Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PROSES MANUFAKTUR

MESIN GERINDA

Bernardus Pualam (2115105060)


Mustofa Hilmi

(2115105002)

Andi Pambudi

(2115105004)

William Fernando

(2115105059)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Fakultas Teknologi Industri
S1 Teknik Mesin Lintas Jalur
Surabaya
2016
0

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang mesin gerinda.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen atau pembaca
agar kami dapat memperbaikimakalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang mesin grinding ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 23 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Keterangan Gambar...........................................................................................................iii
Keteranga Tabel.................................................................................................................iv
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................1
1.3 Perumusan Masalah.........................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertiaan Gerinda........................................................................................3
2.2 Fungsi Utama Mesin Gerinda.........................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerind......................................................3
2.4 Jenis-jenis Mesin Gerinda...............................................................................4
2.5 Roda Gerinda...................................................................................................16
2.6 Proses Mesin Gerinda......................................................................................24
2.7 Metode Pengerjaan .....................................................................................................25
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................................27
3.2 Saran................................................................................................................27
Daftar Pustaka....28

ii

KETERANGAN GAMBAR
2.1 Mesin gerinda...................................................................................................................
4
2.2 Mesin gerinda horizontal dengan meja bolak-balik.........................................................
4
2.3 Mesin gerinda horizontal dengan meja berputar..............................................................
5
2.4 Mesin gerinda vertikal dengan meja bolak-balik.............................................................
5
2.5 Mesin gerinda vertical dengan meja berputar..................................................................
5
2.6 Bagian mesin gerinda.......................................................................................................
6
2.7 Busur singgung................................................................................................................
7
2.8 Mesin gerinda silinder......................................................................................................
10
2.9 Mesin gerinda silindris luar..............................................................................................
10
2.10 Mesin gerinda silindris dalam........................................................................................
11
2.11 Mesin gerinda silindris universal...................................................................................
11
2.12 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter.......................................................................
11
2.13 Bagian mesin gerinda silinder........................................................................................
12
2.14 Mesin gerinda alat potong..............................................................................................
14

iii

2.15 Mesin gerinda tangan.....................................................................................................


15

Keterangan Tabel
Tabel 2.1 Ukuran Butir Asahan..............................................................................................
18
Tabel 2.2 Simbol kekerasan batu gerinda..............................................................................
19

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknik diketahui berbagai macam mesin baik secara konvensional
maupun non-konvensional. Mesin konvensional merupakan mesin yang sangat sering
dijumpai dan digunakan di suatu perusahaan maupun di bengkel-bengkel permesinan.
Penggunaan berbagai mesin tersebut untuk \melakukan proses produksi atau perawatan
seperti pembentukan metal maupun pekerjaan bengkel lainnya sehingga menghasilkan
suatu produk.
Salah satu jenis mesin yang sering digunakan adalah mesin gerinda (grinding
machine). Mesin ini merupakan mesin multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai
macam pekerjaan, namun biasa digunakan untuk proses akhir dalam produksi (finishing).
Selain itu juga dapat menunjang untuk proses permesinan lain, seperti pengasahan alat
potong untuk mesin bor, milling, dan bubut.
Dengan mengetahui prinsip kerja, cara kerja, dan cara penggunaan mesin gerinda
ini diharapkan mampu menganalisa kerusakan yang terjadi dan mampu memperbaikinya
dan mampu mengestimasi waktu pengerjaan yang dibutuhkan dalam melakukan suatu
pekerjaan dan mampu melakukan pekerjaan dengan mesin grinding secara baik dan
benar.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini, adalah:
1. Dapat memahami prinsip kerja mesin gerinda.
2. Mengetahui mengenai mesin gerinda, bagian-bagian mesin, macam-macam
mesin, dan berbagai komponen yang ada di dalamnya.
3. Mampu menentukan jenis mesin gerinda dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu pekerjaan permesinan dengan mesin gerinda.
4. Mengetahui macam-macam batu gerinda dan dapat menentukan batu gerinda
yang digunakan untuk suatu jenis pekerjaan.
5. Mengetahui cara menggunakan mesin gerinda secara baik dan benar.
1

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa fungsi dari mesin gerinda?
2. Apa macam-macam jenis mesin gerinda dan komponennya?
3. Bagaimana prinsip kerja mesin gerinda?
4. Apa macam-macam jenis batu gerinda?
5. Bagaimana memilih jenis batu gerinda yang akan digunakan untuk suatu
pekerjaan?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Gerinda
Mesin gerinda adalah mesin perkakas yang digunakan untuk memotong atau

mengasah benda kerja untuk tujuan tertentu, biasanya untuk menghasilkan permukaan
yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah
satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah
sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan
benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
2.2

Fungsi Utama Mesin Gerinda

1.

Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.

2.

Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.

3.

Sebagai proses jadi akhir (finishing) pada benda kerja.

4.

Mengasah alat potong agar tajam.

5.

Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.

6.

Membentuk suatu profil pada benda kerja (baik itu elips, siku, dan lain-lain)

2.3

Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda


1.

Kelebihan

Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.

Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.

Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.

2.

Kekurangan

Skala pemakanan (depth of cut) harus kecil.

Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.

Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.

2.4

Jenis-Jenis Mesin Gerinda


A. Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding)

2.1 Mesin gerinda


Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan
rata atau untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Pada umumnya mesin
ini di gunakan untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal
bolak-balik. Meja ini dapat dioperasikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda
kerja dengan cara diikat pada kotak meja magnetik. Hasil pengerjaan mesin gerinda
permukaan antara lain: Parallel block, Jangka Sorong, Bed Mesin, dan lain-lain. Menurut
sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.


Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.

2.2 Mesin gerinda horizontal dengan meja bolak-balik


4

Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.


Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

2.3 Mesin gerinda horizontal dengan meja berputar

Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.


Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan
lebar serta menyudut.

2.4 Mesin gerinda vertikal dengan meja bolak-balik

Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar


Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu
dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

2.5 Mesin gerinda vertical dengan meja berputar


Bagian-bagian utama mesin gerinda permukaan :

2.6 Bagian mesin gerinda


Keterangan gambar :
1. Spindel pemakanan roda gerinda
Penggerak pemakanan roda gerinda.
2. Pembatas langkah meja mesin
3. Sistem hidrolik
Penggerak langkah meja mesin.
4. Spindel penggerak meja mesin naik turun
5. Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6. Tuas pengontrol meja mesin
7. Panel kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin.
8. Meja mesin
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9. Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar roda gerinda dan gerakan
pemakanan.
6

Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara
manual (tangan) dan otomatis mesin.
b. Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program.
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda.
Pemilihan roda gerinda
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan roda gerinda yang
akan dipergunakan pada proses pemesinan, antara lain:
Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran
abrasive. Tegangan tarik tinggi AL2O3, tegangan tarik rendah SiC, Boron nitrid
dan intan.
Banyaknya material yang harus dipotong dan hasil akhir yang diinginkan,
menentukan pemilihan ukuran butiran abrasive.
Busur singgung penggerindaan (gambar 6.15.)
Busur singgung besar roda gerinda lunak,
Busur singgung kecil roda gerinda keras.

2.7 Busur singgung


Kekerasan batu gerinda
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda, yaitu:
Konstruksi mesin & Kecepatan potong benda kerja.
7

Kecepatan potong adalah faktor yang berubah-ubah dan mempengaruhi dalam pemilihan
tingkat kekerasan roda gerinda.
Kecepatan putar roda gerinda
Secara teoritis kecepatan putar roda gerinda dapat dihitung menggunakan rumus:

Dimana:
n = kecepatan putar (rpm)
Vc= kecepatan potong (mm/det)
d = diameter roda gerinda (mm)
Perlengkapan yang digunakan pada mesin gerinda permukaan :
a.

Meja magnet listrik


Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran
listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja
adalah meja mesin gerinda itu sendiri. Proses pencekaman benda kerja
menggunakan meja magnet listrik, sebagai berikut:

Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF. Benda
kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis
kerja medan magnet. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.
Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub
magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik.

Supaya

aliran

medan

magnet

melewati

benda

kerja

digunakan

logamnonferro yang disisipkan pada plat atas pencekam magnet.

Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang


menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.

b. Meja magnet permanen


Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada
pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat
permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi
8

dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada
mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. Perbedaan
tersebut sebagai berikut :
Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti magnet
yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
Posisi tuas ON, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub.
Sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar
(plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah
sehingga benda kerja akan tercekam.
Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang terdapat
pada pencekam magnet.
Posisi tuas OFF, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan
sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan akan
menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja tidak
tercekam.
c. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan
yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik Adapun proses
pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut:
Meja ini dicekam pada meja magnet. Kemiringan sudut yang dikehendaki
diatur

dengan

cara

mengganjal

pada

bagian

bawah

memakai slip-

gauges. Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan sistem
pencekaman meja magnet.
d.

