Brawijayaa
Brawijayaa
12 JANUARI 2013
1.
Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena
demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Demam hilang timbul, dan disertai
menggigil serta muntah sebanyak 4x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, suhu tubuh 39.50C, dan terdapat hepatosplenomegali. Dari
pemeriksaan sediaan darah ditemukan adanya gametosit berbentuk pisang.
Organisme penyebab dari penyakit ini adalah:
a. Plasmodium falciparum
b. Plasmodium knowlesii
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
e. Plasmodium vivax
Pembahasan
2.
Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena
demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Demam hilang timbul, dan disertai
menggigil serta muntah sebanyak 4x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, suhu tubuh 39.50C, dan terdapat hepatosplenomegali. Dari
pemeriksaan sediaan darah ditemukan adanya gametosit berbentuk pisang.
Vektor penyebaran dari penyakit ini adalah:
a. Anopheles sp.
b. Chrysops sp.
c. Aedes aegypti
d. Phlebotomus sp.
e. Culex spp.
Pembahasan
Anopheles sp vector untuk Plasmodium falciparum
Chrysops sp. vector untuk cacing Loa Loa
Aedes aegypti vector untuk Dengue virus
Phlebotomus sp. vector untuk Leishmania
Culex sp vector untuk Wuchereria bancrofti
3.
Anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan muncul
bintik-bintik merah di seluruh tubuh sejak 1 hari lalu. Seminggu sebelumnya
pasien dirawat inap di RS karena demam berdarah. Saat dipulangkan, kondisi
baik dan hasil laboratorium normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB=16
kg dan terdapat ptechie di seluruh tubuh, tidak ada hepatosplenomegali. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 5.4 g/dL; leukosit 7.800/ml; dan trombosit
24.000/ml. Diagnosis pada anak ini adalah:
a. Leukemia akut
b. ITP akut
c. ITP kronis
d. Trombositosis
e. Dengue fever
Pembahasan
ITP adalah Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Artinya purpura yang muncul
karena kurangnya jumlah trombosit yang tidak diketahui penyebabnya. Pada
anak, biasanya ITP didahului adanya infeksi sebelumnya, terutama infeksi virus
sekitar 2-3 minggu sebelumnya. Bisa juga ITP terjadi setelah anak diberi
imunisasi. Tanda khas adalah turunnya jumlah trombosit di bawah normal.
4.
Seorang laki-laki, usia 20 tahun, dibawa polisi ke UGD karena kecelakaan lalu
lintas. Didapatkan fraktur femur kanan terbuka dengan perdarahan sebanyak
1.500 ml. Pemeriksaan didapatkan TD 70/40 mmHg; nadi 140x/menit; RR
28x/menit; dan akral dingin, pucat, basah. Gangguan asam basa apakah yang
akan terjadi bila shock pada pasien tidak teratasi:
a. Asidosis metabolic
b. Asidosis respiratorik
c. Alkalosis metabolic
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis metabolic dan respiratorik
Pembahasan:
Hypovolemic shock adalah suatu kondisi medis/operatif di mana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat sehingga menyebabkan kegagalan multi organ
akibat volume sirkulasi yang inadekuat dan perfusi jaringan yang inadekuat.
Akibat insufisiensi oksigen, asam piruvat akan diubah menjadi laktat sehingga
terjadi peningkatan rasio laktat terhadap piruvat dan menurunkan potensial
redox dari mitokondria (glikolisis anaerob). Hal tersebut akan menyebabkan
acidosis laktat intraseluler. Bila insufisiensi oksigen tidak teratasi, maka sistem
buffer seluler akan mengalami exhaustion sehingga terjadi acidosis laktat
ekstraseluler. Acidosis laktat ekstraseluler akan mengakibatkan metabolic
acidosis.
5.
Seorang laki-laki, usia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan mudah lelah
dan sering mengantuk sejak 6 bulan yang lalu. Sejak 3 bulan yang lalu, berat
badannya turun dan pasien merasa sering haus dan lapar. Pasien mengaku
kurang berolah-raga. Ibu pasien merupakan penderita DM. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pada pasien:
a. Gula darah sewaktu
b. Pemeriksaan reduksi urine
c. HbA1C
d. Pemeriksaan hormone insulin
e. Pemeriksaan fruktosamin
Pembahasan :
Pengakan diagnosa DM berdasarkan PERKENI Pertama, skrining factor
resiko DM yaitu:
- kelompok usia dewasa tua ( > 45 tahun )
- kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
- tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
- riwayat keluarga DM
- riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram
- riwayat DM pada kehamilan
- dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl
- pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
Kedua, untuk memastikan pasien menderita DM, harus memenuhi gejala klasik
DM yaitu polifagia, poliuria, polifagia, dan penurunan Berat badan disertai
dengan GDA >= 200 atau GDP >= 126
6.
: warna keruh
: warna jernih
: warna xantochrome
Seorang dokter di PKM menemukan TBC pada balita di daerahnya. Dokter ingin
meneliti lebih lanjut dengan tujuan untuk menganalisis asosiasi antara
kelengkapan imunisasi dengan kejadian TB. Penelitian ingin dilakukan dengan
cara yang cepat dan biaya yang efisien. Model penelitian yang sesuai adalah:
a. Case report
b. Case series
c. Case control
d. Cohort
e. Cross sectional
Pembahasan: penelitian retrospektif case control
8.
Seorang laki-laki, usia 58 tahun, datang dengan keluhan sering buang air kecil.
Keluhan disertai dengan peningkatan nafsu makan namun berat badan turun
terus. Riwayat Ibu diketahui menderita DM dan ayah menderita HT. Orang tua
pasien bercerai sejak pasien berumur 10 tahun. Dan diketahui, ayah pasien
meninggal mendadak 1 tahun yang lalu. Pasien mempunyai anak laki-laki usia
30 tahun dan perempuan usia 27 tahun. Identifikasi masalah keluarga pasien di
atas dengan cara:
a. Family Apgar
b. Family circle
c. Family Lifeline
d. Family Lifecycle
e. Family genogram
9.
10. Seorang petugas cold chain sebuah puskesmas, menemukan suhu dilemari es
tempat penyimpanan vaksin hepatitis B mencapai -5 derajat celsius pada
pemeriksaan pagi. Pada pemeriksaan sore hari sebelumnya suhu lemari es
masih dalam kisaran normal. Petugas kemudian melapor kepada dokter kepala
puskesmas untuk segera ditindak lanjuti. Apa yang tindakan yang harus
dilakukan?
a. Mengembalikan vaksin ke dinas kesehatan kabupaten
b. Mengubah suhu lemari es ke kisaran normal
c. Menyatakan vaksin sudah rusak
d. Melakukan uji kocok vaksin
e. Membuang vaksin
Pembahasan:
Warna dan Kejernihan
Merupakan indikator kestabilan vaksin.
Vaksin polio harus berwarna kuning orange. Bila warnanya berubah menjadi
pucat atau kemerahan berarti pH nya telah berubah sehingga tidak stabil
dan tidak boleh digunakan.
Vaksin toksoid, rekombinan, dan polisakarida berwarna putih berkabut. Bila
menggumpal atau ada endapan, maka sudah pernah beku, tidak boleh
digunakan.
Uji kocok untuk membuktikan vaksin pernah membeku atau tidak. Caranya
kocok vaksin, diamkan selama 60 menit, bila ada endapan, jangan
digunakan.
11. Seorang dokter akan melakukan penelitian hubungan antara penjudi dengan
kejadian kanker hati. Dari data didapatkan fakta bahwa penjudi mempunyai
resiko penyakit kanker hati yang meningkat. Data lain menyebutkan bahwa
penjudi
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi
alkohol,
kebiasaan
mengkonsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker hati. Hal-hal yang
mempengaruhi analisis hasil penelitian adalah:
a. Bias
b. Chance
c. Confounding
d. Variabel perantara
e. Variabel luar
12. Seorang anak laki laki umur 3 tahun dibawa ibunya ke poliklinik karena demam
tinggi sejak 2 hari yang lalu disertai batuk pilek. Riwayat anak ini adalah kejang
setiap kali demam tinggi. Anak tersebut sudah diberikan obat penurun panas
tapi ibu korban takut anaknya akan kejang lagi. Dari pemeriksaan fisik di
temukan nadi 87x/menit dan suhu tubuh 39,5 0C. Terapi yang dapat diberikan
adalah:
a. Fenitoin
b. Luminal
c. Diazepam
d. Carbamazepin
e. Asam valproate
Pembahasan:
Jenis kejang demam:
Kejang demam kompleks: kejang demam yang lebih lama dari 15 menit
baik bersifat fokal atau multiple, ataupun kejang berulang dalam 1 hari.
Indikasi
Obat
Pembahasan:
URAKUS
Sinus urogenitalis dihubungkan dengan umbilicus melalui allantois allantois
mengalami obliterasi menjadi urakus yang menghubungkan apeks buli-buli
dengan umbilicus menjadi ligamentum umbilikalis medius jika obliterasi
tidak lengkap menyebabkan :
a. Persisten (fistula) urakus
Lumen urakus tetap terbuka masih ada hubungan antara buli-buli dengan
umbilicus.
Tanda klinis keluar urine dari umbilicus
Pemeriksaan kadar kreatinin, VCUG, fistulografi, metilen blue
b. Kista urakus
Obliterasi hanya terjadi di prosimal dan distal, bag.tengah berupa kista.
Tanda benjolah infraumbilikus, bias terinfeksi (sepsis), bias terbentuk
batu didalamnya
c. Diverticulum urakus
Masih terbukanya urakus di sisi distal.
Jarang muncul gejala klinis, bias ganas menjadi adenokarsinoma buli-buli
Dx sitografi, sistoskopi, CT scan
d. Sinus urakus
Terbukanya urakus di sisi umbilicus, berupa kantong terbuka.
Gejala keluar cairan melalui umbilicus, bias infeksi sehingga cairan
purulent
Dx sinografi dan sistografi
EKSTROFIA BULI-BULI
Dinding abdomen bawah berhubungan langsung dengan permukaan dalam
dinding posterior buli-buli urine yang keluar dari muara ureter tidak
tertampung.
a. Ekstrofia buli-buli klasik (60%)
Massa merah menonjol diregio suprapubis, dengan dinding buli-buli dan
trigonum terpapar keluar, dan muara uretra yang epispadias mengeluarkan
urine.
Dapat disertai hernia inguinalis indirek, testis retraktil, prolapse rektum
b. Ekstrofia kloaka (10%)
c. Epispadias (30%)
Muara uretra berada di dorsum penis dan jarak antara simfisis pubis tidak
terlalu jauh
14. Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan
lemah dan sesak napas. Pasien memiliki riwayat DM selama 15 tahun. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/100 mmHg, nadi 110x/menit, dan RR 40x.
Tampak wajah pasien sembab, konjungtiva anemis, dan ditemukan ronki basah
halus di seluruh lapangan paru. Kulitnya kasar seperti bekas garukan
(ekskoriasi) dan terdapat edema ekstremitas. Produksi urine 200cc/12 jam.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan: hiperglikemia, kalium 7,4 mmol/L,
natrium 136 mEq/L. Hal yang perlu dilakukan sebelum merujuk ke RS terdekat?
a. Pemberian Na Bic
b. Injeksi Ca glukonas
c. Injeksi D40% dan insulin
d. Pemberian furosemide
e. Pemberian spironolactone
Pembahasan:
Diagnosa Uremic lung (Pulmonary oedema) d.t kidney failure d.t DM type II,
HIperkalemia, Hiperglikemia
Tatalaksana :
a. Pulmonary oedema
- The patient is placed in the sitting position, and
- High concentration oxygen administered via mask.
- CPAP is often helpful. Artificial ventilation is required in severe cases.
Anti depressant :
o
SSRI (fluoxethine, sertraline)
o
Tryciclic antidepressant (amytriptiline)
o
Tetracyclic antidepressant (maprotiline), atypical, MAOinhibitor
(moclobemide)
16. Seorang wanita, usia 25 tahun, dengan usia kehamilan 10 minggu G1P0Ab0,
datang ke Puskesmas dengan keluhan mual muntah setiap bangun pagi selama
1 minggu ini. Pasien juga merasa nyeri ulu hati, tidak nafsu makan dan nampak
lelah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium; TD 90/60
mmHg; nadi 100x/menit, turgor kulit kulit kembali lambat, dan mata cekung.
Obat yang diberikan untuk pasien ini:
a. Diazepam
b. Piridoxin
c. Ondansetron
d. Domperidone
e. Dexamethasone
Pembahasan
Diagnosa : Hiperemesis Gravidarum
Piridoksin
10mg
dikombinasikan
dengan
doxylamine
(antihistamin) 12,5 mg tiap 8 jam.
o
Antihistamin (dipenhydramine, promethazine, dimenhydrinate, dll)
o
Anti emetic bila pengobatan lini pertama (piridoksin+ antihistamin)
gagal
17. Seorang wanita, usia 36 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan keluar
darah dari jalan lahir sejak 3 jam yang lalu. Pasien G1P0A0, mengaku sedang
hamil 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, tidak
didapatkan nyeri perut, defans muscular (-). Pada VT didapatkan darah (+)
sedikit, serviks terbuka 1 cm tapi tidak teraba jaringan plasenta. Diagnosis yang
tepat pada pasien ini adalah:
a. KET
b. Plasenta previa
c. Solusio plasenta
d. Abortus insipient
e. Mola hidatidosa
Pembahasan
Abortus insipien : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
18. Seorang wanita, usia 25 tahun, datang ke puskesmas, dengan keluhan keluar
cairan kental kuning kehijauan dari telinga kanan disertai dengan penurunan
pendengaran tanpa rasa sakit. Pasien mengaku sering seperti ini (keluar cairan
dari telinga) sejak umur 5 tahun biasanya disertai dengan batuk pilek. Pada
pemeriksaan otoskop tampak membran timpani perforasi di tengah, terdapat
sekret kuning kental, hiperemi (-). Diagnosis pada pasien adalah:
a. Otitis media kronis
b. Otitis media serosa
c. Otitis media supuratif akut
Artemeter
4.
Artemisinin
Dihidroartemis
inin
Oral 250mg
Suppositoria:
100/200/300 / 400/
500mg/supp
Oral : 20/60/80 mg
Suppositoria : 80 mg/
sup
Injeksi i.m :
150mg/amp
1
2
3
(200mg)
H3
1
1
1
Total tablet
2
4
6
7-8
Catatan :
5.
Artheether
a. Sidik jari
b. Superimposisi wajah
c. Properti pakaian
d. Sidik gigi
e. Data medic
Pembahasan:
Kehandalan teknik identifikasi ini bukan saja disebabkan karena
ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris menyamai ketepatan teknik sidik jari,
akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah material biologis
yang paling tahan terhadap perubahan lingkungan dan terlindung. Gigi
merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman data
dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa
gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut, pertama
karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisi bahan organik
dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas bahan anorganik
sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindungi.
Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan masing-masing
mempunyai lima permukaan.
26. Seorang laki-laki, usia 68 tahun, datang dengan keluhan mual muntah. Keluhan
ini disertai sesak. Pasien diketahui menderita HT sejak 20 tahun lalu tapi tidak
rutin berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/120 mmHg, N
110x/menit, RR 28x/menit, conjunctiva anemis, rhonki basah halus di basal
paru, JVP meningkat, asites (+), edema tungkai. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 8 g/dL, creatinin 14, BUN 200. Pada foto thorax didapatkan
kardiomegali. Diagnosisnya pada pasien ini adalah:
a. Dekompensasio kordis
b. Hipertensi paru
c. Penyakit gagal ginjal kronis
d. Edema paru
e.
Pembahasan:
Gejala CKD:
- Anemia karena hambatan eritropoietin
- Hipertensi gangguan rennin angiotensin aldosteren
- Metabolic asidosis
- Azotemia
- Sesak karena uremic lung, ALO
Komplikasi:
1. Kardiomegali karena hipertensi kronis komplikasi HF
2. ALO terjadi retensi urin perbedaan tekanan osmotic dan onkotik
3. Edema anasarka
4. Sindrom uremic ensefalopati, uremic lung
27. Seorang laki-laki, usia 17 tahun, datang dengan keluhan suara parau sudah 2
bulan. Keluhan disertai batuk dan kadang disertai darah. Pasien tinggal
serumah dengan kakak pasien yang menderita TB. Pemeriksaan penunjang
yang harus dilakukan?
a. Darah lengkap
b. Pewarnaan gram
c. Pewarnaan KOH
d. Pewarnaan BTA
e. Rontgen leher AP/lateral
Pembahasan:
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan bakteriologi: Merupakan diagnostik pasti, ditegakkan bila
ditemukan kuman Mycobacterium tuberculosis, pada pemeriksaan bahan
sediaan langsung dan kultur dahak. Dahak diambil 3x, selama 3 hari berturut
turut. Dahak yang baik untuk diperiksa adalah dahak yang berasal dari
rongga dada, dahak agak kental dan kehijauan seperti nanah, ludah tidak
perlu diperiksa.
2. Pemeriksaan Radiologi (Rontgen)
Sesuai dengan anjuran Moncrief maka 17/20 bagian dari total cairan
diberikan dalam bentuk larutan Ringer Laktat dan 3/20 bagian diberikan dalam
bentuk koloid. Ringer laktat dan koloid diberikan bersama dalam botol yang
sama. Dalam 8 jam pertama diberikan jumlah total ciran dan dalam 16 jam
berikutnya diberikan jumlah total cairan. Formula tersebut hanyalah suatu
pedoman, suatu estimasi yang kasar. Jangan sekali-kali fanatik terhadap
formula tersebut melainkan selalu dikoreksi melalui tanda-tanda klinis
penderita dan laboratorium apakah cairan yang diberikan sudah memadai.
Pengelolaan Nyeri
Nyeri yang hebat dapat menyebabkan neurogenik syok yang terjadi pada
jam-jam pertama setelah trauma. Morphin diberikan dalam dosis 0,05 mg/Kg
(iv).
