun kambuh menunjukkan
bahwa dulunya dokter mendiagnosisnya dg ISK dan diberi antibiotik, namun
keluhan kambuh kembali karena kemungkinan penyebab utamanya belum
teratasi kemungkinan Batu saluran kemih.
PF: Tax 380C dan leukositosis tanda-tanda infeksi adanya stasis urin
karena batu merupakan faktor risiko terjadi infeksi.
Nyeri ketok pinggang (+) gangguan (kemungkinan batu) di ginjal atau
ureter.
Jadi kemungkinan WDx nya saat ini adalah: Batu Saluran Kemih yang
terinfeksi jadi pemeriksaan penunjang selanjutnya: Foto polos USG
111. Seorang wanita, usia 36 tahun, G2P1Ab0 datang dengan usia kehamilan 16
minggu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan terjadi fetal death. Obat yang
digunakan untuk induksi kelahiran adalah?
a. Progesteron
b. Misoprostol
c. Metilergometrin
d. Oksitosin
e. Nifeprosin
Pembahasan:
Begitu ditegakkan diagnosis IUFD segera diplanningkan untuk induksi
persalinan.
Induksi dapat dicapai dengan pematangan serviks dahulu lalu diikuti
oksitosin IV.
IUFD awal dapat ditangani dg insersi laminaria diikuti dilatasi dan evakuasi.
Pada wanita IUFD sebelum UK 28 minggu, induksi dapat dicapai dengan
menggunakan prostaglandin E2 supp vagina (10-20 mg
tiap 4-6jam),
misoprostol (misalnya, prostaglandin E1) intravagina atau PO (400 mcg tiap
4-6jam), dan / atau oksitosin (lbh dipilih pada wanita dengan operasi rahim
sebelumnya). Pada wanita dengan kematian janin setelah kehamilan 28
minggu, dosis yang lebih rendah harus digunakan.
Guidelines The American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG)
ttg induksi persalinan menyatakan bahwa prostaglandin E2 dan misoprostol
tidak boleh digunakan pada wanita dengan riwayat insisi rahim sebelumnya
(termasuk riwayat SC) karena risiko pecahnya rahim.
Pada pasien ini, karena tidak diketahui riwayat kelahiran sebelumnya dg cara
apa, lebih baik dipilih induksi persalinan dg OKSITOSIN.
112. Seorang wanita, usia 30 tahun, datang dengan keluhan sesak bila naik lift.
Keluhan juga disertai berdebar, dada terasa berat, lemas, tenggorokan teras
kering, gemetar dan berkeringat dingin, seperti kehabisan oksigen.
Sebelumnya, adik pasien meninggal karena sesak 3 bulan yang lalu. Sejak itu,
pasien selalu merasa sesak bila berada di ruangan sempit. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Diagnosa pasien ini:
a. Gangguan klaustrofobik
b. Gangguan depresi

c. Gangguan cemas/anxietas
d. Psikosis akut
e. Gangguan waham
Pembahasan:
Klaustofobia (dari bahasa Latin claustrum "tempat tertutup" dan Yunani
phbos "takut") adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempattempat sempit dan terjebak. Klaustrofobia umumnya dikategorikan
sebagai neurosa kecemasan yang dapat menyebabkan serangan kepanikan
yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi di lift, kereta api atau pesawat
udara.
Gangguan Kecemasan Gejala anxietas adalah gejala dominan utama dan
tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu. Kalsifikasi:
A. Gangguan Panik Dx: ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat
dalam kira-kira 1 bulan:
Pada keadaan2 dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya;
Tidak terbatas pada situasi yg telah diketahui/yg dapat diduga
sebelumnya;
Dg keadaan yg relatif bebas dari gejala2 anxietas.
B.Gangguan Cemas Menyeluruh anxietas berlangsung hampir setiap hari
untuk bbrp minggu sampai bulan, tidak terbatas pada situasi khusus (free
floating/ mengambang), mencakup:
Kecemasan (khawatir nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsen, dsb);
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dapat santai);
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,
dsb).
113. Seorang wanita, usia 45 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Demam disertai nyeri telan dan pilek.
Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 380C dan tenggorokan hiperemis. Pasien
mengeluh sering nyeri pada lambung sehingga pasien meminta obat yang
dapat diminum setelah makan. Obat yang tepat diberikan pada pasien
tersebut?
a. Ampicillin
b. Amoxicillin
c. Kotrimoksazole
d. Chloramphenicol
e. Ciprofloxacin
Pembahasan:
WDx pasien ini: Faringitis Akut
Antibiotik pilihan yg tepat pada pasien ini adalah:
Indikasi
Pemberian
ES
Ampi
Broad spectrum,
Berikan saat
GI upset, nausea, vomiting, diarrhoea;
cillin
infeksi sal
perut kosong 1
blood dyscrasias; urticaria, exfoliative
nafas, sal GI, sal jam sblm
dermatitis, rash; fever, seizures; interstitial
biliari dan
makan / 2 jam
nephritis.
meningen, ISK
ssdh makan
Potentially Fatal: Anaphylactic shock;
pseudomembranous colitis; neuromuscular
hypersensitivity; electrolyte imbalance.
Amox Broad spectrum,
Bs dengan /
Hyperactivity, agitation, insomnia,
icillin
Infeksi sal
tanpa
dizziness; maculopapular rash, exfoliative
nafas, sal.
makanan. (Bs
dermatitis, urticaria, hypersensitivity
genitourinari,
dg makanan
vasculitis; diarrhoea, nausea, vomiting;
kulit, dan
untuk absorbsi anaemia, thrombocytopenia, leucopenia,
jaringan lunak
lbh baik &
agranulocytosis.
mengurangi
Potentially Fatal: Neuromuscular
ketidaknyaman hypersensitivity; pseudomembranous
an GI)
colitis.
Kotri
Infeksi GI, sal
Berikan segera Renal failure, nausea, vomiting,
moks nafas, ISK, kulit,
ssdh makanan
diarrhoea, anorexia; skin rashes, urticaria.

azole

THT

Chlor
amph
enicol

Demam tifoid
dan paratifoid,
batuk rejan,
enteritis,
rickettsiosis,
meningitis

Cipro
floxac
in

Berikan saat
perut kosong 1
jam sblm
makan / 2 jam
ssdh makan

Potentially Fatal: Stevens-Johnson


syndrome, agranulocytosis, toxic epidermal
necrolysis, hepatic necrosis
GI symptoms; bleeding; peripheral and
optic neuritis, visual impairment, blindness;
encephalopathy, confusion, delirium,
mental depression, headache. Haemolysis
in patients with G6PD deficiency. ophthalmic
application: Hypersensitivity reactions
including rashes, fever and angioedema.
Ear drops: Ototoxicity.
Potentially Fatal: Bone marrow
suppression and irreversible aplastic
anaemia. Neutropenia, thrombocytopenia.
Grey baby syndrome. Rarely, anaphylaxis
Hypersensitivity. Not to be used
concurrently with tizanidine. Avoid exposure
to strong sunlight or sun lamps during
treatment.

ISK, prostatitis,
Bs dengan /
uretritis,
tanpa
servisitis GO,
makanan. (Bs
infeksi sal cerna,
dg makanan
demam tifoid
untuk
dan paratifoid,
mengurangi
infeksi sal
ketidaknyaman
nafas,
an GI. Jgn
pneumonia,
bersama dg
infeksi kulit dan
antacids, Fe,
jar lunak, infeksi
atau produk
tulang dan sendi
susu)
Berdasar tabel diatas, menurutku sebenarnya bisa diberikan Amox dan Cotrim.
Tapi 1st line terapi antibiotik untuk Faringitis dan ISPA adalah golongan Penisillin
(Amox).

114. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, datang dengan keluhan timbul bercakbercak kemerahan di tangan, disertai dengan rasa perih dan gatal. Gejala ini
muncul sejak pasien menjadi tukang cat 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan eritema, ekskoriasi, dan fissure. Bagaimana cara pencegahan
yang paling tepat untuk kondisi ini?
a. Meningkatkan kebersihan diri/individu
b. Memakai sarung tangan saat bekerja sebagai tukang cat
c. Berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lain
d. Melakukan pemeriksaan untuk cek allergen apa yang menyebabkan
e. Menghindari kontak dengan teman kerja
Pembahasan:
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan di atas, pasien dapat didiagnosis
sebagai Dermatitis Kontak terhadap bahan cat. Tatalaksana yg paling penting
adalah proteksi terhadap zat penyebab dan penghindaran kontaktan, dalam hal
ini dapat dilakukan dengan cara memakai sarung tangan.
115. Seorang wanita, usia 43 tahun, dengan usia kehamilan 24 minggu, datang ke
dokter untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tensi 160/110 mmHg, edema di wajah dan kedua tungkai. Didapatkan pula
protein urine +++. Terapi yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. HCT
b. Losartan
c. Captopril
d. Metildopa
e. Metoprolol
Pembahasan:
Wanita hamil sebaiknya memulai pengobatan anti hipertensi bila sistolik
lebih dari 160 mmHg atau diastolic lebih dari 105 mmHg. Karena diastole
>110 dapat meningkatkan resiko gangguan plasenta dan hambatan
perkembangan intrauterine, dan sistolik lebih dari 160 dapat meningkatkan
resiko perdarahan maternal intrasebral

Obat aman untuk ibu hamil metildopa, hidralazin


Dihindari untuk ibu hamil
- ACE-I, ARB karena berhubungan dengan disgenesis renal atau kematian
bila digunakan pada trimester 2 dan 3, dengan peningkatan resiko
kardiovaskular dan malformasi CNS pada trimester 1
- diuretic juga tidak boleh menyebabkan ekspansi volume cairan, kecuali
pada kasus gagal ginjal atau gagal jantung
116. Seorang laki-laki, usia 40 tahun, datang ke dokter dengan keluhan batuk
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan setelah berkunjung ke saudara
yang mengalami batuk kronis dan menjalani pengobatan selama 6 bulan di
bawah pengawasan PMO. Kondisi pasien tersebut berada pada stadium:
a. Susceptibility
b. Pre-symtomatic
c. Clinical disease
d. Disability
e. Resolusi
Pembahasan:

1. Stage of susceptibility rentan, mempunyai faktor resiko misalnya


yang gak di vaksin, rentan kena tb
2. Stage of pre symptomatic /subklinis tidak ada manifestasi klinik, tapi ada
periubahan patologis yang bisa dideteksi lewat lab misal :anak tampak
sehat, tpi hapusan feses : ada telur cacing
3. Clinical disease sudah punya gejala
4. Stage of disability/death tahap akhir penyakit, disabilitas (pembatasan
aktivitas seseorang)

117. Seorang wanita, usia 23 tahun, datang ke UGD RS dibawa oleh polisi dengan
penurunan kesadaran. Riwayat kecelakaan sepeda motor 30 menit yang lalu.
Menurut saksi, korban terbentur di kepala saat kejadian. Pemeriksaan fisik
menunjukkan TD=130/80 mmHg, N= 88 x/mnt, RR=22x/mnt, Tax= 38,7 C.
Korban membuka mata dengan perintah verbal, dapat melokalisir nyeri, dan
disorientasi dalam berbicara. Pada CT-Scan kepala didapatkan gambaran
perdarahan dengan bentuk bulan sabit (konkaf) pada regio lobus frontalis dan
gambaran edema otak. Lokasi perdarahan yang paling mungkin pada kasus
tersebut:
a. Hematoma epidural
b. Hematoma subdural
c. Hematoma sub-arachnoid
d. Hematoma fossa posterior

e. Hematoma intracerebral
Pembahasan:
Hematoma subdural bulan sabit/konkaf
Hematoma epidural konvex
Hematoma subarachnoid mengikuti sulcus otak

118. Seorang anak, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
panas naik turun sejak 3 bulan yang lalu. Pasien telah dibawa berobat tetapi
tidak ada perbaikan. Pasien tampak pucat sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, BB 18kg, tidak
didapatkan hepatosplenomegali. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
5gr/dl, leukosit 1350/ml, dan trombosit 67.000/ml. Diagnosis pasien tersebut:
a. Sepsis
b. Anemia aplastic
c. Leukemia akut
d. Metastase sum-sum tulang belakang
e. Penyakit autoimun
Pembahasan: lihat no. 98
119. Seorang anak perempuan, usia 8 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
dengann keluhan terdapat gelembung berisi cairan pada sekujur tubuh.
Awalnya didahului demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan vesikel, bula, papula, ekskoriasi, erosi, dan krusta di punggung,
bokong, dan perut. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus ini adalah?
a. Tes intrinsic
b. Tzanck tes
c. Tes lepromin
d. Kultur pada Saburoud agar
e. Biopsy histopatologi
Pembahasan:
Dari anamnesa, dan pemeriksaan fisik diagnosa pasien: varisela
Tes untuk varisela tzank tes
Tes lepromin untuk leprae (bukan iuntuk pemeriksaan awal)

