DAFTAR ISI
B.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Daftar Perguruan Tinggi Muhammadiyah berbentuk Universitas ......................... 5
Tabel 4. 1. Hasil Uji Validitas X1.......................................................................................... 36
Tabel 4. 2. Hasil Uji Validitas X2 .......................................................................................... 38
Tabel 4. 3. Hasil Uji Validitas X3 .......................................................................................... 38
Tabel 4. 4. Hasil Uji Validitas Y............................................................................................ 39
Tabel 4. 5. Hasil Uji Validitas Z ............................................................................................ 40
Tabel 4. 6. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................................ 41
Tabel 4. 7. Skor Jawaban Dimensi Komitmen Manajemen (X1) ........................................... 42
Tabel 4. 8. Skor Jawaban Dimensi Keterbatasan Sistem Informasi (X2) .............................. 42
Tabel 4. 9. Skor Jawaban Dimensi Otoritas Pengambil Keputusan (X3) .............................. 43
Tabel 4. 10. Skor Jawaban Dimensi Penerapan Tata Kelola Keuangan Yang Baik (Y)........ 43
Tabel 4. 11. Skor Jawaban Dimensi Good University Governance (Z) ................................. 44
Tabel 4. 12. Hasil Uji Regresi Model Pertama ...................................................................... 45
Tabel 4. 13. Hasil Uji Regresi Model Kedua ......................................................................... 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Hubungan Kualitas Pendidikan, Minat Mahasiswa, Jumlah Mahasiswa, &
Sumber Daya. ................................................................................................. 7
Gambar 2. 1. Hubungan Struktural Antarvariabel Lengkap .................................................. 24
Gambar 3. 1. Sub Struktur Pertama ....................................................................................... 32
Gambar 3. 2. Sub Struktur Kedua .......................................................................................... 34
Gambar 4. 1. Grafik Uji Normalitas Model Pertama ............................................................. 45
Gambar 4. 2. Grafik Uji Hetereskedastisitas Model Pertama ................................................ 45
Gambar 4. 3. Model Penelitian Pertama ................................................................................ 46
Gambar 4. 4. Grafik Uji Normalitas Model Kedua................................................................ 48
Gambar 4. 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Kedua..................................................... 48
Gambar 4. 6. Model Penelitian Kedua ................................................................................... 50
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pendidikan
menengah di jalur pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi sebagai
satuan pendidikan yang dimaksudkan untuk dapat menjadi komunitas kaum intelektual suatu
bangsa. Komunitas intelektual ini diharapkan untuk menjadi komunitas yang mampu
menelurkan inovasi-inovasi dan pemikiran-pemikiran dalam menghadapi permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa. Komunitas pendidikan tinggi juga dijadikan sebuah garda moral dan
penjaga nilai-nilai luhur yang dianut oleh suatu bangsa, termasuk budaya, adat istiadat dan
sebagainya. Dengan peranan dan harapan yang besar inilah kemudian anggota komunitas
pendidikan tinggi kemudian mendapat posisi yang terhormat di tengah masyarakat. Dalam
mewujudkan hal tersebut, yang dilakukan oleh perguruan tinggi adalah:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dan memerkaya kebudayan nasional.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan berbasiskan agama di
Indonesia yang genap satu abad usianya sangat concern terhadap pendidikan termasuk di
dalamnya adalah pendidikan tinggi sebagai bentuk dawah amar maruf nahi munkar dan dan
bentuk gerakan pembaharuan (tajdid). Dalam mewujudkan perguruan tinggi yang
berkualitas, Pusat Persyarikatan (PP) Muhammadiyah memiliki Majelis Pendidikan Tinggi,
Penelitian dan Pengembangan (Majelis Diktilitbang) yang telah menetapkan visi di bidang
pendidikan tinggi berupa terbangunnya tata kelola Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
yang baik atau dikenal dengan istilah Good University Governance (GUG) menuju
peningkatan mutu yang berkelanjutan.
Pada saat ini, dari segi jumlah, perkembangan jumlah PTM adalah 152 buah dimana 37
buah diantaranya berbentuk universitas yang bisa dipaparkan sebagai berikut:
Nama Universitas
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
No
Nama Universitas
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Sumber: (http://www.pts.co.id)
Penerapan tatakelola keuangan pada universitas di lingkungan PTM sementara ini masih
bervariasi. Untuk itu pada tanggal 8 Juni 2009 Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah
menerbitkan surat edaran no 182/1.3/D/2009 mengenai Pedoman Manajemen Keuangan
PTM. Secara teori, keberhasilan penerapan sistem manajemen termasuk di dalamnya
tatakelola keuangan dipengaruhi oleh banyak hal yang dapat dikelompokkan menjadi dua
aspek utama yaitu aspek personil dan aspek sistem sehingga perlu dilakukan pengkajian
lebih dalam mengenai peran kedua aspek tersebut terhadap keberhasilan implementasi
tatekelola keuangan yang baik di perguruan tinggi. Untuk itulah maka penelitian ini akan
dilakukan.
B. Tujuan Khusus
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini tidak sedikit Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
mengalami penurunan kuantitas peminat yang berujung pada permasalahan keuangan yang
akhirnya dilakukan penutupan PTS yang bersangkutan. Kualitas dan relevansi untuk
meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi merupakan suatu keharusan namun
masalah kualitas perlu ditinjau lebih dalam karena bisa jadi masalah kualitas perguruan
tinggi bisa jadi bukanlah masalah itu sendiri namun hanyalah merupakan suatu gejala,
sehingga harus diteliti lebih dalam dan ditemukan masalah utamanya. Faktor yang terkait
dengan dengan kualitas dan relevansi pendidikan pada perguruan tinggi terkait dengan
aspek sistem dan sumberdaya yang lain baik sumber daya manusia (dosen dan karyawan),
infrastruktur, dan sumberdaya keuangan. Pada pengelolaan PTS, terdapat trade-off antara
peningkatan jumlah mahasiswa, biaya SPP dan kualitas pendidikan. Semakin rendah kualitas
pendidikan maka akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah mahasiswa dan akhirnya
semakin kecil sumberdaya keuangan yang dimiliki. Semakin kecil sumber daya keuangan
yang dimiliki maka semakin menurun pula kualitas pendidikan sebuah PTS. Apabila hal ini
terjadi, dikhawatirkan akan berakibat pada semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia.
Saling keterkaitan antar aspek yang membentuk kualitas perguruan tinggi dipaparkan dalam
gambar berikut:
Kualitas
pendidikan tinggi
Minat mahasiswa
Sumber daya
keuangan
Jumlah mahasiswa
Banyak faktor yang dihadapi PTS untuk menjaga kondisi keberlanjutannya baik berupa
faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal antara lain persaingan antar PTS,
persaingan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi (PT) luar
negeri, kemampuan daya beli masyarakat, lapangan kerja bagi lulusan yang semakin
berkurang, dan lain-lain. Faktor internal antara lain manajemen internal PTS baik aspek
sistem manajemen maupun personil yang dimiliki. Yang harus dilakukan PTS untuk
mencapai keunggulan dan keberlanjutan adalah dengan memfokuskan seluruh energinya
pada pencapaian visi-misinya dengan menerapkan manajemen PTS yang berbasis pada
kinerja. Manajemen yang berbasis kinerja merupakan manajemen yang memfokuskan
sumber daya pada pencapaian output, outcome, benefit, dan impact yang diikuti dengan
sistem audit dan sistem reward dan punishment.
Salah satu sumber daya utama selain sumber daya manusia yang merupakan energi dari
suatu organisasi adalah sumber daya keuangan. Uang merupakan salah satu faktor yang
mampu menggerakkan organisasi. Apabila uang dapat dikelola dalam pencarian sumbersumbernya dan dalam penggunaannya terfokus pada visi-misi yang telah ditetapkan maka
akan dapat mendukung keunggulan kompetitif PTS. Tatakelola keuangan yang
memfokuskan pada kinerja pencapaian visi-misi organsiasi dapat diistilahkan dengan
Tatakelola Keuangan berbasis Kinerja.
Penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan untuk meguji faktor-faktor sistem dan
personil yang mempengaruhi pengembangan sistem tatakelola keuangan perguruan tinggi
swasta. Dalam tahapan selanjutnya berdasarkan hasil penelitian ini akan dibangun disain
model sistem tatakelola keuangan perguruan tinggi yang mampu mendukung tercapainya
GUG dengan harapan hasilnya mampu mendukung perguruan tinggi memfokuskan
energinya dalam pencapaian visi-misinya sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan
pada akhirnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia semakin membaik.
Penelitian Indriasari dan Tanti (2006) mengenai persepsi manajer pendidikan pada
pelaporan manajemen.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep tentang pengelola pendidikan yang
profesional selalu dikaitkan dengan pengetahuan tentang wawasan dan kebijakan
pendidikan, teori belajar dan pembelajaran, penelitian pendidikan (tindakan kelas),
evaluasi pembelajaran, kepemimpinan pendidikan, manajemen pengelolaan kelas, serta
teknologi informasi dan komunikasi. Manajemen pendidikan menurut penelitian
Balitbangdikbud (1991) merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualiatas
pendidikan. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai
dengan pembenahan manajemen di samping peningkatan kualitas pendidik dan
pengembangan sumber belajar.
2.
berdasarkan pengelompokan kos sehingga untuk menghitung berapa kos yang harus
ditanggung oleh setiap siswa masih belum akurat. Pendidikan Indonesia seharusnya
mencoba mengadaptasi hal-hal yang positif dari pendidikan negara-negara barat,
termasuk manajemen keuangan pendidikan yang telah diterapkan pada sistem
pendidikan negara-negara tersebut.
3. Penelitian Elim, Wahyuni, dan Himawan (2006) mengenai strategi pengembangan
manajemen keuangan pendidikan di Indonesia.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian di atas menunjukkan bahwa kegagalan
sistem pendidikan nasional (sisdiknas) di Indonesia, selain faktor komersialisasi yang
menggeser esensi tujuan pendidikan, faktor lainnya adalah kurang pahamnya
penyelenggara merumuskan sisdiknas, sehingga produk undang-undang sisdiknas
menimbulkan pro-kontra karena tidak berupaya mengoptimalkan potensi manusia
namun lebih mengarah kepada hal-hal yang tidak substansi-esensial, hanya bersifat
materi finansial-kuantifikasi. Pembenahan manajemen keuangan pendidikan di
Indonesia harus dimulai dengan menyusun suatu standar khusus mengenai manajemen
keuangan pendidikan yang komprehensif, dan mencakup standar manajemen keuangan
pendidikan dan standar keuangan. Untuk merancang sistem manajemen keuangan
pendidikan yang baik, pembuat regulasi harus memperhatikan setiap aspek yang terkait
dalam sistem pendidikan nasional, yaitu operator, evaluator, dan pengawas.
4.
10
layanan pendidikan, audit keuangan dan kinerja sekolah adalah elemen-elemen yang
perlu segera diperbaiki dan diadakan dalam sebuah format regulasi yang mengikat para
pengelola pendidikan baik pada level kebijakan hingga level mikro pengelolaan sekolah
ini semua penting dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
5.
Penelitian Mahsun (2006) mengenai studi cross sectional dan scorecard terhadap
kinerja perguruan tinggi terakreditasi.
Kesimpulan yang dihasilkan penelitian di atas adalah:
a. Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan status terakreditasi A,
perguruan tinggi dengan status terakreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status
terakreditasi C berdasarkan perspektif keuangan.
b. Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan status terakreditasi A,
perguruan tinggi dengan status terakreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status
terakreditasi C berdasarkan perpektif mahasiswa aktif.
c. Tidak ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan status akreditasi A,
perguruan tinggi dengan status akreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status
akreditasi C berdasarkan perpektif proses bisnis internal.
d. Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan status terakreditasi A,
perguruan tinggi dengan status terakreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status
akreditasi C berdasarkan perspektif inovasi dan pembelajaran.
11
12
13
Sampai saat ini, belum ada lembaga pendidikan di Indonesia yang masuk dalam
kategori 200 universitas terbaik dunia versi lembaga pemeringkat ternama The Times Higher
Education-QS World University . Sementara itu, Global Competitiveness Report 2009/2010,
yang antara lain menilai tingkat persaingan global suatu negara dari kualitas pendidikan
tingginya, hanya menempatkan Indonesia di peringkat ke-54 dari 133 negara, yaitu di bawah
Singapura (3), Malaysia (24), Cina (29),Thailand (36), serta India (49). Di sisi lain, Badan
Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, jumlah sarjana yang belum bekerja per Februari 2009
hampir mencapai 13% dari total jumlah penganggur, atau sekitar 1,2 juta orang.
Governance
merupakah
seluruh
rangkaian
proses
pembuatan
14
3. Transparency
Transparansi mengandung arti bahwa pengambilan dan pengimplementasian keputusan
dilakukan dalam tata cara yang mengukuti hukum dan peraturan. Ia juga berarti bahwa
informasi tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung oleh mereka yang akan
dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang tersedia haruslah dalam bentuk dan
media yang mudah dimengerti.
4. Responsiveness
Good governance memerlukan institusi dan proses didalamnya yang mencoba untuk
melayani semua stakeholders dalam kerangka waktu tertentu yang sesuai.
5. Consensus oriented
Ada lebih dari satu aktor dan banyak sudut pandang dalam suatu komunitas. Good
governance memerlukan mediasi dari kepentingan-kepentingan yang berbeda di
masyarakat dalam rangka mencapai sebuah konsensus umum dalam masyarakat yang
merupakan kepentingan atau keputusan yang terbaik yang dapat dicapai untuk seluruh
masyarakat. Ini memerlukan perspektif luas dan jangka panjang mengenai apa yang
diperlukan untuk pengembangan manusia secara berkesinambungan. Ini hanya dapat
dicapai melalui pemahaman yang baik atas konteks historis, kultural dan sosial di
komunitas atau masyarakat tersebut.
6. Equity and inclusiveness
Keberadaan sebuah masyarakat bergantung pada proses memastikan bahwa seluruh
anggotanya merasa bahwa mereka memiliki kepentingan didalamnya dan tidak merasa
dikucilkan dari mainstream masyarakat tersebut. Ini memerlukan semua kelompok,
terutama yang paling lemah, memiliki kesempatan untuk meningkatkan atau
mempertahankan keberadaan mereka.
7. Effectiveness and efficiency
Good governance berarti bahwa output dari seluruh proses dan institusi tepat sasaran atau
sesuai dengan kebutuhan masyarakat disamping efisien dalam pemanfaatan sumber daya
untuk melakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks good governance juga mencakup
penggunaan sumber daya alam dengan memperhatikan kesinambungan dan perlindungan
lingkungan.
15
8. Accountability
Akuntabilitas adalah salah satu kebutuhan utama dalam good governance. Tidak hanya
untuk institusi pemerintahan, melainkan juga sektor swasta dan organisasi-organisasi civil
society harus bisa diakun oleh publik dan stakeholders-nya. Secara umum, sebuah
organisasi atau institusi bertanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh
tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan mereka. Akuntabilitas tidak mungkin
ditegakkan tanpa adanya transparansi dan supremasi hukum.
Secara sederhana, good university governance dapat kita pandang sebagai penerapan prinsipprinsip dasar konsep good governance dalam sistem dan proses governance pada institusi
perguruan tinggi, melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang
harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara khusus dan
pendidikan secara umum. Basis pada tujuan pengembangan pendidikan dan keilmuan
akademik, pengembangan manusia seutuhnya. Yang lain ditempatkan sebagai alat atau
means, bukan tujuan dasar.