Perawatan luka
a. Perawatan pertama
- Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air dingin, yang terbaik
dengan temperatur 20oC selama 15 menit
- Luka bakar tingkat I tidak memerlukan pengobatan khusus, dibersihkan
dan diberi analgetika saja.
- Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan seluruh tubuhnya,
rambutnya dikeramasi, kuku-kuku dipotong, lalu lukanya dibilas dengan
cairan yang mengandungdesinfektan seperti sabun cetrimid 0,5% (savlon)
atau Kalium permanganat. Kulit-kulit yang mati dibuang, bullae dibuka
karena kebanyakan cairan di dalamnya akan terinfeksi
b. Perawatan Definitif
- Perawatan tertutup
Setelah luka bersih, ditutup dengan selapis kain steril berlubang-lubang
(tulle) yang mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika lalu
dibebat tebal untuk mencegah evaporasi dan melindungi kulit dari trauma
dan bakteri. Sendi-sendi ditempatkan pada posisi full extension.
- Perawatan Terbuka
Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering akan
menjadi lapisan eschar. Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar.
Penderita dirawat di dalam ruangan isolasi. Setiap eschar yang pecah
harus diberikan obat-obatan lokal dan dikontrol bila ada penumpukan pus
dibawah eschar maka haru dilakukan pempukaan eschar (escharotomi).
- Perawatan Semi terbuka
Sama seperti perawatan terbuka tetapi diberikan juga obat-obatan lokal.
Obat lokal berberntuk krim yang akan melunakkan eschar dan
memudahkan perawatan untuk dibersihkan.
- Obat-obatan lokal
Silver sulfadiazin krim 1% diberikan sehari sekali. Silver sulfadiazin
bekerja sebagai bakterisida yang efektif terhadap kuman gram positif.
- Mandi
Badan penderita setiap 1-2 hari setelah resusitasi selesai harus
dibersihkan dari kotoran yang melekat dengan memandikannya. Luka
dibilas dengan cairan yang mengandung desinfektan (savlon 1:30 atau
Kalium Permanganat 1:10.000). Escharotomi pada perawatan terbuka
umumnya dikerjakan pada minggu kedua dengan cara eksisi memakai
pisau, dermatom, elektro eksisi atau enzimatik (kolagenase).
- Skin Grafting
Skin grafting sangat penting untuk penderita untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi kehilangan cairan.
- Antibiotika Sistemik
o Bakteri yang berada pada luka umumnya gram positif dan hanya
berkembang setempat, tetapi bakteri gram negatif seperti
pseudomonas sangat invasif dan banyak menimbulkan sepsis. Karena
banyaknya jaringan nekrotik pada luka bakar maka penetrasi
antibiotika sistemik ke luka tidaklah meyakinkan. Oleh karena itu
antibiotika sistemik digunakan bila timbul gejala sepsis. Macam
antibiotika ditentukan dari kultur dari bagian yang terinfeksi, baik luka,
darah maupun urine.
32. Seorang dokter ingin melakukan studi yang membandingkan hubungan antara
perokok dan non perokok dengan kejadian stroke. Data diambil dari orang
perokok dan non-perokok yang sudah mengalami stroke dan yang belum
mengalami stroke. Metode analisis data yang digunakan:
a. Student t-tes
b. ANOVA
c. Chi square
d. Regresi linier
e.
Pembahasan:
Karena data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif analisis
menggunakan chi square.
33. Seorang laki-laki, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mata
kuning sejak 3 hari ini disertai dengan keluhan mual dan muntah. Teman
sekantornya juga banyak yang mengalami keluhan serupa. Pada pemeriksaan
fisik pasien compos mentis, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit,
sclera ikterik, dan hepatomegali ringan. Pemeriksaan yang tepat untuk pasien
adalah:
a. IgM anti HAV
b. IgM anti HBc
c. IgM anti HCV
d. IgM anti HDV
e. IgM anti HEV
Pembahasan:
Diagnosis Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti
kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan
kencing yang berwarna hitam pekat.
Penularan fekal-oral menyerang satu kelompok orang
34. Seorang perempuan, usia 58 tahun datang ke praktik pribadi dokter dengan
keluhan perut membesar sejak 3 bulan. Pemeriksaan fisik terdapat anemia,
sclera ikterik, tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan hepar teraba
keras, permukaan tidak rata dan nyeri tekan (+). HbsAg (+), alfa fetoprotein
1000/l. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Sirosis hepatis
b. Hepatoma
c. Abses hepar
d. Hepatitis akut
e. Hepatitis kronis
Pembahasan:
ALFA FETOPROTEIN
AFP adalah suatu protein plasma yang dihasilkan oleh yolk sac (kantong kuning
telur) dan hati selama kehidupan janin. AFP ini diketahui tidak memiliki manfaat
pada orang dewasa yang sehat. Jadi, kadar yang meningkat dapat
menunjukkan kelainan.
Kadar normal dari AFP adalah di bawah 10 ng/ml. Kenaikan sedang sampai 500
ng/ml dapat terjadi pada penderita hepatitis kronik. Sedangkan kadar di atas
500 ng/ml hanya terdapat pada :
1. Kanker hati
2. Kanker testis dan ovarium
3. Proses penyebaran kanker yang telah mencapai hati
HEPATITIS
HEPATOMA
Kriteria
diagnosa
Kanker
Hati
Selular
(KHS)
menurut
PPHI
(Perhimpunan PenelitiHati Indonesia), yaitu:
1. Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa disertai bising arteri.
2. AFP (Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari 500 mg per ml.
3. Ultrasonography (USG), Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann
(CT Scann),
Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Angiography
a t a u p u n Positron Emission Tomography (PET) yang menunjukkan adanya
KHS.
4. Peritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya KHS.
5. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan KHS.
Diagnosa KHS didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria
atau hanya satuyaitu kriteria empat atau lima.
35. Seorang perempuan, usia 68 tahun, datang ke tempat praktik dokter dengan
keluhan pucat dan lemah sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat gagal terapi TB paru
4 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik pasien compos mentis, konjungtiva
anemis, TD 120/70 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 28x/menit, Tax 37,8 0C.
Pemeriksaan lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
8 g/dL, leukosit 4.200/ml, dan trombosit 200.000/ml. Anemia pada pasien
disebabkan oleh:
a. Perdarahan akut
b. Penyakit kronis
c. Efek samping obat
d. Autoimun
e. Kekurangan zat besi
Pembahasan:
ANEMIA PENYAKIT KRONIK
36. Seorang laki-laki, usia 48 tahun, datang ke dokter dengan keluhan pucat dan
mudah lemah sejak 1 minggu. Sebelumnya pasien mengaku BAB mengeluarkan
darah segar sejak 1 tahun dan sering diberi obat lewat dubur. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 8
g/dL, leukosit 4.200/ml, dan trombosit 200.000/ml. Penyebab anemia pada
pasien ini adalah:
a. Perdarahan
b. Penyakit kronis
c. Efek samping obat
d. Autoimun
e. Kurang zat besi
Perdarahan:
Diagnosis Hemorroid
HEMOROID
Adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena hemoroidales.
Tanda dan gejala :
- Perdarahan merah segar bisa tidak bercampur feses, jumlah bervariasi
- Dapat prolapse, bisa reduksi spontan, lama kelamaan harus dimasukkan
sendiri, bahkan tak dapat dimasukkan
37. Seorang perempuan, usia 25 tahun G6P4A1 dengan usia kehamilan 9 bulan
datang ke dokter dengan keadaan shock dan lemah. Riwayat sebelumnya
persalinan telah dibantu oleh dukun dan didorong perutnya. Dari pemeriksaan
didapatkan perdarahan pervaginam, nyeri di atas simfisis, bundle ring sign (+),
teraba bagian janin. Diagnosis yang paling mungkin dari pasien:
a. Partus lama
b. Rupture uteri
c. Involusio uteri
d. Solusio placenta
e. Placenta previa
Pembahasan:
RUPTUR UTERI
Gejala dan tanda :
- Perdarahan intraabdominal dan atau vaginal
- Nyeri hebat sebelum perdarahan atau syok, dan kemudian hilang setelah
terjadi regangan hebat pada perut bagian bawah
- Bundle of ring (+) cincin retraksi patologis
Factor predisposisi :
- Riwayat SC
- Partus lama / kasep
- Disproporsi kepala/fetopelvik
- Kelainan letak/presentasi
- Persalinan traumatic
Komplikasi :
- Syok, takikardia
- Cairan bebas intraabdomen
- Hilang gerak dan DJJ
- Bentuk uterus abnormal/kontur tak jelas
- Nyeri raba/tekan dinding perut
- Bagian janin mudah di palpasi
38. Seorang bayi lahir 6 jam lalu dengan berat lahir 2300 gram. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan wajah bayi terlihat seperti orang tua, kulit kering dan keriput,
garis pada telapak kaki memanjang sampai bagian posterior. Umur kehamilan 9
bulan, ibu menderita diabetes mellitus. Kondisi bayi tersebut adalah:
a. Dismaturitas
b. Berat bayi sesuai usia kehamilan
c. Prematuritas murni
d. Bayi menderita kelainan bawaan
e. Bayi menderita DM
Pembahasan:
Diagnosa Dismaturitas, karena usia kehamilan 36 minggu seharusnya berat
badan bayi mencapai 2500 g
- Preterm Infant atau bayi prematur, yaitu bayi yng lahir pada umur kehamilan
tidak mencapai 37 minggu.
- Term Infant atau bayi cukup bulan (Maturelaterm), yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan lebih dari pada 37 42 minggu.
- Post Term Infant atau bayi lebih bulan (Postrem/Postmature) yaitu bayi yang
lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu
- Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat nbadan sesuai dengan berat badan masa kehamilan
(berat badan terletak antara presentil ke-10 sampai presentil ke-90 pada
intrauterin).
- Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterin.
39. Anak laki-laki 2 tahun dibawa oleh orang tuanya ke UGD RS dengan keluhan
rewel dan menangis melengking seperti kesakitan sejak 1 hari yang lalu. Pasien
juga mulai tidak mau makan dan minum serta ada riwayat demam tinggi dan
keluar cairan kehijauan dari telinga pasien sejak 1 minggu lalu. Riwayat
imunisasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 115x/menit,
suhu 39,50C. Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 11, kaku kuduk (+),
peningkatan tonus otot, Babinski (+/+). Hasil pemeriksaan cairan serebrospinal:
keruh, reaksi nonne dan pandy (+), jumlah sel 11.000/ml, protein 180 mg/dl.
Pada kultur didapatkan bakteri H.Influenzae. Apakah vaksin yang seharusnya
dapat diberikan untuk mencegah kejadian tersebut?
a. HPV
b. MMR
c. Influenzae
d. Hepatitis B
e. Meningokokus
Pembahasan:
Pemeriksaan tes Pandy (+) pada:
Diabetes
mellitus;
Brain
tumor (Meningioma, Acoustic
neuroma,
Ependymoma); brain abscess; Spinal cord tumor; Multiple sclerosis; Acute
purulent Meningitis; Granulomatous Meningitis; Carcinomatous Meningitis;
Syphilis (protein
may
be
normal
if longstanding);
GuillainBarr
syndrome [Infectious polyneuritis] (Protein rises after 57 days); Cushing's
disease; Connective tissue disease; Uremia; Myxedema; Cerebral
hemorrhage
Pencegahan untuk infeksi Haemofilus influenza tipe B adalah vaksin Hib
Gejala Meningitis H. influenza:
Altered cry; Lethargy; Nausea or vomiting; Fever; Headache; Photophobia;
Meningismus; Irritability; Anorexia; Seizures
Pemeriksaan Fisik:
Fast heart rate; Fever; Mental status changes; Stiff neck
40. Telah terjadi kejadian luar biasa DBD di sebuah desa. Kemudian dokter
puskesmas di desa tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
DBD melalui siaran radio setempat. Hal ini sesuai dengan prinsip five star
doctor, yaitu:
a. Manager
b. Care provider
c. Communicator
d. Community leader
e. Decision maker
Pembahasan: lihat no. 24
41. Diketahui terjadi peningkatan kasus TB di suatu wilayah, pada tahun 2010
jumlahnya 56 orang, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi 75 orang.
Hal ini didapatkan dari survei yang dilakukan kader kesehatan setempat
dengan mendatangi penduduk dari rumah ke rumah. Survei seperti ini
dinamakan:
a. Surveillans sentinel
b. Surveillans epidemi aktif
c. Surveillans epidemi pasif
d. Surveillans epidemi khusus
e. Surveillans epidemi rutin terpadu
Pembahasan:
Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan Surveilans
epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor
resiko kesehatan.
Surveilans epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan Surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau
situasi khusus kesehatan
Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada
periode tertentu serta populasi atau wilayah tertentu untuk mengetahui
lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau
factor resiko kesehatan.
Penyelenggaraan berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemilogi dimana unit
Surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan
kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Surveilans Pasif, adalah Penyelenggaraan Surveilans epidemiologi dimana
unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
42. Seorang wanita, usia 60 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan bengkak dan
sulit berjalan. Pasien sudah menderita hipertensi dan DM sekitar 20 tahun.
Kemudian dokter memberikan penjelasan mengenai penyakitnya dan konseling
tentang gizi. Penanganan yang dilakukan dokter ini:
a. Holistik
b. Komprehensif
c. Kontinyu
d. Kolaboratif
e. Koordinatif
Pembahasan: penjelasan ada di no. 178 (peace reek :D)
43. Seorang laki laki, usia 50 tahun, datang ke UGD dengan keluhan demam dan
luka bernanah di telapak kaki yang tak kunjung sembuh. Sekitar 2 minggu yang
lalu kakinya tertusuk paku, kemudian luka meluas sampai ke punggung kaki
dan berbau busuk tapi tidak menimbulkan rasa nyeri. Pasien memiliki penyakit
DM namun tidak rutin minum obat. Saat ini pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu 380C, RR 22x/menit, Tax
380C, dan GDS 450g/dL. Terapi untuk pasien ini:
a. Sulfonilurea
b. Biguanide
c. Acarbose
d. Thiazolidinedione
e. Insulin
Pembahasan:
Jawaban: E
Indikasi pemberian insulin:
penurunan BB cepat
hiperglikemi berat+ketosis
DM dengan kondisi stress berat: operasi, infark miokard, stroke, infeksi
KAD atau HHS
Hiperglikemi+ asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OAD dengan dosis optimal
Kehamilan dengan DM yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat
Kontraindikasi atau alergi OAD
44. Seorang anak perempuan berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke UGD RS dengan
keluhan kejang beberapa menit yang lalu. Saat kejang, anak demam tinggi.
Kejang terjadi pada kedua tangan dan kaki selama 5 menit kemudian kejang
berhenti. Kejang 1x dalam 24 jam. Pasien pernah mengalami kejang serupa
pada usia 18 bulan. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, HR
110x/menit, RR 28x/menit, suhu 39,2 0C. Gejala gangguan neurologis tidak ada.
Diagnosisnya:
a. Meningitis
b. Encephalitis
c. Meningoencephalitis
d. Kejang demam sederhana
e. Kejang demam kompleks
Pembahasan:
Kejang Demam Sederhana Kejang
Demam Status epileptikus
Kompleks
Lama <15menit
>15 menit
>30menit
Kejang umum tonik- Kejang
fokal
ato Kejang berulang
klonik
parsial 1 sisi ato Diantara kejang tidak
kejang
umum
Dapat berhenti sendiri
sadar
didahului
parsial
Tanpa gerakan fokal
Tidak berulang dalam Berulang dlm 24jam
Diantara kejang tidak
24jam
sadar
Setelah kejang sadar
45. Seorang pria, usia 65 tahun, mengalami penurunan kesadaran saat di tempat
tidur. Pada pemeriksaan fisik, dengan rangsang nyeri didapatkan mata
membuka sedikit, tangan bergerak di samping kepala dan kaki bergerak ke
arah tidak beraturan dan pasien merintih kesakitan. GCS pada pasien:
a. E2M5V3
b. E3M5V2
c. E2M4V3
d. E2M5V2
e. E2M4V2
Pembahasan: sudah jelas
46. Seorang bayi berumur 2 bulan, datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu.
Pemeriksaan fisik menunjukkan bising usus meningkat dan pada pemeriksaan
mikroskopik tinja didapatkan gambaran ragi, hifa semu dan blastospora. Obat
yang tepat pada penyakit di atas adalah:
a. Nystatin
b. Amoxicillin
c. Griseofulvin
d. Ampothericin B
e. Kloramfenikol
Pembahasan:
Case oral trush d.t Candida
Nystatin (originally named Fungicidin) is a polyene antifungal medication to
which many molds and yeast infections are sensitive, including Candida
The treatment of choice for thrush is oral nystatin suspension, although
numerous antifungal agents are effective. Resistance to nystatin is rare
47. Seorang wanita, usia 48 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan utama
sering kencing sejak 2 bulan, disertai sering haus, dan BB turun. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium: GDA
360mg/dL dan kolesterol total 290 mg/dL. Apa penyebab keluhan utama?
a. Polydipsi
b. Dyslipidemia
c. Lypolisis
d. Hiperglikemia
e. Proteolysis
Pembahasan:
Hiperglikemi menyebabkan neuropati nervus pudendus sehingga menyebabkan
pasien sulit menahan kencing
Hiperglikemi merupakan akibat dari resistensi insulin sehingga menyebabkan
glukosa yang masuk tidak dapat dimetabolisme dan diubah menjadi energy
yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya banyak glukosa yang bebas di pembuluh
darah yang tidak bisa diabsorbsi. Menyebabkan pasien sering merasa lapar
karena kurang ATP.
