1. Pendahuluan
Pernahkah kita tahu bagaimana proses pembuatan kaca sehingga hal tersebut dapat kita
manfaatkan sekarang ? Khususnya untuk kaca datar maka ada beberapa proses yang
dilakukan agar bisa nampak seperti sekarang ini. Pengerjaannya samaseperti kaca lengkung
yang saat ini kita manfaatkan untuk kaca mobil, etalase dan kaca lengkung rumah. Ternyata
proses pembuatan kaca dari awal hingga akhir tidak semudah hasil yang telah kita lihat,
namun ada beberapa tahap yang harus dilalui hingga berbentuk seperti sekarang ini.
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan
kita sehari-hari.Tetapi seberapa banyakkah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini?
Dimakalah yang singkat Inilah beberapa fakta tentang kaca, bagaimana sejarah awalnya kaca,
siapa yang menemukannya dan pada zaman apa pula?terdiri dari bahan apa saja sih kaca?
bagaimana cara pembuatannya atau pengolahannya?bagaimana sifat-sifatnya?serta apa saja
macam-macamnya?dan bagaimana pemaanfaatan kaca pada zaman yang serba modern ini?
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan bahan teknik, kelompok kami
(kelompok 4), menyajikan sedikit ilmu mengenai pengetahuan bahan teknik yaitu
kaca(glass). Semoga bermanfaat.
2. Sejarah Kaca
Seni membuat gelas merupakan salah satu pencapaian yang pernah ditorehkan peradaban
Islam di era keemasan.Jauh sebelum Islam ada, industri gelas telah dikembangkan peradaban
Mesir, Mesopotamia dan Suriah. Namun, pada era kejayaan Islam, industri gelas tumbuh
pesat di sejumlah kota Muslim.
Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology:
An Illustrated History, pada era kekhalifahan, industri gelas tak hanya tumbuh subur di
sentra-sentra produksi peninggalan peradaban lama. Sentra industri gelas juga bermunculan
di sejumlah kota Muslim lainnya.
Temuan gelas peninggalan Muslim yang kini tersebar di berbagai Museum di dunia
mencerminkan karakter gelas yang unik dari tiap pusat pembuatan, papar al-Hassan dan
Hill. Salah satu gelas berkualitas tinggi yang sangat masyhur pada abad ke-9 M dibuat di kota
Samarra sekarang Irak.
Namun, papar al-Hassan, Samarra bukanlah satu-satunya kota penghasil gelas berkualitas
tinggi di wilayah Irak. Di kawasan itu juga terdapat sentra produksi gelas terkemuka seperti
Mosul, Najat dan Baghdad. Di Suriah, gelas dari Damaskus terkenal sepanjang sejarah
Islam, meski terdapat pusat-pusat pabrikasi lain di Aleppo, Raqqa, Armanaz, Tyre, Sidon,
Acre, Hebron dan Rasafa, ungkap al-Hassan.
Di kawasan Mesir juga bermunculan pabrik gelas, seperti di Iskandariah dan
Kairo.Wilayah lainnya yang dikuasai Islam yang terkenal sebagai produsen gelas adalah
Persia, Spanyol dan Afrika.Menurut al-Hassan, gelas buatan Suriah tetap menjadi primadona,
sampai berkembangnya industri gelas di Venesia pada abad ke-13 M.
Berkembangnya industri gelas di dunia Barat tak lepas dari pengaruh dari dunia Islam.
Menurut al-Hassan dan Hill, peradaban Barat melakukan transfer teknologi pembuatan gelas
dari dunia Islam. Pada abad ke-11 M, para perajin gelas asal Mesir sempat mendirikan pabrik
gelas di Corinth, Yunani.
Alih teknologi pembuatan gelas dari dunia Islam ke Barat juga terjadi pada abad ke-13
M, ketika penjajah Mongol membawa begitu banyak perajin gelas dari Damaskus dan Aleppo
untuk dipekerjakan di pusat pembuatan gelas di Barat. Transfer teknologi juga terjadi paskaPerang Salib, tutur al-Hassan dan Hill.
Pembuatan gelas akhirnya dikuasai Venesia pada abad ke-13 M, setelah disepakatinya
perjanjian pengalihan teknologi yang disusun Bohemond VII, pengeran titular dari Antioch
dan Doge of Venice, pada Juni 1277 M. Melalui perjanjian itu, rahasia pembuatan gelas
dibawa ke Venesia, bahan baku dan perajin diimpor dari Suriah.
Setelah menguasai teknologi pembuatan gelas, Venesia berupaya menjaga rahasia
teknologi itu dengan ketat.Venesia melakukan monopoli pembuatan gelas di Eropa.Baru pada
abad ke-17 M, teknologi pembuatan gelas diketahui Prancis.Fakta itu membuktikan bahwa
jauh sebelum Barat menguasai teknologi pembuatan gelas, peradaban Islam telah lebih dulu
menggenggamnya.
