Disusun oleh:
KELOMPOK 5
1. Dhika
2. Suci Nasehati Sunaningsih
15/3/PEK/
15/387067/PEK/20617
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
A. Ringkasan Kasus
Kasus tindak pidana korupsi Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah,
yang merupakan gubernur wanita pertama di Indonesia ini berawal dari penangkapan
adiknya Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) dalam kasus dugaan suap penanganan
sengketa Pilkada Kabupaten Lebak. Kasus ini bermula dari kekalahan pasangan calon
Bupati Lebak Banten yaitu Amir Hamzah dan Kasmin yang kemudian mengajukan
permohonan agar MK (Mahkamah Konstitusi) membatalkan keputusan KPU (Komisi
Pemilihan Umum) tanggal 8 September 2013 tentang rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara tingkat kabupaten. Mereka juga meminta KPU Lebak melaksanakan
pemungutan suara ulang di semua TPS (Tempat Pemungutan Suara). Sebagai
informasi tambahan, pada tanggal 31 Agustus 2013 Pilkada Lebak diikuti 3 pasang
calon, yakni Pepep Faisaludi dan Aang Rasidi; Amir Hamzah dan Kasmin; Iti Oktavia
Jayabaya dan Ade Sumardi. KPU pada 8 September 2013 menetapkan pasangan
nomor urut 3, yaitu Iti Oktavia Jayabaya-Ade Sumardi, sebagai pasangan calon
terpilih.
Kronologis kasus suap Pilkada Lebak Banten yang menjadikan Ratu Atut
sebagai tersangka tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pada 9 September 2013 setelah keputusan KPU resmi keluar dilakukan
pertemuan antara Ratu Atut Chosiyah, Amir Hamzah, dan Kasmin. Dalam
pertemuan tersebut dibicarakan langkah-langkah untuk mengajukan permohonan
(gugatan) pembatalan keputusan KPU dan dilakukannya pilkada ulang yang
diajukan kepada MK.
2. Gugatan ini diajukan Amir Hamzah-Kasmin pada 11 September 2013. Untuk
memeriksa permohonan ini, Akil menjadi ketua panel hakim didampingi Maria
Farida Indrati dan Anwar Usman sebagai anggota.
3. Pada 22 September 2013, di lobi Hotel JW Marriot Singapura, Ratu Atut
didampingi Wawan melakukan pertemuan dengan Akil Mochar. Dalam
pertemuan tersebut Atut meminta Akil untuk membantu memenangkan Amir
Hamzah dan Kasmin dalam perkara terkait Pilkada Lebak dan akan disediakan
dana untuk memperlancar urusan tersebut.
4. Selanjutnya, pada 25 September 2013, Wawan menerima SMS dari Akil Mochtar
yang meminta bertemu untuk membahas pengurusan gugatan. Isi SMS yang
dikirim, "Lebak siap dieksekusi, bisa ketemu malam ini? Ke Widya Chandra III
No.07 jam 8 malam ya."
5. Pada tanggal 26 September 2013 sekitar jam 17.30 WIB bertempat di kantor
Gubernur Banten dilakukan pertemuan antara Ratu Atut Chosiyah, Amir
Hamzah-Kasmin dan Susi Tur Andayani (seorang advokat). Dalam pertemuan
tersebut Amir Hamzah melaporkan kepada Ratu Atut mengenai peluang
dikabulkannya perkara Lebak dengan dilakukan pemungutan suara ulang yang
kemudian atas laporan tersebut Ratu Atut menyampaikan agar dilakukan
pengurusan perkaranya melalui Akil Mochtar yang sudah dikenalnya seperti
saudara sendiri.
6. Pada tanggal 28 September 2013, Susi Tur memberi tahu Akil Mochtar melalui
telepon mengenai pertemuan dengan Ratu Atut. Akil kemudian meminta Susi Tur
menyampaikan ke Ratu Atut untuk menyiapkan uang Rp 3 miliar. "Suruh dia
siapkan tiga M-lah biar saya ulang," ujar Akil kepada Susi Tur.
7. Pada 29 September 2013, Wawan dihubungi Akil untuk diminta bertemu kembali
membicarakan pengurusan perkara Pilkada Lebak. Wawan kemudian bertemu
Akil di rumah dinasnya. Setelah itu, Wawan bertemu dengan Amir HamzahKasmin di Hotel Ritz Carlton menyampaikan dirinya sudah bertemu Akil. Untuk
kepastian jumlah dana pengurusannya, Wawan meminta Amir Hamzah untuk
dipertemukan dengan Susi Tur yang dikenal dekat dengan Akil Mochtar.
