Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN BILANGAN KOMPLEKS

Misalkan sebuah persamaan aljabar x2 = 4, maka solusi persamaan adalah


x 4 2 , hasil persamaan diatas memberikan nilai yang ril. Contoh-contoh
bilangan ril antara lain 2, -2, , -7/8, 0,25, - 0,3, dsb.
Apabila persamaan aljabar adalah x2 = -4, maka persamaan ini tidak dapat
diselesaikan dengan suatu bilangan ril, tetapi hanya dapat diselesaikan dengan
memperkenalkan satuan baru yaitu satuan imajiner (khayal) ayau disebut sebagai
operator imajiner dan dinyatakan dengan simbol j dengan :
j 1
, dengan demikian j 2 1, j 3 j , j 4 1, dst.
Dengan demikian x 2 4, maka x 4 j 2
Hasil perkalian bilangan ril dengan bilangan imajiner adalah bilangan imajiner
Misal : a adalah bilangan ril, dan b adalah bilangan imajiner, maka jika c adalah
perkalian a dan jb maka c = j ab ( merupakan bilangan imajiner)
Hasil penjumlahan bilangan ril dengan imajiner adalah bilangan kompleks
Misal : a adalah bilangan ril, dan b adalah bilangan imajiner, maka jika c adalah
penjumlahan a dan jb maka c = a + jb ( diesbut bilangan kompleks) Jadi suatu
bilangan kompleks memiliki 2 komponen bilangan yaitu satu bagian bilangan ril dan
satu bagian bilangan imajiner.
Misalkan Z adalah bilangan kompleks dengan Z = a + jb, bilangan Z memiliki
bilangan ril a dan bilangan imajiner b yang dinyatakan dengan :
Re[Z] = a dan Im[Z] = b
Bilangan kompleks dapat dilukiskan dalam bidang kompleks dengan sumbu
horizontal menyatakan bilangan ril dan sumbu vertikal menyatakan bilangan imajiner.

Imajiner
j

Z = a+jb

Ril

-j

Penulisan bilangan kompleks Z = a + jb disebut sebagai bentuk rectangular


Operasi bilangan kompleks
a. Operasi penjumlahan
Misalkan : Z1 = a + jb, dan Z2 = c + jd, maka :
Z = Z1 + Z2 = (a + jb ) + ( c+ jd ) = ( a + c ) + j( b + d)
Contoh : Z1 = 3 + j4, dan Z2 = 2 j2,
Z = Z1 + Z2 = (3+ j4 ) + ( 2 - j2 ) = ( 3 + 2 ) + j( 4 - 2 ) = 5 + j2

b. Operasi pengurangan
Misalkan : Z1 = a + jb, dan Z2 = c + jd, maka :
Z = Z1 - Z2 = (a + jb ) - ( c+ jd ) = ( a - c ) +-j( b - d)
Contoh : Z1 = 3 + j4, dan Z2 = 2 j2,
Z = Z1 + Z2 = (3+ j4 ) - ( 2 - j2 ) = ( 3 - 2 ) + j( 4 (- 2 )) = 1 + j6
c. Operasi perkalian
Misalkan : Z1 = a + jb, dan Z2 = c + jd, maka :
Z = Z1 . Z2 = (a + jb ) ( c+ jd ) = (a.c) + j( a.d) + j(b.c) (b.d)
Contoh : Z1 = 3 + j4, dan Z2 = 2 j2,
Z = Z1 + Z2 = (3+ j4 ) ( 2 - j2 ) = (3.2) - j(3.2) + j(4.2) +(4.2)
= 14 - j2
Penulisan Bilangan Komplek dalam bentuk elsponensial
Berdasarkan identitas euler bahwa :
e j cos j sin

Misalkan Z adalah bilangan ril positif, maka :


Ze j Z cos j Z sin = a + jb
Ada dua komponen bilangan diatas yaitu bilangan ril a Z cos dan bilangan
imajiner b j Z sin . Jadi bilangan tersebut merupakan bilangan kompleks karena
memiliki dua buah komponen.. Sudut dapat dicari melalui hubungan :
cos

a
b
, sin
Z
Z

atau tgn

b
a

Imajiner

Z a2 b2
b Z sin

Ril

a Z cos

Besarnya bilangan Z adalah : Z a 2 b 2 ( Z cos ) 2 ( Z sin ) 2


Contoh :
Diketahui sebuah bilangan kompleks Z = 4 + j2 , ubahlah dalam bentuk bilangan
eksponensial.
Jawab :
Z = 4 + j2
Z

