MESIN GERINDA
(2115105002)
Andi Pambudi
(2115105004)
William Fernando
(2115105059)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang mesin gerinda.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen atau pembaca
agar kami dapat memperbaikimakalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang mesin grinding ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Keterangan Gambar...........................................................................................................iii
Keteranga Tabel.................................................................................................................iv
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................1
1.3 Perumusan Masalah.........................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertiaan Gerinda........................................................................................3
2.2 Fungsi Utama Mesin Gerinda.........................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerind......................................................3
2.4 Jenis-jenis Mesin Gerinda...............................................................................4
2.5 Roda Gerinda...................................................................................................16
2.6 Proses Mesin Gerinda......................................................................................24
2.7 Metode Pengerjaan .....................................................................................................25
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................................27
3.2 Saran................................................................................................................27
Daftar Pustaka....28
ii
KETERANGAN GAMBAR
2.1 Mesin gerinda...................................................................................................................
4
2.2 Mesin gerinda horizontal dengan meja bolak-balik.........................................................
4
2.3 Mesin gerinda horizontal dengan meja berputar..............................................................
5
2.4 Mesin gerinda vertikal dengan meja bolak-balik.............................................................
5
2.5 Mesin gerinda vertical dengan meja berputar..................................................................
5
2.6 Bagian mesin gerinda.......................................................................................................
6
2.7 Busur singgung................................................................................................................
7
2.8 Mesin gerinda silinder......................................................................................................
10
2.9 Mesin gerinda silindris luar..............................................................................................
10
2.10 Mesin gerinda silindris dalam........................................................................................
11
2.11 Mesin gerinda silindris universal...................................................................................
11
2.12 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter.......................................................................
11
2.13 Bagian mesin gerinda silinder........................................................................................
12
2.14 Mesin gerinda alat potong..............................................................................................
14
iii
Keterangan Tabel
Tabel 2.1 Ukuran Butir Asahan..............................................................................................
18
Tabel 2.2 Simbol kekerasan batu gerinda..............................................................................
19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknik diketahui berbagai macam mesin baik secara konvensional
maupun non-konvensional. Mesin konvensional merupakan mesin yang sangat sering
dijumpai dan digunakan di suatu perusahaan maupun di bengkel-bengkel permesinan.
Penggunaan berbagai mesin tersebut untuk \melakukan proses produksi atau perawatan
seperti pembentukan metal maupun pekerjaan bengkel lainnya sehingga menghasilkan
suatu produk.
Salah satu jenis mesin yang sering digunakan adalah mesin gerinda (grinding
machine). Mesin ini merupakan mesin multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai
macam pekerjaan, namun biasa digunakan untuk proses akhir dalam produksi (finishing).
Selain itu juga dapat menunjang untuk proses permesinan lain, seperti pengasahan alat
potong untuk mesin bor, milling, dan bubut.
Dengan mengetahui prinsip kerja, cara kerja, dan cara penggunaan mesin gerinda
ini diharapkan mampu menganalisa kerusakan yang terjadi dan mampu memperbaikinya
dan mampu mengestimasi waktu pengerjaan yang dibutuhkan dalam melakukan suatu
pekerjaan dan mampu melakukan pekerjaan dengan mesin grinding secara baik dan
benar.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini, adalah:
1. Dapat memahami prinsip kerja mesin gerinda.
2. Mengetahui mengenai mesin gerinda, bagian-bagian mesin, macam-macam
mesin, dan berbagai komponen yang ada di dalamnya.
3. Mampu menentukan jenis mesin gerinda dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu pekerjaan permesinan dengan mesin gerinda.
4. Mengetahui macam-macam batu gerinda dan dapat menentukan batu gerinda
yang digunakan untuk suatu jenis pekerjaan.
5. Mengetahui cara menggunakan mesin gerinda secara baik dan benar.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Gerinda
Mesin gerinda adalah mesin perkakas yang digunakan untuk memotong atau
mengasah benda kerja untuk tujuan tertentu, biasanya untuk menghasilkan permukaan
yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah
satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah
sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan
benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Membentuk suatu profil pada benda kerja (baik itu elips, siku, dan lain-lain)
2.3
Kelebihan
Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2.