8. Pada tanggal 30 September 2013, Amir Hamzah melalui telepon memberi tahu
Susi Tur bahwa Wawan sudah menyetujui membantu menyediakan dana untuk
diberikan kepada Akil Mochtar yang penyerahan uangnya melalui Susi Tur.
9. Pada pertemuan dengan Susi Tur di Hotel Ritz Carlton, Wawan menanyakan
mengenai uang pengurusan perkara, yang dijawab Susi Tur, Akil meminta Rp 3
miliar. Namun, Amir Hamzah tidak mempunyai uang sehingga Susi Tur meminta
Wawan membantu Amir Hamzah karena pada 1 Oktober 2013 perkara akan
3
diputus MK. Saat itu, Susi Tur menerima SMS dari Akil Mochtar yang
menanyakan kepastian uang yang diminta. Pada saat pertemuan, Wawan juga
menerima telepon dari Ratu Atut. Dalam percakapan telepon, yang berujung pada
keputusan Ratu Atut untuk memberikan uang kepada Akil Mochtar namun hanya
sebesar Rp 1 miliar.
10. Susi meminta Akil menerima Rp 1 miliar dan menjanjikan akan menagih sisa
uangnya. Untuk memenuhi permintaan uang Akil yang akan diserahkan melalui
Susi, di kantor Wawan, PT BPP gedung The East Jalan Lingkar Mega Kuningan,
Jakarta Selatan, meminta stafnya di bagian keuangan bernama Ahmad Farid
Asyari mengambil uang Rp 1 miliar dari Muhammad Awaluddin yang diambil
dari kas PT BPP Serang melalui Yayah Rodiah.
11. Setelah itu, uang Rp 1 miliar diserahkan Ahmad Farid ke Susi Tur di apartemen
Allson, Jalan Senen Raya, Jakpus. Pada tanggal 2 Oktober 2013, Wawan
dihubungi Susi melalui SMS yang memberitahukan permohonan Amir Hamzah
dimenangkan MK. Selanjutnya, pada hari yang sama Susi Tur ditangkap petugas
KPK di rumah Amir Hamzah, sedangkan tas warna biru berisi uang Rp 1 miliar
disita petugas KPK dari rumah orangtua Susi Tur di Jalan Tebet Barat Nomor 30
Jakarta Selatan. Pada tanggal 3 Oktober, Wawan juga ditangkap petugas KPK di
rumahnya di Jalan Denpasar IV, Jakarta Selatan.
12. Setelah Wawan tertangkap, KPK melakukan investigasi kepada Wawan dan pada
hari Jumat 20 Desember 2013 Pukul 10:00 WIB, Ratu Atut datang di Gedung
KPK. Atut diperiksa selama 6 jam hingga sekitar pukul 16:00 WIB Ratu Atut
keluar dari Gedung KPK dengan sudah menggunakan baju tahanan KPK.
Terkuaknya kasus korupsi Pilkada Lebak Banten yang menyeret nama Ratu Atut
Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) kemudian menjadi jalan
pembuka KPK untuk menguak kasus korupsi lain yang dilakukan oleh dinasti politik
Banten. Kasus tersebut antara lain:
1. Kasus Pengadaan Alkes (Alat Kesehatan) Provinsi Banten 2013
Banten, Hikmat Tomet. Ada juga dana untuk Karang Taruna yang dipimpin anak
Ratu Atut, Andhika Hazrumy, senilai Rp 1,5 miliar.
B. Para Pelaku dan Peran
Berdasarkan kronologis yang telah dijelaskan diatas maka dapat disusun daftar
pelaku dan peran pelaku seperti berikut ini,
1. Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten Periode 2007-2014)
Ratu Atut adalah otak dari kasus ini. Atut berinisiatif untuk melakukan
penyuapan kepada Ketua MK, yang sekaligus menjadi hakim panel sengketa
pilkada Lebak, Akil Mochtar. Atut juga menentukan sumber dana untuk suap,
jumlah yang akan diberikan, dan kepada siapa uang akan diberikan.
2. Tubagus Chaeri Wardana (Adik Ratu Atut- Ketua Kamar Dagang dan Industri
Provinsi Banten Komisaris Utama PT BPP Serang)
Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan adalah penyedia dana sekaligus kaki
tangan Atut yang menghubungkannya dengan pihak Akil Mochtar. Wawan
mengambil dana sebesar Rp 1 miliar dari Kas PT BPP (Bali Pasific Pragama)
sebagai uang suap untuk Akhil Mochtar.