Dalam penyelenggaraannya, sebuah institusi perguruan tinggi harus memenuhi
prinsip-prinsip partisipasi, orientasi pada konsensus, akuntabilitas, transparansi, responsif,
efektif dan efisien, ekuiti (persamaan derajat) dan inklusifitas, dan penegakan/supremasi
hukum. Yang berbeda adalah nilai dan tujuan yang menjiwainya. Prinsip-prinsip manajerial
tersebut hendaknya diterapkan untuk mendukung fungsi-fungsi dan tujun dasar pendidikan
tinggi. Selain itu, perbedaan lain adalah dalam hal stakeholders yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan dan perguruan tinggi.
Keistimewaan institusi perguruan tinggi dibanding institusi lain terletak pada fungsi
dasarnya, yaitu dalam hal pendidikan, pengajaran dan usaha penemuan atau inovasi. Fungsifungsi inilah yang kemudian mendefinisikan peranan perguruan tinggi dalam masyarakat.
Wacana yang kemudian sering mengemuka dalam penyelenggaraan perguruan tinggi
kemudian adalah mengenai academic excellence dan manajemen perguruan tinggi, termasuk
dalam hal pembiayaan.
Ada sebuah kesepahaman atau kesetujuan umum mengenai pentingnya otonomi
dalam usaha pencapaian academic excellence (yaitu dalam hal pengajaran dan riset) untuk
perguruan tinggi, akan tetapi hal yang sama belum berlaku dalam hal manajerial dan
pembiayaan. Perbedaan pandangan ini biasanya terkait dengan pentingnya fungsi perguruan
16
harus
mampu
memberikan
pertanggungjawaban
pada
seluruh
stakeholders ini.
2. Pendefinisian peranan dan tanggung jawab masing-masing stakeholders. Hal ini
harus didahului dengan pembangunan kesadaran dalam diri seluruh stakeholders
bahwa mereka memiliki kepentingan dan karenanya harus turut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan perguruan tinggi.
3. Partisipasi. Partisipasi atau pelibatan aktif dari seluruh stakeholders merupakan
sesuatu yang vital dalam penyelenggaraan governance yang baik. Hal ini hanya
dapat dilakukan apabila dari pihak stakeholders sendiri memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dan ada kesempatan atau fasilitas yang terbuka seluas mungkin untuk
itu. Kesempatan dan fasilitas ini harus disediakan oleh pihak penyelenggara
perguruan tinggi. Partisipasi atau pelibatan ini harus terbuka dalam setiap langkah
dalam proses pembangunan atau penyelenggaraan perguruan tinggi. Artinya, usaha
pelibatan harus mulai dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
17
Selama ini, dalam praktiknya, usaha pelibatan atau kesempatan partisipasi hanya
diberikan pada tahap implementasi sebuah program, sementara belum tentu seluruh
stakeholders menyetujui program tersebut. Yang lebih parah lagi, kesempatan itu
seringkali lebih bersifat sosialisasi program dari rektorat pada stakeholders. Seluruh
stakeholders sudah harus mulai diberi kesempatan berpartisipasi sejak awal
perencanaan program-program dan sasaran kedepan. Hal ini penting untuk menjaga
komitmen seluruh stakeholders dan menjadi basis legitimasi program-program
pembangunan.
4. Penegakkan hukum. Pelaksanaan fungsi-fungsi perguruan tinggi tidak mungkin
dapat berjalan dengan kondusif apabila tidak ada sebuah hukum atau peraturan yang
ditegakkan dalam penyelenggaraannya. Aturan-aturan itu, berikut sanksi-sanksinya,
hendaknya merupakan hasil konsensus dari stakeholders, untuk meningkatkan
komitmen dari semua pihak untuk mematuhinya. Aturan-aturan itu dapat disusun
dalam bidang akademik maupun non-akademik. Yang perlu diperhatikan adalah
aturan yang dibuat tidak dimaksudkan untuk mengekang kebebasan stakeholders
untuk berekspresi, melainkan untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan fungsifungsi perguruan tinggi dengan seoptimal mungkin.
5. Transparansi. Transparansi atau keterbukaan merupakan sebuah prasyarat dasar
untuk menunjang adanya partisipasi dan menjaga akuntabilitas institusi. Proses
partisipasi memerlukan ketersediaan informasi yang memadai dan kemudahan bagi
seluruh stakeholders dalam mengakses informasi tersebut. Selain itu, transparansi
memungkinkan seluruh stakeholders untuk dapat mengawasi dan mengevaluasi
kinerja institusi. Dalam hal anggaran atau keuangan, transparansi ini menjadi sangat
urgen. Akan tetapi, transparasi ini hendaknya tidak hanya dalam hal anggaran,
melainkan seluruh dinamika yang terjadi dalam dinamika penyelenggaraan
perguruan tinggi.
6. Responsivitas. Sifat responsif ini dapat kita bagi dalam dua konteks. Pertama, pihak
penyelenggara perguruan tinggi harus mampu menangkap isu-isu dan permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam dinamika penyelenggaraan perguruan tinggi
tersebut. Mereka harus mampu merespon harapan-harapan stakeholders dan
menyikapi permasalahan yang terjadi. Yang kedua, dalam konteks yang lebih luas,
18
19
maupun laporan pertanggungjawaban lain harus dengan mudah dapat diakses oleh
seluruh stakeholders. Selain itu, untuk mendukung akuntabilitas ini, prinsip
transparansi juga harus diterapkan dengan benar.
11. Values yang harus dijunjung tinggi perguruan tinggu. Seluruh prinsip ini harus
dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan tujuan dasar yang dianut
dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan diterapkan untuk menunjang
pelaksanaan fungsi-fungsi dasar perguruan tinggi. Perguruan tinggi mengemban
amanat dan harapan yang besar dari masyarakat, bangsa dan negara, sehingga
penyimpangan dari nilai-nilai ini merupakan sebuah pengkhianatan terhadap amanat
dan harapan itu.
20
Komitmen Manajemen
Guna menciptakan organisasi dengan kinerja yang tinggi diperlukan komitmen manajemen
yang tinggi dari pimpinan dan stafnya untuk mencapai hasil yang diinginkan (GAO, 2001).
GAO (1997) menyatakan bahwa implementasi sistem manajemen berorientasi hasil tidak
akan berhasil tanpa komitmen yang kuat dari para personilnya. Dalam konteks penerapan
tatakelola keuangan yang baik, Shields (1995) dalam Cavalluzzo dan Ittner (2003)
menyatakan bahwa komitmen manajemen dapat dicerminkan dengan mengalokasikan
sumber daya, tujuan, dan strategi pada berbagai rencana yang dianggap bernilai; menolak
sumber daya yang menghambat inovasi; dan memberikan dukungan politis yang diperlukan
untuk memotivasi atau menekan para individu atau pihak lain yang menolak keberadaan
inovasi. Dengan demikian, keberadaan komitmen manajemen yang tinggi akan
21
meningkatkan akuntabilitas kinerja (Artley, 2001) dan penggunaan informasi kinerja (The
Urban Institute, 2002). Cavalluzzo dan Ittner (2003) juga berpendapat bahwa komitmen
manajemen berpengaruh positif terhadap pengembangan indikator kinerja, akuntabilitas
kinerja dan penggunaan informasi kinerja yang dihasilkan oleh penerapan sistem manajemen
yang baik.
22
23
H2:
H3:
H4:
H5:
H6:
H7:
E. Model Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan dapat disusun model penelitian sebagai
berikut:
Komitmen
manajemen
Keterbatasan
Sistem
Informasi
Penerapan Sistem
Tata kelola
keuangan yang
baik
Good
University
Governance
Otoritas
pengambil
keputusan
24
B. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah proses mengoperasionalkan konsep suatu variabel sehingga
variabel tersebut dapat diukur, yang dirumuskan dengan mendasarkan pada dimensi yang
dimiliki konsep tersebut dan kemudian dikategorikan pada elemen-elemen yang dapat diukur
25
26
D. Metode Analisis
Metode Pengujian Data
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, kesungguhan
responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting
dalam penelitian ini. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat
27
ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid atau
tidak dapat dipercaya (tidak reliabel), hasil penelitian yang diperoleh tidak akan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Pentingnya aspek validitas dan reliabilitas
tersebut menjadi alasan pentingnya pengujian validitas dan reliabilitas pada data yang
diperoleh sebelum nantinya dianalisis.
