Anda di halaman 1dari 148

PROSEDUR TINDAKAN PERSIAPAN OPERASI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan dengan melakukan persiapan sebelum operasi

Tujuan

Memberikan pelayanan persiapan operasi pada pasien-pasien rawat inap


ataupun ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat dengan
indikasi untuk melakukan tindakan operasi.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi


hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat
dan pasien

Prosedur

1. Pemeriksaan laboratorium lengkap


2. Persiapan alat
3. Konsultasi antar departemen
4. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

Kebutuhan :
Personel : 1 rang residen jama II
Administratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan mnyetujui tindakan yang dilakukan pada dirinya
baik secara lisan maupun tertulis.
2. Penjadwalan operasi
Unit Terkait

1. Departemen Obstetri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah Darurat
4. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
5. Departemen Ilmu Penyakit Dalam
6. Departemen Patalogi Anatomi
7. Departemen Anasthesi
8. Instalasi Anasthesi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SALFINGO OOVOREKTOMI INULATERAL

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparotomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan ovarium

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan salfingo oovorektomi pada


pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai
dengan indikasi untuk mengeluarkan ovarium

Kebijakan

Segala persiapan ataupun tindakan yang dilakukan sebelum operasi


hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat
dan pasien. Tndakan pembedahan salfingo oovorektomi unilateral dikerjakan
dengan indikasi dan meninggalkan ovarium yang sehat kontralateral.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar bedah


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan kurang lebih 1 1 jam
5. selesai pemedahan penderita ditawat di ruang recovery selama 24 jam dan
setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU atas
pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan
Kebutuhan Personel :
1. 1 orang operator /pembedah spesialis obgin/chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang dokter ahli anasthesi
4. 1 orang penata anasthesi
5. 1 orang penata instrumen
6. 1 orang pembantu ruang operasi
Administratif :
1. Informed consent

(dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada


dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN
SALFINGO OOVOREKTOMI INULATERAL

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparotomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan ovarium

Prosedur

Sarana :
1.

Ruang Operasi

2.

Peralatan anasthesi

3.

Peralatan laratomi lengkap

Obat dan alat habis pakai :


1.

Obat-obat anasthesi umum

2.

Oksigen

3.

Darah 600 ml

4.

Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% kolf

5.

Alat infuse set

6.

Jarum infus vobocat no.21

7.

Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8.

Kateter dan kantong urine

9.

Obat Antiseptic (pepidone, iodine)

10.

Benang jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11.

Sarung tangan steril 5 pasang

12.

Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SALFINGO OOVOREKTOMI INULATERAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparotomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan ovarium

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi bedah darurat
4. Instalasi Anasthesi
5. Departemen anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI TOTALITAS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan histerektomi totalitas pada


pasien rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai
dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus portio

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan pembedahan hiterekttomi totalitas dikerjakan dengan indikasi
dengan mengengkat seluruh uterus portio

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin/chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya obgin
3. 1 orang dokter ahli anasthesi
4. 1 orang penata anasthesi
5. 1 orang penata instrumen
6. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI TOTALITAS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 600 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infus set


6. Jarum nfus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI TOTALITAS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTTOMI RADIKAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio. Kedua ovarium, kelenjar
getah bening para iliaka, kelenjar getah bening para kolika, appendik, dan
kelenjar getah bening para aorta.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Histerektomi Radikal pada


pasien rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai
dengan indikasi untuk terapi dan prognosis

Kebijakan

Segala persiapan ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan


sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan
pembedahan Histerektomi Radikal dikerjakan dengan indikasi tujuan terapi
dan prognosis.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin divisi oakologi
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II / co asisten
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent

(dokter memberikan informasi kepada pasien, dan

pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada


dirinya baik secara lisan maupun tertulis

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTTOMI RADIKAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio. Kedua ovarium, kelenjar
getah bening para iliaka, kelenjar getah bening para kolika, appendik, dan
kelenjar getah bening para aorta.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 600 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum nfus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTTOMI RADIKAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus sampai portio. Kedua ovarium, kelenjar
getah bening para iliaka, kelenjar getah bening para kolika, appendik, dan
kelenjar getah bening para aorta.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI SUPRAVAGINALIS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Histerektomi Supravaginalis


pada pasien rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat
sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan


sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan
pembedahan Histerektomi Supravaginalis dikerjakan dengan indikasi dengan
mengangkat seluruh uterus smapia itsmus uteri..

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin /chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI SUPRAVAGINALIS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 600 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEREKTOMI SUPRAVAGINALIS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Histerektomi Supravaginalis


pada pasien rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat
sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan


sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan
pembedahan Histerektomi Supravaginalis dikerjakan dengan indikasi dengan
mengangkat seluruh uterus smapia itsmus uteri..

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEROKTOMI PERVAGINAM
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Histerekttomi Pervaginam


pada pasien rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat
sesuai dengan indikasi untuk mengeluarkan uterus setinggi itsmus uteri.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan pembedahan Histerekttomi Pervaginam dikerjakan dengan indikasi
dengan mengangkat seluruh uterus melalui vagina.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin divis uroginekologi
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEROKTOMI PERVAGINAM
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1000 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


HISTEROKTOMI PERVAGINAM
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SURGICAL STAGING
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus sampai portio, kedua ovarium, kelenjar
getah bening, paea kolika, appendik, dan kelenjar getah bening para aorta.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan Surgical Staging pada pasien


rawat inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan
indikasi dan untuk menentukan stadium dan pengobatan dari penyakit
tersebut.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya dipersiapkan


sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien. Tindakan
pembedahan Surgical Staging dikerjakan dengan indikasi

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 2 2 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin divisi Onkologi
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SURGICAL STAGING
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus sampai portio, kedua ovarium, kelenjar
getah bening, paea kolika, appendik, dan kelenjar getah bening para aorta.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SURGICAL STAGING
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


vagina untuk mengeluarkan uterus sampai portio, kedua ovarium, kelenjar
getah bening, paea kolika, appendik, dan kelenjar getah bening para aorta.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KURETASE MOLAHIDATIDOSA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan evakuasi isi kavum uteri melalui


kuret hisap dengan kuret tajam.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan kuretase molahidatidosa pada pasien rawat


inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi
untuk evakuasi kavum uteri.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan kuretase molahidatidosa dilakukan dengan indikasi.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin /chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KURETASE MOLAHIDATIDOSA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan evakuasi isi kavum uteri melalui


kuret hisap dengan kuret tajam.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KURETASE MOLAHIDATIDOSA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan evakuasi isi kavum uteri melalui


kuret hisap dengan kuret tajam.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


REPAIR FISTEL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan Penutupan lubang fistel.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan kuretase molahidatidosa pada pasien rawat


inap atau rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai dengan indikasi
untuk penutupan fistel

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan Repair Fistel dilakukan dengan indikasi dan dilakukan pada waktu
yang telah ditentukan.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin divisi urogenital
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


REPAIR FISTEL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan Penutupan lubang fistel.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


REPAIR FISTEL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan Penutupan lubang fistel.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


TUBEKTOMI (MINILAPARATOMI)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dam insisi dinding


uterus untuk melakukan pengikatan/pemotongan tuba faallopii

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan Tubektomi (Minilaparatomi) pada pasien


rawat inap atau rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi Keluarga
Berencana

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan Tubektomi (Minilaparatomi) dilakukan dengan indikasi dan
dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin / chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


TUBEKTOMI (MINILAPARATOMI)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dam insisi dinding


uterus untuk melakukan pengikatan/pemotongan tuba faallopii

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


TUBEKTOMI (MINILAPARATOMI)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dam insisi dinding


uterus untuk melakukan pengikatan/pemotongan tuba faallopii

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


LAPARASKOPI DIAGNOSTIK /OPERATIF
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk diagnose dinding terapi.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan Laparaskopi Diagnostik pada pasien rawat


inap atau rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi Keluarga
Berencana

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Tindakan Laparaskopi Diagnostik dilakukan dengan indikasi dan dilakukan
pada waktu yang telah ditentukan.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin / chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


LAPARASKOPI DIAGNOSTIK /OPERATIF
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk diagnose dinding terapi.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
4. Peralatan Cauter
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


LAPARASKOPI DIAGNOSTIK /OPERATIF
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


uterus untuk diagnose dinding terapi.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KISTA TERPUNTIR
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk mengeluarkan kista pada ovarium yang terpuntir

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan Salfongoo oforektomi pada pasien rawat


inap ataupun rawat darurat secara efektif sesuai dengan indikasi untuk
mengeluarkan ovarium

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Pembedahan pada kista terpuntir dikerjakan dengan indikasi.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin /chief residen
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang asisten operator II ; residen madya II
4. 1 orang dokter ahli anasthesi
5. 1 orang penata anasthesi
6. 1 orang penata instrumen
7. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KISTA TERPUNTIR
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk mengeluarkan kista pada ovarium yang terpuntir

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf

Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf

5. Alat infuse set


6. Jarum infus venocat no.21
7. Alat suntik

10 cc (3)

5 cc (3)

3 cc (3)

8. Kateter dan kantung urine


9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)
10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs

Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs

11. Sarung tangan steril 5 pasang


12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


KISTA TERPUNTIR
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk mengeluarkan kista pada ovarium yang terpuntir

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


OBSTETRI
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan dengan melakukan perawatan pasien dengan tindakan operasi


Obstetri

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi obstetri pada


pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai
dengan indikasi obstetri.

Kebijakan

Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu


rangkaian penting dalam perawatan pasien-pasien di bidang Obstetri
terutama yang telah dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan
post operasi adalah membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.

Prosedur

Kebutuhan Personel :
1. 1 Orang operator Dhef Residen /residen jaga utama / Jama II
Administratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana :
1. Ruang Operasi
2. Ruang ICU / ICCU
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat perawatan luka operasi
2. Sarung tangan steril 4 pasang
3. Betadin
4. Kassa
Penatalaksanaan
1. Melakukan Perawatan luka Operasi
2. Menilai kompilasi post operasi
3. menilai perkembangan kesehatan pasien

Unit Terkait

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Penyakit dalam, ICU.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

GINEKOLOGI
Nomor Revisi :
Terbitan ke

Tanggal Terbit :

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan dengan melakukan perawatan pasien dengan tindakan operasi


Ginekologi

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan perawatan setelah operasi Ginekologi


pada pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun
darurat sesuai dengan indikasi obstetri.

Kebijakan

Tindakan perawatan yang diberikan setelah operasi merupakan suatu


rangkaian penting dalam perawatan pasien-pasien di bidang Obstetri
terutama yang telah dilakukan tindakan operasi. Tujuan utama perawatan

Prosedur

post operasi adalah membuat kondisi pasien stabil dalam pemulihan.


Kebutuhan Personel :
1. 1 Orang operator Dhef Residen /residen jaga utama / Jama II
Administratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
pada dirinya baik secara lisan maupun tertulis.
Sarana :
1. Ruang Operasi
2. Ruang ICU / ICCU
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat perawatan luka operasi
2. Sarung tangan steril 4 pasang
3. Betadin
4. Kassa
Penatalaksanaan
1. Melakukan Perawatan luka Operasi
2. Menilai kompilasi post operasi
3. menilai perkembangan kesehatan pasien

Unit Terkait

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Penyakit dalam, ICU.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SEKSIO SESAR
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan Seksio Sesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui
dinding uterus /abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan perawatan melalui seksio sesar pada pasienpasien rawat inap ataupun rawat darurat secara efektif maupun darurat sesuai
dengan indikasi pengakhiran persalinan atau kehamilannya.

Kebijakan

Persalinan terbaik adalah yang fisiologis yaitu pervaginam, aman dan bersih
> tetapi bila gagal maka dilanjutkan dengan persalinan dengan tindakan yang
salah satunya operasi

Prosedur

Persiapan Operasi

Pasien telah dipasang infus larutan RL/NaCL 0,9 %, folley kateter dan
penampungan urine.

Daerah operasi diberihkan dengan melakukan pencukuran rambut dan


tutup kassa alkohol.

Dipastikan lagi KIE dan informed concent.

Mengganti pakaian operasi untuk pasien

Persiapan alat-alat seksio sesar yang steril

Persiapan tim lengkap : operator, asisten, memakai pelindung plastik,


masker, penutup kepala.

Mencuci tangan dengan antiseptic dan selanjutnya memakai jas operasi


steril dan sarung tangan steril.

Alat-alat yang disiapkan :


1.

Kain /duk steril. Pakaian steril operator, asisten, instrumen dan penerima
bayi.

2.

Klem untuk duk

: 6 buah

3.

Pisau bedah

: 1 buah

4.

Ateri Klem

: 6 buah

5.

Hak bergerigi

: 1 buah

6.

Kah retractor abdomen

: 2 buah

7.

Klem Mikuliks

: 4 buah

8.

Kassa Abdomen

: 2 buah

9.

Gunting tajam
: 2 buah
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN
SEKSIO SESAR

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan Seksio Sesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui
dinding uterus /abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.

Prosedur

10. Pemegang jarum (panjang dan pendek : 2 buah


11. Jarum (tajam dan tumpul

: 1 set

12. Klem kromp

: 4 buah

13. Klem krocker

: 4 buah

14. Alat isap dan kanula

: 1 set

Spuit steril dan obat-obatan methegin, oksitosin, betadin, alkohol, kassa


kering
Prosedur Pelaksanaan Seksio Sesar :
1. Daerah Operasi, Vulva, pusat bagian bawah sampai daerah lengkung iga
dilakukan tindakan antiseptic dengan larutan povidon iodine.
2. Lapangan operasi dipersempit dengan kain steril
3. Irisan pada dinding perut, linea mediana (pilihan 1) sepanjang 10 cm
antara simfisi-pusat diperdalam lapis demi lapis sampai mencapai rongga
perut.
4. Dimasukkan kassa steril di kiri dan kanan uterus untuk menyisihkan
usus-usus.
5. Membuka plika vesika uterine di depan SBR dan diperlebar ke kanan dan
kiri, disisihkan kekaudal kemudian dilindungi dengan speculum.
6. Dibuat insisi melintang pada SBR di bawah insisi plika vesikoterina
secara tajam dengan pisau sepanjang 2 cm, kemudian diperlebar
melintang secara tumpul dengan kedua jari telunjuk.
7. setelah rongga uteru terbuka, kantung ketuban dipecahkan dan bagian
terendah anak diluksir dan dikeluarkan dengan bantuan dorongan fundus
uteri oleh asisten sampai anak lahir.
8. Tali pusat di klem segera dan dipotong. Jalan nafas dibersihkan dan
diserahkan kepada tim neonatus.
9. Plasenta dilahirkan secara manual dan diyakinkan lengkap dan bersih.
10. Sumber pendarahan diklem, pemberian uteronika atas indikasi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


SEKSIO SESAR

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan Seksio Sesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan janin melalui
dinding uterus /abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.

Prosedur

11. Luka di dinding uterus dijahit lapis demi lapis.

Lapisan I : Dijahit jelujur endometritium dan miometrium dengan


kromik cat-gut.

Lapian II : dijahit jelujur pada miometrium dengan kromik cat-gut.

Lapisan III : dilakukan retroperitonealisasi plika vesikouterina


dengan pakaian cat-gut

12. Setelah diyakini tidak ada pendarahan dan dilakukan ekplorasi pada
kedua adneksa, kassa steril dikeluarkan sambil meraba fundus uteri agar
berkontraksi.
13. Dinding perut dijahit, lapis demi lapis, mengoles luka dengan cairan anti
septic dan ditutup dengan kassa steril.
Unit Terkait

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Anak anasthesi, Instalasi Bedah


Sentral

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


BEDAH MIKRO
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk anastomose tuba.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan mikro pada pasien rawat inap


secara efektif sesuai dengan indikasi untuk memperbaiki fungsi tuba fallopi.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Pembedahan pada bedah mikro dikerjakan dengan indikasi.

Prosedur

1. Persiapan operasi

Pengosongan rectrum (klisma/kolon cepat)

Pencukuran daerah operasi dilakukan di instalasi obgin

2. Pemasangan infus dan kateter di kamar pembedahan


3. Tindakan anasthesi umum
4. Tindakan pembedahan berlangsung kurang lebih 1 1 jam
5. Selesai pembedahan penderita di rawat di ruang recovery selama 24 jam
dan setelah stabil dipindahkan ke ruang rawat inap atau diperlukan ICU
atas pertimbangan dokter anasthesi dan dokter pembedahan.
Kebutuhan Personel
1. 1 orang operator /pembedah sepesialis Obgin divisi infertilitas
2. 1 orang asisten operator I ; residen madya I obgin
3. 1 orang dokter ahli anasthesi
4. 1 orang penata anasthesi
5. 1 orang penata instrumen
6. 1 orang pembantu ruang operasi
Adminsitratif
1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan
pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada
dirinya baik secara lisan maupun tertulis.

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


BEDAH MIKRO
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk anastomose tuba.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan mikro pada pasien rawat inap


secara efektif sesuai dengan indikasi untuk memperbaiki fungsi tuba fallopi.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Pembedahan pada bedah mikro dikerjakan dengan indikasi.

Prosedur

Sarana :
1. Ruang operasi
2. Peralatan anasthesi
3. Peralatan Laparatomi lengkap dan microsurgery
4. Loop dan mikroskop
Obat dan alat habis pakai :
1. Obat-obat Anasthesi umum
2. Oksigen
3. Darah 1500 ml
4. Cairan infus

Dekstrose 5 % 2 kolf
Assering 2 kolf

Ringer laktat 2 kolf

NaCl 0,9% 2 kolf


5. Alat infus set

6. Jarum infus venocat no.21


7. Alat suntik

10 cc (3)
5 cc (3)

3 cc (3)
8. Kateter dan kantung urine

9. Obat antiseptic (pepidone, iodine)


10. Benang Jahit

Chromic catgut 3 pcs


Plain cagut 3 pcs

Vieryl 2 pcs
11. Sarung tangan steril 5 pasang

12. Kassa

PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN


BEDAH MIKRO
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Tindakan pembedahan dengan melakukan laparatomi dan insisi dinding


abdomen untuk anastomose tuba.

Tujuan

Memberikan pelayanan tindakan pembedahan mikro pada pasien rawat inap


secara efektif sesuai dengan indikasi untuk memperbaiki fungsi tuba fallopi.

Kebijakan

Segala persiapan ataupun ataupun tindakan sebelum operasi hendaknya


dipersiapkan sebaik mungkin meliputi persiapan penolong, alat dan pasien.
Pembedahan pada bedah mikro dikerjakan dengan indikasi.

Unit Terkait

1. Departemen Obsteri dan Ginekologi


2. Instalasi Bedah sentral
3. Instalasi Bedah darurat
4. Instalasi anasthesi
5. Departemen Anasthesi
6. Departemen Patalogi Anatomi

PROSEDUR
RAWAT JALAN ENDOKTRIN

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/ 1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Melakukan pemeriksaan seluruh pasien infertile dan endoktrinologi

Tujuan

Memberikan akomodasi / fasilitas dan perawatan medis yang lebih insentif


pada pasien dengan pendarahan abnormal dari uterus tanpa kelainan organic

Kebijakan

1. Menerima pasien yang sudah diseleksi di bagian rawat jalan


2. Pada pasien rawat jalan dengan keluhan pendarahan abnormal dari uterus
yang terjadi di dalam/di luar siklus haid tanpa kelainan organic.

Prosedur

Administratif

1. Pasien Member karcis rawat jalan ginekologi


2.
Dibagian rawat jalan ginekologi dilakukan pemeriksaan untuk
3.
4.
5.

menyingkirkan faktor organic


Selanjutnya pasien dikirim ke bagian rawat jalan endoktrin
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ulang
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, dilatasi dan kuretase jika

6.

tidak ada kontraindikasi, dan jika perlu diperiksa lab.Hormonal.


Disimpulkan jenis PUD nya, keadaan umum, pasien, jika ada anemia

7.

dilakukan transfusi darah.


Diberi terapi hormonal sesuai dengan jenis PUDnya untuk satu siklus

8.

haid.
Kontrol ulang pada siklus berikutnya.

Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien


mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.

Unit Terkait

PROSEDUR
RAWAT JALAN OBSTETRI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan obstetri merupakan gerbang utama dalam penerimaan pasienpasien yang membutuhkan penatalaksanaan dalam kehamilannya baik
kehamilan normal maupun dengan resiko.

Tujuan

1.

Memberikan Fasilitas pelayanan medis yang baik dan benar kepada


pasien.

2.

Menyelenggarakan
sedemikian

rupa

pemeriksaan
sehingga

dan

keadaan

perawatan
patalogi

kepada
yang

ada

pasien
tidak

membahayakan ibu dan kehamilannya, tidak membahayakan ibu dan


persalinannya serta tidak menghasilkan dampak yang buruk pada ibu
dan anak setelah dilahirkan.
Kebijakan

1.

Setiap pasien ibu hamil patologis dan dirawat sesuai dengan kasusnya.

2.

Memakai semua fasilitas yang dimiliki unit kebidanan untuk memeriksa.