Seakan ingin menutupi keberhasilan yang pernah dicapai umat Islam, para ahli gelas di
Barat selalu menonjolkan kemewahan seni pembuatan gelas di Eropa.Padahal, teknologi dan
teknik pembuatan kaca atau gelas yang dikuasai Barat, saat ini, merupakan hasil transfer
pengetahuan dan teknologi dari dunia Islam.
Apa yang dilakukan para ahli kaca atau gelas Barat sungguh tak adil, karena
menyembunyikan nilai-nilai seni gelas Islami serta menihilkan pencapaian yang
sesunguhnya, cetus Norman A Rubin dalam tulisannya berjudul Islamic Glass Treasure: The
Art of Glassmaking in the Islamic World.
Berbicara mengenai sejarah seni pembuatan kaca atau, papar Rubin, prestasi gemilang
yang telah ditorehkan dunia Islam tak bisa dilupakan.Para seniman Muslim telah memberi
sumbangan yang begitu besar dalam pembuatan gelas. Menurut Rubin, para seniman Muslim
itu telah menciptakan bentuk dan pola baru dalam teknik pembuatan kaca atau gelas.
Para seniman Muslim telah melahirkan ruh serta semangat artistik baru dan pendekatan
seni Islam, ungkap Rubin. . Stefano Carboni dan Qamar Adamjee dari The Metropolitan
Museum of Art dalam tulisannya berjudul Glass from Islamic Lands memaparkan, dari abad
ke-7 hingga 14 M, produksi gelas didominasi oleh negeri-negeri Islam.
Tak cuma itu, inovasi serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi gelas atau
kaca di era kekhalifahan begitu sangat tinggi.Inilah fase yang gemilang dalam seni
pembuatan gelas serta kaca, papar Stefano dan Qamar Adamjee.Teknik serta teknologi
pembuatan gelas yang diciptakan peradaban Islam dapat dipelajari dengan lebih baik
berdasarkan teknik manipulasinya.
Beragam teknik pembuatan gelas di dunia Islam yang mudah dipelajari itu begitu
berpengaruh terhadap dunia Barat.Pada abad ke-17 M, peradaban Barat menyerap beragam
teknik pembuatan gelas itu dari peradaban Islam.Sayangnya, setelah menguasai teknik dan
teknologi pembuatan kaca atau gelas, peradaban Barat lalu berupaya menyembunyikan
pencapaian yang ditotehkan umat Islam.
Sejarah mencatat, sejak abad ke-9 M, seni pembuatan kaca di dunia Islam sudah
menemukan bentuknya dan mulai berani tampil beda. Laiknya pembuatan keramik, dekorasi
arsitektur dan barang-barang dari kayu, seni pembuatan gelas pada era kekuasaan Dinasti
Abbasiyah mulai menampakkan rasa serta nilai-nilai seni Islam.
Meski proses imitasi dari gelas Romawi masih berlangsung, namun para seniman
Muslim mulai mengembangkan pembuatan kaca serta gelas dengan corak dan gaya artistik
yang khas, yakni menonjolkan nilai-nilai keislaman. Elif Gokcidge dalam tulisannya bertajuk
Fragile Beauty Islamic Glass, ciri khas teknik utama pembuatan gelas atau kaca pada periode
itu adalah kaca dekorasi relief-cut dengan teknik cold-cut.
Para seniman Muslim mencoba menampilkan efek cameo (batu berharga yang latar
belakangnya berwarna lain). Selain itu, gels yang dibuat juga sudah memiliki dua lapis warna
berbeda. Corning Ewer merupakan salah satu gelas cameo yang sangat Indah yang diciptakan
para seniman Muslim.
Memasuki abad ke-11 M, barang pecah belah yang berwarna-warni serta dilapisi hiasan
mulai nge-trend di dunia Islam.Hiasan dalamgelas pada era itu tak hanya dicetak namun juga
sudah dipahat.Motif bunga-bunga serta gambar hewan dan manusia menjadi ciri khas hiasan
pada kaca atau gelas di abad itu.
Salah satu pencapaian yang terpenting dalam sejarah pembuatan kaca atau gelas di dunia
Islam terjadi pada abad ke-13 M. Kala itu, secara mengejutkan para seniman pembuat gelas
di Mesir dan Suriah sudah mempu membuat kaca atau dengan dilapisi warna-warna
polychrome untuk pertama kalinya.
