http://www.kepk.poltekkesmalang.ac.id
Email : kepk.poltekkesmalang@yahoo.com
NO. Reg : 08/KNEPK/2008
Form: 001
No.Reg:
097/2016
Petunjuk:
Isilah secara lengkap dan jelas setiap aspek pada formulir ini
Judul Penelitian:
Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Outcome Pasien Cedera
Kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
Analysis of Factors related Outcome of Trauma Brain Injury in Emergency
Room Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Hospital
Nama Peneliti/Tim peneliti (tuliskan daftar tim peneliti beserta
keahlian/spesialisasinya, termasuk konsultan bila ada):
1. Putra Agina Widyaswara Suwaryo
2. Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp., M.Kes
3. Ns. Mukhamad Fathoni, S.Kep., MNS
Status peneliti utama :
Mahasiswa
:
DIII
DIV
S1
S3
Dosen
Lain-lain, sebutkan: .....................
S2
Asal
Poltekkes Malang
Di luarPoltekkes Malang, sebutkan Universitas Brawijaya
Subyek penelitian :
Pasien
Non pasien, sebutkan:
Hewan
diambil selama pasien di IGD, yaitu 6 jam atau ketika pasien cedera kepala
dinyatakan boleh keluar dari IGD. Data faktor resiko meliputi usia, skor GCS,
mekanisme cedera, gambaran CT Scan kepala, tekanan darah (hipotensi),
suhu tubuh (hipertermi), frekuensi pernafasan dan nadi diambil ketika pasien
masuk di IGD. Sedangkan outcome pasien cedera kepala diambil ketika pasien
keluar dari IGD.
3
Protokol penelitian :
1. Masalah /Latar Belakang
Kasus trauma merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia. Ribuan orang meninggal karena trauma tiap tahunnya. Kasus
trauma banyak terjadi di negara berkembang dan atau negara dengan
pendapatan rendah. Survei yang dilakukan menunjukkan sebesar 90%
trauma terjadi di negara berkembang. Kematian akibat kecelakaan lalu
lintas diperkirakan meningkat 83% di negara berkembang pada tahun
2000-2020, dan kasus yang paling banyak adalah cedera kepala (Salim,
2015).
Kasus cedera kepala menjadi kasus cedera yang paling beresiko
menyebabkan kematian dan kecacatan permanen pada pasien. Data
World Health Organization (WHO) tentang cedera kepala menunjukkan
40-50% mengalami kecacatan permanen atau disabilitas sebagai salah
satu outcome pasien cedera kepala (Qureshi et al., 2013). Oleh karena
itu, seseorang yang datang ke rumah sakit dengan cedera kepala
membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar pasien terhindar
dari kecacatan dan kematian. Menurut Mary (2011), juga mengatakan
bahwa cedera kepala merupakan penyebab utama kematian dan
kecacatan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Cedera kepala
adalah kasus kompleks yang melibatkan cedera pada area otak dan
disebabkan karena cedera awal dan efek atau peristiwa sekunder.
Menurut Sorbo (2009), mengatakan bahwa outcome merupakan
suatu perubahan menjadi situasi tertentu yang dihasilkan dari sebuah
aksi yang terjadi. Kata outcome digunakan untuk sequele, konsekuensi,
dan hasil akhir atau temuan spesifik lain yang terjadi akibat cedera
kepala. Ada beberapa skala pengukuran outcome pasien cedera kepala,
diantaranya Glasgow Outcome Scale (GOS), Barthel Index (BI), dan
Functional Independence Measure (FIM).