Memonitor dan mengevaluasi keadaan ibu hamil tersebut.

3.

Melakukan kordinasi dan rujukan dengan unit lain pada kasus yang
memerlukan perawatan bersama

Prosedur

1. Penerimaan
a. Setelah mendaftar di bagian pendaftaran, pasien datang di bagian
rawat jalan obstetri dengan membawa kartu rawat jalan kebidanan.
b. Pasien diminta oleh perawat rawat jalan kebidanan
2. Pelayanan
a. Paramedis
1. Memeriksa kelengkapan status / mengisi data pasien
2. Menyiapkan tempat tidur pasien
3. Mengukur tinggi badan dan berat badan.
4. Melakukan anamnesis
Siswa bidan, SMK dan mahasiwa AKPER membantu tugas bidan
tersebut

PROSEDUR
RAWAT JALAN OBSTETRI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan obstetri merupakan gerbang utama dalam penerimaan pasienpasien yang membutuhkan penatalaksanaan dalam kehamilannya baik

Prosedur

kehamilan normal maupun dengan resiko.


b. Dokter muda
1. Memeriksa ulang hamil pemeriksaan media
2. Mengukur keadaan vital pasien
3. memeriksa keadaan pasien dan berusaha mengenal keadaan
patologis yang mungkin timbul pada pasien
4. melaporkan ke dokter rawat jalan obstetri patalogi
c. Dokter rawat jalan obstetric patologi
1. Memeriksa hasil pemeriksaan paramedic, dokter muda (koasisten)
2. Memeriksa kehamilan pasien tersebut.
3. menetukan dan mengevaluasi keadaan patalogi yang ada.
4. bila diperlukan, menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan
tindakan lain seperti :
a. Konsul ke sub bagian perinatologi untuk pemeriksaan USG dan
profil dan biofisik.
b. Konsul ke unit lainnya (penyakit dalam, radiologi, bedah, gizi,
kulit dan kelamin dan lain-lain)
c. Memberikan pengobatan, nasehat dan petunjuk untuk pasien
rawat jalan.
d. Mengirim ke kamar bersalin untuk pasien yang perlu segera
dirawat.
3. Register
a. Mencatat pada buku register untuk setiap pasien yang telah diperiksa
oleh dokter.
b. Status pasien tersebut dikembalikan ke bagian pendaftaran

Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan .

PROSEDUR
RAWAT JALAN INFERTIL

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan Infertil merupakan salah satu poliklinik yang memberikan


pelayanan kepada pasangan suami istri yang mempunyai permasalahan di
bidang Infertilitas.

Tujuan

1. Memberikan fasilitas pelayanan rawat jalan kepada pasangan suami istri


(PASUTRI) yang ingin anak.
2. Melakukan pemeriksaan secara bertahap terhadap pasangan tersebut,
kemudian melakukan tindakan yang sesuai dengan kesimpulan/diagnose
saat itu.
3. Menggunakan fasilitas diagnostic dan terapertik laboratorium

Kebijakan

1.

PASUTRI datang dengan membawa kartu berobat poliklinik yang


diperolh dengan membeli karcis berobat jalan atau ada surat rujukan
Askes.

2.

Pemeriksaan pada kunjungan pertama harus dilakukan pada PASUTRI


supaya dokter dapat memberikan penjelasan dan pengertian tentang
masalah penderita dan tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan
dengan disipilin

Prosedur

1.

Penderita datang membawa status dan karcis berobat/surat rujukan


Askes.

2.

Paramedis mencatat dalam buku kunjungan berobat jalan, kemudian


melakukan anamnesi dan melampirkan blanko pemeriksaan analisa
sperma, mikrokuert, dan laboratorium rutin (darah, urine, kimia)

3.

Dokter melakukan anamnesis ulang/ tambahan yang diperlukan


kemudian

menjelaskan

pokok

permasalahan

PASUTRI

dan

rencana/tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan dengan disiplin


hasil yang diharapkan.
4.

Kesimpulan dari setiap kali kunjungan /pemeriksaan tersebut dapat


dilakukan tertentu atau dikonsultasikan ke bagian lain : Endokroneologi,
Andrologi dan penyakit dalam.

5.

Pada PASURTI yang berhasil mendapat kehamilan, kontrol selanjutnya


tetap dirawat jalan ingin anak.

Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan .


PROSEDUR
PKBRS

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Unit PKBRS memberikan pelayanan kepada semua ibu hamil maupun yang
telah melahirkan dalam pemeliharaan kesehatan post partum maupun
pemeliharaan alat kontrasepsi

Tujuan

1. Memberikan akomodasi /fasilitas dan pelayanan keluarga berencana


sebaik mungkin pada akseptor rawat jalan dan rawat inap.
2. Memberikan pelayanan keluarga berencana yang rasional kepada
akseptor rawat jalan dan rawat inap.

Kebijakan

1. Pelayanan dilakukan atas kehendak peserta /akseptor sendiri, kiriman dari


dokter bangsal obstetric dan ginekologi serta membawa surat pengantar
dari dokter / paramedis.
2. adanya fasilitas yang tersedia

Prosedur

1. Penerima Akseptor KB
a. Akseptor membawa surat pengantar dari

dokter bangsal, dokter

praktek, paramedic atau datang sendiri.


b. Petugas mencatat dalam buku register.
1. Menyiapkan kartu status akseptor KB (K/IV) dan kartu tanda
akseptor (K/1)
2. Memberikan penjelasan kepada akseptor KB tentang tata tertib
dan kewajiban yang harus dipenuhi termasuk cara pembayaran.
3. Menyerahkan akseptor KB dan berkas kartu status akseptor KB
dan kartu tanda akseptor serta kartu tubektomi.
2. Pelayanan Calon akseptor KB
a. Paramedis
1.

memeriksa perlengkapan berkas kartu akseptor KB dan kartu


tanda akseptor serta kartu tubektomi.

2.

Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan


kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis
maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian.

PROSEDUR
PKBRS

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Unit PKBRS memberikan pelayanan kepada semua ibu hamil maupun yang
telah melahirkan dalam pemeliharaan kesehatan post partum maupun

Prosedur

pemeliharaan alat kontrasepsi


3. Mencatat identifikasi akseptor

dan melakukan anamnesis serta

mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan.
4. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan
kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi media teknis maupun
segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian.
5. Mencatat identifikasi akseptor

dan melakukan anamnesis serta

mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan.
3. Tindakan Pelayanan Kontrasepsi
a. Paramedis menyiapkan kondom, pil, obat suntikan, alat-alat inplant,
alat-alat AKDR, alat-alat dan obat tubektomi, alat-alat obat untuk
laparoskopi diagnostic, alat-alat dan obat-obat hiteroskopi.
b. Paramedis bersama-sama koasisten membeikan kondom, pil dan alat
suntikan.
c. Paramedis bersama koasisten menyiapkan akseptor KB untuk
pasangan inplant, AKDR, serta tubektomi, hiteroskopi LD.
d. Dokter bersama koasisten melakukan peamasangan inplant dan
AKDR serta melakukan tubektomi.
e. Dokter bersama konsulen melakukan sterilisasi laporoskopi.
f. Dokter mengawasi akseptor setelah tindakan operatif di bangsal pulih
selama sediktinya 2 jam.
g. Dokter memberikan pengobatan dan tindakan terhadap efek samping
kontrasepsi.
h. Paramedis mengembalikan akseptor KB dan memanggil petugas
bangsal untuk menjemput akseptor dari bangsal.
i. Koasisten membuat laporan tubektomi sedangkan dokter membuat
laporan sterilisasi laporoskopi dam histeroskopi.
Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan .

PROSEDUR RAWAT JALAN ONKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan Onkologi adalah poliklinik yang dipergunakan melayani pasien


onkologi ginekologi

Tujuan

Memberikan pelayanan rawat jalan dan pengobatan serta pemantauan pada


kasus-kasus tertentu secara otpimal sesuai dengan kebutuhan.

Kebijakan

1. Penderita yang di rawat jalan inkologi berasal dari :


a. Penderita rujukan dari luar dengan diagnosis kasus onkologi /
kanker ginekologi
b. Penderita dari poliklinik ginekologi atau dari unit lain dengan
diagnosis kasus onkologi / kanker ginekologi.
c. Penderita control setelah pengobatan kasus onkologi / kanker
ginekologi.
d. Penderita control dan berobat jalan untuk kasus onkologi tertentu.
e. Penderita rujukan dari luar atau dari poloklinik ginekologi untuk
diambil bahan sediaan untuk pemeriksaan sitologi.
2. Tersedianya fasilitas ruang periksa, obat dan alat-alat sesuai dengan
kebutuhan

Prosedur

1.

Penerimaan Penderita rawat jalan


a. Penderita mendaftarkan diri ke loket sentral rawat jalan ke loket
pengendalian ASKES serta mengambil berkas catatan mediknya dan
menyerahkan kepada petugas pendaftaran di poliklinik onkologi.
b. Petugas pencatatan menyerahkan penderita beserta berkas catatan
mediknya kepada paramedis untuk dilakukan anamnesis pendahuluan
tanda vital

2.

Pelayanan Rawat jalan


a. Paramedis
1. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic penderita
2. melakukan anamnesis pendahuluan dan memeriksa tanda vital
penderita serta mencatatnya ke dalam berkas catatan medic.
3. Mempersiapkan penderita di atas meja periksa dan mempersiapkan
alat-alat dan serta bahan pemeriksaan.

PROSEDUR RAWAT JALAN ONKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan Onkologi adalah poliklinik yang dipergunakan melayani pasien

Prosedur

onkologi ginekologi
b. Dokter Poliklinik
1. Melakukan anamnesi tambahan apabila diperlukan
2. Melakukan pemeriksaan mulai dari pemeriksaan keadaan umum
penderita, fisik dan ginekologi serta kemajuan pengobatan.
3. membuat diagnosis kerja dan memberikan pengobatan.
4. melaporkan dan mengkonsultasikan kasus-kasus baru dan tertentu
kepada konsulen onkologi.
5. Melakukan tindakan khusus kasus-kasus tertentu atas persetujuan
konsulen onkologi
6. Melakukan tindakan pengambilan untuk pemeriksaan sitologi.
7. Membuat permohonan untuk rawat inap kepada dokter kamar
tindakan ginekologi untuk disetujui konsulen onkologi.

Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan , Penyakit Dalam

PROSEDUR RAWAT JALAN GINEKOLOGI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan ginekologi adalah poliklinik yang dipergunakan melayani pasien


Ginekologi.

Tujuan

Memberikan pelayanan rawat jalan dan pengobatan serta pemantauanm


pasien ginekologi

Kebijakan

Adanya surat pengantar dari dokter / bidan praktek swasta untuk


ditindaklanjuti di rawat jalan ginekologi atau penderita yang langsung
datang ke rawat jalan ginekologi.

Prosedur

1. Penerimaan pasien baru


a. Penderita baru datang ke tempat pendaftaran penderita baru di rawat
jalan obgin untuk registrasi identitas pasien.
b. Petugas pendaftaran memilih catatan medic yang diperlukan.
1. Melakukan anamnesis pendahuluan
2. mengantar penderita ke ruang rawat jalan ginekologi
3. menyerahkan penderita memilih catatan medic kepada Paramedis
di ruang rawat jalan ginekologi
2. Pelayanan penderita di ruang rawat jalan ginekologi
a. Paramedis
1. Memeriksa kelengkapan catatan medic pertama
2. menyiapkan alat-alat untuk pemeriksaan
3. menyiapkan penderita di tempat penderita
4. menemani dokter pada saat pemeriksaan
b. Dokter Poliklinik
1. Mengadakan anamnesis tambahan bila diperlukan
2. Mengadakan pemeriksaan dan menegakkan diagnosis dan
mencatat ke dalam catatan medic.
3. Bila

perlu

dilakukan

pemeriksaan

penunjang

seperti

laboratorium, USG, konsul ke bagian lain, dll


4. Kasus-kasus sulit dan persiapan operasi dikonsulkan ke konsulen
rawat jalan.

PROSEDUR RAWAT JALAN GINEKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Rawat jalan ginekologi adalah poliklinik yang dipergunakan melayani pasien


Ginekologi.

Administratif

Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien


mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.

Prosedur

3. Memberikan terapi atau mengirim pasien ke kamar ginekologi untuk


perawatan selanjutnya.

Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan .

PROSEDUR RAWAT PENDARAHAN POST PARTUM


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pendarahan > 500 ml 24 jam setelah anak lahir

Tujuan

Memberikan pelayanan dan rawat medis secepat mungkin pada penderita


pendarahan post partum

Kebijakan

1. Pendarahan post partum dini (early pas partum homerrhage) yaitu


pendarahan yang terjadi setelah 24 jam sesudah lahir.
2. Pendarahan masa nifas (late post partym hemorrhage) yaitu pendarahan
pada masa nifas (peurperium) tidak termasuk 24 jam pertama setelah bayi

Prosedur

lahir.
Prinsip Penatalaksanaan
1. Hentikan pendarahan
2. cegah / atasi syok
3. Ganti darah yang hilang / transfuse atau diberi infuse cairan NaCl/Rl,
plasma Ekspander, Dextran-1
Atonia
1. Messase uterus + pemberian uterotonikka : Infus pitosin 10iu 100iu
dalam 500 ml D5 %, 1 ampul ergon meterin I, V pat diulang 4 jam
kemudian, suntikan prostagladin.
2. Kompresi bimanual
3. Tampon uterovaginal secara lege artis, tampon diangkat 24 jam
kemudian.
4. Tindakan operatif

Legasi arteri urine

Ligasi arteri hip[ogastrika

Histerektomi

Catatan 1) dan 2) untuk yang masih ingin anak tindakan yang bersifat
sementara untuk mengurangi pendarahan menunggu tindakan operatif dapat
dilakukan metode Henkell(menjepit cabang uterine melalui vagina, kiri dan
kanan) atau kompresi aota Abdominalis.

PROSEDUR RAWAT PENDARAHAN POST PARTUM


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Prosedur

Pendarahan > 500 ml 24 jam setelah anak lahir


Retensio Plasenta / Sisa Plasenta

Retensio Plasenta tanpa pendarahan masih dapat menunggu.


Sementara itu kandung kemih dikosongkan, mesasse uterus
dan suntik anoksitosin (I, V dan 1.M atau melalui infuse) dan
boleh dicoba parasat Crede secara lege artis.

Jika tidak berhasil dilakukan manual plasenta dilakukan


kuretase dengan kuret tumpul ukuran besar bersamaan dengan
suntikan oktitosin.
Manual Plasenta segera dilakukan bila :
1)

Pendarahan III > 200 ml

2)

Penderita dalam narkose

3)

Riwayat pendarahan post pertum habitualis

4. Tali Pusat putus


Robekan / laserasi jalan lahir segera dilakukan reparasi, robekan
dilihat secara avue dengan sepkulum, dan dijahit dengan cermat.
Gangguan pembekuan darah diberi pengobatan yang sesuai seperti
vitamin K, Kalsium, Tranxamic Acid dan sebagai berikut. Pada
hipofibrinogenemia atau fresh frozen plasma control DIC dengan
Heparin.
Unit Terkait

Kebidanan dan Kandungan , Penyakit Dalam, Unit Pelayanan Darah

PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 5

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan
bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang mana yang terendah, dapat dibedakan :

Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation)

Letak bokong kaki


Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba)
Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba)

Letak kaki
Sempurna
Tidak sempurna

Letak lutut
Sempurna
Tidak sempurna

Tujuan

Kebijakan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin

Mencegah komplikasi berlanjut

Persalinan dengan letak kepala sungsang mempunyai morbiditas yang lebih


tinggi dibandingkan letak kepala terhadap bayi sehingga membutuhkan suatu
keterampilan dalam mengelolanya. Pilihan awal adalah tetap pada persalinan
diusahakan pervaginam. Jika ada kontra indikasi maka diselesaikan dengan
tindakan operatif.
PENGECEKAN DIAGNOSIS LETAK SUNGSANG

Pemeriksaan luar
Leopold I : Kepala /ballotemen difundus
Leopard II : teraba punggung di satu sisi
Leopard III & IV : bokong teraba di bagian bawah rahim

Pemeriksaan dalam :
Teraba bokong, sacrum, anus, genitalia, tungkai atau kaki janin. Kadangkadang sukar membedakan antara bokong dan muka, terutama pada
partua yang lama menyebabkan bokong menjadi bengkak, atau antara
kaki dan tangan.
PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 5

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan
bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang mana yang terendah, dapat dibedakan :

Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation)

Letak bokong kaki


Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba)
Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba)

Letak kaki
Sempurna
Tidak sempurna

Letak lutut
Sempurna
Tidak sempurna

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin

Mencegah komplikasi berlanjut

Kebijakan

KAKI
Jarak kaki lebih pendek dari telapak tangan
Ujung jari-jari hampir satu garis lurus
Terdapat tiga benjolan tulang, kalkaneus, malleolus medialis et laterilis
Ibu jari terdapat direnggangkan
Telapak tak dapat diluruskan dan tidak dapat bersalaman
TANGAN
Jari tangan hampir sama panjang dengan telapaknya
Ujung jari-jari tangan letak pada garis lengkung
Terdapat ujung ulna dan radius
Telapak dapat diluruskan dan dapat salaman

Ultrasonografi
Diperlukan untuk :
Konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas
Menentukan letak plasenta
Penentuan kemungkinan adanya cacat bawaan

Foto Rontgen
Konfirmaisi letak janin
Menentukan habitas kepala janin

Auskulasi
Terdengar denyut jantung janin paling jelas pada keadaan sekitar pusat
PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 5

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan
bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang mana yang terendah, dapat dibedakan :

Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation)

Letak bokong kaki


Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba)
Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba)

Letak kaki
Sempurna
Tidak sempurna

Letak lutut
Sempurna
Tidak sempurna

Prosedur

Bidan siswa paramedis mempersiapkan pasien di tempat tidur.

Dokter jaga muda dan koasisten memeriksa tanda vital ibu, his dan DJJ

Dokter menentukan tindakan / pengobatan / rencana yang akan


dilakukan terhadap pasien.

Bidan melaksanakan pemeriksaan obstetric selanjutnya

Koasisten, bidan dan siswa paramedis melakukan persiapan sesuai


instruksi dokter.

PENATALAKSANAAN

Masa Antenetal
-

Jika kehamilan 30 32 minggu dianjurkan Knee Chest Position dan


dilakukan ultrasenografi untuk mencari kemungkinan kelainan letak
plasenta (plasenta previa), cacat bawaan atau kelainan bentuk rahim.

Jika pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan, dicoba versi luar,


primigravida pada kehamilan 32 34 minggu dan multigravida pada
34-36 minggu, dengan catatan : tidak ada kontra indikasi versi luar.

Kontrol 1 minggu, jika terjadi reversion (versi luar gagal), maka


dilakukan foto rontgen abdomen untuk mencari kemungkinan adanya
kelainan tentang panggul ibu atau habitus janin. Bila foto rontgen
abdomen tidak ditemukan kelainan, dilakukan versi luar sekali lagi.

PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 4/ 5

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan
bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang mana yang terendah, dapat dibedakan :

Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation)

Letak bokong kaki


Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba)
Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba)

Letak kaki
Sempurna
Tidak sempurna

Letak lutut
Sempurna

Prosedur

Tidak sempurna
Masa persalinan
-

Pada kasus dimana versi luar berhasil, maka penatalaksanaan


persalinan seperti pada letak kepala.

Pada kasus dimana versi luar gagal, maka penatalaksanaannya


persalinan

lebih

aktif,

persalinan

pervaginam

terutama

padaprimigravida harus hati-hati, karena terjadi after coming head.


Anak harus lahir dalam waktu 8 menit sejak lahir sebatas tali pusat
dan dipakai skor zatuchani Andros.

Pimpinan Persalinan
Pada letak sungsang terdapat macam cara pertolongan antara lain :
1. Pertolongan persalinan
2. Ekstrasi partial untuk melahirkan bahu bila persalinan spontan tidak
berhasil :
-

secara klasik

secara muller

secara lovest

3. Ekstrasi total

PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 5/ 5

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Letak sungsang adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan
bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang mana yang terendah, dapat dibedakan :

Letak bokong (hanya yang teraba/frank breech presentation)

Letak bokong kaki


Sempurna (bokong dan kedua kaki teraba)
Tak sempurna (bokong dengan satu kaki teraba)

Letak kaki
Sempurna
Tidak sempurna

Letak lutut
Sempurna
Tidak sempurna

Prosedur

4. Ekstrasi total
5. Putaran paksi abnormal
Jika oksiuput tetap di belakang, kepala dilahirkan dengan cara
mouriceau smelie-viet terbaik atau cara Praha terbaik.
6. Seksio Sesar primer pada letak sungsang :
-

Habitus kepala eksistensi

Panggul sempit dan kelainan bentuk panggul

Taksiran berat anak ? 3500 pada primigravida dan 4000 pada


multigravida

Unit Terkait

Bekas SS atau miomektomi

Primigravida dengan letak kaki

Primigravida tua

BOH

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi

PROSEDUR PELAYANAN JANIN LETAK LINTANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu letak janin dengan sumbu panjang janin memoptong tegak lurus atau
hampir tegak lurus terhadap sumbu ibu

Tujuan

Memberikan fasilitas dan perawatan sebaik dan secepat mungkin


Memberikan perawatan yang optimal sesuai dengan kesehatan terhadap
penderita yang di rawat dengan kehamilan letak lintang

Kebijakan

Persalinan dengan letak lintang dapat dilakukan pervaginam atau


perabdominam tergantung mana syarat terpenuhi untuk kedua jenis tindakan
tersebut.