Pada abad ke-14 M, terjadi perubahan pada cita rasa artistik kaca atau gelas Islam.Pola
serta corak bunga-bunga dan geometrisnya lebih menonjol.Hal itu sangat tampak dari
beragam perabotan pecah-belah yang dihasilkan pada era kekuasaan Dinasti Mamluk yang
berkuasa di wilayah Mesir dan Suriah.Cita rasa artistik gelas serta kaca yang lebih
menonjolkan corak flora dan geometris itu tampak pada lampu gantung, vas bunga, serta
botol-botol yang diproduksi saat itu.
tentang cermin parabola.Atas kontribusinya itu, dunia Islam tercatat sebagai yang pertama
menciptakan kaca cermin yang jelas.
3. Bahan Dasar Kaca
Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang merupakan
sebatian kimia yang serupa dengan kuarza, atau dalam bentuk polihabluran, pasir. Silika tulen
mempunyai tahap lebur sekitar 2000 Selsius, jadi dua bahan lain sering dicampurkan kepada
pasir dalam pembuatan kaca. Satu daripadanya adalah soda (sodium karbonat Na2CO3), atau
potasy, setara dengan sebatian kalium karbonat, yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar
1000 Selsius. Bagaimanapun, bahan soda menjadikan kaca larut, jadi kapur (kalsium oksida,
CaO) merupakan bahan ketiga, ditambah untuk menjadikan kaca tidak larut.
Silikon(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh itu, silikon(IV) oksida
memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam
struktur raksasa. Maka, silikon(IV) oksida mempunyai takat lebur yang sangat tinggi, iaitu
1710 C. Dalam silikon(IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom
oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara
tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk
molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan bahan pejal sekata,
biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu
tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk.
4. Cara Pembuatan Kaca
Kaca dibuat dengan mencampur pasir dengan abu soda dan kapur atau dengan oksida
timah.Bangsa Mesir kuno dianggap sebagai orang-orang pertama yang membuat kaca. Di
alam juga ada bahan pembuat kaca, gambarnya seperti ini :
Tiga bahan dasar dicampur dengan cullet (pecahan kaca), dolomite dan saltcake,
kemudian dilelehkan dalam tungku pembakaran. Panas sangat tinggi membuat bahan-bahan
itu menyatu dan mencair, lalu keluar tungku dan mengalir ke sebuah ruang yang
terapung.Disini, kaca mengapung di atas lelehan timah. Setelah agak mendingin, kaca
dialirkan ke pipa air yang dingin. Pendinginan lebih lanjut terjadi dengan penyemprotan air
pada kaca yang juga berfungsi memperkuatnya.Bila kaca sudah benar-benar dingin, baru
dipotong sesuai kebutuhan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam
30 tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90
persen kaca yang diproduksi di dunia.
Kuarsa (SiO2), salah satu bentuk polimorfi silika
Untuk mengubah tekstur kaca biasa, bisa dilakukan dengan campuran bahan lain
yang akan mengubah ciri-cirinya. Misalnya, kaca yang dicampur dengan timah hitam akan
tampak lebih berkilau, karena indeks pantulannya mengalami peningkatan. Kemudian bila
ditambahkan senyawa boron akan memperkuat ciri fisik dan elektriknya sehingga
menghasilkan produk kaca yang tahan panas dan disebut dengan pyrec.
Dengan menambahkan senyawa barium juga akan meningkatkan indeks pantulannya.
Sementara itu, untuk kaca yang menyerap tenaga infra digunakan campuran serium.Ada pula
yang menambahkan campuran logam oksida yang berfungsi mengubah warna kaca.
Penambahan kadar soda atau potasium juga menurunkan titik lebur kaca, atau itu digunakan
senyawa mangan untuk menghilangkan warna yang tidak dikehendaki.
Kaca berwarna dihasilkan dengan cara mencampur sedikit oksida logam peralihan.
Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium akan
memberikan warna hijau, dan oksida kobalt memberikan warna biru. Soda atau sodium
karbonat (Na2CO3) dapat menurunkan titik lebur kaca sampai sekitar 1000 derajat
Celcius.Bahkan bahan soda menjadikan kaca mudah larut sehingga untuk mengatasinya harus
ditambah dengan kapur (kalsium oksida atau CaO).
5. Sifat-Sifat Kaca
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya.
Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.
Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah:
Padatan amorf (short range order).
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca
banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
6. Klasifikasi Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur. Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada
suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering
disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan
titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada
kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang
sering digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua
jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua komponen yang secara komersial,
penting. Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut
Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass)
banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton gelombang serta
memberi sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping. Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua
kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca
lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca timbal. Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam
campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam
bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan
timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang
memberikan kecemerlangan pada kaca potong (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam
jumlah besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena
kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai
perisai radiasi nuklir.