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan outcome pada
pasien cedera kepala. Faktor tersebut adalah usia, jenis kelamin,
mekanisme cedera, skor Glasgow Coma Scale (GSC) awal, gambaran
CT-Scan (Computerized Tomography Scanner), hipotensi, frekuensi
pernafasan, nadi, diameter pupil dan reaksi cahaya, efek Peningkatan
Tekanan Intra Kranial (PTIK), Central Perfusion Pressure (CPP), dan
biokimiawi (katekolamin dan creatine kinase). Menurut (Sastrodiningrat,
2006), faktor yang paling dominan adalah usia, kerusakan jaringan otak
pada awal cedera yang bisa dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang
seperti CT-Scan yang bisa disebabkan karena mekanisme cedera, skor
Gambar 5.1 Kerangka Konsep Penelitian tentang analisis faktorfaktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala di
IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
6. Hipotesis Penelitian
a. Mayor
Ha : Ada hubungan antara usia, skor awal GCS, mekanisme
cedera, gambaran CT Scan kepala, hipotensi, hipertermi,
frekuensi pernafasan dan nadi dengan outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto.
b. Minor
H1 : Ada hubungan antara usia dengan outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
H2 :Ada hubungan skor awal GCS dengan outcome pasien cedera
kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
H3 : Ada hubungan antara mekanisme cedera dengan outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
H4 : Ada hubungan antara gambaran CT Scan kepala dengan
outcome pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
H5 : Ada hubungan antara hipotensi dengan outcome pasien
cedera kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto.
H6 : Ada hubungan antara hipertermi dengan outcome pasien
(DM,
Stroke,
11.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Penelitian
Variabel Independen
1) Usia
Variabel usia merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Biber et al., 2012). Usia dikategorikan
berdasarkan usia pasien dewasa sampai lanjut usia menurut
Lingsma et al. (2014) yaitu masa dewasa (18-41 tahun), masa
tua (41-55 tahun), pra-lanjut usia (55-65 tahun) dan lansia
(>65 tahun). Skala pengukuran pada variabel usia adalah
kategorik ordinal. Usia pasien diukur ketika pasien masuk di
IGD, dan sudah dilakukan tindakan penanganan awal sesuai
dengan prosedur yang ada di Rumah Sakit.
2) Skor Awal GCS
Variabel skor awal GCS merupakan variabel independen
pada penelitian ini (Sastrodiningrat, 2006). Skor awal GCS
dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan pasien cedera
kepala yaitu GCS 13-15, GCS 9-12 dan GCS 8. Skala
pengukuran pada variabel skor awal GCS adalah kategorik
ordinal. Skor GCS pasien diukur ketika pasien masuk di IGD.
3) Mekanisme Cedera
Variabel mekanisme cedera merupakan variabel independen
dalam penelitian ini (Coronado et al., 2011). mekanisme
cedera
dikategorikan
berdasarkan
sesuatu
yang
menyebabkan pasien cedera kepala yaitu cedera kepala
tumpul, misal karena kecelakaan sepeda motor, jatuh dan
luka pukul benda tumpul, dan cedera kepala tembus, misal
karena luka peluru dan luka tusukan. Skala pengukuran pada
variabel tipe cedera adalah kategorik nominal. Mekanisme
cedera pada pasien didapatkan berdasarkan wawancara baik
kepada pasien atau keluarga.
4) Gambaran CT-Scan Kepala
Variabel gambaran CT-Scan kepala merupakan variabel
independen dalam penelitian ini (Thomas et al., 2010).
Gambaran CT Scan Kepala seperti adanya kontusio, epidural
hematoma, subdural hematoma, subarakhnoid hematoma dan
intraserebral hematoma. Skala pengukuran pada variabel
gambaran CT Scan kepala adalah ordinal. Observasi
gambaran CT Scan kepala pasien didapatkan setelah hasil CT
Scan kepala pasien di IGD selesai dilakukan.
5) Hipotensi
Variabel hipotensi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Fuller et al., 2014). Tekanan darah pada pasien
diukur, dengan hasil pengukuran tekanan darah sistolik
dengan klasifikasi tekanan darah sistolik 90 mmHg dan <
90 mmHg. Skala pengukuran pada variabel ini adalah
nominal. Observasi tekanan darah sistole dilakukan ketika
pasien masuk di IGD.