Kultur saburoud agar untuk mengkultur dermatofit dan fungi lain misalnya
candida
120. Seorang bayi berumur 18 bulan yang merupakan anak dari pasangan suami
istri berpendidikan terakhir SMP, berpenghasilan Rp. 500.000,00 sebulan.
Kelahiran bayi ini ditolong oleh paraji. Bayi tsb saat berusia 10 bulan pernah
MRS karena sakit diare. Ibu tidak pernah memberi ASI eksklusif dan pola makan
sehari-hari sesuai dengan keinginan anak, kadang-kadang hanya makan
dengan nasi dan satu macam lauk. Dari lahir, bayi ini tidak pernah punya KMS
dan jarang timbang di posyandu. Faktor yang dapat menjadi sumber masalah
dari kasus di atas yaitu:
a. Pendidikan
b. Pendidikan dan social ekonomi
c. Pendidikan, social ekonomi, dan pelayanan kesehatan
d. Pendidikan, social ekonomi, budaya, dan pelayanan kesehatan
e. Pendidikan, social ekonomi, dan penyakit penyerta
Pembahasan:
Pendidikan pendidikan terakhir SMP, mempengaruhi pengetahuan tentang
ASI
Sosial ekonomi penghasilan 500 rb(tidak mencukupi
Pelayanan kesehatan puskesmas tidak mendata adanya kasus seperti ini
121. Dokter A yang merupakan pimpinan PKM di Jateng saat ini sedang
melakukan program identifikasi masalah. Ditemukan di Desa B prevalensi
campak yang melebihi angka standard karena angka vaksinasi campak kurang
dari 80% selama 2 tahun berturut-turut. Program yang sesuai untuk
penanganan masalah tersebut adalah
a. Catch up campak
b. Backlog fighting program
c. Crash program
d. SUB PIN
e. PIN
Pembahasan:
Pada kasus ditemukan cakupan campak yang kurang, dilakukan catch
up campaign
Pengendalian campak di Indonesia:
1. Imunisasi rutin
a. Bayi usia 9-12 bulan
b. Kegiatan BIAS pada anak kelas 1 sd
2. Imunisasi tambahan berupa Crash Program Campak pada anak Balita dan
Catch Up Campaign pada anak sekolah dasar di daerah resiko tinggi
3. Penguatan survellans campak
4. Memperbaiki manajemen kasus (vitamin A dan Antibiotik)
122. Seorang wanita, usia 25 tahun seorang karyawati bank, datang ke praktik
dokter karena mengalami keluhan sulit tidur sejak 2 minggu terutama untuk
memulai tidur. Pada pagi hari pasien terbangun merasa lelah, sulit konsentrasi,
berkeringat, dan terkadang dada berdebar-debar sehingga mengganggu
pekerjaan. Pada pemeriksaan ditemukan TD 150/90 mmHg, Nadi 90x/menit, RR
22x/menit, dan Tax 36,80C, pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan, pasien tampak gelisah dan berkeringat. Terapi farmakologis yang
tepat untuk pasien ini adalah:
a. Anti anxietas
b. Anti depressan
c. Anti insomnia
d. Anti konvulsan
e. Anti psikotik
Pembahasan:
Kesulitan memulai tidur/sleep onset insomnia seringkali merupakan gejala dari
anxiety disorder.

Dari anamnesa, pasien menderita gangguan cemas menyeluruh terapi anti


anxietas
1. Benzodiazepin diazepam, alprazolam, lorazepam, bromazepam, oxazolam
2. Non benzodiazepine buspirone, sulpiride, hydroxyzine
123. Seorang wanita, usia 19 tahun, datang dengan keluhan sering pingsan,
terutama saat mengikuti mata kuliah tertentu. Pasien sudah beberapa kali
dperiksa namun tidak dtemukan kelainan dalam pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini:
a. Epilepsi
b. Gangguan konversi
c. Gangguan somatisasi
d.
e. Gangguan depresi terselubung
Pembahasan:
Jawaban B
Pada pasien gangguan disosiatif/konversi
Gejala utama adalah kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal
(dibawah kendali kesadaran) antara:
- Ingatan masa lalu
- Kesadaran identitas dan pengindraan segera (awareness identity and
immediate sensations), and
- Kontrol terhadap gerakan tubuh
Pedoman diagnostik:
Untuk diagnosis pasti, harus ada:
a. Gambaran klinis yang ditentikan untuk masing masing gangguan pada F44
(gangguan disosiatif)
b. Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala
gejala tersebut
c. Bukti adanya penyebab psikologis
124. Seorang laki-laki, usia 68 tahun, datang dengan keluhan mual muntah.
Keluhan ini disertai sesak. Pasien diketahui menderita HT sejak 20 tahun lalu
tapi tidak rutin berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/120 mmHg,
N 110x/menit, RR 28x/menit, conjunctiva anemis, rhonki basah halus di basal
paru, JVP meningkat, asites (+), edema tungkai. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 8 g/dL, creatinin 14, BUN 200. Pada foto thorax didapatkan
kardiomegali. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
a. CKMB/troponin I
b. SGOT/SGPT
c. BUN/Creatinine
d. Darah lengkap
e. Lipid profile
Pembahasan:
Gejala di atas menunjukkan gagal ginjal kronik
Gejala CKD:
- Anemia karena hambatan eritropoietin
- Hipertensi gangguan rennin angiotensin aldosteren
- Metabolic asidosis
- Azotemia
- Sesak karena uremic lung, ALO
Komplikasi:
5. Kardiomegali karena hipertensi kronis komplikasi HF
6. ALO terjadi retensi urin perbedaan tekanan osmotic dan onkotik
7. Edema anasarka

8. Sindrom uremic ensefalopati, uremic lung


Pemeriksaan lanjutan: Ureum dan Creatinine
Staging CKD
Stage 1 : GFR > 90
Stage 2 : 60-89
Stage 3 : 30-59
Stage 4 : 15-29
Stage 5 : < 15
Rumus GFR:
140-usia x BB
x 0.85
72xCr
125. Dokter dari sebuah puskesmas ingin menerapkan problem solving cycle
untuk menentukan prioritas masalah kesehatan di sebuah desa. Setelah
dilakukan, diperoleh prioritas masalah kesehatan adalah hipertensi. Metode
yang tepat digunakan setelahnya adalah:
a. Diagram tulang ikan
b. Diagram pohon
c. Diagram pareto
d. Analisis SWOT
e. PDCA (plan, do, check, action)
Pembahasan:

Sesuai dengan problem solving approach, setelah menentukan prioritas


masalah kesehatan dilakukan survey dan homevisit (mencari data primer dan
sekunder) membuat fishbone untuk menentukan akar penyebab masalah
perencanaan intervensi
- Diagram pareto :grafik batang yang menggambarkan frekuensi / pengaruh
dari proses atau masalah untuk pemecahan masalah
- Analisis SWOT metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi
kekuatan
(strength),
kelemahan(weakness),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threaths) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis
- PDCA P: memahami apa yang ingin dicapai, Doing: pelatihan dan
manajemen, C: pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai
dengan yang diinginkan, A: Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan
selama tahap pengecekan untuk manajemen perbaikan mutu
126. Seorang laki-laki, usia 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama
muntah darah sejak 1 hari. Pasien diketahui sering mengkonsumsi obat untuk
penyakit nyeri lutut dalam jangka waktu lama. Pada pemeriksaan fisik pasien
tampak anemis dan didapatkan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 8 gr/dl, leukosit 4.300/ml, dan trombosit 270.000/ml. Apa
penyebab muntah darahnya?
a. Varises esophagus
b. Gastritis erosive
c. Ca gaster
d. Gastropati
e. Dyspepsia
Pembahasan:
Dx pasien: gastritis erosive dt nsaid gastropaty

Jenis gastritis :
a. gastritis stress akut merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara
tiba-tiba.
b. gastritis erosive kronis bisa merupakan akibat dari :
iritan seperti obat-obatan (NSAID), terutama aspirin dan obat anti
peradangan lain
penyakit Crohn
infeksi virus (enterik rotavirus dan calicivirus) atau bakteri (H.pylori)
Faktor di atas akan mengganggu barier mukosa lambung, sehingga mudah
terluka dengan asam lambung normal.
c. gastritis eosinofilik terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. Jadi
secara garis besar faktor tersering yang menjadi penyebab penyakit ini,
antara lain:
Obat-obatan: Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) menghambat
aktivitas cyclooxygenase mukosa lambung dan menurunkan kadar
prostaglandin mukosa.
Alkohol
Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, stress, sepsis Secara
makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika
ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress.
d. gastritis bakterialis: Penyebabnya sering bersifat multifaktor dengan
perjalanan kilnik bervariasi. Kelainan ini sering berkaitan erat dengan infeksi
H. Pylori. Jenisnya adalah: gastritis sel plasma, penyakit meniere.
Gejala Ca gaster
Stage 1 (Early)
* Indigestion or a burning sensation (heartburn)
* Loss of appetite, especially for meat
* Abdominal discomfort or irritation
Stage 2 (Middle)
* Weakness and fatigue
* Bloating of the stomach, usually after meals
Stage 3 (Late)
a.
Abdominal pain in the upper abdomen
b.
Nausea and occasional vomiting
c.Diarrhea or constipation
d.
Weight loss
e.
Bleeding (vomiting blood or having blood in the stool) which will
appear as black. This can lead toanemia.
f. Dysphagia; this feature suggests a tumor in the cardia or extension of the
gastric tumor in to the esophagus.
127. Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun, diantar ibunya ke RS karena mengeluh
bengkak di seluruh tubuhnya sejak 5 hari yang lalu. Bengkak terutama pada
wajah dan sekitar mata di pagi hari dan berkurang di sore hari. Kencing lebih
sedikit dari biasanya. Pemeriksaan urinalisis menunjukkan: protein 4+, leukosit
4-5/lpb, eritrosit 4-6/lpb. Sedangkan pemeriksaan darah menunjukkan ureum 20
mg/dl, creatinin 0,6 mg/dl, dan albumin 2,1 mg/dl. Penyakit yang mungkin
terjadi:
a. Sindrom nefritik akut
b. Sindrom nefrotik
c. Gagal ginjal akut
d. Kwashiorkor
e. Gagal ginjal kronis
Pembahasan:

128. Seorang perempuan, usia 45 tahun, dibawa suaminya ke Puskesma karena


mengalami perdarahan hebat setelah persalinannya ditolong dukun kampung.
Karena perdarahannya sangat banyak, pasien tidak sadarkan diri dan
meninggal sejam kemudian. Kabar tersebut menjadi pembicaraan di
kampungnya, dan sampai ke Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan melakukan
audit ke Puskesmas tersebut. Tujuan audit terrsebut adalah:
a. Mengetahui identitas dukun
b. Menghukum dukun yang bersalah
c. Mengetahui
apakah
Puskesmas
telah
melakukan
prosedur
pertolongan dengan benar
d. Mencegah agar hal tersebut tidak terulang lagi
e. Menegur pihak yang melakukan kesalahan
Pembahasan:
Audit medis adalah kegiatan audit internal rumah sakit yang merupakan
kegiatan sistemik dan dilakukan oleh peer yang terdiri dari kegiatan review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan medis.
Misalnya:
Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Penelusuran ini
memungkinkan tenaga kesehatan menentukan hubungan antara faktor
penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang terjadi. Dengan
kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and case
follow up.
129. Seorang laki-laki, usia 42 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
merasa diikuti oleh beberapa laki-laki. Pasien juga mengeluh sering mendengan
suara seseorang yang akan melukainya. Selain itu, dia juga bicara pada dokter
bahwa setiap malam penyiar TV menyiarkan pesan khusus untuk dirinya
tentang keadaan dunia. Apakah gejala gangguan jiwa yang dialami oleh pasien?
a. Ilusi
b. Waham
c. Asosiasi longgar
d. Circumstantiality
e. Idea of reference
Pembahasan:
Jenis Gangguan
Pengertian
Ilusi gangguan persepsi
Interpretasi
yang
salah
tentang
rangsang (misalnya bola dibilang
pesawat terbang)
Waham gangguan isi pikiran
keyakinan
yang
salah
dan
dipertahankan
sering tidak realistis tapi bisa logis,
misalnya waham kejar, paranoid,
cemburu, dosa, keagamaan
Asosiasi longgar gangguan arus Kalimat
tidak
ada
hubungannya
(misalnya saya ke kantor, cilacap
pikiran

