Anggota Kelompok :
3212100046
3212100053
3212100085
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS
BAB 1
PENDAHULUAN
Kronologi Peristiwa
Kasus Ratu Atut berawal dari peristiwa sengketa Pilkada
Lebak, Banten 2013. Pasangan calon bupati Iti Octavia JayabayaAde Sumardi memenangkan Pilkada Lebak. Namun hasil Pilkada
tersebut digugat oleh pasangan calon bupati Amir Hamzah-Kasmin
bin Saelan. Pada saat itu salah satu anggota tim sukses pasangan
calon Amir-Kasmin, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik
kandung gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, memberi uang
(sumber: Wikipedia)
Sumardi
dan
memenangkan
pasangan
Amir
(sumber: Wikipedia)
Atut
ditetapkan
sebagai
tersangka
kasus
(sumber: data.tribunnews.com)
Pada
tanggal
Mei
2014,
Presiden
Susilo
Bambang
Yudhoyono
Awalnya
jaksa
KPK
menuntut
Chosiyah. Namun pada sidang Tipikor, diputuskan hukuman yang harus diterima
oleh Ratu Atut adalah hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 5
bulan. Pada tanggal 23 Februari 2015, Mahkamah Agung menolak permohonan
kasasi yang diajukan oleh Ratu Atut dan menambah masa tahanan Ratu Atut
menjadi 7 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 5 bulan.
2. Pemerintah sebenarnya sudah mengajukan revisi Rancangan Undang-Undang
Pemilihan Kepala Daerah, yang layak diapresiasi. Dalam revisi, pasal 70 (p)
rancangan undang-undang ini menyebutkan warga negara yang dapat ditetapkan
jadi calon bupati/wali kota adalah yang tidak punya ikatan perkawinan atau garis
keturunan lurus ke atas, ke bawah, dan ke samping dengan gubernur atau
bupati/wali kota kecuali ada selang waktu minimal satu masa jabatan. Pasal 12 (p)
mengatur hal yang sama untuk calon gubernur. Dalam rancangan ini jelas kerabat
dekat bupati/wali kota dan gubernur tak diperbolehkan maju dalam pemilihan kepala
daerah di kabupaten/kota dan provinsi yang sama. Namun mereka tetap bisa
mencalonkan diri di daerah atau provinsi lain. Pemerintah hanya mengusulkan
adanya jeda pencalonan bagi keluarga kepala daerah.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam KBBI, kaidah berarti aturan yang sudah pasti sebagai suatu patokan dan
pedoman bagi manusia dalam bertindak. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila.
Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran atau pandanganpandangan moral.
Menurut Franz Magnis Suseno, Etika merupakan ilmu atau refleksi sistematik
berkaitan dengan pendapat-pendapat, norma-norma, dan istilah-istilah moral. Dalam
arti yang lebih luas etika diartikan keseluruhan mengenai norma dan penelitian yang
dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya
menjalankan kehidupannya.
Menurut Franz Magnis Suseno ada 4 fungsi etika, yaitu:
a) Membantu menggali rasionalitas moral agama,
b) Membantu menginterpretasikan ajaran agama yg saling berten-tangan;
c) Membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap masalah-masalah baru dalam
kehidupan manusia
d) Membantu mengadakan dialog antar agama karena etika berdasarkan diri pada
argumentasi rasional belaka dan bukan pada wahyu.
Kaidah etika
Etika Deskriptif
Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia
dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku
atau sikap yang mau diambil.
Etika deskriptif menurut pendapat Katt Soff bahwa etika bersangkutan dengan nilai dan
ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah baik dan buruknya tingkah laku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika normative
Tiap individu memiliki kebebasan, dan tiap kebebasan memiliki kewajiban moral.
Menurut Frans Magnis Suseno, kebebasan dibedakan menjadi kebebasan eksistensial
dan kebebasan sosial :
1. Kebebasan eksistensial
Pada hakikatnya berada dalam kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya
sendiri, secara bebas.Kemampuan itu bersumber dari kemampuan manusia untuk
berfikir dan berkehendak untuk melakukan suatu tindakan.
