Anda di halaman 1dari 32

Presentasi cerutu PTPN X

1.
2.
3.
4.

Nama kelompok :
Fiola Hamanda P (13_1022)
Dini Novitasari (13_1113)
Anggi Kusuma (13_1037)
Dzikri K (13_10.)

Latar belakang
Tembakau

Ada 3 jenis
tembakau

PTPN X

produk hilir
tembakau

Cerutu

Kopkar Kartanegara PTPN X


memproduksi tiga jenis cerutu, yaitu
cerutu
Soft filler (dengan tembakau
rajangan sebagai isi), cerutu Long
filler (dengan
tembakau utuh sebagai isi) dan
Small Cigar (cerutu yang menyerupai
rokok
kretek).

Cerutu Soft filler


merupakan cerutu dengan isian berupa daun
tembakau rajangan
Cerutu soft filler terdiri dari tiga bagian, yaitu
dekblad, omblad, dan filler.
Dekblad merupakan wrapper/daun pembungkus
terluar, omblad merupakan binder/daun
pengikat filler, sedangkan filler merupakan isian
cerutu berupa tembakau rajangan dengan
campuran saus tertentu. Panjang, diameter serta
rasa filler dari cerutu yang dihasilkan berbedabeda. Bergantung pada merk yang diproduksi.

Cerutu Long filler


merupakan cerutu yang dibuat menggunakan filler/isian
berupa tembakau utuh.
Daun tembakau utuh sebagai isian digulung dan dibalut
dengan omblad kemudian dibungkus dengan dekblad.
Oleh karena itu cerutu ini memiliki tekstur yang lebih padat
dibanding cerutu soft filler.
Cerutu ini memiliki kualitas dan ukuran (panjang dan
diameter) yang berbeda-beda pula.
Berdasarkan kualitas, cerutu long filler terdiri dari tiga
macam yaitu excellent (paling baik), superior (baik), dan
standart (sedang). Sedangkan berdasarkan ukurannya
(panjang dan diameter) terdiri dari empat macam yaitu MD
Premium, MD Robusto, MD Panatella, dan Cadenza Robusto.

Cerutu Small Cigar


merupakan jenis semi-cerutu dengan bentuk
mirip dengan rokok kretek.
Small cigar dibuat dengan isian tembakau
rajangan voor oogst yang kemudian dibungkus
dengan daun tembakau yang telah dicetak
sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Isian small cigar terdiri dari dua rasa saus,
yaitu rasa vanila dan cengkeh.
Small cigar terdiri dari beberapa merk yaitu
Macho Vanila dan Macho Golf.

Proses Pengolahan
Cerutu
Pengolahan cerutu dibagi dalam tiga
tahap, yaitu tahap pra proses, proses
dan pasca proses

Tahap Pra Proses


Tahap pra proses meliputi fumigasi,
pemeriksaan, penyiapan filler,
omblad (binder) dan dekblad
(wrapper).
Dalam industri cerutu dikenal tiga
kualitas daun tembakau yaitu daun
pembalut (omblad), daun
pembungkus (dekblad) dan daun
pengisi (filler).

Fumigasi
Bahan baku yang digunakan berupa bahan
setengah jadi yaitu lembaran tembakau yang
sudah dalam bentuk kering, namun tembakau
tersebut tidak dapat langsung digunakan dan
masih diolah lebih lanjut untuk dapat siap
digunakan dalam proses produksi cerutu.
Daun yang telah diterima Koperasi Karyawan
Kartanegara di fumigasi selama 7-10 hari untuk
mencegah terjadinya serangan hama
Lasioderma serricorne yang dapat menyebabkan
kerusakan pada daun tembakau (berlubang).

Pemeriksaan

Penyiapan filler
Penerimaan

Fumigasi
selama 710 hari

Sortasi

Stripping

Pemberian
saus

Pengangina
n

Steamming
1-2 jam

Blending

Pemeraman
selama
semalam

Fumigasi
selama 6
hari

Filler siap
digunakan

Penyiapan omblad
Daun tembakau yang digunakan sebagai
omblad disteaming selama 1-2 jam,
pengering-anginan, penjemuran hingga
kadar air + 14%, dan proses fumigasi
dalam ruang penyimpanan bahan baku.
Sebelum omblad digunakan, daun
dibungkus dengan lap basah untuk
melembabkan daun sehingga daun
bersifat elastis (tidak mudah sobek) ketika
digunakan untuk membalut filler.

Penyiapan dekblad
Daun tembakau yang digunakan
sebagai dekblad tidak mengalami
proses steaming. Namun, daun yang
digunakan merupakan daun utuh
(tidak sobek, lubang atau cacat).
Sebelum digunakan, daun dibungkus
dengan lap basah untuk menjaga
kelembapan daun.

Tahap Proses
Pengolahan Cerutu
Tahap proses pengolahan cerutu
secara umum meliputi tahap
pemotongan omblad, pembuatan
kepompong, penimbangan
kepompong, pencetakan kepompong,
pengepresan kepompong, pelapisan
kepompong, perataan cerutu,
pemotongan cerutu, pengeringan
cerutu, aging cerutu, dan fumigasi
cerutu.

Pemotongan Omblad
Proses pemotongan omblad dilakukan
dengan cara melakukan proses birbir
terlebih dahulu.
Proses bir-bir merupakan proses membuka
lipatan daun tembakau yang sebelumnya
telah dibasahi dengan kain basah. Proses ini
dilakukan diatas meja kaca sehingga
mempermudah proses pemotongan omblad.
Pemotongan dilakukan dengan
menggunakan roller cutter.