Prosedur

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Luar
Infeksi : perut terlihat melebar ke samping kira-kira sama dengan palpasi.
Lepold I : tinggi fundus uteri lebih rendah dibandingkan dengan umur
kehamilan (dikonkrusi negative)
Lepold II : teraba bokong atau kepala pada salah satu sisi
Lepold IIIdan IV : bagian terbawah kosong
Askultasi : denyut jantung janin terdengar jelas sekitar pusat

Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah, pada pemeriksaan akan mudah-mudah diraba
Sisa dada : tulang iga sebagai garis-garis
Skalupa atau akronim sebagai petunjuk klavikula
Arah penutupan aksila menunjukkan posisi kepala kadang tangan kanan,
atau kiri menumbung ke dalam vagina atau keluar vagina dari vulva.

Ultrasenografi

Hanya dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam ditemukan kesulitan


PENATALAKSANAAN

Versi Luar : hanya dilakukan bila tidak ada kontra indikasi sebaiknya
dilakukan pada umur kehamilan diatas 32 minggu

Seksio Sesar : tindakan ini merupakan pertologan utama letak lintang.

Versi Ekstrasi : pada gemali anak kedua, kalau ketuban baru dipecahkan /
baru pecah.

Persalinan Letak lintang : kadang-kadang dapat berlangsung pervaginam


pada keadaan anak kecil / anak mati secara evollusio spontanea atau
konduplikasio korpore

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi


PROSEDUR PELAYANAN PRETERM

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Persalinan pada usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap atau antara
140 dan 259 hari dihitung dari pertama haid terakhir dengan berat badan
janin kurang dari 2500 gram

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis

Kebijakan

Persalinan Preterm membutuhkan pakaian yang khusus, mengingat berbagai


macam komplikasinya terutama komplikasi yang ditimbulkan terhadap
janinnya

Prosedur

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosis preterm


antara lain :

Kriteria Diagnosis
Usia gestasi 22 27 minggu
Dijumpai tanda-tanda persalinan

Gambaran Laboratorium
Darah : darah tepi, kimia darah, ABO, inkompayibilitas, rhesus factor
Urine : kultur urine (bakteri uri)
Pemeriksaan bacterial vaginosis
Pemeriksaan surpaktans (amniosentesis)
Pemeriksaan gas dan pH darah janin

Gambaran Radiologi
-

Ultrasenografi : Usia getasi, besar janin, jumlah janin, aktifitas


biopisik, cacat bawaan, letak dan maturasi plasenta, volume cairan
amnion, kelainan uterus.

Kardiotokografi : kesejahteraan janin, frekeunsi janin, frekuensi dan


kekuatan kontraksi

Pemeriksaan berkala dilatasi serviks

1. Kehamilan
Persalinan sedapat mungkin dicegah

Istirahat baring
Deteksi dan penanganan terhadap faktor resiko persalinan preterm

Pemberian Obat tokolik

Golongan beta mimetik


PROSEDUR PELAYANAN PRETERM

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Persalinan pada usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap atau antara
140 dan 259 hari dihitung dari pertama haid terakhir dengan berat badan
janin kurang dari 2500 gram

Prosedur

Salbutamol (salbon, salbuven) perinfus 20-50 ug/men, per oral : 4


mg, 2-4 kali/hari (maintenance)

Magnesium Sulfat
Parental : 4-6 g/iv, pemberian bolus selama 20-30 menit, infus 2-4
g/jam (maintenance), efek samping : demam paru, lethargia, nyeri
dada, depresi pernafasan (pada ibu dan bayi)

Pemeriksaan kesejahteraan janin (USG, KTG), kontra indikasi


penundaan persalinan

Mutlak : gawat janin, korioamiunitis, pendarahan sntepartum


yang banyak

Relatif : gestosis, diabetes militus, pertumbuhan janin


terlambat, pembukaan serviks lebih dari 4 macam

2. Persalinan
Janin presentasi kepala : pervaginam dengan episiotomy lebar
perlindungan forceps terutama bayi >35 minggu
Indikasi Seksio Sesar :

Janin dengan presentasi bokong

Taksiran janin < 1500 gram (kontroversi)

Gawat janin, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi

Infeksi intra partum, bila syarat pervagi nam tidak terpenuhi

Manifulasi bayi seminimal mungkin, incubator pemberian oksigen


KOMPLIKASI
Pada bayi :
Sidroma gawat nafas
Pendarahan intra krinial terutama persalinan
Sepsis
Gangguan neorolgi
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi


PROSEDUR PELAYANAN INFEKSI INTRA PARTUM

dan

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Infeksi yang terjadi dalam persalinan yang ditandai :


- Kenaikan suhu >380 C
- Air ketuban keruh kecoklatan dan berbau
- Lekosit darah > 15.000/mm3
Infeksi yang terjadi dapat merupakan kelanjutan dari adanya infeksi
anterpartum yaitu berupa khorioamnionitis yang sebelumnya mungkin
asimptomatik

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita infeksi intra partum

Kebijakan

Diagnosis dari infeksi intrapartum dapat ditegakkan jika mem,enuhi kriteria :


1. Biasanya ketuban sudah pecah
2. Suhu >380 C
3. Air ketuban keruh kecoklatan dan berbau
4. Darah tepi : lekosit > 15.000 /mm3

Prosedur

MEDIKAMENTOSA (ANTIBIOTIKA)
Ampilisina 3 x 1 gram / hari 1.V atau
Penisilin Prokaine 2 x 2,3 juta iu / hari 1.M
Pada infeksi berat : polofragmasi
OBSTETRI
Persalinan diusahakan pervaginam
Kala 1 dilakukan akselerasi persalinan dan kala II dipercepat
Seksio Sesar hanya dilakukan atas indikasi obstetric, misalnya : kelainan
letak, distosia, gawat janin, bila seksio sesar dilakukan, pasang drain intra
peritoineal di depan plika dan pada vacum douglasi. Bayi dapat dirawat
gabung.
KOMPLIKASI

Sepsis sampai dengan suok septic

Luka episotomi / operasi terinfeksi, terbuka sampai terjadi Burst


Abdomen

Unit Terkait

Pendarahan

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi

PROSEDUR PELAYANAN EKSTRASI FORCEPS

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Ekstrasi Forceps adalah suatu cara yang digunakan untuk mengakhiri suatu
persalinan dengan menggunakan alat forceps

Tujuan

Mengakhiri / memperpendek kala II dengan tindakan forceps

Kebijakan

Ekstrasi forceps dilakukan bila syarat-syarat untuk melakukan tindakan


tersebut terpenuhi

Prosedur

Dokter jaga Madya I / II membuat rencana dan disetujui oleh dokter jaga
utama

Bidan melakukan desinfektan pada vulva dan sekitarnya serta kandung


kemih dikosongkan.

Dokter jaga madya I/II melakukan pemasangan forceps setelah terlebih


dahulu diminyaki

Dokter jaga madya koasisten menjadi asisten pemegang tangkai/gagang


forceps

Episiotomi dilakukan sebelum ekstrasi dan terlebih dahulu dianestesi


lokal dengan Hdokain 2%.

Begitu kepala anak lahir forceps dilepaskan dengan membuka kuncinya.

Dianjurkan dengan membersihkan mulut, hidung, seterusnya badan anak


dilahirkan, setelah tali pusat dipotong anak diserahkan ke dokter anak.

Dokter anak menentukan apakah anak dirawat di unit kebidanan atau di


unit anak.

Plasenta harus dilahirkan dalam waktu 10 15 menit tak boleh lebih dari
jam

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi

PROSEDUR PELAYANAN EKSTRASI VAKUM


No. Dokumen :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/1

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Ekstrasi Forceps adalah suatu cara yang digunakan untuk mengakhiri suatu
persalinan dengan menggunakan alat vakum

Tujuan

Mengakhiri / memperpendek kala II dengan tindakan vakum

Kebijakan

Ekstrasi vacum dilakukan bila syarat-syarat untuk melakukan tindakan


tersebut terpenuhi

Prosedur

Rencana Dokter /intstruksi dokter

Petugas (dokter, bidan koasisten, dokter anak)

Dokter melakukan pemeriksaan dan menentukan apakah syarat ekstrasi


vacuum terpenuhi dan menentukan posisi janin

Dokter melakukan tindakan ekstarsoi vacuum, pada waktu kepala anak


telah lahir bidan melakukan pembersihan mulut dan hidung, seterusnya
melahirnya seluruh badan / tubuh bayi.

Bidan/koasisten memotong tali pusat dan memisahkan anak dari ibu dan
selanjutnya diserahkan ke dokter amak untuk dirawat sebagaimana
mestinya.

Begitu anak lahir dan bidan menyuntikan suntocinon 1 amp/i,m

Dokter melahirkan plasenta

Bidan melakukan vulva violet

Bidan/siswa membersihkan pasien di tempat tidur.

Kalau dilakukan episiotomy, penjahitan luka dilakukan dokter, koasisten


sebelum dilakukan vulva violet

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi

PROSEDUR PELAYANAN PLASENTA PREVIA


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Plasenta yang implantasinya abnormal yaitu pada segmen sehingga dapat


menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum

Tujuan

1. Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita plasenta previa.
2. Mencegah pendarahan ulangan dan komplikasi lanjut.

Kebijakan

1. Gajala klinis
a.

Gejala umum plasenta previa adalah pendarahan sebab, tanpa rasa


nyeri dan biasanya berulang (painless, recurrenty bleeding),
darahnya berwarna merah segar.

b.

Bagian terbawah janin tinggi (flacting), sering dijumpai kelainan


letak janin

c.

Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan


tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya tetapi
pendarahan berikutnya biasanya lebih banyak.

d.

Janin biasanya masih baik

2. Inspekulo di kamar bersalin, darah keluar dari OUE


3. Ultrasonografi
4. Periksa dlaam diatas meja operasi (PDMO), infus atau transfuse darah
telah terpasang.
a. Meraba formiks, apakah ada bantalan (pada presentasi kepala)
Prosedur

b. Meraba plasenta pada ostium internum


1. Bidan / siswa paramedis mempersiapkan pasien di tempat tidur
2. dokter jaga muda dan koasisten memeriksa tanda vital ibu dan Hb
3. Dokter menentukan tindakan pengobatan/rencana yang akan dilakukan
terhadap pasien.
4. Bidan melaksanakan instruksi dokter
5. Bidan melkukan pemeriksaan obstetric yaitu PELAYANAN & Inspekulo
6. Dokter melakukan tindakan obstetric selanjutnya : a. Perawatan
ekspektatif

b. Perawatan aktif

7. Koasisten, bidan dan siswa bidan paramedic melakukan persiapan sesuai


instruksi dokter.

PROSEDUR PELAYANAN PLASENTA PREVIA


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Prosedur

Plasenta yang implantasinya abnormal yaitu pada segmen sehingga dapat


menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
PENATALAKSANAAN
1. Ekspektatif
Kriteria
a. Pendarahan sedikit, kadar Hb >3 g%
b. Keadaan umum baik
c. Usia kehamilan < 37 minggu
d. Janin hidup
e. Belum inpartu
Tindakan :
a. Tirah baraing : mobilisasi bertahap
b. Steroid pada kehamilan < 32 minggu
- 12 mg /24 jam I.V / 1.M----2 x
- 6 mg / 12 jam I.V / 1.M---- 4 x
c. USG Sekuensial
d. Prpfil biofisik
e. Amniosintesis
2. Aktif
Kriteria
a. Pendarahan banyak, kadar Hb < 8 g %
b. Keadaan umum jelek dan syok
c. Inpartu
d. Usia kehamilan > 37 minggu atau taksiran berat janin >2500 g
e. Janin mati
Tindakan :
a. Perbaiki keadaan umum : infuse, atasi syok dan transfuse darah
b. Bila keadaan umum setelah jelek, syok teratasi, segera seksio sesar,
sedangkan bila keadaan umum baik PDMO
TINDAK LANJUT
1. Perawatan di rumah sajkit sebelum melahirkan
2. Setelah melahirkan dilakukan konsultasi dengan bagian neurologi
mata & penyakit dalam

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , neonatalogi


PROSEDUR PELAYANAN SOLUSIO PLASENTA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K

Pengertian

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal lepas sebelum janin
pada kehamilan trisemester III (28 Minggu)

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita Solutio Plasenta

Kebijakan

Gambaran Klinis
1. Pendarahan pervaginam antepartum disertai dengan rasa nyeri perut yang
terus menerus, warna darah merah kehitaman.
2. Uterus tegang seperti papan (uterus en bois, wooden womb)
3. Anemia / syok yang tidak sesuai dengan darah yang keluar
4. bagian janin sukar diraba
5. Denyut jantung janin (+) / (-)
6. Setelah plasenta lahir terdapat cekungan
Pendaraha

Derajat
Ringan
Sedang

n
< 220 ml
> 200 ml

Berat

> 200 ml

Kadar yang

Kadar

Hidup
Gawat /

lepas
1/6
1/6 2/3

Fibrinogen
>250
120 -250

mati
mati

> 2/3

<120

Tegang

Syok

Janin

(-)
(+)

(-)
Presyok

Tetanik

(+)

Pemeriksaan
1. Tanda vital
2. Darah lengkap
3. Urine lengkap
4. kelainan pembekuan darah
a. COT (Clot Observation Test )
b. Jumlah trombosit
c. Waktu pendarahan
d. Waktu pembekuan
e. Kadar Fibrinogen
5. Fungsi ginjal
1.

Jumlah urine

2.

Ureum/kreatinin

PROSEDUR PELAYANAN SOLUSIO PLASENTA


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal lepas sebelum janin

Prosedur

pada kehamilan trisemester III (28 Minggu)


1. Bidan / Siswa Paramedis Mempersiapkan Pasien Di Tempat Tidur
2. Dokter Jaga Muda Dan Koas Memeriksa Tanda Vital, Hb Dan COT
3. Dokter Menentukan Tindakan / Pengobatan Rencana Yang Akan
Dilakukan
4. Bidan Melaksanakan Instruksi Dokter
5. Dokter Melakukan Pemeriksaan Obstetric
6. Dokter Menentukan Tindakan Obstetric Yang Akan Dilakukan,
Selanjutnya :
a. Perawatan Ekspectatif
b. Perawatan Aktif
7. Koas, Bidan Melakukan Persiapan Sesuai Dengan Instruksi Dokter
PENATALAKSANAAN
1. Ekspektatif
Kriteria
A. Keadaan Umum Baik
B. Solusio Plasenta Ringan
C. Usia Gestasi < 37 Minggu Atau TBJ < 2500 Gr
2. Aktif
Kriteria
a. Keadaan Umum Buruk
b. Usia Gestates < 37 Minggu Atau TBJ > 2500 Gr
c. Solusio Plasenta Ringan /Sedang/Berat
Tindakan
a. Resusitasi Keadaan Umum (Sebaiknya Kalau Berat Pasang CVP)
1) Darah (Kalau Ada Darah Segar)
Mengatasi Darah Yang Hilang 1000 -2000 Ml (2-4 Fibrinogen)
Transfusi Menurut Trocantis :
- TD < 50 Mmhg

: 20 40 Ml /Menit

- TD 50-100 Mmhg

: 14 -20 Ml/Menit

- TD > 100 Mmhg : 6 Ml /Menit


Lihat Reaksi Transfuse Pada 50 Ml Pertama Pada Setiap Botol Darah.
Pada Botol Ke 3, 6 Dst, Diberi Glukosa Kalsikus 1 Ml 10 % I.V
PROSEDUR PELAYANAN SOLUSIO PLASENTA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal lepas sebelum janin
pada kehamilan trisemester III (28 Minggu)

Prosedur

2) Cairan
Jangan Berikan Plasma Expander Karena Akan Terjadi Reaksi :
Fibrinogen + Plasma Expander Fibrinogen Plasma Expander

Kadar Fibrinogen Akan Menurun. Berikan Nacl-Fibrinogen,


Ringer Laktat, Dekstrose, Aminofusin
3) Kalau Ada Cairan / Darah Cukup, Masih Juga Syok :
Berikan Obat-Obatan Yang Akan Membuka Mikrosirkulasi : Aljo
Adrenergic Blocking Agent :

DBP : Dehydrobenzperidol : Dropperidol 2,5 Mg (1 Ml) /


500 Ml Cairna Infus

Hydergin : 0,3 0,6 Mg/500 Ml Cairan Infus 1 Mg Sudah


Cukup

Largactil : 5 10 Mg / 500 Ml Cairan Infus

Dybernzylin : Phenxpenzamin : 0,5 1 Mg / Kgbb

4) Korikosteroid

Cortisone Acetate : Vial 100 Mg / 6 Jam 1.M

Dexamethason / Oradexon 20 Mg/Emp : 3-5 Mg/Kg BB I.V


Pelan-Pelan 305 Menit Ulang Tiang 2 -6 Jam

b. Mengatasi Kelainan Bentuk Pembekuan Darah


Periksa COT Tiap Jam Sampai 4 Jam Pasca Persalinan
1. Darah Segar Lihat 1.1.
2. Fibrinogen 4 Gr (6-10gr) Dilarutkan Dalam Dekstorse 5 %
1. Trasylol 500.000u Selanjutnya 200.000u
2. Transamin 10-50 ml (1ml = 25 mg) I.V/infus
a. Kelainan ginjal
1) Darah segar /RL untuk mempertahankan
2) Manitol, maksimal 200gr/menit (1 botol) = 500 ml 20% = 200gr)
12,5 gr manitol (57ml) infuse 5 menit, kalau dieresis > 60 ml/jam
diteruskan sampai dieresis > 100 ml /jam.
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan , Unit Pelayanan Darah


PROSEDUR PELAYANAN ASFIKSIA INTRA UTERIN
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida yang menyebabkan

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita Askiksia Intra Uterin

Kebijakan

Kriteria Diagnosis
1. Kehamilan resiko tinggi
2. Terjadi takikardia / bradikardia pada denyut jantung janin
3. Gerakan janin kurang dari 4 kali dalam 10 menit dengan alat
kardiotografi.
4. Pertumbuhan janin terhambat
5. Mekonium dalam air ketuban
Pemeriksaan fetal blood sampling kartdiotografi
Pemeriksaan USG / profil biofisik
Memeriksa gerak/nafas, jumlah air ketuban

Prosedur

Penerimaan penderita baru yang dirawat :


1. Pasien dengan membawa surat pengantar dari dokter poliklinik yang
sudah dilengkapi dengan hasil pemeriksaan yang lengkap, lalu diperiksa
dan dirawat di kamar bersalin.
2. Dokter kamar bersalin melakukan perawatan dan melakukan pengakhiran
kehamilan, bila dalam waktu ini keadaan pasien tersebut tidak membaik.
3. Penderita yang keadaannya membaik, dirawat/dipindahkan ke bangsal
4. Anak yang baru lahir dipindah rawatkan dengan dokter anak
Penderita disuruh kontrol di poliklinik terpadu dengan dokter anak.
PENANGANAN
1. AKUT
a. Posisi ibu berbaring miring ke kiri (posisi yang lain) untuk
menghilangkan kompresi pada vaena cava inferior.
b. Oksigen 6 7 liter / menit
c. Pemberian tokolisis, misalnya : Salbutamol 0,5 mg I.V atau terbulatin
sulfat I.V
d. Infus glukosa 5% 10%
PROSEDUR PELAYANAN ASFIKSIA INTRA UTERIN
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Prosedur

Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida yang menyebabkan


e. Pengakhiran kehamilan

Pervaginam, bila syarat-syarat dipenuhi dan telah dicapai


Kala II

Sekio Sesario, apabila syarat persalinan pervaginam belum


dipenuhi atau membutuhkan waktu lebih dari 30 menit.

