Anda di halaman 1dari 35

HUKUM PERDAGANGAN

INTERNASIONAL
Oleh : LUSIA NIA KURNIANTI SH, M.H

Hukum Dagang Internasional


dalam Definisi dan Perkembangannya

Bagaimanakah perkembangan di Indonesia?

Ruang Lingkup?

Hukum Bisnis

Kesadaran universal dari negara-negara di dunia dalam


bidang perdagangan inernasional sekarang ini adalah
cenderung untuk memberlakukan perdagangan bebas,
yang sering disebut dengan istilah free trade atau
trade liberalization.
Hal tersebut diatas menjadi alasan mengapa
keberadaan General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT) maupun World Trade Organization (WTO)
dengan berbagai alasannya telah mendapat dukungan
dari hampir semua negara di dunia.

PERDAGANGAN BEBAS adalah suatu perdagangan antarnegara,


baik yang berkenaan dengan impor maupun ekspor, yang tidak
dibatas-batasi atau diintervensi dengan pengenaan tariffs, kuota,
subsidi, kontrol nilai tukar, dan lain-lain batasan dan intervensi yang
merupakan proteksi dan dapat menghambat arus perdagangan, di
mana dengan perdagangan bebas tersebut, pertukaran antara
permintaan dan penawaran barang atau jasa menjadi bebas tanpa
diatur-atur

Perkembangan yang semakin pesat mengakibatkan areal


perdagangan semakin meluas, dan terjadi spesialisasi perdagangan
untuk masing-masing negara sesuai dengan sumber daya yang
tersedia di negara yang bersangkutan, yang dapat menimbulkan
keuntungan komparatif, dan pada gilirannya akan menimbulkan
iklim perdagangan yang lebih produktif dan efisien.

Akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 pada zamannya


ekonom Adam Smith dan David Ricardo, doktrindoktrin yang berdasarkan prinsip merkantalisme mulai
dikalahkan oleh doktrin perdagangan bebas yang
bersumber dari prinsip laissez faire.
Laissez faire, yang secara harfiah berarti bebas
melakukan apa yang engkau inginkan. Yakni bebas dari
campur tangan pemerintah untuk membantu orang
miskin, pengontrolan upah buruh, bantuan atau subsidi
pertanian, dan mendukung adanya free trade.

Menurut Adam Smith dan juga David Ricardo,


perdagangan internasional bukanlah anjing
makan anjing, melainkan dapat diarahkan
berdasarkan prinsip menang-menang (win-win
solution). Adam Smith maupun David Ricardo
menyatakan bahwa prinsip menang-menang
dalam suatu perdagangan internasional
dimungkinkan, asalkan terpenuhi, antara lain
syarat-syarat dalam teori berikut ini:

1. The Law of Comparative Advantage


Yang dimaksud dengan hukum keuntungan komparatif
(the law of comparative advantage) adalah memberikan
kemungkinan agar suatu negara dapat memproduksi
suatu barang tertentu yang karena faktor tertentu paling
efisien dibandingkan jika barang tersebut diproduksi oleh
negara lain. Dengan meminjam ungkapan yang dipakai
oleh Adam Smith, bahwa seorang jangan membuat
barang jika hasilnya barang tersebut lebih mahal
ketimbang membelinya. Para penjahit baju jangan
berusaha membuat sepatu untuk dirinya sendiri.

2. Laissez Faire
Dalam hal ini, perpindahan barang dari satu tangan ke
tangan yang lain atau dari satu negara ke negara yang
lain haruslah dibiarkan bebas dan tiak boleh diatur-atur.
Bahkan mereka berkompetensi secara terbuka.

Teori Comparative Advantage, yang dikembangkan oleh David


Ricardo kemudian dikembangkan lagi oleh ahli ekonomi Paul
Samuelson sampai dia mendapatkan hadiah Nobel bidang ekonomi
karena telah mengembangkan teori the Comparative Advantage,
yang menurutnya hal tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak,
dengan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:

Tidak ada yang namanya pemerintahan (untuk mencampuri urusan


bisnis).
Yang berhasil (the gainers) dalam perdagangan mengkompensasi
yang kalah (the losers).
Upah adalah sama bagi seluruh negara industri.
Modal dan tenaga kerja secara internasional adalah immobile.
Tidak ada yang namanya trade defisit.