6) Hipertermi
Variabel hipertermi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini (Thompson, et al., 2008). Hipertermi atau suhu
tubuh pasien diukur dengan hasil pengukuran suhu tubuh >
37,5oC dan 37,5oC. Skala pengukuran pada variabel ini
adalah nominal. Observasi suhu pasien dilakukan ketika
pasien masuk di IGD.
7) Frekuensi Pernafasan
Variabel
frekuensi
pernafasan
merupakan
variabel
independen dalam penelitian ini. Frekuensi pernafasan diukur
selama 1 menit. Skala pengukuran pada variabel ini adalah
interval. Obsevasi frekuensi pernafasan pasien dilakukan
ketika pasien masuk di IGD.
8) Nadi
Variabel nadi merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Nadi pasien diukur selama 1 menit. Skala
pengukuran pada variabel ini adalah interval. Observasi nadi
pasien dilakukan ketika pasien masuk di IGD.
Variabel Dependen
Outcome merupakan suatu perubahan menjadi situasi tertentu
yang dihasilkan dari sebuah aksi yang terjadi. Kata outcome
digunakan untuk sequele, konsekuensi, dan hasil akhir atau
temuan spesifik lain yang terjadi akibat cedera kepala. Glasgow
Outcome Scale atau GOS merupakan variabel dependen dalam
penelitian ini (Wilson et al., 2007). GOS dengan skor 1-3 masuk
dalam outcome buruk dan skor 4-5 masuk dalam outcome baik.
Skala pengukuran pada variabel ini adalah kategorik ordinal.
Outcome pasien cedera kepala dinilai ketika pasien dinyatakan
boleh keluar dari IGD oleh dokter jaga di IGD, dengan kriteria
pasien dinyatakan sembuh atau boleh dilanjutkan perawatan di
rumah, dan pasien yang memerlukan perawatan intensif di
rumah sakit, baik di ruang perawatan maupun di ruang Intensive
Care Unit atau ICU.
N
o
1.
b. Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Paramet
Operasional
er
Usia
Lamanya
Melakuk
tahun
yang an
dilalui
oleh observas
pasien
sejak i
pasien
tersebut
dilahirkan,
yang
dapat
ditanyakan
langsung
kepada pasien
ataupun
keluarga
pasien
serta
Alat Ukur
Lembar
observasi
Hasil Ukur
1: 18-41
tahun
2: 41-55
tahun
3: 55-65
tahun
4: > 65
tahun
Skala
Ordin
al
dapat
juga
dilihat
berdasarkan
kartu identitas
pasien
yang
masih berlaku
2.
Skor
awal
GCS
Tingkat
kesadaran
dengan
menilai respon
mata, motorik
dan
verbal
terhadap
rangsang
suara
dan
nyeri
yang
diukur ketika
pasien masuk
ke IGD
Melakuk
an
penguku
ran GCS
Lembar
pengkajian
GCS dan
lembar
observasi
1: 13-15
2: 9-12
3: < 8
Ordin
al
3.
Mekanis
me
Cedera
Suatu proses
yang
menyebabkan
pasien
mengalami
cedera kepala
Melakuk
an
observas
i
Lembar
observasi
1:
Nomin
kecelakaan al
sepeda
motor,
jatuh,
luka
pukul
benda
tumpul
2: luka
tusuk
dan luka
peluru
4.
Gambara
n CTScan
Kepala
Hasil imaging
menggunakan
alat
Computerized
Tomography
Scanner
dari
sudut
kecil
pada
tulang
tengkorak dan
otak saat di
IGD
Melakuk
an
observas
i
Lembar
observasi
1: Normal
2: Kontusio
3: Epidural
Ordin
al
Hematoma
4:
Subdural
Hematoma
5:
Subarakhnoid
Hematoma
6:
Intraserebral
Hematoma
5.
