Awan gelap selimuti mentari Gelapkan cerianya pagi Awan-awan berkejaran Anak manusia ketakutan Betapa alam ingin guncang Kecilkan keangkuhan manusia Yang memang kerdil dan hina Di bawah kaki langit-Nya Para tunawisma, kemanakah engkau akan berlindung? Sedang orang kaya depanmu, Tidur beratap rumah tak peduli luar Sedang negeri ini, Tak ubahnya panggung komedi Para miskin pejabat beri makan Dengan umbaran janji yang basi Hujan mulai menggila Mereka berkata sial Sedang yang lain lega Hanya hujan yang mampu mereka beli Mungkin engkau bertanya Mengapa kita mengemis di rumah sendiri? Tapi kita memang mengemis
Karena kita telah diusir!
Belanda? Bukan! Jepang? Bukan! Oleh orang kita sendiri Budak dari nafu serakah Pemakan manusia Yang terlalu buta tuk melihat kemiskinan depan mata Dan alam pagi itu Seakan ingin menghardik mereka Namun alam selalu beri tuk semua Baik matahari, atau pun hujan api Dan itu tak jua membuka mata mereka Hujan yang ingin bukakan kembali raga para pahlawan Dan ingin sekali mereka merebut kembali Kemerdekaan dari orang-orang kita!