48. Seorang anak perempuan, usia 4 tahun dibawa ke UGD RS oleh orang tuanya
karena kejang, sudah 3 kali sejak pagi, tipe kejang lengan dan kaki kelojotan,
mata melirik ke atas, kejang selama 15 menit, setelah kejang tidak sadar, dan
belum bangun saat di bawa ke RS. Pasien sempat mengalami batuk pilek
sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan nadi 124x/menit; RR 12 x/menit; Tax
38,50C. Pemeriksaan yang harus segera dilakukan?
a. Pungsi lumbal
b. EEG
c. Elektrolit darah
d. CT scan kepala
e. MRI kepala
Pembahasan:
Kasus KDK >15 menit, Kejang fokal ato parsial 1 sisi ato kejang umum
didahului parsial, Berulang dlm 24jam, Diantara kejang tidak sadar
Pemeriksaan EEG pada kejang demam dapat memperlihatkan gelombang
lambat di daerah belakang yang bilateral, sering asimetris, kadang-kadang
unilateral. Pemeriksaan EEG dilakukan pada kejang demam kompleks atau
anak yang mempunyai risiko untuk terjadinya epilepsi. Pemeriksaan pungsi
lumbal diindikasikan pada saat pertama sekali timbul kejang demam untuk
menyingkirkan adanya proses infeksi intra kranial, perdarahan subaraknoid
atau gangguan demielinasi, dan dianjurkan pada anak usia kurang dari 2
tahun yang menderita kejang demam (Sari Pediatri, 2002).
Sumber lain: EEG dilakukan untuk mencari penyebab pada kejang tanpa
demam; pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis terutama untuk kejang demam yang pertama;
pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mencari sumber infeksi.
49. Seorang laki-laki, usia 55 tahun, dilaporkan meninggal akibat radang paru-paru
berat. Dari pemeriksaan PCR yang terstandarisasi WHO didapatkan virus H5N1
dari sediaan dahak. Pasien berasal dari daerah cluster avian flu dan dalam 1
bulan dilaporkan ada 3 kasus serupa. Kasus tersebut adalah?
a. Probable case
b. Possible case
c. Definit case
d. Suspect case
e. Certain case
Pembahasan:
Possible case A possible case is usually a case with the clinical criteria
as described in the casedefinition without epidemiological or laboratory
evidence of the disease in question.The definition of a possible case has high
sensitivity and low specificity. It allows for detection of most cases but some
false positives cases will be included into this
A suspected case is a case that meets clinical case definition; meaning
the signs and symptoms a person has or presents with are consistent or
compatible with a particular disease.
A probable case A probable case is usually a case with clinical criteria
and an epidemiological linkas described in the case definition. Laboratory
tests for probable cases are specified only for some diseases category.
A confirmed case should be laboratory confirmed and may fulfil the clinical
criteria or not as described in the case definition. The definition of a
confirmed case is highly specific and less sensitive; therefore most of the
collected cases will be true cases although some will be missed.
50. Seorang pasien, usia 50 tahun, datang ke puskesmas mengeluh muncul bercak
merah di dada yang menyebar ke punggung, lengan, tangan, hingga lipat paha.
Bercak terasa gatal bila aktivitas dan kena keringat. Pemeriksaan status
dermatologis didapatkan papula eritematous, skuama kasar, eritema, plak, dan
pada pemeriksaan KOH 20% ditemukan sel ragi. Pada biakan Saburoud agar
ditemukan koloni warna coklat mengkilat dan permukaan basah. Penyebab
penyakit adalah:
a. Malassezia furfur
b. Tinea
c. Candida albicans
d. Tricophyton sp
e. Microsporon sp
Pembahasan:
Malassezia furfur:
o Koloni: creamy yellow hingga brown, smooth or lightly wrinkled
o Mikro: yeast-like conidia, globose to ellipsoidal in shape, round at one end
and blunt at the other, few rudimentary hyphal elements, sexual spore (-)
Candida
o Koloni: cream to yellowish, pasty, smooth, glistening to dry/wrinkled
o Mikro: pseudohyphae, blastoconidia (grape like cluster), terminal
chlamydoconidia
Tricophyton:
o Koloni: white, cream, yellow, reddish, orange buff, granular, purple, deep
purple,
o Mikro: macroconidia thick walled, long, cylindrical, microconidia, cigar
shaped
Microsporon
o Koloni: white, pink deep rose, light yellow, yellowish, greenish buff,
cinnamon brown, dark brown; glabrous to velvety, terminal vesicle.
o Mikro: septate hyphae, microaleurioconidia, macroaleurioconidia, some
hyphae often thick walled and highly segmented, spore (-)
51. Seorang anak perempuan, usia 9 tahun, datang dengan keluhan ada lubang di
depan lubang telinga kirinya. Lubang diketahui sudah ada sejak anak berusia 5
tahun namun akhir-akhir ini keluar cairan kuning kental dan kadang berbau.
Riwayat pernah terjadi bengkak di lubang tersebut 1 tahun yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik terdapat lubang di depan tragus diameter 1 mm, bila
dipencet keluar cairan kekuningan sedikit, tidak ada tanda radang. Diagnosis
dari pasien tersebut:
a. Tragus accesorius kiri
b. Abses pre-aurikular kiri
c. Fistel pre-aurikular kiri
BLOOD
LOSS
(%
EBV)
NADI
(x/min)
TD
CRT
RESPIRASI
DIURESIS
(ml/hr)
MENTAL
STATUS
FLUID
THERAPY
<15%
15-30%
30-40%
>40%
<100
>100
>120 lemah
>140
118/72
N
14-20
>30
110/80
>2
20-30
20-30
70-90/50-60
>2
30-40
10-20
Sistolik <50/60
>2
>40
0-10
N/gelisah
Gelisah
Somnolen
Somnolen/Koma
Crystalloid/RL
1,5 L atau
koloid 1 L
Crystalloid/RL
1 L dan koloid
1L
Kristaloid
+
blood/RL 1 L +
koloid 0,5 L +
blood 1-1,5 L atau
PRC 0,5-0,75 L
Kristaloid
+
blood/RL 1 L +
koloid 1 L + blood
2 L atau PRC 1 L +
koloid 1 L
54. Seorang wanita, usia 67 tahun, pasca stroke 6 bulan yang lalu, diantar anaknya
ke dokter karena mengeluh sulit tidur sejak 3 minggu. Bila tidur, pasien sering
terbangun dan susah tidur kembali. Pasien juga tidak mau menjalani terapi
rehabilitasi fisik untuk memullihkan kondisinya pasca stroke dan tidak mau
makan. Apa jenis gangguan tidur pasien?
a. Early insomnia
b. Middle insomnia
c. Late insomnia
d. Somnabulisme
e. Parasomnia
Pembahasan:
Somnabulisme sleepwalking
Parasomnia peristiwa episodic abnormal yg terjadi selama tidur, misal
somnabulisme(sleepwalking), nightmare/ mimpi buruk, night terrors
Insomnia
o insomnia inisial: Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur, dimana keadaan
ini sering dijumpai pada orang-orang muda.Berlangsung selama 1-3 jam
dan kemudian karena kelelahan ia bisa tertidur juga. Tipe insomnia ini
bisa diartikan ketidakmampuan seseorang untuk tidur.
o
intermitent insomnia: Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe
insomnia ini dapat masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam
akan terbangun dan tertidur kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang
kali.
o insomnia terminal/late insomnia : Terbangun pada waktu pagi yang sangat
dini disebut juga dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan
cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak
dapat tidur lagi
55. Seorang laki-laki, usia 20 tahun, mengeluh ketombe di kepala sejak 3 bulan
yang lalu. Pasien stress dan riwayat urtikaria (+). Pemeriksaan status
dermatologis ditemukan eritema pada wajah terutama dahi, kulit sekitar alis,
dan plica nasolabialis. Diagnosisnya:
a. Dermatitis atopi
b. Dermatitis kontak alergi
c. Dermatitis kontak iritan
d. Dermatitis seboroik
e. Neurodermatitis
Pembahasan:
Predileksi
Daerah kepala kulit kepala, telinga bag luar, liang telinga
Wajah alis, kelopak, gabella, lipatan nasolabial, dagu
Tubuh bag atas presternum, interscapula, areola mammae
Hasil
konsepsi
Insipient
Hsil konsepsi
di rongga
Inkomplit
Komplit
Missedabortio
n
Hasil konsepsi Hsil konsepsi Kmatian janin
Sebag uda
kluar slruhnya UK<20mgg
Blighted ovum
Tidak
bertumbuhn
masi ada
uterus,
di dlm
menuju
rongga
ostium uteri
uterus
eksternum
Perdarah Perdarahan
an
Cramping
Cramping
pain hebat
pain
Ost. Uteri
Uterus
terbuka
sebandin
teraba
g UK
ketuban
nonjol
Ostium
tertutup
kluar ost.
Uterus
externum,
sbag masi di
cav uteri
Perdarahan
>> bs syok
Nyeri
Ost uteri
terbuka, traba
jaringan
dr cav uteri
dimana
8mgg janin
Perdarahan (-)
blm kluar dr
Nyeri (-)
cavum uteri
Corpus uteri
Gejala
<UK
khamilan
Ost uteri
menghilang
tertutup
Rawan
gangguan faal
hemostasis
ya janin
Hasil
konsepsi
hanya
berupa
kantong
amnion+plac
enta
Perdarahan
Klainan
kromosom
58. Seorang wanita, usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 2 bulan, datang ke UGD
dengan keluhan mual muntah. Keluhan ini diikuti dengan nyeri ulu hati dan
pasien tidak bisa makan dan minum selama 7 hari. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 30x/menit, Tax
36,80C. Nyeri tekan epigastrium (+). Pemeriksaan laboratorium: GDS 65, Keton
3+. Diagnosis pasien tersebut:
a. Gastritis akut
b. Gastritis kronis
c. Diabetes gestasional
d. Hyperemesis gravidarum
e. Irritabel bowel syndrome
Pembahasan:
Hiperemesis gravidarum mual- muntah pada kehamilan trimester1 kurang
lebih 6minggu stlh haid terakhir selama 10minggu, sampai menggaggu
aktivitas dan KU buruk
Etiologi
Predesposisi primigravida, mola, gemelli
Organiik alergi akibat masuknya villi chorialis dlm sirkulasi, perubahan
metabolic akibat hamil, resistensi ibu menurun
Psikologi
Patofisiologi
Esterogen meningkat mual muntah dehiidrasi, hipoNa, hipoCl,
hemokonsentrasi mengurangi perfusi darah jaringan penumpukan zat
toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksuidasi
lemak tdk sempurna ketosis
Hipokalemi meningkatkan frekuensi muntah Mallory weiss tear dan
kerusakan hepar
Grading Hiperemesis Gravidarum
Grade 1: muntah, lemah, penurunan nafsu makan, penurunan BB, tanda
dehidrasi (+)
Grade 2: grade 1+ tanda syok+ nafas bau aseton
Grade 3: Grade @+ Samnolen- koma komplikasi encephalopati
wernicke
Terapi:
1. Isolasi di kamar tenang
2. Iv line D5 2-3L/hari
3. Kontrol dieresis
4. Piridoksin p.o
5. Sedative: fenobarbital
6. Keadaan berat: antiemetic metoclorpramid, clorpromazin, disiclomine
hidrocloride
7. Tx psikologis
8. Abortus terapeutik jika pengobatan gagal dan gejala makin buruk
59. Kepala Puskesmas X sedang memeriksa maslaah kesehatan yang ada di
daerahnya. Untuk menentukan prioritasnya, kepala Puskesmas menggunakan
metode PAHO. Berikut hasil skoringnya:
Masalah
Kesehatan
Besarnya
masalah
Tingkat
Dukungan
Kepdulian
keparah
teknologi
masyarakat dan
an
pejabat
TBC
4
6
9
3
Hipertesi
7
4
4
5
Gizi Buruk
2
4
5
2
Diare
6
4
7
2
DBD
3
5
3
7
Prioritas masalah kesehatan yang harus ditangani adalah:
a. TB
b. Hipertensi
c. Gizi buruk
d. Diare
e. DBD
Pembahasan:
TB
22 merupakan prioritas masalah kesehatan yang harus
ditangani
HTN 20
Gibur 13
Diare 19
DBD 18
60. Bayi perempuan, usia 3 hari, dibawa ke puskesmas dengan keluhan benjolan di
belakang kepala. Bayi lahir spontan di bidan, BBL=3200 gr, dengan waktu
persalinan yang agak lama karena ibu kehabisan tenaga saat mengejan.
Setelah lahir, gerak bayi cukup kuat, langsung menangis kencang, dan
langsung menyusu pada ibu. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di occipital
ukuran 10 cm, kemerahan, lunak, dan tidak melewati garis tengah. Penanganan
yang tepat adalah?
a. Antibiotic peroral
b. Evakuasi perdarahan
c. Observasi lebih lanjut
d. Pemasangan VP shunt
e. Kompres dengan larutan fisiologis
Pembahasan:
Cephal hematoma
Caput succedaneum
perdarahan subperiosteal akibat kerusakan edema kulit kepala anak karena
jaringan poriesteum karena tarikan atau
tekanan dari jalan lahir kepada kepala
tekanan jalan lahir.
anak. merupakan benjolan yang difus
kepala,
Berbatas tegas
Tidak berbatas tegas
Teraba fluktuasi
Lunak, tidak berfluktuasi
Tidak melampaui batas sutura
Melampaui batas sutura
Berisi darah
Berisi cairan getah bening
Hilang lama (minggu- bulan)
Hilang dalam beberapa jam atau 2-4
hari
Manajemen:
Manajemen:
cephal hematoma umumnya tidak
Caput succedaneum tidak memerlukan
memerlukan perawatan khusus. Biasanya
pengobatan khusus dan biasanya
akan mengalami resolusi khusus sendiri
menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono
dalam 2-8 minggu tergantung dari besar
Prawiroharjo.2002)
Berikut
adalah
kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai
penatalaksanaan secara umum yang
adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama bisa diberikan pada anak dengan
menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan
caput succedaneum :
penatalaksanaan khusus antara lain:
1.
Bayi dengan caput
1.
Menjaga kebersihan luka.
succedaneum diberi ASI langsung
2.
Tidak boleh melakukan massase
dari ibu tanpa makanan tambahan
luka/benjolan cephal hematoma.
apapun, maka dari itu perlu
3.
Pemberian vitamin K.
diperhatikan penatalaksanaan
4.
Bayi dengan cephal hematoma tidak
pemberian ASI yang adekuat dan
boleh langsung disusui oleh ibunya
teratur.
2.
61. Seorang laki-laki, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarganya ke puskesmas karena
tidak sadarkan diri. Dari pemeriksaan yang dilakukan, ternyata didapatkan
tanda pasti kematian berupa lebam mayat pada punggung, berwarna merah
livide, yang hilang dengan penekanan, dan kaku mayat di seluruh tubuh yang
sulit dilawan. Perkiraan waktu kematian?
a. <3 jam
b. 3-6 jam
c. 6-12 jam
d. 12-24 jam
e. >24 jam
Pembahasan:
LEBAM MAYAT
20/60
3 4 JAM
6 8 JAM
____I_________II_______________III___
INTRA
INTRA + EXTRA
EXTRA
62. Seorang anak usia 2 bulan dengan imunisasi lengkap sebelumnya. Datang ke
praktek anda ingin melanjutkan imunisasi, imunisasi apa yang anda berikan?
a. BCG, polio 1
b. Hep B 2, polio 2, DPT 1
c. Hep B 3, polio 3, DPT 2
d. Polio 4, DPT 3
e. Campak
Pembahasan:
Imunisasi di usia 2 bulan BCG, polio 1, DTP 1
64. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun datang diantar oleh seorang polisi ke
UGD RS anda. Pasien baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas, dan
mengalami trauma kepala dan fraktur femur kanan kiri terbuka. Tampak
perdarahan masif. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah tidak terukur, nadi sulit
teraba, napas gasping, acral dingin, pucat, basah. Tindakan awal yang
dilakukan adalah:
a. Memberitahukan pada keluarga bahwa pasien sudah mati
b. Memberitahukan polisi agar dibuatkan permintaan visum
c. Melakukan resusitasi jantung paru otak
66. Seorang dokter di sebuah puskesmas menemukan kasus campak didaerah kerja
puskesmasnya. Dia ingin mengerti lebih jauh dan bertujuan mendiskripsikan
perjalanan penyakit campak yang berakhir dengan kematian. Rancangan
penelitian apa yang sesuai dengan ilustrasi diatas?
a. Case control
b. Case report
c. Case series
d. Cross sectional
e. Cohort
Pembahasan: penelitian prospektif cohort
67. Pasien wanita, umur 30 tahun, datang dengan keluhan pusing sejak 6 bulan
yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan keluhan nafsu makan yang
menurun, mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gizi kurang,
lemah, pucat, conjungtiva anemis, atropi papil lidah dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 7 g/dl, retikulosit index < 10%, MCV >100, MCHC
>30. Kelainan anemia pada kasus ini adalah:
a. Anemia normokrom-normositer
b. Anemia normokrom-makrositer
c. Anemia hipokrom mikrositer
d. Anemia mikrositik
e. Anemia makrositik
Pembahasan:
Anemia makrositik MCV meningkat
Hiperkrom MCHC meningkat
Retikulosit menurun banyak RBC yang belum matur sel lebih besar
68. Bayi perempuan, usia 3 hari, dibawa ke puskesmas dengan keluhan benjolan di
belakang kepala. Bayi lahir spontan di bidan, BBL=3200 gr, dengan waktu
persalinan yang agak lama karena ibu kehabisan tenaga saat mengejan.
Setelah lahir, gerak bayi cukup kuat, langsung menangis kencang, dan
langsung menyusu pada ibu. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di occipital
ukuran 10 cm, kemerahan, lunak, dan tidak melewati garis tengah. Apa
diagnosis kasus tersebut:
a. Spina bifida
b. Caput succedanum
c. Meningocele
d. Cephal hematom
e. Omphalocele
Pembahasan: lihat no.60
69. Seorang wanita, usia 25 tahun, dibawa ke UGD karena tiba-tiba mengalami
kejang. Sebelum kejang, 3 hari yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala. Pasien
telah terdiagnosis HIV(+). Gambaran CT scan kepala didapatkan lesi bulat
dengan tepi ring enhancement dan edema otak di daerah basal ganglia. Infeksi
oportunis apa yang diderita pasien tersebut:
a. Toxoplasmosis cerebri
b. Cysticercosis sellulosa
c. Amoebic brain abscess
d. Malaria cerebral
e. Amoebic granulomatous abscess
Pembahasan:
CT scan pada CNS Toxoplasmosis
Berupa lesi nodular tunggal maupun multiple, dengan menggunakan kontras
ditemukan lesi kavitas berdinding tipis dengan ring enhancement, dan
edema di white matter
75% nodul ditemukan di basal ganglia, selain itu bisa di cerebellum,
brainstem, dan spinal cord.