Kekurangan
2.4
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara
manual (tangan) dan otomatis mesin.
b. Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program.
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda.
Pemilihan roda gerinda
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan roda gerinda yang
akan dipergunakan pada proses pemesinan, antara lain:
Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran
abrasive. Tegangan tarik tinggi AL2O3, tegangan tarik rendah SiC, Boron nitrid
dan intan.
Banyaknya material yang harus dipotong dan hasil akhir yang diinginkan,
menentukan pemilihan ukuran butiran abrasive.
Busur singgung penggerindaan (gambar 6.15.)
Busur singgung besar roda gerinda lunak,
Busur singgung kecil roda gerinda keras.
Kecepatan potong adalah faktor yang berubah-ubah dan mempengaruhi dalam pemilihan
tingkat kekerasan roda gerinda.
Kecepatan putar roda gerinda
Secara teoritis kecepatan putar roda gerinda dapat dihitung menggunakan rumus:
Dimana:
n = kecepatan putar (rpm)
Vc= kecepatan potong (mm/det)
d = diameter roda gerinda (mm)
Perlengkapan yang digunakan pada mesin gerinda permukaan :
a.
Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF. Benda
kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis
kerja medan magnet. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.
Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub
magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik.
Supaya
aliran
medan
magnet
melewati
benda
kerja
digunakan
dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada
mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. Perbedaan
tersebut sebagai berikut :
Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti magnet
yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
Posisi tuas ON, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub.
Sisipan di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub luar
(plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan plat bawah
sehingga benda kerja akan tercekam.
Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang terdapat
pada pencekam magnet.
Posisi tuas OFF, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan
sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan sisipan akan
menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga benda kerja tidak
tercekam.
c. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan
yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik Adapun proses
pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut:
Meja ini dicekam pada meja magnet. Kemiringan sudut yang dikehendaki
diatur
dengan
cara
mengganjal
pada
bagian
bawah
memakai slip-
gauges. Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan sistem
pencekaman meja magnet.
d.
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke
arah horizontal.
e. Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda
kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur
V, atau Blok V.
f. Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda
A. Mesin Gerinda Silinder (Cylindrical Grinding)
10
11
6. Meja atas
Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat diatur
sudutnya.
7. Kepala lepas (Tailstock)
Menyangga benda kerja pada pencekaman diantara dua senter.
8. Perlengkapan pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin
Gerakan-gerakan utama
Mesin gerinda silindris memiliki empat gerakan uatama pada saat beroperasi, yaitu:
Gerak meja memanjang
Gerak putar benda kerja
Gerak putar roda gerinda
Gerak pemakanan
Proses pemesinan pada mesin gerinda silindris
a. Pemilihan roda gerinda
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan roda gerinda
yang akan dipergunakan pada proses pemesinan, antara laian:
Sifat fisik benda kerja, menentukan pemilihan jenis butiran abrasive. Tegangan tarik
tinggi AL2O3, tegangan Tarik rendah SiC, Boron nitrid dan intan.
Banyaknya material yang harus dipotong dan hasil akhir yang diinginkan, menentukan
pemilihan ukuran butiran abrasive.
Busur singgung penggerindaan busur singgung besar roda gerinda lunak, busur
singgung kecil roda gerinda keras.
b. Faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda:
Kecepatan putar roda gerinda
Kecepatan potong benda kerja
Konstruksi mesin
Kecepatan potong adalah faktor yang berubah-ubah dan mempengaruhi dalam
pemilihan tingkat kekerasan roda gerinda.
13
Dimana:
n = kecepatan putar (rpm)
Dimana:
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
Vw = kecepatan potong benda kerja (mm/mnt).
d = diamter benda kerja (mm)
c. Menghitung kecepatan gerak meja (feeding)
Dimana:
Ls = kec. gerak meja (mm/mnt)
nw = kec. putar benda kerja (rpm)
S = kec. pemotongan setiap putaran benda kerja
(mm/putaran).
B. Mesin Gerinda Alat Potong (Tool Grinding Machine)
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga
digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda
kerja yang mengharuskan ketelitian.
14
15
2.
3.