Uji Validitas (Test of validity)
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar
dapat mengukur apa yang perlu diukur. Uji Validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa
cermat alat ukur melakukan fungsi ukurannya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan
mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang
dapat dipercaya.
Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas terhadap item
pertanyaan (validitas item). Pengertian dari validitas item adalah bahwa setiap item
(pertanyaan) dapat dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total.
Dengan kata lain, sebuah item pertanyaan dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika
terdapat skor kesejajaran (korelasi yang tinggi) terhadap skor total item. Pengujian terhadap
validitas item ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor butir pertanyaan
dengan total skor untuk masing-masing variabel menggunakan korelasi Product Momen
Pearson (Syahri Alhusni, 2002). Apabila angka korelasi signifikan berarti alat ukur tersebut
valid dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila tidak
signifikan maka tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
Setelah dapat ditentukan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah valid, maka selanjutnya pertanyaan yang dinyatakan valid tersebut diuji
reliabilitasnya.
Uji Reliabilitas (Test of reliability)
Pengujian reliabilitas atau keandalan adalah berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap
instrumen penelitian. Penerapan uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen berupa kuesioner pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan atau konsistensi yang baik dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok
28
individu, walaupun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Dapat disimpulkan, reliabilitas
instrumen berhubungan dengan ketepatan hasil penelitian. Uji reliabilitas dilakukan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha dimana Instrumen
dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60
(Imam Ghozali, 2002).
FiSi
[ F ]xS max
Dimana
Fi
Si
skor 1
Smax :
skor maksimal = 5
frekuensi
29
Normalitas
Adalah kondisi pada model regresi di mana variabel endogen maupun eksogen berdistribusi
normal. Menurut Montgomery dan Peck (1992), model regresi memiliki variabel
berdisribusi normal untuk setiap X dapat dilihat secara grafis melalui grafik normal
probability plot. Apabila normal probability plot menunjukkan penyebaran titik-titik di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka mengindikasikan bahwa
model regresi analisis jalur memenuhi asumsi normalitas.
30
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian variabel tidak sama untuk semua
pengamatan. Situasi heteroskedastisitas menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menaksir
koefisien regresi. Untuk melihat terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan
dengan mendasarkan pada grafik plot antara nilai prediksi variabel (Z PRED) dengan
residualnya (SRESID). Apabila tidak terdapat pola tertentu dari sebaran titik-titik pada grafik
dan titik-titik menyebar di antara angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan model
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas (Montgomery & Peck, 1992).
31
PYX1
X2
PYX2
PY1
PYX3
X3
Uji hipotesis pertama tentang pengaruh variabel X1, X2, X3, terhadap variabel Y dilakukan
dengan menguji hipotesis sebagai berikut:
Ho :
PYXi=0
Ha :
PYXi0
1,2,3
Nilai PYXi adalah nilai koefisien jalur yang ditaksir atau dihitung berdasarkan data hasil
pengamatan. Hipotesis di atas diuji dengan menggunakan pengujian t dalam rangka menilai
signifikansi dari nilai PYXi sebagai berikut:
tYXi =
Yxi
YXi
se( YXi)
di mana:
32
tYxi
se (YXi)
b) Menguji nilai t hitung yang sudah dihasilkan pada poin pertama dengan cara
membandingkan t hitung dengan t tabel (dengan dk=n-k-2) dimana n adalah jumlah
pengamatan dan k menunjukkan jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam sub
struktur yang sedang diuji atau dengan membandingkan nilai p value (sig t) hasil
output regresi menggunakan SPSS dengan nilai (0,05) yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel atau p value (sig t) lebih kecil
dari
, dapat disimpulkan bahwa Ho berhasil ditolak atau dalam hal ini nilai
3)
Pengujian hipotesis keempat, kelima, dan keenam mendasarkan pada sub struktur kedua
yang mengidentifikasikan pengaruh dari variabel X1, X2, X3 dan Y terhadap Z dengan
persamaan sebagai berikut:
Z=PZX1X1+PZX2X2+PZX3X3+PZYY+PZ2
Persamaan struktural di atas dapat digambarkan ke dalam bentuk sebagai berikut:
33
X1
X2
PYX1
PZ2
PYX2
PYX3
X3
PZY
Y
Gambar 3. 2. Sub Struktur Kedua
Uji hipotesis keempat, kelima, keenam, dan ketujuh tentang pengaruh variabel X1, X2, X3,
danY terhadap variabel Z dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut:
Ho :
PZXi=0
Ha :
PZXi0
i:1,2,3
dan
Ho :
PZY=0
Ha :
PZY0
Nilai PZXi dan PZY adalah nilai koefisien jalur yang ditaksir atau dihitung berdasarkan data
hasil pengamatan. Hipotesis di atas diuji dengan menggunakan pengujian t dalam rangka
menilai signifikansi dari nilai PZXi dan PZY sebagai berikut:
t ZXi =
PZXi
se(PZXi)
34
t ZY =
PZY
se(PZY )
di mana:
PZXi dan PZY
c) Untuk menguji signifikansi pengaruh X1, X2, X3, dan Y terhadap Z secara simultan
dilakukan dengan uji F dengan membandingkan nilai p value (sig t) dari uji F
terhadap nilai . Apabila p value (sig t) lebih kecil dari , dapat disimpulkan bahwa
Ho berhasil ditolak yang berarti bahwa pengaruh X1, X2, X3, dan Y terhadap Z
secara simultan diterima.
35
X12
1
Sig. (2-tailed)
N
X12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
30
.690
X13
.000
.000
30
30
**
.000
30
**
30
30
**
**
.000
X15
.252
.663
.730
.000
.663
X14
**
.690
**
.730
.000
X16
X17
**
.069
.180
.004
30
30
.009
.964
.037
.621
30
30
.102
.035
.321
.591
.505
.382
.386
X18
X1
.244
.658**
.718
.015
.194
.000
30
30
30
30
.094
.607**
.042
.039
.000
30
30
30
30
.187
.171
.620**
.022
.366
.000
.442
.374
.416
.378
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.252
.009
.102
.508**
.470**
.303
.073
.600**
Sig. (2-tailed)
.180
.964
.591
.004
.009
.103
.700
.000
N
X15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.505**
.382*
.386*
.508**
.484**
.428*
.422*
.822**
.004
.037
.035
.004
.007
.018
.020
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**
.332
.237
.655**
.069
.094
.187
Sig. (2-tailed)
.718
.621
.321
.009
.007
.073
.207
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.303
.332
.275
.652**
.022
.103
.018
.073
.141
.000
N
X17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.442
.015
.374
.416
.042
.470
.484
.428
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.244
.378*
.171
.073
.422*
.237
.275
.537**
Sig. (2-tailed)
.194
.039
.366
.700
.020
.207
.141
N
X1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.658**
.607**
.620**
.600**
.822**
.655**
.652**
.537**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
36
Correlations
X11
X11 Pearson Correlation
X12
1
Sig. (2-tailed)
.252
.000
.180
X16
X17
**
.069
.004
.718
.505
X18
X1
.244
.658**
.015
.194
.000
.442
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.730**
.009
.382*
.094
.374*
.378*
.607**
.000
.964
.037
.621
.042
.039
.000
30
30
30
30
30
30
30
.102
.187
.171
.620**
.591
.035
.321
.022
.366
.000
30
30
30
30
30
30
**
**
.303
.073
.600**
.009
.103
.700
.000
.000
30
30
**
**
.663
Sig. (2-tailed)
N
.730
.000
.000
30
30
1
30
.252
.009
.102
Sig. (2-tailed)
.180
.964
.591
N
X15 Pearson Correlation
X15
.690**
Sig. (2-tailed)
X13 Pearson Correlation
X14
**
.663
.000
N
X12 Pearson Correlation
.690
X13
**
.386
.508
.470
.004
.416
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.505**
.382*
.386*
.508**
.484**
.428*
.422*
.822**
.004
.037
.035
.004
.007
.018
.020
.000
Sig. (2-tailed)
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.069
.094
.187
.470**
.484**
.332
.237
.655**
Sig. (2-tailed)
.718
.621
.321
.009
.007
.073
.207
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.303
.332
.275
.652**
N
X17 Pearson Correlation
.442
Sig. (2-tailed)
.374
.416
.428
.015
.042
.022
.103
.018
.073
.141
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.244
.171
.073
.237
.275
.537**
Sig. (2-tailed)
.194
.039
.366
.700
.020
.207
.141
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
**
**
**
**
**
N
X1
Pearson Correlation
.658
Sig. (2-tailed)
N
.378
.607
.620
.600
.422
.822
.655
.652
.002
.537
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5, X1.6, X1.7, X1.8)
memiliki nilai korelasi terhadap X1 di atas 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
butir pertanyaan pada variabel X1 adalah valid.