Meja sinus universal

Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke
arah horizontal.
e. Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda
kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur
V, atau Blok V.
f. Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda
A. Mesin Gerinda Silinder (Cylindrical Grinding)

2.8 Mesin gerinda silinder


Adalah jenis mesin gerinda yang berfungsi untuk membuat bentuk-bentuk silindris.
Hasil benda yang dapat dikerjakan dari mesin ini antara lain: Shaft, Poros / As, Spindle
Mesin, Test Bar, Bearing, Collet, Sleeve, dan lain-lain. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4
macam, yaitu:

Mesin gerinda silindris luar


Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda kerja

yang berbentuk silindris dan tirus.

10

2.9 Mesin gerinda silindris luar

Mesin gerinda silindris dalam.


Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan

diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.

2.10 Mesin gerinda silindris dalam

Mesin gerinda silindris universal


Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda

kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.

2.11 Mesin gerinda silindris universal

Mesin gerinda silindris luar tanpa senter


Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam

jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.

11

2.12 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter


Bagianbagian dan perlengkapan mesin gerinda silinder :

2.13 Bagian mesin gerinda silinder


Keterangan gambar:
1. Kepala utama
Bagian yang menghasilakan gerak putar roda gerinda.
2. Spindel utama benda kerja (Workhead)
Bagian yang mengatur kecepatan putar dan pencekaman benda kerja.
3. Kaki mesin
Sebagai pendukung mesin
4. Panel kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin
5. Meja bawah
Dudukan meja atas
12

6. Meja atas
Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat diatur
sudutnya.
7. Kepala lepas (Tailstock)
Menyangga benda kerja pada pencekaman diantara dua senter.
8. Perlengkapan pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin
Gerakan-gerakan utama
Mesin gerinda silindris memiliki empat gerakan uatama pada saat beroperasi, yaitu:
Gerak meja memanjang
Gerak putar benda kerja
Gerak putar roda gerinda
Gerak pemakanan
Proses pemesinan pada mesin gerinda silindris
a. Pemilihan roda gerinda
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan roda gerinda
yang akan dipergunakan pada proses pemesinan, antara laian:
Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran abrasive. Tegangan tarik
tinggi AL2O3, tegangan Tarik rendah SiC, Boron nitrid dan intan.
Banyaknya material yang harus dipotong dan hasil akhir yang diinginkan, menentukan
pemilihan ukuran butiran abrasive.
Busur singgung penggerindaan busur singgung besar roda gerinda lunak, busur
singgung kecil roda gerinda keras.
b. Faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda:
Kecepatan putar roda gerinda
Kecepatan potong benda kerja
Konstruksi mesin
Kecepatan potong adalah faktor yang berubah-ubah dan mempengaruhi dalam
pemilihan tingkat kekerasan roda gerinda.

13

Perhitungan Teoritis pada Mesin Gerinda Silindris


a. Menghitung kecepatan putar roda gerinda

Dimana:
n = kecepatan putar (rpm)

Vc = kecepatan potong (mm/det)

d = diameter roda gerinda (mm)


b. Menghitung kecepatan putar benda kerja

Dimana:
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
Vw = kecepatan potong benda kerja (mm/mnt).
d = diamter benda kerja (mm)
c. Menghitung kecepatan gerak meja (feeding)

Dimana:
Ls = kec. gerak meja (mm/mnt)
nw = kec. putar benda kerja (rpm)
S = kec. pemotongan setiap putaran benda kerja
(mm/putaran).
B. Mesin Gerinda Alat Potong (Tool Grinding Machine)
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga
digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda
kerja yang mengharuskan ketelitian.
14

2.14 Mesin gerinda alat potong


Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan
sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau
digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu
pengasahan digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara bolak-balik.
Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
b. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong
mesin bubut dan pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke
arah batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan
perlengkapan lain yang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada
benda kerja yang diasah.
C. Mesin gerinda tangan (Hand Grinding)
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan
dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada
bengkel kecil atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini
sebagai alat pemotong saja.

15

2.15 Mesin gerinda tangan

2.5 Roda Gerinda


A. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda
1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap,
countersink, mata bor, dan sebagainya.
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat
bubut, dan sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang
sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam
suatu jenis produk.
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda
bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di
non-mesin daerah, karena hal ini fillers bertemu digunakan oleh roda piring untuk
menjaga bilah gergaji.
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke
tepi. Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata
dll. Sebuah melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti
bahan keras.
16

B. Spesifikasi Batu Gerinda


Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas
batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1.

Jenis bahan asah

2.

Ukuran butiran asah

3.

Tingkat kekerasan

4.

Susunan butiran asah

5.

