Anda di halaman 1dari 44

PRESENTASI KASUS

DIABETES MELLITUS TIPE 2 + ULKUS


DIABETIKUM
OLEH : dr. RIDZA ASRUL P.
PEMBIMBING : dr. LULUK AFLAKAH, Sp.PD
dr. TEGAR FADELI ARRAHMA

DIABETES MELLITUS
DEFINISI

Penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,


dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria,
disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
akut ataupun kronik, sebagai akibat dan kurangnya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer
terletak pada metabolisme karbohidrat, yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein. (Tjokroprawiro, 2006)

Menurut American Diabetes Association (ADA)


2005, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit
metabolik
dengan
karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

FAKTOR RISIKO

Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi :

Ras dan etnik

Riwayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang


diabetes)

Umur.

Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000


gram atau pernah menderita DM gestasional (DMG).

Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari


2,5 kg.

Faktor risiko yang bisa dimodifikasi;

Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2).

Kurangnya aktivitas fisik.

Hipertensi (> 140/90 mmHg).

Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida >


250 mg/dL)

Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi gula


dan rendah serat akan meningkatkan risiko menderita
prediabetes dan DM tipe-2.

KLASIFIKASI

DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS

Keluhan klasik DM berupa :

Poliuria

polidipsia,

Polifagia

penurunan berat badan yang tidak dapat


dijelaskan sebabnya.

Keluhan lain dapat berupa :

lemah badan,

kesemutan,

gatal,

mata kabur

disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae


pada wanita.

CRITERIA for the DIAGNOSIS of DIABETES: PERKENI 2011, ADA 2012


(Summarized : Tjokroprawiro 2011-2012)

HbA1c1c>>6.5
6.5%% by NGSP Certified and Standardized to DCCT Assay
1 HbA

(NGSP : The National Glycohemoglobin Standardization Program)


or

2 FPG > 126 mg/dl FASTING means NO CALORIC INTAKE > 8 Hours
or
3 2-h PG > 200 mg/dl during OGTT (WHO, GLUCOSE LOADING 75g)
or

4 RANDOM PLASMA GLUCOSE > 200 mg/dl in Patients with :


CLASSIC SYMPTOMS of HYPERGLYCEMIA or HYPERGLYCEMIC CRISIS

CATEGORIES OF INCREASED RISK FOR DIABETES (IRD = PREDIABETES*) : ADA 2012

(Summarized : Tjokroprawiro 2011-2012)

FPG 100 mg/dl to 125 mg/dl : IFG PREDIABETES

2 2-h PG 140 mg/dl to 199 mg/dl in the 75 g OGTT : IGT PRE DIABETES
3

HbA1c 5.7 6.4% : IRD or PREDIABETES


THE TERM PRE-DIABETES MAY BE APPLIED IF DESIRED

* For all Three tests, risk is continuous extending below the lower limit of the
range and becoming disproportionately greater at higher ends of the range
ADA = American Diabetes Association

NORMAL : A1C < 5.7 %

Langkah-langkah Diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa

KOMPLIKASI AKUT DIABETES MELLITUS


(Pengalaman Klinik : Tjokroprawiro 1993-2012)

HIPOGLIKEMIA : TRUE, REACTIVE

KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

HHS / NKHC / HONK

HHS : Hyperosmolar Hyperglycemic State


NKHC : Non-Ketotic Hyperosmolar Coma
HONK : Hiperosmoler Non Ketotik

KOMA ASIDOSIS ASAM LAKTAT (KAAL)

No. 2 dan No. 3 DISEBUT KRISIS HIPERGLIKEMIA

KOMPLIKASI KRONIK DM
(Summarized : Tjokroprawiro 1991-2012)

1 INFEKSI

: SELULITIS/GANGRENE, ISK, CHOLECYSTITIS, PARU


(TBC), ORAL INFECTION, SEPSIS (GANGREN)

2 MATA

: RETINA, LENSA, CILIARY BODY (RETINOPATI)

3 MULUT

: XEROSTOMIA, PERIODONTITIS

4 JANTUNG : PIK, IMA (Makrovaskuler), KARDIOMIOPATI (Mikrovaskuler)


5 TRACTUS UROGENETALIS :
NEFROPATI DIABETIK
6 DISFUNGSI EREKSI (DE)
7 SARAF (NEUROPATI)
8 KULIT

: NECROBIOSIS LIPOIDICA DIABETICORUM,


DIABETIC DERMOPATHY, SELULITIS/ GANGRENE

TATALAKSANA
PENTALOGI-TERAPI DIABETES MELLITUS
(Askandar Tjokroprawiro 1983-2012)