5
2. Kebebasan sosial
Muncul dalam diri manusia karena keberadaannya sebagai mahluk yang
berada
5. Kebebasan agama
Merupakan bagian dari kebebasan hati nurani, kebebasan akademis (yang merupakan
kemungkinan dalam bidang penelitian dan ajaran untuk hanya taat kepada kebenaran
dan kepastian yang diketahui).
PEMBAHASAN
Kajian Kasus Berdasarkan Kaidah Etika
Etika Deskriptif
Dalam etika deskriptif ini faktanya dalam pilkada lebak Banten 2013, pasangan yang
keluar sebagai pemenang adalah Iti Octavia J Ade Sumardi. Kemudian Ratu Atut dan
Wawan menyuap Akil Mokhtar untuk menganulir pasangan tersebut. Pada tahun
2013 ada pengadaan alat kesehatan di Banten, sebagian dari dana itu dikorupsi oleh
Ratu Atut dan Wawan. Keduanya ratu atut dan wawan mengejar sesuatu yang bernilai
baginya yaitu jabatan dan uang.
Etika eksistensial
Manusia bebas berpikir dan fikiran manusia tidak bisa dibatasi. Meskipun bebas dalam
berpikir, terdapat norma-norma yang membatasi tindakan seseorang. Namun norma itu
pasti untuk memberi tahu tentang mana yang baik dan mana yang benar. Etika
menjadikannya output dari kebebasan berpikir yang dibarengi sikap mengkritisi normanorma yang ada.
Dalam kasus ratu atut, Ratu Atut dan Wawan tahu bahwa menyuap itu sesuatu yang
salah. Ratu Atut juga tahu bahwa korupsi itu salah. Namun ia mempunyai kebebasan
untuk tetap melakukan penyuapan dan korupsi atau tidak.
Akil Mochtar sebagai Ketua Mahkamah Agung tahu bahwa menerima suap itu salah.
Namun Akil mempunyai kebebasan untuk menerima penyuapan atau tidak.
Etika sosial
Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis rasional
tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagia anggota umat manusia
(Magnis Suseno et.al., 1991 : 9). untuk melaksanakan profesi yang luhur itu secara
baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya ( Magnis Suseno et.al., 1991 : 75).
Tiga ciri moralitas yang tinggi itu adalah :
1.
Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan profesi.
2.
3.
Etika seharusnya menjadi pegangan bagi para pemimpin kita dalam melakukan setiap
kegiatan profesi. Korupsi yang dilakukan Ratu Atut telah melanggar etika profesi. Ketika
korupsi dan melakukan penyuapan, perilaku Ratu Atut tidak sesuai dengan ciri orang
yang bermoralitas tinggi.
BAB 3
USULAN PENYELESAIAN ETIS TERHADAP KASUS
1. Ratu Atut dan Akil Mochtar memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Oleh
karena itu, semestinya mereka mengerti bahwa perbuatan yang mereka lakukan
(menyuap dan menerima suap) merupakan perbuatan yang tidak baik. Ketika akhirnya
mereka memilih untuk tetap menyuap dan menerima suap, mereka telah mengambil
keputusan yang sudah jelas tidak baik bagi diri mereka dan merugikan masyarakat.
waktu minimal satu masa jabatan. Pasal 12 (p) mengatur hal yang sama untuk calon
gubernur. Dalam rancangan ini jelas kerabat dekat bupati/wali kota dan gubernur tak
diperbolehkan maju dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten/kota dan provinsi
yang sama. Namun mereka tetap bisa mencalonkan diri di daerah atau provinsi lain.
Pemerintah hanya mengusulkan adanya jeda pencalonan bagi keluarga kepala daerah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Suseno, Franz Magnis,. 1987. Etika Dasar Masalah- masalah pokok Filsafat Moral,
Kanisius, Yogyakarta.
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-kasus-yang-menjerat-ratu-atut/berawaldari-kasus-penangkapan-akil-dan-wawan.html pada tanggal 17 Februari 2015 pukul
18.12 WIB
http://www.tempo.co/topik/tokoh/987/Ratu-Atut-Chosiyah pada tanggal 17 Februari
2015 pukul 18.20 WIB
11