2.
37
X22
Pearson Correlation
X22
.890
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2
.835**
.000
.002
.818
.000
30
29
30
30
**
.126
.885**
.010
.507
.000
**
.548
.472
.000
N
X23
Pearson Correlation
30
30
29
30
30
.548**
.472**
-.139
.677**
.002
.010
.471
.000
29
29
29
29
29
-.044
.126
-.139
.331
.818
.507
.471
30
30
29
30
30
**
**
**
.331
.835
Sig. (2-tailed)
N
X2
-.044
30
Pearson Correlation
X24
**
.890
Sig. (2-tailed)
N
X23
**
.885
.677
.074
.000
.000
.000
.074
30
30
29
30
30
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (X2.1, X2.2, X2.3, X2.4) memiliki nilai
korelasi terhadap X2 di atas 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel X2 adalah valid.
3. Uji Validitas Variabel X3
Uji validitas Variabel X3 menggunakan menggunakan korelasi Product Momen Pearson
(Syahri Alhusni, 2002) dihasilkan temuan statistik sebagai berikut:
Tabel 4. 3. Hasil Uji Validitas X3
Correlations
X31
X31
X32
.898**
.000
.000
30
30
30
**
.893**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X32
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
**
.604
.604
.000
30
.000
30
30
38
Correlations
X31
X3
X32
Pearson Correlation
.898
Sig. (2-tailed)
**
X3
.893
**
.000
.000
30
30
1
30
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (X3.1, X3.2) memiliki nilai korelasi
terhadap X3 di atas 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan pada
variabel X3 adalah valid.
Y2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y6
Y3
.823
**
.000
Y4
.701
**
.000
Y5
.406
.026
Y6
Y7
**
.280
.001
.134
.575
Y
*
.885**
.011
.000
.456
30
30
30
30
30
30
30
30
.823**
.785**
.293
.383*
.117
.314
.773**
.000
.117
.037
.538
.091
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.701**
.785**
.053
.310
.107
.381*
.718**
.000
.000
.782
.095
.572
.038
.000
30
30
30
30
30
30
30
**
**
.003
.510**
.002
.009
.987
.004
30
30
30
30
**
.161
.703**
.002
.396
.000
30
.293
.053
.026
.117
.782
30
30
30
30
**
.310
**
.037
.095
.406
.575
.001
.383
.541
.541
.002
.467
.549
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.280
.117
.107
.467**
.549**
.282
.582**
Sig. (2-tailed)
.134
.538
.572
.009
.002
.131
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
39
Correlations
Y1
Y7
Pearson Correlation
.011
.091
N
Pearson Correlation
Y3
.314
.456
Sig. (2-tailed)
Y
Y2
*
Y4
Y5
Y6
Y7
.003
.161
.282
.038
.987
.396
.131
.381
Y
1
.602**
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.885**
.773**
.718**
.510**
.703**
.582**
.602**
.000
.000
.000
.004
.000
.001
.000
30
30
30
30
30
30
30
Sig. (2-tailed)
N
30
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7) memiliki nilai
korelasi terhadap Y di atas 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
pada variabel Y adalah valid.
5. Uji Validitas Variabel Z
Uji validitas Variabel Z menggunakan menggunakan korelasi Product Momen Pearson
(Syahri Alhusni, 2002) dihasilkan temuan statistik sebagai berikut:
Tabel 4. 5. Hasil Uji Validitas Z
Correlations
Z1
Z1
Z2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Z2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Z3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Z4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Z5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
30
.840
Z3
.840
**
.581
.703
**
.895**
.000
.001
.000
.000
30
30
30
30
30
**
**
**
.927**
**
30
30
**
**
.000
.779
Z5
**
.000
.000
.779
Z4
**
.791
.791
.585
.859
.000
.001
.000
.000
30
30
30
30
**
**
.896**
.000
.000
.000
.698
.000
.643
30
30
30
30
30
30
.581**
.585**
.698**
.577**
.795**
.001
.001
.000
.001
.000
30
30
30
30
30
30
.703**
.859**
.643**
.577**
.857**
.000
.000
.000
.001
30
30
30
30
.000
30
30
40
Correlations
Z1
Z
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Z2
.895
**
Z3
.927
**
Z4
.896
**
Z5
.795
**
.857
**
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
1
30
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Z1, Z2, Z3, Z4, Z5) memiliki nilai korelasi
terhadap Z di atas 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan pada
variabel Z adalah valid.
B.
Hasil uji reliabilitas dengan metode pengujian nilai Cronbach alpha, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4. 6. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.918
26
Berdasarkan nilai Cronbach Alpha diatas diperoleh nilai 0.918 di atas nilai r table 0.37
dengan df=26 dan prob 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
pertanyaan pada kuesioner adalah reliabel/andal.
1.
Hasil uji deskriptif jawaban responden atas pertanyaan pada variabel X1 adalah sebagai
berikut:
41
Butir
6
Butir
7
Butir
8
Butir
9
Butir
10
Butir
11
Butir
12
fx
skor
Skor 5
17
15
12
11
81
405
34%
Skor 4
12
14
16
13
13
11
19
18
116
464
48%
Skor 3
32
96
13%
Skor 2
18
4%
Skor 1
1%
TOTAL
30
30
30
30
30
30
30
30
240
985
100%
Nilai konversi skor jawaban responden adalah = 985/(240x5)= 0,82, dengan skor 0.82
artinya secara deskriptif menunjukkan bahwa tingkat Komitmen Manajemen berada pada
selang tinggi.
Butir14
Butir15
Butir16
f x skor
Skor 5
25
4%
Skor 4
12
36
144
30%
Skor 3
10
31
93
26%
Skor 2
11
13
11
41
82
34%
Skor 1
5%
TOTAL
30
30
29
30
119
350
99,00%
Nilai konversi skor jawaban responden adalah = 350/(119x5)= 0,58 dengan skor 0.58 artinya
secara deskriptif menunjukkan bahwa Keterbatasan Sistem informasi berada pada selang
menengah.
42
Butir 18
f x skor
Skor 5
10
3%
Skor 4
13
22
88
37%
Skor 3
10
12
22
66
37%
Skor 2
11
22
18%
Skor 1
5%
TOTAL
30
30
60
189
100,00%
Nilai konversi skor jawaban responden adalah = 189/(60x5)= 0,63 dengan skor 0.63 artinya
secara deskriptif menunjukkan bahwa Otoritas Pengambil Keputusan berada pada selang
menengah.