Tingkat kekerasan
4.
5.
Sebagai contoh:
35
60
15
Artinya:
35
: jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun)
dan C (silikon karbida atau crystolon)
60
karbida dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium
silikat.
1.
b.
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri.
Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir,
dan kemurnian butir bisa diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk
menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan,
HSS.
menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit,
alumunium, kuningan, dan karbida.
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat
tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata.
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja
yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.
2.
menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran
butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki
kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir
halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil
penggerindaan yang baik.
Tingkat kekasaran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus
Tepung
280,320,400,500,800,1200
Tabel 2.1 Ukuran Butir Asahan
Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
b.
Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas
saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih
kecil).
3.
tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan
tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam
simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tingkat kekerasan
Simbol
Sangat lunak
E,F,G
Lunak
H,I,J
Sedang
L,M,N,O
Keras
P,Q,R,S
Sangat keras
T,U,V,W
2.2 Simbol kekerasan batu gerinda
4.
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah
dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari
perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a.
b.
5.
C.
1. Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan
besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur
singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
2.
Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda
kerja yang digerinda.
3.
21
pengasah yang halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang
halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda
kerja, semakin lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan
lebih cepat aus, sehingga direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada
kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan
ausnya/terkikisnya roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih
tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan Batu Gerinda
Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa
kerataan permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut:
1.
2.
Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan
berputar ( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau
stress, perubahan temperature ).
22
Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda corcoran, distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.
Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan
menambah umur pakai.
Kering
b.
Bebas embun
c.
d.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut:
Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang
datar dan tanpa antara.
Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar
tidak menggelinding.
Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
23
Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang
relative lama. Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3
tahun.
2.6 Proses Mesin Gerinda
Dalam proses pengerjaan dengan mesin gerinda adapun beberapa jenis pengerindaan,
yaitu:
1. Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya
tanpa menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang
alat bantu penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada
penggerindaan kering biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk
membuat sudut puncaknya, untuk mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin
milling. Bisanya hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a.
basah
merupakan
suatu
proses
penggerindaan
yang
24
menggunakan
beberapa
macam
teknik
penggerindaan.
Misalnya:
Dimana,
Vw = kecepatan keliling benda kerja
D
26
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, mesin gerinda merupakan mesin perkakas yang digunakan
untuk memotong atau mengasah benda kerja untuk tujuan tertentu. Mesin gerinda
memiliki berbagam jenis sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Mesin gerinda juga
memiliki berbagai jenis batu gerinda dengan bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Pemahaman mengenai jenis penggerindaan dan kesiapan alat
untuk menjaga keselamatan perlu diperhatikan. Pengecekan batu gerinda sebelum
digunakan adalah sangat penting agar hasil pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan dan dapat dikerjakan secara efisien dan efektif.
3.2
Saran
Dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran:
27
1. Pastikan kelengkapan alat yang akan digunakan selama pekerjaan menggerinda telah
tersedia dan layak untuk dipakai.
2. Periksalah batu gerinda sebelum melakukan proses penggerindaan.
3. Gunakan mesin gerinda sesuai dengan funsinya.
4. Pastikan jenis penggerindaan sesuai dengan pekerjaan gerinda dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/(PPt)%20Materi%206.%20Proses%20Gerinda
%20(Grinding).pdf
http://dunia-pemesinan.blogspot.com/2012/03/mesin-gerinda.html
http://adityaptmfkip2011.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda_2108.html
http://dc373.4shared.com/doc/f-BhczyL/preview.html
http://sigitsafety.files.wordpress.com/2010/07/mesin-gerinda.png
http://materi-tik-ptd.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-batu-gerinda.html
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/cara-mengasah-pahat-bubut.html
http://m-edukasi.net/online/2008/pengerindaan/langkahgerinda.html
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Tool Grinding 1. Surakarta : Atmipress Solo.
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Gerinda 2. Surakarta : Atmipress Solo.
Triyanto, Ant. 2009. Teknik Gerinda 2. Surakarta : Kolese Mikael Surakarta.
http://sandisuryaptmstaff.blogspot.co.id/2014/05/proses-gerinda.html
28
29