2. SUB AKUT
a. Pengobatan kausal dan memperbaiki perfusi uteroplasenta
b. Istirahat baring 12 jam /hari, miring kiri/kanan
c. Diet dengan protein, dan disesuaikan dengan keadaan ibu, rendah
garam
d. Cairan paranteral untuk menambah kalori ibu.
e. Tokolisis dengan tujuan memperbaiki sirkulasi uteroplasma seperti :
Salbutamol, Isoprinosin
f. Oksigen kalau perlu
Kalau keadaan tidak membaik/tidak dapat dipertahankan dan dijumpai gawat
janin, dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi sesksio sesaria.
Komplikasi : Kematian janin di dalam rahim / luar rahim
Tindak lanjut :
1. Perawatan di rumah sakit
2. Konsul poliklinik terpadu
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PELAYANAN PARTUS KASEP


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 4

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami
kemajuan (kemacetan) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan
komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita Partus Kasep

Kebijakan

Diagnosis
1. Tanda-tanda

Dehidrasi : nadi cepat lemah

Meteorismus

Febris

His yang hilang atau lemah

2. Tanda-tanda infeksi

Keluar air ketuban berwarna merah keruh dan kehijauan dan berbau,
kadang-kadang bercampur mekonium

Suhu rectal > 380

3. Tanda-tanda Ruptura Uteri

Pendarahan melalui ostium uteri eksternum

His yang hilang

Bagian anak mudah diraba

Robekan dapat meluas sampai serviks dan vagina

4. Tanda-tanda gawat janin

Air ketuban bercampur mekonium

Denyut jantung janin melemah sampai hilang

Prosedur

Tidak teraba gerakan anak


1. Bidan/siswa paramedis menyiapkan pasien di tempat tidur
2. Dokter jaga muda / koasisten memeriksa tanda vital ibu
3. Dokter menentukan tindakan / pengobatan / rencana yang akan dilakukan
4. Bidan melaksanakan instruksi dokter
5. Dokter melakukan pemeriksaan obstetric
6. Dokter menentukan tindakan obstetric yang akan pada saat itu, apakah
seksio sesar, forceps, ekstrasi total atau embriotomi. Sebelum tindakan
dilakukan perbaikan keadaan umum dahulu.

PROSEDUR PELAYANAN PARTUS KASEP


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 4

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami
kemajuan (kemacetan) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan
komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya

Prosedur

7. Bidan/siswa paramedis menyiapkan pasien di tempat tidur


8. Dokter jaga muda / koasisten memeriksa tanda vital ibu
9. Dokter menentukan tindakan / pengobatan / rencana yang akan dilakukan
10. Bidan melaksanakan instruksi dokter
11. Dokter melakukan pemeriksaan obstetric
12. Dokter menentukan tindakan obstetric yang akan pada saat itu, apakah
seksio sesar, forceps, ekstrasi total atau embriotomi. Sebelum tindakan
dilakukan perbaikan keadaan umum dahulu.
13. Bidan menyiapkan peralatan dan menyiapkan pasien
14. Bidan/siswa membawa pasien ke kamar operasi bila akan dilakukan
seksio sesar
15. Dokter melakukan tindakan obstetric (forceps / seksio sesar)
16. Dokter anak dan peralatan
17. Bidan memindahkan pasien ke bangsal atau ruangan pulih
18. di bangsal dokter merawat pasien dan menjaga supaya tidak terjadi
komplikasi
PENATALAKSANAAN
1. Memperbaiki keadaan umum

Puasa, karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam narkose

Pasang kateter menetap

Biarkan oksigen
a. Pemberian cairan, Kalori, elektrolit
Pasang transfuse set dengan cairan NS 500 ml dan dekstrose 5 % /
10 % dalam 1-2 jam pertama, selanjutnya tergantung :
- Produksi urin
- BD plasma
b. Koreksi keseimbangan asam basa (bila terdapat tanda adosis)
berikan bikarbonas natrikus 5 ml 7 %. Sebaiknya diukur kadar
CO2 dan pH darah

PROSEDUR PELAYANAN PARTUS KASEP


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 3/ 4

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami
kemajuan (kemacetan) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan

Prosedur

komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya


b. Pemberantasan Infeksi

Antibiotika : Penisilin Prokain

Ampisilin 3 x 1 gram I.V

Metronidasole supp 2 x 1 gram

ATS 1500 I.U

Korikosteroid 1 3 mg/Kgbb : - untuk syok septic


- Anti stres

d. Penurun PAnas

Kompres basah / alcohol

Antiseptic bila perlu

e. Koreksi kelainan Psikis

Sebaiknya Pethidin 50 mg 1.M

Mengurangi rasa nyeri

Memberikan istirahat

Menenangkan

Kortikosteroid untuk mengurangi kelelahan psikis

Dexamethason 4 mg 1 x saja

Kortikosteroid 1-4mg mg/kgBB

2. Pengakhiran kehamilan tergantung dari :

Sebab kemacetan

Jenis kehidupan/mati, sedapat mungkin pervaginam oleh karena


perabdominam dapat menyebabkan infeksi kerongkongan abdomen
Kalau per-abdominam sebaiknya :
-

Seksio Sesar ektaperitoneal

Seksio Sesar Histeroktomi

Pasang drain karet dari kavum Douglas/ drain samping abdomen


kalau perlu
4

PROSEDUR PELAYANAN PARTUS KASEP


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 4/ 4

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami
kemajuan (kemacetan) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan

komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya


Prosedur

3. Perawatan Pasca persalinan

Mencegah infeksi
- Pemberian antibiotic
- Perhatikan involusi uterus /lokbia

Mencegah fistulasi : pasangan kateter nomor 16/18 menetap selama


lebih kurang dari 7-14 hari, kateter diganti 5 hari sekali, setelah
kateter lepas perhatikan buang air kecilnya

KOMPLIKASI
1. Ibu

Infeksi sampai sepsis

Asidosis dan gangguan elektrolit

Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ

Robekan jalan rahim

Fistula buli-buli, vagina, rahim dan vektum

2. Anak

Gawat janin sampai meninggal

Lahir dengan asfiksia berat, sehingga dapat menimbukan cacat otak


menetap

Trauma persalinan : patah tulang dada, lengan, kaki, kepala, karena


pertolongan

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, neonatus

PROSEDUR PELAYANAN RUPTURA UTERI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Tujuan

Suatu keadaan dimana terjadi robekan uterus oleh suatu hal


Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada

Kebijakan

penderita Ruptura Uteri


Diagnosis
1. Anamnesis

Adanya riwayat partus yang lama / macet

Adanya riwayat partus dengan manipulasi oleh penolong

GAMBARAN KLINIS

Keadaan umum penderita tidak baik, dapat terjadi syok dan anemis

Pada pemeriksaan luar didapat : pendarahan pervaginam, kontraksi


uterus biasanya hilang, bagian janin mudah diraba dibawah dinding perut
ibu atau janin teraba disampng uterus dan DJJ biasanya negative.

Terdapat tanda-tanda cairan bebas

Nyeri tekan perut, terutama pada daerah robekan

Pada pemeriksaan dalam didapatkan : kepala atau bagian terbawah janin


dengan mudah dapat didorong ke atas, dan ini disertai pengeluaran darah
pervaginam yang agak banyak.

Kadang-kadang kita dapat meraba robekan pada dinding rahim dan kalau
jari tangan dapat melalui robekan tadi maka dapat diraba omentum, usus
dan bagian janin.

Prosedur

Pada katerisasi didapat urin berdarah.

1. Bidan / siswa menyiapkan pasien di tempat tidur


2. Dokter jaga muda/koasisten memeriksa tanda vital ibu
3. Dokter menentukan tindakan/rencana yang akan dilakukan
4. Bidan menyiapkan / melaksanakan instruksi dokter
5. Dokter melakukan pemeriksaan onbstetric
6. dokter menentukan

tindakan obstetric

memperbaiki keadaan umum dahulu

yaitu

laparatomi

dengan

PROSEDUR PELAYANAN RUPTURA UTERI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana terjadi robekan uterus oleh suatu hal

Prosedur

PENATALAKSANAAN
1. Memperbaiki keadaan umum

Atasi syok dengan pemberian cairan darah

Berikan antibiotika

Oksigen

2. Laparatomi
a. Tindakan yang akan dilakukan tergantung banyak faktor :

Jenis Rupture uteri

Jenis luka rupture uteri

Umur dan jumlah anak

Kemampuan dan ketrampilan penolong

b. Jenis tindakan

Histeroktomi

Histerorafi

KOMPLIKASI
1. Ibu : syok sampai kematian
2. Janin : Gawat janin sampai kematian janin
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Instalasi Bedah Sentral, neonatus

PROSEDUR PELAYANAN
PENDERITA POST TERM YANG AKAN DITERMINASI
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan penderita dengan postterm yang akan diterminasi merupakan


kesatuan antara kesiapan penderita dengan keluarga dan kesiapan penolong

Tujuan

1. Memberikan akomodasi /perawatan medis secepatnya pada pasien rawat


inap hamil postterm pada usia kehamilan lebih atau sama dengan 42
minggu.
2. Memberi pelayanan perawatan seoptimal mungkin sesuai dengan
kebutuhan

terhadap

pasien

rawat

inap

yang

akan

ditentukan

penatalaksanaan persalinannya
Kebijakan

1. pada dasarnya perawatan penderita di bangsal berada di kamar bersalin


atau poliklinik KRT.
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk keperluan diagnostic
3. Adanya tempat tidur yang tersedia

Prosedur

Macam perawatan : terminasi kehamilan melalui induksi persalinan :


1. Dokter
a. Mengadakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
b. Mengadakan visite tiap pagi untuk mengevaluasi tanda vital ibu,
gerakan janin, pertambahan berat badan, dan lingkaran perut, tanda
inparta, serta penilaian bishoscore
c. Melakukan konsultasi berjenjang
d. Melakukan pemeriksaan penunjang USG (usia gestasi, pemantauan
cacat bawaan, keadaan kesejahteraan janin) kardografi, rontgen
(melihat pusat penulangan) di laboratorium, kadar estriol urine dan
darah. Lab. Rutin serta sitologi vagina
2. Bidan
a. Melakukan instruksi dokter bangsal
b. Mengikuti visite dokter bangsal
c. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic pasien
d. Menyiapkan tempat tidur pasien
e. Memindahkan pasien pada tempat tidur yang telah disiapkan

PROSEDUR PELAYANAN
PENDERITA POST TERM YANG AKAN DITERMINASI
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan penderita dengan postterm yang akan diterminasi merupakan

Prosedur

kesatuan antara kesiapan penderita dengan keluarga dan kesiapan penolong


f. Siswa, bidan, SPK, Akper, membantu bidan dalam tugasnya
3. Koasisten
a.

Mengikuti

visite

dokter

bangsal,

mempelajari

pasien

mendiskusikannya.

Unit Terkait

b.

Mencatat tanda vital setiap hari

c.

Wajib membantu dokter bangsal dalam pelaksanaan tugas diatas

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Instalasi Bedah Sentral, neonatus

PROSEDUR
PELAYANAN RUJUKAN
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan rujukan adalah yang diberikan kepada pasien yang datang ke


bagian Obstertri dan Ginekologi baik yang sering datang melalui IRD
(Instalasi Gawat Darurat) maupun poliklinik dengan membawa surat rujukan
dari rumah sakit lain, dokter maupun ataupun paramedis (bidan)

Tujuan

Memberikan fasilitas pelayanan medic kepada pasien yang datang dengan


membawa surat rujukan untuk menangani keadaan sakit mereka sebagai
tindak lanjut dari penanganan yang telah diberikan sebelumnya.

Kebijakan

1. Setiap pasien yang dapat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan


keadan sakit mereka.
2. Memakai semua fasilitas yang dimiliki unit kebidanan dan kandungan
untuk memeriksa, memonitor dan mengevaluasi keadaan pasien terdapat
keadaan psikologis atau dengan kamar bersalin bila ada pasien tersebut
dalam keadaan inpartu, ataupun kamar operasi bila ternyata pasien
membutuhkan segera tindakan operatif.

Prosedur

1. Paramedis mempersiapkan pasien di tempat tidur


2. Jika ditemukan keadaan darurat , maka dokter dan paramedic segera
melakukan tindakan untuk mengatasi keadaan tersebut sampai kondisi
pasien stabil. Bila keadaan stabil, maka dokter jaga muda melakukan
anamnesia dan membaca dengan seksama surat rujukan yang dibawa
oleh pasien
3. Dokter jaga dan koasisten serta paramedis memeriksa tanda vital ibu dan
melakukan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan
4. Dokter menentukan tindakan/pengobatan rencana yang akan dilakukan
terhadap pasien dan bila dibutuhkan dokter akan melakukan konsultasi
terlebih dahulu kepada konsulen jaga pada saat itu untuk meminta saran
tindakan yang akan diambil.
5. paramedis melaksanakan instruksi dokter
6. Dokter melakukan pemeriksaan obstetric dan ginekologi yaitu :
pemeriksaan luar, Inspekulo dan pemeriksaan dalam.

PROSEDUR
PELAYANAN RUJUKAN
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan rujukan adalah yang diberikan kepada pasien yang datang ke


bagian Obstertri dan Ginekologi baik yang sering datang melalui IRD
(Instalasi Gawat Darurat) maupun poliklinik dengan membawa surat rujukan

Prosedur

dari rumah sakit lain, dokter maupun ataupun paramedis (bidan)


7. Dokter melakukan tindakan obstetric dan ginekologi selanjutnya:
a. Perawatan ekspektatif
b. Perawatan aktif
c. Tindakan operatif
8. Jika suatu rujukan datang dari konsulen kebidanan dan kandungan, maka
dokter yang memberitahukan keadaan pasien tersebut kepada konsulen
yang mengirimkan pasien tersebut. Bila dianggap perlu.
9. Jika akan dilakukan suatu tindakan terhadap pasien, maka terlebih dahulu
dokter harus membuat inform concent yang ditandatangani dokter,
keluarga, pasien dan saksi

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Medical Record

PROSEDUR
PELAYANAN PARTUS NORMAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Partus normal adalah partus dimana keadaan ibu dan bayi dilahirkan dalam
keadaan baik dan persalinan terjadi spontan

Tujuan

1. Melahirkan ibu dan bayi dalam keadaan sehat


2. Melahirkan bayi dengan kekuatan konstraksi uterus dan tenaga
mengedan ibu
3. Tidak ada komplikasi ibu, bayi

Kebijakan

Prosedur tetap dan standar pelayanan medis

Prosedur

1. Melakukan anamnesia
2. Melakukan pemeriksaan obstetric dasar dan pemeriksaan penunjang
3. Mendiagnosis
4. Melakukan Penatalaksanaan
5. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan
Kala I :
Pasien dievaluasi partograf WHO meliputi :
a. Keadaan ibu, tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu dan urin
b. Kemajuan persalinan, kotraksi usus, pembukaan, penurunan dan molase
c. Keadaan janin, denyut jantung janin, air ketuban
d. Obat-obatan penunjang
Kala II
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu

Merupakan langkah penting dalam asuhan ibu

Dalam penyusunan rencana asuhan harus berdasarkan diagnose /


masalah baik aktual maupun potensial

b. Mempertahankan kebersihan ibu


c. Mempersiapkan kelahiran bayi
d. Membimbing menerang pada waktu his
e. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung janin terus
menerus

PROSEDUR
PELAYANAN PARTUS NORMAL
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Partus normal adalah partus dimana keadaan ibu dan bayi dilahirkan dalam
keadaan baik dan persalinan terjadi spontan

Prosedur

f. Melakukan amniotomi bila diperlukan


g. Melakukan episotomi jika diperlukan
h. Melahirkan kepala dengan benar
i. Melonggarkan atau melepaskanm bila ada lilitan tali pusar pada kepala
dan badan bayi.
j. Melahirkan bahu dan diikuti bayi
k. Nilai tanda-tanda kehidupan minimal 3 aspek yaitu : adakah usaha
bernafas, denyut jantung, warna kulit.
l. Kelm/jepit tali pusat di dua tempat dan potong dengan gunting steril/DIT
m. Menjaga kesehatan bayi
n. Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
Kala III
Melaksanakan Manajemen aktif Kala III
a. Melakukan tugas masae uterus untuk meyakinkan tidak ada bayi lain
b. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
c. Memberikan suntikan oksitosin 10 U im

Dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi, jika petugas lebih
dari 1 dan dipastikan hanya ada bayi tunggal.

Dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi jika hanya ada
seorang petugas dan hanya ada bayi tunggal.

Jika Oksitosin tidak tersedia, rangsangan puting payudara ibu atau


berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oktosin alamiah.

d. Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT


e. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta dilahirkan dengan Prasat
Brand Andrew
f. Setelah kelahiran pertama, lakukan masase fundus uteri
Kala IV
Lanjutkan pemantauan uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda bayi vital

Unit Terkait

Setiap 16 menit selama 1 jam

Setiap 20 30 menit selama jam kedua

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Medical Record


PROSEDUR PELAYANAN

PRE EKLAMPSIA (PEB)


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160 /


110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu atau
lebih

Tujuan

1. Melahirkan pelayanan dan perawatan medis secapat mungkin pada


penderita Pre-Eklampsia berat.
2. Mencegah komplikasi berat

Kebijakan

Pre-Eklampsia berat bila terdapat satu atau lebih gejala / tanda di bawah ini :
1. tekanan darah systole > 160 mmHg diastole > 110 mmHg
2. Protein urin > 5g / 24 jam atau kualitatiuf 4+ (++++)
3. Oliguria, jumlah produksi urine < 500 ml /24 jam yang disertai dengan
kenaikan kadar kreatinin darah
4. Gangguan visus dan serebral
5. Nyeri Opigastrium
6. Edema paru dan sianosis
7. Pertumbuhan janin intra uterine terhambat
8. Adanya sindroma HELLP (H: Hemilysis, EL elevated liver enzymes, LP
= low plateted count)
Impeding Eklampsia
Bila pre eklampsia berat dengan gejala ini :
1. Nyeri kepala hebat
2. Gangguan visual
3. muntah-muntah
4. nyeri epigastrium
5. Tekanan darah naik secara progresif

Prosedur

1. Anamnesis ulang keluhan hari ini


2. Pemeriksaan fisik umum dan tanda vital dari ibu serta menilai indeks
gestosis
3. pemeriksaan obstetric :
a. Tinggi fundus uteri
b. Denyut jantung janin
PROSEDUR PELAYANAN
PRE EKLAMPSIA (PEB)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160 /


110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu atau
lebih

Prosedur

c. Taksiran Martunitas janin


4. Melengkapi pemeriksaan lab yang belum diperiksa, pemeriksaan
laboratorium biasanya mencakup :
a. urine rutin

Protein

Darah urine

Glukosa

Bilbrubin

Sedimen

b. Darah rutin

Hemoglobin

Leokosit

Hematokrit

Trombosit

Waktu pembekuan / waktu pendarahan

c. Kimia darah

Gula darah

Protein, albimun / globulin

Kolesterol

Asam urat

Blibrubin

SGOT/SGPT

Ureun

Kretinin

5. Pemeriksaan ulang tersebut bila diperlukan


6. Pemeriksaan penunjang : USG, biofisik setiap 3 hari atau bila diperlukan,
konsul antar bagian bila diperlukan

PROSEDUR PELAYANAN

PRE EKLAMPSIA (PEB)


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160 / 110

Penatalaksanaan

mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih
1. Perawatan Aktif
a. indikasi
Bila didapatkan satu atau lebi hkeadaan ini :
1. Ibu
a. Kehamilan > 37 minggu
b. Adanya tanda impeding eklampsia
c. Perawatan konservatif global

6 jam setelah pengobatan medical terjadi kenaikan tekanan darah

24 jam setelah pengobatan medicinal gejala tak berubah

2. janin
a.

Adanya tanda-tanda gawat janin

b.

