Anda di halaman 1dari 35

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG
JALAN BESAR IJEN NO. 77C MALANGTELP. 0341-566075, 571388 FAX 0341556746
Website :

http://www.kepk.poltekkesmalang.ac.id

Email : kepk.poltekkesmalang@yahoo.com
NO. Reg : 08/KNEPK/2008

Form: 001

FORMULIR PROTOKOL PENELITIAN


UNTUK PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE
PENELITIAN

No.Reg:
097/2016

Petunjuk:
Isilah secara lengkap dan jelas setiap aspek pada formulir ini
Judul Penelitian:
Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Outcome Pasien Cedera
Kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
Analysis of Factors related Outcome of Trauma Brain Injury in Emergency
Room Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Hospital
Nama Peneliti/Tim peneliti (tuliskan daftar tim peneliti beserta
keahlian/spesialisasinya, termasuk konsultan bila ada):
1. Putra Agina Widyaswara Suwaryo
2. Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp., M.Kes
3. Ns. Mukhamad Fathoni, S.Kep., MNS
Status peneliti utama :
Mahasiswa
:
DIII
DIV
S1
S3
Dosen
Lain-lain, sebutkan: .....................

S2

Asal

Poltekkes Malang
Di luarPoltekkes Malang, sebutkan Universitas Brawijaya
Subyek penelitian :
Pasien
Non pasien, sebutkan:
Hewan

Uraikan perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk


tiap subyek
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yang
dilakukan di IGD terhadap kondisi pasien cedera kepala. Data penelitian

diambil selama pasien di IGD, yaitu 6 jam atau ketika pasien cedera kepala
dinyatakan boleh keluar dari IGD. Data faktor resiko meliputi usia, skor GCS,
mekanisme cedera, gambaran CT Scan kepala, tekanan darah (hipotensi),
suhu tubuh (hipertermi), frekuensi pernafasan dan nadi diambil ketika pasien
masuk di IGD. Sedangkan outcome pasien cedera kepala diambil ketika pasien
keluar dari IGD.
3

Protokol penelitian :
1. Masalah /Latar Belakang
Kasus trauma merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia. Ribuan orang meninggal karena trauma tiap tahunnya. Kasus
trauma banyak terjadi di negara berkembang dan atau negara dengan
pendapatan rendah. Survei yang dilakukan menunjukkan sebesar 90%
trauma terjadi di negara berkembang. Kematian akibat kecelakaan lalu
lintas diperkirakan meningkat 83% di negara berkembang pada tahun
2000-2020, dan kasus yang paling banyak adalah cedera kepala (Salim,
2015).
Kasus cedera kepala menjadi kasus cedera yang paling beresiko
menyebabkan kematian dan kecacatan permanen pada pasien. Data
World Health Organization (WHO) tentang cedera kepala menunjukkan
40-50% mengalami kecacatan permanen atau disabilitas sebagai salah
satu outcome pasien cedera kepala (Qureshi et al., 2013). Oleh karena
itu, seseorang yang datang ke rumah sakit dengan cedera kepala
membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar pasien terhindar
dari kecacatan dan kematian. Menurut Mary (2011), juga mengatakan
bahwa cedera kepala merupakan penyebab utama kematian dan
kecacatan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Cedera kepala
adalah kasus kompleks yang melibatkan cedera pada area otak dan
disebabkan karena cedera awal dan efek atau peristiwa sekunder.
Menurut Sorbo (2009), mengatakan bahwa outcome merupakan
suatu perubahan menjadi situasi tertentu yang dihasilkan dari sebuah
aksi yang terjadi. Kata outcome digunakan untuk sequele, konsekuensi,
dan hasil akhir atau temuan spesifik lain yang terjadi akibat cedera
kepala. Ada beberapa skala pengukuran outcome pasien cedera kepala,
diantaranya Glasgow Outcome Scale (GOS), Barthel Index (BI), dan
Functional Independence Measure (FIM).
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan outcome pada
pasien cedera kepala. Faktor tersebut adalah usia, jenis kelamin,
mekanisme cedera, skor Glasgow Coma Scale (GSC) awal, gambaran
CT-Scan (Computerized Tomography Scanner), hipotensi, frekuensi
pernafasan, nadi, diameter pupil dan reaksi cahaya, efek Peningkatan
Tekanan Intra Kranial (PTIK), Central Perfusion Pressure (CPP), dan
biokimiawi (katekolamin dan creatine kinase). Menurut (Sastrodiningrat,
2006), faktor yang paling dominan adalah usia, kerusakan jaringan otak
pada awal cedera yang bisa dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang
seperti CT-Scan yang bisa disebabkan karena mekanisme cedera, skor

awal GCS, keadaan hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan dan


nadi. Konsep tersebut hanya memaparkan secara teoritis, belum
dibuktikan secara nyata dalam bentuk penelitian.
Glasgow Outcome Scale atau GOS adalah suatu alat yang digunakan
untuk menentukan outcome pada pasien cedera, yang dilihat dari
kecacatan atau disabilitas (disability). Alat atau instrumen ini digunakan
karena banyak kelainan neuropsikologik dan gangguan kognitif yang
diamati peneliti cedera kepala bukanlah bukti dari suatu standar
pemeriksaan fisik dan neurologik. Penilaian outcome pada pasien
cedera kepala menggunakan GOS dilakukan saat keluar dari IGD, 24
jam pertama, 1 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan setelah cedera (LeonCarion, 2006).
Pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan
tahap awal proses keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada
pasien yang masuk dengan kondisi yang dialami, yang mengancam
kehidupan dan terjadi secara mendadak serta tidak dapat dikendalikan.
Seorang perawat memiliki tanggungjawab untuk menetapkan diagnosis
keperawatan dan manajemen respon pasien dan keluarga terhadap
kondisi kesehatan yang sedang dialami. Perawat harus memiliki
kemampuan, ketrampilan, teknik dan ilmu pengetahuan yang tinggi
dalam memberikan pertolongan kegawatdaruratan kepada pasien. Hasil
akhir dari semua tindakan yang dilakukan oleh perawat tersebut adalah
agar pasien selamat dan mampu beraktifitas kembali seperti biasa
(Ulrich, Lavandero, Woods, & Early, 2014).
Proses evaluasi dilakukan secara bertahap, mulai dari pasien keluar
dari IGD, pasien masuk ruang perawatan, dan pasien dinyatakan boleh
pulang yang dilanjutkan perawatan di rumah, kurang lebih 3-6 bulan
atau 1 tahun. Identifikasi pasien keluar dari IGD bisa digunakan sebagai
indikator awal dalam menentukan outcome pasien untuk jangka
panjang, terutama pada kasus neurologi seperti cedera kepala. Data
outcome pasien cedera kepala bisa menjadi dasar atau acuan oleh
perawat untuk menilai kondisi kesehatan pasien cedera kepala pada
saat itu, kemudian menentukan jenis tindakan yang tepat dan cepat,
sehingga pasien bisa kembali dalam kondisi sehat dan meningkatkan
kualitas hidupnya (Carnago, Mast, & Harrisonburg, 2015).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,
kabupaten banyumas merupakan wilayah tertinggi yang mengalami
kecelakaan, sebanyak 1.050 kejadian pada tahun 2013, disusul
Kabupaten Sukoharjo sebanyak 966 kejadian dan Semarang sebanyak
957 kejadian. Kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Banyumas
menyebabkan pasien meninggal sebanyak 84, luka berat sebanyak
114, dan sisanya 852 mengalami luka ringan (BPS Jateng, 2013).
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekardjo Puwokerto
adalah rumah sakit tipe B pendidikan milik provinsi Jawa Tengah dan
merupakan rumah sakit rujukan sub spesialis untuk wilayah regional
jawa tengah bagian barat selatan, yang terletak di Kabupaten
Banyumas. Salah satu bentuk pelayanan yang ada adalah Instalasi
Gawat Darurat (IGD) yang memberikan pelayanan 24 jam, mencakup
berbagai jenis kasus seperti kasus bedah, non bedah, kebidanan dan
anak. IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Puwokerto mempunyai