Hipotens
i
Pengukuran
Melakuk
tekanan paling an
Sphygnom
anometer
Tekanan
Darah
Nomin
al
tinggi
ketika
jantung
berdenyut
memompa
darah 90
mmHg saat di
IGD
penguku
ran
tekanan
darah
aneroid
ABN,
Stetoskop
Litman,
dan
lembar
observasi
Sistolik
1: < 90
mmHg
2: 90
mmHg
6.
Hiperter
mi
Suhu
dari
jaringan dalam
tubuh
yang
diukur
menggunakan
termometer
air raksa pada
satuan derajat
celcius
> 37,5oC
Melakuk
an
penguku
ran suhu
tubuh
pada
axila
Termomet
er Digital
Harmed,
lembar
observasi
1: >
37,5oC
2:
37,5oC
Nomin
al
7.
Frekuens
i
pernafas
an
Jumlah siklus
pernafasan
(inspirasi dan
ekspirasi)
dalam waktu 1
menit atau 60
detik
Melakuk
an
observas
i
Stopwatch
analog
diamond
model
505, alat
tulis dan
lembar
observasi
x/menit
Interv
al
8.
Nadi
Denyut arteri
dari
gelombang
darah
yang
mengalir
melalui
pembuluh
darah sebagai
akibat
dari
jantung yang
berkontraksi,
selama
1
menit
Melakuk
an
observas
i
Stopwatch
analog
diamond
model
505, alat
tulis dan
lembar
observasi
x/menit
Interv
al
9.
Outcome
pasien
cedera
kepala
Kondisi pasien
yang
saat
diperbolehkan
pindah
atau
keluar dari IGD
oleh
dokter,
setelah 6 jam
di IGD
Diukur
saat
pasien
keluar
dari IGD
Lembar
pengkajian
Glasgow
Outcome
Scale
(GOS)
1: Baik
(GOS 4-5)
2: Buruk
(GOS 1-3)
Ordin
al
1:death
2:vegetatif
state
3:severe
disability
4:moderat
e
disability
5:good
recovery
1
0
Penilaian
Skor
Trauma
Injury
Severity
Score
(ISS)
Sistem
penilaian
trauma
berdasarkan
anatomi, yang
merupakan
turunan
dari
Abbreviated
Injury
Scale
(AIS).
ISS
merupakan
hasil
dari
penjumlahan
kuadrat
tiga
nilai
AIS
tertinggi pada
setiap
area
tubuh (secara
anatomi) yang
mengalami
cedera
terberat.
Diukur
saat
pasien di
IGD
Lembar
pengkajian
Injury
Severity
Score (ISS)
dan
lembar
observasi
1: Minor
(1-9)
2:
Moderate
(10-15)
Ordin
al
12.
Instrument Penelitian/Alat Untuk Mengambil Data/Bahan
Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian, baik berupa pedoman tertulis
tentang wawancara dan observasi untuk mendapatkan informasi
dari responden (Dharma, 2011). Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah lembar observasi karakteristik responden,
usia, mekanisme cedera, skor awal GCS, gambaran CT-Scan kepala,
hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan dan nadi pasien cedera
kepala di IGD dan alat tulis.
Proses pengambilan data variabel independen (usia, mekanisme
cedera, skor awal GCS, gambaran CT-Scan kepala, hipotensi,
hipertermi, frekuensi pernafasan dan nadi) dilakukan oleh tim
peneliti yang terdiri dari 4 orang perawat dengan kualifikasi minimal
S1 Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun di IGD RSUD Prof.
Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Hal ini dilakukan agar semua
pasien cedera kepala yang masuk ke IGD selama 24 jam dapat
dijadikan sampel. Tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir bias
yang terjadi dalam proses pengambilan data, peneliti terlebih dahulu
melakukan persamaan persepsi dan memberikan penjelasan tentang
cara pengambilan data dan proses dokumentasi. Selain itu, peneliti
juga melakukan uji kesesuaian antar observer dengan menggunakan
Uji Kappa untuk variabel kategorik, dan Uji Bland Altman untuk
variabel numerik. Uji Kappa bermakna ketika memperoleh
kesesuaian murni (nilai kappa) minimal 0,8 atau 80%, dimana hal
tersebut berarti persepsi antara peneliti dengan observer
(numerator) sama. Sedangkan, uji Bland Altman dikatakan antar
observer sesuai ketika nilai limit of agreement antara -5 sampai
dengan 5.
13.
Prosedur Penelitian: Observasi Yang Diberikan/Dilakukan
(Uraian Dengan
Rinci Langkah-Langkah Yang Dilakukan)/Cara Pengumpulan
Data)
Instrumen penelitian meliputi lembar observasi usia, skor awal
GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan kepala, hipotensi,
hipertermi, frekuensi pernafasan, nadi, dan pengkajian GOS
disiapkan untuk mengetahui outcome pasien cedera kepala.
Responden penelitian sudah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, kemudian menjelaskan prosedur penelitian kepada
responden. Peneliti melakukan penjelasan prosedur penelitian yang
berisi tentang tujuan, manfaat dan proses selama penelitian. Apabila
responden sudah jelas dan menyetujui untuk ikut berpartisipasi
menjadi subjek penelitian, maka pasien (responden) atau keluarga
diminta untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden
penelitian berupa tanda tangan pada lembar informed consent.
Informed consent dan tandatangan lembar persetujuan diberikan
kepada pasien ketika kondisi pasien sadar dan stabil, ketika pasien
tidak sadar atau tidak stabil maka informed consent dan
tandatangan lembar persetujuan diberikan kepada keluarga.
Penjelasan tujuan, manfaat dan informed consent dilakukan ketika
pasien tidak sedang dilakukan tindakan, sehingga tidak
mengganggu proses penatalaksanaan cedera kepala di IGD.
Peneliti melanjutkan dengan melakukan obervasi dari hasil ukur
yang sudah dilakukan oleh perawat di IGD pada masing-masing
variabel, yaitu usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran
CT Scan kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan, dan
nadi. Data yang didapatkan dimasukkan kedalam lembar observasi
yang sudah disiapkan. Pasien mendapatkan perawatan dan
penanganan standar sesuai prosedur yang ada di IGD RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto. Ketika pasien dinyatakan boleh
keluar atau dipindahkan dari IGD ke ruang rawat lain, baik ruang
perawatan ataupun ruang Intensive Care Unit (ICU) oleh dokter,
pada saat itu peneliti menilai outcome pasien cedera kepala dengan
cara observasi kondisi pasien menggunakan lembar penilaian
Glasgow
Outcome
Scale
(GOS).
Data
yang
didapatkan
didokumentasikan dalam lembar observasi outcome pasien cedera
kepala.
14.
Cara Pencatatan Selama Penelitian, Termasuk Efek
Samping dan
Komplikasi Bila Ada
Proses dokumentasi data penelitian pada lembar observasi yang
terdiri dari usia, skor awal GCS, mekanisme cedera, gambaran CT
Scan kepala, hipotensi, hipertermi, frekuensi pernafasan, nadi, dan
Mengetahui
Pembimbing Utama
Lampiran:
1.
Peneliti Utama,
Putra Agina
2.
3.
4.
5.
6.
FORM 001.A
SURAT PERMOHONAN
Nomor
Lampiran
Perihal
Purwokerto,
:
: Permohonan Persetujuan Etik/Ethical Clearance
Kepada Yth.