Circumstantiallity gangguan arus


pikiran

hujan)
Berputar putar

130. Seorang laki-laki, usia 28 tahun, dibawa ke UGD karena penurunan


kesadaran setelah kecelakaan 30 menit yang lalu. Korban diketahui merupakan
penumpang yang duduk di belakang supir. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD:
80/50 mmHg; nadi 112x/menit; RR 28x/menit; Tax 37.5 0C. Didapatkan pula
conjungtiva anemis; pemeriksaan thorax dalam batas normal; pemeriksaan
abdomen terdapat seat belt sign (+), defans muskular di seluruh kuadran
abdomen (+), tanda Kehr (+), Traube space dullness (+); dan pada
pemeriksaan colok dubur terdapat penurunan tonus sfingter ani, overriding
prostat (+). Pada foto thorax didapatkan free air subdiafragma. Organ
kemungkinan mengalami trauma adalah:
a. Hepar, lien, ginjal
b. Hepar, usus, prostat
c. Hepar, usus, VU
d. Lien, usus, urethra
e. Lien, VU, prostat
Pembahasan:
People injured in motor vehicle collisions may present with a "seat belt sign,"
bruising on the abdomen along the site of the lap portion of the safety belt;
this sign is associated with a high rate of injury to the abdominal organs.
Abdominal guarding (defans muscular) is a tensing of the abdominal wall
muscles to guard inflamed organs within the abdomen.
Pneumoperitoneum, air or gas in the abdominal cavity, may be an indication
of rupture of a hollow organ.
The small intestine takes up a large part of the abdomen ironically and is
likely to be damaged in penetrating injury. The bowel may be perforated. [5]
Gas within the abdominal cavity seen on CT is understood to be a diagnostic
sign of bowel perforation;
Tanda kehr (+) yaitu nyeri berat pada bahu kiri, traube space dullness
menunjukkan adanya rupture limpa
Overriding prostat tanda ruptur uretra
Jenis rupture
Manifestasi
Ruptur buli-buli
1. Ruptur kandung kemih intraperitoneal dapt menimbulkan
gejala dan tanda rangsang peritoneum termasuk defans
muskuler dan sindrome ileus paralitik.
2. Ruptur
ekstraperitoneal
saluran
kemih
dapat
menimbulkan
gejala
dan
tanda
infiltrasi
urin
retroperitoneal yang mudah menimbulkan septisemia.
Ruptur Liver
The liver, the most vulnerable abdominal organ to blunt
injury because of its size and location (in the upper right
quadrant of the abdomen), is injured in about five percent of
all people admitted to a hospital for trauma. The liver is also
vulnerable to penetrating trauma. Liver injuries present a
serious risk for shock because the liver tissue is delicate and
has a large blood supply and capacity. In children, the liver
is the most commonly injured abdominal organ.[12] The
liver may be lacerated or contused, and a hematoma may
develop.[12] It may leak bile, usually without serious
consequences.[12] If severely injured, the liver may cause
exsanguination (bleeding to death), requiring emergency
surgery to stop the bleeding.
131. Seorang laki laki, usia 25 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
nyeri saat kencing dan warna urine keruh. Pemeriksaan fisik dan penunjang
menunjukkan gonorrhea. Beberapa hari kemudian, orangtua pasien berobat ke
dokter dan menanyakan penyakit anaknya. Dokter tidak memberitahukannya.
Kaidah bioetika yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah:

a. Beneficence
b. Non-maleficence
c. Justice
d. Autonomy
e. Confidential
Pembahasan: lihat no. 78
132. Seorang laki-laki, usia 58 tahun, dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran sejak 1 hari sebelumnya. Sejak 2 tahun ini pasien menderita DM.
Satu minggu terakhir pasien mengalami batuk disertai demam. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan GCS 2-2-2, tekanan Darah 90/70 mmHg, nadi
100x/menit, laju pernafasan 28x/menit dan suhu 38 oC. Hasil pemeriksaan
penunjang Hb 12,4; leukosit 15.000; trombosit 250.000; GDS 460; kolesterol
total 240; pH 7,19; pCO2 18,6; HCO3 19; Base Excess 20; keton urin +4. Koma
yang dialami pasien adalah:
a. Koma laktoasidosis
b. Koma hyperosmolar
c. Koma asidosis diabetic
d. Hiperglikemia
e. Hiperglikemia krisis
Pembahasan:

Perbandingan Ketoasidosis Diabetikum dan Koma Hiperosmolar


Hiperglikemik Nonketotik

Kriteria Diagnosis KAD


Kadar glukosa > 250 mg%
pH < 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif
133. Seorang laki-laki, usia 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal
di seluruh tubuh. Gatal dirasakan muncul terutama pada malam hari. Gatal
terutama dirasakan di sela-sela jari, pergelangan tangan dan sekitar pusar.
Tampak ruam makula eritema, terowongan, papula dan vesikel di sekitar
terowongan dan ekskoriasi. Bagaimana cara penularan penyakit ini?
a. Orofekal
b. Seksual
c. Gigitan serangga
d. Inokulasi langsung
e. Inhalasi
Pembahasan: Pada kasus khas skabies penularan sudah jelas
134. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli jiwa bersama istrinya
dengan gangguan insomnia. Sejak 7 bulan yang lalu, usaha pasien mengalami
kemunduran. Sehingga pasien yang awalnya bersemangat dan pekerja keras
akhir-akhir ini tidak bergairah, kurang bersemangat dan menarik diri dari
pergaulan. Sejak 2 bulan yang lalu keluhan pasien semakin memberat, tampak
nafsu makan mulai menurun, malas, terlihat letih dan berat badan berkurang.
Sejak 1 bulan yang lalu pasien menolak berhubungan sex dengan istrinya.
Kalau dipaksakan, pasien tidak bisa ereksi. Sehingga istrinya marah-marah dan
sering menyalahkan pasien atas kegagalan usaha dan perekonomian keluarga.
Pasien merasa bersalah, mulai pesimis dengan masa depannya, dll. Apakah
diagnosa pada pasien ini?
a. Depresi ringan
b. Depresi sedang tanpa gangguan somatic
c. Depresi sedang dengan gangguan somatic
d. Depresi berat tanpa gangguan psikotik
e. Depresi berat dengan gangguan psikotik
Pembahasan:
F.32 Episode depresif
Gx. Utama
Afek depresif
Hilang minat & gembira
Berkurangnya energi meningkatkan keadaan rasa lelah &
menurunnya aktivitas
Gx. Lain
o Konsentrasi & perhatian berkurang
o Harga diri & percaya diri berkurang
o Gagasan tentang rasa bersalah & tidak berguna
o Pandangan masa depan suram & pesimis
o Gagasan/perbuatan yg membahayakan diri/bunuh diri
o Tidur terganggu
o Nafsu makan berkurang
F. 32.0 Episode depresif ringan
Harus ada 2 dari 3 gx. Utama
Ditambah harus ada 2 dari gx. Lain
Tidak boleh ada gx. Berat
Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan & kegiatan sosial
F. 32.1 Episode depresif sedang
Harus ada 2 dari 3 gx. Utama
Ditambah 3-4 dari gx. Lain
Lama episode 2 minggu

Menghadapi keuslitan nyata pekerjaan, sosial, rumah tangga


F. 32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Semua gx. utama harus ada
Ditambah 4 gx. Lain
Bila ada gx. Penting (agitasi, retardasi, psikomotor) mencolok pasien tidak
bisa melaporkan gx secara rinci
Episode depresif 2 minggu, tetapi jika gx amat berat & onset cepat
menegakkan dx 2 minggu
Sangat tidak mungkin pasien meneruskan pekerjaan urusan rumah tangga,
kecuali sangat terbatas
F. 32.3 episode depresif berat dengan gejala Psikotik
Episode depresif berat memenuhi kriteria F. 32.2
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif
Waham : dosa, miskin, malapetaka mengancam
Halusinasi : auditorik & olfaktorik
Retardasi berat - stupor
Pada pasien ini terdapat semua gejala utama episode depresi dan 4 gejala lain
yaitu insomnia, nafsu makan mulai menurun, merasa bersalah, mulai pesimis
dengan masa depannya,
135. Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat sosial
ekonomi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dari hasil studi
didapatkan bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap PHBS. Oleh karena itu, peneliti mengelompokkan sampel berdasarkan
tingkat pendidikan formal, yaitu dasar, menengah dan tinggi. Apakah dasar
pemilihan sampling yang sesuai?
a. Simple random sampling
b. Systematic sampling
c. Cluster random sampling
d. Stratified random sampling
e. Multi stage sampling
Pembahasan:
SAMPLING TECHNICS
RANDOM SAMPLING
Each sample have the same probability to be chosen. Types :
Simple random sampling
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang
mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan
hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada
wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan
bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya.
Stratified random sampling
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas
tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap
satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas
cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar
dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas
paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan
teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan
memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum
manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap
stratum tersebut dipilih sampel secara acak.
Cluster random sampling
Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel
berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak
yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki
karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B :

perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh


mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap
departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda
pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat
pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para
pegawai terhadap suatu strategi yang segera diterapkan perusahaan,
maka peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk mencegah
terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua departemen saja.
Multistage random sampling
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa
dijadikan sampel adalah yang keberapa.
Misalnya, setiap unsur
populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal keberapa-nya
satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran
populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan
demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya
adalah 25.
NON RANDOM SAMPLING
The probabilty to be chosen of each sample is different. Types :
Snow ball
Accidental
Purposive / judgment
136. Seorang wanita, usia 17 tahun, datang dengan keluhan gatal di bagian
pantatnya. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Gatal hilang
timbul dan muncul terutama setelah menstruasi. Pasien sudah ke dokter,
sembuh namun timbul lagi. Pasien sering mengenakan celana pendek. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan plakat dan macula hiperpigmentasi dengan tepi
papul-papul erimatous; hiperpigmentasi; erosi; ekskoriasi; dan skuama kasar.
Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Psoriasis vulgaris
b. Eritrasma
c. Tinea cruris
d. Candidiasis cutis
e. Dermatitis intertriginosa
Pembahasan:
Jawaban masih bingung antara C dan D
Gatal timbul setelah menstruasi Candida
Bentuk lesi Tinea
137. Seorang wanita, usia 27 tahun hamil 6 bulan G1P0Ab0, datang untuk
pemeriksaan kehamilan rutin. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan IgG
Toxoplasmosa (+). Obat yang dapat diberikan pada pasien ini adalah?
a. Amoxicillin
b. Spiramisin
c. Pirimetamin
d. Metronidazole
e. Ciprofloxacin
Pembahasan:
Toxoplasma pada kehamilan
Seorang wanita hamil kasus toksoplasmosis pertama (akut)
konsekuensi kepada bayinya bisa serius.
45% dari kasus lolos ke janin, 9% janin meninggal, 30% mengalami
kerusakan otak, gangguan penglihatan, dan / atau cacat mental, 60% tidak
memiliki gejala awal tapi parasit dapat reaktivasi menyebabkan
toxoplasmosis ocular atau lainnya.

Toksoplasmosis kongenital "Klasik Triad": Chorioretinitis, hidrosefalus, dan

kalsifikasi intrakranial Namun bayi yang lahir dengan toksoplasmosis


kongenital bervariasi gejala klinis, berawal tanpa gejala (> 90%), namun
kemudian menyebabkan gejala toksoplasmosis kongenital pada organ.
Toksoplasmosis kongenital dapat menyebabkan abortus dan still birth.
Mengukur baik IgG dan IgM antibodi spesifik. Interpretasi hasil sulit.
Pada prinsipnya, titer IgG menunjukkan infeksi masa lalu, IgM berarti infeksi
akut baru-baru ini.
Penting: Untuk membedakan infeksi dini (IgM tinggi, IgG rendah) dari infeksi
kronis (IgG (+), IgM tidak ada)
Terapi:
Pirimetamin + Trisulfapirimidine + Asam folat mencegah depresi
sumsum tulang. Pyrimethamin disarankan untuk tidak diberikan kepada
wanita hamil.
Spiramycine dapat diberikan kepada ibu hamil, dapat digunakan sebagai
pencegahan toksoplasmosis transmisi ke janin.
Clindamycine cukup mahal

138. Seorang wanita, usia 20 tahun G1P0A0, merasa hamil 7 bulan, datang untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. PNC sebelumnya 2x di bidan, dan dilakukan
terakhir 3 bulan yang lalu. Berat badan sebelum hami 45kg, dan riwayat
penyakit berat sebelum hamil (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90, dan terdapat edema ringan di kedua ekstremitas bawah, lain-lain dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leopold didapatkan letak bayi sungsang, TFU
26cm, BJA 140x/mnt regular. Diagnosis kasus ini :
a. HTN kronis
b. Transient HTN
c. HTN esensial
d. Pre-eklamsia ringan
e. Eklamsia
Pembahasan:
Preeklamsia Ringan
T 140 / 90 mm Hg setelah 20 minggu kehamilan
Proteinuria 300 mg / 24 jam atau 1 + dipstick,
Edema
Preeklamsia Berat :
T 160/ 110 mm Hg
Proteinnuria 2 gr/ 24 jam atau 2 +
Serum creatinin > 1,2 mg/dl
Trombosit < 100.000 / mm3
Mikroangipatic hemolisis
Pusing dan gangguan visual, epigastric pain
Eklampsia : Kejang
Cronic hipertensi superimposed preeklampsia
Proteinuria 300 mg/24 jam (proteinuria neg. sebelum 20 minggu
kehamilan )
Trombosit mendadak turun < 100.000 / mm3
Cronic Hipertensi
T 140 / 90 sebelum hamil atau didiagnosis sebelum 20 minggu
Tetap tinggi setelah 12 mg post partum
139. Seorang laki-laki, usia 28 tahun, datang ke UGD dengan keluhan lemah
badan dan gusi berdarah sejak 1 hari yang lalu. Awalnya pasien demam 5 hari
yang lalu, sudah diobati tetapi tidak sembuh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/60 mmHg, nadi 120x/menit, RR 28x/menit, suhu 38 oC. Terdapat ptechie
di kedua ektstremitas bawah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12
g/dL, Leukosit 2.300/ml, dan trombosit 27.000/ml. Diagnosis yang tepat untuk
penyakit di atas adalah:
a. Dengue fever

b. DHF grade I
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. Dengue shock syndrome
Pembahasan:
Grading of Severity of DHF/DSS
DHF Grade 1
Fever accompanied by non-specific constitutional signs and symptoms such as anorexia,
vomiting, abdominal pain; the only hemorrhagic manifestation is a (+) tourniquet test and/or easy
bruising
DHF Grade 2
Spontaneous bleeding in addition to manifestations of grade 1 patients usually in the form of skin
or other hemorrhages ( mucocutaneous), GIT
DHF Grade 3 (DSS)
Circulatory failure manifested by rapid,weak pulse and narrowing of pulse pressure or
hypotension, with the presence of cold clammy skin and restlessness
DHF Grade 4 (DSS)
Profound shock with undetectable blood pressure or pulse

140. Seorang wanita, usia 28 tahun, datang dengan keluhan keputihan dan gatal
pada daerah kemaluan sejak 1 minggu lalu, keluar sekret warna putih, bau
amis, tanpa darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg; nadi
88x/menit; RR 18x/menit; dan Tax 37.3 0C. Pada gambaran mikroskop
didapatkan.