57
fx
skor
285
27,14%
12
91
364
43,33%
40
120
19,05%
17
34
8,10%
2,38%
30
30
30
210
808
100,00%
Butir 19
Butir 20
Butir 21
Butir 22
Butir 23
Butir 24
Butir 25
Skor 5
10
11
13
Skor 4
15
16
11
17
12
Skor 3
Skor 2
Skor 1
TOTAL
30
30
30
30
Nilai konversi skor jawaban responden adalah = 808/(210x5)= 0,76 dengan skor 0.76 artinya
secara deskriptif menunjukkan bahwa Penerapan Tata Kelola Keuangan Yang Baik berada
pada selang tinggi.
43
14
fx
skor
70
9%
18
93
372
62%
11
29
87
19%
10
20
7%
3%
30
30
30
30
150
553
100,00%
Butir 26
Butir 27
Butir 28
Butir 29
Butir 30
Skor 5
Skor 4
22
20
20
13
Skor 3
Skor 2
Skor 1
TOTAL
30
Nilai konversi skor jawaban responden adalah = 553/(150x5)= 0,73 dengan skor 0.73 artinya
secara deskriptif menunjukkan bahwa Good University Governance berada pada selang
tinggi.
44
Model
1
R
.896a
Std.
Error of
R
Adjusted
the
Square R Square Estimate
.803
.781 2.09859
DurbinWatson
Change Statistics
R Square
Change
.803
F Change
35.373
df1
df2
3
26
Sig. F
Change
.000
1.654
45
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-5.980
3.362
X1
.718
.114
X2
.292
X3
.943
Collinearity Statistics
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
-1.779
.087
.627
6.309
.000
.766
1.305
.163
.167
1.793
.085
.869
1.150
.257
.346
3.669
.001
.851
1.175
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel model summary, nampak R Square (R2 = Koefisien Determinasi) = 0,803. Angka
tersebut menunjukkan nilai koefisien jalur variabel lain diluar model sebesar = PY1 =
1 0,803 = 0,443847
Dari tabel coefficients di atas dapat digambarkan model pertama sebagai berikut:
X1
0.627
X2
0.167*
Y
1
0,444
0.346
X3
4. 3. Model Penelitian
Pertama
Dari gambar 4.3. di atas Gambar
dapat diungkapkan
temuan-temuan
penelitian terkait hipotesis 1,
46
Hipotesis 2
Dari gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang bermakna bahwa Keterbatasan
Sistem Informasi tidak berpengaruh terhadap Penerapan Tata Kelola Keuangan Yang Baik.
Dari uji deskriptif dihasilkan kondisi Keterbatan Sistem Informasi delama ini terjadi pada
kondisi menengah dalam arti terjadi keterbatasan sistem informasi meskipun tidak tinggi,
namun kondisi tersebut tidak atau meyebabkan kondisi penerapan tatakelola keuangan PTM
menjadi buruk yang ditunjukkan bahwa kondisi tatakelola keuangan PTM secara deskriptif
sampai saat ini berada pada kondisi yang baik .
Hipotesis 3
Dari gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, yang bermakna bahwa Otoritas
Pengambil Keputusan berpengaruh positif signifikan terhadap Penerapan Tata Kelola
Keuangan Yang Baik. Dari uji deskriptif ditunjukkan bahwa tingkat otoritas pengambil
keputusan berada pada ada kondisi menengah sedangkan kondisi penerapan tata kelola
keuangan yang baik berada pada posisi tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun
otoritas pengambil keputusan tidak berada pada kondisi tinggi namun menjadi salah satu
penentu penerapan tatakelola keuangan yang baik pada PTM di seluruh Indonesia.
2. Uji Model 2
a. Uji Asumsi Klasik Regresi Model Kedua
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa regresi model 2 memenuhi asumsi normalitas
yang ditunjukkan dengan normal probability plot pada gambar 4.4 menunjukkan penyebaran
titik-titik di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang mengindikasikan
bahwa model regresi analisis jalur memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji heterskedastisitas,
yang ditunjukkan gambar 4.5 mengindikasikan tidak terdapat pola tertentu dari sebaran titiktitik pada grafik dan titik-titik menyebar di antara angka 0 pada sumbu Y, yang artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
47
48
b. Uji Hipotesis 4, 5, 6, 7
Dari uji regresi model kedua dihasilkan hasil uji sebagai berikut:
Tabel 4. 13. Hasil Uji Regresi Model Kedua
Model Summary
Model
R Square
.798
Adjusted R Square
.637
.47078
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
9.714
2.428
Residual
5.541
25
.222
15.255
29
Total
Sig.
10.957
.000a
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
Sig.
(Constant)
.750
.499
1.505
.145
X1
.298
.339
.201
.878
.389
X2
-.189
.132
-.181
-1.435
.164
X3
.022
.142
.025
.159
.875
.678
.300
.598
2.258
.033
a. Dependent Variable: Z
Dari tabel summary, nampak R Square (R2 = Koefisien Determinasi) = 0,637. Angka
tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur variabel lain diluar model = PZ2 adalah
sebesar= 1 0,637 = 0,602
Dari tabel coefficients dapat digambarkan model kedua sebagai berikut:
49
X1
2
0.201*
0,602
X2
-0.181*
0.025*
X3
0.598
Y
Gambar 4. 6. Model Penelitian Kedua
Dari gambar 4.3. di atas dapat diungkapkan temuan-temuan penelitian terkait hipotesis 4,
hipotesis 5, dan hipotesis 6, dan hipotesis 7, sebagai berikut:
Hipotesis 4
Dari gambar model kedua di atas dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak, yang bermakna
bahwa Komitmen Manajemen tidak berpengaruh terhadap Good University Governance.
Dengan memperimbangkan hasil uji deskriptif ditunjukkan bahwa kondisi GUG yang tinggi
tidak dipicu oleh kondisi Komitmen Manajemen yang tinggi.
Hipotesis 5
Dari gambar model kedua di atas disimpulkan bahwa H5 ditolak, yang bermakna bahwa
Keterbatasan Sistem Informasi tidak berpengaruh terhadap Good University Governance.
Dengan mempertimbangkan hasil uji deskriptif ditunjukkan bahwa kondisi GUG yang tinggi
tidak dipicu oleh kondisi Keterbatasan Sistem Informasi yang kondisinya pada level
menengah.
Hipotesis 6
Dari gambar model kedua di atas disimpulkan bahwa H6 ditolak, yang bermakna bahwa
Otoritas Pengambil Keputusan tidak berpengaruh terhadap Good University Governance.
Dengan mempertimbangkan hasil uji deskriptif ditunjukkan bahwa kondisi GUG yang tinggi
tidak dipicu oleh kondisi Otoritas Pengambil Keputusan pada tingkatan menengah.
Hipotesis 7
50
Dari gambar model kedua di atas disimpulkan H7 diterima, yang bermakna bahwa
Penerapan Tata Kelola Keuangan Yang Baik berpengaruh terhadap Good University
Governance, dari uji deskriptif ditunjukkan bahwa kondisi GUG yang tinggi dipicu oleh
kondisi Tata Kelola Keuangan Yang Baik pada tingkatan yang tinggi.
Dari gambar model pertama dan kedua dapat digambarkan model penelitian secara lengkap
sebagai berikut:
X1
0.201*
0.627
0,602
-0.181*
0.167*
X2
0.598
0,444
0.346
0.025*
1
X3
Dari gambar lengkap gabungan model pertama dan model kedua diatas, selanjutnya
disesuaikan dengan kondisi fenomena dapat dirumuskan model penelitian sebagai berikut:
2
X1
0.627
0,602
Y
0.346
0.598
0,443
847
X3
51
Dari struktur lengkap yang telah disesuaikan dapat diungkapkan temuan-temuan sebagai
berikut:
Kondisi penerapan tata kelola keuangan yang baik di perguruan tinggi Muhammadiyah se
Indonesia yang selama ini telah berada pada kondisi yang tinggi dipengaruhi oleh kondisi
Komitmen Manajemen yang selama ini pada kondisi yang tinggi dan kondisi Otoritas
Pengambil Keputusan yang dalam kondisi menengah pada koefisien determinasi yang tinggi.