PERAN GATT DAN WTO

Sejarah
Tujuan dan Manfaat
Prosedur Policy
Struktur Organisasi
Perjanjian
Prinsip Dasar
Kontroversial dalam GATT dan WTO
Perlakuan terhadap Negara berkembang
Prosedur penyelesaian sengketa

WTO dalam Perdagangan, Jasa,


PMA dan HAKI

TRIPS
TRIMs
UNCITRAL
WIPO (World Intellectual Property Organization)
ITU (International Telecommunication Union)
ICC (International Chamber of Commerce)
dll

WTO dalam Penyelesaian Sengketa

Prinsip
Prosedur
Proses
Bagaimanakah DSB (Dispute Settlement
Body) dan Panel berperan?
Case-case di Indonesia

SUMBER
HUKUM DAGANG INTERNASIONAL

Perjanjian Internasional
Hukum Kebiasaan Internasional
Prinsip hukum umum
Putusan badan pengadilan
Kontrak
Hukum Nasional

SUBYEK
HUKUM DAGANG INTERNASIONAL
Negara
Individu
- Perusahaan Multinasional
- Bank
Organisasi Perdagangan Internasional
Organisasi Internasional non pemerintah

PRINSIP DASAR
HUKUM DAGANG INTERNASIONAL

Kebebasan berkontrak
Pacta Sun Servanda
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase, dll
Kebebasan komunikasi

UNIFIKASI DAN HARMONISASI HUKUM DAGANG


INTERNASIONAL DALAM HUKUM NASIONAL
Perdagangan bebas

Dimana Indonesia menempatkan diri?


Bagaimana kesiapan?
Solusi

Memaksimalkan HUKUM KONTRAK


(Yang merupakan pilar utama di bidang hukum dalam perkembangan kegiatan
perekonomian

HUKUM KONTRAK
Terus berfungsi
Menjawab kebutuhan justice dan legal certainty

HUKUM KONTRAK SAAT INI

Asia Tenggara masih menggunakan cara konvensional yang bersumber pada


hukum nasional (penyelesaian domestik)
Persoalan transnasional
juga masih diselesaikan oleh HPI
(Privat Internasional Law)

HARMONISASI
(di Kawasan ASEAN)

Hanya bagaimanakah H dapat mengakomodasi kepentingan nasional dan


Transnasional dengan kata lain harus PROPORSIONALITAS
Asas freedom of contract dan itikad baik
INTERNATIONAL TRADE LAW (Hk.Perdag Transnasional)

LEX MERCATORIA Baru

EKSISTENSI
HUKUM DAGANG INTERNASIONAL

Perkembangan di Indonesia
Ekspor - Impor

Peran Trading Agreement


dalam Kontrak Dagang Internasional

WARE HOUSE

Sales contract

Transportation contract
Insurance contract
L/C contract

UCP # 500

a.

Sebuah Kontrak Dagang ekspor/impor tidak timbul


seperti halnya pembuatan kontrak pada umumnya,
akan tetapi satu perbedaan yang ada adalah bahwa
kontrak dagang ekspor impor ini memiliki proses
tahapan tertentu dengan tahap tahap sebagai berikut
yaitu :
Eksportir mempromosikan barang yang akan diekspor
melalui berbagai cara strategi pemasaran yang
berkembang saat ini.

b. Promosi ekspor dapat juga menjadi sarana pemasaran ekspor dan


promosi ini dapat melalui berbagai lembaga seperti :
-

Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN),


Dewan Penunjang Ekspor (DPE),
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN),
Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di luar negeri, atase
perdagangan Kedutaan Besar negara-negara asing di Jakarta,
Perwakilan-perwakilan dagang asing seperti American Chamber of
Commerce (AMCHAM), China External Trade Association (CETRA),
Japan External Trade Organization (JETRO), Korean Trade Agency
(KOTRA), dan lain-lain.

c. Importir yang berminat terhadap promosi yang dilakukan


eksportir kemudian mengirimkan surat permintaan harga
atau Letter of Inquiry kepada eksportir yang berisi
permintaan penawaran harga disertai keterangan
mengenai mutu barang yang diinginkan, kuantum yang
ingin dibeli, harga satuan dan total harga dalam valuta
asing (US$ atau mata uang lain), waktu pengiriman
(shipment date) serta nama pelabuhan tujuan yang
diingini.

d. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan

mengirimkan surat penawaran harga atau


offersheet yang berisi keterangan berdasarkan
permintaan importir, seperti uraian barang,
mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan
tempat penyerahan barang, syarat pembayaran,
waktu pengapalan, cara pengepakan barang,
brosur, dan bila perlu contoh barang yang
ditawarkan. Penawaran itu juga menyebutkan
apakah penawaran bersifat free offer atau firms
offer.