Jenis bahan perekat

Sebagai contoh:
35

60

15

Artinya:
35

: prefix, kode pabrik

: jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun)
dan C (silikon karbida atau crystolon)

60

: ukuran abrasivenya sedang

: tingkat kekerasannya keras

: susunan abrasivenya renggang

: jenis bond/perekatnya Silikat


Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon

karbida dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium
silikat.
1.

Jenis Bahan Asah


a.

Bahan abrasive alami


Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan
abrasive ini masih sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana,
seperti industri alat-alat pertanian yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan
pada industri-industri di negara maju sudah tidak menggunakan bahan pengasah
ini.

b.

Bahan abrasive buatan


17

Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri.
Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir,
dan kemurnian butir bisa diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:

Oksida Alumunium (Al2O3), (A)

Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk
menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan,
HSS.

Silikon karbida (SiC), (C)


Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk

menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit,
alumunium, kuningan, dan karbida.

Diamond/ intan (D)

Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat
tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata.

Boron nitride (BN), (CBN)

Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja
yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.
2.

Ukuran Butir Asahan


Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka

menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran
butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki
kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir
halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil
penggerindaan yang baik.
Tingkat kekasaran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus

Ukuran butir (mesh)


12, 14,16,20,24
30,36,46,56,60
70,80,90,100,120
150,180,220,240
18

Tepung

280,320,400,500,800,1200
Tabel 2.1 Ukuran Butir Asahan

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut


memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam
saringan seluas 1 inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
a.

Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.

b.

Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas
saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih
kecil).

3.

Tingkat Kekerasan batu gerinda


Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan

tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan
tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam
simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tingkat kekerasan

Simbol

Sangat lunak

E,F,G

Lunak

H,I,J

Sedang

L,M,N,O

Keras

P,Q,R,S

Sangat keras

T,U,V,W
2.2 Simbol kekerasan batu gerinda

4.

Susunan batu gerinda


19

Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah
dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari
perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a.

Struktur terbuka/ batu gerinda lunak


Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang
keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja
selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan bunga api
yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga
melepaskan butiran asah.

b.

Struktur tertutup/ batu gerinda keras


Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda
benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih
awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya
butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.

5.

Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda


Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan
suhu.

Silikat / silicate (S)


Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.

Bakelit/ resinoid (B)


Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi

Karet / rubber (R)


Digunakan pada roda gerinda yang elastis

Embalau / shellac (E)


Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
20

Perekat logam/ metal bond


Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C.

Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda

1. Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan
besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur
singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
2.

Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda
kerja yang digerinda.

3.

Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan


ikatan (kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi
pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis penggerindaan: gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta
bentuk yang sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang
lebih besar, sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih
luas.
c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai
dengan standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang
bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada
benda kerja yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan
rendah) digunakan pada benda kerja yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar
dgunakan untuk bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran
pengasah halus digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat
potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah
kasar dan struktur terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran

21

pengasah yang halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang
halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda
kerja, semakin lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan
lebih cepat aus, sehingga direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada
kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan
ausnya/terkikisnya roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih
tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan Batu Gerinda
Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa
kerataan permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut:
1.

Pengamatan Langsung (visual)


Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada
bagaian yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan
cepat dalam pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.

2.

Pengecekan suara (sound test)


Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan
cara dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan
metode sound ini dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring
berati batu gerinda rata dan tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.

E. Penyetimbangan Batu Gerinda


1. Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda

Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan, rapat


jenis ).

Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan
berputar ( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau
stress, perubahan temperature ).

22

Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda corcoran, distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.

Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan.

2. Keuntungan Melakukan Balancing

Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal.

Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan
menambah umur pakai.

Kualitas permukaan lebih halus

Tidak menimbulkan getaran

F. Penyimpanan Batu Gerinda (Storing)


Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap
kiriman penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan
batu gerinda tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari
kerusakan dari batu gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea
untuk penyimpanan roda gerinda yaitu :
a.

Kering

b.

Bebas embun

c.

Bebas dari perubahan suhu yang besar

d.

Bebas dari getaran

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut:
Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang
datar dan tanpa antara.
Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar
tidak menggelinding.
Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.

23

Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang
relative lama. Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3
tahun.
2.6 Proses Mesin Gerinda
Dalam proses pengerjaan dengan mesin gerinda adapun beberapa jenis pengerindaan,
yaitu:
1. Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya
tanpa menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang
alat bantu penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada
penggerindaan kering biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk
membuat sudut puncaknya, untuk mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin
milling. Bisanya hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a.