Adanya pertumbuhan terhambat dalam rahim

3. laboratorik : adanya sindrom HELLP


b. Pengobatan Medicinal
1)

segera dirawat

2)

Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)

3)

Infuse D5 : RL = 2 :1 (60-125 ml/jam)

4)

Anasida

5)

Diet : cukup protein rendah karbohidrat, lemak dan garam

6)

Obat-obat anti kejang : sulfas magnesikus =SM= MgSO4


a) dosis awal 4 gr (20 ml 20%) LV pelan (1g/menit) sebaiknya
melalui karet infuse, dilanjutkan 8 gr (20 ml 40 %) LM : 4 gr
bokong kanan & 4 gr bokong kiri.
b) Dosis ulangan ulangan tiap 6 jam diulangi 4 gr (10 ml 40%) LM
c) Syarat-syarat pemberian sulfas magnesikus
i) Tersedia kalsium Glukonas 1 gr = 10 ml (10%) LV pelan +3
menit
ii) Refleks patella (+) kuat

PROSEDUR PELAYANAN
PRE EKLAMPSIA (PEB)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 4/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160 /


110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu atau
lebih

Penatalaksanaan

iii) Pernafasan > 16 x /menit tanpa tanda-tanda distress


pernafasan
iv) Produksi urine > 100 ml dalam 24 jam sebelumnya (0,5
ml/kgBB/jam)
d) Dihentikan bila
i) adanya tanda-tanda intoksikasi
ii) setelah 24 jam pasca persalinan
iii) 6 jam pasca persalinan
e) Mencegah komplikasi
1) Diuretika diberikan atas indikasi :
a) Edema paru
b) Payah jantung kognitif
c) Edema Anasarka
d) Kelainan fungsi ginjal (bila faktor pre-renal sudah
diatasi yang dipakai adalah derivate furesemid ( Lasix
40 im)
2) Anti Hipertensi atas indikasi
a) Clonidine (catapres) 1 ampul = 0,15 mg/ml
1 amp + 10 ml NaCl 0,0 % Aquadest masukkan 5 ral
I.V pelan 5 menit kemudian tekanan darah diukur, bila
tidak turun maka sisanya (5 ml pelan I.V 5 menit)
Pemberian obat dapat diulang tiap 4 jam sampai tekanan
darah normotensif
b) Serpasil 1 amp = 1 mg (1 ml ) 1 mg + 10 ml NaCl 0,90
% / Aquadest masukkan 2,5 ml I.V pelan 5 menit
tekanan darah diukur, bila tidak turun maka berikan lagi
2,5 ml dan seterusnya sampai tekanan darah yang
diinginkan

PROSEDUR PELAYANAN
PRE EKLAMPSIA (PEB)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 5/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160 / 110

Penatalaksanaan

mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih
c) Hydralizin (Alpresolin) 1 amp = 20 mg 1 amp diencerkan
I.V pelan melalui : karet infuse dapat diulangi setelah
20-30 menit.
3) Kardiotonika atas indikasi tanda-tanda menjurus payah
jantung, diberikan : ceddilanid ditalisasi cepat sebaiknya
kerja sama dengan divisi jantung.
4) Lain-lain :
a. Antiseptika atas indikasi suhu rectal > 3,8 Xyloraidon 2
ml dan atau kompres dingin / alcohol.
b. Antibiotik kalau ada indikasi
c. Analgetik atas indikasi kesakitan / gelisah 5 75 mg
perhidin < 2 jam sebelum janin lahir
5) Pengobatan Obstetric
Cara pengakhiran kehamilan / persalinan
1)

belum inpartu
a) Induksi persalinan
i. Amniotomi
ii. Drip Oksitosin dengan syarat skor bishop 8
b) Seksio Sesar (SS) bila :
i.

Syarat drip Oksitosin tidak terpenuhi

ii.

12 jam sejak drip oksitosin belum masuk fase


aktif.

iii. Para primpara cenderung SS


2)

Inpartu
a) kala I : Fase latent tunggu 6 jam, bila tetap fase latent
SS
b) Kala II : tindakan (dipercepat) sesuai dengan syarat
yang dipenuhi.

PROSEDUR PELAYANAN
PRE EKLAMPSIA (PEB)

No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 6/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi


160 / 110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20

minggu atau lebih


Penatalaksanaan 2. Perawatan Konservatif
a. Indikasi perawatan konservatif, bila terdapat keadaan :
1) kehamilan < 37 minggu
2) keadaan janin baik
3) tidak ada impeding eklampsia
b. Pengobatan medicinal
1) diberikan 20 gram SM 40 % sebagai dosis awal, dilanjtukan
10 gr LM setiap 4 jam
2) Bila ada perbaikan atau tetap diteruskan 24 jam
3) Apabila setelah 24 jam ada tanda-tanda perbaikan maka
pengobatan ditentukan sbb:
a) diberikan tablet diazepam 3 x 5 mg P.O atau luminal 3 x
30-60 mg P.O
b) Obat-obat anti hipertensi oral diberikan apabila terkena
tekanan darah masih 160/110 mmHg atau lebih
c) Obat-obatan diuretika hanya diberikan atas indikasi
c. Pengobatan obstetric
1) observasi dan evaluasi sama dengan perawatan aktif, hanya
tidak dilakukan pengakhiran kehamilan.
2) Obat SM dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia riuangan selambat-lambatnya 24 jam
3) Lebih dari 24 jam tidak ada perbaikan, maka perawatan
konservatif dianggap gagal dan dilakukan terminasi
d. Penderita boleh pulang bila :
1) Penderita sudah mencapai perbaikan dengan tanda-tanda preeklampsia riungan, perawatan dilakukan 2 s/d 3 hari lagi.
2) Bila selama 3 hari keadaan tetap baik (tanda-tanda preeklampsia ringan) penderita boleh dipulangkan
PROSEDUR PELAYANAN
PRE EKLAMPSIA (PEB)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 7/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160


/ 110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 minggu
atau lebih

Penatalaksanaan Komplikasi :
1. Ibu :
a. Cerebo Vascular Desease (CVD)
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Saolusio placenta
2. Janin
a. Indra uterine Growth Retardation (IUGR)
b. Gawat janin
c. Janin mati
Tindak Lanjut :
1. Perawatan di rumah sakit
2. Setelah melahirkan control ke pliklinik : laktasi
Prognosis :
1. Dubia
2. tergantung indeks gestosis, kain tinggi indeks gestosium makin jelas
prognosisnya
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, Mata

PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Tujuan

1. memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita eklampsia
2. Mencegah kejang ulangan dan komplikasi lanjut.

Kebijakan

1. Kehamilan > 20 minggu atau saat persalinan atau masa nifas


2. Tanda-tanda pre-eklampsia berat (hipertensi, edema dan proteinuria)
3. Kejang-kejang atau koma
4. kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi-fungsi organ

Prosedur

1.

Anamnesia ulang keluhan hari ini

2.

Pemeriksaan fisik umum dan tanda vital dari ibu serta menilai indeks
gestosis

3.

Pemeriksaan obstetric

4.

Tinggi fundus uteri

5.

Denyut jantung janin

6.

Taksiran martunitas janin

7.

Melengkapi pemeriksaan lab yang belum diperiksa, pemeriksaan lab


biasanya mencakup :
a.

b.

Urine rutin :

Protein

Darah urine

Glukosa

Bilibrubin

Sedimen

Darah rutin

Hemoglobin

Leokosit

Hematokrit

Trombosit

Waktu pembekuan / waktu pendarahan


PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

8.

Anamnesia ulang keluhan hari ini

9.

Pemeriksaan fisik umum dan tanda vital dari ibu serta menilai indeks
gestosis

10.

Pemeriksaan obstetric

11.

Tinggi fundus uteri

12.

Denyut jantung janin

13.

Taksiran martunitas janin

14.

Melengkapi pemeriksaan lab yang belum diperiksa, pemeriksaan lab


biasanya mencakup :
a.

b.

c.

Urine rutin :

Protein

Darah urine

Glukosa

Bilibrubin

Sedimen

Darah rutin

Hemoglobin

Leokosit

Hematokrit

Trombosit

Waktu pembekuan / waktu pendarahan

Kimia Darah

Gula darah

Protein, albimun / globulin

Kolesterol

Asam urat

Blibrubin

SGOT/SGPT

Ureun

Kretinin
PROSEDUR PELAYANAN

EKLAMPSIA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 3/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

15.

Perawatan di ICU

Prinsip pengobatan
1. Menghentikan dan mencegah kejang-kejang
2. Memperbaiki keadaan umum ibu / janin se-optimal mungkin
3. Mencegah komplikasi
4. Terminasi kehamilan / persalinan dengan trauma se-minimal mungkin
Obat-obat untuk anti kejang
a.

MgSO4
1) Dosis awal : 4 gr 20 % I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih,
disusul 10 gr 20% I.M terbagi pada bokong kanan dan kiri.
2) Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 4 gr 40% I.M diteruskan sampai
24 jam bebas kejang
3) Apabila ada kejang lagi, diberikan 20 MgSO4, 20 % I.V. pelan-pelan.
Pemberian I.V ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul
kejang lagi, maka diberikan penthonal 5 mg / kgBB/I.V pelan-pelan
4) Bila ada tanda-tanda keracunan MgSO4, diberikan antidotum
Glukonas Kalsikus 10 gr % 10 ml I.V pelan-pelan selama 3 menit
atau lebih.

b.

Diazepam
1)

Dosis awal : 20 mg I.V pelan-pelan selama 4 menit atau lebih, disusul


dengan 40 mg dalam dextrose 5 % infuse dengan kecepatan 30
tetes/menit.

2)

Pengobatan diberikan sampai 12 jam pasca persalinan atau 12 jam


bebas kejang

3)

Apabila ada kejang-kejang ulangan, diberikan 10 mg I.V. pemberian


ulangan ini hanya sekali saja. Bila terjadi kejang-kejang lagi
diberikan penthonal 5 mg /kgBB I.V pelan-pelan.
PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 4/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

c.

Apabila sudah diberikan penthonal & Diazepam diluar, maka :


1) Kalau pemberian belum lewat waktu 3 jam ( I.V /I.M) maka dosis
Diazaepam yang telah diberikan diprhitungkan dan pengobatan dan
pengobatan dengan Diazepam dilanjutkan.
2) Kalau pemberian sudah 3 jam atau lebih, maka diberikan pengobatan
Mg SO4 atau Diazepam dosis penuh.
3) Bila Diazepam tidak tersedia, maka pengobatan boleh terus dengan
MgSO4 10 mg I.M bila timbul kejang lagi bisa diberikan 2 gr I.V

d.

Perawatan kalau kejang


1) kamar isolasi yang cukup terang
2) Pasang sadap lidah ke dalam mulut
3) Kepala direndahkan dan orofaring di hisap
4) Oksigenisasi yang cukup
5) Fiksasi badan ditempat tidur harus cukup longgar agar jangan faktur

e.

Perawatan kalau koma


1) monitor kesadaran dan dalamnya koma dan tentukan skor tanda vital
2) Perlu diperhatikan pencegahan dekubitus & makanan penderita.
3) Pada koma yang lama, bila nutrisi parental tidak mungkin, maka
berikan bentuk NGT

2. Memperbaiki keadaan Ibu


a. Infus D5 %
b. Pasang CVP untuk :
1) Pemantauan keseimbangan cairan (pertimbangan pemberian low
molecule Decxtran)
2) Pemberian kalori (Dextrose 10 %)
3) Koreksi keseimbangan asam basa (pada keadaan asidosis maka
diberikan Bie-Nat/meyon 50 mEq I.V)
4) Koreksi keseimbangan elektrolit (didasarkan atas hasil pemeriksaan
laboratorium )
PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 5/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

3. Mencegah Komplikasi
a. Obat-obat anti hipertensi diberikan pada penderita-penderita dengan
tekanan darah 180/110 mmHg atau lebih.
b. Dieuretika diberikan atas indikasi :
a) Edema paru
b) Kelainan fungsi ginjal (apabila faktor prernal sudah diatasi)
c. Kardiotonika, diberikan atas indikasi :
1) Ada tanda-tanda payah jantung
2) Edema Paru
3) Nadi lebih dari 120 x/m
4) Sianosis
Diberikan digitalisasi cepat dengan Cedilanid
a. Antibiotika diberikan Ampicilin 3 x 1 gr I.V
b. Antiptretika : Xylomidon 2 ml dan atau compress dingin
alkohol
d. Kortikosteroid
Pada penderita yang koma, bila pada pemeriksaan tidak didapatkan
tanda-tanda CVA, maka diberikan Oradexon 40 mg I.V. untuk
mengatasi Ederma otak.
4. Terminasi kehamilan / persalinan
Stabilisasi : 4-8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan di bawah ini :
a. Setelah kejang terakhir
b. Setelah pemberian anti kejang terakhir
c. Setelah pemberian anti hipertensi terakhir
d. Penderita mulai sadar
e. Untuk yang koma, tentukan skor tanda vita (STV)

STV > 10 boleh terminasi

STV < 9 tunda 6 jam kalau tidak perubahan terminasi


PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 6/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

Cara pengakhiran kehamilan dan persalinan sama dengan PEB


Komplikasi sama dengan PEB
Tindak lanjut :
2. Perawatan di rumah sakit
3. Setelah melahirkan dilakukan konsultasi dengan bagian Neurologi, mata
penyakit dalam
Prognosis
Ditentukan berdasarkan criteria Eden :
1. Koma yang lama ( 6 jam atau lebih)
2. Nadi > 120 x/m
3. Suhu > 1030 F atau > 390 C
4. tekanan darah > 200 mmHg
5. Konvulsi > 10 kali
6. Proteinuri > 10 gr
7. Tidak ada edema, edema menghilang
Kalau dijumpai satu atau lebih dari gejala tersebut diatas prognosis ibu
buruk
8. Pengobatan Medisinal
a. Isitrahat di rumah, tirah baring miring 1 jam pagi dan 1 jam siang
hari
b. Fenobarbital 3 x 300 mg atau diazepam 3 x 2 mg selama 1 minggu
c. Bila dengan perawatan di atas, tekanan darah Diastole tetap diatas
900 mmHg, maka dapat diberikan obat anti Hipertensi.
1) Aldomet 500 2000 mg perhari atau Hydralizin 400 200 mg
perhari atau Clonidine (terapi awal tablet 2-3 kali sehari)
2) Bila tekanan darah belum turun, dapat ditambahkan Propanolol
dengan dosis permulaan 4 x 10 mg per hari dinaikkan 4 x 40 mg
perhari
PROSEDUR PELAYANAN
EKLAMPSIA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 7/ 7

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulonya kejang-kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukan gejala-gejala pre-eklampsia berat (kejang-kejang) timbul bukan
akibat kelainan neurologic)

Prosedur

d. Bila terjadi Pseudo-toleransi terhadap obat-obatan anti hipertensi


dapat diberikan HTP 50 mg per oral 2 hari sekali.
e. Bila

terjadi

pengobatan

Superimposed
medicinal

Pre-eklampsia/eklampsia,

disesuaikan

dengan

pengobatan

maka
pre-

eklampsia /ekslampsia
9. Pengobatan Obstetric
10. Pengobatan hipertensi kronok maupun superimposed disesuaikan dengan
pengobatan obstetric pada pre-eklampsia/eklampsia
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, Mata

PROSEDUR PELAYANAN HAMIL


DENGAN INFEKSI BERAT ATAU SEPSIS

No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Adanya kehamilan yang disertai dengan infeksi berat atau sepsis, baik
intra maupun ekstragenital

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita sepsis.

Kebijakan

Keadaan ini ditandai dengan demam tinggi disertai keluhan sismetik


sesuai dengan organ tubuh yang diserang oleh kuman : batuk, sesak nafas,
diare, dan lain-lain. Keadaan umum sakit berat, tekanan darah menurun,
nadi > 20 x/m halus, suhu > 38, 50 C, ronkhi pada paru-paru, flour albus
berbau busuk, lekositosis (+) diperkuat dengan hasil kultur darah, urin,
lekore dan analisis gas darah, USG dan profil Biofisik normal/jelek
Indikasi awal : infeksi berat + keadaan umum jelak

Prosedur

1. Tempat tidur yang dapat dibuat posisi setengah duduk


2. Oksigen
3. Infus set dan cairan infus D5 % RL, NaCl
4. Foley kateter
5. Obat
a. Antibiotik

adekuat

yaitu

ampisilin,

geutasimin

80

mg

Metrodinazol infus/supose
b. Kortikosteroid injeksi
6. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik lengkap obstetri dan ginekologi
b. Laboratorium lengkap, darah, urin, fese, funfsi hati, ginjal,
elektrolit, darah, kulturdan unir, uji kepakatan, astrup, foto, toraks,
USG, propel bio fisik.
7. Konsultasi ke unit PARAMEDIS
Penatalaksanaan Pengobatan

medic

bertujuan

memperbaiki

keadaan

mengidentifikasi kuman penyebab :


1. Tirah baring total / posisi setangah duduk
2. Oksigen
PROSEDUR PELAYANAN HAMIL
DENGAN INFEKSI BERAT ATAU SEPSIS

umum

dan

No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Adanya kehamilan yang disertai dengan infeksi berat atau sepsis, baik
intra maupun ekstragenital

Penatalaksanaan 3. Infus cairan dan elektrolit harus cukup, catat intake-output, jika perlu
Pasang CVP
4. Diet ML /MS.TKTP
5. Antibiotika adekuat (Kadacillin, Gentamycin dan flagyl)
6. Kortikosteroid dosis tinggi
7. Digitalisasi untuk menurunkan HR < 120 x / menit
8. Sedatif
9. Selanjutnya antibiotika disesuaikan dengan hasil uji kepekaan
Indikasi pulang jika keadaan umum ibu dan janin baik, laboratorium
dalam batas normal dan post partum dengan keadaan umum baik.
Tindak lanjut :
1. Kontrol di bagian rawat jalan kebidanan
2. Rencana partus pervaginam
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, PDL, Neonatus

PROSEDUR PELAYANAN HAMIL


DENGAN KELAINAN JANTUNG
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan yang disertai dengan kelainan pada jantung yang didapat saat
hamil ataupun di luar kehamilan

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita hamil dengan kelainan jantung

Kebijakan

Penanganan kehamilan dengan kelainan jantung ditujukkan agar ibu


mendapatkan kehamilan yang mempunyai komplikasi seminimal mungkin
terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu penatalaksanaannya pun harus
melibatkan bagian lain sehingga merupakan suatu penanganan yang
multidisipliner

Prosedur

1. Tempat tidur yang dapat dibuat posisi setengah duduk


2. Oksigen
3. Infus set dan cairan infus D5 % RL, dan garam fisiologis
4. Foley kateter
5. Sendilanid ampul, lasik ampul, digoksin tab
6. Pemeriksaan yang diperlukan :
a. Pemeriksaan fisik lengkap obstetri dan ginekologi
b. Laboratorium lengkap, darah, urin, funfsi hati, ginjal elektrolit darah
c. Foto Troaks
d. USG, Profil biofisik
e. Konsultasi ke unit PDL
1. Ditidurkan dalam posisi setangah baring
2. Pasang kamula oksigen pada hidung pasien dan alirkan oksigen 2-5
liter /menit
3. pasang infuse / transfusi set
4. Batasi pemberian masuk saitu kurang lebih 1500 ml/24 jam ; gunakan
carian D5 % NaCl = 2:1:1 dengan tetesan 20 tetes/menit
5. Pasang Kateter menetap catat intake dan output cairan
6. Diet makan lunak rendah garam

PROSEDUR PELAYANAN HAMIL


DENGAN KELAINAN JANTUNG
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan yang disertai dengan kelainan pada jantung yang didapat saat
hamil ataupun di luar kehamilan
7. Jika denyut jantung <12 0/menit lakukan digitalisasi dengan injeksi
sedilan IV (bolus) : dapat diulangi 15 menit kemudian/ jika denyut
jantung <120 kali /menit
8. Berikan digoksin tablet 2-3 kali/hari
9. Lasik injeksi diberikan pada kasus hipervolemi
10. rencana persalinan
a. Hamil aterm diterminasi sedapat mungkin pervaginam jika ada
kontraindikasi pervaginam dapat dilakukan seksio sesaria.
b. Hamil petern pindah rawat ke unit PDL sampai inpartu
11. paramedis dan koasisten melaksanakan semua instruksi perawatan dan
pengobatan yang sudah ditetapkan dan mencatatnya dalam berkas catatan
medic.;
Tindak lanjut :
1. Perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan
2. Setelah melahirkan dilakukan konsultasi dengan bagian penyakit dalam

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU

PROSEDUR PELAYANAN HAMIL

DENGAN HEPATITIS
No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan dengan infeksi virus hepatitis yang lebih sering terjadi pada
triwulan III

Tujuan

Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita hamil dengan Hepatitis

Kebijakan

Penegakkan diagnosis dari keadaan ini antara lain bila dijumpai anareksa,
mual, muntah, febrias, rasa bengkak dan nyeri pada perut kanan atas,
mata dan buang air kecil kuning seperti teh pekat, amanorea, febris, sclera
ikterik, nyeri tekan, ballottement dan DJJ (+) laboratorium didapatkan
kelainan test fail hepar, bilirubin time memanjang. Kadar anti hepatitis,
USG hepar didapatkan pembesaran, USG janin normal. Indikasi rawat
keadaan jelek. Sulit intake cairan dan zat makanan sosio ekonomi rendah.

Prosedur

1. Tempat tidur yang dapat dibuat posisi setengah duduk


2. Oksigen
3. Infus set dan cairan infus D5 % RL, dan garam fisiologis
4. Foley kateter
5. Obat
a.

Antibiotik aekuar, yaitu ampisilin 1g, gentamisin 80 mg,


Metronidazol infuse/suppose

b.

Kortikosteroid injeksi

6. Pemeriksaan yang diperlukan


1. Pemeriksaan fisik lengkap, obstetric dan ginekologi
2. Laboratorium lengkap, darah, urin, fungsi hati, ginjal, elektrolit
darah
7. Konsultasi ke unit PDL
PENATALAKSANAAN
1. Pasien dibaringkan terlentang ke tempat tidur yang sudah disiapkan
dengan posisi setengah duduk
2. Mempertahankan kelancaran pernafasan dan hemodinamik yang kuat
3.

Pasang oksigen dengan aliran 2-5 liter /menit

PROSEDUR PELAYANAN HAMIL


DENGAN HEPATITIS

No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan dengan infeksi virus hepatitis yang lebih sering terjadi pada
triwulan III

Prosedur

PENATALAKSANAAN
4.

