PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan lapang di PT. Perkebunan Nusantara X Unit
Industri Bobbin diantaranya yaitu:
1. Mengetahui proses pembuatan cerutu di PTPN X Unit Industri Bobbin.
2. Mengetahui jenis-jenis cerutu produk PTPN X Unit Industri Bobbin.
1.3 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dalam kunjungan lapang tembakau ini, yaitu:
1. Menjadikan mahasiswa yang mempunyai pengetahuan luas mengeni
pengolahan cerutu.
2. Menjadikan mahasiswa yang mengerti akan perlakuan dalam teori dan
kenyataan yang terjadi di lapangan.
BAB 2. PEMBAHASAN
Tembakau
Steaming
Weighting
Bunching
Molding Finishing
Cerutu pada umumnya dihasilkan dari bahan baku utama yaitu daun
tembakau. Secara teori dijelaskan menurut Korohama (2009), bahwa proses
pembuatan cerutu diantaranya meliputi peracikan isi (filler), pengukusan
(steaming), penimbangan (weighting), pembentukan kepompong (bunching),
pencetakan kepompong (molding), pembungkusan kepompong (wrapping),
Drawing test, aging, sortasi, dan penyelesaian akhir (finishing). Sedangkan tahap
pembuatan cerutu pada Unit Industri Bobbin secara garis besar meliputi tahap
pra proses, tahap proses dan tahap pasca proses. Proses pembuatan cerutu
menurut teori dengan yang ada di fakta lapangan Perusahaan, yaitu PTPN X
Unit Industri Bobbin terdapat perbedaan yang nyata.
Menurut Dyah (2013) menyatakan bahwa proses pembuatan cerutu
Pengolahan cerutu di pabrik cerutu milik koperasi kartanegara Kartanegara
PTPN X (PERSERO) Unit Industri Bobbin dilakukan dengan buatan tangan
(hand made) dengan tetap mengikuti standar internasional. Pabrik Bobbin
mempunyai proses yang lebih kompleks.
Berikut Proses persiapan pembuatan cerutu pada pabrik Unit
Industri Bobbin memiliki tahapan sebagai berikut:
Tembakau Kering
Fumigasi
Pemeriksaan
Penyiapan Filler
Penyiapan
Omblad
Penyiapan
Dekblad
1. Fumigasi
Pada proses Fumigasi bahan baku setengah jadi yaitu
daun tembakau kering dilakukan Fumigasi selama 3 hingga 10
hari. Proses ini bertujuan agar bahan baku tersebut terhindar dari
serangan hama Lasioderma serricorne yang dapat menyebabkan
kerusakan daun berupa lubang-lubang.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa warna, jenis, dan
kondisi fisik daun tembakau. Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan
untuk mengecek kualitas tembakau yang telah difumigasi berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan karena tidak
semua jenis tembakau memiliki kualitas dan kegunaan yang sama.
3. Penyiapan filler
Pada proses penyiapan daun tembakau untuk filler, sebelumnya
dilakukan proses stripping atau pencacacahan terlebih dahulu. Ukuran
cacahan sebesar +0,5cm untuk small cigar dan +1-2cm untuk soft filler,
sedangkan cerutu lon filler tidak mengalami proses stripping.
setelah stripping, dilakukan blanding yaitu pencampuran secara manual
dalam sebuah bak. Kemudian dilakukan proses steaming selama 1-2
jam untuk mengurangi kotoran serta menghindari cemaran jamur pada
daun. Selain berfungsi untuk membersihkan, steaming juga dapat
memunculkan aroma khas tembakau.
Selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan cara
dikering-anginkan hingga kadar air mencapai ±14%. Setelah
itu filler ditambahkan saus sesuai dengan yang dikehendaki. Filler
yang ditambahkan saus dilakukan pemeraman selama 1 malam
didalam kemasan. Berikutnya dilakukan penjemuran dan kemudian
dikemas dalam plastic kedap udara untuk dilakukan proses
F umigasi selama 6 hari menggunakan phostoxin, setelah itu bahan
baku tersebut disimpan dan siap digunakan.
4. Penyiapan omblad
Daun tembakau yang digunakan sebagai omblad dilakukan
steaming selama 1-2 jam, dikering-anginkan, dijemur, dan difumigasi
dalam ruang penyimpanan. Sebelum digunakan, omblad dibersihkan
menggunakan lap basah untuk melembabkan sehingga elastis dan tidak
mudah sobek ketika digunakan.
5. Penyiapan dekblad
Daun tembakau yang digunakan sebagai dekblad dilakukan
steaming selama 1-2 jam, dikering-anginkan, dijemur, dan difumigasi
dalam ruang penyimpanan. Sebelum digunakan, dekblad dibersihkan
menggunakan lap basah untuk melembabkan sehingga elastis dan tidak
mudah sobek ketika digunakan.
Setelah dilakukan proses persiapan bahan baku, selanjutnya
merupakan tahapan pembuatan cerutu. Proses tersebut meliputi:
Pemotongan
Omblad
Pembuatan
Kepompong
Penyimpanan
Penimbangan
Kepompong
Pengemasan
Pengepresan
Kepompong Pemasangan
Pita Cukai
Pelapisan
Packing
Kepompong
Pemotongan Fumigasi
Cerutu Cerutu
Aging Pengeringan
1. Pemotongan Omblad
Daun tembakau yang digunakan sebagai omblad dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Sebelum dipotong, daun dilakukan proses
bi-bir yaitu proses membuka lipatan daun tembakau yang telah
dibersihkan menggunakan kain basah. Pemotongan dilakukan dengan
menggunakan roller cutter hingga setiap potongan memiliki satu urat
daun.