3. Susi Tur Handayani (Advokat dari PDIP)
Kaki tangan Akhil Mochtar dan penghubung Akil dengan pihak Atut. Susi
lah yang menentukan eksekusi dari kasus penyuapan ini (kapan dan dimana uang
diserahkan) sekaligus menjadi mediator Akil. Susi dikenal dekat dengan Akil
karena sama-sama berkecimpung di bidang hukum.
4. Akhil Mochtar (Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2013-2016)
Akil adalah Ketua Mahkamah Konstitusi yang menjadi hakim panel dalam
kasus sengketa Pilkada Lebak. Akil menerima suap dari Ratu Atut untuk
memenangkan gugatan Amir Hamzah-Kasmin. Akil memutuskan membatalkan
keputusan KPUD Lebak dan memerintahkan Pemilihan Suara Ulang (PSU).
Tindakan Akil yang terbukti beberapa kali melakukan korupsi telah mencoreng
nama baik MK sebagai pengawal konstitusi di Indonesia.
5. Pasangan Calon Bupati Lebak (Amir Hamzah-Kasmin)
Amir Hamzah dan Kasmin adalah pihak yang meminta Atut untuk
membantu dalam hal gugatan ulang ke MK, yang kemudian dijawab Atut dengan
upaya suap terhadap Hakim MK untuk memenangkan gugatan tersebut.
C. Modus Kejahatan
Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten) memberikan suap sebesar Rp 1 miliar
kepada Akil Mochtar (Ketua MK yang kala itu menjadi Hakim Panel Kasus Sengketa
Pilkada Lebak). Penyuapan ini dimaksudkan agar MK memenangkan gugatan
pasangan calon Bupati Lebak Amir Hamzah-Kasmin yang merupakan jagoan Atut
untuk melaksanakan pemungutan suara ulang. Atut memiliki kepentingan ekonomi di
Kabupaten Lebak berupa proyek investasi bernilai triliunan rupiah. Atut concern
terhadap bisnis dan investasi dalam rangka menambah jumlah kekayaannya untuk
melanggengkan kekuatan dinasti politik keluarganya. Jika Amir Hamzah-Kasmin
tidak berhasil menduduki jabatan pimpinan Lebak, maka akan sulit bagi Atut untuk
mengendalikan proyek-proyek potensial di daerah Lebak untuk kepentingannya.
D. Flowchart Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah
Flowchart kasus Ratu Atut Chosiyah terlampir.
Kasus penyuapan kepada Akil Mochtar melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak
tersebut berasal dari kroni politik Ratu Atut Chosiyah, yaitu adiknya, Tubagus
Chaerin Wardhana; pasangan calon bupati Amir Hamzah-Kasmin; dan juga orang
terdekat Akil, yaitu Susi Tur Andayani yang merupakan seorang advokat dari PDIP.
Rencana penyuapan kepada Akil Mochtar dimulai sejak pertemuan Amir
Hamzah-Kasmin dan Ratu Atut di di ruang kerja Gubernur Banten pada 26
September 2013. Pertemuan tersebut membicarakan mengenai kekalahan pasangan
calon bupati Amir-Hamzah terhadap pasangan terpilih Iti Oktavia Jayabaya dan Ade
Sumardi. Atut bertanya mengenai siapa hakim panel yang menangani gugatan yang
diajukan ke MK. Amir menjawab hakim panelnya Akil Mochtar, Maria dan Anwar
Usman. Hasil pertemuan disepakati untuk meminta bantuan Akil Mochtar atas saran
Atut. Pada tanggal 28 September 2013 Susi Tur menghubungi terdakwa Akil. Saat itu
Akil meminta disiapkan uang sebesar Rp3 miliar. Susi lalu menyampaikan
permintaan uang sebesar Rp 3 miliar tersebut kepada Amir. Lantaran tidak memiliki
uang, Amir menghadap Atut untuk meminta bantuan. Dalam prakteknya, Atut
mengutus adik kandungnya Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) untuk membantu
negosiasi perihal permintaan uang terdakwa. Hingga, akhirnya disetujui bahwa Atut
melalui Wawan bersedia membantu menyediakan uang sebesar Rp 1 miliar untuk
diberikan ke terdakwa.
