Referat Iugr
Referat Iugr
Oleh :
Edwin Fernando
201110401011041
Pembimbing
dr. Henny Hendarjono, Sp.OG (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Dahulu, bayi dengan berat lahir rendah yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK) disebut menderita retardasi pertumbuhan intrauteri (IUGR).
Untuk menghindari kekhawatiran yang tidak semestinya pada orang tua, yang
menganggap istilah retardasi mengesankan fungsi mental yang abnormal, istilah
pertumbuhan janin terhambat sekarang lebih banyak dipakai. (Cunningham, et al,
2005). Dalam 5 tahun terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction oleh karena Retardasi lebih
ditekankan untuk mental.
IUGR adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang
meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan). Banyak
istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome,
chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).
Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah setiap bayi yang
berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari presentil ke-10 untuk
masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth Curves adalah bayi SGA. Ini
dapat terjadi pada bayi yang prematur, matur, ataupun postmatur.
Di negara berkembang, angka kejadian PJT berkisar antara 2%-8% pada
bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka
kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
Tidak semua bayi dengan berat lahir kurang dari persentil ke-10 terhambat
pertumbuhannya secara patologis, beberapa diantaranya kecil hanya karena faktor
konstitusional. Bahkan, Manning dan Hohler (1991) serta Gardosi, dkk (1992)
menyimpulkan bahwa 25-60% bayi yang secara konvensional didiagnosis sebagai
KMK sebenarnya tumbuh secara baik jika determinan berat lahir seperti
kelompok etnis ibu, paritas, berat badan dan tinggi badan ikut dipertimbangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard
atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah gangguan pertumbuhan
pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala,
berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10 persentil untuk usia
gestasionalnya. Bayi-bayi antara persentil 10 dan 90 diklasifikasikan sebagai
kelompok dengan berat sesuai usia gestasional. (Wikjosastro, 2005)
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin
yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia
kehamilannya.
Menurut Gordon(2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine growth
restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT
sering diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational
age). Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam
usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur
(<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu). Bila berada
di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di mana
bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal.
Gambar 1. Bayi dengan IUGR (kiri) dan bayi dengan pertumbuhan normal
sesuai usia gestasi
2.
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi
keduanya hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan pertumbuhan,
bayi hanya mempunyai ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan pada IUGR terjadi
suatu proses patologis sehingga berat badan janin tersebut kecil untuk masa
kehamilannya.
Simetris
Semua bagian tubuh kecil
Ponderal index normal
Perbandingan kepala, perut dan panjang
Asimetris
Kepala lebih besar dari perut
Meningkat
Meningkat
tangan normal
Etiologi: faktor genetik dan infeksi
Jumlah sel-lebih kecil
Kecil
tanpa
komplikasi
baik
buruk
prognosisnya
Tabel 1. Perbandingan IUGR Simetris dan Asimetris
D
iabetes Melitus
M
alnutrisi dan anemia
Infeksi
Perokok
3. Janin
J anin kembar
K
elainan kongenital
virus,
Listeria),
Rubella,
Cytomegalovirus,
Herpes
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Asimetris: Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu
kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin
simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain,
lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali,
kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan,
lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang
mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang
terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah
tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor
lainnya:
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
3. Kombinasi Simetris dan Asimetris (Intermediate):
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa
preparat antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
INSIDEN
Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada
bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka
kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
10
PJT
PJT
Sesuai
Asimetris
Anomalies
14%
Morbiditas tidak serius
86%
Induksi persalinan (<36 12%
Simetris
4%
95%
8%
gestasi
3%
95%
5%
wk)
Tekanan darah tinggi dalam 7%
2%
1%
4%
9%
4%
3%
7%
3%
syndrome
Perdarahan intraventrikular
2%
<1%
<1%
2%
1%
1%
36.6 mgg 37.8 mgg 37.1 mgg
usia
3.3 mgg
11%
MANIFESTASI KLINIS
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat, dan
berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibanding pada bayi
normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi
dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan
11
jaringan, atau karena infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa
kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil),
kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena
faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat
dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara,
PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem
lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi
terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanya
sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadi
abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian. Bayi-bayi yang
dilahirkan dengan PJT akan mengalami keadaan berikut :
12
13
14
bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa bayi untuk
dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktunya.
Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:
A
sfiksia
H
ipoglikemi
A
spirasi mekonium
D
IC
H
ipotermi
Polisitemia
H
iperviskositas sindrom
G
angguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari
lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak
bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas.
Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan oleh infeksi
kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
M
alnutrisi
PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien
yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua
adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi
15
diantaranya
adalah
melihat
pergerakan
janin
serta
16
penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat maka nutrisi harus
diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan narkotik dan
alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin
prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk
mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan
apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif neonatal care
segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian
distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang
diperparah dengan proses melahirkan
3. Kondisi bayi.
Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal
(kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap
cairan mekonium). PJT yang parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu
tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya
PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan pertumbuhan
bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris
lebih dapat catch-up pertumbuhan setelah dilahirkan.
PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga,
faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah
komplikasi yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti
nasihat dari dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok,
minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress; berolahraga
teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin,
mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari
anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun
infeksi yang terjadi harus baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk
setiap ibu hamil sebagai berikut :
17
18
memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada tenaga kesehatan, baik bidan
maupun dokter.
19
BAB III
KESIMPULAN
IUGR adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang
meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang
beratnya dibawah 10 persentil untuk usia gestasinya. Banyak istilah yang
dipergunakan untuk menunjukkan pertumbuhan janin terhambat (PJT) seperti
pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome, chronic
fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).
IUGR atau PJT diklasifikasikan menjadi IUGR simetris, asimetris, dan
kombinasi keduanya. Etiologinya dapat berasal dari ibu, uteroplasenta, maupun
dari janin itu sendiri. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak
kurus, pucat, dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu
dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai
akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel.
Diagnosis IUGR dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, riwayat
penyakit ibu (factor resiko), pemeriksaan fisik (TFU yang tidak sesuai dengan
usia kehamilan), dan pemeriksaan penunjang (Dopler, NST, USG).
IUGR dapat menyebabkan komplikasi baik pada janin maupun pada ibu,
mulai dari yang ringan hingga yang paling berat, nahkan dapat menyebabkan
kematian janin.
Dengan penatalaksanaan yang baik, mulai dari pemeriksaan antenatal
sampai setelah bayi dilahirkan, dapat mengurangi resiko kematian ibu dan janin.
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Faktor seperti diet, istirahat, dan
olahraga rutin dapat dikontrol. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan
makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur
dapat menekan risiko munculnya PJT.
20
DAFTAR PUSTAKA
21