beberapa tujuan khusus yang dicapai, salah satunya yaitu mengurangi


angka kesakitan, kecacatan dan angka kematian pada pasien yang
mendapatkan pelayanan di IGD.
Berdasarkan data pasien di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Puwokerto pada tahun 2015, terdapat 972 kasus cedera kepala, dimana
rata-rata per bulan terdapat 81 kasus. Pada bulan januari 2016 tercatat
jumlah pasien 89 orang, yang mengalami kematian sebesar 20,2% (18
orang), memiliki outcome buruk, yaitu memerlukan bantuan dalam
setiap aktifitas sebesar 37,1% (33 orang) dan sisanya 41,5% (38 orang)
mampu beraktifitas seperti biasa. Jika melihat tingginya angka
kematian dan aktifitas pasien yang dibantu orang lain sebagai outcome
pasien cedera kepala di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Puwokerto,
maka perlu diketahui faktor-faktor pada saja yang berhubungan dengan
outcome pasien cedera kepala. Hal tersebut dapat digunakan juga
untuk mengidentifikasi kondisi trauma yang dialami. Hal ini bertujuan
agar pengambilan keputusan pasien ketika masuk dirumah sakit
sebagai awal pasien mendapat penanganan, apakah harus dirujuk ke
trauma center atau rumah sakit terdekat, atau segera dilakukan
tindakan penanganan untuk mencegah kondisi pasien yang memburuk,
agar proses perawatan yang diberikan kepada pasien lebih optimal.
2. Rumusan Masalah
Apakah usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan
kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan dan nadi
berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof.
Dr. Margono Soekardjo Purwokerto?
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto
b. Tujuan Khusus
1) Menganalisis hubungan usia terhadap outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
2) Menganalisis hubungan skor awal GCS terhadap outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
3) Menganalisis hubungan mekanisme cedera terhadap outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
4) Menganalisis hubungan gambaran CT-Scan kepala terhadap
outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto
5) Menganalisis hubungan hipotensi terhadap outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
6) Menganalisis hubungan hipertermi terhadap outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
7) Menganalisis hubungan frekuensi pernafasan terhadap
outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto

8) Menganalisis hubungan nadi terhadap outcome pasien cedera


kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
9) Menganalisis faktor yang paling dominan terhadap outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto
4. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu literatur
atau acuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
outcome pasien cedera kepala di rumah sakit, terutama di IGD.
Perkiraan outcome bisa diketahui ketika sudah ada dasar ilmu
yang pasti terkait faktor yang berhubungan dengan outcome
pasien cedera kepala. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai
pengembangan konsep teori tentang outcome pasien cedera
kepala dan menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya tentang
proses perawatan dan penanganan yang dilakukan terhadap
pasien cedera kepala, sehingga pasien memiliki outcome yang
baik dan terhindar dari resiko disabilitas.
b. Praktis
Faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien
cedera kepala diharapkan bermanfaat bagi perawat dalam
memprediksi kondisi pasien dan menentukan rencana
keperawatan yang sesuai bagi pasien, serta bisa menjadi acuan
perawat dalam pengambilan keputusan terhadap kondisi pasien
cedera kepala pada saat itu, terutama dalam memberikan
support atau dukungan psikologis baik kepada pasien maupun
keluarga.
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sebuah formula
dan acuan dalam menentukan kondisi kegawatan pasien yang
masuk di IGD dengan mengetahui faktor resiko dengan outcome
pasien cedera kepala, sehingga prioritas penanganan medis,
monitor berkala atau pasien yang membutuhkan pengawasan
khusus dan alokasi tempat tidur diberikan kepada pasien yang
memiliki kondisi kegawatan dan outcome yang buruk dan masih
bisa diselamatkan. Penjelasan yang akurat terhadap keluarga
pasien sangat penting, untuk menentukan apakah suatu
tindakan agresif dan suportif akan diteruskan atau dihentikan.
5. Kerangka Konsep

Gambar 5.1 Kerangka Konsep Penelitian tentang analisis faktorfaktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala di
IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