1 PENYULUHAN (tentang DIABETES MELLITUS)


2

POLA MAKAN = PM (DIET ATAU TERAPI NUTRISI MEDIS = TNM)

3 LATIHAN FISIK : * PRIMER (1.0 2 jam sesudah makan)


* SEKUNDER (Pagi dan Sore sebelum mandi)

4
5

OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)

INSULIN

OBAT ANTI DIABETES (OAD)

CANGKOK PANKREAS

Sel Beta : pada Tikus*)


Total

OHO = OAD

: pada Anjing*)

Pusat Diabetes dan


Nutrisi
(1989, 1991)

SEPULUH PETUNJUK POLA HIDUP SEHAT

GULOH-SISAR = SINDROMA-10
(Askandar Tjokroprawiro 1995-2012)
Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya, RSUD Dr. Soetomo FK Universitas Airlangga

(LAKSANAKAN HIDUP SEHAT GULOH-SISAR dengan PEDOMAN BNI : BATASI, NIKMATI, IMBANGI)
BAGI PASIEN DIABETES (DM) : HINDARKAN SEMUA YANG MANIS, atau SANGAT BATASILAH YANG MANIS TERSEBUT

1 G (GULA) : Pantang Gula bagi DM. Bagi

6 S (SIGARET) : Stop Merokok

Non-DM Kurangilah Konsumsi Gula


2 U (asam URAT) : Batasi JAS-BUKKET

7 I

(INAKTIVITAS): Hindarkan Inaktivitas, dan Rutinkanlah Latihan


Fisik 300 kcal/hr atau Jalan 3 km/hari, atau SIT-UP 50-100 X/hr

3 L (LEMAK) : Batasi TEK-KUK-CS2

8 S (STRESS) : Usahakan Tidur 6-7 Jam Sehari untuk meredakan Stress

4 O (OBESITAS): Target LP Pria < 90 cm

9 A (ALKOHOL) : Stop Alkohol

5 H (HIPERTENSI): Untuk Pasien Hipertensi,

10 R

LP = Lingkar Pinggang

Wanita < 80 cm

Batasi Garam, Ikan Asin, Kacang Asin, dll

(REGULAR CHECK UP) : Usahakan check up Teratur dan


Konsultasi Ahli, bagi umur > 40 th, setiap 3, 6,12 Bulan

JAS-BUKKET : Jerohan, Alkohol, Sarden - Burung Dara, Unggas, Kaldu, Kacang, Emping,
Tape
TeK-KUK-CS2 : Telor, Keju - Kepiting, Udang, Kerang - Cumi, Susu, Santen
"MABUK" (Mengandung banyak Chromium) : Mrica, Apel, Brokoli, Udang, Kacang-kacangan
Chromium (Cr) Dapat Memperbaiki Kerja Insulin. Ini berarti Cr bermanfaat bagi Penderita Diabetes

BNI
BNI
BNI

Makanan Suplemen yang Dianjurkan : Buncis, Bawang Putih, Teh Hijau, Merica, dan TKW-PJKA-BK
TKW PJKA BK : Banyak Mengandung Antioksidan

Tomat, Kacang-kacangan, Wortel - Pepaya, Jeruk, Kurma, Apel - Brokoli, Kobis

DIET DM

Indikasi Diet B

(68% kal Kbh, 20% kaL Lemak, 12% kal.Protein)

Diit-B pada umumnya diberikan kepada semua


penderita DM yang kurang mampu atau penderita DM
lainnya yang:

1. kurang tahan lapar dengan diitnya

2. mempunya hiperkolesterlemia

3. mempunyai penyulit makro angiopati (misalnya:


pernah mengalami GPDO, PJK, gangguan pembuluh
darah perifer)

4. mempunyai penyulit mikro angiopati (misalnya


retinopati diabetik, Nefropati Diabetik)

5. telah menderita DM lebih dari 15 tahun.