Pada tanggal 1 Oktober 2013, Susi membawa uang yang disimpan dalam tas
berwarna biru merk Croftec dari Wawan ketika sidang Pleno MK atas perkara
sengketa Pilkada Lebak 2013 dibacakan. Dalam putusan tersebut, MK mengabulkan
gugatan Amir Hamzah-Kasmin sehingga membatalkan keputusan KPU Lebak dan
memerintahkan KPU Lebak melakukan pemungutan suara ulang di seluruh TPS di
Lebak. Namun, uang tersebut batal diberikan kepada terdakwa karena masih
memimpin sidang perkara sengketa Pilkada lainnya. Oleh karena itu, Susi
menyimpan uang itu di rumah orang tuanya di Jalan Tebet Barat 30 Jakarta Selatan.
Susi ditangkap tim penyidik KPK pada 2 Oktober 2013 pada saat perjalanan ke
rumah Amir Hamzah di Kampung Kapugeran Rangkasbitung, Lebak, Banten.
E. Ketentuan yang Dilanggar
1. Amir Hamzah dan Kasmin (Pasangan Calon Bupati)
Pasal 6 Ayat (1) Huruf a UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang Tindak Pidana
Korupsi.
Vonis Hakim: Terdakwa I Amir Hamzah 3 tahun dan 5 bulan, sedangkan
terdakwa II Kasmin 3 tahun, dan denda masing-masing sebesar Rp 150 juta.
2. Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten Periode 2007-2014)
a) Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2001 tentang
10
membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan,
11
yang
12
dengan
maksud
menyembunyikan
atau
13
14
15
16
Daftar Referensi
Adzkia, Aghnia. MA Perberat Hukuman Adik Atut Jadi 7 Tahun Penjara.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150226071501-12-34979/maperberat-hukuman-adik-atut-jadi-7-tahun-penjara/. Diakses online pada 29
April 2016.
Anonim. Kronologis Kasus Ratu Atut Choisiyah.
http://www.rmol.co/read/2014/04/21/152187/Ratu-Atut-Anggap-AkilMochtar-sebagai-Saudara-. Diakses online pada 25 April 2016.
Anonim. MA Juga Perberat Vonis Susi Tur.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54edf010abbc2/ma-jugaperberat-vonis-susi-tur-handayani. Diakses online pada 25 April 2016.
Anonim. MA Tolak Kasasi, Vonis Akil Mochtar Tetap Seumur Hidup.
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/23/17445991/MA.Tolak.Kasasi.Vo
nis.Akil.Mochtar.Tetap.Seumur.Hidup. Diakses online pada 25 April 2016.
Anonim. Mantan Ketua MK Akil Mochtar Divonis Seumur Hidup.
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/30/2203501/Mantan.Ketua.MK.A
kil.Mochtar.Divonis.Seumur.Hidup?
utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd. Diakses
online pada 29 April 2016.
Anonim. MA Perberat Vonis Atut Jadi Tujuh Tahun Penjara.
http://nasional.kompas.com/read/2015/02/23/17562961/MA.Perberat.Vonis.
Atut.Jadi.Tujuh.Tahun.Penjara. Diakses online pada 29 April 2016.
Fauzi, Gilang. Amir dan Kasmin Divonis Tiga Tahun Penjara.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151221174400-12-99677/amirdan-kasmin-divonis-tiga-tahun-penjara/. Diakses online pada 29 April 2016.
17
Natalia,Desca Lidya. Atut dan Wawan Jadi Tersangka Korupsi Alkes Banten.
http://www.antaranews.com/berita/412939/atut-dan-wawan-jadi-tersangkakorupsi-alkes-banten. Diakses online pada 25 April 2016.
Rasyid, Ridho. Dana Bansos Digunakan Untuk Pemenangan Ratu Atut.
http://nasional.sindonews.com/read/947527/13/dana-bansos-digunakanuntuk-pemenangan-ratu-atut-1420673672. Diakses online pada 27 April
2016.
Peraturan:
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi.
http://acch.kpk.go.id/documents/10180/36749/UU311999-PemberantasanTindak-Pidana-Korupsi.pdf/9a28218d-6db5-420a-86a2-bab5efd9ed89.
Diunduh pada 30 April 2016.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi.
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU202001.pdf. Diunduh pada 29 April
2016.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu
bi/Documents/UU25Tahun2003TindakPidanaPencucianUang.pdf. Diunduh
pada 29 April 2016.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Pencucian Uang. http://www.bi.go.id/id/perbankan/prinsip-mengenalnasabah/Documents/UU_RI_Nomor_8_Tahun_2010.PDF. Diunduh pada 30
April 2016.
18