Jenis benda kerja.

b. Jenis proses pengerjaan.


c.

Jenis Mesin Gerinda

d. Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).


Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a.

Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.

b. Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.


c.

Batu gerinda lebih awet.

d. Biaya yang diperlukan lebih murah.


2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan

basah

merupakan

suatu

proses

penggerindaan

yang

mengguanakan cairan pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan


untuk pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini
dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah gosong. Pada penggerindaan basah
biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu gerinda agar chip yang

24

keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari penggerindaan kering


antara lain :
a.

Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.

b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.


c.

Batu gerinda cepat habis.

d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.


Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan penggerindaan adalah sebagai berikut:
1. Kacamata Pelindung
2. Sarung Tangan
3. Masker Pelindung Mulut
4. Pelindung Telinga ( Headphone )
5. Collet
6. Bevel Protector dan Bevel Transfer
7. Angle Gauge
8. Jangka Sorong
9. Pendingin atau Air
2.7 Metode Pengerjaan
A. Penggerindaan permukaan silinder luar
Penggerindaan silinder adalah melajutkan pekerjaan silinder atau konis yang
telah dibubut dengan pekerjaan akhir, dengan kelebihan 0,1-0,3 mm dari diameter
yang diinginkan. Menurut bentuk dan besarnya benda kerja yang kita ingini, kita
dapat

menggunakan

beberapa

macam

teknik

penggerindaan.

Misalnya:

Penggerindaan memanjang, penggerindaan tegak lurus, dan penggerindaan bentuk.


1. Penggerindaan Memanjang
Proses ini adalah proses yang biasa digunakan untuk menggerinda benda
kerja yang panjang misalnya spindle, poros, baut dll. Benda kerja kebanyakan
dicekam diantara center. Permukaan memanjang untuk setiap putaran benda
kerja ditentukan sebagai berikut:
2/3 dari tebal roda gerinda untuk pengerjaan kasar
25

-1/3 dari tebal roda gerinda untuk penggerindaan menghaluskan


1/10 1/5 dari tebal roda gerinda untuk pengerjaan halus sekali
Pemakanan memanjang disesuaikan dengan kecepatan keliling benda kerja dan
harus dihitung.

Perhitungan rpm benda kerja per menit (nw)

Perhitungan pemakanan tiap putaran benda kerja (Sr)

Perhitungan pemakanan memanjang meja kerja

Dimana,
Vw = kecepatan keliling benda kerja
D

= diameter benda kerja

Nw = putaran benda kerja per menit


Sr

= pemakanan tiap putaran benda kerja

Ls = pemakanan memanjang meja kerja


A

= tebal roda gerinda

26

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, mesin gerinda merupakan mesin perkakas yang digunakan

untuk memotong atau mengasah benda kerja untuk tujuan tertentu. Mesin gerinda
memiliki berbagam jenis sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Mesin gerinda juga
memiliki berbagai jenis batu gerinda dengan bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Pemahaman mengenai jenis penggerindaan dan kesiapan alat
untuk menjaga keselamatan perlu diperhatikan. Pengecekan batu gerinda sebelum
digunakan adalah sangat penting agar hasil pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan dan dapat dikerjakan secara efisien dan efektif.
3.2

Saran
Dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran:

27

1. Pastikan kelengkapan alat yang akan digunakan selama pekerjaan menggerinda telah
tersedia dan layak untuk dipakai.
2. Periksalah batu gerinda sebelum melakukan proses penggerindaan.
3. Gunakan mesin gerinda sesuai dengan funsinya.
4. Pastikan jenis penggerindaan sesuai dengan pekerjaan gerinda dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/(PPt)%20Materi%206.%20Proses%20Gerinda
%20(Grinding).pdf
http://dunia-pemesinan.blogspot.com/2012/03/mesin-gerinda.html
http://adityaptmfkip2011.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda_2108.html
http://dc373.4shared.com/doc/f-BhczyL/preview.html
http://sigitsafety.files.wordpress.com/2010/07/mesin-gerinda.png
http://materi-tik-ptd.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-batu-gerinda.html
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/cara-mengasah-pahat-bubut.html
http://m-edukasi.net/online/2008/pengerindaan/langkahgerinda.html
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Tool Grinding 1. Surakarta : Atmipress Solo.
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Gerinda 2. Surakarta : Atmipress Solo.
Triyanto, Ant. 2009. Teknik Gerinda 2. Surakarta : Kolese Mikael Surakarta.
http://sandisuryaptmstaff.blogspot.co.id/2014/05/proses-gerinda.html
28

29

Anda mungkin juga menyukai