4 2 2 2 4,47

2
0
26,6
4

Jadi dalam bentuk eksponensial adalah : Z 4,47e j 26,6

Penulisan Bentuk Bilangan Polar


Bilangan komplek dapat dituliskan dalam bentuk polar sebagai berikut :
Z Z , dengan Z dan dicari dengan cara yang sama seperti pada
bahasan bilangan eksponensial sebelumnya.
Contoh soal:
1. Diketahui sebuah bilangan kompleks dalam bentuk rektangular adalah :
Z = 3 + j4, ubahlah dalam bentuk polar
Jawab :
Z

32 4 2 5

3
0
53,13
5
Z 553,13 0

cos 1

Diketahui bilangan kompleks dalam bentuk polar Z 553,13 0 .


Ubahlah dalam bentuk rektangular
Jawab :

Z 5 cos(53,13 0 ) j 5 sin(53,130 ) 3 j 4

Operasi Pembagian bilangan polar


Misalkan :

Z 1 Z 1 1

Z 2 Z 2 2 ,

dan

maka :

Z 1 1
Z1
Z1

1 2
Z2
Z 2 2
Z2

Operasi Perkalian bilangan polar


Misalkan :

Z 1 Z 1 1

dan

Z 2 Z 2 2 ,

maka :

Z 1 Z 2 Z 1 1 Z 2 2 Z 1 Z 2 1 2

Contoh : Diketahui : Z 1 590 0 dan Z 2 1030 0


Tentukanlah pembagian dan perkalian dari kedua bilangan diatas
Jawab :
Z1
550 0

0,550 0 (30 0 ) 0,580 0


0
Z 2 10 30

Z 1 Z 2 550 0 10 30 0 5050 0 (30 0 ) 5020 0

Rangkaian Listrik Arus Bolak Balik


Elemen-elemen Rangkaian Listrik

Pada dasarnya beban-beban listrik ( motor-motor listrik, heater, lampu, arc


furnace, dsb ) direpresentasikan sebagai elemen-elemen pasif yang terdiri dari
resistansi, induktansi dan kapasitansi;

Gambar Simbol-simbol R, L, dan C

Elemen elemen aktif berupa sumber tegangan dan sumber arus listrik.

Gambar Simbol Sumber tegangan arus bolak balik & sumber arus

Resistansi
Resistansi merupakan elemen pasif rangkaian listrik berupa resistor (tahanan)
yang akan mengubah energi listrik menjadi energi panas, oleh karena itu resistansi
dinyatakan sebagai bilangan ril (nyata).
R

Reaktansi
Reaktansi merupakan elemen pasif rangkaian listrik yang dapat berupa
induktor atau kapsitor. Kedua elemen ini memiliki sifat hanya menyimpan energi
listrik dan melepaskannya kembali, sehingga reaktansi dinyatakan sebagai bilangan
khayal (imajiner). Reaktansi yang bersifat induktif disebut reaktansi induktif, dengan
nilai dinyatakan sebagai berikut :
X L jL j 2 fL (ohm)

j XL
Sedangkan reaktansi kapasitif dinyatakan sbagai berikut :
Xc

1
1
1
j
j
jc
c
2 fc

(ohm)

1
c

Impedansi
Suatu rangkaian elemen-elemen pasif R, L dan C dinyatakan sebagai suatu
impedansi Z yang memiliki komponen bilangan ril dan imajiner.
Z R jX

dengan R = resistansi dan X = reaktansi


Z R jX l (ohm) untuk reaktansi induktif
Z R jX c (ohm), untuk reaktansi kapasitif)
Dengan
XL = reaktansi induktif
Xc = reaktansi kapasitif

Reaktansi induktif

Reaktansi kapasitif

Impedansi dapat dituliskan dalam bentuk polar


Z Z

R2 X

Sudut dapat dicari melalui hubungan-hubungan sebagai berikut :


sin

X
R
, cos
Z
Z

atau tgn

X
R

Contoh-contoh soal
1. Tentukanlah nilai reaktansi dari masing-masing induktor 3 mH dan kapasitor 2mF
jika kedua elemen tersebut terhubung dengan sumber tegangan 220 Volt , 50 Hz.