Pasang infus dekstorse 5 % : NaCl = 3:1 dengan jumlah cairan yang


diberikan terdiri dari kebutuhan normal, urin, insensible water liss
(keringat dan penguapan melalui pernapasan), kenaikan suhu badan
dan kenaikan frekuensi pernapasan.

5.

Pasang kateter menetap, catat intake dan output

6.

Pemberian antibiotika adekuat/polifragmasi yaitu kedasilin 3x1 g IV,


flaggy infuse 1 g atau suppose 3 x 1 g

7.

Kortikosteroid injeksi dosis tinggi 2-3 x 100 mg/hari

8.

Observasi ketat tanda vital pasien tiap setengah jam

9.

Lakukan pemeriksaan USG / propel biofisik, hamil aterm dengan


profil biofisik baik segera diterminasi setelah keadaan sepsis diatasi.
Email pretern ditunggu sampai aterm dengan control profil biofisik
1-2 kali/minggu.

10. Paramedis dan koasisten melaksanakan semua instruksi perawatan


dan pengobatan yang sudah ditetapkan dan mencatatnya ke dalam
berkas catatan medic.
11. Setelah keadaan membaik pasien dapat dipindahkan ke bangsal.
TINDAK LANJUT
Kontrol hepatitis di bagian rawat jalan PDL. Persalinan dapat
direncanakan pervaginam. Jika tidak ada kontra indikasi.
PROGNOSIS
Hepatitis yang terjadi pada kehamilan triwulan I dan II prognosis baik,
sedangkan pada troiwulan III dengan angka kematian maternal yang
tinggi.
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU


PROSEDUR
BANGSAL ISOLASI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal isolasi adalah bangsal yang diperlukan buat merawat pasien dengan
perawatan khusus atau rentan dengan infeksi

Tujuan

1. Memberi akomodasi / fasilitas perawatan medis yang lebih intensif


dengan keadaan tertentu
2. Membatasi penularan infeksi pada pasien lain

Kebijakan

1. Ada surat dari dokter rawat jalan / gawat darurat / dokter bangsal atas
persetujuan konsulen untuk rawat inap
2. Adanya tempat tidur yang tersedia

Prosedur

1. Penerimaan pasien untuk dirawat isolasi


a. Pasien baru
1. Pasien/keluarganya membawa surat pengantar ke sentral opname
(loket pendaftaran rawat inap) untuk registrasi pasien
2. Petugas sentral opname mencatat dalam buku registrasi rawat
inap, kemudian membuat berkas catatan medic dan memberikan
penjelasan tentang tata tertib dan kewajiban yang harus dipenuhi.
3. Menyerahkan pasien dan berkas catatan medic kepada paramedic
di bangsal rawat inap obstetric dan ginekologi
4. Paramedis melaporkan kepada dokter bangsal kemudian dokter
bangsal melakukan pemeriksaan dan memutuskan bahwa pasien
dirawat di bangsal isolasi dan menyerahkan kepada dokter
bangsal isolasi.
b. Pasien lama
Pasien yang dirawat di bangsal obstetric dan ginekologi, karena
kondisi medis tertentu dapat/perlu dipindahkan ke bangsal isolasi.
Perlu serah terima pasien dan berkas catatan medic dokter yang
merawat sebelumnya kepada dokter rawat isolasi
c. Pasien dari unit sesuai jalur konsultasi
2. Kriteria Pasien yang akan dirawat di bangsal isolasi
a. obstetric
1. Hamil dengan infeksi berat
PROSEDUR
BANGSAL ISOLASI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Tanggal Terbit :

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal isolasi adalah bangsal yang diperlukan buat merawat pasien dengan
perawatan khusus atau rentan dengan infeksi

Prosedur

2. Eklampsia
3. Hamil dengan hepatitis, kelainan jantung, kelainan paru-paru
4. Infeksi /sepsis puerperalis
b. Ginekologi
1. Mola hidatosa dengan teroid krisis
2. Tumor serviks dengan pendarahan anemia
3. Sepsis
Abortus infeksiosa
3. Pelayanan paramedis di bangsal isolasi
a. Dokter bangsal
1. Melakukan anamnesis ulang/tambahan yang diperlukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik, obstetric dan ginekologi
3. merencanakan

pemeriksaan

penunjang

lainnya

untuk

menegakkan diagnosis
4. Merencanakan Konsultasi ke unit terkait sesuai kasus yaitu PDL,
Neurologi, mata, ICU dan lain-lain.
5. Mengambil

kesimpulan

pemeriksaan.

Diagnosis

kemudian

merencanakan perawatan dan pengobatan.


b. Paramedis
1. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic
2. Menyiapkan tempat tidur untuk pasien
3. Memindahkan penderita ke tempat tidur yang sudah disiapkan
4. Memeriksa catatan hasil pemeriksaan yang telah dikerjakan oleh
dokter pengirim/bangsal sebelumnya
5. Mengukur keadaan tanda vital pasien
6. Melaporkan kepada dokter bangsal / dokter jaga
7. Semua instruksi / rencana yang sudah diputuskan dokter bangsal
dengan konsulen oleh paramedic, koasisten, siswa paramedic dan
mencatatnya ke dalam berkas catatan medic pasien.
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU

PROSEDUR

BANGSAL GESTOSIS
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal gestosis adalah bangsal yang dipergunakan merawat pasien dengan


gestosis baik ante maupun postpartum

Tujuan

1. Memberi fasilitas akomodasi dan perawatan medis pada penderita rawat


inap.
2. Memberi pelayanan perawatan secara optimal sesuai kebutuhan

Kebijakan

1. Perawatan penderita hamil dengan gestosis


2. Perawtaan penderita postpartum dengan gestosis

Prosedur

Penderita datang dan dirawat di bangsal gestosis adalah penderita :

Hamil dengan gestosis yang telah atau yang belum diberi obat-obatan di
kamar bersalin.

Perawatan penderita postpartum dengan gestosis

1. Penerimaaan penderita
a. Penderita yang masuk ke bangsal gestosis selalu mesti melalui kamar
bersalin.
b. Penderita dengan status telah terisi lengkap :
1. Registrasi
2. Identitas
3. Anamnesis
4. Pemeriksaan fisik
5. Rencana tindakan yang telah disetujui konsulen dan atau tindakan
yang telah dilakukan
2. Pelayanan penderita dibangsal
a. Dokter bangsal
1. Memeriksa kelengapan status
2. memeriksa kelengkapan order yang telah diberikan sebelumnya
3. Follow up penderita sesuai dengan jadwal yang diperlukan
4. Melengkapi order dan pemeriksaan yang diperlukan serta
mengkonsultasikan dengan konsulen ruangan
PROSEDUR
BANGSAL GESTOSIS
No. Dokumen :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal gestosis adalah bangsal yang dipergunakan merawat pasien dengan

Prosedur

gestosis baik ante maupun postpartum


5. Melengkapi antar bagian bila diperlukan
6. Follow up rutin setiap pagi hari kerja (visite bangsal )
7. Koasisten wajib melaksanakan pemantauan tekanan darah, nadi
dan urine output sesuai dengan jadwal tersebut di atas.
b. Paramedis bangsal
1. Memeriksa kelengkapan status
2. Menyiapkan tempat tidur dan kelengkapan penampung urine 24
jam dan lain-lain
3. Memindahkan penderita ke tempat tidur yang telah disiapkan
4. Memindahkan penderita vital pasien sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan, TD tiap 6 jam, index gestosis tiap 12 jam, edema
dan timbang badan tiap 24 jam serta urine output tiap 3 jam dan
digunakan sealam 24 jam.
5. Melaporkan ke dokter bangsal tentang kelainan yang ditemukan
6. Memberi /memasukan obat-obatan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Pada visite rutin setiap pagi (hari kerja)
paramedic bangsal mencatat dan melakukan setiap order pada
hari itu.
7. Siswa bidan, SPK, Mahasiswa Akper membantu petugas
paramedis tersebut diatas.

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU

PROSEDUR
PELAYANAN KEHAMILAN GANDA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 1/ 3

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana ibu hamil dengan dua janin atau lebih di dalam rahim.
Pada kehamilan kembar didapatkan tanda perut tampak lebih besar dari
baisanya dan gerakan anak dirasakan lebih sering dari biasanya.

Tujuan

1. Memberikan fasilitas dan perawatan secepat mungkin


2. Memberikan perawatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan terhadap
penderita yang dirawat dengan kehamilan kembar

Kebijakan

Anamnesis

Perut dirasa lebih besar dari tuannya kehamilan

Gerakan janin dirasakan lebih banyak

Adanya riwayat hamil kembar dalam keluarga

Pemeriksaan obstetric

Pada kehamilan pertama dan ulangan didapat kesan uterus lebih


besar dan lebih cepat dari seharusnya

Teraba gerakan janin lebih banyak

Teraba bagian kecil

Teraba 3 bagian besar janin

Teraba 2 balotemen

Pada Auskultasi terdengar dua bunyi denyut janin yang terletak berjauhan
didapat perbedaan sedikitnya 10 denyut permenit.
Prosedur

USG
Bidan/Siswa paramedis mempersiapkan pasien di tempat tidur
Dokter jaga muda dan koas memeriksa tanda vital dan memeriksa
laboratorium darah rutin dan urin rutin

Dokter menentukan tindakan / pengobatan / rencana yang akan


dilakukan

Selama kehamilan mendapatkan pengobatan secara rawat jalan dan


control rutin sesuai saran dokter.

Memberikan obat-obatan kurang darah dan keracunan dalam kehamilan

Menyarankan pasien untuk melahirkan di rumah sakit dan persalinan


akan ditolong dengan tindakan.
PROSEDUR
PELAYANAN KEHAMILAN GANDA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana ibu hamil dengan dua janin atau lebih di dalam rahim.
Pada kehamilan kembar didapatkan tanda perut tampak lebih besar dari
baisanya dan gerakan anak dirasakan lebih sering dari biasanya.

penatalaksana

Masa Antenatal
-

Pemeriksaan antenatal leboih sering (1 kali seminggu pada kehamilan


32 minggu keatas)
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang
Istirahat berbaring dilanjutkan banyak pemakaian korset
Pada kehamilan triplet/lebih dirawat pada kehamilan 32 minggu
Diet tinggi protein
Tambahan zat besi : sulfat ferosus 3 x 100 mg asam folik 1 mg/hari
Pemeriksaan laboratorium diulang (lebih sering

Masa persalinan
a. Persiapan
Persiapan untuk ressusiotasi dan perawatan bayi prematur disiapkan
darah 500 cc. Dipasang infus cairan ringee laktat 20-30 tetes/menit
b. Kala I dan II
- Anak letaknya membujur, diawasi dan ditolong seperti biasa dan
dilakukan episotomy (ikut kemajuan persalinan sesuai partograf)
- Setelah anak I lahir harus lebih waspada, dilakukan pemeriksaan
luar dan pemeriksaan dalam untuk mengetahui letak dan
presentasi anak ke II
- Bila anak kedua lahir letaknya membujur pada waktu ada HIS
dilakukan amnotomi (bagian yang terendah didorong ke PAP)
- Bila dalam 15 menit belum ada His berikan injeksi oksitosin 2
unit intramuskuler dan dilakukan seperti biasa.
- Diusahakan kelahiran anak kedua dalam waktu 30 menit setelah
kelahiran akan kesatu
- Kelahiran anak kedua dipercepat kalau didapatkan prolapsus tali
pusat atau kalau terjadi seksio plasenta (plasenta mulai lepas
sebelum anak kedua lahir
- Drkdio drdst stsd infiksdi :
Anak satu letak lintang
Terjadi prolapsus tali pusat
Interlocking
Kembar 3 atau lebih (mengurangi trauma kelahiran pervaginum)
PROSEDUR
PELAYANAN KEHAMILAN GANDA
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 3/ 3

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu keadaan dimana ibu hamil dengan dua janin atau lebih di dalam rahim.
Pada kehamilan kembar didapatkan tanda perut tampak lebih besar dari
baisanya dan gerakan anak dirasakan lebih sering dari biasanya.

penatalaksana

c. Kala III
Setelah anak lahir, berikan injeksi oksitosin 10 unti secara im dan
didalam infus dimasukan sintosinon 10 unit.
d. Kala IV
Diawasi lebih cermat dan lama. Tetes pitosin diteruskan sampai
dengan 5 jam postpartum
KOMPLIKASI

Terhadap ibu
-

Anemia
Preclampsia dan eklampsia
Partus lama (inertia uteri)
Pendarahan postpartum

Terhadap Janin
-

Prematuritas
Kelainan letak
Kematian prenatal yang tinggi dan kematian anak kedua > dari anak
kesatu

Tindak Lanjut

Sebelum lahir
Perawat di rumah sakit pada kehamilan aterm (37 minggu)

Setelah lahir
Control poliklinik laktasi 1 minggu kemudian

Prognosis Ibu dan Anak kedua


Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU

PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan

dengan

resiko

pada

ibu-ibu

yang

hamil

yang

dapat

mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah


persalinan.
Tujuan

1. Memberikan inform konsern yang benar agar ibu hamil mengetahui


resiko pada kehamilannya
2. Memberikan perawatan yang optimal sesuai dengan standart
3. Melakukan seleksi dini pada wanita hamil yang datang ke rumah sakit

Kebijakan

1. Setiap ibu muda hendaklah diperiksa dengan teliti apa saja kmplikasikomplikasi yang mungkin timbul pada saat melahirkan
2. Memakai semua fasilitas yang dimiliki unit kebidanan untuk memeriksa,
memonitor dan mengevaluasi ternyata terdapat keadaan patologis atau
dengan kamar bersalin bila pasien tersebut dalam keadaan inpartu.
3. memperisapkan penanggulangan keadaan emergensi untuk ke gawat
darurat obstetric, kamar bedah dan ICU

Prosedur

Dalam rangka seleksi wanita hamil resiko tinggi


Pelayanan / asuhan standar yang dilakukan termasuk 7T diantaranya :
1. Timbangan berat badan
2. Ukuran Tekanan darah
3. Ukuran Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi ntetanus toksoid) TT lengkap
5. Pemberian tablet besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Anamnesis
1. Riwayat kehamilan ini

usia ibu hamil

Hari pertama haid terakhir

Pendarahan pervaginum

Keputihan

Mual muntah
PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan

dengan

resiko

pada

ibu-ibu

yang

hamil

yang

dapat

mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah


Prosedur

persalinan.

Masalah/kelainan pada kehamilan sekarang

Pemakaian obat-obatan /termasuk jamu

2. Riwayat obstetric

Jumlah kehamilan

Jumlah persalinan

Jumlah persalinan cukup bulan

Jumlah persalinan prematur

Jumlah anak hidup

Jumlah keguguran

Jumlah observasi

Pendarahan pada kehamilan persalinan dan nifas terdahulu

Adanya hipertensi dalam kehamilan terdahulu

Berat bayi < 2500 gram atau > 4000 gram

Adanya maslah-masalah selama kehamilan, persalinan dan nifas


terdahulu

3. Riwayat Penyakit

Jantung dan tekanan darah tinggi

Diabetes Mellitus

TBC pernah operasi

Alergi obat /makanan

Ginjal

Asma

Epilepsy

Penyakit hati

Pernah kecelakaan

4. Riwayat sosial ekonomi

Status perkawinan

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya

Jumlah keluarga di rumah yang membantu


PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 3/1

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan

dengan

resiko

pada

ibu-ibu

yang

hamil

yang

dapat

mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah


Prosedur

persalinan.

Siapa pembantu keputusan dalam keluarga

Kebiasaan makan dan minum

Kebiasaan merokok menggunakan obat-obatan dan alkohol

Kehidupan seksual

Pekerjaan sehari-hari

Pilihan untuk tempat melahirkan

Pendidikan dan penghasilan

PEMERIKSAAN
1. Fisik Umum

Kunjungan pertama
-

tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan


Berat badan
Tinggi badan
Muka :edema, pucat
Mulut dan gigi : kebersihan gigi
Tulang belakang / punggung, payudara abdomen
Ekstemitas
CVAT
Kulit

Kunjungan berikutnya

- Tekanan darah
- Berat badan
- Edema
- Masalah dari kunjungan pertama
2. Pemeriksaan luar
Pada setiap kunjungan

Mengukur tinggi fundus uteri

Palpasi untuk menentukan letak janin ( atau lebih 28 minggu)

Auskultasi detak jantung janin

3. Pemeriksaan dalam
Opada kunjungan pertama :
PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)
No. Dokumen :

PROSEDUR

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 4/1

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

TETAP

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan

dengan resiko pada

ibu-ibu

yang

hamil

yang

dapat

mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah


persalinan.
Prosedur

Varises

Kondiloma

Edema

Hemoroid

Kelainan lain

Pemeriksaan dengan speculum untuk menilai


- Serviks
- Uterus
- Tanda-tanda infeksi
- Pengeluaran cairan dari ostium uteri
Pemeriksaan untuk menilai
- Serviks
- Uterus
- Adneksa
- Bartholin
- Skene
- Uretra
Bila usia kehamilan < 12 minggu
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah : darah rutin
Urin : warna, bau kejernihan
Protein
Glukosa
Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)
Diagnosis
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kategori kehamilan normal
Memiliki gambaran

Mempunyai tanda-tanda positif


-

Perubahan warna pada serviks


Warna aerola lebih gelap, pembesaran payudara
PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 5/1

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan dengan resiko pada ibu-ibu yang hamil yang dapat


mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah
persalinan.

Prosedur

Pembesaran abdomen
-+ detak jantung janin (jika terlihat > 20 minggu)

Ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan

Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal


2. Kategori kehamilan normal dengan masalah khusus
Memiliki gambaran
- Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah
tangga, kebutuhan finansial.dll
3. Kategori kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan
rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya
Memiliki Gambaran
- Seperti hipertensi, anemia berat, preeclampsia, eklampsia, tumbuh
kembang janin terhambat di dalam uterus, infeksi seluruh kemih,
penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memperburuk
kehamilan
4. Kategori kehamilan dengan kondisi kegawatdarurat yang membutuhkan
rujukan segera.
Memiliki Gambaran
- Seperti pendarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau kondisikondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
Rekam Medic
Seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dicatat dalam kartu bumi (kartu
ibu hamil)
PENANGANAN
Kategori kehamilan normal
1. Anamnesia dan pemeriksaan pada kunjungan berikutnya

Lihat bagian penilaian

2. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya :

Tekanan darah di bawah 140/90 adanya peningkatan < 15 mm


diastolic dan < 30mm sistolik atas tidak hamil atau garis dasar
triwulan pertama

Bertambahnya berat badan minimal 10 kg selama kehamilan


PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 6/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Prosedur

Kehamilan dengan resiko pada ibu-ibu yang hamil yang dapat


mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah
persalinan.

Tinggi fundus-cm atau menggunakan jari-jari tangan dapat disamakan


dengan usia kehamilan

Detak jantung janin 120 sampai 160 detak permenit

Gerakan janin + setelah 18 20 minggu hingga melahirkan

3.
4.
5.
6.