5. Kaca borosilikat. Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80% sampai
87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal
rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan
listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca ini dikenal dengan nama dagang
pyrex. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, pipa lensa teleskop
seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus. Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan,fitokrom, kaca
optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda
tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass). Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap
kondisi cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih
rendah.
7. Pemanfaatan Kaca
Dengan berbagai ciri dan kekhasannya, material kaca dapat diolah menjadi
bermacam-macam produk fungsional, seperti peralatan makan dan minum, perkakas rumah
tangga, pelengkap interior ruangan hingga sebagai bahan bangunan.Sekarang ini, produk
kaca bahkan telah berkembang menjadi barang seni yang berbentuk unik dan menarik.
Contoh dalam peralatan makan dan minum dapat kita jumpai dalam bentuk gelas,
piring, mangkuk. Untuk perkakas rumah tangga misal helm, kaca mobil, barang-barang optik,
alat-alat labolatorium, bohlam lampu juga. Hingga sebagai pelengkap dekorasi interior dan
bangunan misal jendela kaca, pintu kaca, guci, dan hiasan-hiasan yang lainnya.
8. Penutup
Setelah kita ketahui pemaparan sedikit mengenai semuanya tentang kaca dalam
makalah ini, maka dapat kami simpulkan:
Kita sebagai seorang muslim harus tahu sejarah dan fakta dari kaca, dalam peradaban Islam
dan kejayaan umat Islam lah kaca ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan muslim
sebelum direbut oleh orang-orang barat.
Bahan dasar kaca terdiri dari tiga bahan Silikon Dioksida(SiO2), Sodium
Karbonat(Na2CO3),Kalsium Oksida(CaO).
Proses pembuatan dan pengolahannya adalah Tiga bahan dasar tadi dicampur dengan cullet,
dolomite dan saltcake, kemudian dilelehkan dalam tungku pembakaran, lalu keluar tungku
dan mengalir ke sebuah ruang yang terapung. Disini, kaca mengapung di atas lelehan timah.
Setelah agak mendingin, kaca dialirkan ke pipa air yang dingin. Bila kaca sudah benar-benar
dingin, baru dipotong sesuai kebutuhan.
Sifat umum kaca adalah Padatan amorf, berwujud padat, tidak memiliki titik lebur yang pasti,
mempunyai viskositas cukup tinggi, transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif
sebagai isolator, mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Beberapa golongan kaca adalah Silika lebur, Alkali silikat, Kaca soda gamping, Kaca timbal,
Kaca borosilikat, Kaca khusus, Serat kaca(fiber glass).
bermacam-macam produk fungsional, seperti peralatan makan dan minum, perkakas rumah tangga,
pelengkap interior ruangan hingga sebagai bahan bangunan, dan masih b anyak sekali manfaat dari
kaca baik dari produknya maupun limbahnya yang masih bis dimanfaatkan lagi.
Beberapa kesimpulan tadi adalah inti dalam makalah ini. Dengan banyak sekali
manfaat kaca, namun kita juga harus tahu dampak atau akibat kalau terlalu banyak kaca, di
era globalisasi ini banyak sekali penggunaan kaca, namun kita harus tahu kaca merupakan
alah satu faktor utama terjadinya global warming. Oleh karena itu penggunaan kaca haruslah
efektif haruslah tepat pada tempatnya.
dari 3.000 tahun. Di Mesopotamia, arkeolog telah menemukan tablet tanah liat yang
mengandung kuno instruksi untuk membuat kaca di tungku. Sepanjang sejarah,
teknologi produksi kaca menjadi lebih canggih. Orang-orang terus menemukan proporsi
terbaik untuk menggabungkan bahan baku dan praktek-praktek manufaktur juga belajar
seperti kaca bertiup.
Selama awal abad kedua puluh, lentera minyak tanah yang banyak digunakan untuk
lampu jalan dan perangkat kereta api sinyal. Sayangnya, kaca yang digunakan untuk
membuat lentera ini adalah peka terhadap panas dari nyala api dan sering istirahat. Para
ilmuwan mulai mencari formula kaca yang bisa menahan panas.
Percobaan pertama menyebabkan penemuan bahwa ketika asam borat hadir dalam bahan
baku, kaca itu tahan panas lebih banyak. Formula ini awal adalah kimia lemah
bagaimanapun, sering mogok dalam air. Kerja terus untuk menemukan proporsi yang
tepat dari pasir silika dan oksida borat yang akan terus menjadi tahan panas dan kimiawi
stabil. Pada tahun 1912, formula yang memadai ditemukan. Kacamata ini, yang disebut
borosilicates, kemudian diperkenalkan ke dalam produksi lentera. Salah satu tipe yang
asli dari kaca borosilikat diperkenalkan oleh Corning Glass Company Pekerjaan adalah
merek-bernama Nonex.