Jawab :
X L 2fL ( 2)(3,14)(50)(3 x10 3 ) 9,42 ohm
Xc

1
1

1,6 ohm
2fc
(2)(3,14)(50)(2 x10 3 )

2. Tentukanlah impedansi-impedansi dari rangkaian listrik terdiri dari elemen elemen


Resistansi dan reaktansi (satuan dalam ohm) dibawah ini.

.
Jawab
a.)

R = 2 ohm,

Z R 2 j0

2
0
2

Z R 2 , cos 1

Z R Z R 20 0

b)

XL = j 4 ohm
Z L 0 j4

4
0
90
4

Z R 4 , sin 1

Z L Z L 490 0

c)

Xc = -j 2
ZC 0 j2
2
Z R 2 , sin 1 90 0
2
Z L Z L 2 90 0

d) Z = R + jXL = 3 + j4

32 4 2 5
4
0
53,13
5

sin 1

Z 553,130 ohm

e) Z = R jXc = 3 - j4
Z

3 2 ( 4) 2 5
4
0
53,13
5

sin 1

Z 5 53,13 0 ohm

e) Z = R + jXL jXc = R +j(XL Xc ) = 3 + j(4-2) = 3 + j2


Z

3 2 ( 2) 2 3,6

2
33,75 0
3,6
Z 533,75 0 ohm

sin 1

Sunber tegangan AC
Sumber tegangan AC dinyatakan dalam bentuk persamaan :
V Vmax Sin t )

Penyelesaian rangkaian arus bolak balik


Suatu impedansi Z = R + jXL , terhubung dengan sumber arus bolak balik Vs =
Vmax sin t, maka arus yang mengalir dalam rangkaian adalah : I = ?

Vs
Z

Misalkan : Vs = 100 sin t , dan Z = 3 + j4 ohm


Maka :
V s 310 0
Z 553,310

1000 0
20 53,310
553,310
I 20 sin t 53,310

Contoh soal :
Diketahui sebuah rangkaian paralel sebagai berikut :

Dengan : Vs = 50 sin t
R = 4 ohm
jXL = 5 ohm
-jXc = 10 ohm
Tentukan arus total yang ditarik dari sumber tegangan.
Jawab

Misalkan : Z 1 R jX L 4 j 5

Z1

4 2 5 2 6,4

5
51,4 0
6
,
4

Z 1 6,451,4 0

sin 1

Z 2 jX c j10
Z 2 1090 0
Z eq

Z1 Z 2
(6,451,4)(1090 0 ) 640141,4 0

Z1 Z 2
( 4 j 5) ( j10)
4 j5
640141,4 0

I
I

4 2 (5) 2 sin 1 ( 5 /( 4 2 (5) 2 )


640141,4 0
22,1240,7 0
29 99,3 0

V
50 / 20 0

1,6 240,7 0 A
Z eq
22,1240,7 0
2 (1,6) sin(t 240,7 0 ) 2,62 sin(t 240,7 0 )

Daya Arus Bolak Balik


Misalkan suatu beban listrik Z = R + jX terhubung dalam sumber tegangan 1
fasa seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.

Diagram vektor beban terlihat dalam gambar dibawah ini :

Dari gambar diatas diperoleh :


cos

R
z

, dikenal sebagai faktor daya beban

Dari diagram vektor beban terlihat ada 3 jenis daya yaitu daya akibat resistansi R
(daya aktif), daya akibat reaktansi X (daya reaktif) dan daya akibat impedansi
Z ( daya semu )
- Daya aktif dinyatakan dalam persamaan :
P Vrms I rms cos

(Watt)

R
V
rms ( I rms ) R
P Vrms I rms

Z
Z
P I rms

( watt )

- Daya reaktif dinyatakan dalam persamaan :


Q Vrms I rms sin

(Var)

X
V
rms ( I rms ) X
Q Vrms I rms

Z
Z

Q I rms

X (Var )

- Daya semu dinyatakan dalam persamaan


S Vrms I rms

( VA)

S Vrms I rms I rms Z I rms


S I rms

Z (VA )

Nilai nilai tegangan dan arus merupakan nilai efektifnya (rms).