Indikasi Diet-B1

(60% kal. Kbh, 20% kal. Lemak, 20% kal. Protein)

Diit-Bi diberikan kepada penderita DM yang


memerlukan diit protein tinggi, misalnya penderita DM
yang :

1. mampu, atau mempunyai kebiasaan makan protein


tinggi, tetapi memiliki kadar lemak yang normal

2. kurus (underweight) (RBW kurang dari 90%)

3. masih muda (perlu pertumbuhan)

4. mengalami patah tulang

5. hamil atau menyusui

6. menderita hepatitis kronik atau sirosis hati

7. menderita tuberkulosis paru

8. menderita selulitis/ gangren

9. dalam keadaan pasca bedah

10. menderita penyakir Graves = Morbus Basedow

11. menderita kanker (Ca Cervix, Ca Mamma; Hepatoma,


dan lain-lain)

12. mengidap infeksi cukup lama (demam tifoid, ISK,


meningitis dan lain-lain)

MEKANISME KERJA, EFEK SAMPING UTAMA, DAN A1C


(KONSENSUS PERKENI 2011, Provided : Tjokroprawiro 2011-2012)
OAD

INSULIN

CARA KERJA UTAMA

Sulfonilurea

Meningkatkan sekresi insulin

Glinid

Meningkatkan sekresi insulin

Metformin

Menekan produksi glukosa hati


Menambah sensitivitas insulin

EFEK SAMPING UTAMA PENURUNAN A1C

BB naik,
hipoglikemia
BB naik,
hipoglikemia

1.0 2.0 %

Diare, dispepsia,
asidosis laktat

1.0 2.0 %

Penghambat
Menghambat absorpsi glukosa
Glukosidase Alfa

Flatulens,
tinja lembek

0.5 0.8 %

Tiazolidindion
(Glitazon)

Menambah sensitivitas terhadap


insulin

Edema

0.5 1.4 %

Insulin

Menekan produksi glukosa hati,


stimulasi pemanfaatan glukosa

Hipoglikemia,
BB naik

1`.5 3.5 %

0,5-1,5%

PERSYARATAN OHO = OAD BERHASIL BAIK, bila :


POLA HIDUP (Terapi Nutrisi Medis = TNM atau DIET dan
LATIHAN FISIK TERJADWAL) sudah dilaksanakan DENGAN
BENAR (J1, J2, J3) (Tjokroprawiro, 1980-2012) :
1 UMUR > 40 th
2 LAMA DM KURANG DARI 5 th
3 BELUM PERNAH SUNTIK INSULIN, atau bila pernah
suntik insulin : kebutuhan insulin kurang dari 20 unit per hari
4 BELUM PERNAH MENGIDAP KETO ASIDOSIS DIABETIK

J1 = Jumlah

J2 = Jadwal

J3 = Jenis

KRITERIA PENGENDALIAN DM

INDIKASI INJEKSI INSULIN


(KONSENSUS PERKENI 2011)

1 PENURUNAN BERAT BADAN YANG CEPAT


2 HIPERGLIKEMIA BERAT YANG DISERTAI KETOSIS
3 KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)
4 HIPERGLIKEMIA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK (K-HONK)
5 HIPERGLIKEMIA DENGAN ASIDOSIS LAKTAT (KAAL)
6 Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
7 Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
8 Kehamilan dengan DM/Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)
yang tidak terkendali dengan Perencanaan Makan
9 Gangguan Fungsi Ginjal dan atau Hati yang berat
10 Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

PHARMACOKINETICS OF HUMAN INSULIN AND INSULIN ANALOGUES

INSULIN PREPARATION
SHORT ACTING *)

ONSET OF
ACTION

PEAK OF ACTION
(HRS)

DURATION OF
ACTION (HRS)

RAPID ACTING **)

2-4
30-60 mins
6-8
Regular Human Insulin = RHI*)
1-2
5-15 mins
3-4
Insulin Glulisine : Apidra **)
1-2
5-15 mins
3-4
Insulin Aspart : Novorapid **)

1-2
5-15 mins
3-4
Insulin Lispro : Humalog **)
INTERMEDIATE-ACTING
1-3 hrs
5-7
13-16
NPH
1-3 hrs
4-8
13-20
Lente
LONG-ACTING
Insulin Glargine (lantus )
1-3 hrs
No Peak
24
1-3 hrs
No Peak
24
Detemir (Levemir )
Ultralente
2-4 hrs
8-14
22-24 hrs
Ultra-long-acting insulin DEGLUDEC : New Gen. Basal Ins. that forms Soloble Hexamers upon SC inj.
PREMIXED
Insulin Lispro 75/25 (Humalog Mix25 )
Insulin Aspart 70/30 (NovoMix )

10 mins
10 mins

1-4
1-4

10-20
16-20

REGULASI CEPAT DENGAN INSULIN


(Pengalaman Klinik : Askandar Tjokroprawiro, 1993-2012)