e. Setelah mempelajari dengan seksama offersheet dari


eksportir, kemudian importir membuat surat pesanan
dalam bentuk ordersheet atau purchase order kepada
eksportir.
f. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sales
contract) sesuai dengan data dari offersheet dan
ordersheet ditambah dengan keterangan seperti force
majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti partial
shipment, transhipment, vessel age dan lain-lain.

g. Kontrak

tersebut ditandatangani oleh eksportir dan


dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula
sebagai tanda persetujuan atas sales contract itu.
Lazimnya sales contract dibuatkan dalam rangkap dua
(two original).
h. Importir mempelajari sales contract dengan seksama,
dan bila dapat menyetujuinya kemudia ia
menandatangani dan mengembalikannya kepada
eksportir. Satu original copy ditahan oleh importir
sebagai dokumen asli transaksi yang lazim disebut
sebagai sales confirmation.

Perjanjian ekspor/impor harus memenuhi tiga landasan


utama suatu perjanjian (terkait dengan prinsip dasar
hukum dagang inernasional yakni dalam prinsip hukum
umum), al :
Asas konsensus: adanya kesepakatan antara kedua
belah pihak secara suka rela.
Asas obligatoir : mengikat kedua belah pihak untuk
menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing.
Asas penalti: bersedia memberikan ganti rugi kepada
pihak lain jika tidak memenuhi janji dalam menjalankan
kewajibannya.

Bagi jenis kontrak atau perjanjian yang melibatkan


banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung,
maka dapat kami berikan gambaran para pihak-pihak
yang berhubungan dalam perjanjian ekspor/impor
tersebut antara lain meliputi.
Hubungan hukum antara pembeli dan penjual
Hubungan hukum pembeli dengan issuing bank
Hubungan hukum issuing bank dengan advising bank
Hubungaan hukum issuing bank dengan penjual
Hubungan hukum advising bank dengan penjual

DOKUMEN PENDUKUNG KONTRAK


DAGANG INTERNASIONAL

L/C (Letter of Credit)


B/L (Bill of Lading)
CO (Certificate of Origin)
dll

Ruang Lingkup
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
EXPOT >< IMPORT
LINTAS NEGARA

UNSUR-UNSUR :
perbedaan mata uang

Para pihak berbeda wilayah

kesulitan prosedur
Perbedaan tempat

Letter of Credit

Definisi LETTER OF CREDIT :


Suatu perintah yang dilakukan oleh pembeli
atau importir yang ditujukan kepada bank
untuk membuka L/C agar membayar
sejumlah uang pada penjual atau ekportir.

Kegunaan L/C
Exportir merasa aman karena pembayaran atas
barang yang dikirim pada importir ada
kepastiannya.
Pengiriman barang baru akan dilaksanakan oleh
penjual bila ia telah memperoleh info dari bank
tentang adanya pembukaan kredit yang
diperintahkan baginya.
Importir merasa aman karena pembayaran
terhadap jual beli baru direalisir oleh bank bila
penjual telah menyerahkan dokumen yang
dimaksud sesuai perjanjian.

KREDIT BERDOKUMEN (L/C)


For the purpose of such provisions, definitions and articles the
expressions documentary credits(S), and Credit (S) used therein
mean any arrangement, how ever named of described, where by a
bank (the issuing bank), acting at the request and in accordance
with the instructions of o customer (the applicant for the credit);
Is to make payment to the order of a third party (the beneficiary),
or is to pay, accept or negotiate bills of exchange (drafts) drawn
by the beneficiary, or
Authorises such payments to be made or such drafts to be pait
accepted or negotiated by another bank, against stipulated
documents, provided that the term and conditions of the credit
are complied with.

PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DALAM


PELAKSANAAN PEMBUKAAN L/C:

Pembeli
Penjual
Bank Pembuka L/C
Bank Penutup L/C
Bank Pembayar L/C
(Paying Bank)
Confirming Bank
Remitting Bank
Reimbursing Bank

Pembangunan Hukum Keperdataan di Indonesia


dalam Perdagangan Bebas
Globalisasi?
Perdagangan Bebas

Bagaimanakah Hukum Nasional


Peran?
Sikap pemerintah?
Solusi?
Pengembangan arah?
KUHPerdata?
KUHDagang?
Sarana prasarana hukum?

Indonesia

HUKUM PERJANJIAN SEBAGAI


IUS CONSTITUENDUM

KEMANA ARAH HUKUM KONTRAK


DI INDONESIA ?

Anda mungkin juga menyukai