Pembuatan kepompong
Pada pembuatan kepompong cerutu
small cigar dan soft filler digunakan
alat pelinting (mesin binder),
sedangkan pembuatan kepompong
cerutu long filler dilakukan secara
manual.

Small cigar dan soft filler


menyisipkan filler ke
dalam mesin binder
sambil diratakan

disisipkan omblad
pada alat pelinting

Filter dengan ukuran


panjang + 1,5 cm
disisipkan disisi kiri
filler (untuk rokok
dengan filter)

filler beserta filter


digulung dengan
sebagian tarikan alat
pelinting

long filler

menggulung
campuran filler
utuh dengan
daun tembakau

ujung gulungan
direkatkan
menggunakan
lem CMC

Penimbangan kepompong
Penimbangan kepompong ini dilakukan
pada cerutu jenis small cigar, sedangkan
kepompong cerutu jenis soft filler dan long
filler tidak ditimbang melainkan langsung
mengalami proses pencetakan kepompong.
Hal ini menyebabkan cerutu jenis soft filler
dan long filler yang diproduksi memiliki
berat yang tidak seragam, sehingga
memungkinkan terjadinya penurunan pada
mutu cerutu.

Pencetakan kepompong
Proses pencetakan kepompong hanya
dilakukan untuk cerutu soft filler dan long
filler, sedangkan cerutu small cigar
langsung masuk ke dalam tahap perataan.
Kepompong cerutu soft filler dan long filler
dimasukkan ke dalam plop (cetakan) untuk
kemudian dilakukan proses pengepresan.
Tiap cetakan soft filler berisi 20 batang
cetakan cerutu, sedangkan tiap cetakan
long filler berisi 10 batang cetakan cerutu

Pengepresan kepompong
Kepompong
yang telah
dicetak dipres

Kepompong
dibiarkan di
cetakan (40
60 menit)

Cetakan
diambil dan
dibuka

Plop diambil

Kepompong
dibalik

Ditutup dan
dipres

Pelapisan kepompong
bertujuan untuk memperkuat lintingan
kepompong serta memperbaiki
penampakan luar cerutu.
Dekblad dihilangkan gagangnya terlebih
dahulu (sehingga daun terbagi menjadi
dua), kemudian kepompong diletakkan
pada ujung daun dekblad dan dilakukan
proses pelintingan secara manual.
Ujung daun dipotong dan kemudian
direkatkan menggunakan lem CMC

Pembuatan ujung
kepompong
Ujung kepompong ditutup dengan
daun tembakau yang dibentuk
lingkaran kecil (disebut kubah)
dengan diameter lingkaran + 2 cm.
Pencetakan lingkaran ini
menggunakan alat yang terbuat dari
besi.

Perataan cerutu
Perataan cerutu dilakukan
menggunakan papan perata yang
terbuat dari kayu.
Proses ini bertujuan untuk merapikan
cerutu sehingga permukaannya
tampak lebih halus dan batang
cerutu menjadi padat.

Pemotongan cerutu
Proses pemotongan cerutu dilakukan
menggunakan gunting dan alat pemotong
(disesuaikan dengan ukuran cerutu yang
hendak diperoleh) baik pada bagian atas
maupun bagian bawah cerutu sehingga
diperoleh cerutu dengan bentuk padat
dan sama rata.
Sisa potongan dapat diambil fillernya
untuk kemudian didaur ulang sebagai
pengisi cerutu jenis small cigar.

Aging (fermentasi cerutu)


Proses ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada tembakau untuk
terfermentasi sehingga akan dihasilkan
aroma.
Aging dilakukan kurang lebih selama 2
minggu untuk mendapatkan aroma tembakau
cerutu yang maksimal dan kering merata.
Dalam proses aging, cerutu diikat sebanyak
20 buah per ikat. Aging ini dilakukan pada
tempat terkontrol atau ruangan tertutup pada
suhu 27C-32C dan kelembapan 60%-70%.

Pengeringan
Proses pengeringan cerutu bertujuan
untuk menurunkan kadar air cerutu
hingga 13%. Proses pengeringan cerutu
dilakukan di dalam ruang pengeringan
dengan suhu 27-30C dan kelembapan
+ 70% selama 3-4 hari. Di dalam ruang
pengeringan diletakkan lampu bohlam
dengan daya 60 watt dan 300 watt dan
disesuaikan dengan kondisi cuaca

Fumigasi cerutu
Cerutu mudah terserang hama L. serricorne
sehingga diperlukan proses fumigasi untuk
mencegah bereproduksinya hama tersebut
Ruangan dilengkapi dengan AC (Air Conditioner)
yang ditutup dengan pelapis tertentu saat fumigasi
dilakukan. Saat fumigasi berlangsung, AC
dinyalakan sehingga suhu ruangan menjadi turun.
Kemudian, digunakan pula 8 buah lampu masingmasing berdaya 100 watt yang bertujuan untuk
menstabilkan suhu ruang. Suhu ruang berkisar
antara 25-30 C dengan kelembapan antara 7080%.

Cerutu yang telah diletakkan dalam box


kecil dimasukkan ke dalam rak fumigasi.
Kemudian rak fumigasi ditutup rapat
dengan terpal. Lalu, pada tiap sisi rak diberi
phostoxin dengan ketentuan penggunaan
yaitu 1 butir per 1 m3 rak fumigasi
phostoxin merupakan zat fumigan dengan
bahan aktif alumunium fosfit 56%, memiliki
nilai LD- 50 (Lethal Dose/dosis letal)
sebesar 8,7 ppm (mg/kg).

Dokumentasi pembuatan cerutu di


PTPN X

Anda mungkin juga menyukai