Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tegal Kota Bahari, demikian motto / julukan untuk Kota Tegal.
Kota Tegal merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Tengah
dengan luas wilayah keseluruhan 39,5 km dan terbagi menjadi 4
Kecamatan dan 27 Desa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa
di sebelah utara, Kabupaten Tegal di sebelah selatan dan timur, serta
Kabupaten Brebes disebelah barat. Letak geografisnya yang cukup
strategis karena berada di persimpangan jalan Tegal, Jakarta,
Semarang,

dan

Purwokerto.

Letak

tersebut

menjadikan

suatu

keuntungan bagi Kota Tegal, terutama dari segi perhubungan dan


komunikasi. Tegal terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang, atau
329 km sebelah timur Jakarta. Tegal memiliki lokasi yang strategis,
karena berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, serta
terdapat persimpangan jalur utama yang menghubungkan pantura
dengan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa.
Mengingat letaknya yang menjadi jalur utama Trasportasi dari
Jakarta

menuju

Jawa

tengah

maka

Kota

Tegal

mengalami

pertumbuhan kendaraan yang cukup besar, karena selain kendaraan


milik warga pribumi tidak sedikit juga kendaraan pendatang yang
sekedar singgah atau beristirahat di Kota Tegal.
Di Jl. Sultan Agung terdapat perlintasan kereta api yang
berpotongan langsung dengan jalan raya disebut perlintasan kereta api
sebidang atau disebut juga persimpangan jalur kereta api. Perlintasan
kereta api sebidang adalah sebuah perlintasan jalur kereta api satu
level (pada bidang persimpangan) dengan jalan, jalan setapak, atau
jalur

kereta

api

lain

tanpa

jalan

lain

dengan

menggunakan

jembatan/penghubung.

Dengan

adanya

perlintasan

kereta

api

sebidang, resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas antara kendaraan


jalan raya dengan kereta api akan semakin besar. Hal tersebut
disebabkan karena pada perlintasan kereta api sebidang (railway
cross level) terdapat pertemuan antara mode transportasi jalan raya
dan kereta api satu bidang yang sama yang memiliki karakteristik
pergerakan berbeda sehingga memiliki tingkat resiko tinggi untuk
terjadinya kecelakaan lalu lintas di Jl. Sultan Agung.
1
Peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undangundang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 124 tentang Perkeretaapian dan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 114 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (LLAJ) mengwajibkan pengguna jalan untuk
mendahulukan perjalanan Kereta Api. Pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan dalam Repelita IV PJKA diantaranya pada perlintasan
sebidang antara jalan rel dan jalan raya sebanyak mungkin
dihindarkan dan digantikan oleh perlintasan tidak sebidang.
Pada dasarnya resiko kecelakaan di perlintasan kereta api
sebidang di Jl. Sultan Agung dapat diatasi dengan adanya perlintasan
kereta api tidak sebidang seperti Underpass karena jalur yang
digunakan oleh kendaraan jalan raya dan kereta api berbeda sehingga
tidak saling mempengaruhi.
Jalan Sultan Agung adalah termasuk ke dalam klasifikasi jalan
Kolektor Primer saat ini kondisinya (4 lajur 2 arah tanpa pemisah).
Jalan Sultan Agung mempunyai peranan penting dalam kegiatan
perpindahan atau pergerakan manusia dan barang. Jalan ini
menghubungkan wilayah permukiman dan wilayah kegiatan ekonomi.
Diharapkan dengan dilakukannya perencanaan underpass ini jalan
Sultan Agung dapat berfungsi seperti dengan baik dan memudahkan
para pengguna jalan demi terciptanya kebaikan transportasi di Kota

Tegal pada umumnya serta di jalan Sultan Agung dan sekitarnya pada
khususnya.
B. FOKUS MASALAH
Dalam
usulan

Skripsi

dengan

judul

ANALISIS

PENGEMBANGAN JALAN TIDAK SEBIDANG (UNDERPASS) DI


JALAN SULTAN AGUNG (TEGAL CILACAP) KOTA TEGAL akan
menjelaskan permasalahan yang ada, sehingga dicarikan solusi untuk
masalah tersebut. Maka dari itu perlu ada Fokus Masalah yang
bertujuan untuk penyusunan Skripsi, fokus masalah yang diangkat
adalah sebagai berikut :
1. Hanya merencanakan dan mendesign konstruksi jalan tidak
sebidang (Underpass) di Jl. Sultan Agung (Tegal Cilacap) Kota
2.
3.
4.
5.
6.

Tegal.
Menghitung Dinding penehan tanah (retaining wall).
Memvisualisasikan melalui penggambaran 2D dan 3D.
Merencanakan Drainase Underpass.
Tidak menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Tidak menghitung Mekanika Tanah.

C. RUMUSAN MASALAH DAN IDENTIFIKASI MASALAH


1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumusankan
permasalah, yaitu :
a. Bagaimana keadaan lalu lintas di Jl. Sultan Agung (Tegal
Cilacap) Kota Tegal ?
b. Bagaimana Dampak yang didapatkan ketika pintu kereta api
c.

beroperasi?
Bagaimana solusi untuk permasalahan berikut?

2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat diidentifikasikan
permasalahan yang ada di perlintasan Kereta Api Jl. Sultan Agung
(Tegal Cilacap) Kota Tegal, dengan cara bagaimana mengatasi
permasalahan lalu lintas pada perlintasan Sebidang.

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan tugas akhir ini
adalah agar permasalahan yang timbul khususnya pada jalan
sebidang tersebut dapat diatasi dengan efektif dan efisien berupa :
1. Melakukan analisis dan mengkonsep pengembangan jalan tidak
sebidang (underpass) dan memperhatikan dampak disekitarnya
dan sebisa mungkin memberikan solusi dari masalah yang akan di
hadapi.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teoriteori yang peneliti peroleh selama perkuliahan, khususnya mengenai
analisis pembangunan jalan tidak sebidang (underpass) di jalan
Sultan (Tegal-Cilacap) Kota Tegal.
2. Kegunaan Praktis
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
masukan Untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat mengenai masalah

lalu

lintas persimpangan

jalan

sebidang.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi
pemerintah Kota Tegal dalam program penyusunan pemecahan
masalah lalu lintas, khususnya di Jl. Sultan Agung.
F. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
1. Kerangka pemikiran

MULAI

SURVEY LAPANGAN

IDENTIFIKASI MASALAH

PENGUMPULAN DATA

CEKk

TIDAK

MENGANALISIS

CEKk

TIDAK

YA
PERENCANAAN

CEKk

TIDAK

YA
SELESAI

2. Hipotesis
Gambar
1.1. yang
Kerangka
Pemikiran
Adapun
menjadi
hipotesis dalam perencanaan ini adalah
sebagai berikut :

a. Pengembangan perlintasan jalan tidak sebidang (underpass)


menggunakan perencanaan double box cuvert.
b. Analisis struktur menghiting box culvert , dan dinding
underpass
perhitungan

menggunakan
software

perhitungan

ETABS,

manual

keduanya

ditampilkan sehingga akan terlihat perbedaan.


c. Perencanaan drainase menggunakan 2 pompa.

dan

sama-sama

Anda mungkin juga menyukai