6. Hipotesis Penelitian
a. Mayor
Ha : Ada hubungan antara usia, skor awal GCS, mekanisme
cedera, gambaran CT Scan kepala, hipotensi, hipertermi,
frekuensi pernafasan dan nadi dengan outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto.
b. Minor
H1 : Ada hubungan antara usia dengan outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
H2 :Ada hubungan skor awal GCS dengan outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
H3 : Ada hubungan antara mekanisme cedera dengan outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
H4 : Ada hubungan antara gambaran CT Scan kepala dengan
outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
H5 : Ada hubungan antara hipotensi dengan outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto.
H6 : Ada hubungan antara hipertermi dengan outcome pasien

cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo


Purwokerto.
H7 : Ada hubungan antara frekuensi pernafasan dengan outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
H8 : Ada hubungan antara nadi dengan outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
7. Metode Penelitian :
Kuantitatif Analitik Observasional Kohort Prospektif
8. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan menggunakan desain kohort. Penelitian kohort atau sering
juga disebut dengan penelitian prospektif adalah penelitian survei
(non-eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan
antara faktor resiko dengan efek atau akibat yang ditimbulkan. Pada
penelitian ini mengidentifikasi terlebih dahulu kausa atau faktor
resiko yaitu faktor usia, skor awal GCS, mekanisme cedera,
gambaran CT scan kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi
pernafasan dan nadi yang berhubungan dengan outcome pasien
cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Adapun proses
identifikasi dilakukan saat pasien pertama kali datang di IGD,
kemudian mendapat penanganan awal pasien cedera sesuai standar
dari Rumah Sakit dan dilakukan tindakan lebih lanjut sampai pasien
mendapatkan perawatan definitif. Pengukuran outcome dilakukan
ketika pasien cedera kepala keluar dari IGD. Waktu observasi dari
pasien masuk IGD sampai dengan keluar IGD yaitu 6 jam.
9. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto pada bulan mei tahun 2016.
Berdasarkan hasil survei pada saat studi pendahuluan, IGD RSUD
Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto merupakan rumah sakit
rujukan sub spesialis untuk wilayah regional Jawa Tengah bagian
barat selatan. Salah satu bentuk pelayanan yang ada adalah
Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memberikan pelayanan 24 jam,
mencakup berbagai jenis kasus seperti kasus bedah, non bedah,
kebidanan dan anak. IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Puwokerto mempunyai beberapa tujuan khusus yang dicapai, salah
satunya yaitu mengurangi angka kesakitan, kecacatan dan angka
kematian pada pasien yang mendapatkan pelayanan di IGD.
10.
Jenis Sampel, Tata cara Pengambilan Sampel, Besar
Sampel,
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subjek penelitian yang

memiliki karakteristik tertentu (Dharma, 2011). Sedangkan


menurut Arikunto (2010), menjelaskan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien cedera kepala yang masuk pada bulan Mei
2016 di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
Berdasarkan data hasil studi pendahuluan, bahwa jumlah
populasi pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto rata-rata 81 pasien per bulan.
b. Sampel
Pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi
disebabkan untuk membuat kesimpulan penelitian sebagai
sesuatu yang berlaku bagi populasi. Sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
consecutive sampling, yaitu suatu metode pemilihan sampel
yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui
dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang
diinginkan terpenuhi.
d. Besar Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian multivariat
menggunakan rule of thumb, yaitu sampel yang diperlukan
antara 5-50 kali jumlah variabel independen (Sastroasmoro,
2011). Berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan sampel
yang harus diteliti sebesar 60 sampel.
e. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2013). Kriteria inklusi dari responden dalam
penelitian ini yaitu:
1) Usia 18-70 tahun
2) Pasien cedera kepala, baik laki-laki maupun perempuan
3) Pasien cedera kepala dengan skor ISS 1-15
4) Pasien cedera kepala yang datang ke IGD < 6 jam pasca
cedera
5) Pasien yang mendapat perawatan definitif standar dan
indikasi dilakukan pemeriksaan CT scan kepala
6) Bersedia menjadi responden penelitian
f. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dalam subjek penelitan yang
tidak dapat dijadikan sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian karena berbagai hal (Nursalam,
2013). Kriteria eksklusi dari responden dalam penelitian ini yaitu:
1) Pasien yang dilakukan intubasi atau mengalami paralisis

2) Pasien mengalami komplikasi penyakit


Demensia, Alzheimer dan Parkinson)
3) Pasien mengalami gangguan jiwa

(DM,

Stroke,

11.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Penelitian
Variabel Independen
1) Usia
Variabel usia merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Biber et al., 2012). Usia dikategorikan
berdasarkan usia pasien dewasa sampai lanjut usia menurut
Lingsma et al. (2014) yaitu masa dewasa (18-41 tahun), masa
tua (41-55 tahun), pra-lanjut usia (55-65 tahun) dan lansia
(>65 tahun). Skala pengukuran pada variabel usia adalah
kategorik ordinal. Usia pasien diukur ketika pasien masuk di
IGD, dan sudah dilakukan tindakan penanganan awal sesuai
dengan prosedur yang ada di Rumah Sakit.
2) Skor Awal GCS
Variabel skor awal GCS merupakan variabel independen
pada penelitian ini (Sastrodiningrat, 2006). Skor awal GCS
dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan pasien cedera
kepala yaitu GCS 13-15, GCS 9-12 dan GCS 8. Skala
pengukuran pada variabel skor awal GCS adalah kategorik
ordinal. Skor GCS pasien diukur ketika pasien masuk di IGD.
3) Mekanisme Cedera
Variabel mekanisme cedera merupakan variabel independen
dalam penelitian ini (Coronado et al., 2011). mekanisme
cedera
dikategorikan
berdasarkan
sesuatu
yang
menyebabkan pasien cedera kepala yaitu cedera kepala
tumpul, misal karena kecelakaan sepeda motor, jatuh dan
luka pukul benda tumpul, dan cedera kepala tembus, misal
karena luka peluru dan luka tusukan. Skala pengukuran pada
variabel tipe cedera adalah kategorik nominal. Mekanisme
cedera pada pasien didapatkan berdasarkan wawancara baik
kepada pasien atau keluarga.
4) Gambaran CT-Scan Kepala
Variabel gambaran CT-Scan kepala merupakan variabel
independen dalam penelitian ini (Thomas et al., 2010).
Gambaran CT Scan Kepala seperti adanya kontusio, epidural
hematoma, subdural hematoma, subarakhnoid hematoma dan
intraserebral hematoma. Skala pengukuran pada variabel
gambaran CT Scan kepala adalah ordinal. Observasi
gambaran CT Scan kepala pasien didapatkan setelah hasil CT
Scan kepala pasien di IGD selesai dilakukan.
5) Hipotensi
Variabel hipotensi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Fuller et al., 2014). Tekanan darah pada pasien
diukur, dengan hasil pengukuran tekanan darah sistolik
dengan klasifikasi tekanan darah sistolik 90 mmHg dan <
90 mmHg. Skala pengukuran pada variabel ini adalah
nominal. Observasi tekanan darah sistole dilakukan ketika
pasien masuk di IGD.