Penyebab keputihan pada pasien ini adalah:


a. Gardnerella vaginalis
b. Trichomonas vaginalis
c. Candida albicans
d. HPV
e. Entamoeba histolytica
Pembahasan:

141. Seorang laki-laki berusia 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan


nyeri sendi ibu jari kaki kiri disertai bengkak kemerahan. Kemarin pasien makan
sate kambing. Keluhan serupa pernah dialami 2 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, metatarsophalangeal joint
digiti 1 pedis sinistra: edema (+), hiperemis (+), pada perabaan terasa hangat,
nyeri bila disentuh (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam
urat 14 mg/dL. Apakah jenis diet yang paling tepat sebagai pencegahan?
a. Rendah lemak
b. Rendah garam
c. Rendah karbohidrat

d. Rendah protein
e. Rendah purin
Pembahasan:
Kadar normal asam urat:
a. Wanita : 2,4 5,7 mg/dl
b. Pria : 3,7 7 mg/dl
Penyakit Gout arthritis disebabkan oleh penumpukan asam urat
(monosodium urat) yang masuk ke dalam rongga sendi. Asam urat terbentuk
jika tubuh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin.
Di dalam bahan pangan, purin terdapat dalam asam nukleat berupa
nukleoprotein. Ketika di konsumsi, di dalam usus, asam nukleat ini akan
dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam
nukleat dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi
menjadi asam urat.
Dalam kondisi normal sebenarnya asam urat bisa dikeluarkan tubuh melalui
ari seni dan keringat. Namun asam urat akan tergangu pengelurannya jika
fungsi kerja ginjal tergangu atau tubuh sedang sakit diabetes, kelainan genetik
(kelainan enzim), obesitas dan konsumsi makanan tinggi purin secara
berlebihan.
Diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari. Namun bagi
penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per hari.
Kita susah menghilangkan sama sekali asupan purin ke dalam tubuh karena
hampir semua bahan pangan terutama sumber protein mengandung purin.
Namun kita bisa mengontrol asupan purin dengan cara memilih bahan pangan
yang rendah kandungan purinnya.
142. Seorang perempuan 20 tahun dibawa ke UGD RS karena mengalami
penurunan kesadaran setelah megalami kecelakaan lalu lintas 3 jam yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD=90/50 mmHg, nadi 110x/menit, RR
24x/menit, mata berespon dengan nyeri, pasien bersuara mengerang, respon
motoris berupa decorticate/flexi abnormal, terjadi lateralisasi hemisfer kiri dan
pupil anisokor, kiri 5 mm dan kanan 3mm. Prinsip penanganan apa yang paling
tepat?
a. Menjaga TD tetap dalam batas normal
b. Mencegah cedera otak primer
c. Mencegah cedera otak sekunder
d. Pertahankan jalan nafas, beri oksigen
e. Immobilisasi cervical
Pembahasan:
Cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara
langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada
gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, bersifat temporer
atau permanent.
Prinsip penanganan awal pada pasien cedera kepala meliputi survei primer
dan survei sekunder. Dalam penatalaksanaan survei primer hal-hal yang
diprioritaskan antara lain airway, breathing, circulation, disability, dan
exposure, yang kemudian dilanjutkan dengan resusitasi. Pada penderita cedera
kepala khususnya dengan cedera kepala berat survei primer sangatlah penting
untuk mencegah cedera otak sekunder dan mencegah perubahan homeostasis
otak.
Clinical Evaluation of the Head-Injured Patient
Primary Trauma Survey
The first priority in any injured patient is to stabilize the cervical spine, establish
an adequate airway (A, airway), ensure adequate ventilation (B, breathing), and
gain venous access to initiate volume resuscitation (C, circulation).39 These
steps are crucial in the head-injured patient to avoid both hypoxia and
hypotension, the most important causes of secondary brain insults. The primary
survey should conclude with a determination of the level of consciousness and
an examination of the pupils (D, disability).
Secondary Trauma Survey
A secondary survey is completed once the patient is relatively stable and
includes a complete neurologic examination.39 The severity of the head injury

is classified clinically by the Glasgow Coma Scale (GCS)40 [Table 1] . A GCS


score of 13 to 15 is classified as a mild head injury, as score of 9 to 12 as
moderate, and a score of 8 as severe. Caution should be used in evaluating
patients suspected of intoxication with alcohol or other drugs. All too often, an
obtunded state in such patients is attributed to the abused substance, when in
fact the intoxication may be masking an expanding intracranial mass lesion.
Initial Management
The primary brain injuries sustained at the time of trauma cannot be reversed.
In order to minimize secondary brain damage, the initial management of any
patient with TBI is to prevent hypoxia, maintain an adequate BP (ie, CPP), and
to recognize and treat surgically correctable intracranial lesions. In addition,
other concomitant injuries should be recognized and stabilized.
143. Seorang wanita, usia 38 tahun G5P4A0, dengan usia kehamilan 32 minggu,
datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg; nadi 100x/menit; RR 28x/menit;
TFU teraba 1/2 jari di atas pusat; terdapat nyeri tekan supra symphisis.
Diagnosis untuk kondisi yang terjadi pada pasien adalah:
a. Abortus
b. Solusio placenta
c. Placenta previa
d.
e.
Pembahasan:
PLASENTA PREVIA
SOLUSIO PLASENTA
1. Perdarahan tanpa nyeri
1. Perdarahan dengan nyeri
2. Perdarahan berulang
2. Perdarahan tidak berulang
3. Warna perdarahan merah segar
3. Warna perdarahan merah coklat
4. Adanya anemia dan renjatan yang 4. Adanya anemia dan renjatan yang
sesuai dengan keluarnya darah
tidak sesuai dengan keluarnya
5. Timbulnya perlahan-lahan
darah
6. Waktu terjadinya saat hamil
5. Timbulnya tiba-tiba
7. His biasanya tidak ada
6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat 7. His ada
palpasi
8. Rasa tegang saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
9. Denyut jantung janin biasanya tidak
10.
Teraba jaringan plasenta pada
ada
periksa dalam vagina
10.
Teraba ketuban yang tegang
11.
Penurunan kepala tidak masuk
pada periksa dalam vagina
pintu atas panggul
11.
Penurunan kepala dapat masuk
12.
Presentasi mungkin abnormal
pintu atas panggul
12.
Tidak
berhubungan
dengan
presentasi
144. Seorang wanita, usia 45 tahun, dibawa ke UGD karena tidak sadar 1 jam
sebelumnya. Sebelumnya pasien sering berdebar, berkeringat dingin, nafsu
makan meningkat, namun pasien bertambah kurus. Pasien juga merasa sering
panas. 1 tahun yang lalu pasien berobat dengan keluhan yang sama dan
minum obat, namun berhenti 3 bulan terakhir. 1 minggu yang lalu pasien batuk
dan demam. Pada pemeriksaan fisik, pasien koma, tampak kurus, mata
melotot, terdapat benjolan di leher, TD 180/100 mmHg, nadi 120x/menit, dan
RR 28x/menit. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Koma thyroid
b. Krisis thyroid
c. Hypothyroid
d. Hyperthyroid
e. Myxedema
Pembahasan:
Krisis tiroid/thyrotoxic crisis/thyroid storm adalah kedaruratan medis yang
disebabkan oleh eksaserbasi akut dari gejala-gejala hipertiroid. Hal ini dapat
berakibat fatal dan mematikan. Namun jarang terjadi apabila deteksi dini
dilaksanakan dan pengobatan diberikan secepatnya.

1. Takikardia berat (>130X/menit)


2. Kolaps kardiovaskuler akibat gagal jantung, shock kardiogenik, hipovolemia,
aritmia jantung.
3. Hipertermia (>38,5C)
4. Kelemahan seluruh tubuh, hiporefleksia
5. Labilitas emosi, agitasi
6. Nyeri abdomen, nausea, vomitus, diare berat
7. Edema
8. Penurunan kesadaran sampai koma
9. Hiperglikemia, hiperkalsemia
10. Asidosis metabolik
145. Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke praktik dokter umum dengan
keluhan mual-mual selama 2 minggu. Pasien menderita DM sejak 10 tahun
yang lalu, 1 bulan ini rutin mengonsumsi sulfonilurea, metformin, dan
multivitamin. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, pada
pemeriksaan laboratorium kadar gula darah sewaktu 277 g/dL. Kapan waktu
yang tepat untuk minum obat?
a. Sulfonilurea diminum 15 menit sebelum makan, metformin diminum
setelah makan
b. Sulfonilurea diminum setelah makan, metformin diminum sebelum makan
c. Sulfonilurea dan metformin diminum sebelum makan
d. Sulfonilurea dan metformin diminum setelah makan
e. Sulfonilurea dan metformin diminum bersamaan dengan makan
Pembahasan:
Sulfonylurea: merupakan insulin secretagogues paling baik diminum 15-30
menit sebelum makan agar mencapai efikasi maksimal.
Metformin: merupakan golongan biguanide paling baik diminum 1-3 jam
sebelum makan (peak concentration)
146. Seorang wanita, usia 26 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
tidak tidak datang bulan. Pada pemeriksaan urine HCG test (+). Pada
pemeriksaan fisik TFU teraba 3 jari diatas simpisis pubis. Usia kehamilanya?
a. 8 minggu
b. 12 minggu
c. 16 minggu
d. 20 minggu
e. 24 minggu
Pembahasan:
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
3 jari di atas simfisis = 12 minggu
Pertengahan simfisis-pusat = 16 minggu
3 jari di bawah pusar = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
2 jari di atas pusat = 28 minggu
Pertengahan pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
2 jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
147. Seorang wanita, usia 40 tahun, datang dengan keluhan batuk lama kadang
berdarah. Dari pemeriksaan, dokter mendiagnosa pasien tersebut dengan TB
paru aktif. Dari anamnesis, pasien tinggal satu rumah dengan suami, anak, dan
kedua orang tuanya. Keluarga pasien tersebut termasuk dalam?
a. Nuclear family
b. Blended family
c. Extended family
d. Community family
e. Single parent family
Pembahasan:
blended family a family unit composed of a married couple and their
offspring including some from previous marriages.

dysfunctional family one in which adult caregivers are unable to


consistently fulfill their family responsibilities.
extended family a nuclear family and their close relatives, such as the
children's grandparents, aunts, and uncles.
nuclear family a family consisting of a two-generation relationship of
parents and children, living together and more or less isolated from their
extended family.
nuclear dyad family a husband and wife with no children.
family of origin the family in which a person grew up.
family processes the psychosocial, physiological, and spiritual functions
and relationships within the family unit.
single-parent family a lone parent and offspring living together as a family
unit.
skewed family a family in which one spouse is severely dysfunctional and
the other spouse assumes an acquiescent, peacemaking stance to maintain
equilibrium.
family (omaha) in the omaha system, a problem modifier defined as a
social unit or related group of individuals who live together and who
experience a health-related problem.

148. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan wajah
tampak kasar, gusi bengkak setelah minum obat anti kejang. Pasien mengalami
kejang berulang setelah kecelakaan 6 bulan yang lalu. Obat apa yang
menyebabkan keluhan tersebut?
a. Fenitoin
b.
c. Etosuximid
d. Carbamazepine
e. Asam valproate
Pembahasan:

149. Seorang anak laki-laki, usia 7 tahun, dibawa ibunya ke rumah sakit karena
buang air kecil berwarna coklat kehitaman sejak 3 hari yang lalu. Buang air
kecil tidak nyeri, tetapi jumlahnya berkurang. Keluhan disertai bengkak pada
kelopak mata, terutama pada pagi hari, dan berkurang pada sore hari.
Pemeriksaan fisik anak compos mentis, bengkak seluruh tubuh terutama
kelopak mata, TD 180/120 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 36,9 0C. Hasil
laboratorium menunjukkan, Hb 10.6 g/dl; Leukosit 9600/ml; Ureum 45; Creatinin
1.3; urine berwarna coklat kehitaman, eritrosit penuh, leukosit 8-10/lpb.
Diagnosisnya adalah?
a. Lupus nephritis
b. Nephropathy IgA
c. Sindroma nefritik akut

d. Sistitis akut
e. Glomerulonephritis membranoproliferatif
Pembahasan:

150. Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dibawa ke UGD karena luka di kaki kanan
yang tidak sembuh-sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Luka tersebut bengkak,
bernanah, dan berbau. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu,
dan tidak rutin berobat. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38C. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dl; Leukosit 21.000/ml; Gula Darah Sewaktu
430 g/dl. Hasil foto radiologis kaki kanan terdapat bentukan gas dan destruksi
tulang. Diagnosisnya adalah?
a. DM + ulkus pedis dextra
b. DM + osteomyelitis pedis dextra
c. DM + gangrene pedis dextra
d. DM + selulitis pedis dextra
e. DM + myositis pedis dextra
Pembahasan:
WAGNER CLASSIFICATION OF DIABETIC FOOT ULCERS
Grade 0: No ulcer in a high risk foot.
Grade 1: Superficial ulcer involving the full skin thickness but not
underlying tissues.
Grade 2: Deep ulcer, penetrating down to ligaments and muscle, but no
bone involvement or abscess formation.
Grade 3: Deep ulcer with cellulitis or abscess formation, often with
osteomyelitis.
Grade 4: Localized gangrene.
Grade 5: Extensive gangrene involving the whole foot.
Trias radiologis klasik untuk Osteomyelitis:
a. Demineralisasi
b. Reaksi periosteal
c. Destruksi tulang
151. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diperiksakan oleh ibunya dengan
keluhan demam sejak 1 hari yang lalu. Keluhan juga disertai dengan nyeri pada
perut kanan bawah saat makan dan minum, mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD = 90/50 mmHg, N = 120 x/menit, teratur, akral
dingin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb = 12 g/dL, leukosit =
20.000/ml, dan trombosit = 250.000/ml. Diagnosis pada pasien adalah:
a. Sistitis
b. Gastritis
c. Kolesistitis
d. Appendicitis
e. Batu ureter dextra
Pembahasan:
Gambaran klinis appendicitis yang sering dikeluhkan oleh pasien anak, antara
lain
1. Nyeri abdominal

Nyeri ini merupakan gejala klasik appendisitis. Mula-mula nyeri


dirasakansamar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah
epigastrium atausekitar umbilicus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah
dan menetap di abdomenkanan bawah (titik Mc Burney). Nyeri akan
bersifat tajam dan lebih jelas letaknyasehingga berupa nyeri somatik
setempat. Bila terjadi perangsangan peritoniumbiasanya penderita akan
mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.
2. Mual-muntah biasanya pada fase awal.
3. Nafsu makan menurun.
4. Obstipasi dan diare pada anak-anak.
5. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi
biasanyatubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5-38,5 C.
Gejala appendisitis akut pada anak-anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering
hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa
nyerinya.Karena gejala yang tidak spesifik ini sering diagnosis appendisitis
diketahui setelahterjadi perforasi.
Sistem skor Alvarado
Diagnosis appendisitis akut pada anak tidak mudah ditegakkan hanya
berdasarkan gambaran klinis, hal ini disebabkan sulitnya komunikasi antara
anak,orang tua dan dokter. Anak belum mampu untuk mendiskripsikan keluhan
yang dialami, suatu hal yang relatif lebih mudah pada umur dewasa. Keadaan
inimenghasilkan angka appendiktomi negatif sebesar 20% dan angka perforasi
sebesar20-30%. Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan medis ialah membuat diagnosis yang tepat. Telah banyak
dikemukakan cara untuk menurunkan insidensi apendiktomi negatif, salah
satunya adalah dengan instrumen skor Alvarado.Skor Alvarado adalah sistem
skoring sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan kurang
invasif. Alfredo Alvarado tahun 1986 membuat sistem skor yang didasarkan
pada tiga gejala, tiga tanda dan dua temuan laboratorium
Klasifikasi ini berdasarkan pada temuan pra operasi dan untuk menilai derajat
keparahan apendisitis. Skor Alvarado untuk diagnosis appendisitis akut:
Gejala dan Tanda
Nyeri berpindah
Anoreksia
Mual-muntah
Nyeri fossa iliaka kanan
Nyeri lepas
Peningkatan suhu > 37,3C
Jumlah leukosit > 10x103 /L
Jumlah neutrofil > 75%

Skor
1
1
1
2
1
1
2
1

Total skor
10
Keterangan Alvarado score :
Dinyatakan appendicitis akut bila > 7 point
Modified Alvarado score (Kalan et al) tanpa observasi of Hematogram:
1-4 dipertimbangkan appendicitis akut
5-6 possible appendicitis tidak perlu operasi
7-9 appendicitis akut perlu pembedahan
Penanganan berdasarkan skor Alvarado :
1-4: observasi
5-6 : antibiotik
7-10 : operasi dini
Pada pasien ini skor Alvarado= 7, didapatkan nyeri pada fossa iliaka kanan,
mual muntah, anoreksia, demam, jumlah leukosit >10.000.
152.

Data puskesmas X dari juli-desember 2011 tentang 5 penyakit


Diar Tipu ISPA Pneumo Chikungu
e
s
nia
nya

Juli

60

320

Agustus

67

325

Septemb
er

77

327

Oktober

78

330

Novembe
r

80

333

Desembe 89
4
345
0
14
r
Manakah penyakit yang memiliki angka peningkatan (rate of increase)
tertinggi?
a. Diare
b. Tipus
c. ISPA
d. Pneumonia
e. Chikungunya
Pembahasan:
The instantaneous incidence rate at time t then has a precise mathematical
definition as the rate of increase in P(t), expressed relative to the proportion of
the population still at risk.
153. Seorang wanita, usia 38 tahun, datang ke puskesmas karena mengeluh
badannya lemas dan mudah lelah. Pasien mengaku mudah lapar dan haus.
Pasien juga mengalami penurunan BB 8 kg dalam 1 bulan. Anak ke 3 pasien
lahir dengan BB 3200 gram. BB pasien 61 kg, TB 160 cm. Hasil pemeriksaan
GDA 239 mg/dl. Apa komplikasi mikrovaskular yang mungkin dialami pasien?
a. Diabetic foot
b. PJK
c. Stroke
d. Nefropati
e. Katarak
Pembahasan:
Komplikasi DM: Akut dan Kronis
Komplikasi DM akut yaitu hiperglikemia (KAD dan HHS) dan hipoglikemia
Komplikasi DM kronis yaitu: Makroangiopati (Pembuluh darah jantung dan
Pembuluh darah otak), Mikroangiopati (Retinopati diabetik dan Nefropati
diabetik), dan Neuropati (perifer).
154. Seorang perempuan, usia 28 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
jantung berdebar-debar sejak 1 minggu yang lalu, diikuti keluhan seperti
kesulitan tidur, badan terasa panas, penurunan berat badan 10 kg dalam 1
bulan ini. Pemeriksaan fisik TD 150/90mgHg, nadi 120 x/menit, suhu 37.4 0C.
Didapatkan pula gejala mata menonjol, terdapat benjolan di leher ikut bergerak
ketika menelan, extremitas tremor. Diagnosis pasien tersebut?
a. Struma difusa
b. Struma uninodusa toksik
c. Struma uninodusa nontoksik
d. Struma multinodusa toksik
e. Struma multinodusa nontoksik
Pembahasan:
Pasien tersebut mengalami krisis thyroid yang disebut thyrotoxicosis (sebuah
sindroma klinis dikarenakan hypermetabolism karena peningkatan free-T4 atau
free-T3 atau keduanya). Etiologinya yaitu: Graves disease, Toxic Multinoduler
Goiter, Subacute thyroiditis, Silent thyroiditis, Exogenous thyroid hormone,
Iodine & Iodine-containing drugs.
155. Seorang anak, usia 5 tahun, diantar ibunya ke klinik untuk periksa test
Tuberkulin. Tes Tuberkulin hasilnya negatif, skor TB kurang dari 6. Ibu pasien
merupakan penderita TB yang aktif minum obat. Dokter menyarankan untuk

memberi antibiotik profilaksis, dan kontrol setelah 1 minggu. Pelayanan yang


dilakukan oleh dokter adalah?
a. Pelayanan menyeluruh
b. Pelayanan berkesinambungan
c. Pelayanan terkoordinasi
d. Pelayanan komunikatif
e. Pelayanan holistic
Pembahasan: lihat no. 178
156. Seorang laki-laki, berusia 50 tahun bekerja di peternakan kambing. Pasien
datang ke puskesmas dengan keluhan kulit tangan membengkak diikuti dengan
benjolan bernanah dan kerompeng (krusta). Pada pemeriksaan mikrobiologi
didapatkan bakteri bentuk batang, gram (+), spora (+), aerob. Penyebab
bakterinya?
a. Clostridium tetani
b. Clostridium perfringens
c. Staphylococcus aureus
d. Streptococcus pyogenes
e. Bacillus anthracis
Pembahasan:
Bakteri gram positif yang tidak membentuk spora yaitu Corynebacterium
diphtheriae dan Listeria monocytogenes.
Bakteri gram positif yang membentuk spora yaitu Bacillus anthraci, dan Bacillus
cereus.
157. Seorang wanita, usia 36 tahun, dengan G5P4A0 hamil 2 bulan, datang ke
puskesmas dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu.
Perdarahan semakin memberat sejak 5 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan KU: pasien lemah, konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, nadi
100x/menit, dan RR:24x/menit. Setelah dilakukan stabilisasi, dokter
mendiagnosis pasien sebagai abortus imminens. Kemudian dokter memutuskan
untuk melakukan aborsi saat itu juga. Tindakan abortus yang dilakukan dokter
sesuai dengan kaidah bioetik?
a. Justice
b. Autonomy
c. Beneficence
d. Non-maleficence
e.
Pembahasan:

158. Seorang wanita usia 17 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas, dengan


keluhan tidak sadar sejak 30 menit yang lalu. Pada pemeriksaan fisik diketahui
nadi tidak teraba dan suara nafas tidak ada. Pemeriksaan yang cepat dan tepat
untuk menentukan bahwa pasien sudah meninggal adalah:
a. Pemeriksaan nafas
b. Pemeriksaan jantung
c. Pemeriksaan reflek pupil
d. Pemeriksaan reflek kornea

e. Pemeriksaan reflek vestibulo-okular


Pembahasan:
MBO yaitu kondisi pasien ketika terdapat tanda-tanda:
Koma, tidak ada sikap abnormal, tidak ada hentakan epilepsi, tidak ada nafas
spontan, tidak ada reflek batang otak seperti (respon pada cahaya, reflek
kornea, vestibulookular, reflek muntah/ batuk dan respon motorik terhadap
rangsang sensorik).
159. Seorang dokter mengalami kecelakaan kerja yakni tertusuk jarum suntik
saat mengambil sample darah dari pasien yang dirawat dengan gejala diare
kronik. Tindakan awal yang harus dilakukan adalah:
a. Melapor ke supervisor
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium darah
c. Mengkonsumsi obat profilaksis
d. Mencari factor resiko yang ada pada pasien
e. Mencuci luka dengan air mengalir dan sabun
Pembahasan:
Tindakan awal dalam kecelakaan kerja seperti setting di atas yaitu dengan
mencuci luka agar meminimalisir kontaminasi luka. Bentuk profilaksis pasca
pajanan selanjutnya yaitu dengan melapor pada komite penyakit tropik dan
infeksi.
160. Bila anda sebagai dokter yang diminta untuk melakukan pemeriksaan
skrining kesehatan di sebuah pabrik tekstil pemintalan benang, maka
pemeriksaan apa yang seharusnya anda lakukan?
a. Pemeriksaan Hb
b. Tes faal paru
c. Pemeriksaan EKG
d. Pemeriksaan tekanan darah
e. Pemeriksaan kadar lipid
Pembahasan:
Pembahasan: pada setting pabrik tekstil pemintalan benang dapat ditemukan
serat benang yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja terutama paru.
161. Seorang TKI yang bekerja di Timur Tengah terkena virus polio liar. Orang
tersebut tidak menampakkan gejala klinis penyakit polio. Ketika yang
bersangkutan kembali ke Indonesia, tak lama kemudian terjadi kasus lumpuh
layu di daerah asal TKI tersebut. Ditengarai penyakit polio ditularkan oleh TKI
tersebut. Apa peran TKI pada kejadian tersebut?
a. Biological vector
b. Mechanical vector
c. Healthy carrier
d. Convalescence carrier
e. Agent
Pembahasan:
Vector merupakan agen atau cara yang dapat membawa organisme infeksi.
Agent merupakan organisme penyebab infeksi
Biological vector: pembawa organisme penyebab infeksi (organisme
penyebab infeksi juga dapat tumbuh dan berkembang dalam vector biologis)
ex: lalat, nyamuk
Mechanical vector: pembawa organisme penyebab infeksi (organisme
penyebab infeksi tidak berkembang dalam vector mekanis)
Healthy carrier: atau disebut asymptomatic carrier adalah orang atau
organisme yang terinfeksi suatu penyakit, namun tidak menunjukkan gejala.
Tetapi carrier ini dapat menularkan infeksi tersebut pada orang lain.
Convalescence vector: orang yang telah sembuh dari gejala-gejala penyakit
infeksi, namun masih dapat menularkan penyakit infeksi tersebut pada
orang lain.
162. Seorang laki-laki, usia 30 tahun diantar istrinya ke dokter karena mengeluh
gangguan ejakulasi. Pasien memiliki riwayat kekerasan psikososial saat usia 5

tahun. Pasien mengeluh tidak bisa mengeluarkan sperma (ejakulasi) di dalam


vagina istrinya. Pasien baru bisa ejakulasi dengan oral sex dan masturbasi.
Gangguan yang diderita pasien adalah:
a. Aversi seksual
b. Disfungsi ereksi
c. Gangguan libido
d. Hambatan ejakulasi
e. Dorongan sex hipoaktif
Pembahasan:
Hypoactive sexual desire disorder: termasuk dalam kondisi disfungsi seksual
dan ditandai dengan kurannya atau hilangnya fantasi seksual dan keinginan
untuk beraktivitas seksual. Kondisi ini menyebabkan distress atau gangguan
interpersonal dan tidak memenuhi kriteria gangguan mental lain serta
kondisi medis lain.
Sexual aversion disorder: gangguan yang ditandai dengan rasa jijik, takut,
revulsion, atau kurangnya nafsu terhadap hubungan yang melibatkan kontak
genital
Gangguan libido: gangguan keinginan/nafsu seksual hypoactive sexual
desire disorder; hyperactive; asexual; sexual arousal disorder;
Hambatan ejakulasi: gangguan psikis atau somatis yang menyebabkan
seorang pria tidak dapat berejakulasi meskipun telah mencapai orgasme
Disfungsi
ereksi:
ketidakmampuan
untuk
memulai
ereksi
atau
mempertahankan ereksi
163. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, mengeluh nyeri telinga sebelah kanan sejak
satu hari yang lalu. Pasien mengaku memiliki riwayat mengorek telinganya
dengan jepitan besi dan setelah itu mengeluh nyeri pada telinganya, pasien
sudah mengalami hal ini sebanyak 4 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan tragus (+), bengkak. Selain itu ditemukan bengkak, eritema, dan
nyeri tekan retroaurikular. Pada otoskopi, tidak tampak liang telinga kanan dan
MT tidak tampak. Diagnosa banding yang mungkin dari pasien ini adalah:
a. Mastoiditis akut
b. Fistel pre-aurikuler
c. Fistel retroaurikuler
d. Miringitis bullosa
e. Perikondritis aurikuler
Pembahasan:
Berdasarkan faktor predisposisi (riwayat mengorek telinga), anamnesa (nyeri
telinga, didapatkan nyeri tekan tragus (+), bengkak) dan pemeriksaan fisik
(bengkak, eritema, dan nyeri tekan retroaurikular) differential diagnosis yang
mendektai yaitu otitis externa dan mastoiditis
Gejala mastoiditis yaitu demam,malaise, eritema, edema jaringan lunak, nyeri
retroauricula, lymphadenopati, telinga terdorong ke depan.