Memberikan zat besi


memberikan imunisasi sesuai jadwal
Memberikan konseling menu
Gizi : Peningkatkan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari,
mengkonsumis makan yang mengandung protein, zat besi manum cukup
cairan (menu seimbang)
7. Latihan : Normal tidak berlebih
8. Perubahan Fisologis : tambah berat bedan, perubahan pada payudara,
tingkat tenaga yang biasa turun, penyakit mual dan muntah di waktu pagi
selama triwulan pertama, rasa panas pada perut atau verisesm hubungan
suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan
9. memberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk pemantauan
selanjutnya

Kunjungan 1 : 16 minggu dilakukan dengan :

- Penapisan dan pengobatan anemia


- Perencanaan persalinan
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II (24 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan
untuk :

Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan

Penapisan preeclampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran


kemih

Mengulang perencanaan persalinan

Kunjungan IV : 36 minggu sampai lahir

Sama seperti kunjungan II dan III

Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

Memantapkan rencana persalinan

Mengenali tanda-tanda persalinan


PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 7/1

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan

dengan

resiko

pada

ibu-ibu

yang

hamil

yang

dapat

mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah


persalinan.
penatalaksana

Masa Antenatal
-

Pemeriksaan antenatal leboih sering (1 kali seminggu pada kehamilan


32 minggu keatas)
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang
Istirahat berbaring dilanjutkan banyak pemakaian korset
Pada kehamilan triplet/lebih dirawat pada kehamilan 32 minggu
Diet tinggi protein
Tambahan zat besi : sulfat ferosus 3 x 100 mg asam folik 1 mg/hari
Pemeriksaan laboratorium diulang (lebih sering

Masa persalinan
a. Persiapan
Persiapan untuk ressusiotasi dan perawatan bayi prematur disiapkan
darah 500 cc. Dipasang infus cairan ringee laktat 20-30 tetes/menit
b. Kala I dan II
- Anak letaknya membujur, diawasi dan ditolong seperti biasa dan
dilakukan episotomy (ikut kemajuan persalinan sesuai partograf)
- Setelah anak I lahir harus lebih waspada, dilakukan pemeriksaan
luar dan pemeriksaan dalam untuk mengetahui letak dan
presentasi anak ke II
- Bila anak kedua lahir letaknya membujur pada waktu ada HIS
dilakukan amnotomi (bagian yang terendah didorong ke PAP)
- Bila dalam 15 menit belum ada His berikan injeksi oksitosin 2
unit intramuskuler dan dilakukan seperti biasa.
- Diusahakan kelahiran anak kedua dalam waktu 30 menit setelah
kelahiran akan kesatu
- Kelahiran anak kedua dipercepat kalau didapatkan prolapsus tali
pusat atau kalau terjadi seksio plasenta (plasenta mulai lep[as
sebelum anak kedua lahir]
- Drkdio drdst stsd infiksdi :
Anak satu letak lintang
Terjadi prolapsus tali pusat
Interlocking
PROSEDUR KERJA
SELEKSI KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Ditetapkan oleh:

Halaman 8/ 8

Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Kehamilan dengan resiko pada ibu-ibu yang hamil yang dapat


mempengaruhi proses kehamilan persalinan maupun proses sesudah
persalinan.

penatalaksana

Kembar 3 atau lebih (mengurangi trauma kelahiran pervaginum)


e. Kala III
Setelah anak lahir, berikan injeksi oksitosin 10 unti secara im dan
didalam infus dimasukan sintosinon 10 unit.
f. Kala IV
Diawasi lebih cermat dan lama. Tetes pitosin diteruskan sampai
dengan 5 jam postpartum
KOMPLIKASI

Terhadap ibu
-

Anemia
Preclampsia dan eklampsia
Partus lama (inertia uteri)
Pendarahan postpartum

Terhadap Janin
-

Prematuritas
Kelainan letak
Kematian prenatal yang tinggi dan kematian anak kedua > dari anak
kesatu

Tindak Lanjut

Sebelum lahir
Perawat di rumah sakit pada kehamilan aterm (37 minggu)

Setelah lahir
Control poliklinik laktasi 1 minggu kemudian

Prognosis Ibu dan Anak kedua


Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, penyakit Dalam, ICU

PROSEDUR PELAYANAN POST NATAL OBGIN


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu-ibu yang telah melahirkan


sehingga ibu dan bayi dapat berada dalam keadaan yang sehat

Tujuan

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik


2. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana

Kebijakan

1. paling sedikit 4 x kunjungan masa nifas


2. Dilakukan untuk memulai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk

Prosedur

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi


Kunjungan
Waktu
Tujuan
1

6-8 setelah
persalinan

Mencegah pendarahan masa nifas karena


atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
pendarahan

rujuk

bila

pendarahan

berlanjut
Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu keluarga bagaimana mencegah
pendarahan masa karena atonia uteri
Pemberian ASI awal
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia
Jika

petugas

kesehatan

menolong

persalinan, ia harus tinggal dengan ibu


dan bayi lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil

PROSEDUR PELAYANAN POST NATAL OBGIN


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu-ibu yang telah melahirkan


sehingga ibu dan bayi dapat berada dalam keadaan yang sehat

Prosedur

6 hari setelah
persalinan

Memastikan involusi uterus berjalan


normal : Utama berkontraksi, fundus di
bawahumbilicus, tidak ada pendarahan
abnormal, tidak ada bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau pendarahan abnormal
Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan dan cairan dan istirahat
Tetap hangat dan merawat bayi sehari-

2 minggu setelah

hari
Sama seperti diatas ( 6 hari setelah

persalinan
6 minggu setelah

persalinan)
Menanyakan pada ibu tentang penyulis-

persalinan

penyulit yang ia atau bayi alami.


Memberikan konseling untuk KB secara
dini

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PERAWATAN KEHAMILAN DENGAN


PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat dituju agar


mendapatkan keadaan janin yang seoptimal mungkin dengan morbiditas
yang seminimal mungkin

Tujuan

1. Memberikan fasilitas dan perawatan medis sebaik dan secepat mungkin


2. Memberikan perawatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan terhadap
penderita yang dirawat dengan pertumbuhan janin terhambat

Kebijakan

1. Perawatan penderita dengan pertumbuhan janin terhambat dilakukan


setelah penderita tersebut di rawat jalan di poliklinik obsterti patologi
2. Mempersiapkan tempat tidur penderita
3. Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut meliputi pemeriksaan penunjang
laboratorik, Ultrasonografi
4. Melaporkan keadaan pasien kepada konsultan

Prosedur

1. Penerimaan pasien untuk dirawat dengan pertumbuhan janin terhambat


dilaksanakan setelah pemeriksaan oleh dokter rawat jalan obstetric
patologi.
2. Penderita dirawat, penerimanya dilakukan pada jam kerja
3. Pelayanan penderita di bangsal
a. Dokter bangsal
1. Melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan diagnosis
penderita tersebut
2. Melakukan

visite

rutin

/harian

untuk

menilai

kemajuan

penatalaksana penderita dan melaporkan ke konsulen ruangan


3. Melakukan pemeriksaan lengkap untuk mencari penyebab lain
keadaan tersebut
4. Menatalaksanaan pasien seusuai keadaan dan etiologi yang ada.
b. Paramedic
1. Melakukan pemeriksaan rutin tentang keadaan pasien
2. Memeriksa kelengkapan pemeriksaan penunjang diagnosis pasien
tersebut
3. Mengikuti dokter visite harian terhadap pasien tersebut
4. membawa penderita untuk pemeriksaan penunjang atau kosul ke
bagian lain
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR OBSTETRIC PATOLOGI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal obstetric patologi merawat pasien dengan keadaan kehamilan yang


beresiko tinggi maupun dengan komplikasi anterpartum maupun postpartum

Tujuan

1. memberikan akomodasi / fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin


pada pasien rawat inap
2. Memberikan pelayanan perawatan seoptimal mungkin sesuai dengan
kebutuhan terhadap pasien rawat inap yang telah atau yang belum
mengalami tindakan atau perawatan di kamar bersalin misalnya : partus
kasep, KPSW, IUFD, gemeli, bekas SS, kasus HAP, Preterm

Kebijakan

1. Pada dasarnya perawatan penderita rawat inap di bangsal obstetric


patologi merupakan kelanjutan dari perawatan di kamar bersalin
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk keperluan
diagnostic dan terapi
3. Adanya tempat tidur yang tersedia

Prosedur

1. Macam perawatan di bangsal obstetric patologi (tergantung jenis kasus)


a. Persiapan operasi efektif
b. Pemasangan kateter menetap
c. Pemeriksaan USG/profil biofisik
d. Pemasangan infuse
e. Transfuse darah
f. Blader Training
2. Dokter bangsal menerima pasien dan status lengkap untuk dirawat
3. Pelayanan pasien di bangsal obstetric patologi
a. Dokter bangsal
1. Mengadakan pemeriksaan untuk menengakkan diagnosis dan
terapi sebagai landasan dari perawatan di kamar bersalin
2. Mengadakan visite rutin setiap pagi untuk mengevaluasi
kemajuan terapi diagnostic
3. Memasang infuse dan transfusi darah
4. Kalau dipandang perlu dapat dilaksanakan konsultasi, dokter
bangsal harus melaporkan ke senior, dokter senior melapor ke
chief dan chief melaporkan ke konsulen
PROSEDUR OBSTETRIC PATOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ [
1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal obstetric patologi merawat pasien dengan keadaan kehamilan yang


beresiko tinggi maupun dengan komplikasi anterpartum maupun postpartum

Prosedur

b. Paramedic
1. Melaksanakan order yang jaga / dokter bangsal
2. Mengikuti Visite dokter bangsal
3. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic pasien
4. Menyiapkan tempat tidur untuk pasien yang bersangkutan
5. Memindahkan pasien ke tempat tidur yang telah disiapkan
6. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan pasien yang telah dikerjakan
dari dokter poliklinik atau dokter kamar bersalin misalnya :
pemeriksaan rontgen kamar dn laboratorium
7. Menyiapkan dan melaksanakan order dokter bangsal
8. Mengukur keadan vital pasien, suhu, tekanan, darah, nadi,
pernafasandan berat badan.
9. Melaporkan ke dokter bangsal (kalau diluar jam kerja melapor ke
dokter jaga)
10. Paramedic wajib melakukan pengawasan kelancaran infuse /
transfusi darah.
11. Siswa bidan, SPK, mahasiswa Akper wajib membantu tugas
paramedic tersebut diatas
c. Koasisten Bangsal
1. Mengikuti visite bangsal, ikut mendampingi dokter bangsal
mempelajari dan mendiskusikan keadaan pasien tersebut serta
membantu dalam tindakan.
2. Memeriksa tanda vital pasien setiap pagi.
3. Bersama dokter bangsal wajib bekerja sama dan membantu
dokter bangsal dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR BANGSAL GINEKOLOGI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan seluruh pasien-pasien yang menderita kelainan di bidang


ginekologi

Tujuan

1. Memberikan akomodasi dan perawatan medis secepat mungkin


2.

Memberikan perawatan secara optimal sesuai dengan kebutuhan,


terhadap penderita yang telah diperiksa / dilakukan tindakan di kamar
tindakan ginekologi

Kebijakan

1. Pada dasarnya bangsal ginekologi merawat penderita yang sudah


diperiksa atau dilakukan tindakan ginekologi di kamar tindakan
ginekologi (KG)
2. Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut meliputi pemeriksaan penunjang
laboratorik dan / atau radiologic dan USG
3. Mempersiapkan tempat tidur penderita
4. Melaporkan keadaan / kemajuan penderita kepada konsulen ruangan dan
ke laboratorium suatu visite besar pada hari sabtu

Prosedur

1. Penerimaan penderita baru untuk dirawat di bangsal, penderita yang


sudah lengkap status/berkas catatan medic dari KG, diterima perawat /
bidan bangsal ginekologi.
2. Pelayanan penderita di bangsal
a. Paramedic
1.

Memeriksa kelengkapan status / berkas penderita yang


bersangkutan.

2.

Memindahkan penderita ke tempat tidur yang sudah disiapkan.

3.

memeriksa ulang pemeriksaan penderita di KG, meliputi


kelengkapan blanko pemeriksaan laboratorium dan radiologic

4.

melakukan anamnesis ulang yang dibantu oleh koasisten

5.

Memeriksa tanda-tanda vital dan mencatat pada status penderita

6.

Mengambil sampel / bahan untuk pemeriksaan laboratorium


sesuai dengan instruksi dokter

7.

memberikan perawatan kepada penderita tergantung kebutuhan


yang sesuai dengan standar keperawatan.

PROSEDUR BANGSAL GINEKOLOGI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan seluruh pasien-pasien yang menderita kelainan di bidang

Prosedur

ginekologi
8. Memberikan perawatan kepada penderita tergantung kebutuhan
yang sesuai dengan standar keperawatan
b. Dokter bangsal
1. Melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan diagnosis
2. Mengadakan visite bangsal setiap hari dan melaporkan tugas
tertentu yang perlu dianggap tindakan segera kepada konsulen
ruangan
3. untuk penderita yang memerlukan tindakan operatif, dokter
bangsal harus melengkapi semua persiapan operasi mencakup
persetujuan dari pihak keluarga, persiapan alat-alat yang
diperlukan

untuk

operasi,

obat-obatan

dan

pemeriksaan-

pemeriksaan penunjang yang penting serta konsultasi dengan unit


lain yang terkait dan selanjutnya diserahkan kepada dokter
praoperasi
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR BANGSAL PREOPERASI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan operatif

Tujuan

1. Memberi akomodasi / fasilitas dan perawatan medis pasien yang akan


dilakukan operasi
2. Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental dalam menghadapi
operasi yang akan dilakukan
3. Tujuan akhir membuat operasi yang sudah direncanakan berjalan secara
lancar dalam kondisi yang seoptimal mungkin

Kebijakan

1. Penderita yang akan disiapkan untuk operasi berasal dari


-

Rawat jalan

Bangsal obstetric / ginekologi / onkologi

2. Adanya surat pengantar dari dokter rawat jalan, yang sudah dilengkapi
dengan pemeriksaan lengkap termasuk laboratorium, foto toraks, konsul
Unit Penyakit dalam dan Unit penyakit Anesthesi serta sudah disetujui
oleh konsulen rawat jalan untuk tindakan operasi elektif
Prosedur

1.

Penerima penderita baru untuk dirawat


a. Penderita dalam membawa surat pengantar dari dokter poliklinik
yang sudah dilengkapi pemeriksaan persiapan operasi yang sudah
lengkap langsung menemui dokter yang bertugas di bangsal
preoperasi.
b. Dokter preoperasi memeriksa kelengkapan pemeriksaan dari rawat
jalan dan melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan obstetric
ginekologi
c. Dokter preoperasi membuat jadwal kapan penderita tersebut akan
dilakukan operasi
d. Penderita dirawat 1-2 hari sebelum jadual operasi yang belum
direncanakan kecuali pada penderita yang memerlukan perawatan
khusus,seperti fisula, prolapsus uteri dan Ca Serviks

2.

Untuk penderita yang berasal dari bangsal


a. Dokter bangsal melaporkan penderita dari bangsal yang akan
dilakukan operasi kepada dokter preoperasi untuk dijadwalkan
kapan akan dilakukan operasi.

PROSEDUR BANGSAL PREOPERASI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Prosedur

Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan operatif


b. Dokter bangsal mempersiapkan penderita untuk operasi termasuk
pemeriksaan lb, foro toraks, konsul unit penyakit dalam dan unit
anastesia serta sudah disetujui konsulen bangsal.
c. Dokter preoperasi mengatur jadual operasi penderita tersebut
3.

Pelayanan penderita di bangsal preoperasi


a. Dokter
1) Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic penderita
2) Memeriksa kelengkapan peralatan / bahan / obat-obatan yang
akan dipergunakan sebelum dan selama operasi
3) Melakukan tindakan / pengobatan / perawatan yang akan
diperlukan

untuk

persiapan

operasi

sehingga

operasi

berlangsung dalam kondisi seoptimal mungkin.


b. Perawat / Bidan
1) Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic penderita
2) Menyiapkan tempat tidur untuk penderita ybs.
3) Memindahkan penderita ke tempat tidur yang sudah disiapkan
4) Melakukan informasi dokter untuk persiapan penderita operasi
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)
Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR BANGSAL PREOPERASI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Melakukan tindakan-tindakan ginekologi baik diagnostik maupun terapi

Tujuan

1. Memberi akomodasi atau fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin


pada pasien rawat inap.
2. Memberikan pelayanan secara optimal sesuai kebutuhan setelah melalui
pemeriksaan kamar tindakan (kamar bersalin dan kamar tindakan
ginekologi)

Kebijakan

1. Perawatan bangsal dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan di kamar


tindakan dan ditentukan jenis kasusnya
2. Adanya tempat tidur yang tersedia

Prosedur

1. Penerima pasien untuk dirawat


a. Pasien / keluarga membawa surat pengantar dari dokter poliklinik
obstetric dan ginekologi, ahli obstetric dan ginekologi, praktek swasta,
dokter umum ke sentral opname.
b. Petugas O mencatat dalam buku register rawat inap
1) menyiapkan berkas catatan medic pasien
2) Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang tata
tertib dan kewajiban yang harus dipenuhi antara lain tata
pembayaran.
3) Mengatur pasien ke ruang beserta berkas catatan medic menuju
ruang rawat inap dengan alat bantu sesuai kondisi pasien.
4) Menyerahkan pasien dan berkas catatan medic kepada bidan yang
bertugas kamar tindakan
2. Pelayanan pasien di kamar tindakan (kamar bersalin dan kamar bersalin
ginekologi)
a) Bidan
1) Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic medic pasien
2) Menyiapkan tempat tidur untuk pasien yang bersangkutan
3) Memindahkan pasien ke tempat tidur yang tersedia.
4) Memeriksa ulang hasil pemeriksaan pasien yang telah dilakukan
dokter poliklinik, antara lain : hasil thoraks photo

PROSEDUR BANGSAL PREOPERASI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian
Prosedur

Melakukan tindakan-tindakan ginekologi baik diagnostik maupun terapi


5) Mengukur keadaan vital pasien, yaitu : tensi, nadi, pernafasan,
suhu, tinggi badan dan berat badan
6) Melaporkan kepada dokter jaga ruangan
3. Dokter Jaga
1) Memeriksa ulang keadaan vital pasien
2) Melakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan mencatat
kedalam berkas catatan medic pasien
3) Melakukan anamnesis
4) Kalau disarankan perlu melapor kepada dokter jaga melengkapi status
4. Koasisten jaga
1. Bersama dengan dokter jaga melakukan anamnesis
2. Bersama dengan dokter jaga melakukan melengkapi status
3. Bersama dengan dokter jaga memeriksa keadaan vital pasien
4. Bersama dengan dokter jaga Mengawasi jadwal pemberiak terapi
5. Bersama bidan melakukan tindakan terapi sesuai program terapi atau
instruksi dokter jaga
5. Pelayanan / tindakan diluar unit obstetric dan ginekologi
1. Dokter membuat order / instruksi pemeriksaan lab, Rontgen, konsul
dab lain-lain
2. Bidan dan konsulen mempersiapkan apa yang diperlukan
3. Bidan mengantar, menjemput dan mendampingi pasien sampai selesai
pemeriksaan
4. Jika ada konsul dari bagian lain di luar unit obstetric dan ginekologi
yang menjawab konsul adalah dokter jaga senior
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan


PROSEDUR HEPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Heperemesis Gravidarum adalah keadaan mual muntah > 10 kali perhari


yang menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari

Tujuan

1.

Memberikan

fasilitas

perawatan medis

yang

memadai

kepada

Heperemesis Gravidarum
2.

Memberikan perawatan secara optimal sesuai dengan kebutuhan


terhadap penderita yang dirawat

Prosedur

1. Penerimaan penderita
a. Penderita dirawat mesti melihat kamar bersalin
b. Penderita dirawat setelah status diisi lengkap
2. Pelayanan Penderita Bangsal
a. Dokter Bangsal
1. Memeriksa kelengkapan status penderita
2. Melengkapi instruksi pemeriksaan pasien tersebut
3. Konsultasi kebagian atau unit lain
4. Follow up rutin keadaan pasien
5. Koasisten membantu dokter dalam melaksanakan tugas tersebut
b. Paramedic
1. Menyiapkan tempat tidur pasien
2. Memindahkan pasien ke tempat tidur yang telah disediakan
3. Mengukur tanda vital pasien
4. Menyiapkan blanko pemeriksaan dan konsul ke bagian lain
5. Memberikan obat sesuai dengan instruksi dokter
6. Mengikuti dokter visite rutin
7. Siswa Akper, siswa bidan dan siswa SPK mengikuti dan
membantu paramedic dalam melaksanakan tugas diatas.