6) Hipertermi
Variabel hipertermi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Thompson, et al., 2008). Hipertermi atau suhu
tubuh pasien diukur dengan hasil pengukuran suhu tubuh >
37,5oC dan 37,5oC. Skala pengukuran pada variabel ini
adalah nominal. Observasi suhu pasien dilakukan ketika
pasien masuk di IGD.
7) Frekuensi Pernafasan
Variabel
frekuensi
pernafasan
merupakan
variabel
independen dalam penelitian ini. Frekuensi pernafasan diukur
selama 1 menit. Skala pengukuran pada variabel ini adalah
interval. Obsevasi frekuensi pernafasan pasien dilakukan
ketika pasien masuk di IGD.
8) Nadi
Variabel nadi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Nadi pasien diukur selama 1 menit. Skala
pengukuran pada variabel ini adalah interval. Observasi nadi
pasien dilakukan ketika pasien masuk di IGD.
Variabel Dependen
Outcome merupakan suatu perubahan menjadi situasi tertentu
yang dihasilkan dari sebuah aksi yang terjadi. Kata outcome
digunakan untuk sequele, konsekuensi, dan hasil akhir atau
temuan spesifik lain yang terjadi akibat cedera kepala. Glasgow
Outcome Scale atau GOS merupakan variabel dependen dalam
penelitian ini (Wilson et al., 2007). GOS dengan skor 1-3 masuk
dalam outcome buruk dan skor 4-5 masuk dalam outcome baik.
Skala pengukuran pada variabel ini adalah kategorik ordinal.
Outcome pasien cedera kepala dinilai ketika pasien dinyatakan
boleh keluar dari IGD oleh dokter jaga di IGD, dengan kriteria
pasien dinyatakan sembuh atau boleh dilanjutkan perawatan di
rumah, dan pasien yang memerlukan perawatan intensif di
rumah sakit, baik di ruang perawatan maupun di ruang Intensive
Care Unit atau ICU.

N
o
1.

b. Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Paramet
Operasional
er
Usia
Lamanya
Melakuk
tahun
yang an
dilalui
oleh observas
pasien
sejak i
pasien
tersebut
dilahirkan,
yang
dapat
ditanyakan
langsung
kepada pasien
ataupun
keluarga
pasien
serta

Alat Ukur
Lembar
observasi

Hasil Ukur
1: 18-41
tahun
2: 41-55
tahun
3: 55-65
tahun
4: > 65
tahun

Skala
Ordin
al

dapat
juga
dilihat
berdasarkan
kartu identitas
pasien
yang
masih berlaku
2.

Skor
awal
GCS

Tingkat
kesadaran
dengan
menilai respon
mata, motorik
dan
verbal
terhadap
rangsang
suara
dan
nyeri
yang
diukur ketika
pasien masuk
ke IGD

Melakuk
an
penguku
ran GCS

Lembar
pengkajian
GCS dan
lembar
observasi

1: 13-15
2: 9-12
3: < 8

Ordin
al

3.

Mekanis
me
Cedera

Suatu proses
yang
menyebabkan
pasien
mengalami
cedera kepala

Melakuk
an
observas
i

Lembar
observasi

1:
Nomin
kecelakaan al
sepeda
motor,
jatuh,
luka
pukul
benda
tumpul
2: luka
tusuk
dan luka
peluru

4.

Gambara
n CTScan
Kepala

Hasil imaging
menggunakan
alat
Computerized
Tomography
Scanner
dari
sudut
kecil
pada
tulang
tengkorak dan
otak saat di
IGD

Melakuk
an
observas
i

Lembar
observasi

1: Normal
2: Kontusio
3: Epidural

Ordin
al

Hematoma
4:
Subdural
Hematoma
5:
Subarakhnoid
Hematoma

6:
Intraserebral
Hematoma

5.

Hipotens
i

Pengukuran
Melakuk
tekanan paling an

Sphygnom
anometer

Tekanan
Darah

Nomin
al

tinggi
ketika
jantung
berdenyut
memompa
darah 90
mmHg saat di
IGD

penguku
ran
tekanan
darah

aneroid
ABN,
Stetoskop
Litman,
dan
lembar
observasi

Sistolik
1: < 90
mmHg
2: 90
mmHg

6.

Hiperter
mi

Suhu
dari
jaringan dalam
tubuh
yang
diukur
menggunakan
termometer
air raksa pada
satuan derajat
celcius
> 37,5oC

Melakuk
an
penguku
ran suhu
tubuh
pada
axila

Termomet
er Digital
Harmed,
lembar
observasi

1: >
37,5oC
2:
37,5oC

Nomin
al

7.

Frekuens
i
pernafas
an

Jumlah siklus
pernafasan
(inspirasi dan
ekspirasi)
dalam waktu 1
menit atau 60
detik

Melakuk
an
observas
i

Stopwatch
analog
diamond
model
505, alat
tulis dan
lembar
observasi

x/menit

Interv
al

8.

Nadi

Denyut arteri
dari
gelombang
darah
yang
mengalir
melalui
pembuluh
darah sebagai
akibat
dari
jantung yang
berkontraksi,
selama
1
menit

Melakuk
an
observas
i

Stopwatch
analog
diamond
model
505, alat
tulis dan
lembar
observasi

x/menit

Interv
al

9.

Outcome
pasien
cedera
kepala

Kondisi pasien
yang
saat
diperbolehkan
pindah
atau
keluar dari IGD
oleh
dokter,
setelah 6 jam
di IGD

Diukur
saat
pasien
keluar
dari IGD

Lembar
pengkajian
Glasgow
Outcome
Scale
(GOS)

1: Baik
(GOS 4-5)
2: Buruk
(GOS 1-3)

Ordin
al

1:death
2:vegetatif
state

3:severe
disability
4:moderat
e
disability
5:good
recovery
1
0

Penilaian
Skor
Trauma
Injury
Severity
Score
(ISS)

Sistem
penilaian
trauma
berdasarkan
anatomi, yang
merupakan
turunan
dari
Abbreviated
Injury
Scale
(AIS).
ISS
merupakan
hasil
dari
penjumlahan
kuadrat
tiga
nilai
AIS
tertinggi pada
setiap
area
tubuh (secara
anatomi) yang
mengalami
cedera
terberat.