Dapat dibagi menjadi :

1 R.C. INTRAVENA (RCI)


2 R.C. SUBKUTAN (RCS)

Perlu diketahui, bahwa pada pelaksanaan RCI (REGULASI CEPAT


INTRAVENA), perlu diingat beberapa rumus antara lain :
1 RUMUS MINUS-SATU : 1
2 RUMUS KALI-DUA

: X2

HIPERGLIKEMIA >200 mg/dl


(Contoh : Kasus Glukosa Darah 650 mg/dl)
REGULASI CEPAT INTRAVENA (RCI)
(Pengalaman Klinik : Tjokroprawiro 1987-2012)

GLUKOSA AWAL
Sebelum R-C (mg/dl)
2
3
4
5
6

DOSIS INSULIN
Intravena 4 U/jam

00 - 300
00 - 400
00 - 500
00 - 600
00 - 700

1x
2x
3x
4x
5x

DOSIS RUMATAN
Insulin Subkutan (unit)
3x 4
3x 6
3x 8
3 x 10
3 x 12

RUMUS MINUS SATU

RUMUS KALI DUA

6 Minus 1 = 5

6 Kali 2 = 12

HIPERGLIKEMIA >200 mg/dl


(Contoh : Kasus Glukosa Darah 650 mg/dl)
REGULASI CEPAT SUBKUTAN (RCS)
(Pengalaman Klinik : Tjokroprawiro 1987-2012)

GLUKOSA AWAL
Sebelum R-C (mg/dl)
2
3
4
5
6

DOSIS INSULIN
Subkutan (unit)

00 - 300
00 - 400
00 - 500
00 - 600
00 - 700

Rumus Kali Dua


6 Kali 2 = 12

4
6
8
10
12

DOSIS RUMATAN
Insulin Subkutan (unit)
3x 4
3x 6
3x 8
3 x 10
3 x 12

ULKUS DIABETIKUS
DEFINISI

Ulkus diabetikus adalah salah satu bentuk


komplikasi kronik Diabetes mellitus berupa
luka terbuka pada permukaan kulit yang
dapat disertai adanya kematian jaringan
setempat.

DIAGNOSIS
TANDA DAN GEJALA

Sering kesemutan.

Nyeri kaki saat istirahat.

Sensasi rasa berkurang.

Kerusakan Jaringan (nekrosis).

Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis,


tibialis dan poplitea.

Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.

Kulit kering.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ekstremitas

Penilaian kemungkinan isufisiensi vaskuler (ABPI)

Penilaian kemungkinan neuropati perifer

KLASIFIKASI ULKUS DIABETIKUM OLEH WAGNER

TATALAKSANA

Perawatan umum diabetes (regulasi gula


darah)

Debridement

Offloading

Penanganan Infeksi

Pembedahan

Perawatan Luka

Terapi Tekanan Negatif dan Terapi Oksigen


Hiperbarik

PENCEGAHAN

Pengawasan dan perawatan penyakit diabetes


dapat mencegah ulkus diabetes. Regulasi
kadar gula darah dapat mencegah neuropati
perifer atau mencegah keadaan yang lebih
buruk.

Penderita diabetes harus memeriksa kakinya


setiap hari, menjaga tetap bersih dengan
sabun dan air serta menjaga kelembaban kaki
dengan pelembab topikal.

Sepatu dan alas kaki harus dipilih secara


khusus untuk mencegah adanya gesekan atau
tekanan pada kaki.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. BM

Umur

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat

: Tertek - Pare

Pekerjaan

: Pedagang

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa

Status

: Menikah

Tgl MRS

: 1 September 2015

Tgl Pemeriksaan : 4 September 2014

: 51 th

ANAMNESA

KELUHAN UTAMA: Luka pada kaki kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Pasien mengeluhkan luka pada kaki kanan sejak 5


hari sebelum MRS. Awalnya kaki kanan pasien
teriritasi deterjen saat mencuci baju. Punggung
kakinya memerah dan bengkak berisi cairan. Lalu
bengkaknya pecah dan timbul luka. Dalam waktu 2
hari luka bertambah luas dan muncul luka lain
sekitarnya. Pasien merasa kakinya panas dan nyeri
yang terus menerus. Dari lukanya keluar cairan
nanah yang berbau, namun tidak ada darah. Kaki
pasien tidak berwarna kehitaman. Selain itu pasien
merasa badanya lemah dan pucat.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien diketahui menderita DM sejak tahun


