Perkembangan Embrio Ayam
Perkembangan Embrio Ayam
PERKEMBANGAN EMBRIO
DARI HARI KE HARI
1. Lempengan embrio
2. Area pelucida
3. Area Opaca
4. Chalazae
Lempengan embrio
3. Hari ketiga
Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran
darah, membram viteline menyebar di atas permukaan kuning
telur. Kepala dan badan dapat dibedakan, demikian juga otak.
Nampak juga struktur jantung yang mulai berdenyut.
Bagian belakang
tubuh embrio
1
1.
2.
3.
6. Hari keenam
Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari
separuh kuning telur. Fissura ada diantara jari kesatu, kedua
dan ketiga dari anggota badan bagian atas dan antara jari
kedua dan ketiga anggota badan bagian bawah. Jari kedua lebih
panjang dari jari lain.
Pembuluh syaraf
Lempengan embrio
Area pelucida
Area Opaca
Pembentukan jantung
Folikel bulu
Rongga amniotik
Tunas kepala
4. Hari keempat
Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio,
yang berisi cairan amniotik, berfungsi untuk melindungi embrio
dan membolehkan embrio bergerak. Nampak gelembung
alantois yang berperan utama dalam penyerapan kalsium,
pernapasan dan tempat penyimpanan sisa-sisa.
2. Hari kedua
Nampak jalur pertama pada pusat blastoderm. Diantara
extraembrionic annexis nampak membran vitelin yang memiliki
peranan utama dalam nutrisi embrio.
5. Hari kelima
Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C, kepala
bergerak mendekati ekor. Terjadi perkembangan sayap.
Rongga amniotik
Tali pusar
Rongga
amniotik
Alantois
7. Hari ketujuh
Cairan yang makin mengencer di bagian leher. Nampak jelas
memisahkan kepala dengan badannya. Terjadi pembentukan
paruh. Otak nampak ada di daerah kepala, yang lebih kecil
ukurannya dibanding dengan embrio.
Gelembung alantois
Rongga segmentasi
Alantois
Membran viteline
8. Hari kedelapan
Membram vetillin menyelimuti (menutupi) hampir seluruh
kuning telur. Pigmentasi pada mata mulai nampak. Bagian
paruh atas dan bawah mulai terpisah, demikian juga dengan
sayap dan kaki. Leher merenggang dan otak telah berada di
dalam rongga kepala. Terjadi pembukaan indra pendengar
bagian luar.
Saluran
luar indra
pendengar
Alantois
Vitelus
Patuk paruh
Folikel bulu
Tunas kepala
Mata
Embrio
Extraembrionic annexes
Pembina Franciscus Affandi, Hadi Gunawan, Dr. Vinai Rakphongpairoj, Paulus Setiabudi, Dr. Desianto B. Utomo
Pengarah Wibowo Suroso, Wayan Sudhiana, Jimmy Joeng, R. Widarko, Josep Hendryjanto, Hartono Ludi
Penanggung Jawab Askam Sudin Redaktur Pelaksana Mochtar Hasyim, M. Hamam, Syahrir Akil Sekretaris Redaksi Roli
Sofwah Hakim Koresponden Daerah Arief Yulianto (Surabaya), Bethman (Medan) Alamat Redaksi Customer Technical &
Development Departement, Jl. Ancol Barat VIII/1, Ancol Barat, Jakarta Utara, Telepon :021-6919999, Faksimili : 021-6925012,
Paruh
Amnion
9. Hari kesembilan
Kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama.
Alantois mulai berkembang dan meningkatnya pembuluh darah
pada vitellus.
Patuk paruh
E-mail : techdevl@cp.co.id.
Patuk paruh
Kuku
Vitellus
SERANGAN BAKTERI,
KENCING TIKUS
Gejala klinis :
Stadium pertama : demam,
menggigil, sakit kepala, malaise,
muntah, konjungtivis, rasa nyeri otot
betis dan punggung. Gejala muncul pada
hari ketiga sampai hari keempat.Jika
dibiarkan, bakteri tadi bisa masuk ke
liver. Disini pasien sudah menghadapi
leptospirosis stadium kedua. Pada
stadium ini, mata akan tampak kuning,
juga air kencing. Lama kelamaan seluruh
tubuh pun tampak kuning. Itu gejala
umum yang terjadi pada penderita yang
livernya terganggu. Pada paru-paru
bisa timbul gangguan pernapasan.