Diukur
saat
pasien di
IGD

Lembar
pengkajian
Injury
Severity
Score (ISS)
dan
lembar
observasi

1: Minor
(1-9)
2:
Moderate
(10-15)

Ordin
al

12.
Instrument Penelitian/Alat Untuk Mengambil Data/Bahan
Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian, baik berupa pedoman tertulis
tentang wawancara dan observasi untuk mendapatkan informasi
dari responden (Dharma, 2011). Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah lembar observasi karakteristik responden,
usia, mekanisme cedera, skor awal GCS, gambaran CT-Scan kepala,
hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan dan nadi pasien cedera
kepala di IGD dan alat tulis.
Proses pengambilan data variabel independen (usia, mekanisme
cedera, skor awal GCS, gambaran CT-Scan kepala, hipotensi,
hipertermi, frekuensi pernafasan dan nadi) dilakukan oleh tim
peneliti yang terdiri dari 4 orang perawat dengan kualifikasi minimal
S1 Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun di IGD RSUD Prof.
Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Hal ini dilakukan agar semua
pasien cedera kepala yang masuk ke IGD selama 24 jam dapat
dijadikan sampel. Tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir bias
yang terjadi dalam proses pengambilan data, peneliti terlebih dahulu
melakukan persamaan persepsi dan memberikan penjelasan tentang
cara pengambilan data dan proses dokumentasi. Selain itu, peneliti
juga melakukan uji kesesuaian antar observer dengan menggunakan

Uji Kappa untuk variabel kategorik, dan Uji Bland Altman untuk
variabel numerik. Uji Kappa bermakna ketika memperoleh
kesesuaian murni (nilai kappa) minimal 0,8 atau 80%, dimana hal
tersebut berarti persepsi antara peneliti dengan observer
(numerator) sama. Sedangkan, uji Bland Altman dikatakan antar
observer sesuai ketika nilai limit of agreement antara -5 sampai
dengan 5.
13.
Prosedur Penelitian: Observasi Yang Diberikan/Dilakukan
(Uraian Dengan
Rinci Langkah-Langkah Yang Dilakukan)/Cara Pengumpulan
Data)
Instrumen penelitian meliputi lembar observasi usia, skor awal
GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan kepala, hipotensi,
hipertermi, frekuensi pernafasan, nadi, dan pengkajian GOS
disiapkan untuk mengetahui outcome pasien cedera kepala.
Responden penelitian sudah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, kemudian menjelaskan prosedur penelitian kepada
responden. Peneliti melakukan penjelasan prosedur penelitian yang
berisi tentang tujuan, manfaat dan proses selama penelitian. Apabila
responden sudah jelas dan menyetujui untuk ikut berpartisipasi
menjadi subjek penelitian, maka pasien (responden) atau keluarga
diminta untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden
penelitian berupa tanda tangan pada lembar informed consent.
Informed consent dan tandatangan lembar persetujuan diberikan
kepada pasien ketika kondisi pasien sadar dan stabil, ketika pasien
tidak sadar atau tidak stabil maka informed consent dan
tandatangan lembar persetujuan diberikan kepada keluarga.
Penjelasan tujuan, manfaat dan informed consent dilakukan ketika
pasien tidak sedang dilakukan tindakan, sehingga tidak
mengganggu proses penatalaksanaan cedera kepala di IGD.
Peneliti melanjutkan dengan melakukan obervasi dari hasil ukur
yang sudah dilakukan oleh perawat di IGD pada masing-masing
variabel, yaitu usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran
CT Scan kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan, dan
nadi. Data yang didapatkan dimasukkan kedalam lembar observasi
yang sudah disiapkan. Pasien mendapatkan perawatan dan
penanganan standar sesuai prosedur yang ada di IGD RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto. Ketika pasien dinyatakan boleh
keluar atau dipindahkan dari IGD ke ruang rawat lain, baik ruang
perawatan ataupun ruang Intensive Care Unit (ICU) oleh dokter,
pada saat itu peneliti menilai outcome pasien cedera kepala dengan
cara observasi kondisi pasien menggunakan lembar penilaian
Glasgow
Outcome
Scale
(GOS).
Data
yang
didapatkan
didokumentasikan dalam lembar observasi outcome pasien cedera
kepala.
14.
Cara Pencatatan Selama Penelitian, Termasuk Efek
Samping dan
Komplikasi Bila Ada
Proses dokumentasi data penelitian pada lembar observasi yang
terdiri dari usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran CT
Scan kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan, nadi, dan

Glasgow Outcome Scale dilakukan setelah observasi kepada pasien


cedera kepala.
Penelitian ini merupakan analitik observasi, dengan kata lain
tidak ada intervensi apapun kepada pasien, sehingga efek samping
dan komplikasi untuk pasien cedera kepala tidak ada. Semua data
yang diambil berdasarkan hasil observasi dari tindakan perawat
yang biasa dilakukan kepada pasien cedera kepala ketika masuk di
IGD Rumah Sakit.
15.
Rencana Analisis Data
a. Uji Univariat
Analisis univariat adalah persamaan dari analisis bivariat,
dikatakan analisis univariat karena hanya melibatkan satu
variabel saja (Sastroasmoro, 2011). Analisis univariat tergantung
dari jenis data yang ada. Data kategorik yang terdiri dari usia,
skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan kepala,
hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan, nadi dan pengkajian
GOS dilakukan analisis dengan menghitung distribusi frekuensi
dan presentasi masing-masing kelompok. Pada analisis univariat
data akan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel kemudian
akan diintrepretasikan berdasarkan hasil data yang diperoleh.
b. Uji Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat keterkaitan dua
variabel, melihat hubungan antara variabel independen yaitu
usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan
kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernfasan, dan nadi
dengan variabel dependen yaitu outcome menggunakan GOS
pada pasien cedera kepala. Uji statistik yang digunakan dalam
analisis bivariat disajikan dalam tabel dibawah ini:
NO Variabel Independen Variabel
Uji Statistik
Dependen
1
Usia
GOS
Uji Spearman
(ordinal)
(ordinal)
2
Skor awal GCS
GOS
Uji Spearman
(ordinal)
(ordinal)
3
Mekanisme cedera
GOS
Uji Lambda
(nominal)
(ordinal)
4
Gambaran CT Scan
GOS
Uji Spearman
(ordinal)
(ordinal)
5
Hipotensi
GOS
Uji Lambda
(nominal)
(ordinal)
6
Hipertermi
GOS
Uji Lambda
(nominal)
(ordinal)
7
Frekuensi Pernafasan GOS
Uji Spearman
(interval)
(ordinal)
8
Nadi
GOS
Uji Spearman
(interval)
(ordinal)
c. Uji Multivariat
Analisis multivariat adalah analisis yang dikenakan pada data
yang terdiri lebih dari 2 variabel yang saling berkorelasi (Dharma,
2011). Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan
regresi logistik. Pemilihan regresi logistik berdasarkan variabel

dependen pada penelitian yaitu berupa variabel kategorik


4

Uraikan masalah etik dalam penelitian ini (nyatakan pendapat anda


tentang masalah etik yang mungkin dihadapi).
Masalah etik yang kemungkinan dihadapi adalah pasien merasa terganggu
selama proses observasi. Setiap subjek penelitian diberikan penjelasan
mengenai tujuan penelitian, cara, manfaat dan kerahasiaan data. Observasi
dan pendokumentasian data penelitian dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dalam informed consent.