Bisa juga ditemukan perdarahan dan kalsifikasi. Cerebral atrofi ditemukan
pada sekitar 1/3 pasien, terutama akibat kerusakan sel karena virus HIV
Pembahasan:
Papula pruritik, vesikel dengan berbagai derajat; 2-4 tumbuh, kemudian
menjadi krusta; tersebar pada tubuh dan kemudian wajah dan ekstremitas; 710 hari; terulang beberapa tahun kemudian mengikuti distribusi dermatomal
(zoster, shingles). Didahului gejala prodromal berupa demam, malaise.
74. Seorang perempuan, usia 27 tahun, dengan usia kehamilan 5 bulan, datang ke
poliklinik mengeluhkan nyeri saat kencing. Dari pemeriksaan urin didapatkan
bakteriuria. Antibiotik apa yang sebaiknya dihindari pada pasien ini:
a. Ciprofloxacin
b. Eritromisin
c. Ampicillin
d. Cefadroxil
e. Amoksisilin
Pembahasan:
Terapi antibiotic untuk infeksi saluran kemih meliputi :
Golongan beta laktam berupa penisilin (Amoxicillin) dan sefalosporin
(cefadroxil) kategori pregnansi B
Trimethoprim Sulfamethoxazole kategori pregnansi C
Fluoroquinolon (Ciprofloxacin) tidak boleh untuk wanita hamil, kategori
pregnansi C, menembus plasenta
Tetrasiklin, doksisiklin, Minoksiklin untuk infeksi Chlamidia, tidak boleh
untuk wanita hamil kategori pregnansi C, bisa menmbus plasenta
Aminoglikosida (gentamisin, amikasin, tobramisin) digunakan kombinasi
dengan antibiotic lain untuk mengatasi UTI berat kategori pregnansi D
Makrolid (clarithromycin, azithromycin, erythromycin) digunakan untuk STD
kategori pregnansi B
Nitrofurantoin untuk sistitis dan UTI berat yang sampai mengganggu ginjal
kategori pregnansi B
75. Seorang bayi laki-laki, usia 1 bulan, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan rewel, sering menangis, dan tidak mau minum selama 1 minggu ini.
Dari pemeriksaan, bayi tampak rewel, tidak semangat minum. Pemeriksaan di
rongga mulutnya didapatkan bercak putih kekuningan menimbul pada lidah
dengan kemerahan di sekitarnya. Kemungkinan penyebabnya:
a. Cryptococcus meningitis
b. Penicillium marneffei
c. Paracoccidioides braziliensis
d. Malassezia furfur
e. Candida albicans
Pembahasan:
Bayi dengan thrush mengeluh nyeri, sulit diberi makan, rewel
Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak warna putih di mulut, bibir, lidah, gusi,
dan palatum. Jika dikerok dasarnya eritema dan ada bercak perdarahan.
Plaknya tidak mudah dikerok.
a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis non-alergi
c. Rhinitis kronis
d. Rhinitis atrofi
e. Rhinitis vasomotor
Pembahasan:
Rhinitis vasomotor
Etiologis: gangguan keseimbangan vasomotor, dapat dipengaruhi oleh :
Obat-obatan yang menekan dan menghambat saraf simpatis ergotamine,
chlorpromazine, obat antihipertensi, obat vasokonstriktor local
Factor fisik asap rokok, udara dingin, kelembaban tinggi, bau yang
merangsang
Endokrin hamil, pubertas, hipotiroidism
Psikis cemas dan tegang
Manifestasi
Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan, tergantung posisi
Terdapat rinorea mucus atau serous jarang disertai bersin dan gatal pada
mata
Gejala memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur karena perubahan
suhu ekstrem dan suhu lembab dan etiologi yg sdh disebutkan sblmny.
RA edema mukosa, konka merah gelap/tua/pucat, permukaan bisa
licin/berbenjol
Pada rongga hidung ada secret mukoid
Pada golongan rinorea: secret serosa dan dalam jumlah banyak
Tes kulit (-)
Terapi
Hindari factor penyebab
Terapi simptomatis : dekongestan oral, diatermi, kauterisasi konka yang
hipertrofi dengan nitras argenti 25% atau triklorasetat pekat, bisa juga
dengan kortikosteroid topical berupa budesonid 2 x 100-200 mikrogram atau
fluticasone propionate 1 x 200 mikrogram
Operasi dengan bedah beku, kauterisasi, atau konkotomi konka inferior
Neurektomi nervus vidianus
77. Seorang anak laki-laki, 3 tahun terperosok ke dalam sumur. Terdapat luka di
dahi. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran: membuka mata dengan
rangsang nyeri, verbal menangis tak terbujuk, motoris abnormal ekstensi.
Pemeriksaan lebih lanjut ditemukan pola pernafasan Biot/apneustik, reflek
pupul pin point, respon postural deserebrasi. Kemungkinan lesinya ada di:
a. Cortex
b. Thalamus
c. Midbrain
d. Pons
e. Medulla
Pembahasan:
78. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke praktek dokter umum meminta
untuk disuntik vitamin C untuk membuat kulitnya lebih cantik. Dokter menolak
dengan alasan tidak ada indikasi medis. Pasien memaksa dokter untuk
melakukan dan mengatakan tidak ada alasan untuk menolak karena ini adalah
badannya dan pasien mempunyai uang sehingga pasien berhak mendapat
suntik vitamin C. Dokter mengajak pasien berdiskusi sambil memberi
penjelasan. Apakah kaidah bioetik yang paling sesuai?
a. Beneficence
b. Autonomy
c. Justice
d. Confidential
e. Veracity
Pembahasan:
6 Asas Etika Kedokteran yang bersifat universal:
Principle of respect of autonomy: asas menghormati otonomi pasien, pasien
mempunyai kebebasan mengetahui & memutuskan apa yang akan dilakukan
terhadapnya, pasien berhak dihormati pendapat & keputusannya & tidak
boleh dipaksa informed consent.
Principle of veracity (kejujuran): dokter hendaknya mengatakan secara jujur
apa yang sebenarnya terjadi, apa yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat terjadi, informasi yang diberikan hendaknya sesuai tingkat pendidikan
pasien, dokter harus jujur pada pasien dan diri sendiri.
Principle of non-maleficence (asas tidak merugikan): pedoman primum non
nocere, dokter tidak melakukan tindakan yang tidak perlu dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan
supaya resiko fisik, psikologik, dan social akibat tindakan tersebut seminimal
mungkin.
Principle of beneficence (asas manfaat): semua tindakan dokter harus
bermanfaat
bagi
pasien
untuk
mengurangi
penderitaan
atau
memperpanjang
hidup,
dokter
diwajibkan
membuat
rencana
perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan yang shahih & dapat berlaku
umum, kesejahteraan pasien diutamakan.
Principle of confidentiality (asas kerahasiaan): dokter harus menghormati
kerahasiaan pasien sekalipun pasien telah meninggal dunia.
Principle of justice (asas keadilan): dokter harus berlaku adil dan tidak berat
sebelah waktu merawat pasien.
79. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke praktek dokter umum meminta
untuk disuntik vitamin C untuk membuat kulitnya lebih cantik. Dokter menolak
dengan alasan tidak ada indikasi medis. Pasien memaksa dokter untuk
melakukan dan mengatakan tidak ada alasan untuk menolak karena ini adalah
badannya dan pasien mempunyai uang sehingga pasien berhak mendapat
suntik vitamin C. Dokter mengajak pasien berdiskusi sambil memberi
penjelasan. Apa yang dapat menjelaskan hubungan dokter-pasien tersebut?
a. Individual/commercial
b. Cultural based
c. Collaborative
d. Paternality
e. Independent
Pembahasan:
Individual: beranggapan bahwa pasien mempunyai hak mutlak atas tubuh
dan nyawanya sendiri. Oleh karena itu, semua keputusan tentang
pengobatan dan perawatan sepenuhnya berada di tangan pasien yang
mempunyai hak atas dirinya sendiri.
Paternalistic: dokter berperan sebagai orang tua terhadap pasien atau
keluarganya. Segala keputusan tentang pengobatan dan perawatan berada
dalam tangan dokter sebagai pihak yang mempunyai pengetahuan tentang
pengobatan, sementara pasien dianggap tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengobatan.
Reciprocal dan collegial: mengelompokkan pasien dan keluarganya sebagai
inti dalam sebuah kelompok, sedangkan dokter, perawat, dan para
professional kesehatan lainnya harus bekerja sama untuk melakukan yang
terbaik bagi pasien dan keluarganya. Hak pasien atas tubuh dan nyawanya
tidak dipandang mutlak menjadi kewenangan pasien, tetapi dokter & staf
medis lainnya harus memandang tubuh dan nyawa pasien sebagai prioritas
utama yang menjadi tujuan pelayanan kesehatan yang dilakukan. Keputusan
yang diambil bersifat resiprokal (memberi dan menerima, dan collegial
(pendekatan kelompok yang setiap anggotanya mempunyai masukan &
tujuan yang sama).
Yang cultural based, collaborative, ama independent ga nemu. Tapi mungkin
collaborative sama kayak reciprocal and collegial.
80. Seorang laki-laki, usia 73 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan susah BAB. Riwayat menderita hipertensi dan diabetes. Pasien tinggal
bersama dengan seorang istri yang berusia 70 tahun dan seorang pembantu.
Anak-anaknya tinggal di kota yang sama yang tidak jauh dari kediamannya.
Dokter berencana melibatkan anggota keluarga dalam penatalaksanaannya dan
menilai dinamika dan fungsi keluarga dalam memberikan bantuan, kasih
saying, dan kebersamaan. Apakah metode yang sesuai untuk menilai fungsi
keluarga tersebut?
a. Family Apgar
b. Family Circle
c. Family Lifeline
d. Family Lifecycle
e. Family Genogram
Pembahasan:
Family APGAR (Adaptasi, Partnership, Growth, Afeksi (kasih sayang),
Resolve/penyelesaian/komitmen) kuosioner skrining singkat yang dirancang
untuk merefleksikan kepuasaan anggota keluarga terhadap status fungsional
keluarga (lihat no. 8).
81. Seorang laki-laki, usia 58 tahun, dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran sejak 1 hari sebelumnya. Sejak 2 tahun ini pasien menderita DM.
Satu minggu terakhir pasien mengalami batuk disertai demam. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan GCS 2-2-2, tekanan Darah 90/70 mmHg, nadi
100x/menit, laju pernafasan 28x/menit dan suhu 38 oC. Hasil pemeriksaan
penunjang Hb 12,4; leukosit 15.000; trombosit 250.000; GDS 460; kolesterol
total 240; pH 7,19; pCO2 18,6; HCO3 19; Base Excess 20; keton urin +4.
Apakah pencetus yang memperburuk kondisi pasien?
a. Sepsis
b. Anemia
c. Trombositopenia
d. Leukositosis
e. Dislipidemia
Pembahasan:
Infeksi merupakan faktor pencetus yang paling utama pada KAD dan KHH. Di
samping itu pemberian insulin dengan dosis yang tidak adekuat, juga
merupakan faktor pencetus untuk terjadinya KAD pada penderita DM tipe 1.
Faktor pencetus lain adalah CVD, penyalahgunaan alkohol, trauma, emboli paru
dan infark miokard. Berbagai jenis obat dapat pula mengganggu metabolisme
karbohidrat,
antara
lain:
kortikosteroid,
pentamidine,
obat-obat
simpatomimetik, penghambat dan adrenergik serta diuretik, sehingga
dapat pula mencetuskan KAD dan KHH terutama pada penderita usia lanjut.
Di samping itu pada penderita DM tipe 1 onset baru biasanya terdiagnosis
pertama kali karena KAD. KHH juga dapat terjadi pada penderita DM tipe 2 usia
lanjut yang tidak menyadari kondisi hiperglikeminya dan kurang mendapat
asupan cairan yang cukup pada saat diperlukan. Pada penderita DM tipe 1 yang
disertai problem psikologik sehingga terjadi gangguan selera makan dapat pula
menjadi faktor pemicu KAD yang berulang.
82. Penyakit Avian Influenza bermula di suatu provinsi di Cina pada September
2004. Angka kejadian Avian Influenza meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam 1
bulan dan menginfeksi 3 provinsi yang berbeda di Cina. Dalam 3 bulan Avian
Influenza menyebar ke Negara Hongkong, Taiwan, Vietnam, Bangkok, Thailand,
dan Indonesia. Jumlah kasus mencapai 1750 dalam waktu 3 bulan. Apakah
kejadian epidemiologi yang sesuai?
a. Pandemik
b. Endemik
c. Epidemik
d. Kejadian Luar Biasa (KLB)
e. Outbreak
Pembahasan:
10.003
5.001
5.002
2100
Kematian total
Bayi lahir hidup dan mati
Bayi lahir hidup
Kematian bayi < 1 bln
Kematian bayi <1 tahun
Jumlah kematian perempuan usia 25-49
tahun
Jumlah kematian ibu hamil
Dari data demografi tersebut, berapakah angka
tahun 2011?
a. 5/103
b. 5/300
c. 5/290
d. 10/300
e. 10/290
Pembahasan:
103
300
290
5
10
25
5
Infant mortality rate selama
89. Seorang perempuan, usia 25 tahun dibawa ke UGD setelah kecelakaan motor
30 menit yang lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan pasien dapat membuka
mata dengan perintah verbal, menunjuk lokasi yang nyeri tetapi mengalami
disorientasi ketika berbicara. Berapakah skor GCS?
a. E2M4V3
b. E3M4V4
c. E2M5V4
d. E3M4V4
e. E3M5V5
Pembahasan: E3M5V4
90. Seorang wanita, usia 25 tahun, post histerektomi dengan gejala pucat.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb: 6gr/dl. Pasien mendapatkan
transfusi whole blood, dan 15 menit kemudian pasien merasa gatal-gatal,
urtikaria (+) kemudian sesak. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD: 70/40 mmHg,
nadi kecil, masih sadar, pasien dyspneu, dan terdengar wheezing expiratoar.
Penanganan pertama pada pasien ini:
a. Antihistamin dan steroid
b. Digitalis dan diuretic
c. Antibiotic
d. O2 100% dan adrenaline
e. Analgesik kuat
Pembahasan:
Jamin jalan napas bebas
Lokasikan tempat yang kena
racun
Pasang ikatan proksimal bila
tempat tsb suatu ekstremitas
Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 :
1000 lokal ke dalam tempat tsb
RINGAN
SEDANG
BERAT
Tambahkan oksigen
Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 subkutan
(ringan) atau intravena (berat)
Aminofilin 5 6 mg / kg iv dosis pertama,
kemudian 0,4 0,9 mg/kg jam iv (untuk
bronkospasme yang menetap)
Pertahankan kadar serum pada 10-20 mcg/kg
Cairan (gunakan derajat hemokonsentrasi
sebagai penuntun)
Pemantauan hemodinamik (tekanan arterial dan pengisian
jantung, curah jantung)
Cairan
Pengobatan inotropik positif menurut variabel hemodinamik
Zat vasoaktif
Bantuan hidup dasar dan lanjut sesuai metoda dan pengobatan konvensional
Henti Jantung Paru (standar ACLS )
91. Seorang wanita, usia 13 tahun, dibawa ibunya ke klinik dokter karena mengeluh
sesak. Sesak terjadi hilang timbul sejak 3 tahun belakangan ini. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi dan tidak pernah sesak sebelumnya. Kedua orang tua
sering bertengkar dan memutuskan untuk berpisah. Ketika orang tua
bertengkar pasien tiba-tiba sesak. Ketika pasien sesak, kedua orang tua akan
fokus menangani penyakitnya dan tidak jadi bertengkar. Mekanisme yang dapat
menjelaskan kasus di atas adalah?
a. Relevance
b. Boundaries
c. Association
d. Triangulation
e. Interdependence
Pembahasan:
Boundaries: Hypothetical constructs to conceptualize how various systems,
such as two dyads, or levels of systems, such as subsystems and
suprasystems are distinguished from each other.
Triangulation: A process in which a conflict-ridden, dyadic relationship is
expanded to include a third person (e.g., child, therapist) so as to cover up or
defuse the conflict. For example, a parent demands that a child sides with
him/her against the other parent. Siding with one is defined as attacking by
the other, which places the child in an intense conflict of loyalty.
Interdependence: Individuals and subsystems that comprise the whole
system are mutually dependent and mutually influenced by one another. The
idea that each persons family related behavior is associated with, depends
upon, and fits with the family behavior of every other family member.
92. Sepasang suami istri datang ke dokter untuk periksa kesehatan berkala.
Pasangan ini telah menikah selama 4 tahun namun belum mau memiliki anak
karena keduanya sibuk bekerja dan sangat aktif. Nasihat yang penting untuk
disampaikan berdasarkan siklus kehidupan keluarga adalah:
a. Reproduksi
b. Olah raga rutin
c. Tidur yang cukup
d. Makan makanan yang sehat
e. Mengatur keuangan
Pembahasan:
Family Lifecycle:
d. e.
Pembahasan: sudah jelas
95. Seorang anak lakilaki, usia 5 tahun, datang dengan keluhan kejang yang lama.
Kejang pasien berupa kaku tangan dan kaki, dengan mata melirik ke atas
selama 10 menit. Diantara kejang pasien tidak sadar. Pada pemeriksaan,
didapatkan pasien tidak sadar, masih kejang, demam dengan Tax: 39 0C, nadi =
140x/menit. Penatalaksanaan pada pasien:
a. Diazepam rectal
b. Diazepam iv
c. Fenitoin loading dose
d. Fenobarbital dosis maintenance
e. Pertahankan jalan nafas dan berikan oksigen
Pembahasan:
Pengobatan fase akut:
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar
jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk
mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat
juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian
oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan
kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat
diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik
(asetaminofen oral 10 mg/ kg BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB,
4 kali sehari).
Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase
akut, karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat. Diazepam dapat
diberikan secara intravena atau rektal jika diberikan intramuskular absorbsinya
lambat. Dosis diazepam pada anak adalah 0,3 mg/kg BB, diberikan secara
intravena pada kejang demam fase akut, tetapi pemberian tersebut sering
gagal pada anak yang lebih kecil. Jika jalur intravena belum terpasang,
diazepam dapat diberikan per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg pada berat badan lebih dari 10 kg. Pemberian
diazepam secara rektal aman dan efektif serta dapat pula diberikan oleh orang
tua di rumah.
Bila diazepam tidak tersedia, dapat diberikan luminal suntikan intramuskular
dengan dosis awal 30 mg untuk neonatus, 50 mg untuk usia 1 bulan 1 tahun,
dan 75 mg untuk usia lebih dari 1 tahun. Midazolam intranasal (0,2 mg/kg BB)
telah diteliti aman dan efektif untuk mengantisipasi kejang demam akut pada
anak. Kecepatan absorbsi midazolam ke aliran darah vena dan efeknya pada
sistem syaraf pusat cukup baik; Namun efek terapinya masih kurang bila
dibandingkan dengan diazepam intravena.
96. Seorang lakilaki, usia 40 tahun, seorang penyadap karet mengeluh kaki
kanannya bengkak. Kakinya makin lama makin bengkak sehingga tidak bisa
berjalan. Dari pemeriksaan didapatkan pembengkakan dan abses pada kaki
kanan dan pembengkakan skrotum. Dari pemeriksaan urin didapatkan chyluria.
Didapatkan microfilaria saat pemeriksaan darah di malam hari. Penyebab dari
penyakit pasien:
a. Brugia malayi
b. Brugia timori
c. Wuchereria bancrofti
d. Loa loa
e. Dracunculus medinensis
Pembahasan:
PEMBAHASAN:
Dx pasien: Filariasis
Manifestasi klinis:
o W.bancrofti
Stadium akut ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar
limfe berupa limfadenitis, limfangitis retrograd, dan khusus pada pria
dapat ditemukan funikulitis, epididimitis, dan orkitis. Pada stadium
97. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun datang diantar oleh seorang polisi ke
UGD RS anda. Pasien baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas, dan
mengalami trauma kepala dan fraktur femur kanan kiri terbuka. Tampak
perdarahan masif. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah tidak terukur, nadi sulit
teraba, napas gasping, acral dingin, pucat, basah. pemeriksaan yang tepat
untuk menentukan pasien henti jantung adalah:
a. Tidak teraba nadi di arteri pergelangan tangan
b. Tidak ada rangsangan terhadap nyeri
c. Tidak teraba nadi di arteri leher
d. Tidak bernapas
e. Tidak sadar
Pembahasan:
Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila pasien tidak sadar dan
tidak teraba denyut arteri besar, yaitu arteri femoralis dan karotis pada orang
dewasa atau brakialis pada bayi dan anak kecil.
98. Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, diantar ibunya ke praktek anda dengan
keluhan demam selama 3 minggu. Menurut ibunya, pasien sering pucat dan
biru-biru. Dari pemeriksaan fisik tampak ptechiae di seluruh badan dan
extremitas, ekimosis, dan gusi berdarah. Tidak ditemukan hepatosplenomegali,
dan limfadenopati. Dari pemeriksaan laboratorium: Hb: 5,4 gr%; hematokrit
15,4%; leukosit 2600; trombosit 24000/ul, morfologi eritrosit normokrom
normositer, retikulosit rendah. Diagnosis dari pasien ini adalah:
a. Leukemia akut
b. Anemia aplastic
c. Thalassemia
d. Anemia defisiensi besi
e. AIHA
Pembahasan:
Leukimia akut keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasi
patologis sel hematopoietik muda yang ditandai kegagalan sumsum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
lain.
o Manifestasi klinis: pucat (mendadak), panas, perdarahan (ekimosis,
petekiae, apistaksis, perdarahan gusi), hepatomegali, limfadenopati, sakit
sendi, sakit tulang, splenomegali, lesi purpura.
o PP: darah tepi: pansitopenia, limfositosis, dan didapatkan sel blas.
Anemia aplastik berkurangnya sel hematopoietik dalam darah tepi akibat
terhentinya pembentukan sel hematopoietik dalam sumsum tulang.
o Etiologi: faktor kongenital, faktor didapat
o Manifestasi klinis: pucat, lemah, perdarahan, demam,
tanpa
organomegali.
o PP: pansitopenia, limfositosis relatif.
Thalasemia anemia hemolitik herediter. Manifestasi klinis: anemia,
hepatosplenomegali, tumbuh kembang bisa terhambat, bisa terjadi demam
berulang akibat infeksi, ikterus ringan mungkin ada, perubahan pada tulang
yang menetap. PP: anemia, anisositosis, poikilositosis, sel target, tear drop
cell. Dx definitif: Hb elektroforesis.
AIHA anemia hemolitik autoimun. Manifestasi klinis: onset tiba2, trias:
anemia, jaundice, spenomegali, hematuria. PP: Coombs test (+), anemia,
trombositopenia, retikulositosis, hemoglobinuria, serum bilirubin meningkat.
Karena data yang dimasukkan adalah data jarak tempuh, yang merupakan data
numerik sehingga penelitian tidak bisa dilakukan secara observational
(penelitian observational datanya harus nominal dan ordinal) jadi harus
dilakukan secara experimental.
100. Seorang laki-laki, usia 34 tahun, datang dengan keluhan bercak kemerahan
pada kulitnya terutama di bagian siku sejak 3 minggu lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan ruam berupa makula, plakat, papula eritematous dengan
skuama warna perak. Diagnosis pada pasien adalah:
a. Veruka vulgaris
b. Condyloma acuminate
c. Psoriasis vulgaris
d. Pemfigoid bullosa
e. Pemphigus vulgaris
Pembahasan:
Veruka
Condyloma
Psoriasis
Pemfigoid
Pemfigus
Vulgaris
accuminata
vulgaris
bullosa
vulgaris
Ektremitas
Daerah lipatan yg Scalp,
Ketiak, lengan Semua selaput
ekstensor
lembab (genitalia perbatasan scalp fleksor,
lipat lendir dg epitel
eksterna)
dg
muka, paha.
skuamosa.
ekstremitas
Keadaan umum
ekstensor
buruk.
(terutama
siku,
lutut),
lumbosakral
Papul
bulat Vegetasi
Plak
eritema Bula/
vesikel Bula berdinding
berwarna abu2, bertangkai
dan meninggi
dg berdinding
kendor, mudah
besarnya
berwarna
skuama
di tegang, dapat pecah dan jadi
lentikular atau kemerahan,
bila atasnya. Skuama disertai
erosi,
klo berkonfluen telah
lama berlapis-lapis,
eritema.
Bula pembentukan
membentuk
berwarna
kasar,
warna yang
pecah krusta
lama
plakat,
kehitaman.
putih
seperti bisa jadi erosif bertahan
di
permukaan
Permukaan
mika. Fenomena yang
luas, atas
erosi.
kasar
berjonjot
tetesan
lilin, tetapi
tidak Nikolsky
sign
(verukosa).
(papilomatosa).
Auspitz, Koebner bertambah spt (+)
Fenomena
(+).
pada pemfigus
Koebner (+)
vulgaris.
101. Seorang anak laki-laki, usia 7 tahun, dibawa ibunya ke UGD karena
mengalami mimisan beberapa menit yang lalu. 4 hari sebelumnya anak
mengalami demam. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan ptechie di ekstremitas
atas dan bawah, TD 100/70 mmHg; nadi 120x/menit; RR 36x/menit; dan Tax
38.50C, akral hangat. Hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, tepi tajam,
permukaan licin. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 g/dL;
hematocrit 42%; leukosit 2.300/ml; dan trombosit 95.000/ml. Diagnosis pada
pasien ini adalah:
a. Dengue fever
b. DHF grade I
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. DHF grade IV
Pembahasan: lihat no. 139
102. Seorang wanita usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatalgatal sejak 3 bulan yang lalu, gatal terutama ketika dimarahi suami. Pasien sulit
tidur, merasa tegang, gairah bekerja turun, sulit konsentrasi, dan nafsu makan
menurun. Pemeriksaan fisik TD 150/90, kulit kaki tampak kemerahan dan
basah. Gangguan mental yang terjadi pada pasien ini adalah?
a. Psikosomatik
b. Somatoform
c. Somatisasi
d. Anxietas
e. Depresi
Pembahasan:
Psikosomatis gangguan karena faktor psikologik gejala kejiwaan tidak
jelas, yg menonjol adalah gejala gangguan fungsi/jaringan alat-alat tubuh
yang dipersyarafi susunan syaraf otonom.
Somatoform adalah keluhan-keluhan gejala fisik yang berulangulang disertai dg permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokter.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan
keterkaitan antara keluhan fisik dg problem kehidupannya.
Somatisasi salah satu bentuk gangguan somatoform. Pedoman dx:
o Adanya banyak keluhan2 fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat
dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yg sudah berlangsung
sedikitnya 2 tahun;
o Tidak mau menerima nasehat/penjelasan beberapa dokter bahwa tidak
ada kelainan fisik yg dapat menjelaskan keluhan2nya;
o Terdapat disabillitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluhannya.
103. Seorang wanita, usia 28 tahun, datang ke dokter dengan keluhan nyeri sendi
pada 2 jari tangan. Pasien memiliki riwayat anemia hemolitik. Pada
pemeriksaan fisik tampak konjunctiva anemis dan discoid rash pada dada. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8 gr/dl, leukosit 4300/ml, dan
trombosit 270.000/ml. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Rheumatoid arthritis
b. Septic arthritis
c. SLE
d. Gout arthritis
e. OA
Pembahasan:
Dx SLE: Bila ditemukan 4 dari 11 kriteria:
1. Malar rash (butterfly rash)
2. Discoid rash
3. Photosensitivity
4. Oral ulcers
5. Non-erosive arthritis: melibatkan 2 sendi perifer
6. Serositis: Pleuritis atau Pericarditis
7. Renal disorders: Persistent proteinuria atau Cellular cast
Eritema merah
cerah, batas
tegas, tepi
meninggi dg
tanda2 radang
akut. Dapat
disertai edema,
vesikel, bula.
KGB superfisial
membesar dan
nyeri.
Bila krusta
diangkat
ternyata lekat
dan tampak
ulkus dangkal dg
dasar kasar dan
tepi meninggi.
Lesi akan
sembuh dg
sikatriks.
akut yg dimulai
dg eritema lokal,
nyeri yg cepat
menyebar dan
infiltratif ke
jaringan di
bawahnya. Bisa
limfangitis (+),
bisa supurasi
(+).
skuama terasa
berlemak.
Lampu Wood:
merah
membara (coral
red)
Kadang
vesikel/bula
telah pecah shg
tampak kolaret
yg dasarnya
eritematus,
erosi,
ekskoriasi.
106. Seorang wanita usia 40 tahun, datang ke dokter dengan keluhan bibir miring
ke kiri sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini disertai nyeri daun telinga kiri dan
tambah nyeri jika daun telinga digerakkan, serta keluar cairan kekuningan dari
telinga. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. Otitis media akut
b. Otitis media kronis
c. Otitis eksterna maligna
d. Kolesteatoma
e. Bells palsy
Pembahasan:
Otitis Eksterna Maligna infeksi akut difus di liang telinga luar.
o Etiologi: Pseudomonas
o Faktor Predisposisi: Riw DM dalam keluarga
o Manifestasi Klinis: rasa gatal di liang telinga, unilateral, diikuti nyeri hebat
dan sekret yang banyak serta pembengkakan di liang telinga. Nyeri akan
menghebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi. N.facialis dapat
terkena shg timbul paresis atau paralisis fasial.
Pada pasien ini, terdapat tanda khas OE: nyeri bila daun telinga digerakkan
(nyeri tarik daun telinga dan nyeri tekan tragus), serta terdapat tanda
komplikasi ke N.facialis bibir miring. Jadi dx pasien: OE Maligna.
107. Seorang anak berusia 2 tahun, diperiksakan ke dokter karena belum bisa
berjalan. Anak tersebut umur 1 tahun baru bisa tengkurap. Saat ini hanya bisa
duduk tanpa pegangan. Bisa bicara membentuk kalimat dan bermain dengan 46 balok. Jika ditanya nama temannya bisa menjawab. Gangguan yang terjadi
adalah?
a. Gangguan perkembangan motoric halus
b. Gangguan perkembangan motoric kasar
c. Gangguan global developmental delay
d. Gangguan perkembangan bicara
e. Gangguan perkembangan social
Pembahasan:
Umu
Motorik Kasar
Motorik Halus
Sosialisasi
Bicara
r
(bula
n)
3
Mengangkat
Tangan terbuka
Senyum spontan
Cooing,
kepala
tertawa
6
Duduk
tanpa Memindahkan
Suka tidak suka
Babbling
pegangan
benda
9
Berdiri
Mengambil dg jari
Ciluk ba
Imitasi
berpegangan
suara
12
Berjalan dituntun Melepaskan benda
Datang
jika 1-2 kata
dipanggil
18
Naik
tangga Makan dg sendok
Mengikuti mimik
>8 kata
dibantu
24
Berlari
Susun
6
balok Bermain
2-3 kalimat
mainan
Pada pasien ini, usianya 2 tahun dan belum bisa berjalan, saat ini hanya bisa
duduk tanpa pegangan. Saat umur 1 tahun baru bisa tengkurap
Perkembangan motorik kasarnya terlambat, seharusnya usia 1 th
sudah bisa berjalan dituntun, dan 2 th sudah bisa berlari.
Pasien bisa bicara membentuk kalimat dan bermain dengan 4-6 balok. Jika
ditanya nama temannya bisa menjawab. perkembangan motorik halus,
sosial, dan bicara sesuai dengan anak seusianya.
108. Seorang wanita usia 40 tahun P5A0, datang ke dokter karena ingin
menggunakan kontrasepsi. Pasien memiliki riwayat HT sejak 10 tahun yang lalu.
Pasien tidak ingin menggunakan kontrasepsi mantap. Suami tidak ingin pakai
kondom. Pilihan alat kontrasepsi yang tepat?
a. Pil kombinasi
b. Pil estrogen
c. Senggama tertunda
d. Pantang berkala
e. AKDR
Pembahasan
Riwayat HT kontraindikasi relatif untuk kontrasepsi hormonal: pil, suntik,
susuk.
o KI kontrasepsi hormonal lainnya:
KI mutlak: kehamilan, tumor yg dipengaruhi estrogen, riwayat kelainan
serebrovaskuler, DM
KI relatif: depresi, migrain, mioma uteri, hipertensi, oligomenore,
amenore.
Kontrasepsi mantap tubektomi.
Senggama tertunda = Pantang berkala prinsipnya: tidak melakukan
senggama pada masa subur. Angka keberhasilan kontrasepsi kecil sekali.
Jadi satu-satunya alat kontrasepsi yg paling tepat bagi pasien ini: AKDR.
109. Seorang laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan penurunan
kesadaran. Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan rutin
mengkonsumsi sulfonilourea dan metformin. Saat ini sedang dalam pengobatan
TB. Tanda-tanda vital normal. Pemeriksaan penunjang yang harus segera
dilakukan adalah:
a. DL
b. BGA
c. Keton darah
d. Fungsi ginjal
e. GDS
Pembahasan:
Efek OAT terhadap pengobatan DM:
Efek rifampisin mempercepat metabolisme obat-obat anti diabetik oral,
menginaktifasi sulfonilurea dan meningkatkan kebutuhan insulin.
Sebaliknya INH dapat mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja
antagonis dengan sulfonilurea. Walaupun jarang, INH menyebabkan
pankreatitis, menghambat efek metformin pada absorbsi glukosa diusus,
mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja antagonis dengan
sulfonilurea.
Pemberian sulfonilurea pada DM dengan TB paru adalah kontraindikasi
karena TB dianggap penyakit dengan infeksi serius yang intercurrent.
Sedang biguanid (metformin) tidak diberikan karena pada umumnya TB paru
mempunyai keluhan nafsu makan menurun, BB menurun dan adanya
malabsorbsi glukosa.
Pada pasien ini diduga penurunan kesadarannya dikarenakan hiperglikemik
karena efektivitas obat DM nya menurun karena pasien minum OAT.
110. Seorang laki-laki usia 48 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
nyeri dan terasa panas saat BAK sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
timbul dan kadang BAK disertai darah. Pasien sudah berobat dan diberi
c. Gangguan cemas/anxietas
d. Psikosis akut
e. Gangguan waham
Pembahasan:
Klaustofobia (dari bahasa Latin claustrum "tempat tertutup" dan Yunani
phbos "takut") adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempattempat sempit dan terjebak. Klaustrofobia umumnya dikategorikan
sebagai neurosa kecemasan yang dapat menyebabkan serangan kepanikan
yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi di lift, kereta api atau pesawat
udara.
Gangguan Kecemasan Gejala anxietas adalah gejala dominan utama dan
tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu. Kalsifikasi:
A. Gangguan Panik Dx: ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat
dalam kira-kira 1 bulan:
Pada keadaan2 dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya;
Tidak terbatas pada situasi yg telah diketahui/yg dapat diduga
sebelumnya;
Dg keadaan yg relatif bebas dari gejala2 anxietas.
B.Gangguan Cemas Menyeluruh anxietas berlangsung hampir setiap hari
untuk bbrp minggu sampai bulan, tidak terbatas pada situasi khusus (free
floating/ mengambang), mencakup:
Kecemasan (khawatir nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsen, dsb);
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dapat santai);
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,
dsb).