2. Pembuatan kepompong
Proses ini diawali dengan pelintingan cerutu. Cerutu small
cigar dan soft filler menggunakan alat pelinting binder, sedangkan
untuk long filler dilinting secara manual.
3. Penimbangan kepompong
Proses penimbangan hanya dilakukan pada cerutu small
cigar sedangkan untuk soft filler dan long filler tidak dilakukan
penimbangan melainkan langsung dicetak. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya ketidakseragaman berat sehingga mempengaruhi mutu yang
dihasilkan. Kepompong yang tidak memenuhi ketentuan dijadikan filler.
Kepompong cerutu soft filler dan long filler dimasukkan dalam cetakan
atau plop untuk dilakukan proses pengepresan.
4. Pengepresan kepompong
Kepompong yang telah dicetak dipres selama 1 jam dengan
tumpukan balok 4-6 tumpukan. Setelah 1 jam, kepompong dibalik dengan
memutar batang searah jarum jam, kemudian ditutup kembali salama 1
jam. Setelah satu jam kedua, plop diambil dan kepompong dibiarkan
selama 40-60 menit dalam cetakan agar tercetak sempurna.
5. Pelapisan kepompong
Pelapisan dilakukan untuk memperkuat lintingan kepompong dan
memperbaiki kenampakan luar cerutu. Kepompong cerutu soft filler dan
long filler pada bagian dekblad dihilangkan terlebih dahulu
kemudian kepompong diletakkan pada ujung daun dekblad setelah
itu dilinting secara manual. Ujung daun yang dipotong kemudian
direkatkan menggunakan lem CMC. Pembuatan ujung kepompong
hanya dilakukan pada cerutu long filler untuk memperbaiki
tampilan cerutu dan bagian tempat untuk menyulut api. Ujung
kepompong tersebut ditutup menggunakan daun tembakau yang
dibentuk lingkaran kecil menggunakan alat.
6. Perataan cerutu
Perataan cerutu dilakukan untuk merapikan cerutu sehingga
permukaannya tampak lebih halus dan batang menjadi padat.
7. Pemotongan cerutu
Pemotongan cerutu dilakukan agar diperoleh cerutu dengan
bentuk padat dan rata. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat
pemotong yang telah ditentukan pada bagian atas dan bawah cerutu. Sisa
potongan diambil bagian filler untuk didaur ulang sebagai pengisi
cerutu small filler.
8. Aging
Proses ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada
tembakau untuk terfermentasi sehingga dapat memunculkan aroma
yang khas. Proses aging cerutu diikat sebanyak 20 buah per ikat
kemudian ditempatkan pada tempat yang terkontrol dengan suhu
27ºC-32ºC dan kelembapan 60-70% selama 2 minggu. Pada proses ini
terjadi Fermentasi dan terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis. Hal ini
terjadi secara alamiah untuk memperoleh kematangan tembakau.
Reaksi pencoklatan enzimatis diakibatkan adanya aktifitas enzim
polifenol oksidase yang dapat memunculkan warna dan flavor.
9. Pengeringan
Proses pengeringan pada cerutu bertujuan untuk mengurangi
kadar air hingga 13%. Proses pengeringan cerutu dilakukan di dalam
ruang pengeringan dengan suhu 27-30º dan kelembapan 3-4 selama 3-
4 hari. Pengeringan cerutu selain menurunkan kadar air juga
memberikan warna kecoklatan pada cerutu. Selama proses pengeringan
ini terjadi reaksi maillard. Kandungan karbohidrat dan protein pada
daun tembakau menyebabkan terjadinya perubahan warna cerutu
menjadi lebih kecoklatan dan hal ini berpengaruh pada flavor cerutu.
10. Fumigasi cerutu
Fumigasi cerutu dilakukan agar cerutu terhindar dari hama.
Proses fumigasi merupakan suatu tindakan perlakuan terhadap suatu
komoditi dengan menggunakan fumigan tertentu, didalam ruang kedap
udara, pada suhu dan tekanan tertentu.
11. Sortasi
Proses sortasi dilakukan berdasarkan ukuran panjang dan
diameter cerutu, kadar air, warna, dan kerusakannya. Berdasarkan
ukuran, cerutu diukur sesuai dengan ketentuan. Untuk sortasi warna,
terdapat beberapa ketentuan warna yang dilakukan oleh pakar.
Keberadaan kerusakan disortasi dengan melihat kondisi ada atau
tidaknya kerobekan cerutu, atau kerusakan akibat hama. Cerutu yang
rusak atau robek masih dapat didaur ulang kembali, sedangkan apabila
rusak karena hama maka cerutu akan dimusnahkan.
12. Packing
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Seharusnya tembakau tidak hanya diolah dan digunakan sebagai produk
cerutu ataupun rokok. Banyak peneliti telah mengembangkan manfaat dari
tembakau, dan hal – hal inilah yang mampu mengubah manfaat dari tembakau
yang mulanya merugikan bagi kesehatan menjadi terbalik menyehatkan bagi
tubuah manusia.
DAFTAR PUSTAKA