164. Seorang pasien, laki-laki usia 35 tahun, mengeluh timbul bercak di seluruh
tubuh. Awalnya di punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bercak
tidak terasa gatal. Pasien juga mengeluh kedua kaki terasa tebal dan
kesemutan. Pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritematous,

menyebar di seluruh tubuh, berukuran dari numularis hingga plakat, ada yang
berbatas tegas maupun tidak. Dan didapatkan kaki pasien teraba kasar.
Diagnosis pada pasien tersebut:
a. Morbus Hansen
b. Ptyriasis rosea
c. Candidiasis cutis
d. Tinea corporis
e. Psoriasis vulgaris
Pembahasan:
Tanda- tanda tersangka suspek kusta yaitu:
1. Tanda kelainan kulit
- Kulit berupa bercak merah, keputihan atau benjolan (plak)
- Kulit mengkilap
- Bercak tidak gatal
- Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat dan berambut (kering
serta kasar)
- Lepuh tidak nyeri
2. Tanda kelainan saraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk pada anggota badan atau muka
- Gangguan gerak anggota badan atau muka
- Adanya deformitas
- Luka tidak sakit
165. Seorang lakilaki, usia 40 tahun, seorang penyadap karet mengeluh kaki
kanannya bengkak. Kakinya makin lama makin bengkak sehingga tidak bisa
berjalan. Dari pemeriksaan didapatkan pembengkakan dan abses pada kaki
kanan dan pembengkakan skrotum. Dari pemeriksaan urin didapatkan chyluria.
Didapatkan microfilaria saat pemeriksaan darah di malam hari. Gangguan ini
disebabkan oleh:
a. Obstruksi pembuluh darah
b. Varises pembuluh darah
c. Inflamasi pembuluh limfe
d. Obstruksi pembuluh limfe
e. Proliferasi endothel
Pembahasan:

166. Seorang laki-laki usia 46 tahun pergi ke poli umum untuk pemeriksaan
kesehatan rutin. Seminggu ini pasien mengeluh sakit kepala. Berat badan 73 kg
dengan tinggi badan 160 cm. Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 150/110
mmHg, Nadi 63x/menit. Pemeriksaan laboratorium SGOT 21, Total kolesterol
310, HDL 43, LDL 173, TG 181, GDS 135, GD2PP 215. Terapi yang sesuai
dengan kondisi pasien adalah:
a. HCT
b. Captopril

c. Losartan
d. Bisoprolol
e. Metoprolol
Pembahasan:
Kondisi pasien HT stg II dengan dyslipidemia dan peningkatan GD2PP
(kemungkinan metabolic syndrome).

Terapi:
Terapi utama pada metabolic syndrome dengan hipertensi adalah modifikasi
life style (DASH diet, olah raga, penurunan berat badan)
Bila TD >140/90 diberikan terapi farmakologi ACEi/ARB/central
sympatholytic agent
167. Seorang dokter di Puskesmas ingin melakukan penelitian tentang asosiasi
skor pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif dengan skor sikap ibu terhadap
ASI eksklusif. Penelitian menggunakan uji korelasi, didapatkan r=0,6 dan
p=0,03 (=0,05). Interpretasinya adalah:
a. Asosiasi ringan yang signifikan secara statistic
b. Asosiasi ringan yang tidak signifikan secara statistic
c. Asosiasi sedang yang signifikan secara statistic
d. Asosiasi sedang yang tidak signifikan secara statistic
e. Asosiasi kuat yang signifikan secara statistic
Pembahasan:
Huruf (r) menunjukkan relasi atau hubungan antar kedua variabel. Dapat
dijadikan pedoman sederhana bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan
korelasi sedang dengan tanda (+) yang hubungannya sama. Huruf p
menunjukkan probabilitas (signifikansi korelasi) yang berarti angka 0,05
signifikan.
Korelasi lemah <0.5; korelasi kuat mendekati 1
168. Seorang wanita, usia 13 tahun, dibawa ibunya ke klinik dokter karena
mengeluh sesak. Sesak terjadi hilang timbul sejak 3 tahun belakangan ini.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan tidak pernah sesak sebelumnya. Kedua
orang tua sering bertengkar dan memutuskan untuk berpisah. Ketika orang tua
bertengkar pasien tiba-tiba sesak. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan
rhonki maupun wheezing. Apa jenis pendekatan yang dilakukan oleh dokter ke
pasien?
a. Family therapy
b. Feeling and support
c. Minimal emphasize on family
d. Assessment and intervention
e. Medical support and information
Pembahasan:
5 Level Interaksi Dokter dan Keluarga:
Minimal emphasize on family: peran keluarga minimal
Medical support and information: mengkomunikasikan informasi medis
mengenai pasien dengan keluarga pasien kolaboratif.

Feeling and support: pertemuan dengan anggota keluarga pasien, merespon


kondisi emosi dan perasaan, serta memfasilitasi perujukan ke spesialis jiwa
bila perlu.
Assessment and intervention: pemeriksaan singkat dan terbatas serta
intervensi terhadap sistem kekeluargaan pasien, membantu penyelesaian
masalah, dan pengembangan skill yang dapat meningkatkan kesejahteraan
pasien.
Family therapy: diskusi menyeluruh mengenai segala sesuatu tentang
penyakit
pasien
dan
keluarganya
untuk
memberikan
perubahan/perkembangan dalam sistem keluarga.
169. Seorang pasien wanita, usia 20 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
bercak-bercak putih bersisik pada kulit di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan KOH
20% didapatkan hifa pendek dan spora. Pengobatan yang paling tepat adalah:
a. Itrakonazol 1x200 mg selama 10 hari
b. Ketokonazol 1x200 mg selama 10 hari
c. Samphoo ketokonazol dioleskan 15 menit sebelum mandi ke seluruh badan
dan didiamkan selama 15 menit
d. Kombinasi B dan C
e. Griseofulvin 2x200 mg selama 10 hari
Pembahasan:
Berdasar anamnesa dan gejala pasien di atas, differential diagnosis penyakit
yaitu ptiarisis versicolor karena ditemukan bercak-bercak putih bersisik pada
kulit di seluruh tubuh serta hifa pendek dan spora (spaghetti with meatballs).
Pengobatannya yaitu:
a. Krim miconazole 2% dioleskan 2x selama 3-4 minggu
b. Solusio natrium thiosulfat 25% dioleskan 2x sehari selama 2 minggu (kurang
dianjurkan)
c. Krim tretinoin 0,05%-0,1% dioleskan 2x sehari selama 2 minggu
d. Shampo ketoconazole 1-2% dioleskan selama 10-15 menit sebelum mandi
seminggu 2x selama 2-4 minggu
e. Larutan propylene glycol 50% dalam air dioleskan ke seluruh tubuh 2x
sehari selama 2 minggu
f. Bila lesi luas dapat digunakan ketoconazole 200 mg/ hari selama 10 hari
170. Seorang pria, usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada seluruh tubuh setelah makan udang. Keluhan yang sama juga dirasakan
setelah pasien makan ikan laut. Dari pemeriksaan fisik didapatkan eritema
pada seluruh tubuh. Pemeriksaan tanda vital normal. Pemeriksaan fisik lain
tidak ada kelainan. Apa sel yang paling mungkin meningkat pada pemeriksaan
hitung jenis?
a. Eosinophil
b. Basophil
c. Neutrophil batang
d. Neutrophil segmen
e. Limfosit
Pembahasan:
Eosinofil merupakan granulosit yang diproduksi oleh sumsum tulang pada
proses inflamasi akibat reaksi hipersensitif fase lambat pada proses alergi dan
infeksi cacing.
171. Seorang wanita, usia 45 tahun datang ke klinik dengan batuk berdahak lebih
dari 1 bulan disertai nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Pasien
didiagnosis dengan TB paru aktif. Dokter menanyakan kepada pasien siapa saja
yang tinggal bersama pasien dan mengalami penyakit yang sama dengan
pasien. Prinsip pelayanan yang dilakukan oleh dokter adalah:
a. Menyeluruh
b. Holistic
c. Terkoordinasi
d. Komunikatif
e. Berkesinambungan
Pembahasan: lihat no. 177

Komprehensif dan holistic jadi satu. Pendekatan holistic sendiri merupakan


pendekatan dengan mempertimbangkan segala aspek yang ada pada pasien,
keluarga, dan komunitasnya, bukan hanya fokus pada penyakit yang
dideritanya saja serta memperhatikan aspek bio-psiko-sosial dari pasien.
172. Seorang laki-laki, usia 25 tahun, datang ke puskesmas karena akan
dilakukan eksisi lipoma. Setelah dinjeksi lokal anestesi pasien kejang dan tidak
sadar. Cara pemberian napas buatan yang benar?
a. Menaruh di tempat datar + tangan digerakkan
b. Menaruh di tempat datar + kompresi dada
c. Menaruh di tempat datar + kompresi dada bergantian dengan perut
d. Membebaskan jalan napas + memberi oksigen lewat masker
e. Membebaskan jalan napas + memberi napas mouth to mouth
Pembahasan: sudah jelas
173. Seorang wanita, usia 24 tahun, datang ke praktekan anda dengan
mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan dirasakan sejak 3
hari yang lalu dan memberat sejak 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan VS baik. Dari pemeriksaan ginekologi ditemukan adanya perdarahan
yang keluar dari vagina. Kemudian dokter merujuk pasien ke RS terdekat tapi
pasien menolak, karena pasien percaya bahwa dokter dapat mengobatinya dan
lebih tahu kondisinya ketimbang dokter di RS yang lain karena pasien sudah
berobat ke dokter tersebut jika sakit sejak kecil. Apa bentuk karakteristik
profesionalisme dari dokter tersebut?
a. Honour
b. Respect
c. Altruism
d. Excellence
e. Responsibility
Pembahasan:
Element of Professionalism:
Altruism: mendahulukan kepentingan dan kenyamanan pasien dan
keluarganya
Accountability: segala tindakan harus dapat dipertanggungjawabkan pada
berbagai level (pasien, keluarga, perusahaan asuransi, pengadilan, dan
organisasi profesi)
Excellence: memberikan pelayanan di atas harapan, memberikan yang
terbaik
Duty: mengedepankan tugas dan kewajiban
Honor and integrity/dignity: dalam menjalankan tugas/pekerjaan dengan
selalu menjaga kehormatan dan martabat
Respect for other: menghormati pasien, keluarga pasien, teman sejawat, dan
profesi lain.
Trus jawabane OPO????? >.<
174. Seorang laki-laki, usia 35 tahun, datang ke dokter dengan keluhan bicara
kacau. Pasien marah-marah dan merusak toko sejak 2 hari yang lalu. Pasien
saat ini belum menikah, anak pertama dari tiga bersaudara, ayahnya seorang
pemukul, dan ibunya pendiam. Pasien mempunyai toko pakaian di pasar baru. 6
bulan yang lalu pasien rugi besar karena ditipu oleh pembeli dan menganggap
hal tersebut sebagai konspirasi dan persaingan toko. 3 bulan yang lalu pasien
merasa bahwa dirinya diguna-guna sehingga tokonya menjadi tidak lari dan
sepi pembeli, sehingga pasien ke orang pintar untuk mendapatkan jimat2. 2
minggu yang lalu pasien merasa dirinya terancam dan akan dibunuh, pasien
tidak berani makan di warung dan menerima barang yang diberi orang lain,
serta pagar rumah dan pintu digembok. Diagnosis pada pasien tersebut:
a. Skizofrenia katatonik
b. Skizofrenia hebefrenik
c. Skizofrenia paranoid
d. Gangguan afektif bipolar
e. Gangguan manik dengan gejala psikotik