113. Seorang wanita, usia 45 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Demam disertai nyeri telan dan pilek.
Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 380C dan tenggorokan hiperemis. Pasien
mengeluh sering nyeri pada lambung sehingga pasien meminta obat yang
dapat diminum setelah makan. Obat yang tepat diberikan pada pasien
tersebut?
a. Ampicillin
b. Amoxicillin
c. Kotrimoksazole
d. Chloramphenicol
e. Ciprofloxacin
Pembahasan:
WDx pasien ini: Faringitis Akut
Antibiotik pilihan yg tepat pada pasien ini adalah:
Indikasi
Pemberian
ES
Ampi
Broad spectrum,
Berikan saat
GI upset, nausea, vomiting, diarrhoea;
cillin
infeksi sal
perut kosong 1
blood dyscrasias; urticaria, exfoliative
nafas, sal GI, sal jam sblm
dermatitis, rash; fever, seizures; interstitial
biliari dan
makan / 2 jam
nephritis.
meningen, ISK
ssdh makan
Potentially Fatal: Anaphylactic shock;
pseudomembranous colitis; neuromuscular
hypersensitivity; electrolyte imbalance.
Amox Broad spectrum,
Bs dengan /
Hyperactivity, agitation, insomnia,
icillin
Infeksi sal
tanpa
dizziness; maculopapular rash, exfoliative
nafas, sal.
makanan. (Bs
dermatitis, urticaria, hypersensitivity
genitourinari,
dg makanan
vasculitis; diarrhoea, nausea, vomiting;
kulit, dan
untuk absorbsi anaemia, thrombocytopenia, leucopenia,
jaringan lunak
lbh baik &
agranulocytosis.
mengurangi
Potentially Fatal: Neuromuscular
ketidaknyaman hypersensitivity; pseudomembranous
an GI)
colitis.
Kotri
Infeksi GI, sal
Berikan segera Renal failure, nausea, vomiting,
moks nafas, ISK, kulit,
ssdh makanan
diarrhoea, anorexia; skin rashes, urticaria.
azole
THT
Chlor
amph
enicol
Demam tifoid
dan paratifoid,
batuk rejan,
enteritis,
rickettsiosis,
meningitis
Cipro
floxac
in
Berikan saat
perut kosong 1
jam sblm
makan / 2 jam
ssdh makan
ISK, prostatitis,
Bs dengan /
uretritis,
tanpa
servisitis GO,
makanan. (Bs
infeksi sal cerna,
dg makanan
demam tifoid
untuk
dan paratifoid,
mengurangi
infeksi sal
ketidaknyaman
nafas,
an GI. Jgn
pneumonia,
bersama dg
infeksi kulit dan
antacids, Fe,
jar lunak, infeksi
atau produk
tulang dan sendi
susu)
Berdasar tabel diatas, menurutku sebenarnya bisa diberikan Amox dan Cotrim.
Tapi 1st line terapi antibiotik untuk Faringitis dan ISPA adalah golongan Penisillin
(Amox).
114. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, datang dengan keluhan timbul bercakbercak kemerahan di tangan, disertai dengan rasa perih dan gatal. Gejala ini
muncul sejak pasien menjadi tukang cat 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan eritema, ekskoriasi, dan fissure. Bagaimana cara pencegahan
yang paling tepat untuk kondisi ini?
a. Meningkatkan kebersihan diri/individu
b. Memakai sarung tangan saat bekerja sebagai tukang cat
c. Berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lain
d. Melakukan pemeriksaan untuk cek allergen apa yang menyebabkan
e. Menghindari kontak dengan teman kerja
Pembahasan:
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan di atas, pasien dapat didiagnosis
sebagai Dermatitis Kontak terhadap bahan cat. Tatalaksana yg paling penting
adalah proteksi terhadap zat penyebab dan penghindaran kontaktan, dalam hal
ini dapat dilakukan dengan cara memakai sarung tangan.
115. Seorang wanita, usia 43 tahun, dengan usia kehamilan 24 minggu, datang ke
dokter untuk memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tensi 160/110 mmHg, edema di wajah dan kedua tungkai. Didapatkan pula
protein urine +++. Terapi yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. HCT
b. Losartan
c. Captopril
d. Metildopa
e. Metoprolol
Pembahasan:
Wanita hamil sebaiknya memulai pengobatan anti hipertensi bila sistolik
lebih dari 160 mmHg atau diastolic lebih dari 105 mmHg. Karena diastole
>110 dapat meningkatkan resiko gangguan plasenta dan hambatan
perkembangan intrauterine, dan sistolik lebih dari 160 dapat meningkatkan
resiko perdarahan maternal intrasebral
117. Seorang wanita, usia 23 tahun, datang ke UGD RS dibawa oleh polisi dengan
penurunan kesadaran. Riwayat kecelakaan sepeda motor 30 menit yang lalu.
Menurut saksi, korban terbentur di kepala saat kejadian. Pemeriksaan fisik
menunjukkan TD=130/80 mmHg, N= 88 x/mnt, RR=22x/mnt, Tax= 38,7 C.
Korban membuka mata dengan perintah verbal, dapat melokalisir nyeri, dan
disorientasi dalam berbicara. Pada CT-Scan kepala didapatkan gambaran
perdarahan dengan bentuk bulan sabit (konkaf) pada regio lobus frontalis dan
gambaran edema otak. Lokasi perdarahan yang paling mungkin pada kasus
tersebut:
a. Hematoma epidural
b. Hematoma subdural
c. Hematoma sub-arachnoid
d. Hematoma fossa posterior
e. Hematoma intracerebral
Pembahasan:
Hematoma subdural bulan sabit/konkaf
Hematoma epidural konvex
Hematoma subarachnoid mengikuti sulcus otak
118. Seorang anak, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
panas naik turun sejak 3 bulan yang lalu. Pasien telah dibawa berobat tetapi
tidak ada perbaikan. Pasien tampak pucat sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, BB 18kg, tidak
didapatkan hepatosplenomegali. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
5gr/dl, leukosit 1350/ml, dan trombosit 67.000/ml. Diagnosis pasien tersebut:
a. Sepsis
b. Anemia aplastic
c. Leukemia akut
d. Metastase sum-sum tulang belakang
e. Penyakit autoimun
Pembahasan: lihat no. 98
119. Seorang anak perempuan, usia 8 tahun, diantar ibunya ke puskesmas
dengann keluhan terdapat gelembung berisi cairan pada sekujur tubuh.
Awalnya didahului demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan vesikel, bula, papula, ekskoriasi, erosi, dan krusta di punggung,
bokong, dan perut. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus ini adalah?
a. Tes intrinsic
b. Tzanck tes
c. Tes lepromin
d. Kultur pada Saburoud agar
e. Biopsy histopatologi
Pembahasan:
Dari anamnesa, dan pemeriksaan fisik diagnosa pasien: varisela
Tes untuk varisela tzank tes
Tes lepromin untuk leprae (bukan iuntuk pemeriksaan awal)
Kultur saburoud agar untuk mengkultur dermatofit dan fungi lain misalnya
candida
120. Seorang bayi berumur 18 bulan yang merupakan anak dari pasangan suami
istri berpendidikan terakhir SMP, berpenghasilan Rp. 500.000,00 sebulan.
Kelahiran bayi ini ditolong oleh paraji. Bayi tsb saat berusia 10 bulan pernah
MRS karena sakit diare. Ibu tidak pernah memberi ASI eksklusif dan pola makan
sehari-hari sesuai dengan keinginan anak, kadang-kadang hanya makan
dengan nasi dan satu macam lauk. Dari lahir, bayi ini tidak pernah punya KMS
dan jarang timbang di posyandu. Faktor yang dapat menjadi sumber masalah
dari kasus di atas yaitu:
a. Pendidikan
b. Pendidikan dan social ekonomi
c. Pendidikan, social ekonomi, dan pelayanan kesehatan
d. Pendidikan, social ekonomi, budaya, dan pelayanan kesehatan
e. Pendidikan, social ekonomi, dan penyakit penyerta
Pembahasan:
Pendidikan pendidikan terakhir SMP, mempengaruhi pengetahuan tentang
ASI
Sosial ekonomi penghasilan 500 rb(tidak mencukupi
Pelayanan kesehatan puskesmas tidak mendata adanya kasus seperti ini
121. Dokter A yang merupakan pimpinan PKM di Jateng saat ini sedang
melakukan program identifikasi masalah. Ditemukan di Desa B prevalensi
campak yang melebihi angka standard karena angka vaksinasi campak kurang
dari 80% selama 2 tahun berturut-turut. Program yang sesuai untuk
penanganan masalah tersebut adalah
a. Catch up campak
b. Backlog fighting program
c. Crash program
d. SUB PIN
e. PIN
Pembahasan:
Pada kasus ditemukan cakupan campak yang kurang, dilakukan catch
up campaign
Pengendalian campak di Indonesia:
1. Imunisasi rutin
a. Bayi usia 9-12 bulan
b. Kegiatan BIAS pada anak kelas 1 sd
2. Imunisasi tambahan berupa Crash Program Campak pada anak Balita dan
Catch Up Campaign pada anak sekolah dasar di daerah resiko tinggi
3. Penguatan survellans campak
4. Memperbaiki manajemen kasus (vitamin A dan Antibiotik)
122. Seorang wanita, usia 25 tahun seorang karyawati bank, datang ke praktik
dokter karena mengalami keluhan sulit tidur sejak 2 minggu terutama untuk
memulai tidur. Pada pagi hari pasien terbangun merasa lelah, sulit konsentrasi,
berkeringat, dan terkadang dada berdebar-debar sehingga mengganggu
pekerjaan. Pada pemeriksaan ditemukan TD 150/90 mmHg, Nadi 90x/menit, RR
22x/menit, dan Tax 36,80C, pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan, pasien tampak gelisah dan berkeringat. Terapi farmakologis yang
tepat untuk pasien ini adalah:
a. Anti anxietas
b. Anti depressan
c. Anti insomnia
d. Anti konvulsan
e. Anti psikotik
Pembahasan:
Kesulitan memulai tidur/sleep onset insomnia seringkali merupakan gejala dari
anxiety disorder.
Jenis gastritis :
a. gastritis stress akut merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara
tiba-tiba.
b. gastritis erosive kronis bisa merupakan akibat dari :
iritan seperti obat-obatan (NSAID), terutama aspirin dan obat anti
peradangan lain
penyakit Crohn
infeksi virus (enterik rotavirus dan calicivirus) atau bakteri (H.pylori)
Faktor di atas akan mengganggu barier mukosa lambung, sehingga mudah
terluka dengan asam lambung normal.
c. gastritis eosinofilik terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. Jadi
secara garis besar faktor tersering yang menjadi penyebab penyakit ini,
antara lain:
Obat-obatan: Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) menghambat
aktivitas cyclooxygenase mukosa lambung dan menurunkan kadar
prostaglandin mukosa.
Alkohol
Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, stress, sepsis Secara
makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika
ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress.
d. gastritis bakterialis: Penyebabnya sering bersifat multifaktor dengan
perjalanan kilnik bervariasi. Kelainan ini sering berkaitan erat dengan infeksi
H. Pylori. Jenisnya adalah: gastritis sel plasma, penyakit meniere.
Gejala Ca gaster
Stage 1 (Early)
* Indigestion or a burning sensation (heartburn)
* Loss of appetite, especially for meat
* Abdominal discomfort or irritation
Stage 2 (Middle)
* Weakness and fatigue
* Bloating of the stomach, usually after meals
Stage 3 (Late)
a.
Abdominal pain in the upper abdomen
b.
Nausea and occasional vomiting
c.Diarrhea or constipation
d.
Weight loss
e.
Bleeding (vomiting blood or having blood in the stool) which will
appear as black. This can lead toanemia.
f. Dysphagia; this feature suggests a tumor in the cardia or extension of the
gastric tumor in to the esophagus.
127. Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun, diantar ibunya ke RS karena mengeluh
bengkak di seluruh tubuhnya sejak 5 hari yang lalu. Bengkak terutama pada
wajah dan sekitar mata di pagi hari dan berkurang di sore hari. Kencing lebih
sedikit dari biasanya. Pemeriksaan urinalisis menunjukkan: protein 4+, leukosit
4-5/lpb, eritrosit 4-6/lpb. Sedangkan pemeriksaan darah menunjukkan ureum 20
mg/dl, creatinin 0,6 mg/dl, dan albumin 2,1 mg/dl. Penyakit yang mungkin
terjadi:
a. Sindrom nefritik akut
b. Sindrom nefrotik
c. Gagal ginjal akut
d. Kwashiorkor
e. Gagal ginjal kronis
Pembahasan:
hujan)
Berputar putar
a. Beneficence
b. Non-maleficence
c. Justice
d. Autonomy
e. Confidential
Pembahasan: lihat no. 78
132. Seorang laki-laki, usia 58 tahun, dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran sejak 1 hari sebelumnya. Sejak 2 tahun ini pasien menderita DM.
Satu minggu terakhir pasien mengalami batuk disertai demam. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan GCS 2-2-2, tekanan Darah 90/70 mmHg, nadi
100x/menit, laju pernafasan 28x/menit dan suhu 38 oC. Hasil pemeriksaan
penunjang Hb 12,4; leukosit 15.000; trombosit 250.000; GDS 460; kolesterol
total 240; pH 7,19; pCO2 18,6; HCO3 19; Base Excess 20; keton urin +4. Koma
yang dialami pasien adalah:
a. Koma laktoasidosis
b. Koma hyperosmolar
c. Koma asidosis diabetic
d. Hiperglikemia
e. Hiperglikemia krisis
Pembahasan:
138. Seorang wanita, usia 20 tahun G1P0A0, merasa hamil 7 bulan, datang untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. PNC sebelumnya 2x di bidan, dan dilakukan
terakhir 3 bulan yang lalu. Berat badan sebelum hami 45kg, dan riwayat
penyakit berat sebelum hamil (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90, dan terdapat edema ringan di kedua ekstremitas bawah, lain-lain dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leopold didapatkan letak bayi sungsang, TFU
26cm, BJA 140x/mnt regular. Diagnosis kasus ini :
a. HTN kronis
b. Transient HTN
c. HTN esensial
d. Pre-eklamsia ringan
e. Eklamsia
Pembahasan:
Preeklamsia Ringan
T 140 / 90 mm Hg setelah 20 minggu kehamilan
Proteinuria 300 mg / 24 jam atau 1 + dipstick,
Edema
Preeklamsia Berat :
T 160/ 110 mm Hg
Proteinnuria 2 gr/ 24 jam atau 2 +
Serum creatinin > 1,2 mg/dl
Trombosit < 100.000 / mm3
Mikroangipatic hemolisis
Pusing dan gangguan visual, epigastric pain
Eklampsia : Kejang
Cronic hipertensi superimposed preeklampsia
Proteinuria 300 mg/24 jam (proteinuria neg. sebelum 20 minggu
kehamilan )
Trombosit mendadak turun < 100.000 / mm3
Cronic Hipertensi
T 140 / 90 sebelum hamil atau didiagnosis sebelum 20 minggu
Tetap tinggi setelah 12 mg post partum
139. Seorang laki-laki, usia 28 tahun, datang ke UGD dengan keluhan lemah
badan dan gusi berdarah sejak 1 hari yang lalu. Awalnya pasien demam 5 hari
yang lalu, sudah diobati tetapi tidak sembuh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD 80/60 mmHg, nadi 120x/menit, RR 28x/menit, suhu 38 oC. Terdapat ptechie
di kedua ektstremitas bawah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12
g/dL, Leukosit 2.300/ml, dan trombosit 27.000/ml. Diagnosis yang tepat untuk
penyakit di atas adalah:
a. Dengue fever
b. DHF grade I
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. Dengue shock syndrome
Pembahasan:
Grading of Severity of DHF/DSS
DHF Grade 1
Fever accompanied by non-specific constitutional signs and symptoms such as anorexia,
vomiting, abdominal pain; the only hemorrhagic manifestation is a (+) tourniquet test and/or easy
bruising
DHF Grade 2
Spontaneous bleeding in addition to manifestations of grade 1 patients usually in the form of skin
or other hemorrhages ( mucocutaneous), GIT
DHF Grade 3 (DSS)
Circulatory failure manifested by rapid,weak pulse and narrowing of pulse pressure or
hypotension, with the presence of cold clammy skin and restlessness
DHF Grade 4 (DSS)
Profound shock with undetectable blood pressure or pulse
140. Seorang wanita, usia 28 tahun, datang dengan keluhan keputihan dan gatal
pada daerah kemaluan sejak 1 minggu lalu, keluar sekret warna putih, bau
amis, tanpa darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg; nadi
88x/menit; RR 18x/menit; dan Tax 37.3 0C. Pada gambaran mikroskop
didapatkan.
d. Rendah protein
e. Rendah purin
Pembahasan:
Kadar normal asam urat:
a. Wanita : 2,4 5,7 mg/dl
b. Pria : 3,7 7 mg/dl
Penyakit Gout arthritis disebabkan oleh penumpukan asam urat
(monosodium urat) yang masuk ke dalam rongga sendi. Asam urat terbentuk
jika tubuh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin.
Di dalam bahan pangan, purin terdapat dalam asam nukleat berupa
nukleoprotein. Ketika di konsumsi, di dalam usus, asam nukleat ini akan
dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam
nukleat dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi
menjadi asam urat.
Dalam kondisi normal sebenarnya asam urat bisa dikeluarkan tubuh melalui
ari seni dan keringat. Namun asam urat akan tergangu pengelurannya jika
fungsi kerja ginjal tergangu atau tubuh sedang sakit diabetes, kelainan genetik
(kelainan enzim), obesitas dan konsumsi makanan tinggi purin secara
berlebihan.
Diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari. Namun bagi
penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per hari.
Kita susah menghilangkan sama sekali asupan purin ke dalam tubuh karena
hampir semua bahan pangan terutama sumber protein mengandung purin.
Namun kita bisa mengontrol asupan purin dengan cara memilih bahan pangan
yang rendah kandungan purinnya.