Kondisi tata kelola keuangan yang baik pada kondisi yang tinggi ternyata mempengaruhi
kondisi GUG yang tinggi pula, meskipun dengan koefisien determinasi yang rendah.
52
53
Daftar Pustaka
54
Mahsun, Mohammad. 2006. Study Cross Sectional and Scorecard For Accreditation
University Performance in Yogyakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik.
Vol 07. No 02.
Majelis DIKTILITBANG. Surat Edaran no 182/1.3/D/2009 tentang Pedoman Manajemen
Keuangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Montgomery, Douglas C., & Elizabeth, A Peck. 1992. Introduction to Linear Regression
Analysis. John Wiley & Sons, Inc. 2nd Edition
Nirwana SK Sitepu.1994. Analisis Jalur (Path Analysis).Jurusan Statistik UNPAD
Poole, Dennis L., Jill K. Davis, Jane Reisman, Joan E. Nelson. 2001. Improving the Quality
of Outcome Evaluation Plans. Nonprofit Management & Leadership, 11 (4), 405-421.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Sekaran, Uma. 2003. Businsess Research Method. John Willey & Sons Inc
The Urban Institute. 2002. How and Why Nonprofits Use Outcome Information. The Urban
Institute,
www.pts.co.id. Direktori perguruan tinggi swasta
Yamamoto, K. (2006). Performance of semi-autonomous public bodies : linkage between
autonopmy and performance in Japanese agencies. Public Administration and
Development, 26, 35-44.
Yunita, Khristina. Rusliyawati. Yustikasari, Yulia. 2006. Applying Comparison of Education
Standard Management in Indonesia and Australia: An Overview. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Sektor Publik. Vol 07. No 02.
55
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
"PENERAPAN MODEL TATA KELOLA KEUANGAN PERGURUAN TINGGI
YANG BAIK
UNTUK MEWUJUDKAN GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE" (Studi Pada PTM
Se-Indonesia)
Dapatkan mug cantik bagi 30 responden pertama persembahan dari Supra-Center Training &
Consulting dengan mengumpulkan kuesioner yang sudah diisi lengkap.
1. Tuliskan Nama Anda (optional)
:
_______________________________________________________
2. Tuliskan Alamat Email Anda (optional)
:
_______________________________________________________
3. Status pekerjaan Anda:
Staf edukatif dan pejabat struktural
Staf edukatif
Staf non edukatif dan pejabat struktural
Staf non edukatif
4. Tuliskan nama perguruan tinggi Anda :
_____________________________________________________________
Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan yang dianggap paling sesuai dengan
kondisi yang terjadi di kampus Anda.
Variabel X1: Komitmen Manajemen
5. Perguruan tinggi Anda telah menyediakan waktu khusus dalam penyusunan anggaran
tahunan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
6. Perguruan tinggi Anda telah melakukan proses pencatatan keuangan dalam rangka
melayani pencairan keuangan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
56
7. Perguruan tinggi Anda telah melakukan proses penyusunan laporan keuangan (minimal
laporan realisasi anggaran dan neraca)
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
8. Perguruan tinggi Anda telah menempatkan staf keuangan pada setiap level unit kerja
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
9. Perguruan tinggi Anda telah mengalokasikan dana dalam perbaikan sistem tatakelola
keuangan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
10. Perguruan tinggi Anda telah memiliki unit auditor internal bidang keuangan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
11. Perguruan tinggi Anda telah mengumpulkan data yang relevan dan reliabel dalam rangka
mendukung tatakelola keuangan yang baik
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
12. Perguruan tinggi Anda telah melakukan benchmarking sistem tatakelola keuangan pada
perguruan tinggi lain yang dianggap lebih baik
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Variabel X2: Keterbatasan Sistem Informasi
13. Perguruan tinggi Anda mengalami kesulitan untuk memperoleh data keuangan yang
valid
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
14. Perguruan tinggi Anda mengalami kesulitan untuk memperoleh data secara tepat waktu
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
57
15. Perguruan tinggi Anda merasakan adanya biaya pengumpulan data yang tinggi
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
16. Perguruan tinggi Anda telah memiliki teknologi informasi yang mampu mendukung
penyajian data keuangan yang diperlukan dalam pembuatan keputusan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
20. Dalam rangka pencairan dana ke unit kerja di perguruan tinggi Anda, unit kerja
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) berdasarkan anggaran
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
21. Perguruan tinggi Anda telah menggunakan Surat Perintah Membayar (SPM) dalam
rangka pencairan uang ke unit kerja
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
22. Perguruan tinggi Anda telah menyusun laporan keuangan berupa laporan realisasi
anggaran setiap tahunnya
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
58
23. Perguruan tinggi Anda telah menyusun laporan keuangan berupa neraca setiap tahunnya
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
24. Secara periodik perguruan tinggi Anda telah melakukan audit atas laporan keuangan
perguruan tinggi
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
25. Perguruan tinggi Anda telah menjalankan sistem reward and punishment terkait
penerapan sistem tatakelola keuangannya
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Transparan
27. Sejauh mana tingkat akuntabilitas perguruan tinggi Anda dalam melakukan pengelolaan
keuangan?
Sangat
Akuntabel
Kurang
Tidak Akuntabel
Sangat Tidak
Akuntabel
Akuntabel
Akuntabel
28. Sejauh mana tingkat responsibilitas (tanggung jawab) perguruan tinggi Anda dalam
melakukan pengelolaan keuangan?
Sangat
Responsibel
Kurang
Tidak
Responsibel
Responsibel
Responsibel
Sangat Tidak
Responsibel
29. Sejauh mana tingkat fairness (keadilan) perguruan tinggi Anda dalam melakukan
pengelolaan keuangan?
Sangat Fair
Fair
Kurang Fair
Tidak Fair
30. Sejauh mana tingkat responsivitas (daya tanggap) perguruan tinggi Anda dalam
melakukan pengelolaan keuangan?
Sangat
Responsif
Kurang
Tidak Responsif
Responsif
Responsif
Sangat Tidak
Responsif
59
No
I
1
2
II
1
III
1
2
3
IV
Uraian
TAHAP
PERSIAPAN
Peralatan dan Personil
Penyusunan
Jadwal
kegiatan dan Rencana
Kerja
Bulan 3
2 3 4
Bulan 4
2 3 4
PENGUMPULAN
DATA
Pengumpulan Data
ANALISIS DATA
Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif
Impilkasi Kebijakan
dan Starategi
Arah Pengembangan
RANCANGAN
RENCANA
Rumusan
Hasil
Analisis
Rekomendasi
V
1
2
PELAPORAN
Laporan Kemajuan
Laporan Akhir
Jadwal Pelaksanaan
Bulan 1
Bulan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
60
No.
A.
1
2
3
4
5
B.
1
2
3
4
C.
D.