Jelaskan faktor risiko: bahaya potensial yang langsung atau tidak


langsung, segera atau kemudian dan cara untuk mencegah atau
mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain)
Bahaya potensial tidak langsung adalah mengganggu kenyamanan pasien
di Rumah Sakit, karena harus meluangkan waktu dan tenaga. Antisipasi yang
dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang penelitian, tujuan, manfaat
dan informed consent ketika pasien tidak sedang dilakukan tindakan,
sehingga mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan, serta dijelaskan
bahwa penelitian ini tidak dilakukan intervensi atau tindakan apapun. Selain
itu, peneliti akan melakukan observasi dengan profesional untuk
meminimalisir perasaan tidak nyaman pada pasien dan meminta bantuan
kepada perawat IGD untuk melakukan observasi yang sama pada pasien.

Jelaskan tentang tanggung jawab pasca penelitian dan ganti rugi


apabila diperlukan
Setelah penelitian dilakukan, peneliti memberikan ungkapan terima kasih
kepada pasien dan keluarga, serta memberikan informasi tentang kondisi
pasien saat itu (keluar dari IGD) dari segi outcome pasien cedera kepala,
sehingga pasien dan keluarga lebih paham tentang kondisi yang dialami.
Malang,

Mengetahui
Pembimbing Utama

Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp., M.Kes


Widyaswara Suwaryo
NIP. 19770226 200312 2 001

Lampiran:
1.

Curriculum vitae peneliti

Peneliti Utama,

Putra Agina

2.
3.
4.
5.
6.

Keterangan pembiayaan berikut garis besar perinciannya termasuk


kompensasi yang diberikan kepada subyek (undue-inducement)
Ethical clearance dari institusi lain bila sudah ada
Lembar informed consent beserta daftar penjelasan (PSP) yang disampaikan
kepada partisipan
Instrumen penelitian
Jadwal penelitian

FORM 001.A

SURAT PERMOHONAN
Nomor
Lampiran
Perihal

Purwokerto,

:
: Permohonan Persetujuan Etik/Ethical Clearance

Kepada Yth.
Ketua Komite Etik Penelitian
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
di- Malang
Dengan Hormat,
Dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan untuk mendapatkan
Persetujuan Etik/ Ethical Clearance untuk protokol penelitian terlampir sebagai
berikut :
Judul Penelitian

: Analisis faktor faktor yang berhubungan

dengan outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof Dr
Margono
Soekardjo Purwokerto
Peneliti Utama

: Putra Agina Widyaswara Suwaryo

Pendidikan/Pekerjaan
Program Studi

: S1 Keperawatan + Ners / Mahasiswa


Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas
Brawijaya
Contact Person

: 0857-2920-7100

Nomor Telepon Kantor/Fax/Hp/e-mail

: ners.putra@gmail.com

Sumber Dana

: Mandiri

Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan,


kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

atas

perhatian

Hormat Kami,
Pemohon

dan

FORM 001.B

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI


PENELITIAN
(PSP)
1. Kami adalah mahasiswa (Putra Agina Widyaswara Suwaryo)

berasal dari

Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas


Brawijaya, dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela
dalam

penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang berhubungan

dengan Outcome Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala meliputi usia, skor awal
GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan, hipotensi, hipertermi, frekuensi
pernafasan dan nadi, yang dapat memberi manfaat berupa pengembangan
konsep teori tentang outcome pasien cedera kepala, prediktor kondisi pasien
paska cedera dan persiapan perawat untuk memberikan informasi kepada
pasien

dan

keluarga

tentang

kondisi

pasien

cedera

kepala

dalam

memberikan support dan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga.


Penelitian ini akan berlangsung selama 6 jam atau ketika pasien dinyatakan
boleh keluar dari IGD dan sampel penelitian/orang yang terlibat dalam
penelitian/bahan penelitiannya berupa data pasien yang akan diambil
dengan cara observasi.
3. Prosedur pengambilan bahan penelitian/data dengan cara observasi. Cara ini
mungkin menyebabkan ketidak nyamanan yaitu mengganggu waktu dan
kenyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena tidak ada efek samping
dan komplikasi. Prosedur penelitian dilakukan ketika pasien tidak sedang
dilakukan tindakan, sehingga tidak mengganggu proses penatalaksanaan
cedera kepala di IGD
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda menjadi tahu kondisi (pasien cedera kepala) ketika keluar dari
IGD.
5. Seandainya anda tidak menyetujui maka anda boleh tidak mengikuti
penelitian ini. Untuk itu anda tidak akan dikenakan sanksi apapun

6. Nama dan jati diri anda akan tetap dirahasiakan


7. Kalau saudara memerlukan informasi/bantuan yang terkait dengan penelitian
ini, silahkan menghubungi Putra Agina Widyaswara Suwaryo dengan No Hp
0857-2920-7100.
PENELITI

Putra
Agina Widyaswara Suwaryo

FORM 001.C

INFORMED CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh

Putra Agina Widyaswara Suwaryo dengan judul Analisis

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Outcome pasien cedera kepala di IGD


RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela

tanpa

paksaan.

Bila

selama

penelitian

ini

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan

saya

menginginkan

sewaktu-waktu tanpa

sanksi apapun

Purwokerto,
Saksi

Purwokerto,
Yang memberikan
persetujuan

(
.)

Purwokerto,
Mengetahui
Pelaksana Penelitian

( Putra Agina Widyaswara


Suwaryo )

FORM 001.D

CURRICULUM VITAE
JUDUL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME


PASIEN CEDERA KEPALA DI IGD RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO
DATA PENELITI
NO
.

1.