142. Seorang perempuan 20 tahun dibawa ke UGD RS karena mengalami
penurunan kesadaran setelah megalami kecelakaan lalu lintas 3 jam yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD=90/50 mmHg, nadi 110x/menit, RR
24x/menit, mata berespon dengan nyeri, pasien bersuara mengerang, respon
motoris berupa decorticate/flexi abnormal, terjadi lateralisasi hemisfer kiri dan
pupil anisokor, kiri 5 mm dan kanan 3mm. Prinsip penanganan apa yang paling
tepat?
a. Menjaga TD tetap dalam batas normal
b. Mencegah cedera otak primer
c. Mencegah cedera otak sekunder
d. Pertahankan jalan nafas, beri oksigen
e. Immobilisasi cervical
Pembahasan:
Cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara
langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada
gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, bersifat temporer
atau permanent.
Prinsip penanganan awal pada pasien cedera kepala meliputi survei primer
dan survei sekunder. Dalam penatalaksanaan survei primer hal-hal yang
diprioritaskan antara lain airway, breathing, circulation, disability, dan
exposure, yang kemudian dilanjutkan dengan resusitasi. Pada penderita cedera
kepala khususnya dengan cedera kepala berat survei primer sangatlah penting
untuk mencegah cedera otak sekunder dan mencegah perubahan homeostasis
otak.
Clinical Evaluation of the Head-Injured Patient
Primary Trauma Survey
The first priority in any injured patient is to stabilize the cervical spine, establish
an adequate airway (A, airway), ensure adequate ventilation (B, breathing), and
gain venous access to initiate volume resuscitation (C, circulation).39 These
steps are crucial in the head-injured patient to avoid both hypoxia and
hypotension, the most important causes of secondary brain insults. The primary
survey should conclude with a determination of the level of consciousness and
an examination of the pupils (D, disability).
Secondary Trauma Survey
A secondary survey is completed once the patient is relatively stable and
includes a complete neurologic examination.39 The severity of the head injury
148. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan wajah
tampak kasar, gusi bengkak setelah minum obat anti kejang. Pasien mengalami
kejang berulang setelah kecelakaan 6 bulan yang lalu. Obat apa yang
menyebabkan keluhan tersebut?
a. Fenitoin
b.
c. Etosuximid
d. Carbamazepine
e. Asam valproate
Pembahasan:
149. Seorang anak laki-laki, usia 7 tahun, dibawa ibunya ke rumah sakit karena
buang air kecil berwarna coklat kehitaman sejak 3 hari yang lalu. Buang air
kecil tidak nyeri, tetapi jumlahnya berkurang. Keluhan disertai bengkak pada
kelopak mata, terutama pada pagi hari, dan berkurang pada sore hari.
Pemeriksaan fisik anak compos mentis, bengkak seluruh tubuh terutama
kelopak mata, TD 180/120 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 36,9 0C. Hasil
laboratorium menunjukkan, Hb 10.6 g/dl; Leukosit 9600/ml; Ureum 45; Creatinin
1.3; urine berwarna coklat kehitaman, eritrosit penuh, leukosit 8-10/lpb.
Diagnosisnya adalah?
a. Lupus nephritis
b. Nephropathy IgA
c. Sindroma nefritik akut
d. Sistitis akut
e. Glomerulonephritis membranoproliferatif
Pembahasan:
150. Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dibawa ke UGD karena luka di kaki kanan
yang tidak sembuh-sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Luka tersebut bengkak,
bernanah, dan berbau. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu,
dan tidak rutin berobat. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38C. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dl; Leukosit 21.000/ml; Gula Darah Sewaktu
430 g/dl. Hasil foto radiologis kaki kanan terdapat bentukan gas dan destruksi
tulang. Diagnosisnya adalah?
a. DM + ulkus pedis dextra
b. DM + osteomyelitis pedis dextra
c. DM + gangrene pedis dextra
d. DM + selulitis pedis dextra
e. DM + myositis pedis dextra
Pembahasan:
WAGNER CLASSIFICATION OF DIABETIC FOOT ULCERS
Grade 0: No ulcer in a high risk foot.
Grade 1: Superficial ulcer involving the full skin thickness but not
underlying tissues.
Grade 2: Deep ulcer, penetrating down to ligaments and muscle, but no
bone involvement or abscess formation.
Grade 3: Deep ulcer with cellulitis or abscess formation, often with
osteomyelitis.
Grade 4: Localized gangrene.
Grade 5: Extensive gangrene involving the whole foot.
Trias radiologis klasik untuk Osteomyelitis:
a. Demineralisasi
b. Reaksi periosteal
c. Destruksi tulang
151. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diperiksakan oleh ibunya dengan
keluhan demam sejak 1 hari yang lalu. Keluhan juga disertai dengan nyeri pada
perut kanan bawah saat makan dan minum, mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD = 90/50 mmHg, N = 120 x/menit, teratur, akral
dingin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb = 12 g/dL, leukosit =
20.000/ml, dan trombosit = 250.000/ml. Diagnosis pada pasien adalah:
a. Sistitis
b. Gastritis
c. Kolesistitis
d. Appendicitis
e. Batu ureter dextra
Pembahasan:
Gambaran klinis appendicitis yang sering dikeluhkan oleh pasien anak, antara
lain
1. Nyeri abdominal
Skor
1
1
1
2
1
1
2
1
Total skor
10
Keterangan Alvarado score :
Dinyatakan appendicitis akut bila > 7 point
Modified Alvarado score (Kalan et al) tanpa observasi of Hematogram:
1-4 dipertimbangkan appendicitis akut
5-6 possible appendicitis tidak perlu operasi
7-9 appendicitis akut perlu pembedahan
Penanganan berdasarkan skor Alvarado :
1-4: observasi
5-6 : antibiotik
7-10 : operasi dini
Pada pasien ini skor Alvarado= 7, didapatkan nyeri pada fossa iliaka kanan,
mual muntah, anoreksia, demam, jumlah leukosit >10.000.
152.
Juli
60
320
Agustus
67
325
Septemb
er
77
327
Oktober
78
330
Novembe
r
80
333
Desembe 89
4
345
0
14
r
Manakah penyakit yang memiliki angka peningkatan (rate of increase)
tertinggi?
a. Diare
b. Tipus
c. ISPA
d. Pneumonia
e. Chikungunya
Pembahasan:
The instantaneous incidence rate at time t then has a precise mathematical
definition as the rate of increase in P(t), expressed relative to the proportion of
the population still at risk.
153. Seorang wanita, usia 38 tahun, datang ke puskesmas karena mengeluh
badannya lemas dan mudah lelah. Pasien mengaku mudah lapar dan haus.
Pasien juga mengalami penurunan BB 8 kg dalam 1 bulan. Anak ke 3 pasien
lahir dengan BB 3200 gram. BB pasien 61 kg, TB 160 cm. Hasil pemeriksaan
GDA 239 mg/dl. Apa komplikasi mikrovaskular yang mungkin dialami pasien?
a. Diabetic foot
b. PJK
c. Stroke
d. Nefropati
e. Katarak
Pembahasan:
Komplikasi DM: Akut dan Kronis
Komplikasi DM akut yaitu hiperglikemia (KAD dan HHS) dan hipoglikemia
Komplikasi DM kronis yaitu: Makroangiopati (Pembuluh darah jantung dan
Pembuluh darah otak), Mikroangiopati (Retinopati diabetik dan Nefropati
diabetik), dan Neuropati (perifer).
154. Seorang perempuan, usia 28 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
jantung berdebar-debar sejak 1 minggu yang lalu, diikuti keluhan seperti
kesulitan tidur, badan terasa panas, penurunan berat badan 10 kg dalam 1
bulan ini. Pemeriksaan fisik TD 150/90mgHg, nadi 120 x/menit, suhu 37.4 0C.
Didapatkan pula gejala mata menonjol, terdapat benjolan di leher ikut bergerak
ketika menelan, extremitas tremor. Diagnosis pasien tersebut?
a. Struma difusa
b. Struma uninodusa toksik
c. Struma uninodusa nontoksik
d. Struma multinodusa toksik
e. Struma multinodusa nontoksik
Pembahasan:
Pasien tersebut mengalami krisis thyroid yang disebut thyrotoxicosis (sebuah
sindroma klinis dikarenakan hypermetabolism karena peningkatan free-T4 atau
free-T3 atau keduanya). Etiologinya yaitu: Graves disease, Toxic Multinoduler
Goiter, Subacute thyroiditis, Silent thyroiditis, Exogenous thyroid hormone,
Iodine & Iodine-containing drugs.
155. Seorang anak, usia 5 tahun, diantar ibunya ke klinik untuk periksa test
Tuberkulin. Tes Tuberkulin hasilnya negatif, skor TB kurang dari 6. Ibu pasien
merupakan penderita TB yang aktif minum obat. Dokter menyarankan untuk
164. Seorang pasien, laki-laki usia 35 tahun, mengeluh timbul bercak di seluruh
tubuh. Awalnya di punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bercak
tidak terasa gatal. Pasien juga mengeluh kedua kaki terasa tebal dan
kesemutan. Pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritematous,
menyebar di seluruh tubuh, berukuran dari numularis hingga plakat, ada yang
berbatas tegas maupun tidak. Dan didapatkan kaki pasien teraba kasar.
Diagnosis pada pasien tersebut:
a. Morbus Hansen
b. Ptyriasis rosea
c. Candidiasis cutis
d. Tinea corporis
e. Psoriasis vulgaris
Pembahasan:
Tanda- tanda tersangka suspek kusta yaitu:
1. Tanda kelainan kulit
- Kulit berupa bercak merah, keputihan atau benjolan (plak)
- Kulit mengkilap
- Bercak tidak gatal
- Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat dan berambut (kering
serta kasar)
- Lepuh tidak nyeri
2. Tanda kelainan saraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk pada anggota badan atau muka
- Gangguan gerak anggota badan atau muka
- Adanya deformitas
- Luka tidak sakit
165. Seorang lakilaki, usia 40 tahun, seorang penyadap karet mengeluh kaki
kanannya bengkak. Kakinya makin lama makin bengkak sehingga tidak bisa
berjalan. Dari pemeriksaan didapatkan pembengkakan dan abses pada kaki
kanan dan pembengkakan skrotum. Dari pemeriksaan urin didapatkan chyluria.
Didapatkan microfilaria saat pemeriksaan darah di malam hari. Gangguan ini
disebabkan oleh:
a. Obstruksi pembuluh darah
b. Varises pembuluh darah
c. Inflamasi pembuluh limfe
d. Obstruksi pembuluh limfe
e. Proliferasi endothel
Pembahasan:
166. Seorang laki-laki usia 46 tahun pergi ke poli umum untuk pemeriksaan
kesehatan rutin. Seminggu ini pasien mengeluh sakit kepala. Berat badan 73 kg
dengan tinggi badan 160 cm. Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 150/110
mmHg, Nadi 63x/menit. Pemeriksaan laboratorium SGOT 21, Total kolesterol
310, HDL 43, LDL 173, TG 181, GDS 135, GD2PP 215. Terapi yang sesuai
dengan kondisi pasien adalah:
a. HCT
b. Captopril
c. Losartan
d. Bisoprolol
e. Metoprolol
Pembahasan:
Kondisi pasien HT stg II dengan dyslipidemia dan peningkatan GD2PP
(kemungkinan metabolic syndrome).
Terapi:
Terapi utama pada metabolic syndrome dengan hipertensi adalah modifikasi
life style (DASH diet, olah raga, penurunan berat badan)
Bila TD >140/90 diberikan terapi farmakologi ACEi/ARB/central
sympatholytic agent
167. Seorang dokter di Puskesmas ingin melakukan penelitian tentang asosiasi
skor pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif dengan skor sikap ibu terhadap
ASI eksklusif. Penelitian menggunakan uji korelasi, didapatkan r=0,6 dan
p=0,03 (=0,05). Interpretasinya adalah:
a. Asosiasi ringan yang signifikan secara statistic
b. Asosiasi ringan yang tidak signifikan secara statistic
c. Asosiasi sedang yang signifikan secara statistic
d. Asosiasi sedang yang tidak signifikan secara statistic
e. Asosiasi kuat yang signifikan secara statistic
Pembahasan:
Huruf (r) menunjukkan relasi atau hubungan antar kedua variabel. Dapat
dijadikan pedoman sederhana bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan
korelasi sedang dengan tanda (+) yang hubungannya sama. Huruf p
menunjukkan probabilitas (signifikansi korelasi) yang berarti angka 0,05
signifikan.
Korelasi lemah <0.5; korelasi kuat mendekati 1
168. Seorang wanita, usia 13 tahun, dibawa ibunya ke klinik dokter karena
mengeluh sesak. Sesak terjadi hilang timbul sejak 3 tahun belakangan ini.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan tidak pernah sesak sebelumnya. Kedua
orang tua sering bertengkar dan memutuskan untuk berpisah. Ketika orang tua
bertengkar pasien tiba-tiba sesak. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan
rhonki maupun wheezing. Apa jenis pendekatan yang dilakukan oleh dokter ke
pasien?
a. Family therapy
b. Feeling and support
c. Minimal emphasize on family
d. Assessment and intervention
e. Medical support and information
Pembahasan:
5 Level Interaksi Dokter dan Keluarga:
Minimal emphasize on family: peran keluarga minimal
Medical support and information: mengkomunikasikan informasi medis
mengenai pasien dengan keluarga pasien kolaboratif.
Pembahasan:
Skizofrenia katatonik (gangguan psikomotor)
o Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
o Satu atau lebih dari perilaku ini mendominasi: stupor; gaduh gelisah;
menampilkan posisi tubuh tertentu; negativisme; rigiditas; flexibilitas
cerea; dan gejala lain seperti command automatism
o Untuk pasien yang tidak komunikatif Dx harus sampai diperoleh bukti
yang memadai tentang gejala lain.
Skizofrenia hebefrenik (gangguan bentuk dan arus pikiran)
o Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
o Diagnosis pertama kali ditegakkan usia remaja/dewasa muda (onset 15-25
tahun)
o Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang
menyendiri
o Selama pengamatan kontinyu 2-3 bulan perilaku yang tidak
bertanggung jawab; mannerism; afek dangkal dan tidak wajar; proses
pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan inkoheren
o Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir
umumnya menonjol.
Skizofrenia paranoid (gangguan persepsi dan proses berpikir)
o Memenuhi kriteria umum skizofrenia
o Tambahan: halusinasi/waham harus menonjol (halusinasi auditorik:
perintah/ancaman/bunyi-bunyian;
halusinasi
pembauan/pengecapan
rasa/bersifat seksual; waham dikendalikan/waham dipengaruhi/waham
passivity/waham dikejar) dan gangguan afektif, dorongan kehendak, dan
pembicaraan, serta gejala katatonik yang secara relative tidak nyata/tidak
menonjol.
Gangguan afektif bipolar
o Gangguan dengan episode berulang (sekurangnya dua episode) di mana
afek dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania
atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktifitas (depresi).
o Biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode
Gangguan manik dengan gejala psikotik
o Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
(mania tanpa gejala psikotik)
o Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), irritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan
halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent)
175. Kabupaten X ingin menurunkan angka kematian balita. Menurut data yang
telah ada, didapatkan penyebab utama kematian balita adalah penyakit
pneumonia. Sehingga dilakukan penelitian dengan 2 variable yaitu pada desa A
dilakukan pelatihan manajemen balita sakit untuk kader desa. Dan pada desa B
diadakan perawat yang bertugas selama 24 jam di tiap-tiap RW. Output apa
yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan?
a. Angka kematian balita
b. Angka pneumonia yang dapat dicegah
c. Angka balita yang periksa
d.
e.
Pembahasan:
Evaluasi proses: proses evaluasi aktivitas program, kualitas program, dan
pencapaian serta siapa yang menerima program
Evaluasi output: proses evaluasi efek segera (immediate) dari sebuah
program (apakah program dapat mencapai obyektifnya?)
Evaluasi outcome: proses evaluasi efek jangka panjang dari sebuah program
(apakah program dapat mencapai goal?)
176. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, berobat dengan keluhan utama berupa
muncul bercak-bercak kemerahan diseluruh tubuh. Awalnya muncul di perut
lama-kelamaan berubah warna menjadi kehitaman. Lesi yang masih baru di
sekitarnya berwarna merah. Bercak tidak dirasa gatal maupun nyeri. Pada
pemeriksaan dermatologis tampak plak eritematous hiperpigmentasi di perut,
macula eritema berbatas tegas, bentuk oval, panjang lesi mengikuti garis
lipatan kulit, bentuk lesi di punggung seperti pohon cemara. Diagnosis yang
tepat pada pasien ini adalah:
a. Tinea corporis
b. Morbus Hansen
c. Ptyriasis rosea
d. Psoriasis vulgaris
e. Lues II
Pembahasan:
Tinea corporis: infeksi dermatofita di kulit halus (tidak berambut/glabrous)
seperti muka, leher, badan, lengan, dan gluteal.
o Gejala: gatal hebat yang kadang meningkat saat berkeringat, lesi bentuk
bulat atau lonjong
o Tanda: lesi bulat atau lonjong, batas tegas, eritema, skuama kasar,
dengan vesikel/papul di tepi, daerah tengah lebih tenang dan tepi aktif
(central healing), kadang ada erosi/krusta akibat garukan.
o Lesi umumnya terpisah, namun dapat dijumpai lesi dengan tepi polisiklik
karena beberapa lesi menyatu.
o Pemeriksaan: KOH 10-20% hifa panjang dan artrospora; kultur pada
Saburoud agar
Morbus Hansen: infeksi kronis akibat M. leprae
Sifat
Lesi
Bentuk
BT
Masih
asimetris
Kering
bersisik
Jelas
Asimetris
Variasi
Batas
BL
BB
Multibasiler (MB)
Macula,
Macula, plak, Plak, dome
infiltrat
nodul
shaped,
difus, papul,
punched out
nodul
Tdk
Sukar
Dapat
terhitung
dihitung,
dihitung
msh
ada
kulit sehat
Simetris
Hampir
Asimetris
simetris
Halus,
Halus,
Agak kasar,
berkilat
berkilat
agak berkilat
Tdk jelas
Agak jelas
Agak jelas
Kering
bersisik
Jelas
Anestesi
Tak jelas
Tak jelas
Lebih jelas
Jelas
Jelas
Halus, agak
berkilat
Jelas/tdk
jelas
Jelas/tdk
jelas
Banyak (ada
globus)
Banyak
Agak banyak
Negatif atau
1
Hampir
selalu
negatif
Banyak (ada
globus)
Negative
Biasanya
negatif
Negatif
Negatif
Positif lemah
Positif
3+
Jumlah
Distribusi
Permukaan
BTA
Lesi kulit
Sekret
hidung
Tes
lepromin
LL
Biasanya
negatif
TT
I
Pausibasiler (PB)
Macula
Macula,
Hanya
dibatasi
macula
infiltrate
infiltrate
dibatasi
infiltrat
Beberapa
Satu, dpt
Satu atau
atau 1 dgn beberapa
beberapa
satelit
Biasanya
negatif
kuat
Positif
lemah/neg
atif
o Sedikit gatal atau panas; tempat timbul biasanya di tempat yang mudah
trauma seperti siku, lutut, sacrum, kepala, genitalia
o Lesi macula bulat atau oval, eritematus, batas jelas, berskuama tebal
warna putih/abu2/perak, transparan, yang lepas pada bagian tepi tapi
lekat di tengah. Skuama selalu menebal konstan dan perlekatannya
kendor
o Pemeriksaan: Vlek phenomen (fenomena bercak lilin); Auspitz sign (titik
perdarahan); Koebner phenomen (timbul lesi di tempat baru).