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Penyakit dalam

PROSEDUR BANGSAL ONKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal Onkologi dipergunakan untuk merawat pasien-pasien onkologi yang


membutuhkan perawatan khusus

Tujuan

1. Memberikan fasilitas perawatan dan pengobatan pasien yang dirawat


2. Memberikan perawatan dan pengobatan secara optimal kepada pasien
yang idrawat sesuai dengan kasus dan kebutuhannya

Kebijakan

1. Pada dasarnya pasien yang dirawat di bangsal onkologi berasal dari :


a) rujukan dari luar yang diagnosisnya sudah ditetapkan sebagai kanker
ginekologi
b) Pasien dari bangsal lain yang sudah ditetapkan diagnosisnya sebagai
kanker ginekologi
c) Pasien poliklinik onkologi yang diagnosisnya sudah ditetapkan
d) Pasien dari unit yang diagnosisnya telah ditetapkan sebagai kanker
ginekologi
2. Diagnosis kerja untuk pasien ditetapkan oleh konsulen onkologi
3. Adanya fasilitas tempat tidur yang tersedia

Prosedur

1. Penerimaan pasien baru pada saat jam kerja


a. dokter bangsal onkologi menerima pasien dengan status atau bangsal
mediknya dari dokter bangsal ginekologi, dimana telah mendapatkan
persetujuan dari konsulen ginekologi.
b. Dokter bangsal onkologi memeriksa kembali kelengkapan status /
rekam medic, kemudian membuat rancangan pengobatan sesuai
dengan yang telah diisntruksikan konsulen ginekologi.
c. Dokter bangsal onkologi menyerahkan penderita beserta statusnya
kepada paramedic bangsal onkologi untuk melakukan perawatan dan
pengobatannya
2. Penerimaan penderita baru pada waktu jam jaga
a. Setelah diperiksa dokter jaga dan perawatan dan pengobatan
sementara sebagaimana mestinya, termasuk memperbaiki keadaan
umum. Penderita diserahkan kepada dokter bangsal ginekologi pada
waktu jam kerja untuk segera dikonsultasikan kepada konsulen
onkologi.
PROSEDUR BANGSAL ONKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Bangsal Onkologi dipergunakan untuk merawat pasien-pasien onkologi yang


membutuhkan perawatan khusus

Prosedur

b. Dokter bangsal onkologi menerima penderita dari dokter bangsal


ginekologi yang telah disetujui oleh konsulen onkologi pada waktu
jam kerja
3. Pelayanan perawatan dan Pengobatan
a. Dokter Bangsal
1. Memeriksa keadaan umum penderita dan kemajuan pengobatan
2. Melaporkan dan mengkonsultasikan semua penderita kepada
konsulen onkologi
3. Meneruskan, penghentian dan membuat rencana pengobatan baru
yang sesuai dengan ada tindakannya kemajuan pengobatan, atas
persetujuan konsulen onkologi
4. Memberikan instruksi kepada paramedis untuk pengambilan
bahan-bahan untuk pemeriksaan lab, radiologi dan pemberian
obat serta hal lain yang diperlukan untuk penderita.
5. Untuk penderita yang memerlukan tindakan operasi, radioterapi
dan tindakan khusus lainnya maka dokter bangsal harus
melengkapi semua persiapan yang diperlukan
6. Pasien yang telah dipersiapkan tersebut selanjutnya diserahkan
kepada dokter bangsal persiapan / preoperasi atau ke unit lain
b. Paramedis Bangsal
1. Menerima pasien baru, mengantar dan menempatkan ditempat
tidur yang telah disiapkan.
2. Memeriksa kelengkapan status penderita dan melaksanakan
instruksi dokter bangsal dan konsulen onkologi.
3. Memeriksa tanda-tanda vital pasien dan mencatatnya ke dalam
status penderita
4. Memberikan perawatan kepada pasien yang sesuai dengan
kebutuhan secara optimal

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM DAN RADIOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Suatu pemeriksaan penunjang yang berguna bagi para dokter dalam


membantu dalam membantu menegakkan suatu diagnosis penyakit

Tujuan

Agar setiap pasien di bagian OBGIN memperoleh diagnose yang tepat


mengenai penyakitnya dan memperoleh pengobatan yang sesuaidan
seoptimal mungkin

Kebijakan

1. Untuk kepentingan umum


Memaksimalkan lualitas pelayanan di rumah sakit
2. Untuk kepentingan dokter
a. Memperoleh data lengkap mengenai penyakit dari pasien
b. Membantu pra dokter untuk menegakkan terapi yang sesuai dan
optimal
3. Untuk kepentingan penderita
Mendapatkan terapi yang sesuai dan optimal terhadap penyakit yang
dideritanya
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)

Prosedur

1. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dibuat berdasarkan permintaan


tertulis dari dokter dan perawat
2. dokter menulis blanko permintaan laboratorium / radiologi yang
dilengkapi dengan identitas, data klinis, nomo register dan medical
record dari penderita
3. Sampel darah, urin atau cairan vagina dari penderita diambil oleh dokter
/ koasisten dibantu perawat membantu pasien dalam persiapan yang
diperlukan untuk pemeriksaan
4. Surat / blanko pemeriksaan laboratorium yang diminta harus efisien dan
benar-benar untuk kepentingan penderita

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Laboratorium, Radiologi


PROSEDUR BANGSAL PASCA OPERASI GINEKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan tindakan operasi guna


pemulihan selama 24 jam

Tujuan

1. Memberikan fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita yang dioperasi karena kelainan ginekologi
2. Memberikan pelayanan perawatan secara optimal sesuai kebutuhan

Kebijakan

Adanya serah terima penderita segera setelah pelaksanaan operasi selsai oleh
dokter yang bertugas di kamar operasi, dokter jaga / dokter bangsal

Prosedur

1. penerimaan penderita baru setelah operasi ginekologi


a. Penderita setelah dari kamar operasi, dengan catatan medic penderita
lengkap dengan laporan operasinya dan juga instruksi pasca
operasinya diserah terimakan dari dokter yang melakukan operasi
kepada dokter yang bertugas di bangsal pascaoperasi
b. Petugas / bidan/ paramedis kepada bangsal postoperasi mencatat
dalam buku registrasi
1) segera mengantar / menempatkan penderita diruang pulih
2) menyiapkan berkas catatan medic penderita
3) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tata tertib dan
kewajiban yang harus dipenuhi
4) Pelayanan perawatan penderita di bangsal rawat pasca operasi
5) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tata cara dan
kewajiban yang harus dipenuhi
2. Pelayanan Perawatan penderita di bangsal rawat pasca operasi
a. Perawat /Bidan /Siswa Bidan / Akper / PK
1. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medis penderita
2. Menyiapkan tempat tidur untuk penderita
3. Memindahkan penderita dari tempat tidur dorong dari OK ke
tempat tidur yang telah disediakan
4. Mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan lainnya untuk
pemeriksaan / tindakan dokter bangsal misalnya tensimeter,
thermometer, tabung O2, alat-alat infuse transfuse, dan lain-lain
PROSEDUR BANGSAL PASCA OPERASI GINEKOLOGI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan tindakan operasi guna


pemulihan selama 24 jam

Prosedur

5. Melaporkan pada dokter bangsal pada hari kerja dan dokter jaga
di luar hari kerja.
6. Melaksanakan pengobatan sesuai instruksi dokter
b. Dokter bangsal
1. Mengadakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kedalam
berkas catatan medic.
2. kalau dianggap perlu melapor ke konsulen bangsal / konsulen
jaga
3. Memberikan instruksi pengobatan kepada perawat / bidan/ siswa /
koasisten
4. Melakukan tindakan yang diperlukan dengan bantuan /bersama
bidan / siswa / koasisten
5. Melakukan konsul ke unit lain bil ada kasus memang perlu
c. Koasisten
1. Mengadakan pengamatan keadaan penderita (tanda vital dan
keadaan lain yang perlu) dengan catatan tertulis.
2. Segera melaporkan kondisi penderita kepada dokter bangsal /
dokter jaga
3. Bersama dokter / bidan / siswa melakukan pemeriksaan /
pengobatan / tindakan medis yang diperlukan
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR BANGSAL PASCA OPERASI OBSTETRI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan tindakan operasi guna


pemulihan selama 24 jam

Tujuan

1. Memberikan fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita yang dioperasi karena melahirkan
2. Memberikan pelayanan perawatan secara optimal sesuai kebutuhan

Kebijakan

Adanya serah terima penderita segera setelah pelaksanaan operasi selsai oleh
dokter yang bertugas di kamar operasi, dokter jaga

Prosedur

1. penerimaan penderita baru setelah operasi ginekologi


a. Penderita setelah dari kamar operasi, dengan catatan medic penderita
lengkap dengan laporan operasinya dan juga instruksi pasca operasinya
diserah terimakan dari dokter yang melakukan operasi kepada dokter
yang bertugas di bangsal pascaoperasi.
b. Petugas / bidan/ paramedis kepada bangsal postoperasi mencatat
dalam buku register
1) segera mengatur / menempatkan penderita diruang pulih
menyiapkan berkas catatan medic penderita
2) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tata tertib dan
kewajiban yang harus dipenuhi
2. Pelayanan Perawatan penderita di bangsal rawat pasca operasi
a. Perawat /Bidan /Siswa Bidan / Akper / PK
1. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medis penderita
2. Menyiapkan tempat tidur untuk penderita
3. Memindahkan penderita dari tempat tidur dorong dari OK ke
tempat tidur yang telah disediakan.
4. Mempersiapkan

alat-alat

dan

perlengkapan

lainnya

untuk

pemeriksaan / tindakan dokter bangsal misalnya tensimeter,


thermometer, tabung O2, alat-alat infuse transfuse, dan lain-lain
5. Melaporkan pada dokter bangsal pada hari kerja dan dokter jaga di
luar hari kerja.
6. Melaksanakan pengobatan sesuai instruksi dokter

PROSEDUR BANGSAL PASCA OPERASI OBSTETRI


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan tindakan operasi guna


pemulihan selama 24 jam

Tujuan

3. Memberikan fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita yang dioperasi karena melahirkan
4. Memberikan pelayanan perawatan secara optimal sesuai kebutuhan

Kebijakan

Adanya serah terima penderita segera setelah pelaksanaan operasi selsai oleh
dokter yang bertugas di kamar operasi, dokter jaga

Prosedur

Dokter bangsal / dokter jaga


1. Mengadakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kedalam
berkas catatan medic.
2. kalau dianggap perlu melapor ke konsulen bangsal / konsulen jaga
3. Memberikan instruksi pengobatan kepada perawat / bidan/ siswa /
koasisten
4. Melakukan tindakan yang diperlukan dengan bantuan /bersama
bidan / siswa / koasisten
5. Melakukan konsul ke unit lain bil ada kasus memang perlu
b. Koasisten
a. Mengadakan pengamatan keadaan penderita (tanda vital dan
keadaan lain yang perlu) dengan catatan tertulis.
b. Segera melaporkan kondisi penderita kepada dokter bangsal /
dokter jaga
c. Bersama dokter / bidan / siswa melakukan pemeriksaan /
pengobatan / tindakan medis yang diperlukan
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PERAWATAN SEKSIO SESAR ELEKTIF

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Melakukan Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan Seksio


Sesar selama 24 jam

Tujuan

1. Memberi akomodasi atau fasilitas dan perawatan medis secepat mungkin


pada pasien rawat inap 2 minggu sebelum taksiran persalinan
2. Memberikan pelayanan seoptimal mungkin sesuai kebutuhan terhadap
pasien rawat inap yang akan ditentukan penatalaksanaan persalinannya /
terminasi kehamilannya.

Kebijakan

1. Pada dasarnya perawatan penderita rawat inap di bangsal obstetric


patologi merupakan kiriman poliklinik KRT
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk keperluan
diagnosis danterapi
3. Adanya tempat tidur yang tersedia

Prosedur

1. Macam perawatan
a. Tergantung indikasi seksio sesar sebelumnya atau hamil bekas seksio
sesar pernah melahirkan pervaginam
b. Penderita dipersiapkan operasi elektif
2. Pelayanan pasien di bangsal obstetric patologi
a. Dokter bangsal
1. Mengadakan pemeriksaan untuk menengakkan diagnosis dan terapi
sebagai kelanjutan perawatan poliklinik KRT.
2. Mengadakan visite rutin setiap pagi untuk mengevaluasi kemajuan
tanda inpartu, persiapan operasi elektif
3. Melakukan Konsultasi berjenjang
4. Bersamaan dengan dokter preop. Menentukan jadwal operasi elektif
5. Memberikan order untuk pemeriksaan penunjang (USG, Rontgen,
LB rutin) serta konsultasi antar bagian (anastesi, penyakit dalam)
b. Bidan
1. Melakukan Instruksi dokter bangsal
2. Mengikuti visite dokter bangsal
3. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medic pasien serta mencari
status lama jika lahir di RSUP
PROSEDUR PERAWATAN SEKSIO SESAR ELEKTIF

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Melakukan Perawatan intensif pasien-pasien yang telah dilakukan Seksio

Prosedur

Sesar selama 24 jam


4. Menyiapkan tempat tidur untuk pasien
5. Siswa Bidan, SPK, mahasiswa Akper membantu bidan dalam
pelaksanaan tugasnya
c. Koasisten
1. Mengikuti visite dokter bangsal, ikut mendiskusikan, mempelajari
pasien tersebut
2. Mencatat tanda vital setiap pagi
3. Wajib membantu dokter bangsal dalam pelaksanaan tugas diatas
Administrative
Informed consent (dokter memberikan informasi kepada pasien, dan pasien
mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik
secara lisan maupun tertulis.)

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PELAYANAN KEBUTUHAN DARAH DAN CAIRAN


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Nomor Revisi :

Terbitan ke

Halaman 1/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan yang diberikan pada pasien-pasien yang karena penyakitnya


membutuhkan darah ataupun cairan pengganti yang dibutuhkannya

Tujuan

Agar setiap pasien yang dirawat di bagian OBGIN RSMH memperoleh


pelayanan yang optimal dengan penyediaan darah dan cairan pengganti
sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan yang sesuai dan seoptimal
mungkin

Kebijakan

1. Untuk kepentingan umum


Memaksimalkan kualitas pelayanan rumah sakit
2. Untuk kepentingan dokter
a. Dapat segera memberikan therapy sesuai dengan yang dibutuhkan
pasien
3. Untuk kepentingan penderita
a. Mendapatkan terapi yang sesuai dan optimal terhadap penyakit yang

Prosedur

dideritanya
Darah :
1. Permintaan darah dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien dan dibuat
berdasarkan permintaan tertulis dari dokter yang merawat
2. Dokter menulis blanko permintaan darah yang dilengkapi dengan
identitas, dan klinis, nomor register dan medical record penderita.
3. Sampel darah penderita diambil oleh dokter / koasisten dengan tidak
lupa mencantumkan nama dan nomor medical record dari pasien
4. Surat/blanko pemeriksaan darah yang diminta harus efisien dan
benar-benar untuk kepentingan penderita
5. Pada permintaan darah selalu dicantumkan permintaan corss match
dari darah yang dikirim
6. Setelah darah sampel diambil, maka darah dan blanko permintaan
diserahkan pada keluarga untuk dibawa ke PMI
7. Setelah darah didapatkan oleh keluarga maka diserahkan oleh dokter
dan darah tersebut dapat diberikan kepada penderita

PROSEDUR PELAYANAN KEBUTUHAN DARAH DAN CAIRAN


No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 2/ 2

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Pelayanan yang diberikan pada pasien-pasien yang karena penyakitnya


membutuhkan darah ataupun cairan pengganti yang dibutuhkannya

Prosedur

Cairan Pengganti :
- Jenis-jenis cairan pengganti
1. Cairan Kristaloid
2. Cairan Koloid
- Cairan pengganti yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
- Pemberian cairan pengganti dilakukan oleh dokter yang merawat dengan
melakukan follow up terhadap cairan yang diberikan
- Bila cairan pengganti yang diberikan sudah mencukupi maka cairan
pengganti tersebut dapat diberhentikan pemberiannya

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan, Unit Pelayanan darah

PROSEDUR VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K


Pengertian

Memberikan pelayanan visum et repertum semua pasien yang membutuhkan

Tujuan

Memberikan

keterangan

selengkap-lengkapnya

kepada

pengadilan

berdasarkan surat permintaan jaksa / polisi yang ditandatangani oleh polisi


berpangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Satu
Kebijakan

1. Untuk Kepentingan umum


Membantu pengadilan dengan sebaik-baiknya agar kesaksian seorang
dokter dalam perkara pidana mencapai sasarannya
2. Untuk kepentingan dokter
a. memberikan keterangan selengkap-lengkapnya kepada pengadilan
b. Mencegah kesalahan di bidang hukum, seperti melanggar rahasia
jabatan dokter
3. Untuk Kepentingan korban perkoasaan
a. Mengobati gangguan fisik maupun psikis akibat perkosaan
b. Mencegah / mengobati STD ( Sexual transmittes Disease)

Prosedur

1. Pemeriksaan Visum et repartum dibuat berdasarkan permintaan


visum et repartum (VR)
2. Suatu VR harus ditandatangani oleh jaksa atau oleh polisi berpangkat
serendah-rendahnya Pembantu Letnan Satu, ditujukan kepada
direktur RS u.p Unit Kebidanan dan penyakit kandungan
3. Pemeriksaan Vr harus mendapat izin tertulis dari korban atau orang
tua korban atau walinya
4. Dokter yang bertugas memeriksa VR harus melakukan pemeriksaan
langsung pada saat surat permintaan VR diterima
5. Harus diketahui oleh konsulen
6. Sub bagian rekam medic unti kebidanan dan penyakit dalam mengisi
formulir VR yang ditandatangani oleh dokter yang memeriksa
7. Direktu RS membuat surat pengantar VR kepada yang menerima VR

Unit Terkait

Bagian Kebidanan dan Kandungan

PROSEDUR PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM DAN RADIOLOGI

No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K

DAFTAR ISI
I. TINDAKAN OPERASI.............................................................................................1
1. Prosedur Tindakan Persiapan Operasi ................................................................

2. Prosedur Tindakan Salpingo Ooverektomi Unilateral ........................................

3. Prosedur Tindakan Pembedahan Histerektomi Totalis .......................................

4. Prosedur Tindakan Pembedahan Histerektomi Rdikal .......................................

5. Prosedur Tindakan Pembedahan Histerektomi Supravaginalis ..........................

11

6. Prosedur Tindakan Pembedahan Histerektomi Pervaginam................................

14

7. Prosedur Tindakan Pembedahan Surgical Staging..............................................

17

8. Prosedur Tindakan Pembedahan Kuretase Molahidatidosa.................................

20

9. Prosedur Tindakan Pembedahan Refair Vistel ....................................................

23

10. Prosedur Tindakan PembedahanTubektomi (mini laparatomi)...........................

26

11. Prosedur Tindakan Pembedahan laparoskopi diagnostik / operatif ....................

29

12. Prosedur Tindakan Pembedahan Kista terpuntir .................................................

32

13. Prosedur Tindakan Pembedahan Obstetri............................................................

35

14. Prosedur Tindakan Pembedahan Ginekologi ......................................................

36

15. Prosedur Tindakan Pembedahan Seksio Sesar ....................................................

38

16. Prosedur Tindakan Pembedahan Bedah Mikro ...................................................

41

II. Prosedur Rawat Jalan

.............................................................................................43

1. Prosedur Rawat jalan Endoktrin .........................................................................

43

2. Prosedur Rawat jalan Obstetri.............................................................................

44

3. Prosedur Rawat jalan Infertil ..............................................................................

46

4. Prosedur PKBRS .................................................................................................

48

5. Prosedur Rawat jalan Onkologi ..........................................................................

51

6. Prosedur Rawat jalan Ginekologi .......................................................................

52

III. PROSEDUR TINDAKAN / PELAYANAN KAMAR BERSALIN .......................

54

1. Prosedur Pelayanan Pendarahan Post Partum .....................................................

54

2. Prosedur Pelayanan Janin letak sungsang ...........................................................

56

3. Prosedur Pelayanan Janin Letak Lintang ............................................................

60

4. Prosedur Pelayanan Preterm ...............................................................................

62

5. Prosedur Pelayanan Infeksi Intrapartum .............................................................

65

6. Prosedur Pelayanan Ekstraksi Forsep .................................................................

66

7. Prosedur Pelayanan Ekstraksi vakum .................................................................

67

8. Prosedur Pelayanan Plasenta Previa ...................................................................

68

9. Prosedur Pelayanan Solutio Plasenta ..................................................................

70

10. Prosedur Pelayanan Asfiksia Intrauterin .............................................................

73

11. Prosedur Pelayanan Kasep ..................................................................................

75

12. Prosedur Pelayanan Ruptura Uteri ......................................................................

79

13. Persalinan Pelayanan Penderita Posterm yang akan diterminasi ........................

81

14. Prosedur Pelayanan Rujukan ..............................................................................

83

15. Prosedur Pelayanan Persalinan Normal ..............................................................

85

IV. PROSEDUR KAMAR ISOLASI .............................................................................

87

1. Prosedur Pelayanan Preeklampsia ......................................................................

87

2. Prosedur Pelayanan Eklampsia............................................................................

92

3. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Infeksi Berat atau Sepsis..............................

98

4. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Kelainan Jantung ........................................

100

5. Prosedur Pelayanan Hamil dengan Hepatitis ......................................................

102

6. Prosedur Pelayanan Bangsal Isolasi ....................................................................

104

7. Prosedur Pelayanan Bangsal Gestosis ................................................................

106

V. PROSEDUR BANGSAL OBSTETRI.......................................................................

107

1. Prosedur Pelayanan kehamilan Ganda ................................................................

107

2. Proses Seleksi Kehamilan Resiko Tinggi (KRT).................................................

110

3. Prosedur Pelayanan Post Natal Obgyn ...............................................................

119

4. Prosedur Perawatan Kehamilan Dengan Pertumbuhan Janin Terhambat............

121

5. Prosedur Obstetri Patologi ..................................................................................

123

VI. PROSEDUR BANGSAL GINEKOLOGI.................................................................

125

1. Prosedur Bangsal Ginekologi .............................................................................

125

2. Prosedur Bangsal Preoperasi ...............................................................................

127

3. Prosedur Tindakan Ginekologi ...........................................................................

129

4. Prosedur Perawatan Hiperemesis Gravidrum .....................................................

131

5. Prosedur Bangsal Onkologi ................................................................................

132

6. Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium dan Radiologi .......

134

VII. PROSEDUR RUANG PERAWATAN INTENSIF ................................................

136

1. Prosedur Bangsal Pasca Operasi Ginekologi ......................................................

138

2. Prosedur Bangsal Pasca Operasi Obstetri............................................................

140

3. Prosedur Perawatan Seksio Sesar Elektif............................................................

142

VIII. PROSEDUR VISUM ET REPERTUM..................................................................

144

PROSEDUR PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM DAN RADIOLOGI
No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K

PROSEDUR PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM DAN RADIOLOGI
No. Dokumen : Nomor Revisi :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Terbitan ke

Halaman 1/1

Ditetapkan oleh:
Direktur RSIA Khalishah PALIMANAN

Dr. Jenny Hendrajani K

Anda mungkin juga menyukai