Leptospirosis juga menyerang ginjal
dengan gejala gangguan buang air
kecil, juga bisa menyerang pankreas
dan otak. Jika sudah kena otak, pasien
bisa tidak sadarkan diri. Sedangkan
serangan pada pembekuan darah
ditandai dengan muntah darah dan
feses berwarna kehitaman. Selain itu
pada stadium kedua terbentuk antibodi
di dalam tubuh penderita. Gejala yang
timbul lebih bervariasi di bandingkan
dengan stadium pertama. Stadium ini
terjadi biasanya antara minggu kedua
dan keempat.
Untuk menegakkan diagnosa
dilakukan dengan anamnese,
pemeriksaan sik dan pemeriksaan
laboratorium. Pada anamnesis identitas
keluhan yang dirasakan dan data
epidemologis penderita harus jelas
karena berhubungan dengan lingkungan
pasien.
Diagnosa banding leptospira
anikterik, antara lain : inuenza, demam
berdarah dengue, demam kuning,
riketsiosis, boreliosis, brusellosis,
malaria, pielonepritis, meningitis aseptik,
keracunan bahan kimia, keracunan
makanan, demam tifoid dan lain-lain.
Diagnosa banding leptospirosis
ikterik antara lain : malaria falcifarum
berat, hepatitis virus, demam tifoid
dengan komplikasi ganda, demam
berdarah virus lain dengan komplikasi.
kepada masyarakat.
Secara umum prognosisnya baik
apabila ditangani dengan baik dengan
perawatan yang dianjurkan. Angka
kematian menjadi tinggi pada penderita
dengan lanjut usia, yang mengalami
faundiceberat, dating dengan koplekasi
gagal ginjal akut dan dengan gagal
pernapasan akut.
Leptospirosis merupakan penyakit
yang masih banyak di Indonesia,
terutama di musim penghujan dan
pasca banjir. Leptospirosis dapat diobati
dengan pemberian atibiotika pada fase
awal ataupun fase lanjut dan perawatan
yang baik.
Leptospirosis merupakan zoonosis
klasik pada hewan, sebagai sumber
infeksi utama dengan jenis serovar dan
cara penularan yang berbeda antara
satu daerah dengan daerah lain.
Leptospirosis dapat dicegah dengan
edukasi kepada masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan keterlibatan
pemerintah, profesi kesehatan, dokter
hewan dan masyarakat agar tidak
menambah penderita pasca banjir.
LEBIH MENGUNTUNGKAN
AYAM BESAR
MENGUNTUNGKAN PRODUSEN
BEBEK DI THAILAND
besar.
Sebelumnya Boontan famili
memelihara 5000 ekor itik yang
diumbar. Tak ada biaya untuk pakan
tetapi beberapa penyakit menyerang
farm mereka sehingga banyak
merugikan.
Sekarang dengan menghasilkan
telur hampir 900 butir per hari, lalu
dikirim ke koperasi itik, Boontan famili
akan memperluas peternakannya
menjadi 2000 ekor.Peternakan ini juga
memelihara ikan dalam kolamnya.
Peternakan itik lainnya di propinsi
tersebut sangat diuntungkan dengan
sistem tertutup (closed house) ini,
karena dengan kesehatan yang lebih
baik, kematian hanya 1-2% dibanding
>20% jika dipelihara secara terbuka
(diumbar). Telurnya lebih seragam dan
beratnya 23 kg per 300 ekor. Sekarang,
koperasi tersebut mempunyai 503
anggota, dengan jumlah itik sekitar
1.500 ekor per anggota dan telur yang
dihasilkan 1.300 butir per hari. Dengan
bergabung dalam wadah koperasi, harga
pakan dapat ditekan (lebih murah).
Koperasi ini dapat mengontrol konsumsi
pakan sehingga kesehatan itik dan mutu
telur terjamin. Koperasi juga membeli
telur dari peternak dengan harga yang
menarik.
Dengan melihat hasil yang
nyata, banyak peternak
tertarik untuk menjadi
anggota. Koperasi
merencanakan
menambah 50
orang anggota
yang tentunya
memperkuat
posisi tawar.
Pada saat ini
sekitar 3.500
peternak yang
mengumbar
itik, daftar pada
departemen
peternakan,
Kapan ya peternak
kita memelihara
ternaknya dalam
kandang tertutup (closed
house)?
Sumber : Asean Poultry, Maret
2007.