Skizoafektif Tipe Manik
Skizoafektif Tipe Manik
I. Identitas Pasien
-
Nama
: Tn.T
Umur
: 26 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Boyolali
Status Perkawinan
: Belum Menikah
: 16 September 2010
b. Keluhan Utama:
1
menghubungi kakak pasien untuk membawa pulang adiknya ke Jawa. Di desa pasien
sempat dibawa ke puskesmas oleh ibu pasien dan menurut Ny.S pasien dirujuk ke
RSJD Surakarta sekitar tahun 2002.
Setelah pulang dari RSJD Surakarta pasien bisa berkerja seperti sebelum
sakit, pasien bekerja sebagai pedagang es di desanya, kemudian pasien juga sempat
bekerja selama beberapa tahun berpindah-pindah di Semarang, Jakarta sebagai buruh
bangunan, Sumatra sebagai kuli angkut. Sepulangnya dari Sumatra pasien
mengutarakan keinginannya untuk menimba ilmu di pesantren, kemudian tahun 2005
pasien berangkat ke salah satu pesantren yang ada di Demak, selama hampir 1 tahun,
disana pasien bekerja dan belajar tentang Al-Quran dan kitab-kitab islam.
Tahun 2008 pasien kembali ke Jakarta karena paman pasien yang di Jakarta
meninggal dunia, pasien ke Jakarta membantu sepupunya untuk melanjutkan usaha
sang paman, untuk berjualan es balok. Di Jakarta pasien kembali menghilang selama
2 minggu dan seperti kejadian yang terdahulu pasien pulang dengan tidak
mengenahan baju dan celana. Ny.S kakak pasien kembali ke Jakarta untuk membawa
pulang adiknya, di bis pasien berperilaku aneh seperti menyalami semua orang yang
ditemuinya dan berkata-kata tentang perempuan-perempuan yang ada di bis. Tiba di
Boyolali pasien langsung di bawa ke RSJD Surakarta pada tanggal 20 Mei 2009,
pasien dirawat selama 2 bulan sampai tanggal 29 juli 2009.
Pulang dari RSJD pasien kembali bekerja ke Jakarta selama beberapa bulan
dan kembali setelah kontrak kerja habis. Dan mulai berperilaku aneh sekitar awal
puasa, pasien sering ngelamun, tertawa sendiri, bicara sendiri.
Autoanamnesis:
Pasien mengaku bahwa dirinya dibawa ke RSJD Surakarta akibat sakit
depresi, menurut pasien sakit depresi akibat tekanan karena ayah meninggal dan tidak
bisa melanjutkan kuliah, pasien mengetahui bahwa sebelum dirinya di bawa ke RSJD
Surakarta dirinya sering melamun, ngamuk, dan ngeluyur ke rumah tetangga, pasien
mengatakan dirinya ke rumah tetangga karena mendengar bisikan yang mengatakan
bahwa dirumah tetangga terdapat banyak makanan.
Menurut pasien dulu dirinya adalah anak yang lumayan pandai selalu
mendapat peringkat 1, setelah ayah meninggal pasien tidak melanjutkan sekolah
karena ayah meninggal, kemudian pasien dibawa ke Jakarta karena paman berjanji
akan membiayai sekolah, sesampainya di Jakarta pasien kecewa dan menyesal tiada
arti karena paman tidak menepati janjinya. Menurut pasien sebenarnya paman adalah
orang yang baik tetapi salah jalan, pasien kemudian rajin puasa senin-kamis dan puasa
daud agar jalan hidupnya dipermudah. Setelah bekerja beberapa bulan pasien
mengaku dirinya ngeluyur karena dibawa oleh seseorang yang tidak diketahui pasien,
yang menurut dukun orang yang mengajak pasien pergi adalah kakek pasien yang
berumur ratusan tahun, pasien merasa dirinya dikendalikan oleh orang tersebut dan
mengajak pasien untuk masuk ke dunia gaib yaitu kerajaan prabu siliwangi, disana
pasien menjadi tentara prajurit prabu siliwangi untuk berperang melawan jin-jin dari
bangsa jahat untuk berebut kekuasaan, selama 6 bulan pasien menghilang kemudian
kembali ke alam nyata dan tidak berpakaian, ditengah perjalanan pasien bertemu
dengan anak paman yang kemudian membawa pasien pulang ke rumah paman.
Pasien juga mengaku bahwa dirinya punya kekuatan yang didapatkannya dari
mandi kembang 7 rupa, kekuatan itu bisa meringankan benda-benda yang
diangkatnya ketika menjadi kuli bangunan di Jakarta sehingga saat itu pasien menjadi
buruh kesayangan mandornya. Pasien juga kebal terhadap tenun hal ini terbukti pada
saat pasien ditenun oleh dukun kemudian tenun itu mental ke dukun sendiri, pasien
ditenun dukun karena pasien menyukai anak gadis dukun yang tidak direstui oleh
dukun, pasien juga pernah bekerja sebagai buruh pada sebuah restoran yang
pemiliknya mempunyai pesugihan dan pasien kebal terhadap pesugihan tersebut
karena mempunyai iman yang kuat.