2011. Saat itu keluhan utamanya luka pada kaki
kiri yang tak sembuh-sembuh. Dan akhirnya ibu
jari
kaki
kirinya
diamputasi.
Selain
itu
didapatkan gejala berat badan menurun, sering
kencing dan telapak kaki terasa tebal. Setelah
mengetahui sakitnya pasien rutin kontrol ke
puskesmas dan mendapat obat glibenclamid dan
metformin.
Riwayat darah tinggi, stroke disangkal.
Riwayat penyakit jantung, nyeri dada, dada
sering berdebar disangkal. Riwayat penurunan
penglihatan disangkal. Riwayat alergi pada obatobatan tertentu disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.

Riwayat DM, HT, Jantung, Ginjal, stroke pada


keluarga disangkal

RIWAYAT PSKIOSOSIAL

Pasien bekerja sehari-hari sebagai


pedangang. Pola makan 3 kali sehari dengan
nasi sebagai makanan utama. Riwayat jamujamuan disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

Keadaan umum

: lemah

Kesadaran

Berat badan

: 55 kg

Tinggi badan

: 158 cm

Keadaan gizi

: cukup

Tensi

: 110/70 mmHg

Nadi

: 88x/menit reguler

RR

Temperature

: compos mentis, GCS 456

: 16x/menit
: 36,5 C aksila

KEPALA LEHER

Kepala
: anemia +, icterus -, sianosis -,
dispneu

Leher
Kel.limfe

: tidak ada pembesaran

Vena Jugularis
JVP

: tidak ada

peningkatan

THORAX

Umum

Bentuk

Pergerakan dada : simetris, retraksi-

ICS
maupun

: tidak ada pelebaran


penyempitan

Axilla

: pembesaran KGB

Skeleton

: simetris

: gibbus -

PARU - PARU

INSPEKSI
Jenis
pemeriksaan

Depan
Kanan

Kiri

Belakang
kanan

Kiri

Bentuk
Pergerakan

Simetris
Simetris

Simetris
Simetris

Simetris
Simetris

Simetris
Simetris

Kiri

Belakang
Kanan

Kiri

PALPASI

Jenis
pemeriksaan

Depan
Kanan

Pergerakan

Simetri
s
Normal
Depan
Kanan

Simetris

Simetris

Simetris

Normal
-

Normal
-

Kiri

normal
Belakang
kanan

Sonor
Sonor
Sonor
-

Sonor
Sonor
Sonor
-

Sonor
Sonor
Sonor
-

Sonor
Sonor
Sonor
-

Kiri

Belakang
Kanan

Kiri

Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler

Vesikuler
Vesikuler
vesikuler

Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler

Fremitus raba

PERKUSI
Nyeri

Jenis
pemeriksaan
Suara ketok

Nyeri ketok

Kiri

AUSKULTASI
Jenis
pemeriksaan

Depan
Kanan

Suara nafas

Vesikul
er
Vesikul
er
Vesikul

JANTUNG

Inspeksi

Iktus

:-

Pulsasi jantung : -

Palpasi

Iktus

: ICS V MCL sinistra

Pulsasi jantung

: teraba pada daerah apex

Getaran ( thrill)

: tidak ada

Perkusi

Batas kanan

: ICS IV parasternal line dextra

Batas kiri

: ICS V MCL sinistra

Auskultasi

Suara 1, suara2

: tunggal, intensitas normal

Suara tambahan

: murmur -, gallop-, ekstrasistole-

ABDOMEN

Inspeksi

bising usus + N, bising aorta -, bising a. renalis -

Palpasi :

Distended - , tak tampak penonjolan massa, umbilicus


masuk kedalam, caput medusae-

Auskultasi :

Hepar, lien dan ginjal tidak teraba, defans -, nyeri tekan


ulu hati -

Perkusi

Shifting dullnes -

EKSTRIMITAS

Atas

Akral hangat kering merah

Tidak didapatkan ptechiae, purpura dan echimosis

Tidak didapat deformitas

Edema: tidak didapatkan

Bawah

Akral hangat kering pucat

Tidak didapatkan ptechiae, purpura dan echimosis

Didapatkan digiti I pedis sinistra teramputasi

Edema: didapatkan pada kaki kanan

STATUS LOKALIS

Pedis Dekstra

Terdapat ulkus diabetikum multiple, ulkus


terbesar di daerah dorsum pedis, batas jelas
dengan dasar otot dan tendon, tidak tampak
tulang, hiperemi +, pus +, slough +, edema +,
jaringan nekrotik .