Nama lengkap
Peneliti
Beserta Gelar

Putra
Agina
Widyaswara
Suwaryo,
S.Kep., Ns

:
Tempat
&
Tangg
al
lahir
Cilacap
,
07
Juni
1991

Nama
Institusi dan
alamat

No Telpon/HP/
Fax/Email

Program
Studi
Magister
Keperawatan
,
Fakultas
Kedokteran,
Universitas
Brawijaya,
Malang.
Jalan
Veteran
Malang,
65145

No Hp
0857-2920-7100

Pendidika
n/
Pekerjaan

Email
ners.putra@gmail.
com

S1
Keperawatan
+ Ners /
Mahasiswa
Program
Studi
Magister
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Brawijaya

FORM 001.E

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN


1
2

Studi Pendahuluan
= Rp
250.000,00
Biaya Pengiriman Ethical Clearance
= Rp.
250.000,00
3 Peralatan Penelitian
a Penggandaan angket dan kuesioner
= Rp.
100.000,00
Transportasi
= Rp. 800.000,00
c Bingkisan
= Rp 1.000.000,00
d ATK
= Rp
150.000,00
4 Konsultasi Proposal Tesis (Print, Jilid dan lain-lain)
= Rp
1.000.000,00
5 Konsumsi Ujian Proposal Tesis
= Rp
800.000,00
6 Ijin Penelitian
= Rp
450.000,00
7 Publikasi Hasil Penelitian
= Rp
2.000.000,00
8 Lain lain
= Rp
400.000,00

Total Biaya

= Rp 7.200.000,00

Lampiran Instrumen Penelitian


LEMBAR OBSERVASI
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala di IGD
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
1.
2.
3.
4.
5.

No register
Nama (inisial)
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan

6. Pekerjaan

: .........................
: .........................
: ......................... tahun
:
laki-laki
:
tidak sekolah
:

perempuan
SD

SMP

SMA

perguruan tinggi

tidak bekerja

petani/dagang/buruh

pensiunan

PNS

TNI/POLRI, lain-lain sebutkan ........................


7. Masuk IGD
Tanggal

: .........................

8. Mekanisme cedera :

Jam : ..........................

Kecelakaan kendaraan bermotor


Jatuh
Pukulan benda tumpul
Luka tusuk
Luka tembak

9. Skor GCS
: E ........
10. Gambaran CT Scan Kepala :

M .........
Normal

V ........

Total:

Kontusio
Epidural hematoma
Subdural hematoma
Subarakhnoid hematoma
Intraserebral hematoma
11. Tekanan Darah

:............/............. mmHg

Tekanan darah sistolik :

90 mmHg
< 90 mmHg

12. Suhu tubuh

: ..... oC

Suhu tubuh

37,5oC
> 37,5oC

13. Frekuensi Pernafasan : ............ x/menit


14. Nadi
: ........ x/menit
15. Nilai Injury Severity Score
: ..........

1-9

10-15

16. Nilai Glasgow Outcome Scale

: ..........

Baik

Buruk

PETUNJUK PENILAIAN

Berilah tanda () pada kotak


yang tersedia sesuai dengan
kondisi pasien

1. Glasgow Coma Scale (GCS)


Respon
Membuka mata

Penilaian
Spontan
Membuka mata dengan diberikan stimulus suara
Membuka mata dengan diberikan stimulus nyeri
Tidak ada respon

Verbal

Orientasi baik
Orientasi terganggu (bingung)
Orientasi tidak jelas
Suara tidak jelas (mengerang)
Tidak ada respon

5
4
3
2
1

Motorik

Mampu bergerak
Melokalisir nyeri
Menarik anggota badan yang diberi stimulus nyeri
Fleksi ketika diberi stimulus nyeri
Ekstensi ketika diberi stimulus nyeri
Tidak ada respon

6
5
4
3
2
1

Ringan : 13-15

Sedang : 9-12

Nilai
4
3
2
1

Berat : 3-8

2. Glasgow Outcome Scale (GOS)


No

Skala

Singkata
n
D

Keterangan

Death

Vegetative
State

VS

Koma; akifitas dibantu total oleh keluarga atau


orang lain

Severe
Disability

SD

Sadar tetapi aktifitas tergantung oleh orang lain;


aktifitas sehari-hari membutuhkan bantuan
orang lain; tidak mampu mandiri

Moderate
Disability

MD

Mampu beraktifitas disertai dengan kehilangan


beberapa atau sebagian anggota tubuh atau
kemampuannya

Good
Recovery

GR

Baik

Baik : 4-5

Death; meninggal

Buruk : 1-3

3. Injury Severity Score


Nilai Abbreviated Injury Scale (AIS)
Tingkat Cedera
Tidak ada
Ringan
Sedang
Berat, tidak mengancam jiwa
Parah, mengancam jiwa
Kritis
Cedera fatal; tidak bisa diselamatkan

Skor AIS
0
1
2
3
4
5
6

Nilai Injury Severity Score (ISS)


Area Anatomis
Kepala dan Leher

Penjelasan Cedera
Kontusio serebral

AIS
3

Wajah

Tidak ada

Dada

Flail chest

Perut

Kontusio minor pada hati

Ekstremitas

Fraktur femur

Eksternal
(permukaan tubuh)

Tidak ada

Total Skor ISS

Skor
9

16

50

Total Skor ISS: penjumlahan kuadrat tiga nilai AIS tertinggi di setiap tiga area tubuh yang
mendapat cedera paling berat
*jika nilai pada salah satu area cedera atau AIS memiliki skor 6, maka
secara otomatis skor ISS = 75

4. Skoring beberapa komponen ISS


Jenis Cedera
Kepala dan Leher
Cedera kepala, dengan sakit kepala atau pusing, sadar
Lecet dan memar pada kepala
Cedera kepala dengan/tanpa fraktur, tidak sadar < 15 menit
Fraktur undisplaced, faktur tulang hidung
Laserasi kepala dan leher
Cedera kepala, dengan atau tanpa fraktur tengkorak, tidak
sadar < 15 menit, tidak ada tanda neurologis
Fraktur tengkorak tertutup, ada tanda TIK
Fraktur tulang belakang
Cedera kepala, dengan atau tanpa fraktur tengkorak, tidak
sadar < 15 menit, ada tanda neurologis, amnesia 3-12 jam
Fraktur tengkorak dan fraktur servikal
Cedera kepala, dengan atau tanpa fraktur tengkorak, tidak
sadar > 24 jam, amnesia > 12 jam, fraktur servikal
Ada perdarahan intrakranial dan fraktur servikal
Tanda TIK (penurunan kesadaran, bradikardi dan kenaikan
progresif tekanan darah)
Fraktur tulang belakang dan kepala, quadraplegia
Cedera kepala, obstruksi jalan nafas
Wajah
Abrasi area wajah
Perdarahan pada hidung atau telinga
Laserasi mata
Dislokasi mandibula
Fraktur mandibula
Fraktur terbuka di wajah
Obstruksi jalan nafas
Dada
Nyeri otot atau dinding dada
Fraktur sternum, klavikula
Memar tanpa hemothoraks atau pneumothoraks atau
distres pernafasan
Fraktur sternum lebih dari 1 tanpa distres pernafasan
Hemothoraks atau pneumothoraks
Ruptur diafragma
Kontusio paru
Luka dada terbuka
Flail chest
Kontusio miokard
Laserasi trakea, hemomediastinum
Ruptur miokard
Perut
Nyeri perut
Sealt belt abrasi
Kontusio pada dinding abdomen
Ruptur ekstraperitoneal bladder
Perdarahan retroperitoneal
Avulsi ureter