Dengan :
V
Vrms max imum
2
I
I rms max imum
2
Catatan :
Harga-harga tegangan dan arus yang terukur oleh volt meter dan ampere meter
sudah merupakan harga efektifnya (rms)

Contoh :
1. Diketahui sebuah tegangan memenuhi persamaan sebagai berikut :
V = 311 sin t volt
Terhubung dengan sebuah impedansi beban Z = 30 + j40 ohm, tentukanlah daya
yang diakibatkan oleh beban tersebut.
Jawab :

V = 311 sin t , Vmax = 311 volt ( tegangan puncaknya )


Vrms

Vmax

311

Z 30 j 40

220 volt

30 2 40 2 50
40
0
53,13
50

sin 1

Z 5053,13 0

I rms

2200 0
4,4 53,13 0 ampere
5053,13 0

P Vrms I rms cos


220( 4,4) cos(53,13 0 ) 580,8 watt

Q Vrms I rms sin


220( 4,4) sin(53,13 0 ) 774,4 Var
S Vrms I rms

220(4,4) 968 VA

2. Jika sebuah beban listrik dengan impedansi Z dilakukan pengkuran sbb :


- Tegangan terukur 220 volt
- Arus terukur 4,4 Ampere
- faktor daya terukur 0,6
Hitunglah daya pada beban tersebut
Jawab :
Nilai nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan harga efektifnya
(rms), maka :
Vrms = 220 Volt , Irms = 4,4 Ampere, cos = 0,6
P Vrms I rms cos
220( 4,4) 0,6 580,8 watt

Q Vrms I rms sin


220( 4,4) sin(cos 1 0,6) 774,4 Var
S Vrms I rms

= 220 (4,4) = 968 VA


Hubungan segitiga daya
Ketiga buah jenis daya dalam sistem tenaga listrik dapat digambarkan dalam
bentuk vektor seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.

S dinyatakan sebagai bilangan kompleks:

Contoh :
Diketahui daya beban : P = 580,8 Watt dengan faktor daya 0,6 tentukanlah daya
reaktif dan daya semunya.
Jawab :

P
580,8

968VA
cos
0,6
Q S sin 968 sin cos 1 0,6 774,4 Var

Dalam bentuk kompleks :


S = 580,8 + j774,4 ( rektangular )
S 968 cos 1 0,6 96853,13 0 ( polar)

Daya Lagging
Daya dikatakan lagging (tertinggal) jika fasa arus tertinggal dari fasa tegangan sejauh
sudut derajat listrik, hal ini berlaku untuk beban beban induktif.
Misal : suatu beban induktif dinyatakan sebagai impedansi :
Z R jX Z

Terhubung dengan sumber tegangan V = Vmax sin t =


Maka arus listrik :
I

V 0 0

V 0
I I m sin(t )
Z

Terlihat bahwa fasa arus tertinggal dari fasa tegangan sejauh sudut derajat
listrik .
S Vrms I rms

Vrms 0 0 I rms Vrms

I rms

S
P jQ

Terlihat bahwa daya lagging merupakan beban induktif

Daya Leading
Daya dikatakan leading (mendahului) jika fasa arus mendahului dari fasa tegangan
sejauh sudut derajat listrik, hal ini berlaku untuk beban beban kapasitif
Misal : suatu beban kapasitif dinyatakan sebagai impedansi :
Z R jX Z

Terhubung dengan sumber tegangan V = Vmax sin t =


Maka arus listrik :
I

V 0
Z

I I m sin(t )

V 0 0

Terlihat bahwa fasa arus mendahului dari fasa tegangan sejauh sudut derajat
listrik .

S Vrms I rms

Vrms 0 0 I rms Vrms

I rms

S
P jQ

Terlihat bahwa daya lagging merupakan beban kapasitif


Perbaikan faktor daya
Pada beban-beban listrik induktif yang memiliki faktor daya (cos ) rendah
seperti pada motor-motor listrik dan lampu TL, maka faktor daya dapat dinaikkan
melalui penambahan kapasitor bank pada sisi beban.

Qc
S1
S2

Q1
Q2

2
P

Misalkan sebuah beban listrik memiliki daya :


S1 P 1 jQ1 , dengan cos 1
Selanjutnya faktor daya tersebut ingin diperbaiki menjadi cos 2 , dengan
menambahkan kapasitor bank disisi beban. Dengan mengganggap daya nyata konstan
( P =P1 = P2 ), maka daya yang baru pada beban menjadi :
S 2 P 2 jQ2 P jQ2

Besarnya kapasitor bank yang dibutuhkan adalah :

cos 2

P
S2

S 2 P cos 2

S 2 P 2 Q2
2

S 2 P 2 Q2

Q2 S 2 P 2
Dengan demikian besarnya kapasitor bank adalah :
Qc Q1 Q2

Anda mungkin juga menyukai