Pedis Sinistra

Tampak digiti I teramputasi, terdapat scar


bekas trauma amputasi.

FOTO TANGGAL 19-9-2014

PEMERIKSAAN PENUNJANG
DATA LABORATORIUM IGD (1-9-2015)
Hematologi:

WBC

: 23,8

Gr

Lym : 6,5 %

Mono

RBC : 3,01

Hb

HCT : 27,1 %

MCV: 86,0

MCH

: 27,9

pg

MCHC

: 32,5

g/dL

Plt

: 79,7

x10^3/uL

: 13,8

x10^6/uL

: 8,8g/dL

: 404

fL

x10^3/uL

Kimia Klinik:

BUN : 38 mg/dL

SK

Ureum

: 1,30

mg/dL

: 81 mg/dL

PROBLEM LIST

Luka pada kaki kanan

Kaki bengkak dan merah

Kaki nyeri dan panas

Keluar cairan nanah

Badan lemah dan pucat

Riwayat DM (+) 4 tahun

Riwayat penurunan berat badan

Riwayat sering kencing

Riwayat kaki terasa tebal

Ibu jari kiri teramputasi

Keadaan Umum lemah

Konjungtiva anemis

Akral hangat kering pucat

Pedis Dekstra : ulkus diabetikum multiple, batas jelas dengan dasar otot dan tendon, hiperemi +, pus
+, slough +, edema +

Pedis Sinistra : digiti I teramputasi

GDA

Hb : 8,8

HCT

: 27,1 %

WBC

: 23,8 x10^3/uL

BUN

: 38

SK : 1,30 mg/dL

Ureum: 81 mg/dL

: 511 mg/dL
g/dL

mg/dL

Problem
- Riwayat DM
(+) 4 tahun
- Riwayat
penurunan
berat badan
- Riwayat
sering kencing
- Riwayat kaki
terasa tebal
- Ibu jari
kanan
teramputasi
- Keadaan
Umum lemah
- GDA : 511
mg/dL

Assessment
Diabetes
Melitus
Type 2

Dx
-GDP, 2jpp, HbA1C, Profil
lipid, Asam Urat, EKG
- Konsul Mata untuk
periksa Diabetic
Retinopaty

Planning
Tx
- Diet B1 1900 kalori/hari,
dibagi menjadi 60%
karbohidrat, 20% lemak,
20% protein.
- Regulasi cepat insulin 4 x
4 unit IV
- Insulin actrapid 3 x 10
unit SC

Mx
Keluhan
VS
Tanda-tanda
akut hiper atau
hipoglikemi
Cek GDA / hari

- Luka,
Ulkus
- Kultur Pus + darah
bengkak dan
Diabetikum - Uji sensitivitas antibiotika
merah kaki
Pedis
kanan
Dekstra
- Kaki nyeri
Wagner III
dan panas

- Keluar cairan
nanah
- Pedis
Dekstra :
ulkusmultiple,
hiperemi +,
pus +, slough
+, edema +
- WBC : 23,8
x10^3/uL

- Rawat luka
- Ceftriaxone 2 x 1 gram iv
- Metronidazole 3 x 500 mg
iv
- Antrain 3 x 1 amp iv
- Infus PZ 14 tpm
- Konsul Bedah plastik pro
debridement

Keluhan
VS
Penilaian luka
Lab DL/3 hari

-Badan lemah
dan pucat
- Konjungtiva
anemis
- Hb : 8,8
g/dL

-Transfusi PRC 1 kolf/hari


sampai Hb 10 g/dL
- Asam folat 3x1 po

Keluhan
VS
DL
Efek samping
transfusi

Anemia

Darah lengkap, SI, TIBC,


Ferritin, hapusan darah
tepi

Ex
Menjelaskan
kepada pasien
mengenai
penyakit-nya,
rencana
pengobatan
serta komplikasi
yang dapat
terjadi.
Pola makan
sesuai anjuran
dokter,
kepatuhan
minum obat, dan
latihan fisik
primer
Menjelaskan
kepada pasien
mengenai
penyakitnya,
rencana
pengobatan
serta komplikasi
yang dapat
terjadi.

Menjelaskan
kepada pasien
mengenai
penyakitnya,
rencana
pengobatan

Anda mungkin juga menyukai