Ketua Komite Etik Penelitian
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
di- Malang
Dengan Hormat,
Dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan untuk mendapatkan
Persetujuan Etik/ Ethical Clearance untuk protokol penelitian terlampir sebagai
berikut :
Judul Penelitian
dengan outcome
pasien cedera kepala di IGD RSUD Prof Dr
Margono
Soekardjo Purwokerto
Peneliti Utama
Pendidikan/Pekerjaan
Program Studi
Universitas
Brawijaya
Contact Person
: 0857-2920-7100
: ners.putra@gmail.com
Sumber Dana
: Mandiri
atas
perhatian
Hormat Kami,
Pemohon
dan
FORM 001.B
berasal dari
dengan Outcome Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala meliputi usia, skor awal
GCS, mekanisme cedera, gambaran CT Scan, hipotensi, hipertermi, frekuensi
pernafasan dan nadi, yang dapat memberi manfaat berupa pengembangan
konsep teori tentang outcome pasien cedera kepala, prediktor kondisi pasien
paska cedera dan persiapan perawat untuk memberikan informasi kepada
pasien
dan
keluarga
tentang
kondisi
pasien
cedera
kepala
dalam
Putra
Agina Widyaswara Suwaryo
FORM 001.C
INFORMED CONSENT
tanpa
paksaan.
Bila
selama
penelitian
ini
saya
menginginkan
sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun
Purwokerto,
Saksi
Purwokerto,
Yang memberikan
persetujuan
(
.)
Purwokerto,
Mengetahui
Pelaksana Penelitian
FORM 001.D
CURRICULUM VITAE
JUDUL PENELITIAN
1.
Nama lengkap
Peneliti
Beserta Gelar
Putra
Agina
Widyaswara
Suwaryo,
S.Kep., Ns
:
Tempat
&
Tangg
al
lahir
Cilacap
,
07
Juni
1991
Nama
Institusi dan
alamat
No Telpon/HP/
Fax/Email
Program
Studi
Magister
Keperawatan
,
Fakultas
Kedokteran,
Universitas
Brawijaya,
Malang.
Jalan
Veteran
Malang,
65145
No Hp
0857-2920-7100
Pendidika
n/
Pekerjaan
Email
ners.putra@gmail.
com
S1
Keperawatan
+ Ners /
Mahasiswa
Program
Studi
Magister
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Brawijaya
FORM 001.E
Studi Pendahuluan
= Rp
250.000,00
Biaya Pengiriman Ethical Clearance
= Rp.
250.000,00
3 Peralatan Penelitian
a Penggandaan angket dan kuesioner
= Rp.
100.000,00
Transportasi
= Rp. 800.000,00
c Bingkisan
= Rp 1.000.000,00
d ATK
= Rp
150.000,00
4 Konsultasi Proposal Tesis (Print, Jilid dan lain-lain)
= Rp
1.000.000,00
5 Konsumsi Ujian Proposal Tesis
= Rp
800.000,00
6 Ijin Penelitian
= Rp
450.000,00
7 Publikasi Hasil Penelitian
= Rp
2.000.000,00
8 Lain lain
= Rp
400.000,00
Total Biaya
= Rp 7.200.000,00
No register
Nama (inisial)
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
6. Pekerjaan
: .........................
: .........................
: ......................... tahun
:
laki-laki
:
tidak sekolah
:
perempuan
SD
SMP
SMA
perguruan tinggi
tidak bekerja
petani/dagang/buruh
pensiunan
PNS
: .........................
8. Mekanisme cedera :
Jam : ..........................
9. Skor GCS
: E ........
10. Gambaran CT Scan Kepala :
M .........
Normal
V ........
Total:
Kontusio
Epidural hematoma
Subdural hematoma
Subarakhnoid hematoma
Intraserebral hematoma
11. Tekanan Darah
:............/............. mmHg
90 mmHg
< 90 mmHg
: ..... oC
Suhu tubuh
37,5oC
> 37,5oC
1-9
10-15
: ..........