Pembahasan:
Skizofrenia katatonik (gangguan psikomotor)
o Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
o Satu atau lebih dari perilaku ini mendominasi: stupor; gaduh gelisah;
menampilkan posisi tubuh tertentu; negativisme; rigiditas; flexibilitas
cerea; dan gejala lain seperti command automatism
o Untuk pasien yang tidak komunikatif Dx harus sampai diperoleh bukti
yang memadai tentang gejala lain.
Skizofrenia hebefrenik (gangguan bentuk dan arus pikiran)
o Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
o Diagnosis pertama kali ditegakkan usia remaja/dewasa muda (onset 15-25
tahun)
o Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang
menyendiri
o Selama pengamatan kontinyu 2-3 bulan perilaku yang tidak
bertanggung jawab; mannerism; afek dangkal dan tidak wajar; proses
pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan inkoheren
o Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir
umumnya menonjol.
Skizofrenia paranoid (gangguan persepsi dan proses berpikir)
o Memenuhi kriteria umum skizofrenia
o Tambahan: halusinasi/waham harus menonjol (halusinasi auditorik:
perintah/ancaman/bunyi-bunyian;
halusinasi
pembauan/pengecapan
rasa/bersifat seksual; waham dikendalikan/waham dipengaruhi/waham
passivity/waham dikejar) dan gangguan afektif, dorongan kehendak, dan
pembicaraan, serta gejala katatonik yang secara relative tidak nyata/tidak
menonjol.
Gangguan afektif bipolar
o Gangguan dengan episode berulang (sekurangnya dua episode) di mana
afek dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania
atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktifitas (depresi).
o Biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode
Gangguan manik dengan gejala psikotik
o Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
(mania tanpa gejala psikotik)
o Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), irritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan
halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent)
175. Kabupaten X ingin menurunkan angka kematian balita. Menurut data yang
telah ada, didapatkan penyebab utama kematian balita adalah penyakit
pneumonia. Sehingga dilakukan penelitian dengan 2 variable yaitu pada desa A
dilakukan pelatihan manajemen balita sakit untuk kader desa. Dan pada desa B
diadakan perawat yang bertugas selama 24 jam di tiap-tiap RW. Output apa
yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan?
a. Angka kematian balita
b. Angka pneumonia yang dapat dicegah
c. Angka balita yang periksa
d.
e.
Pembahasan:
Evaluasi proses: proses evaluasi aktivitas program, kualitas program, dan
pencapaian serta siapa yang menerima program
Evaluasi output: proses evaluasi efek segera (immediate) dari sebuah
program (apakah program dapat mencapai obyektifnya?)
Evaluasi outcome: proses evaluasi efek jangka panjang dari sebuah program
(apakah program dapat mencapai goal?)

176. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, berobat dengan keluhan utama berupa
muncul bercak-bercak kemerahan diseluruh tubuh. Awalnya muncul di perut
lama-kelamaan berubah warna menjadi kehitaman. Lesi yang masih baru di
sekitarnya berwarna merah. Bercak tidak dirasa gatal maupun nyeri. Pada
pemeriksaan dermatologis tampak plak eritematous hiperpigmentasi di perut,
macula eritema berbatas tegas, bentuk oval, panjang lesi mengikuti garis
lipatan kulit, bentuk lesi di punggung seperti pohon cemara. Diagnosis yang
tepat pada pasien ini adalah:
a. Tinea corporis
b. Morbus Hansen
c. Ptyriasis rosea
d. Psoriasis vulgaris
e. Lues II
Pembahasan:
Tinea corporis: infeksi dermatofita di kulit halus (tidak berambut/glabrous)
seperti muka, leher, badan, lengan, dan gluteal.
o Gejala: gatal hebat yang kadang meningkat saat berkeringat, lesi bentuk
bulat atau lonjong
o Tanda: lesi bulat atau lonjong, batas tegas, eritema, skuama kasar,
dengan vesikel/papul di tepi, daerah tengah lebih tenang dan tepi aktif
(central healing), kadang ada erosi/krusta akibat garukan.
o Lesi umumnya terpisah, namun dapat dijumpai lesi dengan tepi polisiklik
karena beberapa lesi menyatu.
o Pemeriksaan: KOH 10-20% hifa panjang dan artrospora; kultur pada
Saburoud agar
Morbus Hansen: infeksi kronis akibat M. leprae
Sifat
Lesi
Bentuk

BT

Masih
asimetris
Kering
bersisik
Jelas

Asimetris

Variasi

Batas

BL
BB
Multibasiler (MB)
Macula,
Macula, plak, Plak, dome
infiltrat
nodul
shaped,
difus, papul,
punched out
nodul
Tdk
Sukar
Dapat
terhitung
dihitung,
dihitung
msh
ada
kulit sehat
Simetris
Hampir
Asimetris
simetris
Halus,
Halus,
Agak kasar,
berkilat
berkilat
agak berkilat
Tdk jelas
Agak jelas
Agak jelas

Kering
bersisik
Jelas

Anestesi

Tak jelas

Tak jelas

Lebih jelas

Jelas

Jelas

Halus, agak
berkilat
Jelas/tdk
jelas
Jelas/tdk
jelas

Banyak (ada
globus)

Banyak

Agak banyak

Negatif atau
1

Hampir
selalu
negatif

Banyak (ada
globus)
Negative

Biasanya
negatif
Negatif

Negatif
Positif lemah

Positif
3+

Jumlah

Distribusi
Permukaan

BTA
Lesi kulit
Sekret
hidung
Tes
lepromin

LL

Biasanya
negatif

TT
I
Pausibasiler (PB)
Macula
Macula,
Hanya
dibatasi
macula
infiltrate
infiltrate
dibatasi
infiltrat
Beberapa
Satu, dpt
Satu atau
atau 1 dgn beberapa
beberapa
satelit

Biasanya
negatif

kuat

Positif
lemah/neg
atif

Ptyriasis rosea (belum diketahui sebabnya, diduga virus)


o Gatal tidak terlalu hebat
o Dimulai dengan lesi inisial (herald patch) tunggal, berbentuk oval dan
annular dengan eritema dan skuama halus berdiameter sekitar 3 cm,
dengan lama beberapa hari hingga minggu
o Disusul 4-10 hari setelahnya dengan oleh lesi-lesi yang lebih kecil di
badan, lengan, paha atas, tersusun sesuai lipatan kulit. Dapat tersusun
sejajar costae sehingga menyerupai pohon cemara terbalik.
Psoriasis vulgaris:

o Sedikit gatal atau panas; tempat timbul biasanya di tempat yang mudah
trauma seperti siku, lutut, sacrum, kepala, genitalia
o Lesi macula bulat atau oval, eritematus, batas jelas, berskuama tebal
warna putih/abu2/perak, transparan, yang lepas pada bagian tepi tapi
lekat di tengah. Skuama selalu menebal konstan dan perlekatannya
kendor
o Pemeriksaan: Vlek phenomen (fenomena bercak lilin); Auspitz sign (titik
perdarahan); Koebner phenomen (timbul lesi di tempat baru).
Lues
o Lues I: ulkus durum (firm, painless, non-itchy skin ulceration)
o Lues II: rash difus, terutama pada palmar, plantar, dan tubuh. Berupa rash
simetris, merah muda/kemerahan, tidak gatal. Rash dapat berubah
menjadi maculopapular atau pustular atau berbentuk datar dan lebar
seperti veruka (condyloma lata).
o Lues III: gumma, gejala cardiac, gejala neurologis.
o Latent: asymptomatic
177. Seorang laki laki, usia 25 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
nyeri saat kencing dan warna urine keruh. Pemeriksaan fisik dan penunjang
menunjukkan gonorrhea. Pasien meminta supaya dokter tidak memberitahukan
pada siapapun tentang penyakitnya. Kaidah bioetik yang sesuai dengan hal
tersebut adalah:
a. Justice
b. Autonomy
c. Confidential
d. Veracity
e. Beneficence
Pembahasan:
6 Asas Etika Kedokteran yang bersifat universal:
Principle of respect of autonomy: asas menghormati otonomi pasien, pasien
mempunyai kebebasan mengetahui & memutuskan apa yang akan dilakukan
terhadapnya, pasien berhak dihormati pendapat & keputusannya & tidak
boleh dipaksa informed consent.
Principle of veracity (kejujuran): dokter hendaknya mengatakan secara jujur
apa yang sebenarnya terjadi, apa yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat terjadi, informasi yang diberikan hendaknya sesuai tingkat pendidikan
pasien, dokter harus jujur pada pasien dan diri sendiri.
Principle of non-maleficence (asas tidak merugikan): pedoman primum non
nocere, dokter tidak melakukan tindakan yang tidak perlu dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan
supaya resiko fisik, psikologik, dan social akibat tindakan tersebut seminimal
mungkin.
Principle of beneficence (asas manfaat): semua tindakan dokter harus
bermanfaat
bagi
pasien
untuk
mengurangi
penderitaan
atau
memperpanjang
hidup,
dokter
diwajibkan
membuat
rencana
perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan yang shahih & dapat berlaku
umum, kesejahteraan pasien diutamakan.
Principle of confidentiality (asas kerahasiaan): dokter harus menghormati
kerahasiaan pasien sekalipun pasien telah meninggal dunia.
Principle of justice (asas keadilan): dokter harus berlaku adil dan tidak berat
sebelah waktu merawat pasien.
178. Seorang wanita, usia 60 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan bengkak
dan sulit berjalan. Pasien sudah menderita hipertensi dan DM sekitar 20 tahun.
Dokter memberikan terapi dan merencanakan untuk melakukan kunjungan ke
rumah pasien untuk mengetahui hasil terapinya. Tindakan yang dilakukan
dokter termasuk dalam prinsip:
a. Holistic
b. Komprehensif
c. Preventif
d. Berkesinambungan

e. Koordinatif
Pembahasan:
Prinsip Kedokteran Keluarga (Area Kompetensi 4): ketrampilan pengelolaan
masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat dengan
cara yang komprehensif, holistic, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
Pelayanan dokter keluarga: pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur, jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis
penyakit tertentu saja.
Prinsip pelayanan dokter keluarga: komprehensif & holistic; kontinyu;
mengutamakan pencegahan; koordinatif & kolaboratif; personal sebagai
bagian integral dari keluarganya; mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan; menjunjung tinggi etika, moral, & hokum; sadar biaya
& sadar mutu; dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.
Prinsip:
o Continuity of care (pelayanan yang berkesinambungan): satu dokter
bertemu pasiennya dalam keadaan sakit maupun sehat, dan mengikuti
perjalanan penyakit dari pasien hingga sembuh
o Comprehensive of care (pelayanan yang menyeluruh): memandang
pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tapi juga dari sisi social dan
psikologis. Dokter memandang pasien secara keseluruhan.
o Coordination
of
care
(pelayanan
yang
terkoordinasi):
dokter
mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien
seperti pemeriksaan spesialistik dan pelayanan kesehatan lain di luar
praktek dokter keluarga.
o Community (masyarakat): berbagai pihak dalam masyarakat (pekerjaan,
budaya, lingkungan) dapat digunakan oleh dokter keluarga dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
o Prevention (pencegahan): mencegah penyakit menjadi lebih berat,
mencegah orang lain tertular, pengenalan factor resiko dari penyakit,
promosi kesehatan, dan antisipasi masalah-masalah yang mungkin
mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya.
o Family (keluarga): dokter memandang pasien sebagai bagian dari
keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan
pengaruh keluarga terhadap penyakit. Dokter mengenali keluarga yang
berfungsi baik & keluarga yang disfungsi.
179. Seorang pria, usia 50 tahun, tiba-tiba tidak sadar saat menonton televisi.
Dari pemeriksaan, tampak suara nafas pasien mengorok. Apa yang
menyebabkan hal tersebut?
a. Obstruksi jalan nafas
b. Henti nafas
c. Henti jantung
d. Aspirasi
e.
Pembahasan:
Henti jantung gasping: suara nafas satu-satu
Henti nafas tidak terdengar suara nafas
Obstruksi (contoh: lidah jatuh ke belakang) suara mengorok (snoring)
Aspirasi cairan: gurgling
180. Seorang laki- laki usia 28 tahun datang dengan keluhan sulit tidur. Keluhan
juga disertai dengan berdebar, gelisah, buang air besar >3 kali sehari, dan
berat badan yang menurun. Pada pemeriksaan keadaan umum kesadaran
pasien compos mentis, tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 120x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di leher dan
mata yang menonjol. Apa diagnosa kasus diatas?
a. Penyakit Grave
b. Nodul goiter