Jenis Kegiatan
Peralatan
kertas HVS
Penggandaan
Proposal
Penjilidan Proposal
Penggandaan Laporan
Penelitian
Penjilidan Laporan
Jumlah
Perjalanan dan
Akomodasi
Pengurusan Izin
Transport Tim
ke/dalam lokasi
penelitian
konsumsi
Telepon/voucher
Jumlah
Diskusi/pertemuan
Seminar penyusunan
1 instrumen survei
a. Transpor Peneliti
d. Konsumsi
Jumlah
Penyususunan
Laporan
Pembahasan hasil
1 olahan data
2 HR
HR Tim Peneliti
Jumlah
PEMBIAYAAN
Volume x biaya satuan
Jumlah
Rp
175,000
Rp
Rp
100,000
100,000
Rp
Rp
125,000
100,000
Rp
Rp
500,000
Rp
Rp
500,000
600,000
600,000
Rp 1,600,000
Rp
Rp
400,000
200,000
Rp
1 Paket
2 x 4 bulan x Rp. 150,000
600,000
1,000,000
Rp 1,200,000
Rp 2,200,000
Total
Rp 5,000,000
61
: Misbahul Anwar
: Laki-laki
: Islam
: Banyumas, 16 September 1967
: UMY
Jl Lingkar Selatan Tamantirto Yogyakarta
Telp. 0274-387656, Fax. 0274-387646
Alamat rumah
: Perum Graha Prima Sejahtera B-12A, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta, 55183
HP 081904023916
e-mail : misbahulanwar@yahoo.com
A. Riwayat Pendidikan :
No
Sekolah
Lokasi
Tahun Lulus
1
Magister UNAIR
Surabaya
1998
2
Fakultas Ekonomi UNSOED
Purwokerto
1991
3
SMA Muhammadiyah 1
Purwokerto
1986
4
SMP Negeri 4
Purwokerto
1983
5
SD Negeri Cilongok I
Cilongok
1981
B. Riwayat Organisasi :
No
Nama Institusi
SD Muhammadiyah Kembaran, Tamantirto,
1.
Kasihan, Bantul
SD Muhammadiyah Kembaran, Tamantirto,
2.
Kasihan, Bantul
SD Muhammadiyah Kembaran, Tamantirto,
3.
Kasihan, Bantul
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tamantirto
4.
Selatan, Kasihan, Bantul
5.
TKIT Al Farabi Tamantirto, Kasihan, bantul
Pusat Pengembangan Manajemen (PPM)
6.
Fakultas Ekonomi UMY
C. Riwayat Pekerjaan:
No
Nama Institusi
Fakultas Ekonomi
1.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
2.
Purworejo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU
3.
Yogyakarta
4.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI Yogyakarta
5.
ACE Manunggal Consultant
6.
E-Gov Training & Consultant
7.
SupraCenter Training & Consulting
8.
PT. Extensa Winaya Fakta
9.
C-Dev Training & Consultant
Posisi
Ketua Dewan
Sekolah
Ketua
Pengembangan SD
Wakil Ketua Dewan
Sekolah
Koordinator Seksi
Pendidikan
Ketua Pengurus
Periode
2010
2007-sekarang
2006-2010
2005-sekarang
2000-sekarang
Anggota
1998-sekarang
Jabatan
Periode
Dosen
1992-sekarang
Dosen
2000-sekarang
Dosen
1998-sekarang
Dosen
Staf peneliti
Staf peneliti, trainer
Tenaga Ahli, Trainer
Tenaga Ahli
Trainer
2005-sekarang
2007-sekarang
2007-sekarang
2009-sekarang
2010
2010-sekarang
62
D. Riwayat Jabatan
No
Nama Institusi
1.
BMT UMY
2.
SupraCenter Training & Consulting
Fakultas Ekonomi
3.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Ekonomi
4.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Ekonomi
5.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Posisi
Ketua Pengurus
Direktur Pemasaran
Dekan
Pembantu Dekan I
1999-2003
1998-1999
E. Penelitian
No
Nama Penelitian
Pengaruh Pengetahuan Tentang Taktik Pemasangan Iklan,
Penghargaan Diri, Kerentanan Konsumen, dan Pengetahuan
1.
Produk Konsumen Pada Skeptisme Orang Dewasa Terhadap
Iklan Televisi
Penilaian Kepuasan Konsumen Internal Di Bidang Jasa
2.
Pendidikan (Studi Kasus di Fakultas Ekonomi dan Isipol
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
3.
Analisis Perilaku Berpindah konsumen
Analisis Perbedaan Persepsi Dosen dan Mahasiswa Terhadap
4.
Etika Bisnis
5.
Analisis Loyalitas Oli Mesin Merek Top 1 di Yogyakarta
Analisis Motivasi konsumen Dalam Membeli Produk
6.
Elektronika
Analisis Kelelahan Tenaga Kerja Di Universitas
7.
Muhammadiyah Yogyakarta
F. Pengalaman Fasilitator
No
Nama Kegiatan
Pelatihan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Perguruan
1.
Tinggi
2.
Pelatihan Tatakeloa Keuangan Desa
Pelatihan Tatakelola Keuangan Perguruan Tinggi Berbasis
3.
Kinerja
4.
Pelatihan Relationship Marketing
Pelatihan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Mutu Kreatifitas
5.
dan Inovasi Perbaikan Proses Pelayanan di Badan Diklat
Propinsi DIY
Pelatihan Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Untuk
6.
Anggota DPRD Banyuwangi
7.
Pelatihan Strategi Pemasaran Untuk Pegawai Pertamina
G. Buku/Modul
No
Judul
1.
2.
Aplikasi Komputer
3.
Komunikasi Pemasaran
4.
Periode
2011-sekarang
2010-sekarang
2007-2011
2003-2007
Posisi
Peneliti
bersama
Jaka
Suhendra
Waktu
Peneliti
2007
Peneliti
2006
Peneliti
2005
Peneliti
2004
Peneliti
1998
Peneliti
1993
Lokasi
2009
Tahun
Luwuk
2011
Tembilahan
Yogyakarta
2011
2010
2009
2007
Yogyakarta
2007
Yogyakarta
2007
Bandung
2006
Jenis
Modul
Praktikum
Buku
Modul
Praktikum
Buku
Tahun
Yogyakarta
2010
2004
2004
2003
63
H. Pengalaman Konsultan
No
Nama Kegiatan
1.
2.
Lokasi
Universitas
Bhayangkara
Surabaya
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Tahun
2011
2009
64
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS
Nama
NIK
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
Tempat Dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Alamat Rumah
:
:
:
:
:
:
:
No.Telp/Fax rumah
(Sertakan hp Jika Ada)
Alamat Kantor
:
:
:
No.Telp/FAX KANTOR
Alamat Email
:
:
Pendidikan
S3: Program Doktor, Pascasarjana Ekonomi/BKU Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung (20022006)
S2: Program Magister Sains, Pascasarjana Ekonomi/Akuntansi Universitas Gadjah Mada (1999-2001)
S1: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (1995-1999)
65
14. Pengaruh Audit Manajemen, Komitmen Organisasional Manajer, Pengendalian Intern Terhadap
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dan Kinerja Badan Usaha Milik Negara
di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Investasi-UMY, Januari 2008, ISSN 1411-6227.
15. Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah dalam Hubungannya dengan
Perwujudan Keadilian dan Kinerja Pemerintah Daerah: Sudut Pandang Aparatur dan Masyarakat
di Era Otonomi Daerah, Jurnal Akuntansi dan Investasi-UMY; Juli 2008; ISSN 1411-6227.
16. Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan dan Debt Default Terhadap Kemungkinan Penerimaan Audit Going
Concern; Ditulis bersama Karyanti, Jurnal Akuntansi dan Investasi-UMY: 2009 ISSN 14116227
17. Model Instrumen Manajemen Untuk Peningkatan Kinerja Instansi Dinas di Lingkungan
Pemerintah Daerah: Studi Pada Pemerintah Propinsi Seluruh Indonesia: 2009 didanai Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, sipresentasikan pada Seminar Internasional di Kuala
Lumpur, Malaysia
18. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Pengendalian Aktivitas Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dengan Kinerja Manajerial sebagai variabel Intervening (Studi
Empiris pada lingkup Pemerintah Provinsi NTB); ditulis bersama Mudie Wahyudi; Majalah
Ilmiah NERACA STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN, , Desember 2009. ISSN:
1829-8648
19. Peran Good Government Governance Untuk Mewujudkan Kinerja Pemerintahan Daerah dan
Kepuasan Masyarakat di Era Otonomi Daerah Dalam Menghadapi Tantangan Global (Studi pada
pemerintahan kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta). Dipresentasikan pada
SIMPOSIUM RISET EKONOMI IV yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur dan Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 18 Februari 2010.
66