Baik
Buruk
PETUNJUK PENILAIAN
Penilaian
Spontan
Membuka mata dengan diberikan stimulus suara
Membuka mata dengan diberikan stimulus nyeri
Tidak ada respon
Verbal
Orientasi baik
Orientasi terganggu (bingung)
Orientasi tidak jelas
Suara tidak jelas (mengerang)
Tidak ada respon
5
4
3
2
1
Motorik
Mampu bergerak
Melokalisir nyeri
Menarik anggota badan yang diberi stimulus nyeri
Fleksi ketika diberi stimulus nyeri
Ekstensi ketika diberi stimulus nyeri
Tidak ada respon
6
5
4
3
2
1
Ringan : 13-15
Sedang : 9-12
Nilai
4
3
2
1
Berat : 3-8
Skala
Singkata
n
D
Keterangan
Death
Vegetative
State
VS
Severe
Disability
SD
Moderate
Disability
MD
Good
Recovery
GR
Baik
Baik : 4-5
Death; meninggal
Buruk : 1-3
Skor AIS
0
1
2
3
4
5
6
Penjelasan Cedera
Kontusio serebral
AIS
3
Wajah
Tidak ada
Dada
Flail chest
Perut
Ekstremitas
Fraktur femur
Eksternal
(permukaan tubuh)
Tidak ada
Skor
9
16
50
Total Skor ISS: penjumlahan kuadrat tiga nilai AIS tertinggi di setiap tiga area tubuh yang
mendapat cedera paling berat
*jika nilai pada salah satu area cedera atau AIS memiliki skor 6, maka
secara otomatis skor ISS = 75
Skor AIS
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
5
5
5
5
5
1
2
2
2
3
4
5
1
2
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
1
1
2
3
3
3
Laserasi uretra
Fraktur lumbal tanpa defisit neurologis
Ruptur intraperitoneal bladder
Fraktur lumbal dengan paraplegia
Ruptur, avulsi atau laserasi berat intra abdomen (limpa,
ginjal dan pankreas)
Ekstremitas
Fraktur tulang kaki atau keseleo ringan
Dislokasi ekstremitas
Fraktur digiti
Fraktur pelvis
Keseleo berat pada sendi utama
Fraktur ekstremitas (tulang panjang); tibia fibula
Fraktur pada ekstremitas atas dan bawah
Fraktur pelvis dengan dislokasi
Dislokasi sendi utama
Amputasi pada beberapa ekstremitas
Fraktur tertutup beberapa tulang panjang
Amputasi tungkai kaki
Fraktur terbuka pada beberapa ekstremitas
Kulit (Eksternal)
Sakit; salah satu atau diseluruh bagian
Laserasi minor, luka memar dan lecet
Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat 2 dan 3
Memar atau abrasi
Avulsi < 3 inch
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 10-20%
Laserasi, melibatkan 2 ekstremitas
Avulsi 3 inch
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 20-30%
Laserasi dengan perdarahan
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas 30-50%
Luka bakar derajat 2 dan 3 luas > 50%
3
3
4
4
5
1
1
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
5
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
5
7. Cuci tangan
MASTER TABEL
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Nama
Umur
JK
Pd
Pk
IGD
MC
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama (Inisial)
Umur (dalam tahun)
JK
: Jenis Kelamin (L/P)
Pd
: Pendidikan
Pk
: Pekerjaan
IGD : Waktu Masuk di IGD
MC
: Mekanisme Cedera
GCS : Skor Awal Glasgow Coma Scale (GCS) di IGD
GCS
CT
TD
RR
ISS
GOS
9. CT
10. TD
11. S
12. RR
13. N
14. ISS
15. GOS
FORM 001.F
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN
Tahun 2016
NO
Kegiatan
Pengajuan judul
Studi pendahuluan
Jan
4
Februari
1
Maret
4
April
4
Mei
4
Juni
4
Juli
4
6
7
Pelaksanaan Penelitian
10
11
Ujian Hasil
12