Pasien pernah menjalankan ritual untuk memperoleh ilmu Laduni ilmu ini
didapatkan pasien dengan meminum abu Al-Quran yang dibakar, kekuatan ilmu ini
menyebabkan apa yang dikatakan pasien dapat menjadi kenyataan sehingga pasien
harus menjaga perkataannya dan pasien juga mempunyai perewangan yang kadangkadang mengendalikan mulutnya untuk berbicara. Pasien juga mempunyai ilmu
macan tutul, ilmu ini dapat membuat pasien menghilang dan mempunyai langkah
seribu. Ilmu ini didapatkan dari Ronggo Lawe yaitu sesepuh di desanya. Pasien
kadang-kadang mengadakan kontak batin dengan kyainya dengan menggunakan ajiaji ngrogo sukmo yaitu dapat memisahkan antara jiwa dan raga, pasien juga
mengaku dirinya bisa berkomunikasi dengan alien yang tersesat di bumi karena
kehabisan bahan bakar kemudian pasien membantu alien untuk mendapatkan bahan
bakar dengan memberikan informasi bahwa bahan bakar yang dibutuhkan oleh alien
berada di Negara Rusia.
Pasien mengaku bahwa dirinya pernah dirasuku arwah Gajah Mada, kejadian
itu bermula saat pasien melakukan ritual mandi air mani dan air zam-zam untuk
memanggil arwah Gajah Mada, gajah mada merasuki tubuh pasien untuk
mempersatukan RI menjadi 27 provinsi seperti dahulu kala, dan ingin memperbaiki
hubungan RI dengan Malaysia, Vietnam serta memperkuat hubungan dengan Papua
barat dan juga Aceh agar memisahkan diri dari kesatuan RI. Pasien juga bercita-cita
ingin menjadi raja yang dapat mengayomi masyarakat dan mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien pernah mondok di RSJD
Mondok pertama Tahun 2002
Mondok ke dua tahun 2009
: disangkal
Riwayat Kejang
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat Opname
: disangkal
: disangkal
Selama bersekolah di SD, nilai pasien selalu diatas rata-rata dan sering peringkat 1
dikelasnya sampai SMP, selalu naik kelas. Pasien dikenal sebagai pribadi yang
baik oleh guru-gurunya dan teman-temanya disekolah.
Masa anak akhir
Pasien tinggal bersama keluarganya yaitu ibu kakak dan adiknya.
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai jenjang SMA kelas 1, tidak melanjutkan karena
terhalang biaya.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh : Buruh bangunan, tukang angkut es, pedagang
es keliling, buruh kelapa sawit.
a. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
b. Agama
Pasien memeluk agama Islam dan dari keluarga Islam yang taat kepada agama
Islam. Pasien rutin mengerjakan sholat 5 waktu.
Aktivitas sosial
Pasien mempunyai teman yang banyak baik dilingkungan sekolahnya maupun
dilingkungan rumahnya. Tetapi sejak sakit pasien jarang kumpul dengan
tetangga karena menurut pasien orang-orang disekitarnya menganggap dirinya
gila.
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang seks dari kedua orang
tuanya.
d. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum
e. Riwayat Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama dengan ibu, kakak kandung dan keponakannya.
f. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke dua dari 3 bersaudara. Tidak ada riwayat keluarga yang
menderita penyakit serupa.
g. pohon Keluarga
Keterangan gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
: tanda gambar menunjukkan pasien
; tanda gambar menunjukka telah meninggal
----- : tingga serumah dengan pasien sebelum pasien dirawat di RSJD
Pasien adalah adalah kedua dari tiga bersaudara satu ayah (sudah meningal dan satu
ibu.
Time Table
P bekerja
di Jakarta
P. bekerja di Semarang,
Sumatra, Jakarta.
P. bakerja di
Jakarta
2. Kualitatif
: berubah
c. Pembicaraan:
1. Kuantitatif
: Logorhea.
10
2. Kualitatif
: senang
2. Afek
: meningkat
3. Kesesuaian
: sesuai
e. Pikiran:
Bentuk pikiran
: Dereisme
Isi Pikiran
: asosiasi baik
f. Persepsi:
1. Halusinasi pendengaran : tidak ditemukan
2. Halusinasi taktil
: tidak ditemukan
: tidak ditemukan
5. Depersonalisasi
: tidak ditemukan
6. Derealisasi
: tidak ditemukan
disektarnya.
11
b. Tempat
b. Jangka Pendek
makan.
c. Ingatan segera
12
h. Pengendalian Impuls
Tidak Terganggu, pasien dapat duduk dengan tenang.
13
2. Tanda Vital
: Tensi: 120/90 mmHg, Nadi: 92x/ menit. Suhu: 36,4, Respirasi: 24x/
menit.
3. Kepala
5. Thorak
6. Abdomen
7. Ekstremitas
b. Status Neurologis:
- Fungsi Kesadaran
: GCS E4V5M6
- Fungsi luhur
: baik
- fungsi kognitif
- fungsi sensorik
N
N
- Fungsi motorik
Kekuatan
N
N
:
Tonus
R. fisiologis
R. patologis
c. Laboratorium:
Hematologi:
1. Rutin:
- Hb
: 12,9 g/dl
- Hematokrit: 39,0 %
- Lekosit
: 7.000 u/ml
15
Didapatkan halusinasi pendengaran dan penglihatan. Kesadaran baik dan kognitif baik,
pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai sosial tidak terganggu dan uji daya
nilai baik, penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 3.
16
X. Prognosis
17
Qua ad Vitam
: dubia ad bonam
18
19