Skor AIS
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
5
5
5
5
5
1
2
2
2
3
4
5
1
2
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
1
1
2
3
3
3

Laserasi uretra
Fraktur lumbal tanpa defisit neurologis
Ruptur intraperitoneal bladder
Fraktur lumbal dengan paraplegia
Ruptur, avulsi atau laserasi berat intra abdomen (limpa,
ginjal dan pankreas)
Ekstremitas
Fraktur tulang kaki atau keseleo ringan
Dislokasi ekstremitas
Fraktur digiti
Fraktur pelvis
Keseleo berat pada sendi utama
Fraktur ekstremitas (tulang panjang); tibia fibula
Fraktur pada ekstremitas atas dan bawah
Fraktur pelvis dengan dislokasi
Dislokasi sendi utama
Amputasi pada beberapa ekstremitas
Fraktur tertutup beberapa tulang panjang
Amputasi tungkai kaki
Fraktur terbuka pada beberapa ekstremitas
Kulit (Eksternal)
Sakit; salah satu atau diseluruh bagian
Laserasi minor, luka memar dan lecet
Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat 2 dan 3
Memar atau abrasi
Avulsi < 3 inch
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 10-20%
Laserasi, melibatkan 2 ekstremitas
Avulsi 3 inch
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 20-30%
Laserasi dengan perdarahan
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 30-50%
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas > 50%

3
3
4
4
5
1
1
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
5
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
5

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGUKURAN TEKANAN DARAH

A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Spignomanometer
2. Stetoskop
3. Sarung tangan
4. Alat tulis
B. Langkah Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien; supinasi
3. Membebaskan lengan pasien dari baju
4. Memasang manset 2 jari diatas mediana cubiti, selang sejajar arteri brachialis
5. Meraba denyut arteri brachialis
6. Meletakkan diafragma stetoskop diatas denyutan arteri tersebut
7. Menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa
8. Memompa manset hingga tak terdengar denyutan atau palpasi arteri sampai tidak
teraba, kemudian tambahkan pompa manset 20-30 mmHg
9. Membuka sekrup balon perlahan sambil melihat turunnya air raksa atau jarum dan
dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi denyut terakhir (diastole)
sampai tekanan nol
10. Mengunci air raksa dan melepas manset
11. Mencatat hasil pengukuran
12. Cuci tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGUKURAN SUHU TUBUH

A. Alat dan Bahan

1. Termometer air raksa


2. Tiga botol/gelas: larutan sabun, desinfektan dan air bersih
3. Tissue
4. Bengkok
5. Alat tulis
B. Langkah Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Membebaskan aksila pasien pada lengan yang jauh
4. Membersihkan aksila dengan tissue
5. Memeriksa termometer, pastikan pada skala 35oC, bila belum turunkan dengan cara
mengibaskan termometer
6. Memasang reservoir termometer tepat ditengah aksila
7. Menyilangkan tangan didepan dada, memegang bahu
8. Mengangkat termometer setelah 10 menit
9. Membaca hasil pengukuran
10. Mengusap termometer dengan tissue kering kearah reservoir
11. Membersihkan termometer; memasukkan kedalam air sabun, kemudian usap
kearah reservoir, memasukkan kedalam larutan desinfektan kemudian dibersihkan
dengan airu bersih dan usap dari arah reservoir
12. Menurunkan air raksa
13. Mengembalikan termometer pada tempatnya
14. Mencatat hasil pengukuran
15. Cuci tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGUKURAN FREKUENSI PERNAFASAN

A. Alat dan Bahan


1. Pengukur wakut (stopwatch)
2. Alat tulis
B. Langkah Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Meletakkan tangan kanan pasien diatas dada (menyilang kearah kiri)
4. Mengamati pergerakan dada atau perut pasien selama satu menit
5. Menilai hasil pengukuran
6. Mencatat hasil pengukuran

7. Cuci tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGUKURAN NADI

A. Alat dan Bahan


1. Pengukur wakut (stopwatch)
2. Alat tulis
B. Langkah Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Menentukan lokasi nadi yang akan diukur (arteri radialis atau arteri brachialis)
4. Meraba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah)
5. Menghitung nadi selama 1 menit
6. Menilai hasil pengukuran
7. Mencatat hasil pengukuran
8. Cuci tangan

MASTER TABEL
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Nama

Umur

JK

Pd

Pk

IGD

MC

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama (Inisial)
Umur (dalam tahun)
JK
: Jenis Kelamin (L/P)
Pd
: Pendidikan
Pk
: Pekerjaan
IGD : Waktu Masuk di IGD
MC
: Mekanisme Cedera
GCS : Skor Awal Glasgow Coma Scale (GCS) di IGD

GCS

CT

TD

RR

ISS

GOS

9. CT
10. TD
11. S
12. RR
13. N
14. ISS
15. GOS

: Gambaran CT Scan Kepala


: Tekanan Darah Sistole
: Suhu Tubuh
: Frekuensi Pernafasan
: Nadi
: Injury Severity Score
: Glasgow Outcome Scale

FORM 001.F
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN
Tahun 2016
NO

Kegiatan

Pengajuan judul

Studi pendahuluan

Pembuatan Proposal Penelitian

Jan
4

Februari
1

Maret
4

April
4

Mei
4

Juni
4

Juli
4

Seminar Proposal Penelitian

Revisi Proposal Penelitian

6
7

Pembuatan Surat Pengantar


Etik dan Surat Ijin Penelitian
Ethical Clearance

Pelaksanaan Penelitian

Entri data dan Analisis Data

10

Pembuatan Laporan Penelitian

11

Ujian Hasil

12

Penggandaan Naskah Tesis

Anda mungkin juga menyukai