Lues
o Lues I: ulkus durum (firm, painless, non-itchy skin ulceration)
o Lues II: rash difus, terutama pada palmar, plantar, dan tubuh. Berupa rash
simetris, merah muda/kemerahan, tidak gatal. Rash dapat berubah
menjadi maculopapular atau pustular atau berbentuk datar dan lebar
seperti veruka (condyloma lata).
o Lues III: gumma, gejala cardiac, gejala neurologis.
o Latent: asymptomatic
177. Seorang laki laki, usia 25 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan
nyeri saat kencing dan warna urine keruh. Pemeriksaan fisik dan penunjang
menunjukkan gonorrhea. Pasien meminta supaya dokter tidak memberitahukan
pada siapapun tentang penyakitnya. Kaidah bioetik yang sesuai dengan hal
tersebut adalah:
a. Justice
b. Autonomy
c. Confidential
d. Veracity
e. Beneficence
Pembahasan:
6 Asas Etika Kedokteran yang bersifat universal:
Principle of respect of autonomy: asas menghormati otonomi pasien, pasien
mempunyai kebebasan mengetahui & memutuskan apa yang akan dilakukan
terhadapnya, pasien berhak dihormati pendapat & keputusannya & tidak
boleh dipaksa informed consent.
Principle of veracity (kejujuran): dokter hendaknya mengatakan secara jujur
apa yang sebenarnya terjadi, apa yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat terjadi, informasi yang diberikan hendaknya sesuai tingkat pendidikan
pasien, dokter harus jujur pada pasien dan diri sendiri.
Principle of non-maleficence (asas tidak merugikan): pedoman primum non
nocere, dokter tidak melakukan tindakan yang tidak perlu dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan
supaya resiko fisik, psikologik, dan social akibat tindakan tersebut seminimal
mungkin.
Principle of beneficence (asas manfaat): semua tindakan dokter harus
bermanfaat
bagi
pasien
untuk
mengurangi
penderitaan
atau
memperpanjang
hidup,
dokter
diwajibkan
membuat
rencana
perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan yang shahih & dapat berlaku
umum, kesejahteraan pasien diutamakan.
Principle of confidentiality (asas kerahasiaan): dokter harus menghormati
kerahasiaan pasien sekalipun pasien telah meninggal dunia.
Principle of justice (asas keadilan): dokter harus berlaku adil dan tidak berat
sebelah waktu merawat pasien.
178. Seorang wanita, usia 60 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan bengkak
dan sulit berjalan. Pasien sudah menderita hipertensi dan DM sekitar 20 tahun.
Dokter memberikan terapi dan merencanakan untuk melakukan kunjungan ke
rumah pasien untuk mengetahui hasil terapinya. Tindakan yang dilakukan
dokter termasuk dalam prinsip:
a. Holistic
b. Komprehensif
c. Preventif
d. Berkesinambungan
e. Koordinatif
Pembahasan:
Prinsip Kedokteran Keluarga (Area Kompetensi 4): ketrampilan pengelolaan
masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat dengan
cara yang komprehensif, holistic, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
Pelayanan dokter keluarga: pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur, jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis
penyakit tertentu saja.
Prinsip pelayanan dokter keluarga: komprehensif & holistic; kontinyu;
mengutamakan pencegahan; koordinatif & kolaboratif; personal sebagai
bagian integral dari keluarganya; mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan; menjunjung tinggi etika, moral, & hokum; sadar biaya
& sadar mutu; dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.
Prinsip:
o Continuity of care (pelayanan yang berkesinambungan): satu dokter
bertemu pasiennya dalam keadaan sakit maupun sehat, dan mengikuti
perjalanan penyakit dari pasien hingga sembuh
o Comprehensive of care (pelayanan yang menyeluruh): memandang
pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tapi juga dari sisi social dan
psikologis. Dokter memandang pasien secara keseluruhan.
o Coordination
of
care
(pelayanan
yang
terkoordinasi):
dokter
mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien
seperti pemeriksaan spesialistik dan pelayanan kesehatan lain di luar
praktek dokter keluarga.
o Community (masyarakat): berbagai pihak dalam masyarakat (pekerjaan,
budaya, lingkungan) dapat digunakan oleh dokter keluarga dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
o Prevention (pencegahan): mencegah penyakit menjadi lebih berat,
mencegah orang lain tertular, pengenalan factor resiko dari penyakit,
promosi kesehatan, dan antisipasi masalah-masalah yang mungkin
mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya.
o Family (keluarga): dokter memandang pasien sebagai bagian dari
keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan
pengaruh keluarga terhadap penyakit. Dokter mengenali keluarga yang
berfungsi baik & keluarga yang disfungsi.
179. Seorang pria, usia 50 tahun, tiba-tiba tidak sadar saat menonton televisi.
Dari pemeriksaan, tampak suara nafas pasien mengorok. Apa yang
menyebabkan hal tersebut?
a. Obstruksi jalan nafas
b. Henti nafas
c. Henti jantung
d. Aspirasi
e.
Pembahasan:
Henti jantung gasping: suara nafas satu-satu
Henti nafas tidak terdengar suara nafas
Obstruksi (contoh: lidah jatuh ke belakang) suara mengorok (snoring)
Aspirasi cairan: gurgling
180. Seorang laki- laki usia 28 tahun datang dengan keluhan sulit tidur. Keluhan
juga disertai dengan berdebar, gelisah, buang air besar >3 kali sehari, dan
berat badan yang menurun. Pada pemeriksaan keadaan umum kesadaran
pasien compos mentis, tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 120x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di leher dan
mata yang menonjol. Apa diagnosa kasus diatas?
a. Penyakit Grave
b. Nodul goiter
c. Endemic goiter
d. Ca thyroid
e. Kista thyroid
Pembahasan:
Diagnosis= clinical hyperthyroidism
Penyebab terbanyak hipertiroidisme Grave disease
Penyebab lain: thyroiditis, toxic multinodular goiter, toxic adenomas, dan efek
samping beberapa obat.
Gejala umum: nervousness; anxiety; berkeringat banyak; intoleransi panas;
tremor; hiperaktivitas; palpitasi; weight loss meskipun nafsu makan bertambah;
oligomenorrhea; hipertensi sistolik; takikardi; kulit hangat, lembab, dan halus;
mata melotot; kelemahan otot.
181. Suatu kejadian luar biasa (KLB) diare terjadi pada 6 desa yang berpenduduk
total 4500 jiwa. Korban meninggal 1 orang, rawat jalan 46 orang, rawat inap
151 orang. Apa indikator yang digunakan untuk peristiwa ini?
a. Incidence
b. Prevalence
c. Attack rate
d. Case fatality rate
e. Cumulative incidence
Pembahasan:
Incidence: is a measure of the risk of developing some new condition within
a specified period of time.
Prevalence: is the proportion of population found to have a condition
(typically a disease or a risk factor such as smoking or seat belt use). It is
arrived at by comparing the number of people found to have condition with
the total number of people studied, and is expressed as a fraction, as
percentage, or as the number of cases per 10.000 or 100.000 people.
Attack rate: is the cumulative incidence of infection in a group of people
observed over a period of time during an epidemic, usually in relation to
foodborne illness.
Case fatality rate: is the ratio of deaths within a designated population of
cases (people with medical condition), over the course of the disease.
Cumulative incidence: is the number of new cases within a specified time
period divided by the size of the population initially at risk.
182. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang dengan keluhan kedua telapak
tangan kemerahan, nyeri, dan pecah-pecah. Keluhan hilang timbul sejak dua
tahun yang lalu. Pasien adalah Ibu rumah tangga yang setiap hari mencuci
manual dengan sabun detergen. Pada pemeriksaan fisik, kedua telapak tangan
terdapat ruam eritema, fisura. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
a. Hitung jenis leukosit
b. Jumlah eosinophil
c. Tes tempel
d. Kerokan kulit
e. Tes fluoresen
Pembahasan:
Diagnosis= Dermatitis Kontak Iritan pemeriksaan tes temple (patch test)
untuk membedakan DKI dan DKA
Hitung jenis leukosit & jumlah eosinophil dermatitis kontak alergi
Kerokan kulit infeksi jamur (dengan KOH)
Tes fluoresen pemeriksaan keratitis
183. Didapatkan outbreak chikungunya pada suatu daerah, kepala puskesmas
meminta dokter puskesmas untuk menganalisis masalah tersebut, dan hasilnya
penyebab dari outbreak tersebut adalah karena kurangnya pengetahuan
tentang chikungunya, penularan, serta pencegahan. Tindakan pencegahan
yang tepat adalah:
a. Melakukan abatesasi
b. Melakukan fogging
187. Seorang bayi laki-laki, usia 1 bulan, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan rewel, sering menangis, dan tidak mau minum selama 1
minggu ini. Dari pemeriksaan, bayi tampak rewel, tidak semangat minum. Dari
pemeriksaan, bayi tampak letargi, nadi 120x/menit, lemah, isi kurang, suhu
tubuh 36.20C, kedua ekstremitas terasa kaku dan keras. Apa yang
menyebabkan kondisi pada pasien tersebut?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Hiperglikemia
d. Sepsis
e.
Pembahasan:
Hipoglikemia: adalah hilangnya kandungan gula dalam darah secara
abnormal.
Sebab: hiperinsulinemia, inborn error of metabolism, medikasi, alcohol,
prolonged starvation, infeksi
Gejala: Whipples triad (gejala hipoglikemia, GDS rendah <72 mg/dl, gejala
membaik dengan pemberian glukosa)
o Gejala counterregulatory hormone: gemetar, anxietas, nervousness,
palpitasi, takikardi, berkeringat, pallor, dingin, basah, midriasis,
paresthesia, lapar, borborigmus, nausea, vomiting, abdominal discomfort,
headache
o Gejala neuroglikopenia: perubahan mental, moodiness, depression,
menangis, negativism, irritabilitas, perubahan kepribadian, labilitas emosi,
fatigue, weakness, apathy, lethargi, tidur, confusion, amnesia, dizziness,
delirium, automatisme, ataxia, paralysis, paresthesia, generalized/focal
seizure, stupor, koma, abnormal breathing
Hipotermia: temperature tubuh <350C
Sebab:
Gejala:
o Mild: menggigil, hipertensi, takikardi, takipnea, vasokonstriksi, cold
diuresis, mental confusion, hepatic dysfunction, hyperglycemia, aktivasi
simpatis
o Moderate: menggigil hebat, muscle mis coordination, gerak lambat dan
susah, mild confusion, stumbling pace, pale, cyanosis
o Severe: penurunan TD, HR, RR, difficulty in speaking, sluggish tinking,
amnesia, inability to use hands and stumbling, cyanosis, inkoodinasi otot,
incoherent behavior, stupor, organ fail, clinical death
Sepsis
Kriteria Sepsis (SIRS + fokus infeksi) setidaknya dua dari kriteria berikut:
Tachypnea >20x/menit atau pada BGA PCO2 <32 mmHg
Suhu >38.5 atau <360C
WBC <4.000/ml atau >12.000/ml
HR >90x/menit
188. Seorang wanita, usia 24 tahun, datang ke praktekan anda dengan
mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan dirasakan sejak 3
hari yang lalu dan memberat sejak 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan VS baik. Dari pemeriksaan ginekologi ditemukan adanya perdarahan
yang keluar dari vagina. Kemudian dokter merujuk pasien ke RS terdekat tapi
pasien menolak, namun kondisi pasien memberat. Akhirnya dokter memberikan
penanganan awal dan merujuk setelah pasien setuju. Apa bentuk karakteristik
profesionalisme dari dokter tersebut?
a. Beneficence
b. Non-maleficence
c. Justice
d. Altruism
e. Veracity
Pembahasan: lihat no. 177 (tapi jawabannya bingung A apa B)
189. Seorang anak perempuan, usia 15 tahun, diperiksakan ke poli jiwa oleh
orang tuanya karena suka mengulangi dan menirukan perbuatan orang lain,
kadang kata-kata orang lain. Hal ini muncul paling parah saat anak terkejut.
Anak sendiri merasa lelah karena seringkali menirukan perbuatan orang lain
tapi tidak dapat berhenti. Kondisi ini disebut:
a. Katalepsia
b. Kataplexia
c. Eksentrik
d. Echolalia
e. Echopraxia
Pembahasan:
Katalepsia: is a nervous condition characterized by muscular rigidity and
fixity of posture regardless of external stimuli, as well as decreased
sensitivity to pain.
Kataplexia: sudden and transient episode of loss of muscle tone, often
triggered by emotions such as laughing, crying, terror, etc.
Eksentrik: refer to unusual or odd behavior on the part of an individual. This
behavior would typically be perceived as unusual or unnecessary, without
being demonstrably maladaptive.
Echolalia: is the automatic repetition of vocalizations made by another
person.
Echopraxia: is the automatic repetition of movements made by another
person
190. Seorang anak, usia 5 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan pucat sejak 1
bulan yang lalu. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-). Dari
pemeriksaan fisik didapatkan anemik (+), Icterik (+), murmur sistolik grade II/6
di seluruh katup, hepar 3 cm dibawah kostae dan 3 cm dibawah processus
xyphoideus, spleen Schuffner III, tanpa limfadenopati. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 5.2 g/dl, leukosit 7300/ml, hematokrit 15.8%,
trombosit 185.000/ml, MCV 53, hipokrom mikrositer anisopoikilositosis ringan
polikromasia. Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang tepat:
a. Serum Fe
b. Darah lengkap
c. Kadar G6PD
d. Analisis Hb
e. Hapusan sumsum tulang
Pembahasan:
Diagnosis=thalassemia (severe anemia, hepatosplenomegaly, profound
microcytosis, blood smear anisopoikilositosis, peningkatan HbF, HbA2,
atau keduanya).
Thalasemia penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara
resesif, dimana sintesis Hemoglobin (Hb) tidak seimbang karena ada
produksi yang kurang/tidak ada produksi salah satu rantai globin RBC
mudah rusak hemolisis.
Thalasemia- mayor ditandai: anemia parah, gagal tumbuh. Extramedullary
hematopoiesis tjd sebagai respon anemia: hepatosplenomegali, skull
bossing. Pada Xray: hair on end karena peningkatan aktivitas sumsum
tulang.
Pemeriksaan penunjang: Dx definitifnya ditegakkan dg pemeriksaan Hb
elektroforesis Thalasemia-: Hb Barts dan HbH; Thalasemia-: HbF.
191. Seorang laki-laki, usia 29 tahun, dibawa ke UGD karena mengamuk dan
melukai orang-orang sekitarnya sejak 3 hari yang lalu. Pasien pernah
didiagnosis gangguan jiwa 10 tahun yang lalu. Diagnosis pasien tersebut
adalah:
a. Psikotik akut
b. Gangguan waham menetap
c.
d. Skizofrenia kronis eksaserbasi akut
e.
Pembahasan:???
192. Seorang dokter PKM ingin melakukan penelitian eksperimental pada 3
kelompok ibu hamil dengan pemberian pemberian suplementasi yang berbeda
(Fe, Zn, dan kombinasi Fe-Zn). Efektivitas suplementasi dihitung berdasarkan
kadar Hb (g/dL). Analisis dilakukan dengan membandingkan kadar Hb pada
ketiga kelompok tersebut. Analisis statistik yang digunakan:
a. Student t-tes
b. One way ANOVA
c. Kai kuadrat
d. T-independent
e. T-berpasangan (paired)
Pembahasan:
193. Seorang anak laki-laki umur 13 tahun datang ke klinik dokter, dengan
keluhan gatal hampir seluruh tubuh sejak 3 hari, gatal dirasakan pada malam
hari terutama di sela jari, pergelangan tangan dan daerah pusat. Adik pasien
juga mengalami gejala yang serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ruam
eritema, terowongan, papul dan vesikel, dan di ujung terowongan ada
ekskoriasi. Organisme penyebab yang paling tepat:
a. Tricophyton sp
b. Dermatophagoides sp
c. Demodex sp
d. Sarcoptes scabei
e. Pediculus corporis
Pembahasan:
Diagnosis= Scabies
4 kriteria diagnosis scabies:
Pruritus nocturnal (gatal pada malam hari)
Menyerang orang secara berkelompok
Terdapat terowongan di tempat predileksi (tempat dengan stratum corneum
tipis)
Ditemukan organisme penyebab diagnosis pasti (Sarcoptes scabei)
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.