c. Endemic goiter
d. Ca thyroid
e. Kista thyroid
Pembahasan:
Diagnosis= clinical hyperthyroidism
Penyebab terbanyak hipertiroidisme Grave disease
Penyebab lain: thyroiditis, toxic multinodular goiter, toxic adenomas, dan efek
samping beberapa obat.
Gejala umum: nervousness; anxiety; berkeringat banyak; intoleransi panas;
tremor; hiperaktivitas; palpitasi; weight loss meskipun nafsu makan bertambah;
oligomenorrhea; hipertensi sistolik; takikardi; kulit hangat, lembab, dan halus;
mata melotot; kelemahan otot.
181. Suatu kejadian luar biasa (KLB) diare terjadi pada 6 desa yang berpenduduk
total 4500 jiwa. Korban meninggal 1 orang, rawat jalan 46 orang, rawat inap
151 orang. Apa indikator yang digunakan untuk peristiwa ini?
a. Incidence
b. Prevalence
c. Attack rate
d. Case fatality rate
e. Cumulative incidence
Pembahasan:
Incidence: is a measure of the risk of developing some new condition within
a specified period of time.
Prevalence: is the proportion of population found to have a condition
(typically a disease or a risk factor such as smoking or seat belt use). It is
arrived at by comparing the number of people found to have condition with
the total number of people studied, and is expressed as a fraction, as
percentage, or as the number of cases per 10.000 or 100.000 people.
Attack rate: is the cumulative incidence of infection in a group of people
observed over a period of time during an epidemic, usually in relation to
foodborne illness.
Case fatality rate: is the ratio of deaths within a designated population of
cases (people with medical condition), over the course of the disease.
Cumulative incidence: is the number of new cases within a specified time
period divided by the size of the population initially at risk.
182. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang dengan keluhan kedua telapak
tangan kemerahan, nyeri, dan pecah-pecah. Keluhan hilang timbul sejak dua
tahun yang lalu. Pasien adalah Ibu rumah tangga yang setiap hari mencuci
manual dengan sabun detergen. Pada pemeriksaan fisik, kedua telapak tangan
terdapat ruam eritema, fisura. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
a. Hitung jenis leukosit
b. Jumlah eosinophil
c. Tes tempel
d. Kerokan kulit
e. Tes fluoresen
Pembahasan:
Diagnosis= Dermatitis Kontak Iritan pemeriksaan tes temple (patch test)
untuk membedakan DKI dan DKA
Hitung jenis leukosit & jumlah eosinophil dermatitis kontak alergi
Kerokan kulit infeksi jamur (dengan KOH)
Tes fluoresen pemeriksaan keratitis
183. Didapatkan outbreak chikungunya pada suatu daerah, kepala puskesmas
meminta dokter puskesmas untuk menganalisis masalah tersebut, dan hasilnya
penyebab dari outbreak tersebut adalah karena kurangnya pengetahuan
tentang chikungunya, penularan, serta pencegahan. Tindakan pencegahan
yang tepat adalah:
a. Melakukan abatesasi
b. Melakukan fogging

c. Memberikan edukasi pada masyarakat


d. Melakukan pemberantasan jentik nyamuk
e. Melakukan pemberantasan tempat berkembang biak
Pembahasan: sudah jelas (hilangkan penyebab utama)
184. Seorang wanita, usia 45 tahun, dibawa ke UGD karena tidak sadar 1 jam
sebelumnya. Sebelumnya pasien sering berdebar, berkeringat dingin, nafsu
makan meningkat, namun pasien bertambah kurus. Pasien juga merasa sering
panas. 1 tahun yang lalu pasien berobat dengan keluhan yang sama dan
minum obat, namun berhenti 3 bulan terakhir. 1 minggu yang lalu pasien batuk
dan demam. Pada pemeriksaan fisik, pasien koma, tampak kurus, mata
melotot, terdapat benjolan di leher, TD 180/100 mmHg, nadi 120x/menit, dan
RR 28x/menit. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah:
a. Foto thorax
b. Serum elektrolit
c. Darah lengkap
d. Tes faal thyroid
e. Ureum creatinine
Pembahasan:
Diagnosis= krisis thyroid
Pemeriksaan dengan tes faal thyroid (fT4, TSH, T3)
185. Seorang pasien, laki-laki usia 35 tahun, mengeluh timbul bercak di seluruh
tubuh. Awalnya di punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bercak
tidak terasa gatal. Pasien juga mengeluh kedua kaki terasa tebal dan
kesemutan. Pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritematous,
menyebar di seluruh tubuh, berukuran dari numularis hingga plakat, ada yang
berbatas tegas maupun tidak. Dan didapatkan kaki pasien teraba kasar.
Bagaimanakah cara melakukan tes sensibilitas raba pada pasien:
a. Dengan menggunakan bagian tajam dan tumpul dari jarum
b. Dengan menggunakan kapas
c. Dengan menggunakan tabung panas dan dingin
d. Dengan menggunakan tekanan ringan dari ujung pensil
e. Dengan meminta pasien menunjukkan bagian tubuh mana yang diperiksa
Pembahasan:
Diagnosis= Morbus Hansen
Tes sensibilitas suhu: tabung panas dan dingin
Tes sensibilitas nyeri: ujung tajam dan tumpul dengan jarum
Tes sensibilitas raba: dengan kapas digoreskan ke lesi
186. Seorang wanita, usia 17 tahun, datang dengan keluhan gatal di bagian
pantatnya. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Gatal hilang
timbul dan mucnul terutama setelah menstruasi. Pasien sudah ke dokter,
sembuh namun timbul lagi. Pasien sering mengenakan celana pendek. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan plakat dan macula hiperpigmentasi dengan tepi
papul-papul erimatous; hiperpigmentasi; erosi; ekskoriasi; dan skuama kasar.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis adalah:
a. Pemeriksaan KOH 20%
b. Pemeriksaan cukit kulit
c. Kultur pada Saburoud agar
d. Pemeriksaan fluorescence
e.
Pembahasan:
Diagnosis= Tinea atau Candida
Pemeriksaan untuk infeksi jamur kerokan kulit dengan KOH 20% (di RSSA
10%)
Pemeriksaan cukit kulit (slit skin smear) pemeriksaan untuk Morbus
Hansen
Kultur Saburoud agar kultur untuk semua fungi dan dermatofit (tapi lama)
Pemeriksaan fluorescence

187. Seorang bayi laki-laki, usia 1 bulan, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan rewel, sering menangis, dan tidak mau minum selama 1
minggu ini. Dari pemeriksaan, bayi tampak rewel, tidak semangat minum. Dari
pemeriksaan, bayi tampak letargi, nadi 120x/menit, lemah, isi kurang, suhu
tubuh 36.20C, kedua ekstremitas terasa kaku dan keras. Apa yang
menyebabkan kondisi pada pasien tersebut?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Hiperglikemia
d. Sepsis
e.
Pembahasan:
Hipoglikemia: adalah hilangnya kandungan gula dalam darah secara
abnormal.
Sebab: hiperinsulinemia, inborn error of metabolism, medikasi, alcohol,
prolonged starvation, infeksi
Gejala: Whipples triad (gejala hipoglikemia, GDS rendah <72 mg/dl, gejala
membaik dengan pemberian glukosa)
o Gejala counterregulatory hormone: gemetar, anxietas, nervousness,
palpitasi, takikardi, berkeringat, pallor, dingin, basah, midriasis,
paresthesia, lapar, borborigmus, nausea, vomiting, abdominal discomfort,
headache
o Gejala neuroglikopenia: perubahan mental, moodiness, depression,
menangis, negativism, irritabilitas, perubahan kepribadian, labilitas emosi,
fatigue, weakness, apathy, lethargi, tidur, confusion, amnesia, dizziness,
delirium, automatisme, ataxia, paralysis, paresthesia, generalized/focal
seizure, stupor, koma, abnormal breathing
Hipotermia: temperature tubuh <350C
Sebab:
Gejala:
o Mild: menggigil, hipertensi, takikardi, takipnea, vasokonstriksi, cold
diuresis, mental confusion, hepatic dysfunction, hyperglycemia, aktivasi
simpatis
o Moderate: menggigil hebat, muscle mis coordination, gerak lambat dan
susah, mild confusion, stumbling pace, pale, cyanosis
o Severe: penurunan TD, HR, RR, difficulty in speaking, sluggish tinking,
amnesia, inability to use hands and stumbling, cyanosis, inkoodinasi otot,
incoherent behavior, stupor, organ fail, clinical death
Sepsis
Kriteria Sepsis (SIRS + fokus infeksi) setidaknya dua dari kriteria berikut:
Tachypnea >20x/menit atau pada BGA PCO2 <32 mmHg
Suhu >38.5 atau <360C
WBC <4.000/ml atau >12.000/ml
HR >90x/menit
188. Seorang wanita, usia 24 tahun, datang ke praktekan anda dengan
mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan dirasakan sejak 3
hari yang lalu dan memberat sejak 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan VS baik. Dari pemeriksaan ginekologi ditemukan adanya perdarahan
yang keluar dari vagina. Kemudian dokter merujuk pasien ke RS terdekat tapi
pasien menolak, namun kondisi pasien memberat. Akhirnya dokter memberikan
penanganan awal dan merujuk setelah pasien setuju. Apa bentuk karakteristik
profesionalisme dari dokter tersebut?
a. Beneficence
b. Non-maleficence
c. Justice
d. Altruism
e. Veracity
Pembahasan: lihat no. 177 (tapi jawabannya bingung A apa B)

189. Seorang anak perempuan, usia 15 tahun, diperiksakan ke poli jiwa oleh
orang tuanya karena suka mengulangi dan menirukan perbuatan orang lain,
kadang kata-kata orang lain. Hal ini muncul paling parah saat anak terkejut.
Anak sendiri merasa lelah karena seringkali menirukan perbuatan orang lain
tapi tidak dapat berhenti. Kondisi ini disebut:
a. Katalepsia
b. Kataplexia
c. Eksentrik
d. Echolalia
e. Echopraxia
Pembahasan:
Katalepsia: is a nervous condition characterized by muscular rigidity and
fixity of posture regardless of external stimuli, as well as decreased
sensitivity to pain.
Kataplexia: sudden and transient episode of loss of muscle tone, often
triggered by emotions such as laughing, crying, terror, etc.
Eksentrik: refer to unusual or odd behavior on the part of an individual. This
behavior would typically be perceived as unusual or unnecessary, without
being demonstrably maladaptive.
Echolalia: is the automatic repetition of vocalizations made by another
person.
Echopraxia: is the automatic repetition of movements made by another
person
190. Seorang anak, usia 5 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan pucat sejak 1
bulan yang lalu. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-). Dari
pemeriksaan fisik didapatkan anemik (+), Icterik (+), murmur sistolik grade II/6
di seluruh katup, hepar 3 cm dibawah kostae dan 3 cm dibawah processus
xyphoideus, spleen Schuffner III, tanpa limfadenopati. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 5.2 g/dl, leukosit 7300/ml, hematokrit 15.8%,
trombosit 185.000/ml, MCV 53, hipokrom mikrositer anisopoikilositosis ringan
polikromasia. Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang tepat:
a. Serum Fe
b. Darah lengkap
c. Kadar G6PD
d. Analisis Hb
e. Hapusan sumsum tulang
Pembahasan:
Diagnosis=thalassemia (severe anemia, hepatosplenomegaly, profound
microcytosis, blood smear anisopoikilositosis, peningkatan HbF, HbA2,
atau keduanya).
Thalasemia penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara
resesif, dimana sintesis Hemoglobin (Hb) tidak seimbang karena ada
produksi yang kurang/tidak ada produksi salah satu rantai globin RBC
mudah rusak hemolisis.
Thalasemia- mayor ditandai: anemia parah, gagal tumbuh. Extramedullary
hematopoiesis tjd sebagai respon anemia: hepatosplenomegali, skull
bossing. Pada Xray: hair on end karena peningkatan aktivitas sumsum
tulang.
Pemeriksaan penunjang: Dx definitifnya ditegakkan dg pemeriksaan Hb
elektroforesis Thalasemia-: Hb Barts dan HbH; Thalasemia-: HbF.
191. Seorang laki-laki, usia 29 tahun, dibawa ke UGD karena mengamuk dan
melukai orang-orang sekitarnya sejak 3 hari yang lalu. Pasien pernah
didiagnosis gangguan jiwa 10 tahun yang lalu. Diagnosis pasien tersebut
adalah:
a. Psikotik akut
b. Gangguan waham menetap
c.
d. Skizofrenia kronis eksaserbasi akut

e.
Pembahasan:???
192. Seorang dokter PKM ingin melakukan penelitian eksperimental pada 3
kelompok ibu hamil dengan pemberian pemberian suplementasi yang berbeda
(Fe, Zn, dan kombinasi Fe-Zn). Efektivitas suplementasi dihitung berdasarkan
kadar Hb (g/dL). Analisis dilakukan dengan membandingkan kadar Hb pada
ketiga kelompok tersebut. Analisis statistik yang digunakan:
a. Student t-tes
b. One way ANOVA
c. Kai kuadrat
d. T-independent
e. T-berpasangan (paired)
Pembahasan:
193. Seorang anak laki-laki umur 13 tahun datang ke klinik dokter, dengan
keluhan gatal hampir seluruh tubuh sejak 3 hari, gatal dirasakan pada malam
hari terutama di sela jari, pergelangan tangan dan daerah pusat. Adik pasien
juga mengalami gejala yang serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ruam
eritema, terowongan, papul dan vesikel, dan di ujung terowongan ada
ekskoriasi. Organisme penyebab yang paling tepat:
a. Tricophyton sp
b. Dermatophagoides sp
c. Demodex sp
d. Sarcoptes scabei
e. Pediculus corporis
Pembahasan:
Diagnosis= Scabies
4 kriteria diagnosis scabies:
Pruritus nocturnal (gatal pada malam hari)
Menyerang orang secara berkelompok
Terdapat terowongan di tempat predileksi (tempat dengan stratum corneum
tipis)
Ditemukan organisme penyebab diagnosis pasti (Sarcoptes scabei)
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.

Anda mungkin juga menyukai